Nopiandi
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Islam Bandung
Nopiandi.rachman@gmail.com
Abstrak
Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat yang memiliki tingkat
pembangunan ekonomi yang tinggi. Hal ini ditandai dengan dominasi sektor perdagangan
dan industri dalam struktur ekonomi Kota Bandung. Pembangunan yang terus berjalan
menyebabkan kebutuhan terhadap lahan semakin besar. Kebutuhan terhadap lahan di Kota
Bandung yang terus meningkat ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan karena luas
lahan yang ada tetap. Hal ini mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan di Kota
Bandung. Pembangunan fisik wilayah Kota Bandung yang terus meningkat perlu diimbangi
dengan pembangunan lingkungan dalam wujud Ruang Terbuka Hijau (RTH). Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mensyaratkan luas RTH minimal
30% dari luas wilayah kota dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui upaya Pemerintah Kota Bandung
dalam Pemenuhan RTH 30% yang sesuai dengan amanat (Undang - Undang RI No 26 Tahun
2007, 2007) tentang penataan ruang, serta menganalisis permasalahan yang dihadapi Pemkot
Bandung serta upaya-upaya apa saja yang dilakukan pemerintah dalam penyedian RTH di
kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi
literatur atau studi pustaka, dengan mengumpulkan data sekunder meliputi data geofisik
lahan, data sosial ekonomi, serta data dari instansi terkait, pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif.
Hasil yang ditemukan terdapat kenaikan jumlah penduduk sekitar 0,29% atau 7.316
jiwa setiap tahunnya. Kota Bandung yang memiliki luas sekitar 16 ribu hektare seharusnya
memiliki RTH 30 persen atau sekitar 5 ribu hektare. Saat ini kita baru 12,21 persen atau
sekitar 2.000 hektare, masih kurang 3.000-an hektare lagi. Untuk mengatasi masalah diatas
diketahui pemerintahan Kota Bandung mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam upaya
penyediaan ruang terbuka hijau 30% sudah terlihat ada progresnya, namun masih belum
signifikan.
Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Komposisi dan luasan RTH ini dimaksudkan
Latar Belakang
agar tercipta keseimbangan lingkungan
Adanya arus migrasi penduduk ke perkotaan yang dapat terwujud jika RTH
kota menyebabkan kebutuhan akan lahan perkotaan tetap tejaga dan terpelihara baik
semakin meningkat. Sementara itu, daya secara kuantitas maupun secara kualitas.
dukung lingkungan dan sosial yang ada (Ashadi, 2013) menempatkan komposisi
mengalami penurunan, sehingga tidak berimbang antara ruang terbangun dengan
mampu mengimbangi kebutuhan akibat RTH pada urutan teratas konsep penataan
tekanan penduduk (Departemen Pekerjaan perkotaan, sebagai berikut : Komposisi
Umum, 2008). Hal ini menjadi tantangan pembangunan dan RTH yang seimbang,
yang cukup berat bagi pengelolaan ruang yaitu 30% RTH; Membangun kota berarti
dikawasan kota. Kebutuhan terhadap lahan membangun gaya hidup, dibuat regulasi
yang terus meningkat dan (P2KH Program sehingga orang akan lebih memilih
Pengembangan Kota Hijau, 2016)tidak mengunakan kendaraan umum daripada
diimabangi dengan ketersediaan lahan kendaraan pribadi; Keseimbangan antara
menyebabkan terjadinya perubahan pembangunan ekonomi, sosial, dan
penggunaan lahan. Meningkatnya lingkungan (pembangunan berkelanjutan);
pertumbuhan penduduk akan berdampak Memberikan visi yang jelas bagi warganya;
pada pengalihfungsian lahan menjadi lahan Adanya political will dari pemimpinnya.
terbangun maupun tidak terbangun, Namun keberadaannya sebagai
akibatnya proporsi ruang terbuka hijau sebuah ruang dengan fungsi ekologis
menjadi berkurang dan tidak dapat berfungsi menjadikan RTH seringkali dikorbankan
secara optimal. Selain itu juga akan dalam membangun dan mengembangkan
berdampak pada kualitas lingkungan yang sebuah kota. Padahal, berkurangnya
cenderung kurang optimal karena persentase RTH menyebabkan suhu udara di
berkurangnya ruang terbuka hijau. daerah tersebut meningkat, Keberadaan
Ketersediaan ruang terbuka hijau yang RTH yang identik dengan tutupan lahan
cukup merupakan salah satu usaha berupa vegetasi berperan penting dalam
mempertahankan kualitas fungsi lingkungan mengurangi panas di perkotaan, serta di
secara optimal. Ruang terbuka hijau menjadi wilayah permukiman dan industri (Dewi,
unsur penting untuk keberlangsungan 2018). Kota Bandung merupakan kota yang
kehidupan manusia khususnya sebagai besar dengan berkembangnya sektor
penyeimbang unsur bangunan di lingkungan perdagangan dan jasa dalam segi ekonomi
perkotaan (Purnomohadi, 2006). Kota. Hal ini mendorong terjadinya arus
(Undang - Undang RI No 26 Tahun migrasi terutama dari Kabupaten dan kota
2007, 2007) Tentang Penataan Ruang kecil sekitarnya. Menurut (Putri & Zain,
dengan tegas menyebutkan bahwa luas 2010) pada tahun 1996 proporsi luas lahan
Ruang terbuka Hijau (RTH) di perkotaan RTH yang dikelola oleh Pemerintah Kota
adalah minimal 30% dari luas wilayah Bandung yang meliputi taman kota,
perkotaan, dengan proporsi 20% untuk RTH perkebunan bibit dan pemakaman adalah
publik dan 10% untuk RTH privat. sebesar 4,28% dari luas wilayah Kota
Bandung dan menurun menjadi sebesar Dalam penelitian ini dilakukan dengan
1,45% pada tahun 2001. Kondisi ini cukup metode studi literatur atau studi pustaka,
memprihatinkan mengingat peran RTH dengan mengumpulkan data sekunder
dalam menjaga keseimbangan lingkungan meliputi data geofisik lahan, data sosial
kota cukup penting. ekonomi, serta data dari instansi terkait.
Menurut (DPKP3 Kota Bandung) Sedangkan pendekatan yang digunakan
luas RTH Kota Bandung yang meliputi dalam penelitian ini adalah pendekatan
taman kota, kebun bibit dan pemakaman kualitatif.
serta beberapa jenis RTH lain seluas
Fakta dan Analisis
1.099,28 ha atau 6,57% dari luas wilayah
Kota Bandung. Hal ini masih jauh dari 1. Gambaran umum Kota Bandung
aturan yang ditetapkan dalam Undang- Kota Bandung berada pada ketinggian
Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang sekitar 791 meter di atas permukaan
Penataan Ruang. Oleh karena itu masih laut. Titik tertinggi ada di sebelah utara
perlu banyak kajian untuk mengetahui dengan ketinggian 1.050 meter dan titik
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan terendah ada di sebelah selatan dengan
penggunaan lahan di Kota Bandung ketinggian 675 meter (Pemerintah Kota
sehingga bisa menjadi masukan untuk Bandung, 2004) Jumlah penduduk Kota
mengontrol terjadinya perubahan Bandung tahun 2016 adalah 2.490.622
penggunaan lahan di masa yang akan jiwa, bertambah di tahun 2017 menjadi
datang. Kebutuhan RTH perlu diketahui ± 2.497.938 juta jiwa (BPS, 2019),
dengan pendekatan berdasarkan luas artinya terdapat kenaikan jumlah
wilayah dan jumlah penduduk serta perlu penduduk sekitar 0,29% atau 7.316 jiwa
mengetahui tingkat kenyamanan setiap tahunnya. Perkembangan
berdasarkan indeks kenyamanan termal, penduduk yang pesat menuntut
agar amanat (Undang - Undang RI No 26 penyediaan pemukiman dan sarana
Tahun 2007, 2007) tentang Penataan Ruang prasarana pendukungnya. Hal ini tidak
mampu tercapai khususnya di wilayah Kota mudah dipenuhi karena sebagian lahan
Bandung. di bagian utara merupakan wilayah
Tujuan resapan air, di bagian selatan
merupakan daerah aliran sungai (DAS)
Penelitian ini memiliki tujuan untuk Citarum dan di bagian timur merupakan
mengetahui upaya Pemerintah Kota rawarawa.
Bandung dalam Pemenuhan RTH 30% yang 2. Gambaran umum Ruang Terbuka
sesuai dengan amanat (Undang - Undang RI Hijau di Kota Bandung
No 26 Tahun 2007, 2007) tentang Penataan RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah
Ruang, serta menganalisis permasalahan area memanjang/jalur dan/atau
yang dihadapi Pemkot Bandung serta upaya- mengelompok, yang penggunaannya
upaya apa saja yang dilakukan pemerintah lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
dalam penyedian RTH di wilayah kota tanaman, baik yang tumbuh secara
Bandung. alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Pendekatan (UU No. 26 Tahun 2007). Ruang
terbuka hijau sebagaimana dimaksud
dalam UU No. 26 Tahun 2007 terdiri taman sepanjang sempadan
dari ruang terbuka hijau publik dan jaringan jalan, jalan tol, rel kereta
ruang terbuka hijau privat. api, sungai, irigasi, dan SUTT;
Ruang terbuka hijau di Kota Bandung kawasan pemakaman; dan
terdiri dari: hutan kota.
taman unit lingkungan;