Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PARTAI POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM

 Disusun Oleh Kelompok 6

 Agnayta Zeirlin Prahesti

 Hasril

Yosua Agustinus

 Imanuel

 Rizky Ramadhansyah

 Arsyid

 Pujianti

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KALTARA

TANJUNG SELOR

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
yang
telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
dan kewajiban dalam hal ini menyusun makalah yang berjudul “Partai politik dan
Pemilihan Umum”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tanggung jawab yang
telah diberikan kepada penyusun, yang merupakan salah satu untuk pemenuhan persyaratan
dalam perkulihan pada mata kuliah yang bersangkutan dalam hal ini “Sosiologi politik”

“Tak Ada Gading Yang Tak Retak”


Retak” begitulah ungkapan yang
yang sering kita dengar,
dengar,
oleh sebab itu penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
 beberapa kekurangan/kesalahan,
k ekurangan/kesalahan, maka dalam kesempatan ini juga penyusun mengaharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kedepannya bisa digunakan sebagai acuan
kami dalam penyusuan karya ilmiah lainnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya, dan
menambah wawasan kita mengenai reksadana, dana hal-hal lainnya yang terkait dengan
reksadana tersebut, yang akan diuraikan secara ringkas berikut i ni. Terima kasih.

Tanjung Selor, Januari 2014

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 01

1.1. Latar Belakang..................................................................... 01


1.2. Tujuan Penulisan ................................................................. 01

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 02

2.1. Definisi partai politik ........................................................... 02


2.2. Sistem Partai politik ............................................................ 02
2.3. Tujuan Partai Politik ............................................................ 02
2.4. Partai politik di Indonesia.................................................... 02
2.5. Sejarah Partai Politik di Indonesia....................................... 03
2.5.1. Masa penjajahan Belanda ............................................. 03
2.5.2. Masa pendudukan Jepang ............................................. 04
2.5.3. Masa Merdeka .............................................................. 04
2.6. Fungi Partai Politik ................................................................ 04
2.7. Fungi di negara Demokrasi .................................................... 05
2.8. Cara Mendirikan Partai politik............................................... 08
2.9. Pengertian Pemilu .................................................................. 10
2.10. Fungsi Pemilu ........................................................................ 10
2.11. Sistem Pemilu.......................................................................... 11
2.12. Tahapan Pemilu....................................................................... 13
2.13. Pemilu Demokrasi................................................................... 15
2.14. Tiga Jenis Pemilu.................................................................... 15
BAB III PENUTUP..................................................................................... 20

3.1.Kesimpulan ............................................................................. 20
3.1.Saran ....................................................................................... 20

BAB IV DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 21


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berjalannya suatu Negara pasti tak lepas dari sebuah system politik. Karena pasti
system politik-lah yang menjadi tolak ukur kemajuan dalam suatu negara. Negara yang
maju dapat dipastikan bahwa system politik didalamnya tertata dengan baik. System
 politik sendiri dapat diartikan sebagai suatu mekanisme dari seperangkat fungsi, dimana
fungsi-fungsi tadi melekat pada suatu struktur-struktur politik, dalam rangka pelaksanaan
dan pembuatan kebijakan yang mengikat masyarakat.
Dalam suatu sistem politik terdapat berbagai unsur, dan diantara unsur tersebut
adalah partai politik dan Pemilihan Umum. Partai politik dalam hubungannya dengan
system social politik ini memainkan berbagai fungsi, salah satunya pada fungsi input,
dimana partai politik menjadi sarana sosialisasi politik, komunikasi politik, rekruitmen
 politik, agregasi kepentingan, dan artikulasi kepentingan. Lalu apa sajakah sebenarnya
fungsi partai politik dalam hubungannya dalam proses pembuatan dan penerapan
kebijakan di Indonesia, apabila melihat keadaan sekarang dimana partai politik telah
dipandang sebelah mata oleh masyarakat yang merasa bahwa partai politik tidak lagi
membawa aspirasi masyarakat melainkan keberadaannya hanya dianggap sebagai
kendaraan politik yang dipakai oknum-oknum tertentu untuk menggapai jabatan-jabatan
 publik di Indonesia.

Sebuah negara berbentuk republik memiliki sistem pemerintahan yang tidak


 pernah lepas dari pengawasan rakyatnya. Adalah demokrasi, sebuah bentuk
 pemerintahan yang terbentuk karena kemauan rakyat dan bertujuan untuk
memenuhi kepentingan rakyat itu sendiri. Demokrasi merupakan sebuah proses,
artinya sebuah republik tidak akan berhenti di satu bentuk pemerintahan selama
rakyat negara tersebut memiliki kemauan yang terus berubah. Ada kalanya rak yat
menginginkan pengawasan yang superketat terhadap pemerintah, tetapi ada pula
saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah karena
kekuasaan yang seakan-akan tak ada batasnya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan kami membuat makalah ini adalah sebagai bukti bahwa, kami sanggup
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Sosiologi dan politik.Selain
itu di buat nya makalah ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami mengenai
tentang Partai politik dan pemilu. Manfaat dengan antara makalah ini antara lain :
Dapat di jadikan sumber acuan wawasan mengenai Partai politik, maupun pemilu oleh
 pembaca, Mengetahui lebih dalam mengenai sistem dan konsep Partai politik, maupun
 pemilu di Indonesia, Memberikan suatu pandangan dan gambaran mengenai sejarah dan
syarat-syarat pemilu yang demokratis di Indonesia.
menghasilkan informasi yang berat sebelah dan malahan meimbulkan kegelisahan dan
keresahan dalam masyarakat. Misinformasi semacam itu menghambat berkembangnya
kehidupan politik yang sehat”.

B. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Dalam ilmu politik diartikan sebagai suatu proses yang melaluinya seseorang memperoleh
sikap dan orientasi tehadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat di
mana ia berada. Ia adalah bagian dari proses yang menentukan sikap politik seseorang,
misalnya mengenai nasionalisme, kelas sosial, suku bangsa, ideology, hak dan kewajiban.
Dimensi lain dari sosialisasi politik adalah sebagai proses yang melaluinya masyarakat
menyampaikan “budaya politik” yaitu norma-norma dan nilai-nilai, dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Dengan demikian sosialisasi politik merupakan factor yang penting
dalam terbentuknya budaya pilitik (political culture) suatu bangsa.

Suatu definisi yang dirumuskan oleh seorang ahli sosiologi politik M. Rush (1992) :

Sosialisasi politik adalah proses yang melaluinya orang dalam masyarakat tertentu belajar
mengenali system politiknya. Proses ini sedikit banyak menentukan persepsi dan reaksi
mereka terhadap fenomena politik (political socialization may be depined is the prosess by
which individuals in a given society become acquainted with the political system and which
to a certain degree determines their perceptions and their reactions to political phenomena).

M.Rush,Politics and Society( An Introduction to Political Sociology(Hemel Hempstead:


Harvest Wheatsheap,1992),hlm. 92). “Proses sosialisasi berjalan seumur hidup, terutama
dalam masa kanak-kanak. Ia berkembang melalui keluarga, sekolah, peer group, tempat kerja ,
 pengalaman sebagai orang dewasa, organisasi keagamaan, dan partai politik, ia juga menjadi
 penghubung yang mensosialisasikan nilai-nilai politik generasi yang satu ke generasi yang
lain”.

Di sinilah letaknya partai dalam memainkan peran sebagai sarana sosialisasi


 politik.pelaksanaan fungsi sosialisasinya dilakukan melalui berbagai cara yaitu media massa,
ceramah-ceramah, penerangan, kursus karder, penataran dan sebagainya.

Sisi lain dari fungsi sosialisasi politik partai adalah upaya menciptakan citra (image) bahwa ia
memperjuangkan kepentingan umum. Ini penting jika dikaitkan dengan tujuan partai untuk
menguasai pemerintahan melalui kemenangan dalam pemilihan umum. Karena itu partai
harus memperoleh dukungan seluas mungkin, dan partai berkepentingan agar para
 pendukungnya mempunyai solidaritas yang kuat dengan partainya.
Ada lagi yang lebih tinggi nilainya apabila partai politik dapat menjalankan fungsi sosialisasi
yang satu ini, yakni mendidik anggota-anggitanya menjadi manusia yang sadar akan
tanggung jawabnya sebagai warga Negara dan menepatkan kepentingan sendiri di bawah
kepentingan nasional. Secara khusus perlu disebutkan di sini bahwa di Negara-negara yang
 baru merdeka, partai-partai politik juga di tuntut berperan memupuk identitas nasional dan
integrasi nasional. Ini adalah tugas lain dalam kaitannya dengan sosialisasi politik.
 Namun, tidak dapat disangkal adakalanya partai mengutamakan kepentingan partai atas
kepentingan nasional. Loyalitas yang diajarkan adalah loyalitas kepada partai, yang melebihi
loyalitas kepada Negara. Dengan demikian ia mendidik pengikut-pengikutnya untuk melihat
dirinya dalam konteks yang sangat sempit. Pandangan ini malahan dapat mengakibatkan
 pengotakan dan tidak membantu proses integrasi, yang bagi Negara-negara berkembang
menjadi begitu penting.

C. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

fungsi ini berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal
 partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap
 partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia
dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri.
Dengan mempunyai kader-kader yang baik, partai tidak akan sulit menentukan pimpinannya
sendiri dan mempunyai peluang untuk mengajukan calon untuk masuk ke bursa
kepemimpinan nasional. Selain untuk tingkatan seperti itu partai politik juga berkepentingan
memperluas atau memperbanyak keanggotaan. Maka ia pun berusaha menarik sebanyak-
 banyaknya orang untuk menjadi anggotanya. Dengan didirikannya organisasi-organisasi
massa (sebagai onderbouw) yang melibatkan golongan-golongan buruh, petani, pemuda,
mahasiswa, wanita dan sebagainya, kesempatan untuk berpartisipasi diperluas. Rekrutmen
 politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara
untuk menjaring dan melatih calon-calon pemimpin.

D. Sebagai Sarana Pengatur Konflik (Conflict Management)

Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat, apalagi di masyarakat yang bersifat
heterogen, apakah dari segi etnis (suku bangsa), social-ekonomi, ataupun agama. Setiap
 perbedaan tersebut menyimpan potensi konflik. Apabila keanekaragaman itu terjadi di
 Negara yang menganut paham demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dianggap hal
yang wajar dan mendapat tempat. Akan tetapi di dalam Negara yang heterogen sifatnya,
 potensi pertentangan lebih besar dan dengan mudah mengundang konflik.
Disini paran partai diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau sekurang-kurangnya
dapat diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin.
 Elite partai dapat menumbuhkan pengertian di antara mereka dan bersamaan dengan itu juga
meyakinkan pendukungnya. Pada tataran yang lain dapat dilihat pendapat dari ahli yang lain,
Arend Lijphart (1968). “Perbedaan-perbedaan atau perpecahan ditingkat massa bawah dapat
diatasi oleh kerja sama diatara elite-elite politik”. (Segmented or subcultural cleavegas at the
mass level could be overcome by elite cooperation).

 Dalam konteks kepartaian, para pemimpin partai adalah elite politik.


2.8 Cara Mendirikan Partai politik

Setelah Masuknya Era Reformasi Banyak Sekali Partai Politik Yang Didirikan Sampai
Masyarakat Tidak Mengenal Semua Partai Politik Yang Ada Di Indonesia Ini. Berikut Ini
Adalah Syarat - syarat Pembuatan Partai Politik Di Indonesia :

1. Harus ada minimal 50 orang warga negara Indonesia berusia minimal 21 tahun untuk
mendirikan dan membentuk partai politik baru. Akta pendi-rian dibuat di depan
notaris, memuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, juga kepengurusan
tingkat nasional.
2. Membentuk kepengurusan minimal di 15 provinsi, atau 50 persen dari jumlah
 provinsi di Indonesia. Termasuk, pengurus cabang tingkat kabupaten/kota madya
minimal 50 persen pada setiap provinsi itu dan 25 persen dari jumlah kecamatan pada
kabu-paten/kota yang bersangkutan.
3.  Nama, lambang, dan tanda gambar yang tidak boleh sama dengan partai politik lain
4. Mempunyai kantor yang tetap.
5. Mendaftarkan akta notaris pendirian partai kepada Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia.
6. Departemen Kehakiman melakukan verifikasi atas akta dan syarat pendirian partai
serta kepengurusannya. berikut nama, lambang, dan tanda gambar.
7. Komite Pemilihan Umum bertugas menyaring partai peserta pemilu. KPU
menetapkan dan melaksanakan tata cara penelitian keabsahan syarat-syarat partai
sesuai dengan UU Partai dan UU Pemilu. Yaitu: memiliki pengurus lengkap minimal
di 2/3 jumlah provinsi dan di 2/3 jumlah kabupaten/kota madya serta memiliki 1.000
anggota pada setiap kepengurusan partai di tingkat cabang, yang dibuktikan dengan
kartu tanda anggota. Masing-masing kepengurusan di tingkat daerah dan cabang ini
harus punya kantor tetap. Partai juga harus mengajukan nama dan tanda gambar.
8. Jika tidak memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam UU Pemilu, partai itu tidak
dapat menjadi peserta pemilu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pemilihan lebih banyak didasarkan pada tercakupnya indikator
akuntabilitas (accountability), keterwakilan (representativeness), keadilan (fairness),
 persamaan hak tiap pemilih (equality), lokalitas. Begitu juga dengan pemilihan sistem
kepartaian, pilihan atas penerapan sistem kepartaian lebih banyak pada bagaimana
menciptakan sistem kepartaian yang adil (nondiskriminatif), menunjang persaingan
sehat dari pola interaksi antar parpol dalam satu sistem politik, serta menunjang
format dan mekanisme kerja sistem pemerintahan.
Dilihat dari indikator yang ada, sistem pemilu yang diterapkan Indonesia saat ini
lebih banyak memang sudah memenuhi sisi nilai demokratis suatu sistem pemilihan
disamping suitable dengan kondisi keindonesiaan. Keberadaan sistem pemilihan
lembaga perwakilan saat ini, di mana pengisian ke anggotaannya secara keseluruhan
dipilih langsung oleh rakyat, sudah cukup mencerminkan representasi kedaulatan
rakyat dan rasionalisasi dari prinsip demokrasi.
3.2 Saran
Pembahasan makalah ini sangatlah sederhana,secara keseluruhan makalah ini
sudah cukup menggambarkan tentang Partai politik dan pemilu. Oleh karena itu
kepada pembaca makalah ini agar kiranya berkenan memperbaiki makalah ini agar
lebih menarik dan Interaktif. Sebaiknya bagi para pemilih agar memilih calon legisltif
yang jujur dan dapat dipercaya dengan baik,karna dengan itulah Negara kita akan
tetap maju di masa yang akan datang . Jangan sekali-kali memilih calon yang salah,
karma akan berakibat fatal bagi Negara kita sendiri .
DAFTAR PUSTAKA

http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-
demokrasi/.[25 september 2010].
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
http://www.forum-politisi.org/berita/article.php?id=547
http://organisasi.org.com
http://id.wikipedia.org.com
http://komunitasmahasiswa.info.com
www.irchan.co.cc/2009/01/sejarah-perkembangan-ham.com
http://hitsuke.blogspot.com
http://bluecryztal.blogspot.com
http://chaplien77.blogspot.com
http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
http://www.forum-politisi.org/berita/article.php?id=547

Anda mungkin juga menyukai