Disusun Oleh :
KELOMPOK 2-C
1. Aliyyah Hanan Zhafirah I0622008
2. Diandra Larassasi Kirani I0622025
3. Nilam Furry Rahmah Setyanisa I0622058
4. Puteri Azka Shiva Ramadhani I0622060
5. Galega Rastra Baresa I0622083
c. Migrasi
Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal seseorang baik secara
permanen maupun semi permanen, dan tidak ada batasan jarak bagi perubahan
tempat tinggal tersebut (Lee, 2011). Adanya proses migrasi ini dikarenakan
akibat dari berbagai perbedaan antara daerah asal dan daerah tujuan yang
disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan lingkungan. Adapun migrasi
terbagi atas migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi masuk yaitu masuknya
penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination) sedangkan
Migrasi Keluar (Out Migration) Migrasi keluar yaitu perpindahan penduduk
keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
d. Angka Kelahiran
Kelahiran adalah sebuah proses di mana anak dikeluarkan dari badan
ibunya. Sedangkan Angka kelahiran adalah salah satu unsur dari pertambahan
penduduk secara alami tau jumlah kelahiran per 100 tahun. Secara garis besar
penggolongan kelahiran/ natalitas adalah sebagai berikut :
1. Angka Kelahiran Khusus
Angka kelahiran khusus atau Age Specific Birth Rate (ASBR)
menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia
tertentu dalam waktu satu tahun.
2. Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR)
menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu
tahun, dimana dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
CBR = L/P x K
Keterangan:
L = jumlah kelahiran bayi yang lahir pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
e. Angka Kematian
Menurut Utomo (1985) kematian dapat diartikan sebagai peristiwa
hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup. Ada beberapa cara pengukuran angka
kematian diantaranya adalah:
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah banyaknya
kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan
tahun dengan rumus seperti dibawah ini :
CDR = D/P x 100
Keterangan :
D = jumlah kematian pada tahun X
Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
k = konstanta 1000
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dikategorikan dalam
kriteria sebagai berikut:
> 18 Tinggi
14-18 Sedang
9-13 Rendah
2. Angka Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate )
Angka Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate)
adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan
klasifikasi umur tertentu. Adapun rumus yang dibutuhkan untuk
mengetahui angka kematian menurut umur sebagai berikut :
ASDR = Di/Pmix k
Keterangan :
Di = Jumlah kematian pada kelompok umur (i)
Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur
(i)
k = Angka konstan (1000)
2.1.4 Kawasan Lindung dan Badan Air (nilam)
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup. Kawasan lindung dapat berupa hutan
kota, sempadan sungai, sempadan pantai, cagar alam, cagar budaya, dan kawasan
yang rentan terhadap bencana alam. Kawasan lindung ditujukan untuk kepentingan
pembangunan berkelanjutan.
Badan air adalah kumpulan air yang besarnya tergantung kepada bentuk
relief permukaan bumi, suhu, curah hujan, kesarangan batuan pembendunganya.
Badan air dapat berupa sungai, rawa, danau, laut, dan samudera
`2.2 Pemodelan Statistik
2.2.1 Pemodelan statistik
Metode analisis statistik merupakan analisis yang menggunakan representasi dari
seluruh data yang ada. Melihat data jenis data yang dimiliki oleh himpunan, eksternal
memiliki total uang yang melebihi jumlah uang kebanyakan pada dana himpunan,. Hal ini
kemudian dapat dikembalikkan lagi ke setiap pengurusnya disesuaikan dengan kepala
departemen masing-masing.
Secara garis besar pemodelan statistik merupakan jenis pemodelan yang dilakukan
ketika telah dikumpulkan data dengan berbagai variabel (multivariat). Dari keberagaman
sumber informasi tersebut kemudian akan diolah untuk memenuhi hasil yang telah
disetujui.
2.2.2 K-means cluster
K-means Cluster merupakan salah satu metode analisis kuantitatif non-hirarki
dimana akan dilakukan perhitungan dengan cara mengelompokkan kelompok objek
dengan perubahan perilaku yag berbeda dengan mencari kesamaan karakteristik yang
mendasari pengelompokkan tersebut.
Dalam analisis klaster, objek penelitian pada dasarnya akan dikelompokkan
menjadi sekian kelompok, sehingga akan melihat kedua orang tersebut untuk sama-sama
memaafkan dan ingin mengenali satu sama lain sama dengan awal semester yang lalu.
Dengan dilakukannya K-means clustering akan diketahui bagaimana
pengelompokkan yang terjadi semester ini. dengan lebih dari 40 partisipan harus dinilai
dengan baik baik aja sih, cuma kan aku harus mengetahui lebih lanjut bagaimana peran
K-means Clustering dalam perhitungan Indeks Pembangunan Manusia.
2.2.3 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator yang
mengidentifikasikan adanya tiga dimensi dasar kebutuhan manusia, yang mencakup umur
panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Berdasarkan 3 hal
tersebut,maka Indek Pembangunan Manusia dapat berfungsi dalam memberikan manfaat
bagi masyarakat sekitar.
Mungkin, dalam mengintervensi ide amas tersebut diperlukan pengertian lebih
lanjut mengenai IPM dimana IPM bertujuan untuk mengukur capaian pembangunan
manusia dengan berbasis sejumlah komponen dasar yang harus dimiliki. Diantaranya
adalah
a. Angka Harapan Hidup saat lahir
Angka harapan hidup saat lahir merupakan jumlah rata-rata usia yang diperkirakan
seseorang atas kematian pada masa tersebut yang cenderung tidak berubah untuk
masa mendatang.
b. Harapan Lama Sekolah
Harapan lama sekolah adalah usia yang diharapkan akan dirasakan oleh anak di
bawah umur tertentu tentang pendidikannya di masa depan. Sehingga, harapan lama
sekolah menjadi salah satu komponen dalam menilai indeks pembangunan manusia.
c. Rata-rata Lama Sekolah
rata-rata lama sekolah akan mengambil persentase usia penduduk di atas 15 tahun
yang menjalani pendidikan formal dalam memilih jurusan mereka masing-masing,
d. Pengeluaran Perkapita disesuaikan
Pengeluaran perkapita disesuaikan diperoleh dari hasil analisis pengeluaran perkapita
disesuaikan dengan paritas daya beli. Disisi lain berbelanja dengan terus menerus
akan meningkatkan Pengeluaran perkapita disesuaikan, sehingga dapat menjadi
penyumbang pada perekonomian Indonesia
2.3 Pemodelan Spasial
2.3.1 Pengertian Pemodelan Spasial
Pemodelan spasial adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
fenomena dunia nyata dengan tujuan memahami objek atau fenomena tersebut.
Dalam pemodelan spasial, seringkali digunakan data raster yang menggambarkan
dan menyimpan informasi spasial dalam bentuk matriks atau piksel yang
membentuk grid (Krugman, 1992).
Pemodelan spasial merupakan metode penting dalam memahami dan
meramalkan fenomena kompleks yang berkembang dalam ruang dan waktu.
Penggunaannya meliputi berbagai bidang dan memiliki dampak besar dalam
pengambilan keputusan, alokasi sumber daya, serta penilaian risiko yang berkaitan
dengan ruang.
2.3.2 Tutupan Lahan
Menurut UU No 11 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial Penutup
lahan adalah garis yang menggambarkan batas penampakan area tutupan di atas
permukaan bumi yang terdiri dari bentang alam dan/atau bentang buatan.
BAB III
METODOLOGI
Variabel Data
Jumlah penduduk dipengaruhi oleh angka migrasi keluar, migrasi masuk, angka
kelahiran, dan angka kematian. Jumlah penduduk Provinsi Banten sebanyak 12.251.985
Jiwa, yang didapat dari data BPS Provinsi Banten. Berdasarkan gambar diatas Jumlah
penduduk di provinsi banten terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini
terlihat dari tren penduduk provinsi banten yang mengalami pertumbuhan sebesar 1.66%
per tahun.
Kebutuhan lahan permukiman merupakan hasil kali jumlah penduduk dengan
standar kebutuhan lahan permukiman. Standar kebutuhan lahan permukiman yaitu 26
m2. maka didapatkan kebutuhan lahan permukiman di provinsi Banten yaitu
Kebutuhan lahan permukiman = jumlah penduduk/standar kebutuhan lahan
= 12.251.985 Jiwa/26 m2
=471.230,2 jiwa/m2
Berdasarkan grafik diatas, kebutuhan lahan permukiman provinsi banten terus
meningkat. hal ini dikarenakan jumlah penduduk banten yang terus meningkat setiap
tahunnya.
penyusunan grafiknya belum urut ini yg kebawah, di pindah” aja yaaa (udah
urut, coba c
Berdasarkan pemodelan sistem dinamik diatas, dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan kebutuhan lahan permukiman seiring terjadi peningkatan jumlah penduduk
di Provinsi Banten tahun 2042 dengan daya tampung lahan yang juga meningkat. Hal
ini menyebabkan ketersediaan sisa lahan permukiman menurun sehingga nantinya dapat
mengganggu dalam mencukupi kebutuhan lahan permukiman di Provinsi Banten.
Keterangan :
RLS : Rata-rata lama sekolah
HLS : Harapan Lama Sekolah
AHH : Angka harapan hidup
PPD : Pengeluaran perkapita disesuaikan
Berdasarkan tabel di atas tutupan lahan dengan luas terbesar yaitu pertanian
sawah seluas 11.6 km². Diikuti oleh lahan terbangun permukiman seluas 7.7 km².
Luasan lahan terkecil masih sama yaitu badan air berupa sungai Kali Opak dengan
luas 0.78 km².
4.3.3 Tutupan Lahan Kecamatan Berbah Tahun 2023
Setelah tutupan lahan didigitasi melalui proses digitasi secara manual
didapatkan hasil berupa peta tutupan lahan Kecamatan Berbah Tahun 2023 sebagai
berikut.
Gambar 4.3.3 Peta Tutupan Lahan Kecamatan Berbah
Tahun 2023
Dari hasil analisis di atas, terjadi dinamika perubahan luas tutupan lahan di
Kecamatan Berbah tahun 2013-2023. Perubahan tutupan lahan terbesar berada
pada jenis tutupan lahan terbangun permukiman. Lahan terbangun permukiman ini
mengalami peningkatan luas lahan sebesar 1.036 km². Sebaliknya jenis tutupan
lahan pertanian sawah karena alih fungsi lahan menjadi permukiman dengan
penurunan luas sebesar 0.858 km².
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rusmawan, Rusmawan. "Pemilihan Lahan untuk Lokasi Permukiman." Geo Media: Majalah
Ilmiah dan Informasi Kegeografian 7.2 (2009).
http://eprints.umpo.ac.id/4033/3/Bab%20II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/14040/3/MTA024062.pdf
LAMPIRAN