Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Administrasi Pembangunan

Dosen Pengampu

Norsanti, S.Sos., M.AP

Oleh:

Kelompok 2

Esi Rahmawati
Helmalia
Anisa Fitri
Ayu Nurfila Sari
Anggia Tuzahraputri
Fatya Hasarie H.

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARYSAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI” ini tepat
pada waktunya. Penulis juga hanturkan salam kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, semoga kita bisa mendapat syafaat beliau. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah administrasi pembangunan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Norsanti, S.Sos., M.AP selaku dosen
pengampu mata kuliah serta pihak terkait yang membantu dalam penulisan
makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini. Penulis berharap semoga makalah yang
disusun ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Banjarmasin, 20 Mei 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Kontribusi Pembangunan Politik dalam Negeri Terhadap Stabilitas
Politik Indonesia...................................................................................................3
2.2. Peran Lembaga Politik dalam Pembangunan Politik dalam Negeri..........6
2.3. Hambatan dan Tantangan dalam Pembangunan Politik dalam Negeri.....7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
3.2. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Masalah politik secara umum akan bermuara dari konsep dasar, bahwa
manusia adalah makhluk politik (zoon polition). Dengan demikian politik
merupakan suatu aspek· yang dibangun pada kepribadian setiap individu. Menurut
Spranger, manusia selaku makhluk politik akan cenderung menjunjung tinggi
nilai-nilai politik. Lebih jauh ditegaskan, bahwa individu yang mengutamakan
nilai-nilai politik cenderung memiliki motivasi untuk berkuasa yang tinggi. Dalam
pandangan psikologi, motivasi berkuasa sering dibatlas dalam istilah "need of
power" (McClelland, 1987). Perilaku sok berkuasa adalah contoh sederhana
bahwa manusia adalah makhluk politik yang di dalamnya memiliki "need of
power". Manusia ingin selalu memiliki kekuasaan dan pengaruh. Oleh karenanya
setiap individu selalu memiliki kepentingan politik. Kepentingan itu tercermin
dalam menentukan nasibnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian mereka merasa eksistensinya diakui dan sekaligus sebagai
meningkatkan aktualisasi dirinya.

Salah satu perkembangan dalam ilmu politik adalah munculnya studi


pembangunan politik sebagai bidang kajian tersendiri, disamping bidang kajian
lainnya seperti Teori-teori politik, Lembaga-lembaga politik, Partai-partai,
golongan-golongan dan pendapat umum, serta Hubungan internasional. Para
peneliti barat mengembangkan kajian ini dalam usaha mereka memahami
perubahan sosial politik di negara-negara sedang berkembang, untuk itu konteks
pembangunan politik cenderung ditujukan pada negara-negara sedang
berkembang dengan asumsi bahwa di negara-negara tersebut belum berjalan
rasionalisasi, integrasi dan demokratisasi (Umar, 2020).

Pembangunan politik dalam negeri mengacu pada proses dan evolusi


pembentukan, peningkatan, dan stabilisasi sistem politik suatu negara. Latar
belakang pembangunan politik dalam negeri bervariasi di setiap negara,
tergantung pada sejarah, budaya, dan konteks politiknya. Hal-hal yang mendorong

1
pembangunan politik dalam negeri merupakan faktor yang dinamis dan berubah
seiring waktu. Setiap negara memiliki konteksnya sendiri, dan pembangunan
politik harus memperhitungkan sejarah, budaya, dan kebutuhan masyarakat
setempat untuk mencapai stabilitas politik, pemerintahan yang baik, dan
partisipasi yang inklusif (Muhaimin, 2013). Stabilitas politik dipergunakan
sebagai metode atau kerangka untuk memahami sebagian dari keseluruhan proses
politik di indonesia sebagai suatu sistem. Ukuran bagi keberhasilan kekuatan-
kekuatan politik untuk merealisir peranannya tersebut tidak hanya dilihat dari apa
yang dicapai, akan tetapi sekaligus dipandang pula melalui akibat dari proses
pencapaian atau interaksi antar berbagai kekuatan tersebut (Antoro dkk., 2018).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang


dikaji dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana pembangunan politik dalam negeri berkontribusi terhadap
stabilitas politik negara Indonesia?
2. Bagaimana peran lembaga politik dalam pembangunan politik dalam negeri?
3. Apa saja tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan politik dalam
negeri?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk:


1. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan politik dalam negeri
berkontribusi terhadap stabilitas politik negara Indonesia.
2. Untuk mengetahui peran lembaga politik dalam pembangunan politik dalam
negeri.
3. Untuk mengetahui tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan
politik dalam negeri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kontribusi Pembangunan Politik dalam Negeri Terhadap Stabilitas Politik


Indonesia

Pembangunan politik merupakan pengembangan dari Teori Politik yang


menjadikan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dalam studi
pembangunan politik ada beberapa pemahaman, definisi dan pengertian yang
saling terkait yaitu, perubahan, pembangunan dan modernisasi politik.
Pembangunan dan modernisasi politik merupakan perubahan politik, bukan
sebaliknya. Perubahan politik dapat diartikan sebagai terjadinya perbedaan
karakteristik dari suatu sistem politik yang satu ke sistem politik lain. Misalnya
dari sistem politik otoriter parlementer ke sistem politik demokrasi Pancasila.
Permasalahanya adalah apakah perubahan itu bersifat progresif yaitu untuk
menuju sistuasi yang lebih baik dari yang sebelumnya ataukah bersifat regresif
yakni menuju situasi yang lebih buruk dari sebelumnya (Aditiyawarman, 2020).

Pancasila dalam pembangunan politik harus meningkatkan harkat dan


martabat manusia dengan menempatkan kekuasaan tertinggi bagi rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat dalam sistem politik Indonesia yang sesuai dengan
Pancasila sebagai pemikiran sistem politik yang demokratis. Untuk itu perlu
dikembangkan konsep kewarganegaraan dalam sila Pancasila ke 4 pada landasan
moral sila Pancasila. Kemudian secara berturut-turut berkembang sistem politik
Indonesia di atas ketuhanan moral, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan
keadilan. Moral adalah landasan warga negara dalam pemeliharaan tatanan politik
yang layak dan perilaku moral juga untuk pengembangan Kebijakan hukum di
Indonesia (Barlian dan Herista, 2021). Beberapa faktor umum yang
mempengaruhi latar belakang pembangunan politik dalam negeri meliputi (Ilmar,
2017):

a. Warisan colonial

3
Banyak negara di dunia mengalami masa kolonialisme di mana kekuasaan
asing mengendalikan politik dan ekonomi mereka. Setelah kemerdekaan,
negara-negara ini harus membangun institusi politik dan mengatasi
konsekuensi negatif dari masa kolonial seperti pembagian etnis atau konflik
antaragama. Konflik politik dan perang: Konflik internal atau perang saudara
dapat merusak struktur politik suatu negara. Setelah konflik atau perang
berakhir, proses pembangunan politik dimulai untuk mengembalikan
stabilitas dan membangun sistem politik yang inklusif dan berkelanjutan.
b. Proses demokratisasi
Negara-negara yang telah mengalami transisi dari rezim otoriter ke
demokrasi sering mengalami perubahan besar dalam sistem politik mereka.
Ini melibatkan pembentukan undang-undang, konstitusi baru, pemilihan
umum, dan pembentukan institusi demokratis. Kekuasaan dan partisipasi
politik: Pembangunan politik dalam negeri juga melibatkan pemerataan
kekuasaan politik dan partisipasi yang lebih besar dari berbagai kelompok
dalam masyarakat. Hal ini dapat mencakup peningkatan kesadaran politik,
partai politik yang lebih inklusif, dan peningkatan peran perempuan dalam
politik.
c. Pembangunan ekonomi
Pembangunan politik sering kali berhubungan erat dengan pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dapat
memperkuat stabilitas politik dan memberikan kesempatan bagi partisipasi
politik yang lebih luas. Sebaliknya, ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan
sosial dapat menciptakan ketegangan politik.
d. Globalisasi dan tuntutan internasional
Interaksi dengan negara-negara lain dan lembaga internasional juga
mempengaruhi pembangunan politik dalam negeri. Negara-negara sering
menghadapi tekanan untuk mengadopsi standar demokrasi, hak asasi
manusia, dan praktik politik lainnya yang sesuai dengan norma internasional.

Konsep pembangunan politik dikatakan mempunyai konotasi secara


geografis, deveriatif, teologis dan fungsional dengan penjabaran sebagai berikut
(Umar, 2020).

4
1. Pembangunan politik dalam konotasi geografis berarti terjadi proses
perubahan politik pada negara-negara sedang berkembang dengan
menggunakan konsep-konsep dan metoda yang pernah digunakan oleh
negara-negara maju, seperti konsep mengenai sosialisasi politik, komunikasi
politik dan sebagainya.
2. Pembangunan politik dalam arti derivative dimaksudkan bahwa
pembangunan politik merupakan aspek dan konsekuensi politik dari proses
perubahan yang menyeluruh, yakni modernisasi yang membawa konsekuensi
pada pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan pendidikan, media
massa, perubahan status sosial dan aspek-aspek lainnya.
3. Pembangunan politik dalam arti teologis dimaksudkan sebagai proses
perubahan menuju pada suatu atau beberapa tujuan dari sistem politik.
Tujuan-tujuan itu misalnya mengenai stabilitas politik, integrasi politik,
demokrasi, partisipasi, mobilisasi dan sebagainya. Juga termasuk didalamnya
tujuan pembangunan suatu bangsa meliputi pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas dan otonomi nasional.
4. Pembangunan politik dalam makna fungsional diartikan sebagai suatu
gerakan perubahan menuju kepada suatu sistem politik ideal yang ingin
dikembangkan oleh suatu negara misa, misalnya Indonesia ingin
mengebangkan sistem politik demokrasi konstitusional atau lebih bersifat
procedural.

Kontribusi pembangunan politik dalam negeri terhadap stabilitas politik


Indonesia dapat sangat signifikan. Pembangunan politik yang efektif melibatkan
partisipasi aktif warga negara dalam proses politik. Partisipasi politik yang lebih
tinggi cenderung menghasilkan pemerintahan yang lebih responsif dan akuntabel,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan stabilitas politik. Pembangunan politik
yang kuat melibatkan membangun dan memperkuat institusi-institusi demokratis
seperti lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif yang independen dan efektif.
Keberadaan institusi yang kuat dan fungsional dapat memperkuat stabilitas politik
dengan memberikan kerangka kerja yang jelas dan stabil untuk pengambilan
keputusan politik. Pembangunan politik yang baik juga wajib berlandaskan pada
sistem hukum yang adil, independen, dan transparan. Hukum yang jelas,

5
diterapkan secara konsisten, dan melindungi hak asasi manusia serta kebebasan
individu adalah landasan penting bagi stabilitas politik. Keberadaan sistem hukum
yang kuat dan terpercaya dapat membantu mencegah konflik politik, korupsi, dan
penyalahgunaan kekuasaan (Warassih, 2018).

Stabilitas politik seringkali terkait erat dengan kondisi ekonomi negara.


Pembangunan politik yang efektif harus diperkuat oleh pembangunan ekonomi
yang inklusif, di mana keuntungan pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh seluruh
masyarakat. Ketimpangan ekonomi yang besar atau ketidakadilan dalam distribusi
kekayaan dapat menjadi pemicu ketegangan politik. Oleh karena itu, menciptakan
kesempatan ekonomi yang adil dan memberdayakan masyarakat melalui
pembangunan ekonomi dapat mendukung stabilitas politik (Warassih, 2018).

2.2. Peran Lembaga Politik dalam Pembangunan Politik dalam Negeri

Lembaga politik memainkan peran kunci dalam pembangunan politik dalam


negeri. Lembaga politik menjadi struktur formal yang bertanggung jawab untuk
merumuskan, menerapkan, dan mengawasi kebijakan politik suatu negara. Berikut
adalah beberapa peran penting lembaga politik dalam pembangunan politik dalam
negeri:

1. Merumuskan undang-undang dan kebijakan

Lembaga politik seperti parlemen atau badan legislatif memiliki peran


sentral dalam merumuskan undang-undang dan kebijakan publik. Mereka
membahas, mengamendemen, dan mengesahkan undang-undang yang
mempengaruhi masyarakat secara luas. Proses ini melibatkan diskusi,
negosiasi, dan kompromi antara berbagai partai politik dan anggota parlemen.

2. Representasi politik

Lembaga politik seperti parlemen atau kongres mewakili kepentingan


rakyat. Mereka memberikan wadah bagi partai politik dan anggota parlemen
untuk mengemukakan dan memperjuangkan kepentingan konstituen mereka.
Melalui pemilihan umum, rakyat memiliki kesempatan untuk memilih wakil
mereka ke dalam lembaga-lembaga politik ini.

6
3. Pengawasan pemerintahan

Lembaga politik juga memiliki peran pengawasan terhadap pemerintahan.


Mereka memeriksa kegiatan pemerintahan, mengawasi pelaksanaan
kebijakan, dan memastikan akuntabilitas pemerintah terhadap rakyat.
Lembaga seperti badan audit, ombudsman, atau komisi anti-korupsi sering
berperan dalam memastikan transparansi dan integritas pemerintah.

4. Penyelesaian konflik politik

Lembaga politik dapat menjadi forum untuk penyelesaian konflik politik.


Misalnya, parlemen atau badan legislatif dapat menjadi tempat bagi berbagai
kepentingan politik untuk berdiskusi, bernegosiasi, dan mencapai kompromi.
Lembaga seperti pengadilan konstitusi juga memiliki peran penting dalam
menyelesaikan sengketa konstitusional atau politik yang muncul.

2.3. Hambatan dan Tantangan dalam Pembangunan Politik dalam Negeri

Pembangunan politik merupakan bagian dari pembangunan nasional, diman


pembangunan itu ditunjukkan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis
sehingga terciptanya suatu ketertiban politik. Pembangunan politik dalam negeri
sering kali dihadapkan pada berbagai hambatan dan tantangan yang kompleks.
Beberapa hambatan dan tantangan umum yang sering dihadapi dalam
pembangunan politik dalam negeri termasuk Korupsi dan kelemahan institusi,
Fragmentasi politik dan perpecahan sosial, rendahnya partisipasi masyarakat dan
adanya konflik dalam negeri. Konflik politik internal, perubahan rezim, atau
gangguan politik sering kali mengganggu proses pembangunan politik dalam
negeri. Ketidakstabilan politik dapat menghambat pembentukan institusi yang
kuat, mengurangi kepercayaan publik, dan mempengaruhi keberhasilan reformasi
politik. Ketimpangan kekuasaan antara berbagai kelompok politik atau antara
pusat dan daerah dapat menjadi hambatan bagi pembangunan politik yang inklusif
dan berkelanjutan sebab berpeluang merusak prinsip-prinsip demokrasi.

Di samping itu, adanya korupsi dapat merusak kepercayaan publik,


mengurangi efisiensi pemerintahan, dan merugikan pembangunan yang
berkelanjutan. Kelemahan institusi, termasuk kurangnya kapasitas administratif,

7
kurangnya akses ke keadilan, dan kurangnya perlindungan hak asasi manusia,
juga dapat menghambat kemajuan politik. Tidak kalah pentingnya yakni
partisipasi politik masyarakat. Ketika masyarakat tidak terlibat dalam proses
politik, kebijakan yang dihasilkan mungkin tidak mencerminkan kebutuhan dan
aspirasi mereka. Penting untuk mendorong partisipasi politik yang luas dan
melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Terlepas dari berhasil tidaknya pembangunan politik Indonesia, maka untuk


mengantisipasi tantangan baru dalam kancah politik di masa yang akan datang,
perlu dipertimbangkan masalah restrukrurasi politik yang mengarah pada
penataan kembali fungsi dan peran Lembaga-lembaga politik. Di samping itu,
perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh mewujudukan keterbukaan dalam
berbagai dimensi kehidupan politik dan menumbuhkan budaya politik yang lebih
matang atau dewa sehingga dapat terhindar dari prejudice serta agresifitas verbal.

8
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pembangunan politik dalam negeri mengacu pada proses dan evolusi


pembentukan, peningkatan, dan stabilisasi sistem politik suatu negara. Latar
belakang pembangunan politik dalam negeri bervariasi di setiap negara,
tergantung pada sejarah, budaya, dan konteks politiknya. Pancasila dalam
pembangunan politik harus meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan
menempatkan kekuasaan tertinggi bagi rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dalam
sistem politik Indonesia yang sesuai dengan Pancasila sebagai pemikiran sistem
politik yang demokratis. Pembangunan dimaksudkan agar suatu negara bisa
mempertahankan keutuhannyadan juga semakin memper erat persatuan dan
kesatuan bangsa. Keberhasilan pembangunan politik di samping dipengaruhi oleh
kondisipolitik di dalam negara terkait, juga dipengaruhi oleh kondisi politik di
internasional. Hal yang lain dalam sebuah keberhasilan pembangunan sistem
politik yang demokratis perlunya dukungan pada penyelenggara negara yang
profesional dan bebas dari koruptor, kolusi, dan nepotisme.

3.2. Saran

Pembangunan nasional mampu tercipta apabila terdapat politik hukum


yang baik, untuk itu dibutuhkan insan hukum yang mampu menerapkan hukum
sebagai penentu kegiatan dan penyelenggaraan pembangunan yang semata-mata
bertujuan mewujudkan citacita bangsa dan tujuan negara atau yang bila
disimplikasikan menjadi kesejahteraan masyarakat dalam segala aspek
kehidupannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aditiyawarman. 2020. Pembangunan Politik dan Kualitas Demokrasi. Jurnal


Moderat 6(2): 397-409

Antoro, D., Sari, R.D., dan Anita T. 2018. Peran Pembangunan Politik terhadap
Pembangunan Nasional. Jurnal Global Citizen 5(1): 50-64

Barlian, A.E.A., dan Herista, A.D.P. 2021. Pembangunan Sistem Hukum


Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi politik Bangsa.
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia 9(1): 88-98

Ilmar, A. 2017. Pembangunan dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca Orde


Baru: Dari Teknokratis ke Populis. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP
UTA’45 Jakarta 3(1): 1-14

McCleland, M.C., 1987, Hum~ Motivation, Sydney, Cambridge University Press.

Muhaimin, Hendro. (2013). Indonesia Now. Between Pancasila and Crisis of


Democracy in Indonesia. International Jurnal for Public Management and
Politic Devolopment

Umar, H. 2020. Pembangunan Politik dan Teoritis. Jurnal Ilmu dan Budaya
41(70): 8257-8274

Warassih, E. 2018. Peran Politik Hukum dalam Pembangunan Nasional. Jurnal


Gema Keadilan 5(1): 1-15

Anda mungkin juga menyukai