Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)


Vol. 1, No. 1, September 2022. Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

Analisis Pola Permukiman Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan


Selatan

Siti Salma1
1
Program Studi Geografi,FISIP Universitas Lambung Mangkurat,Banjarmasin,indonesia

E-mail addresses: sitisalma030304@gmail.com

Diterima 2021-XX-XX /Revisi 2021-XX-XX Diterima 2021-XX-XX


©2021 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM.

Abstrak

Pemukiman selalu membutuhkan lahan, yang jumlahnya dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan.Pertumbuhan penduduk yang semakin berkembang pesat akan mengakibatkan kebutuhan
permukiman semakin besar,perkembangan permukiman dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan
penduduk.Kebutuhan rumah yang meningkat ini menyebabkan penduduk setempat mendirikan bangunan tanpa
memperhatikan batas lahan/ kavling awal, sehingga terjadilah pemadatan bangunan. Hasil dari pemadatan
bangunan ini dapat merubah pola permukiman bahkan menciptakan pola permukiman baru pada wilayah
tersebut.Kabupaten Barito kuala merupakan wilayah yang termasuk didalam pinggiran kota yang mengakibatkan
perubahan terhadap perkembangan fisik perubahan lahan permukiman yang produktif,selain itu terdapat para
pedatang dari berbagai daerah untuk bertempat tinggal.Hal ini terjadi pada wilayah Barito kuala yang awalnya
hanya permukiman dipinggiran kota berubah menjadi wilayah yang memiliki pola permukiman mengikuti pola
jaringan jalan dan pola meneglompok akibat pemadatan bangunan.

Kata kunci : Pola,Wilayah,Permukiman,Penduduk

Abstract

Settlements always require land, the amount of which continues to increase from year to year. Rapidly growing
population growth will result in greater housing needs, settlement development is influenced by population growth
rates. This increasing housing need causes local residents to build buildings without regard to boundaries. initial
land/lots, so that the building compaction occurs. The results of this building compaction can change settlement
patterns and even create new settlement patterns in the area. Barito Kuala Regency is an area that is included in
the outskirts of the city which results in changes to the physical development of productive residential land
changes, in addition there are immigrants from various regions to reside This happened in the Barito Kuala area,
which was originally only a settlement on the outskirts of the city, turned into an area that has a settlement pattern
following the pattern of the road network and the pattern of clustering due to the compaction of buildings.

Keywords: Pattern, Region, Settlement, Population

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Jurnal
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)
Vol. 1, No. 1, September 2022. Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

Kecenderungan masyarakat untuk memilih


A. PENDAHULUAN kawasan pemukiman yang mendukung mata
pencaharian mengakibatkan pemusatan dan
Permukiman merupakan bagian dari persebaran permukiman di suatu wilayah
kebutuhan dasar manusia (Primer) yang seperti permukiman permanen yang biasa
perlu dipenuhi agar manusia dapat terlihat di dekat sungai, pantai, kawasan
berkembang dan hidup dengan baik pertanian, fasilitas umum dan kawasan
sesuai dengan dirinya. Permukiman pada industri.Bisa pemilihan lokasi permukiman
hakekatnya merupakan kebutuhan ini adalah , salah satu penyebab perbedaan
(individu) yang terpisah tetapi dapat pola permukiman.
berubah menjadi kebutuhan bersama
jika masyarakat memiliki keluarga dan Kabupaten Barito Kuala terletak paling
masyarakat. Pertambahan jumlah Barat dari Provinsi Kalimantan Selatan,
penduduk dalam suatu wilayah dengan batas-batas: Sebelah Utara
perkotaan selalu diikuti oleh berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai
peningkatan kebutuhan ruang. Kota Utara (HSU) dan Kabupaten Tapin. Sebelah
sebagai perwujudan geografis selalu Timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar
mengalami perubahan dari waktu ke dan Kota Banjarmasin. Sebelah Barat
waktu. Perkembangan permukiman berbatasan dengan Kabupaten Kapuas
sangat dipengaruhi oleh penghuni (Provinsi Kalimantan Tengah). Sebelah
permukiman, Pertumbuhan penduduk Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
dan aktivitas pemukiman memerlukan Dengan posisi geografis berada pada
penambahan ruang untuk menampung 2º29’50’’-3º 30’18’’ Lintang Selatan dan
fasilitas dan bangunan-bangunan dapat 114º20’50’’-114º50’18’’ Bujur Timur.
menampung aktivitas tersebut. Secara administratif, Kabupaten Barito
Kuala terdiri dari 17 Kecamatan dan 200
Permukiman idealnya harus memuat desa/kelurahan yang bisa kita bagi dengan 2
dua syarat utama yaitu, fisik lingkungan wilayah, meliputi wilayah utara Kecamatan
harus mencerminkan pola kehidupan dan Kuripan, Tabukan, Marabahan, Bakumpai,
pola budaya setempat, dan lingkungan Cerbon, Rantau Badauh, Barambai,
permukiman harus didukung oleh Belawang, Mandastana, Jejangkit dan
fasilitas pelayanan dan ultilitas Wanaraya. Wilayah selatan yaitu Kecamatan
umumnya sebanding dengan ukuran atau Alalak, Anjir Pasar, Anjir Muara, Tamban,
luasannya lingkungan dan banyaknya Mekarsari, dan Tabunganen.
penduduk. Oleh karena itu kondisi
permukiman tidak lepas dari aspek Berkembangnya permukiman
penduduknya sebagai penghuni. Dengan mengidikasikan adanya pola pengembangan
demikian peranan penduduk atau ruang pada wilayah Barito kuala sebagai
penghuni di setiap permukiman sangat akibat dari transformasi atau pemadatan
penting dalam mengupayakan bangunan. Dengan mengetahui tipe/pola
pengembangan permukiman sebagai permukiman yang saat ini terbentuk
unsur penting dalam menunjang proses diharapkan dapat memberikan bahan kajian
pembangunan secara berkelanjutan dalam pengambilan keputusan sehingga
(Menurut Budihardja 1984, dalam dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan
Syartinilia, 2002) kebijakan terutama di bidang permukiman
dan perkotaan.

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Jurnal
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)
Vol. 1, No. 1, September 2022. Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

B. KAJIAN PUSTAKA Perilaku dan kondisi sosial


penduduk dipengaruhi oleh
1.Definisi Permukiman lingkungan disekitarnya.
Menurut undang-undang Nomor 1 c. Faktor budaya
tahun 2011 tentang perumahan dan Pola hidup yang menjadi
kawasan permukiman, yaitu kebiasaandikampung terbawa
permukiman adalah bagian dari dalam lingkungan kehidupan kota.
lingkungan hunian yang terdiri atas d. Faktor politik
lebih dari satu satuan perumahan yang Kondisi politik disuatu negara
mempunyai prasarana, sarana, utilitas mempengaruhi pertumbuhan
umum, serta mempunyai penunjang permukiman karena keadaan
kegiatan fungsi lain di kawasan pemerintahan dan kenegaraan yang
perkotaan atau kawasan perdesaan stabil dilengkapi dengan dengan
(Mavita Nabata Dzakiya DKK,2019) peraturan serta kebijakan
pemerintah akan menciptakan
Permukiman merupakan suatu tempat suasana yang aman dan situasi
atau lingkungan tempat tinggal manusia menguntungkan untuk
manusia,tumbuh dan berkembang serta membangun.
melangsungkan kehidupanya.
Perkembangan permukiman dapat 3. Pola Permukiman
terjadi akibat pertumbuhan penduduk,
keadaan ekonomi masyarakat, serta Pola permukiman secara jelas
bertambahnya kegiatan masyarakat. Hal dipengaruhi oleh variasi penggunaan
ini menyebabkan makin meluasnya lahan, kondisi topografi, ketinggian
lingkungan wilayah sebuah tempat dan faktor aksesibilitas
permukiman dengan dilakukannya daerah kondisi sosial – ekonomi
pembangunan rumah-rumah penduduk maupun fasilitas sosial –
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, yang dalam
pertumbuhan penduduk di lingkungan/ perkembangannya akan sangat
wilayah tersebut (Stivani Ayuning mempengaruhi pola maupun
Suwarlan,2020). persebaran permukiman di suatu
daerah.Pola permukiman
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menunjukan tempat bermukim
permukiman manusia dan bertempat tinggal
menetap dan melakukan
Permukiman dipengaruhi oleh kondisi kegiatan/aktivitas sehari-harinya.
lingkungan,sosial,ekonomi dan budaya. Permukiman dapat diartikan sebagai
Sehingga dari unsur tersebut yang akan suatu tempat (ruang) atau suatu
mempengaruhi menjadi faktor-faktor daerah dimana penduduk
yang menjadi landasan perkembangan terkonsentrasi dan hidup bersama
permukiman Sumaatmadja, (1993) menggunakan lingkungan setempat,
antara lain : untuk mempertahankan,
a. Faktor fisik alamiah melangsungkan, dan
Faktor fisik akan mempengaruhi mengembangkan hidupnya
perkembangan permukiman kerena Persebaran permukiman sangat
keberadaan rumah dan permukiman menentukan terhadap pola
tidak akan lepas dan keadaan lahan. permukiman, dalam hal ini ada tiga
b. Faktor sosial variasi persebaran yaitu :

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Jurnal
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)
Vol. 1, No. 1, September 2022. Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

1. Pola Linear atau Memanjang Pola D. HASIL DAN PEMBAHASAN


permukiman yang mengikuti pola
bentuk sungai, karena saat itu Kabupaten Barito Kuala adalah salah
sungai sebagai sumber kehidupan satu Pemerintah Kabupaten di Provinsi
sehari-hari. Selain itu, juga Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota
berfungsi sebagai jalur kabupaten ini terletak di Marabahan.
transportasi antarwilayah. Kota Marabahan sebagai ibukota
Melalui jalur transportasi sungai, Kabupaten berjarak ± 45 km² dari kota
perekonomian sederhana saat itu Banjarmasin dapat ditempuh rata-rata ±
telah berlangsung. 1,5 jam melalui jalan darat.
2. Pola Tersebar Pola tersebar
terdapat di daerah dataran tinggi Kabupaten ini memiliki luas wilayah
atau gunung api. Penduduk akan 2.996,46 km² dan berpenduduk
mendirikan permukiman secara sebanyak 318.044 jiwa (hasil Sensus
tersebar karena mencari daerah- Penduduk Indonesia 2020). Sebagian
daerah yang relatif aman, tidak wilayah Barito Kuala termasuk dalam
terjal, dan morfologi yang relatif calon Wilayah Metropolitan Banjar
rata. Bakula.Kabupaten Barito Kuala
3. Pola Permukiman Memusat Ciri berbatasan dengan provinsi Kalimantan
khas pola ini adalah pembangunan Tengah, tepatnya di kabupaten Kapuas,
rumah penduduknya cenderung dan lokasinya berada di tepi laut.
berdekatan pada suatu titik lokasi Pola permukiaman di Kabupaten
tertentu. Pola ini banyak di Barito kuala beragam yaitu termasuk
wilayah daratan rendah dan pola permukiman linear atau
memungkinkan terbentuk karena memanjang mengikuti pola bentuk
dihuni secara turun-temurun oleh sungai dan jaringan jalan salah satunya
beberapa generasi. diwilayah kecamatan Anjir.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam


penulisan jurnal ini adalah studi
kepustakaan (library research) yaitu
metode pengumpulan data melalui
telaah terhadap sumber-sumber
kepustakaan (Mahmud, 2011) yang Gambar .1.1 Pola permukiman Acak
dilakukan dengan cara mengolah data Terdapat juga pola permukiman
yang berasal dari buku, jurnal, skripsi, memusat dimana jarak nya berdekatan
maupun tesis yang berhubungan dan (Uniform) yaitu permukiman
denganpola permukiman. Setelah permukiman tersebut jaraknya sama atau
diolah, kemudian data dianalisis, sama jauhnya dengan tetangganya
dirangkum, dan digeneralisasikan
dengan menggunakan kajian teori yang
relevan sehingga menjadi satu kesatuan
jurnal yang utuh.

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Jurnal
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)
Vol. 1, No. 1, September 2022. Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

Wulangsari, A., & Pradoto, W. (2014). Tipologi


segregasi permukiman berdasarkan faktor
dan pola permukiman di Solo Baru,
Sukoharjo. Jurnal Pembangunan Kota,
Volume10 (4), 387-399.

Dzakiya, M. N., Subiyanto, S., & Amarrohman, F. J.


(2019). ANALISIS PERKEMBANGAN
DAN POLA PERMUKIMAN DI
WILAYAH KECAMATAN
Gambar 1.2 Pola Permukiman memusat PERBATASAN KOTA SEMARANG
DAN KABUPATEN KENDAL. Jurnal
Pola permukiman memusat yaitu Geodesi Undip, 8(4), 123-132.
permukimannya cebderung berdekatan dan
berada pada satu titik lokasi yatitu berada di lingga Wardana, I. M., Sukardi, S., & Wandiyo, W.
kecamatan Alalak. (2022). POLA SEBARAN PERMUKIMAN
DI KOTA KAYU AGUNG. Kalpataru:
Jurnal Sejarah dan Pembelajaran
Sejarah, 7(2), 109-118.
E. KESIMPULAN
Repi, R., & Masrul, W. (2021). Pola Permukiman
Dari hasil dan pembahasan dapat Desa Rantau Bais Kabupaten Rokan
Hilir. JURNAL TEKNIK, 15(2), 113-119.
disimpulkan bahwa pola permukiman
merupakan pola permukiman Rakhmawati, E. R., Sriyono, S., & Setyowati, D. L.
menunjukan tempat bermukim manusia (2014). Analisis Pola Sebaran Permukiman
dan bertempat tinggal menetap dan Berdasarkan Topografi Di Kecamatan
melakukan kegiatan/aktivitas sehari- Brangsong Kabupaten Kendal. Geo-
Image, 3(2).
harinya, Permukiman dapat diartikan
sebagai suatu tempat (ruang) atau suatu Yambo, F. N., Nurkukuh, D. K., & Kurniawati, A. I.
daerah dimana penduduk terkonsentrasi (2022). Pola Perkembangan Permukiman di
dan hidup bersama menggunakan Kota Kotamobagu. Matra, 3(1), 43-50.
lingkungan setempat, untuk
Roziqin, A., & Kusumawati, N. I. (2017, July).
mempertahankan, melangsungkan, dan Analisis Pola Permukiman Menggunakan
mengembangkan hidupnya.Pola Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam.
permukiman di Kabupaten Barito utara In Prosiding Industrial Research Workshop
terdapat 2 (dua) pola yaitu pola and National Seminar (Vol. 8, pp. 52-58).
permukiman linear atau memanjang dan
Safirah, S., Rukmi, W. I., & Maulidi, C. (2019).
pola permukiman memusat. POLA PERMUKIMAN DI KAMPUNG
PANGGUNG KOTA MALANG. Planning
for Urban Region and Environment Journal
F. UCAPAN TERIMA KASIH (PURE), 8(3), 371-378.

Suwarlan, S. A. (2020). ANALISIS POLA


Saya ucapkan terima kasih kepada PERMUKIMAN KAMPUNG PENELEH
semua pihak yang terlibat dalam SURABAYA. Jurnal Arsitektur
penyelesain jurnal ini dan saya mohon ARCADE, 4(1), 52-56.
maaf apabila terdapat kekurangan
dalam penulisan ini mohon kritik dan Surur, F., & Syahril, M. (2019, August). Pola
Permukiman Tepian Sungai Walanae di
saran yang mendukung agar saya dapat Desa Welado Kecamatan Ajangale
menuliskan jurnal lebih baik kedepanya. Kabupaten Bone. In Seminar Nasional
Arsitektur, Budaya Dan Lingkungan Binaan
G. REFERENSI (Semarayana) (pp. 27-34).

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Jurnal
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)
Vol. 1, No. 1, September 2022. Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

Putro, J. D., & Nurhamsyah, M. (2015). Pola


Permukiman Tepian Air, Studi Kasus: Desa
Sepuk Laut, Pungur Besar Dan Tanjung
Saleh Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten
Kubu Raya. Langkau Betang: Jurnal
Arsitektur, 2(1), 65-76.

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX

Anda mungkin juga menyukai