O
L
E
H
KELOMPOK 3
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad
SAW. Terima kasih kepada anggota kelompok kami yang telah berkontribusi
dalam bentuk pikiran atau materi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah
pengetahuan bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bias dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi penulis,
umumnya bagi pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................13
1.3. Tujuan..............................................................................................................13
BAB II................................................................................................................................14
PEMBAHASAN..................................................................................................................14
2.1. Pengertian Pemilu.................................................................................................14
2.2. Tujuan Pemilu........................................................................................................16
2.3. Dasar Pemikiran Pemilu di Indonesia....................................................................17
2.4. Dasar Hukum dan Landasan Pemilu......................................................................18
2.5. Asas-asas dan Prinsip Pemilu................................................................................19
2.6. Sistem Pemilu dan Pelaksanaan Pemilu di Indonesia............................................20
2.7. Peserta Pemilu dan Macam-macam Hak Pilih.......................................................27
2.8. Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia...................................................................28
2.9. Periodesasi Sistem Pemilu Indonesia....................................................................32
2.10. Sistem Pemilihan Umum Yang Cocok Untuk Indonesia.......................................36
BAB III...............................................................................................................................37
PENUTUP..........................................................................................................................37
3.1. Kesimpulan............................................................................................................37
3.2. Saran.....................................................................................................................38
LAMPIRAN........................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, berbeda dengan Pemilu Presiden 2004 dan 2009 yang diikuti oleh
lebih dari dua kandidat. Pada 2004, pemilihan presiden diikuti lima kandidat di
putaran pertama dengan berbagai latar belakang, di antaranya militer, sipil, ulama
hingga mantan presiden dan mantan wakil presiden. Sedangkan di 2009,
pemilihan presiden diikuti oleh tiga kandidat yang salah satunya adalah calon
petahana Susilo Bambang Yudhoyono. Pengangkatan sumpah jabatan presiden
dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2019.
Masa Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden diatur dalam Pasal
6A dan Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden dilakukan dengan dua
putaran apabila pada putaran pertama tidak ada pasangan calon yang memperoleh
lebih dari 50% suara dengan sedikitnya 20% suara yang tersebar di lebih dari
setengah provinsi di Indonesia. Hingga saat ini, pemilihan umum Presiden dan
Wakil Presiden dua putaran hanya pernah terjadi pada Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden 2004.
1.3. Tujuan
2. Untuk Mengetahui tentang pemilihan umum.
3. Untuk Mengetahui tentang sistem pemilihan umum.
4. Untuk Mengetahui jalannya sistem pemilu di Indonesia.
5. Untuk Mengetahui sistem pemilihan umum yang cocok di terapkan di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aman, kalau negara tidak aman maka tidak dapat dilakukan pemilu
2. Tertib, kalau tidak tertib, tidak menjamin suatu hasil yang baik
3. Adil, negara demokrasi harus menjunjung tinggi keadilan
4. Kemerdekaan masyarakat
5. Kesejahteraan masyarakat
6. Pendidikan
7. Terdapat partai politik lebih dari satu
8. Terdapat media pers yang bebas
9. Terdapat open mangement
10. Terdapat rule of law yang baik pemerintah atau rakyat harus menjalankan
Undang-Undang.
Berdasarkan perhitungan
Sistem pemilihan umum terbagi 3 jenis yaitu
1. sistem distrik (plurality system), yaitu perhitungan sederhana yaitu calon peserta
politik mengumpulkan dalam jumlah suara terbanyak. Jenis sistemnya:
1. Mayoritas multak (First Past The Post/FPTP)
2. Suara alternatif (Alternative Vote/AV)
3. Suara blok (Block Vote/BV)
4. Sistem putaran dua (Two Round System/TRS)
2. sistem semi proporsional (semi proportional system), yaitu perhitungan sistem
distrik yang menjembatani proporsional. Jenis sistemnya:
1. Suara non dipindahtangankan tunggal (Single Non Transferable Vote/SNTV)
2. Sistem paralel (Parallel system)
3. Suara terbatas (Limited vote)
4. Suara kumulatif (Cumulative vote)
3. sistem proporsional (proportional system), yaitu perhitungan rumit yaitu calon
peserta politik mengumpulkan dengan menggunakan bilangan pembagi pemilih.
Jenis sistemnya:
1. Suara dipindahtangankan tunggal (Single Transferable Vote/STV)
2. Perwakilan proporsional (Proportional Representative/PR)
3. Daftar partai (Party-list)
1. Daftar terbuka (Open-list)
2. Daftar tertutup (Close-list)
3. Daftar lokal (Local-list)
4. Anggota proporsional campuran (Mixed Member Proportional/MMP)
Sistem pemilu yang dianut negara Indonesia ada 2 yaitu :
a. Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
- Sistem untuk memilih anggota DPR, DPRD, Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota
- Dibagi dalam daerah-daerah pemilihan
- Pemilih memilih tandai gambar partai dan gambar / nama calon anggota
DPR/DPRD
- Jumlah DPR 550 orang, DPR Provinsi 35 s/d 100 orang, DPRD Kabupaten /
Kota 20 s/d 45 orang yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk
b. Sistem distrik berwakil banyak
- Sistem ini untuk memilih anggota Dewa Perwakilan Daerah (DPD)
- Daerah pemilihannya adalah provinsi
- Pemilih memilih tanda gambar / nama calon anggota DPD
- Jumlah anggota DPD di setiap provinsi 4 orang
Pelaksanaan pemilu di Indonesia dengan sistem demokrasi perwakilan.
Sistem ini mengharuskan suatu negara mempunyai lembaga perwakilan rakyat
yang fungsinya sebagai wakil rakyat yang mana wakil-wakil rakyat ditentukan
sendiri oleh rakyat melalui pemilu. Dengan adanya pemilu rakyat dapat
melakukan koreksi terhadap pemerintahan lama sekaligus membentuk
pemerintahan baru dan juga untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan
rakyat yang diadakan berkala dan rutinitas. Dengan pemilu negara telah
melaksakana hak asasinyadi bidang politik.
2.7. Peserta Pemilu dan Macam-macam Hak Pilih
a. Pemilu 1995
Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di
Indonesia dan diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai
pemilu Indonesia yangpaling demokratis.
Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang
kondusif; beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara
Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini,
anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di
daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun
berlangsung aman.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante.
Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi
Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil
golongan minoritas yang diangkat pemerintah.
Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali
Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat
pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri
Burhanuddin Harahap.
b. Pemilu 1971
Pemilihan Umum pertama sejak orde baru atau Pemilu kedua sejak Indonesia
merdeka, yakni Pemilu 1971 diikuti oleh 10 Organisasi Peserta Pemilu (OPP),
yakni 9 partai politik dan satu Golongan Karya. Undang-undang yang menjadi
landasan hukumnya adalah UU No. 15 tahun 1969 tentang Pemilihan Umum dan
UU No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan PR, DPR dan DPRD.
c. Pemilu 1977
Pemilu 1977 diselenggarkan dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 4
tahun1975 tentang Pemilihan Umum pengganti UU No. 15 tahun 1969, dan UU
No. 5 tahun 1975 pengganti UU No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan
Kedudukan PR, DPR dan DPRD. Selain kedua UU tersebut, Pemilu 1977 juga
menggunakan UU No. 3 tahun 1975 tentangv Partai Politik dan Golongan karya.
Berdasarkan ketiga UU itulah diselenggarakan Pemilihan Umum pada tanggal 3
Mei 1977 dengan diikuti oleh 3 Organisasi Peserta Pemilu (OPP), yakni dua
Partai Politik dan satu Golongan Karya.
d. Pemilu 1982
Dengan UU No. 2 tahun 1980 pengganti UU No. 4 tahun 1975 tentang
Pemilihan Umum, Indonesia kembali menyelenggarakan Pemilihan Umumnya
yang keempat pada tanggal 4 Mei 1982.
e. Pemilu 1987
Dengan UU No. 1 tahun 1985 penggantinUU No. 2 tahun 1980, Indonesia
menyelenggarakan Pemilihan Umum yang kelima tahun 1987. Pemungutan suara
Pemilu 1987 secara serentak dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987.
f. Pemilu 1992
Mengingat UU No. 1 yahun 1985 ini dianggap masih sesuai dengan
perkebangan politik Orde Baru, tahun 1992 diselenggarakan Pemilu keenam di
Indonesia berdasarkan paying hokum yang sama dengan paying hokum Pemilu
sebelumnya. Pemungutan suara diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9
Juni 1992.
g. Pemilu 1997
Dengan paying hokum (undang-undang Pemilu) yang sama dengan Pemilun
sebelumnya, Indonesia kembalinmenyelenggarakan Pemilu yang ketujuh.
h. Pemilu 1999
Pemilihan Umum 1999 ditujukan untuk memilih anggota DPR dan DPRD.
Pemungutan suaranya dilaksanakan pada taggal 7 Juni 1999. Pemilu ini diikuti
oleh 48 Partai dengan berlandaskan UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
dan Ubdang-Undang No. 3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Pemilu 1999 ini
disebut oleh banyak kalangan sebagai Pemilu paling Demokratis setelah Pemilu
1955. Cara pembagian kursi hasil Pemilu kali ini tetap menggunakan system
proporsional dengan mengikuti Varian Roget. Dalam system ini, sebuah partai
memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah pemilihan,
termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder.
i. Pemilu 2004
Pemilu ini berbeda dengan pemilu sebelumnya, termasuk Pemilu 1999. Hal
ini dikarenakan selain demokratis dan bertujuan memilih anggota DPR dan
DORD, Pemilu 2004 juga memilih Dewan Perwakilan daerah (DPD) dan memilih
Presiden dan Wakil Presiden tidak dilakukan secara terpisah. Pada Pemilu ini,
yang terpilih adalah pasangan calon (pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden). Bukan calon Presiden dan calon Wakil Presiden secara terpisah.
j. Pemilu 2009
Sama halnya dengan Pemilihan Umum 2004, Pemilihan Umum 2009 juga
dibagi menjadi tiga tahapan.
a) Tahap pertama merupakan Pemilihan Umum yang ditujuan untuk
memilih anggota DPR, DPD dan DPRD, atau biasa disebut Pemilu Legislatif
2009. Pemilu ini diikuti oleh 38 partai yang memenuhi criteria untuk ikut serta
dalam Pemilihan Umum 2009. Pemilu ini diselenggarakan secara serentak di
hamper seluruh wilayah Indonesia pada Tanggal 9 April 2009, yang seharusnya
dijadwalkan berlangsung tanggal 5 April 2009.
b) Tahap kedua atau Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran pertama
adalah untuk memilih pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009.
c) Tahap ketiga atau Pemilu Presidan dan Wakil Presiden tahap puturan
kedua adalah babak terakir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua,
belum ada pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50% (bila
keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara terbanyak
akan diikutsertakan pada Pemilu Presiden putaran kedua. Akan tetapi apabila pada
Pemilu Presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan
suara lebih dari 50 persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat
menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Tahap ketiga ini dilaksanakan pada taggal 8
September 2009.
2.9. Periodesasi Sistem Pemilu Indonesia
b. UU No. 23 tahun 2003 untuk memilih presiden dan wapres. Prinsip yang
harus dilaksanakan
1. Menentukan asas pemilu
2. Menentukan sistem pemilu, tujuan pemilu, peserta pemilu
3. Mengadakan pendaftaran pemilu
4. Pencalonan dan mengatur kegiatan kampanye
5. Mengatur pelaksanaan kegiatan kampanya
6. Menentukan waktu pemungutan suara dan perhitungan suara
7. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu
8. Melaksanakan sumpah / janji calon presiden & wapres
9. Mengatur panwastu pemantau pemilu
10. Menentukan sanksi bagi pelanggar hokum
2.10. Sistem Pemilihan Umum Yang Cocok Untuk Indonesia
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Di kebanyakan negara demokrasi, pemilu dianggap sebagai lambang dan
tolak ukur demokrasi. Pemilu yang terbuka, bebas berpendapat dan bebas
berserikat mencerminkan demokrasi walaupun tidak beguitu akurat. Pemilihan
umum ialah suatu proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
politik tertentu. Dalam ilmu politik dikenal berbagai macam sistem pemilu dengan
berbagai variasi, tetapi umumnya berkisdar pada dua prinsip pokok, yaitu : sistem
distrik dan sistem proprosional.
Sejak awal kemerdekaan Indonesia telah mengalami pasang surut dalam
sistem pemilu. Dari pemilu terdahulu hingga sekarang dapat diketahui bahwa
adanya upaya untuk mencari sistem pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia
. sejak awal pemerintahan yaitu demokrasi parlementer, terpimpin, pancasila dan
reformasi, dalam kurun waktu itulah Indonesia telah banyak mengalami
transformasi politik dan sistem pemilu.
Melihat fenomena politik Indonesia, sistem pemilihan umum proprosinal
tertutup memang lebih menguntungkan , tetapi harus diikuti dengan transparansi
terhadap publik kalau tidak akan menimbulkan oligarki pemerintahan.
Pada akhirnya konsilidasi partai politik dan sistem pemilihan umum sudsah
berjalan denganm baik. Akan tetapi, itu belum berarti kehidupan kepartaian
Indonesia juga sudah benar-benar siap untuk memasuki zaman global. Sejumlah
kelemahan yang bisa diinventarisir dari kepartaian kita adalah rekrutmen politik,
kemandirian secara pendanaan, kohesivitas internal,dan kepemimpinan.
3.2. Saran
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kehidupan politik
Indonesia semakin kompleks. Diharapkan dengan semakin banyaknya
pengalaman dan perkembangan politik Indonesia dapat menciptakan stabilitas
nasional. Tugas pembangunan kehidupan politik pada masa yang akan datang
bukan hanya tugas partai politik saja, tetapi semua elemen pemerintahan dan tidak
ketinggalan masyarakat juga harus ikut berpartisipasi mengembangkan
perpolitikan di Indonesia. Manejemen dan kepemimpinan juga haruis terus
ditingkatkan, ongkos politik yang tidak terlalu mahal dan transparansi terhadap
publik harus dekembangkan dan ditumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara agar stabilitas nasional dan politik kita semakin kokoh
· Bagi praja, seharusnya praja lebih peduli terhadap informasi terkait dengan
perkembangan perpolitikan di Indonesia untuk meningkatkan pandangan dan
pemikiran aktual mengenai kondisi bangsa sehingga dapat menularkan ilmu yang
didapat kepada orang-orang yang disekitarnya yang belum mengerti tentang
pemilu.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahterkini.blogspot.com/2016/02/makalah-sistem-pemilu-di-
indonesia.html?m=1
http://www.makalah.my.id/2019/05/makalah-tentang-pemilu-di-indonesia.html?
m=1
http://repository.upi.edu/34913/3/S_SEJ_1304331_Chapter1.pdf
https://www.mkri.id/public/content/infoumum/ejurnal/pdf/ejurnal_Jurnal
%20Konstitusi%20KANJURUHAN%20Vol%202%20no%201.pdf#page=37
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2024
https://newstempo.github.io/su/post/sejarah-pemilu-di-indonesia/
https://jakartautara.bawaslu.go.id/sejarah-pengawasan-pemilu/
https://www.puskapol.ui.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Makalah-Djayadi-
Hanan.pdf
http://eprints.ipdn.ac.id/16/2/Isi.pdf
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/public/content/infoumum/ejurnal/pdf/
ejurnal_Jurnal%20Konstitusi%20KANJURUHAN%20Vol%202%20no
%201.pdf#page=37
http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=7363&lokasi=lokal
https://www.academia.edu/download/33692638/
Pemilu_Indonesia_Fakta_Angka_Analisis_dan_Studi_Banding.pdf
https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/jaspol/article/view/582
http://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/58
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/2676