Anda di halaman 1dari 8

PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN KOTA

SURABAYA

Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman


Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145, Indonesia
Telp. 62-341-567886; Fax. 62-341-551430; Telex. 31873 Unibraw IA
email:cutegirl_rara@yahoo.com

ABSTRAK
Berdasarkan Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, definisi
rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Permasalahan perkotaan menunjukkan bahwa akibat dari pertumbuhan kota yang cukup tinggi serta kenyataan
akan terbatasnya ruang kota, membawa dampak dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah
keterbatasan papan atau permukiman sehingga menimbulkan adanya permukiman kumuh di perkotaan. Kondisi
sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan kualitas pemukiman yang
terwujud. Kawasan Segiempat Tunjungan merupakan kawasan permukiman yang ada di Kota Surabaya yang
mengalami permasalahan permukiman mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan padat bangunan dan
padat penduduk. Tujuan penelitian mengenai penataan permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan adalah
untuk mengidentifikasi karakteristik permukiman, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi arahan
penataan permukiman dan menyusun arahan penataan permukiman berdasarkan faktor yang berpengaruh
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan karakteristik
permukiman Kawasan Segiempat Tunjungan dan potensi masalahnya, penentuan faktor-faktor yang
mempengaruhi arahan penataan permukiman dengan menggunakan analisis faktor. Selanjutnya disusun arahan
penataan permukiman melalui metode SWOT (IFAS/EFAS) berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penataan permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan. Hasil akhir dari studi ini berupa arahan penataan
permukiman seperti perbaikan sarana prasarana permukiman seperti pengadaan sarana ruang terbuka hijau,
perbaikan kualitas dan kuantitas air bersih, perbaikan prasarana drainase serta sistem persampahan.
Pengaturan intensitas bangunan pada kawasan permukiman berupa pembatasan KDB 70% dan KLB 140%
serta pengendalian intesitas kawasan perdagangan dan jasa, penataan sosial kemasyarakatan serta peningkatan
ekonomi, yang merupakan suatu usaha penanganan permasalahan dan pengoptimalan potensi yang terdapat
pada permukiman tersebut.

Kata kunci: Arahan penataan, Permukiman, Kawasan Segiempat Tunjungan

ABSTRACT

Based regulation no 4 (1992), on housing and settlement definition of ‘house’ is a place for a family to
live as well as a learning facility. As a city grows, several problems occur. One of the problems is the rise of the
slum area because of the urban space limitation and unarranged settlement development. Generally, settlement
quality is affected by the city administrator ability to manage city’s territory, and the social and economical
condition of the residents. Tunjungan square area in Surabaya is an example that has this typical problem. The
settlement area is crowded and has densed residential population, considering its location take place in the
Surabaya city core. The purpose of settlement arrangement research in Tunjungan square area was to identify
the characteristic of its settlement; determine the factors that affecting the development; and then give the
directions in arranging its settlement based on the affecting factors. This study used descriptive method to
describes Tunjungan square settlement characteristics, including its potencies and problems; ‘factor analysis’ to
determine the affecting factors to its arrangement; and SWOT (IFAS/EFAS) method to give the directions in
arranging the settlement. The final result of this study is the development guidance (arrangement directions),
such as settlement infrastructure improvements, such as procurement of open green space facilities, improving
the quality and quantity of clean water supply, improvement of drainage facilities and garbage disposal systems.
Intensity settings of buildings in residential areas in the form of restrictions on KDB 70% and KLB 140% and
the control of intensity of trade area. The arrangement of social and economic improvement, in order to
minimizing the Tunjungan square settlement problems and optimizing its potencies.

Keywords: Arrangement direction, Settlement, Tunjungan square area

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010 1


PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No. 4 Segiempat Tunjungan adalah sebagai berikut: 1)
Tahun 1992 tentang Perumahan dan Kawasan pusat kota (CBD) yang tidak teratur
Pemukiman, definisi rumah adalah bangunan merupakan salah satu permasalahan yang
yang berfungsi sebagai tempat atau hunian dan dihadapi Kota Surabaya sekaligus juga
sarana pembinaan keluarga. Permasalahan merupakan pertentangan antara kebutuhan
perkotaan menunjukkan bahwa akibat dari permukiman penduduk dengan estetika kota. 2)
pertumbuhan kota yang cukup tinggi serta Sarana prasarana permukiman di Kawasan
kenyataan akan terbatasnya ruang kota, Segiempat Tunjungan kurang memadai bagi
membawa dampak dalam berbagai aspek masyarakatnya. Kondisi sarana prasarana yang
kehidupan, salah satunya adalah keterbatasan bisa terlihat antara lain tampak dari jaringan jalan
papan atau permukiman sehingga menimbulkan tidak berpola, permasalahan air bersih yang
adanya permukiman kumuh di perkotaan. kurang lancar, dan drainase kurang berfungsi
Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan dengan baik serta sistem persampahan yang
kemampuan pengelola kota akan menentukan belum dikelola dengan baik.. 3) Kawasan
kualitas pemukiman yang terwujud. Segiempat Tunjungan dan sekitarnya telah
Menurut Budiharjo (1991: 61-67), masalah mengalami pemanfaatan lahan yang sangat
permukiman manusia merupakan masalah yang tinggi, sehingga selain jalan sebagai aksesibilitas
pelik, karena begitu banyaknya faktor-faktor dari dan menuju kawasan, semua permukaan
yang saling berkaitan tumpang tindih di lahan telah tertutup oleh dasar bangunan hampir
dalamnya. Permukiman sebagai wadah 100%. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan 30%
kehidupan manusia bukan hanya menyangkut kawasan yang seharusnya menjadi Ruang
aspek fisik dan teknis saja, tetapi juga aspek- Terbuka Hijau
aspek sosial, ekonomi, dan budaya dari para Maka dapat dirumuskan tujuan dari
penghuninya. penelitian ini, yaitu: 1). Mengidentifikasi
Kota Surabaya sebagai salah satu kota karakteristik permukiman di Kawasan Segiempat
yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, Tunjungan 2) Mengkaji faktor-faktor apa saja
yang ditandai dengan tersedianya aktivitas yang mempengaruhi arahan penataan
ekonomi yang memadai, tersedianya sarana permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan
komunikasi dan transportasi yang lengkap, serta 3) Menyusun arahan penataan permukiman di
sarana pendidikan dan kesehatan yang lengkap Kawasan Segiempat Tunjungan.
telah menjadikan Kota Surabaya sebagai salah
satu tujuan migrasi penduduk. Kondisi ini
mengakibatkan pertumbuhan Kota Surabaya
menjadi pesat, namun kondisi ini juga
berkontribusi terhadap tercipta dan
berlangsungnya permukiman padat di perkotaan.
Menurut Zainuri (2003), kawasan
segiempat Tunjungan merupakan salah satu
kawasan pemukiman tertua di kawasan pusat di
Surabaya. Segiempat Tunjungan adalah sebutan
untuk kawasan yang dibatasi Jalan Blauran, Jalan
Praban, Jalan Embong Malang, dan Jalan
Tunjungan di pusat Kota Surabaya. Menurut
Fadly (2007), Kondisi segi empat Tunjungan saat
ini secara fisik berupa permukiman penduduk
bernama Kebangsren, Ketandan, Blauran Kidul,
dan Blauran, dengan kondisi lingkungan Gambar 1. Peta Kawasan Segiempat Tunjungan
permukiman yang padat baik padat bangunan Kota Surabaya
maupun padat penduduk, tidak ada ruang terbuka
hijau (100% coverage building), jalan lingkungan METODE PENELITIAN
sempit, dan saluran drainase yang kurang Penelitian mengenai arahan penataan
terawat. permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan
Identifikasi permasalahan dalam penelitian Kota Surabaya ini merupakan penelitian dengan
terkait arahan penataan permukiman kawasan

2 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010


Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman

metode deskriptif kualitatif. Studi ini akan rata-rata KK per rumah sebanyak 76%
menguraikan secara menyeluruh dan teliti tentang didominasi oleh 1 KK per rumah dengan rata-rata
kondisi permukiman di Kawasan Segiempat jumlah anggota keluarga sebanyak 3-5 orang.
Tunjungan dengan tujuan mengetahui
c) Perumahan
karakteristik dan mengidentifikasi masalah-
Luas 82 kavling bangunan (91%) pada
masalah permukiman di kelurahan tersebut.
kawasan segiempat tunjungan adalah sebesar 54
Karakteristik dan permasalahan permukiman
m2-200 m2 yang termasuk dalam kategori rumah
yang terdapat pada kawasan tersebut akan
sederhana atau rumah kecil. Kondisi intensitas
dijadikan dasar dalam penetapan arahan penataan
bangunan pada kawasan ini ditinjau dari nilai
kawasan permukiman.
KDB (koefisien dasar bangunan) dan nilai KLB
Teknik yang digunakan dalam
(koefisien lantai bangunan). Sebanyak 90% (82
pengambilan sampel pada studi ini yaitu sampel
rumah) memiliki nilai KDB sebesar 91-100% dan
bertujuan (purposive sampling). Sedangkan
sebanyak 74% (69 rumah) memiliki nilai KLB
banyaknya sampel dihitung dengan
sebesar 70-100% sedangkan untuk jumlah lantai
menggunakan rumus Slovin. Perwakilan sampel
bangunan pada kawasan segiempat tunjungan
yang didapatkan dari perhitungan dengan
didominasi oleh bangunan berlantai 1 sebanyak
menggunakan rumus tersebut yaitu 93 rumah
82 rumah (88%) danbangunan berlantai 2
yang didistribusikan pada 4 Rukun Warga (RW)
sebanyak 10 rumah.
dengan tujuan agar populasi dari tiap-tiap RW
Dari aspek pencahayaan ruangan,
dapat terwakili.
bangunan pada kawasan segiempat tunjungan
Analisis yang digunakan dalam penelitian
masih belum ideal karena padatnya bangunan
ini adalah sebagai berikut.
yang ada sehingga sebanyak 63 reponden (68%)
Metode deskriptif yang digunakan untuk
menyatakan bahwa ruangan dalam rumah
menggambarkan karakteristik permukiman
tinggalnya belum mendapatkan cahaya matahari
Kawasan Segiempat Tunjungan. Metode
yang merata yakni cahaya matahari masuk < 1/10
evaluatif yang digunakan untuk mengidentifikasi
luas lantai bangunan. Kondisi tersebut diikuti
faktor-faktor yang berpengaruh pada arahan
dengan kondisi penghawaan ruangan pada 56%
penataan permukiman di Kawasan Segiempat
responden yang memiliki kondisi penghawaan
Tunjungan. Metode evaluatif yang akan
ruangan < 5% luas lantai bangunan.
digunakan di dalam penelitian ini yaitu analisis
Berdasarkan klasifikasi struktur bangunan
faktor. Metode development dengan
tersebut, bangunan hunian di Kawasan Segiempat
menggunakan Analisis SWOT dan Analisis
Tunjungan sebagain besar adalah permanen
IFAS/EFAS bertujuan untuk menentukan arahan
sebesar 88 %.
penataan permukiman Kawasan Segiempat
Tunjungan. d) Sarana
Sarana-sarana permukiman yang terdapat
HASIL DAN PEMBAHASAN pada kawasan segiempat tunjungan meliputi
sarana pendidikan, sarana peribadatan, sarana
1. Karakteristik Kawasan Segiempat
kesehatan, sarana pemerintahan dan pelayanan
a) Fisik dasar umum, sarana RTH, serta sarana perdagangan
Kawasan Segiempat Tunjungan berada dan jasa. Kondisi serta ketersediaan sarana
pada ketinggian 5 (lima) meter dihitung dari atas tersebut sudah berada dalam kondisi yang cukup
permukaan laut dengan kemiringan yang datar, untuk menunjang aktivitas masyarakat di
yaitu 3%. Suhu rata-rata 22,7°C – 33,5°C dengan kawasan segiempat tunjungan meskipun perlu
tekanan udara rata-rata mencapai 1014,8 Mbs adanya penambahan beberapa sarana seperti
serta kelembaban maksimum mencapai 97%. sarana peribadatan (musholla).
Kawasan Segi Empat Tunjungan mempunyai luas Ketersediaan RTH yang hampir tidak
wilayah sebesar + 20 Ha dengan jumlah dijumpai pada kawasan segiempat tunjungan
penduduk 1392 KK yang terbagi dalam 4 RW memberikan dampak yang cukup menganggu
yaitu RW 01 (5 RT), RW 02 (4 RT), RW 03 (12 aktivitas warga seperti banjir yang kerap terjadi
RT), serta RW 04 (12 RT). saat musim hujan dan kondisi udara yang kotor.
b) Kependudukan e) Prasarana
Karakter kependudukan pada Kawasan Prasarana permukiman yang menunjang
Segiempat Tunjungan mempunyai ciri khusus aktivitas masyarakat di kawasan segiempat
karena letaknya yang berada di pusat Kota tunjungan tediri dari beberapa jenis, yang
Surabya yakni dengan tingkat kepadatan pertama adalah prasarana transpotasi; ditinjau
penduduk sebesar 70 KK/Ha sedangkan jumlah dari pola jaringan jalan di wilayah Kawasan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010 3


PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

Segiempat Tunjungan dibentuk oleh dua jenis Segiempat Tunjungan ini adalah adanya
jalan, jalan utama (main axis) dan jalan cabang genangan saat terjadi hujan deras. Genangan
(sub axis). Keberadaan jalan-jalan utama ini yang terjadi berlangsung selama hujan
sebagai penghubung permukiman di kawasan berlangsung dan sekitar 1 sampai 2 jam setelah
segiempat Tunjungan dengan wilayah lain. hujan reda. Drainase yang ada di Kawasan
Perkerasan yang digunakan pada jalan-jalan Segiempat Tunjungan tidak dapat menampung
utama tersebut adalah aspal hot mix, dengan jumlah air hujan yang ada, sehingga genangan
kondisi yang baik (tidak terdapat lubang). Jalan yang ada merata di seluruh kawasan. Kondisi
lingkungan di sekitar permukiman kawasan drainase di Kawasan Segiempat Tunjungan yang
segiempat Tunjungan memiliki perkerasan berupa drainase tertutup memungkinkan menjadi
dengan jenis aspal, paving, dan semen. Jalan salah satu penyebab banjir.Hal ini terlihat dengan
lingkungan dengan perkerasan aspal terdapat di minimnya inlet (lubang drainase) yang ada di
tiap jalan masuk gang di RW 2 dan RW 3 yang sepanjang jalan. Dengan minimnya jumlah inlet,
kondisinya baik (tidak berlubang). Jalan menyebabkan air hujan yang ada di jalan atau di
lingkungan dengan perkerasan semen dan paving atas tanah seusah masuk ke dalam saluran
menyebar di kawasan permukiman. Sedangkan drainase yang ada, sehingga terjadi genangan.
ditinjau dari kondisi lahan parkir pada kawasan
segiempat tunjungan lebih banyak dijumpai
parkir on street pada titik-titik perdagangan
seperti di jalan embong malang dan jalan praban.
Kawasan segiempat tunjungan juga dilalui enam
trayek angkutan kota yang melintasi jalan-jalan
utama pada kawasan ini.
Kedua, adalah prasarana air bersih;
sebanyak 93% sudah terlayani oleh jaringan air
bersih yang disediakan oleh PDAM dan hanya
2% saja yang masih bertahan untuk
menggunakan sumur sebagai sumber air Gambar 3 Warga Menggunakan Sumur Untuk Air
bersihnya. Namun kondisi tersebut juga bukan Minum
tanpa masalah, masyarakat di Kawasan
Segiempat tunjungan masih mengeluh terkait
kondisi air bersih yang ada yakni tidak lancarnya
distribusi air bersih di kawasan segiempat
tunjungan karena debit air yang masuk dalam
Kawasan Tunjungan belum mencukupi
permintaan air bersih yang ada pada kawasan
tersebut, terdapat kebocoran pipa seperti yang
terjadi di RW 03 dan RW 04. dengan adanya Gambar 4 Kondisi Saluran Drainase Kurang
kebocoran pipa ini maka debit air yang mengalir Terawat
ke rumah-rumah berkurang dan menjadi tidak Keseluruhan bangunan di kawasan
lancer dan biaya untuk memasang pipa PDAM di Segiempat Tunjungan telah memiliki saluran
rumah warga dirasa cukup mahal. sanitasi masing-masing. Untuk air kotoran rumah
tangga berupa air bekas mandi dan mencuci
Baik dibuang ke saluran drainase yang ada di sekitar
7% 5% rumah. Untuk kegiatan buang air telah dilakukan
di masing-masing rumah dan telah memiliki
Cukup baik septictank masing-masing. Sedangkan untuk
penanganan sampah di Kawasan Segiempat
88% Tunjungan dilakukan oleh Pasukan Kuning
secara swadaya masyarakat. Sampah dari tiap
Tidak baik warga diletakkan di tempat sampah yang berada
di depan rumah kemudian petugas sampah
Gambar 2 Penilaian Masyarakat Terhadap mengambilnya. Tidak terdapat Tempat
Kondisi Sarana di Kawasan Segiempat Tunjungan Pembuangan Sampah (TPS) yang berada di
wilayah studi. Pembuangan sampah untuk
Ketiga, adalah prasarana drainase; kawasan Segiempat Tunjungan pada TPS
permasalahan utama di keseluruhan Kawasan

4 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010


Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman

Simpang Dukuh yang ada pada Jalan Simpang 16,22% yang terdiri dari subvariabel status
Dukuh. legalitas dan kepemilikan tanah, kondisi
bangunan serta intensitas bangunan. Faktor
Baik ketiga adalah faktor sosial kemasyarakatan
14% dengan tingkat keragaman 14,47% yang terdiri
13%
dari subvariabel Tingkat lama huni, status
Cukup baik tinggal, tingkat sosial kemasyarkatan serta
keamanan. Faktor keempat adalah faktor
73% Tidak Baik ekonomi masyarakat dan kelembagaan dengan
tingkat keragaman 8,21% yang terdiri dari
subvariabel Lokasi Permukiman, Pekerjaan
penduduk/penghuni rumah, tingkat pendapatan
Gambar 5 Penilaian Masyarakat Terhadap
penghuni rumah serta aspek politik kelembagaan.
Kondisi Prasarana di Kawasan Segiempat
Tunjungan 3. Potensidanmasalah
Kawasan segiempat tunjungan memiliki
f) Ekonomi beberapa potensi yang diuraikan berdasarkan
Masyarakat di kawasan segiempat faktor-faktor yang mempengaruhi arahan
tunjungan memiliki beberapa alasan untuk penataan permukiman kawasan ini yaitu faktor
memmilih tempat tinggal di kawasan ini salah sarana dan prasaran permukiman (sarana
satu alasan yang paling dominan (47%) adalah permukiman, transportasi, dan aksesibilitas),
mendekati tempat kerja yang memang sebanyak faktor sosial masyarakat (status tinggal, asal
26% masyarakat bermata pencaharian sebagai daerah, tingkat kekerabatan dan keamanan) dan
pedagang disekitaran kawasan segiempat faktor ekonomi dan kelembagaan (lokasi).
tunjungan dan 56% masyarakat bermata Kawasansegiempattunjunganjuga
pencaharian di sektor swasta. Tingkat pendapatan memilikibeberapamasalah yang
masyarakat di kawasan ini berada pada kisaran diuraikanberdasarkanfaktor-faktor yang
1,5 – 3 juta per bulan yakni sebanyak 52% mempengaruhiarahanpenataanpermukimankawas
responden. aniniyaitufaktorsaranadanprasaranpermukiman
(ketersediaan RTH, air bersih, drainase,
g) Sosial dansistempersampahan),
Seluruh responden menilai bahwa kondisi faktorkondisibangunandanfaktorekonomidankele
keamanan dilingkungannya sudah sangat aman mbagaan (lokasidantingkatpendapatan).
karena tidak pernah terjadi perselisihan antar
warga, dan tidak pernah terjadi pencurian barang 4. ArahanPenataanPermukiman Kawasan
berharga. Sedangkan status kepemilikan rumah Segiempat Tunjungan
pada kawasan ini sudah 89% nmemliki sertifikat Berdasarkan kedudukannya dalam kuadran
hak milik dengan prosentase status tinggal SWOT, posisi penataan permukiman kawasan
masyarakat sebesar 77% adalah berstatus tinggal segiempat tunjungan terletak pada posisi kuadran
menetap di kawasan segiempat tunjungan. IIC dengan titik koordinat (-0,54;1,99) yang
berarti mendukung Aggresive Maintenanceyang
2. Faktor-faktor Yang MempengaruhiArahan artinya bahwa strategi tersebut diterapkan dengan
Penataan Permukiman Kawasan memaksimalkan peluang yang ada karena
Segiempat Tunjungan peluang tersebut tersamarkan oleh masalah-
Berdasarkan hasil analisis faktor diketahui masalah internal yang terdapat di Kawasan
terdapat empat faktor baru yang mempengaruhi Segiempat Tunjungan. Sehingga konsep dan
Arahan Penataan Permukiman Kawasan arahan pengembangannya difokuskan pada
Segiempat Tunjungan. Faktor pertama adalah, penanganan permasalahan internal dengan
faktor sarana dan prasarana permukiman dengan mengoptimalkan peluang yang dimiliki
tingkat keragaman sebesar 40,13% terdiri dari Segiempat Tunjungan.
subvariabel ketersediaan fasilitas pelayanan
umum, ketersediaan sarana transportasi,
ketersediaan jaringan jalan, ketersediaan jaringan
sanitasi dan persampahan, ketersediaan jaringan
air bersih, ketersediaan jaringan listrik,
ketersedian jaringan telepon dan ketersediaan
jaringan drainase. Faktor kedua adalah faktor
kondisi bangunan dengan tingkat keragaman
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010 5
PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

EKSTERNA
L
pelayanan dan optimalisasi jaringan PDAM
Kuadran (+)
Kuadran dibawah penanganan pemerintah Kota Surabaya.
II I
Stability Aggressi Stable Growth Penambahan kran umum di RW II dan
ve growth
mainten
ance
Strategy
B
pembangunan hidran di tiap RW juga menjadi
Strategy
C arahan penataan air bersih.
Selective
maintena
nce
Rapid
Growth Penataan jaringan drainase di wilayah studi
Strategy Strategy

INTERNAL
D A INTERNAL
(+)
yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan
(-)
Turn Conglomerate
Strategy
yang ada meliputi Normalisasi saluran dan
Around
Strategy
E
H
Perubahan sistem saluran tertutup menjadi
Consentri
saluran terbuka.
Guirelle
Strategy
F
c Strategy
G Sistem persampahan di Kawasan
Kuadran III Kuadran IV
Survival Diversification Segiempat Tunjungan diperbaiki menjadi lebih
EKSTERNAL
baik, agar masyarakat merasa lebih nyaman
(-)
dengan sistem persampahan yang ada.
Pengambilan sampah dari tiap rumah diubah
Gambar 6 Diagram SWOT Arahan Penataan menjadi setiap pagi dan setiap hari, agar tidak ada
Permukiman di Kawasan Segiempat Tunjungan sampah yang menumpuk, baik di rumah-rumah
masyarakat ataupun di tempat sampah komunal
5. PenataanPermukiman Kawasan yang ada. Perubahan sistem ini dilakukan dengan
Segiempat Tunjungan penambahan pasukan kuning dan penambahan
a) Penataansaranadanprasaranapermukiman gerobak sampah di tiap RW di Kawasan
Keberadaan ruang terbuka baik ruang Segiempat Tunjungan. untuk pengadaan
terbuka hijau ataupun non hijau merupakan suatu penambahan pasukan kuning dan gerobak
kebutuhan bagi setiap orang. Tidak sampah dikoordinasikan dengan pemerintah
ditemukannya sarana ruang terbuka pada wilayah melalui dinas terkait.
studi dikarenakan keseluruhan lahan yang ada
telah diubah menjadi lahan terbagun, berupa b) Penataankondisibangunan
jalan, rumah dan prasarana pendukung Penataan kondisi bangunan diawali oleh
permukiman. Dengan kondisi lahan yang sangat penataan intensitas bangunan. Rencana penataan
terbatas, pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan intensitas bangunan di sepanjang jalan utama
dengan cara memanfaatkan lahan yang tersisa, sebagai berikut:
sehingga dapat membentuk 1,1 Ha ruang terbuka 1) Kawasan Jalan Embong Malang diarahkan
hijau. Adanya perubahan intensitas bangunan pembangunan dua lantai agar bangunan
juga dapat menambah prosentase ruang terbuka terlihat lebih rapi dan teratur. Perdagangan
hijau di Kawasan Segiempat Tunjungan. terdapat jenis sablon dan percetakan yang ada di Jalan
tambahan total sekitar 6 Ha yang berasal dari Embong Malang hanya sebagai tempat
ruang terbuka di setiap kavling. berjualan saja, bukan tempat pembuatan
Perubahan perkerasan jalan plester menjadi sablon atau percetakan. Sehingga, dalam
jalan paving juga menjadi salah satu arahan penataannya tidak memerlukan lahan yang
penataan transportasi. Serta dengan adanya luas.
penataan parkir menjadi parkin off street di Jalan 2) Kawasan Jalan Tunjungan diarahkan
Tanjung Anom, Pasar Blauran serta Pasar perdagangan 3 lantai untuk 2 lantai pertama
Tunjungan. Serta dengan adanya perubahan dapat digunakan sebagai tempat berjualan
intensitas bangunan, diharapkan bangunan barang-barang elektronik yang menjadi ciri
perdagangan dan jasa di sepanjang jalan utama khas perdagangan Jalan Tunjungan dan lantai
memiliki lahan parkir sendiri. Dengan adanya 3 dapat digunakan sebagai gudang
perubahan intensitas bangunan, maka dapat (penyimpanan barang).
dimungkinkan pula adanya penambahan 3) Kawasan Jalan Blauran diarahkan untuk
pelebaran jalan di setiap jalan lingkungan. perdagangan 2 lantai, untuk lantai 1 dapat
Penataan jaringan telepon pada Kawasan diarahkan untuk perdagangan emas dan lantai
Segiempat Tunjungan diarahkan pada 2 dapat digunakan untuk rumah atau tempat
pemeliharaan fasilitas telepon umum yang ada penyimpanan barang.
serta masyarakat harus melaporkan pada instansi 4) Kawasan Jalan Praban diarahkan untuk
terkait apabila ada kerusakan pada fasilitas perdagangan 2 lantai dengan komoditas
tersebut. perdagangan utama adalah sepatu.
Penataan jaringan air bersih di wilayah Untuk pengaturan intensitas bangunan
studi diarahkan untuk peningkatan kualitas Koefisien dasar bangunan di kawasan Segiempat
Tunjungan adalah:

6 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010


Ratih Wahyu Dyah I, Eddi Basuki Kurniawan, Fadly Usman

Tabel 1. Rencana KDB pengembangan kawasan perdagangan di


KDB KDB Kawasan Segiempat Tunjungan. Di
No Guna Lahan eksisting rencana
(%) (%) sepanjang jalan utama di Kawasan Segiempat
1. Rumah 90-100 70-80 Tunjungan, terdapat banyak sarana
2. Pendidikan 80-100 80-90 perdagangan dan jasa.Apabila
3. Kesehatan 90-100 80-90
4. Pemerintahan/p dikembangkan, keberadaan sarana
erkantoran 90-100 80-90 perdagangan dan jasa ini dapat dimanfaatkan
5. Peribadatan 90-100 80-90 secara maksimal oleh masyarakat sekitar
6. Perdagangan
dan jasa 80-100 50-60 untuk mengambangkan usahanya, sehingga
Untuk pengaturan koefisien lantai dapat meningkatkan pendapatan.
bangunan adalah: Pengembangan ini dapat dilakukan oleh
Tabel 2. Rencana KLB pemerintah setempat atau dengan bekerja
KLB KLB sama dengan pihak investor. Dengan adanya
No Guna Lahan eksisting rencana
(%) (%)
pusat perdagangan ini, dapat menampung
1. Rumah 70-100 150-200 tenaga kerja dari masyarakat sekitar Kawasan
2. Pendidikan 80-100 80-150 Segiempat Tunjungan sendiri. Dan pada
3. Kesehatan 90-100 90-150
4. Pemerintahan/p
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
erkantoran 100-150 150-200 masyarakat kawasan tersebut. Pusat
5. Peribadatan 80-100 80-150 perdagangan dan jasa ini disesuaikan dengan
6. Perdagangan
dan jasa 100-200 400-900
komoditas perdagangan dan jasa yang sudah
ada saat ini.
Diperlukan upaya perbaikan kondisi
struktur bangunan agar menjadi bangunan
permanen yang kokoh. Peningkatan kondisi
struktur bangunan ini hendaknya pula
memperhatikan kesehatan dan kenyamanan
penggunanya.
Diperlukan upaya pengaturan jendela
dan lubang ventilasi pada masing-masing
hunian yang menghadap ke arah luar dengan
luas 1/10 dari luas lantai untuk mendapatkan
kualitas udara yang lebih baik. Di samping
berfungsi sebagai lubang pemasukan udara
segar, juga berfungsi sebagai tempat sinar
matahari.
c) Penataansosialkemasyarakatan
Penataan sosial kemasyarakatan lebih
ditekankan pada upaya memaksimalkan
peningkatan kesadaran masyarakat untuk
menjaga kelestarian Kawasan Segiempat
Tunjungan. Hubungan sosial kemasyarakatan Gambar 7 Peta Rencana Guna Lahan di Kawasan
yang baik antar warga di Kawasan Segiempat Segiempat Tunjungan
Tunjungan dapat mempermudah sosialisasi
pentingnya arahan penataan permukiman dan KESIMPULAN
sosialisasi pengendalian penambahan jumlah Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik
penduduk yang ada di kawasan tersebut, agar permukiman, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi penambahan penduduk karakteristik permukiman di Kawasan Segiempat
pendatang dalam jumlah yang besar. Tunjungan berkaitan dengan faktor lokasi
permukiman yang berada di kawasan pusat Kota
d) Penataan ekonomi kelembagaan Surabaya.
Arahan penataan ekonomi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kelembagaan diarahkan pada untuk arahan penataan permukiman Kawasan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010 7


PENATAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

Segiempat Tunjungan adalah faktor sarana dan Budihardjo, Eko. (2006). Sejumlah Masalah
prasarana, kondisi bangunan, sosial Permukiman Kota. Bandung: Penerbit
kemasyarakatan, serta ekonomi masyarakat. Alumni.
Sedangkan arahan penataan permukiman Usman, Fadly. (2007). Bangunan Berlantai
di Kawasan Segiempat Tunjungan menggunakan Banyak, Sebagai Solusi Pembangunan di
strategi Aggressive Maintanance Strategy. arahan Kawasan Kumuh Tengah Kota. Studi Kasus:
atau konsep yang dapat dilakukan dalam Segi Empat Tunjungan, Surabaya, Jakarta :
penataan permukiman di Kawasan Segiempat Proseding Seminar Nasional Green
Tunjungan adalah dengan memfokuskan tindakan Infrastructure, Universitas Trisakti.
untuk meminimalkan kendala atau masalah -----. (1992).Undang-Undang Republik Indonesia
internal dan memanfaatkan peluang serta potensi No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
yang ada. Permukiman. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk
penanganan permukiman di Kawasan Segiempat
Tunjungan diantaranya adalah sebagai berikut.
a) Saran bagi penelitian
1. Penelitian tidak membahas penataan
sarana perdagangan dan jasa di
sepanjang jalan utama Kawasan
Segiempat Tunjungan. Untuk itu
diperlukan penelitian lebih lanjut yang
membahas mengenai penataan kawasan
perdagangan dan jasa yang sesuai
dengan Kawasan Tunjungan.
2. Diperlukan penelitian mengenai
pengelolaan drainase secara lebih
detail. Hal ini berkaitan dengan
permasalahn banjir yang selalu terjadi
di Kawasan Segiempat Tunjungan.
3. Diperlukan penelitian mengenai
penataan permukiman di Kawasan
Segiempat Tunjungan terkait aspek non
fisik antara lain sosial, budaya,
ekonomi kemasyarakatan yang lebih
menyeluruh.
b) Saran bagi pemerintah
1. Peningkatan kesadaran serta peran aktif
pemerintah kota dan propinsi untuk
lebih memperhatikan sektor
permukiman, khususnya permukiman
padat penduduk di pusat kota.
2. Bersama instasni-instansi yang terkait
yang ada, pemerintah dapt memberikan
sosialisasi kepada masyarakat tentang
rencana-rencana yang diperuntukkan
pada Kawasan Segiempat Tunjungan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Zainuri, (2003). Penataan Hunian
Padat di Pusat Kota, Tesis, Perancangan
Kota, Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya

8 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai