Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU

DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2009


Wahyu Tri Wijayanto
wahyutriwijayanto25@gmail.com

Risyanto
risyanto@ugm.ac.id

Abstract
Sub distric Gondokusuman a dense urban population with dominance the land
use of settlement area. Research method that used in this research was quantitative
method. Analysis technique that used were : 1) map analysis; 2) analysis nearest
neighbor and 3) multiple regression test. Independent variable this research is
broad settlement, population, and broad facility. Dependent variable is green open
space. Analysis unit on this research was settlement area. Environment quality
condition of urban settlement was progressively decreased. In this case, one
reason was the growing up of populations which the impact of urbanization was
causing city infrastructure facilities increasingly. It causes environment
degradation was in the from of decreasingly of green open space condition or
green area in varouse places. Open green space was part of city spatial whose be
protected areas in the city.
Keywords : Green Open Space, Distribution Pattren, Influence Factor

Abstrak
Kecamatan Gondokusuman merupakan perkotaan yang padat penduduk
dengan dominasi penggunaan lahan berupa area permukiman. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik analisis
yang digunakan adalah : 1) analisis peta; 2) analisis tetangga terdekat; dan 3)
analisis uji regresi berganda. Variabel bebas penelitian ini adalah luas
permukiman, jumlah penduduk, dan luas fasilitas. Variabel terpengaruhnya
adalah luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Unit analisis penelitian ini adalah
blok daerah permukiman. Kondisi kualitas lingkungan permukiman perkotaan
semakin lama semakin menurun. Dalam hal ini yang menjadi salah satu
penyebabnya ialah karena meningkatnya jumlah penduduk kota akibat dari arus
urbanisasi yang menyebabkan fasilitas infrastruktur kota semakin banyak.
Masalah yang timbul dari konsekuensi tersebut ialah degradasi lingkungan
berupa penurunan kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau kawasan hijau kota
di berbagai tempat yang ada. Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari
penataan ruang kota yang berfungsi sebagai kawasan lindung kota.
Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Pola Persebaran, dan Faktor Pengaruh

206
PENDAHULUAN Kabupaten Sleman terutama
Suatu kota merupakan suatu Kecamatan Depok. Secara letak
bidang kajian yang sangat menarik, strategis Kecamatan Gondokusuman
karena kompleksitas permasalahan merupakan daerah pinggiran kota
yang dimilikinya. Dalam wilayah kota karena berbatasan langsung dengan
inilah semua aspek kehidupan wilayah kabupaten lain. Kondisi ini
manusia muncul dengan ciri utama tidak begitu mempengaruhi kondisi
peri kehidupan non-agraris. Hal inilah kekotaan yang ada di Kecamatan
yang membedakannya dengan daerah Gondokusuman, yang sejatinya tetap
bukan kota. Kota dapat didelineasi merupakan daerah perkotaan.
dari segi administratif spasialnya dan Kecamatan Gondokusuman juga
juga dari keberadaan morfologi fisik dilalui jalan penghubung antar kota
lahan terbangunnya. Kompleksitas yaitu Jalan Yogyakarta dan Solo,
fisik lahan terbangun dari suatu sehingga menjadi prioritas pilihan
wilayah dapat untuk mengidentifikasi tempat seseorang untuk bertempat
keberadaan suatu kota. Semakin tinggal dan membangun tempat usaha.
banyak jumlah fisik lahan terbangun Kondisi penggunaan lahan di
dan semakin lengkap jenis fisik kecamatan Gondokusuman didominasi
bangunan tersebut menunjukkan oleh lahan pemukiman yang tersebar
derajat daerah kekotaan yang tinggi di 5 kelurahan yang ada, yakni di
pula. Kelurahan Klitren, Terban,
Daerah inti yang menjadi Demangan, Baciro, dan Kotabaru. Di
cakupan penelitian ini adalah kecamatan Gondokusuman terdapat
Kecamatan Gondokusuman. variasi kenampakan pemukiman yang
Merupakan salah satu kecamatan yang satu dengan lainnya antara lain
masuk dalam administrasi Kota kenampakan pemukiman
Yogyakarta. Kecamatan perkampungan, permukiman mewah,
Gondokusuman memiliki luasan permukiman di bantaran sungai atau
wilayah sekitar 3,98 Km² dan rel, dan kenamapakan permukiman
mempunyai jumlah penduduk sekitar disekitar kawasan pendidikan.
47.568 jiwa, yang terdiri dari laki-laki Laju perkembangan wilayah di
23.497 jiwa dan perempuan 24.071 daerah Kecamatan Gondokusuman
jiwa (Kecamatan Gondokusuman cukup pesat, hal ini ditandai dengan
Dalam Angka, 2012). Kecamatan banyaknya fasilitas yang mudah
Gondokusuman berada dibagian utara dijumpai dan tersebar dipinggir jalan
dalam Kota Yogyakarta, sehingga raya maupun jalan lingkungan. Yaitu
berbatasan secara langsung dengan baik fasilitas pendidikan, ekonomi-
207
sosial, maupun kesehatan. terbuka. Keberadaan ruang terbuka
Perkembangan wilayah tidak terlepas hijau di kawasan permukiman sebagai
dari meningkatnya jumlah penduduk pengendali stabilitas lingkungan
baik secara langsung maupun tidak permukiman setempat. Semakin
langsung. Pertumbuhan penduduk banyak keberadaan ruang terbuka
merupakan salah satu tolok ukur hijaunya didalam kawasan
dalam perkembangan suatu wilayah. permukiman maka semakin baik
Tingginya pertumbuhan penduduk di keberadaan lingkungan
Kecamatan Gondokusuman permukimannya.
disebabkan oleh adanya arus Kondisi demikian
urbanisasi menuju daerah perkotaan. mengakibatkan tidak seimbangnya
Sehingga keberadaan ruang kota antara lingkungan yang terbangun
menjadi padat dan kebutuhan akan (binaan) dan lingkungan perlindungan
ruang bagi penduduk lainnya menjadi (alami) sehingga menurunkan mutu
meningkat. Padahal keberadaan ruang kualitas hidup di kawasan perkotaan.
perkotaan sangat terbatas dan tidak Oleh karena itu, untuk mencapai
mungkin dapat diperbaharui lingkungan perkotaan yang ideal bagi
keberadaaan luasanya. Kondisi seluruh kalangan masyarakat, penataan
demikian menyebabkan ruang terbuka hijau dalam suatu kota
ketidakseimbangan antara kebutuhan menjadi pertimbangan yang serius.
ruang penduduk dengan kondisi ruang Fandeli (2004) menyatakan ruang
yang ada sebenarnya. Kebutuhan terbuka hijau kota merupakan bagian
ruang yang meningkat dalam hal ini dari penataan ruang perkotaan yang
ialah permukiman untuk tempat berfungsi sebagai kawasan lindung
tinggal/hunian penduduk. Peningkatan sehingga ruang terbuka hijau
lahan permukiman dipengaruhi oleh diklasifikasikan berdasarkan status
tingginya jumlah penduduk yang ada kawasan, seperti kawasan hijau kota
diwilayah tersebut. Lahan yang terdiri atas pertamanan kota,
permukiman berkembang dan kemudian kawasan hijau hutan kota,
mendesak keberadaan ruang-ruang kawasan hijau rekreasi kota, kawasan
kawasan hijau lainnya. Ruang hijau fasilitas olahraga, dan kawasan
kawasan hijau merupakan kawasan hijau perkarangan. Sedangkan definisi
lindung perkotaan yang bersifat alami. Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
Ruang kawasan hijau merupakan mengacu pada Undang-Undang
ruang terbuka hijau yang merupakan Penataan Ruang Nasional No. 26
tempat untuk tumbuh kembang Tahun 2007 adalah merupakan area
tanaman/vegetasi hijau yang bersifat memanjang/jalur dan/atau
208
mengelompok, yang penggunaannya mengambil foto kajian obyek di
lebih bersifat terbuka, untuk tempat lapangan. Adapun rumus perhitungan
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh prosentase liputan vegetasi untuk RTH
secara alamiah maupun yang sengaja permukiman adalah sebagai berikut :
ditanam. Prosentase Liputan Vegetasi =
Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui tingkat ketersediaan RTH X100%= %
di Kecamatan Gondokusuman,
mengetahui pola persebaran keruangan Adapun keterangan dari hasil
RTH di Kecamatan Gondokusuman, perhitungan tersebut adalah sebagai
dan mengetahui variabel-variabel yang berikut :
paling berpengaruh terhadap luasan Tabel 1. Keterangan Prosentase
RTH di Kecamatan Gondokusuman. Liputan Vegetasi
Data diperoleh dari digitasi on screen
Prosentase Liputan Kerapatan vegetasi
pada kenampakan Citra Quickbird Vegetasi (%)
tahun 2009 dan dari beberapa data <10% Sangat Jarang
sekunder yang terkait.
10% - 24% Jarang

METODE PENELITIAN 25% - 39% Sedang


1. Ketersediaan Ruang Terbuka
40% - 59% Rapat
Hijau
Tingkat ketersediaan RTH >60% Sangat Rapat

didaerah permukiman didapat dari


Sumber : Astin (1995 dalam
hasil prosentase liputan vegetasi hijau Budiyanto, 2007)
dengan luas per blok permukiman. Sehingga tingkat liputan
Liputan vegetasi hijau didigitasi on vegetasi hijau yang semakin rapat
screen berdasarkan per blok maka akan menunjukan ketersediaan
permukiman yang ada, sehingga RTH yang tinggi di wilayah tersebut.
Begitu pula sebaliknya jika tingkat
kondisi vegetasi hijau per blok
liputan vegetasi hijaunya jarang di
permukiman tentunya akan berbeda- setiap blok permukimannya maka
beda besaran luasnya. Tehnik yang ketersediaan RTH nya sangat rendah.
dipakai untuk mengerjakan hal ini
menggunakan analisis peta dengan 2 Pola Persebaran Keruangan
bantuan software pemetaan Arc GIS RTH
9.3 sedangkan untuk cek lapangannya Tehnik analisis tetangga terdekat
dapat dilakukan dengan digunakan untuk menentukan pola
mendokumentasikan berupa sebaran keruangan RTH permukiman

209
yang diukur dengan menggunakan tool turunkan nilainya). Jadi analisis
Analisis Spasial pada Arc GIS 9.3. regresi ganda akan dilakukan bila
Pada analisis pola yang berupa rerata jumlah variabel independennya
tetangga terdekat sehingga dapat minimal 2. Uji regresi berganda
diketahui RTH permukiman dilakukan untuk menguji hipotesis
Kecamatan Gondokusuman, apakah yang kedua, yakni Variabel yang
mengikuti pola random, mengelompok berpengaruh terhadap luasan ruang
atau seragam. terbuka hijau adalah jumlah penduduk,
luas area permukiman, dan luas
fasilitas.
Variabel penelitian dibedakan
menjadi dua macam yaitu variabel
S u m b
(
e
w
r :
w
A
w
r
.
c
h
G
e l
I
p
S
. a
R
r c
e
g
s o
i s
u
. c
r c
o
e
m
C
)
e n t e r
pengaruh (Independent Variabel) dan
Gambar 1. Ilustrasi Sebaran Dalam variabel terpengaruh (Dependent
Analisis Tetangga Terdekat
Variabel). Dalam penelitian ini yang
Rata-rata tetangga terdekat
merupakan alat untuk mengukur jarak menjadi variabel terpengaruh adalah
antara pusat massa masing-masing luas ruang terbuka hijau (RTH),
titik dan area lokasi sentral tetangga sedangkan variabel pengaruh adalah
terdekat. Jika indeks kurang dari 1, jumlah penduduk, luas permukiman,
maka pola sebaran cenderung luas ketersediaan fasilitas dalam setiap
mengelompok dan apabila indeks blok permukiman. Satuan unit analisis
lebih besar dari 1, maka pola sebaran
dalam penelitian ini menggunakan
cenderung menyebar. Namun, pada
Arc GIS 9.3 bentuk distribusi batasan blok permukiman.
digambarkan secara otomatis pada Analisis regresi berganda
hasil saat dilakukan analisis merupakan teknik analisis yang
menggunakan alat tetangga terdekat digunakan untuk menelaah hubungan
yang disebut tool Avarage Nearest antara dua variabel atau lebih,
Neighbour sehingga didapatkan
terutama untuk menelusuri pola
gambar seperti diatas.
hubungan yang belum diketahui
3. Faktor Pengaruh modelnya dengan sempurna dan untuk
Analisis regresi berganda mengetahui beberapa variabel
digunakan oleh peneliti, bila peneliti independen mempengaruhi variabel
bermaksud meramalkan bagaimana dependen dalam suatu fenomena yang
keadaan (naik turunnya) variabel kompleks. Regresi berganda
dependen (kriterium), bila dua atau digunakan untuk menggambarkan
lebih variabel independen sebagai hubungan antara satu variabel
prediktor di manipulasi (dinaik dependent (Y) dengan beberapa
210
variabel independent (Xi) dalam
Sambas A. M. dan Maman A. ( 2007).
Rumus regresi linier berganda
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Sambas A. M. dan Maman A. , 2007)
: Kondisi kualitas lingkungan
permukiman perkotaan semakin lama
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + … +
semakin menurun. Dalam hal ini yang
biXi + e menjadi salah satu penyebabnya ialah
Diketahui : karena meningkatnya jumlah
Y = variabel terikat (dependent) penduduk kota akibat dari arus
Xi = sejumlah i variabel bebas urbanisasi yang menyebabkan fasilitas
(independent) infrastruktur kota semakin banyak.
a = intercept, nilai Y saat X = 0 Masalah yang timbul dari konsekuensi
tersebut ialah degradasi lingkungan
b = koefisien gradien/slope
berupa penurunan kondisi RTH atau
e = error kawasan hijau kota diberbagai tempat
Menurut Santoso (2010) dalam yang ada. Berdasarkan hasil penelitian
uji regresi terdapat beberapa asumsi. didapatkan ketersediaan RTH
Asumsi-asumsi tersebut adalah permukiman di Kecamatan
sebagai berikut : Gondokusuman luasannya mencapai
0.364 Km², sedangkan total
1. Uji Normalitas, dimana nilai Y
keseluruhan RTH yang terdapat di
(variable dependent) terdistribusi Kecamatan Gondokusuman
secara normal terhadap nilai X berdasarkan hasil interpretasi yaitu
(variable independent). mencapai 0,6059 km² atau sekitar
2. Uji Liniaritas, dimana adanya 14,6% dari total luasan Kecamatan
hubungan yang bersifat linear Gondokusuman 4,150 km². Adapaun
antara variabel dependent dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Sangat Jarang dengan
sekelompok variabel independent.
prosentase RTH < 10% didapatkan 21
3. Uji Homoskedastisitas, dimana satuan blok dengan total luasan
variasi di sekitar garis regresi mencapai 0,036 km²; Klasifikasi
seharusnya konstan untuk setiap Jarang dengan prosentase RTH antara
nilai X. 10%-24% didapatkan 33 satuan blok
4. Uji Multikolinieraritas, dimana dengan total luasan mencapai 0,189
km²; Klasifikasi Sedang dengan
antar variable X tidak boleh saling
prosentase RTH antara 25%-39%
berkorelasi kuat. didapatkan 11 blok dengan total
5. Uji Autokorelasi, dimana luasan mencapai 0,096 km²; dan
terjadinya gangguan terhadap data Klasifikasi Rapat dengan prosentase
yang bersifat time series (data RTH antara 40%-59% didapatkan 8
berdasar waktu). blok dengan luasan 0,043 km².

211
Hipotesis yang menyebutkan Gondokusuman dipengaruhi oleh
pola persebaran keruangan RTH keberadaan jumlah penduduk dan luas
permukiman di Kecamatan fasilitas adalah benar adanya.
Gondokusuman yang Sedangkan variabel jumlah penduduk
Dispersed/Random (Acak) tidak merupakan variabel paling
terbukti adanya. Hal ini dibuktikan berpengaruh terhadap luasan RTH.
melalui analisis tetangga terdekat
dengan nilai Z (z-score) adalah 1,37 KESIMPULAN
dan nilai P (p-value) 0,169. Nilai P (p- 1. Ketersediaan RTH permukiman di
value) dengan convidence level
Kecamatan Gondokusuman
sebesar 90% harus mencapai nilai <
0,10 sedangkan pada hasil penelitian luasannya mencapai 0.364 Km²,
p-value mencapai lebih dari 0,10 yaitu sedangkan total keseluruhan RTH
0,169 yang artinya tidak memenuhi yang terdapat di Kecamatan
persyaratan. Selain itu tingkat Gondokusuman berdasarkan hasil
convidence level dalam penelitian interpretasi yaitu mencapai 0,6059
harus mencapai signifikasi 95% km² atau sekitar 14,6% dari total
dengan tingkat kesalahan 5%.
luasan Kecamatan Gondokusuman
Sehingga hipotesis yang diajukan
tidak terbukti adanya. 4,150 km².
Besarnya koefisien regresi dan 2. Hipotesis yang menyebutkan bahwa
nilai konstanta dapat diketahui dari pola persebaran keruangan RTH
nilai pada kolom Standarized permukiman di Kecamatan
Coefficient, yaitu pada kolom Beta. Gondokusuman yang
Pada kolom ini, nilai koefisien regresi Dispersed/Random (Acak) tidak
yang paling tinggi lah yang merupakan
terbukti adanya.
faktor yang paling berpengaruh. Pada
kolom Beta nilai koefisien regresi 3. Hasil uji analisis regresi berganda
adalah variabel luas fasilitas yang menyatakan bahwa variabel jumlah
sebesar 0,317 sedangkan jumlah penduduk merupakan variabel yang
penduduk memiliki nilai beta sebesar - paling berpengaruh terhadap luasan
0,548. Melihat t tabel dengan t hitung RTH. Tanda negatif (-)
juga memberikan interpretasi data
menunjukkan arah hubungan yang
analisis regresi karena pada data ini
digunakan (n = 73) maka t tabel untuk berlawanan antar variabel tersebut.
n tersebut adalah 1,99, sehingga Meningkatnya jumlah penduduk
pemahamanya ketika t hitung > dari t dibarengi dengan penurunan luasan
tabel maka nilai masing-masing ruang terbuka hijau.
variabel signifikan. Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat
dipergunakan untuk menjawab
hipotesis yang kedua, yakni keadaan
luas RTH di Kecamatan
212
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2011.
Kecamatan Gondokusuman
Dalam Angka 2011. Yogyakarta
: Biro Pusat Statistik.
Budiyanto, Eko. 2007. Aplikasi
Penginderaan Jauh Untuk
Usulan Penataan Ruang
Terbuka Hijau Daerah
Permukiman Di Sebagian Kota
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
Geografi UGM. Yogyakarta.
Fandeli, Chafid.,Kaharudin, dan
Mukhlison. 2004. Perhutanan
Kota. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
Muhidin, Sambas Ali dan
Abdurahman, Maman. 2009.
Analisis Korelasi, Regresi, Dan
Jalur Daalam Penelitian.
Bandung :CV. Pustaka Setia.
Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi
10: Mengolah Data Statistik
Secara Profesional. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo
Undang-Undang RI No. 26 Tahun
2007 tetang Penataan Tata
Ruang Wilayah Nasional

213

Anda mungkin juga menyukai