Dosen Pembimbing:
Ir. Ricky Hartonio, M.M.
Disusun Oleh:
Aldo Setiawan
(2022330050034)
KELAS B
PROGRAM STUDI PENGANTAR SOSIOLOGI
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JAYABAYA
BAB I
2
LANDASAN TEORI
Teori yang digunakan dalam paper ini adalah Teori Tindakan Sosial pada
masarakat oleh (Yuridis) dan Teori Berisi Tentang Relokasi Pemukiman
Penduduk Di Sungai 2014
Pencemaran sungai ialah kondisi masuknya berbagai zat maupun benda tak terurai
yang mengakibatkan air terkontaminasi dan kehilangan fungsi. Selain dapat menjadi
berbagai sumber penyakit, pencemaran air turut mengakibatkan banjir.
3
I. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, didapat beberapa
rumusan masalah, antara lain
4
II. PEMBAHASAN
7
d. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
e. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan
yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
f. Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau
pemegang izin apabila kegiatan pembangungan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang yang menmbulkan kerugian
Kewajiban Masyarakat terdapat pada bagian kedua perda pasal 81, dalam
pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:
a. Mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dan pejabat
berwenang;
c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan
ruang; dan
d. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Bagian Ketiga Peraturan Daerah mengenai Peran Masyarakat terdapat
pada
pasal 83 s/d pasal 87:
(1) Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap:
a. Proses perencanaan tata ruang;
b. Pemanfaatan ruang; dan
c. Pengendalian pemanfaatan ruang.
(2) Ketentuan lebih lanut tentang peran masyarakat sebagai yang dimaksud pada
ayat, diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 84 menyatakan bahwa: Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata
ruang
sebagai mana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1) huruf a dapat berbentuk,
a. Memberi masukan mengenai:
1. Persiapan penyusun rencana tata ruang;
2. Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3. Pengidenfikasikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau
kawasan;
4. Perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
8
5. Penetapan rencana tata ruang. 27
b. Kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
Pasal 85 menyatakan bahwa: peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud daam pasal 83 ayat (1) huruf b dapat berbentuk,
a. Pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara berdasarkan
peraturan perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan yang berlaku;
b. Bantuan pemikir dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan
pemanfaatan
ruang wilayah dan kawasan yang mencakup lebih dari satu wilayah
kabupaten/kota di daerah;
c. Penyelenggaraan pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
dan
rencana tata ruang kawasan yang meliputi lebih dari satu wilayah;
d. Perubahan atau konservasi pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata
ruang
wilayah kabupaten yang telah ditetapkan; dan
e. Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara
dan meningkatkan kelestarian fungsii lingkungan hidup dan sumber daya
alam.
Pasal 86 menyatakan bahwa:
(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang di daerah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
koordinasikan oleh pemerintah daerah. 28 Pasal 87 menyatakan bahwa: peran
serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) huruf c disampaikan secara lisan atau
tertulis kepada Bupati dan pejabat yang ditunjuk
9
4. Upaya pemerintah dalam peran teradap relokasi
III. KESIMPULAN
didapat bahwa masyarakat pada saat awal-awal pemerintah menjalankan program ini
memang berat karena sempat mendapatkan pertentangan dari masyarakat yang
menolak rumahnya untuk direlokasi dan juga sebagian masyarakat sudah terbiasa
10
hidup di bantaran sungai karena apabila mereka dipindah ketempat yang baru mereka
harus adaptasi lagi dengan lingkungan yang baru selain itu juga masyarakat menilai
lokasi tempat pengganti relokasi itu letaknya sangat jauh dari kota dan sulit untuk
mendapatkan moda transpotasi hal ini menyulitkan bagi mereka yang akan bekerja
maupun bagi anak-anak mereka yang sekolah disisi lain masyarakat menilai
mendukung dari program ini asalkan pemerintah serius menaganinya beri tempat
pengganti yang layak sesuai dengan apa yang udah dijanjikaan dan disosialisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dikutip oleh para jurlan yang di peruntukan pada masa rakat bantaran sungai
https://eprints.umm.ac.id/45516/3/BAB%20II.pdf
11