PENDAHULUAN
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
sungai bukan hanya sebagai sumber mata air melainkan menjadi tumpuan
sungai juga dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik, sebagai
sarana transportasi, sebagai tempat pariwisata dan lain sebagainya. Bahkan jika
dikelola dengan baik dan benar, sungai dapat berfungsi sebagai pencegah banjir.
Banjir disebabkan oleh luapan sungai yang melintasi kawasan. Sungai mengalami
sedimentasi yang cukup tinggi dan perubahan tata guna lahan di sepanjang aliran
penampang sungai tidak dapat menampung kelebihan air saat musim penghujan
tiba..
Dalam 5 tahun terakhir kondisi iklim di Kota Ambon memiliki cuaca yang
ekstrim. Pada tahun 2012 dan 2013 Kota Ambon mengalami curah hujan yang sangat
tinggi. Oleh sebab itu, terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang
menimbulkan korban jiwa dan materi. Di Kota Ambon, seiring dengan peningkatan
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi maka sejumlah kawasan dalam kota yang
tidak layak dibangun telah diokupasi untuk dijadikan permukiman, antara lain area
Peristiwa ini tentu sangat merugikan dan membahayakan warga yang tinggal
sempadan dengan Sungai Waitomu sendiri..Melihat kondisi ini maka perlu di buat
Waitomu sehingga dapat di temukam solusi untuk mengatasi banjir masalah tersebut.
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Sempadan sungai atau floodplain terdapat di antara ekosistem sungai dan ekosistem
daratan. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung, sempadan sungai didefinisikan sebagai kawasan sepanjang kiri
dan kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan fungsi sungai. Daerah sempadan mencakup daerah
bantaran sungai yaitu bagian dari badan sungai yang hanya tergenang air pada musim hujan dan
daerah sempadan yang berada di luar bantaran yaitu daerah yang menampung luapan air sungai
di musim hujan dan memiliki kelembaban tanah yang lebih tinggi dibandingkan kelembaban
tanah pada ekosistem daratan. Banjir di sempadan sungai pada musim hujan adalah peristiwa
alamiah yang mempunyai fungsi ekologis penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan
dan kesuburan tanah. Bantaran ditentukan berdasarkan hubungan antara aliran banjir dan luas
profil alur bawah, biasanya 1,0 m-1,5 m diatas elevasi muka air rendah rata-rata.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri P.U. No. 63/PRT/1993. yang disebut bantaran
sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai sampai dengan kaki tanggul
sebelah dalam. Menurut peraturan menteri P.U nomer 63 tahun 1993 pasal 6 mengenai garis
disebelah luar sepanjang kaki tanggul, sedangkan menurut pasal 8 mengenai penetapan Garis
Sempadan Sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria sungai
2004. telah dibuat draft raperda RTRW yang akan mengatur jarak sempadan sungai.Data ini
nantinya akan digunakan untuk menentukan kriteria fisik bangunan, batas-batas yang dapat
dikembangkan dalam hunian serta batasan fisik lainnya agar tetap sesuai dengan kepentingan
menempati lahan yang semestinya tidak untuk bangunan.Solusi mengenai permukiman liar di
daerah bantaran sungai adalah dengan penggusuran atau penghunian kembali penduduk lama ke
a) Replacement cost
Masyarakat yang terkena proyek pemindahan lokasi (penggusuran) harus mendapatkan ganti
rugi atau kompensasi. Ganti rugi tersebut harus sebanding dengan kondisi tempat yang akan
ditinggal, khususnya dalam segi harga, harga lahan dan biaya pembangunan kembali tanpa
b) Income Restoration
Program ini harus dirancang untuk membantu meningkatkan standar hidup dan pendapatan
masyarakat yang terkena imbas dari penggusuran, sehingga setelah program dilaksanakan
Adalah orang yang tinggal di lahan dan bangunan yang tidak memiliki ijin resmi dari
pemerintah. Squatters lebih kepada mereka yang menggunakan lahan untuk tempat tinggal atau
tujuan komersial, sedangkan Eucroachers adalah orang yang menggunakan lahan untuk tujuan
penelitian. Secara sosial, orang-orang ini tidak boleh diabaikan, berdasarkan Bank Resettlement
Police, mereka perlu dibantu dan tetap diberi kompensasi walaupun mereka tidak memiliki ijin
resmi.
d) Displacement
Program penggusuran dilakukan atas dasar yang jelas, akibat dari pentingnya program tersebut
dilaksanakan, contohnya sosial ekonomi, dan memang perlu untuk dipindahkan dan
e) Indigenous Peoples
Proyek resettlement harus dipersiapkan secara matang dan disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya setempat.
f) Baselines Surveys
Persiapan dan pelaksanaan rencana settlement dilakukan dengan metode baselines surveys.
masyarakat yang akan dipindahkan. Ada dua teori besar perumahan dan permukiman
penuh pemerintah. Teori ini lebih menekankan masalah perumahan dan permukiman
kondisi sosial ekonomi penghuninya. Teori ini menganggap penyediaan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan menengah kebawah tidaklah dapat menyelesaikan masalah
permukiman.
barang-barang yang tidak berguna, dll. Karena itulah maka rumah-rumah penduduk
tidak untuk bangunan. Solusi mengenai permukiman liar di daerah bantaran sungai
adalah dengan penggusuran atau penghunian kembali penduduk lama ke tempat baru
c. bentuk dan kualitas cukup memenuhi fungsi dasar yang diperlukan penghuni
karena menempati lahan yang semestinya tidak untuk bangunan. Solusi mengenai permukiman
liar di daerah bantaran sungai adalah dengan penggusuran atau penghunian kembali
Banjir adalah luapan air sungai akibat ketidakmampuan sungai menampung air
(Seyhan, 1990). Selain itu banjir didefinisikan sebagai peristiwa di mana daratan yang biasanya
kering menjadi tergenang air yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dan topografi wilayah
berupa dataran rendah hingga cekung ataupun kemampuan infiltrasi tanah rendah sehingga
tanah tidak mampu menyerap air. Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan bahwa faktor
utama penyebab banjir antara lain tingginya intensitas curah hujan dalam waktu yang lama serta
kondisi lahan (bentuk lahan dan sifat fisiknya). Selain kondisi lahan seperti penutup lahan,
topografi, dan geomorfologi, curah hujan juga merupakan salah satu unsur iklim yang utama
dalam menentukan terjadinya banjir di Indonesia. Dalam inventarisasi daerah rentan banjir,
faktor lahan maupun iklim/cuaca harus dilibatkan secara bersamaan. Dalam hal ini faktor lahan
berperan dalam menentukan daerah yang berpotensi banjir dan bersifat jangka panjang.
Banjir dapat datang secara tiba – tiba dengan intensitas besar namun dapat langsung
mengalir.
Banjir datang secara perlahan namun dapat menjadi genangan yang lama (berhari - hari atau
Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi dan sedimentasi. Sedangkan
Sesungguhnya kejadian banjir adalah hasil interaksi manusia dan alam yang keduanya saling
memengaruhi dan dipengaruhi. Menunjuk faktor tunggal penyebab banjir dengan demikian menjadi
tidak bijaksana dan kemungkinan besar, bahkan akan dapat salah arah. Penyebabnya tidak hanya
melibatkan alam, tetapi juga manusia; juga lokal dan global. Dengan demikian penyebabnya bukan
hanya masalah teknis, tetapi juga nonteknis. Penyebab banjir antara lain :
Saluran air yang tidak berfungsi dengan baik, karena banyak yang tersumbat, ditutup,
atau dicaplok menjadi lahan rumah sehingga aliran air menjadi tersumbat atau tidak
lancar
Kian meluasnya permukaan tanah yang tertutup / ditutup. Terjadi perubahan tata air
permukaan karena perubahan rona alam yang diakibatkan oleh pemukiman, industri
dan pertanian.
Permukaan air tanah yang tinggi (daerah datar). Jumlah curah hujan melebihi
kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga air mengalir pada permukaan.
Buruknya penanganan sampah kota serta tidak memadainya infrastruktur pengendali air
permukaan.
Perubahan / instabilitas iklim yang disertai badai tropis. Penyimpangan iklim yang
disebut gejala El Nino dan La Nina, gejala ketidakteraturan dan ekstremitas cuaca.
Kenaikan suhu mejadikan gejala El Nino dan La Nina menjadi dominan, dan yang
Gelombang besar / Tsunami akibat gempa bumi menyebabkan banjir pada daerah
ulah manusia, karena besarnya peluang (opportunity sets) bagi perorangan / perusahaan
merusak sumber daya alam akibat berbagai fungsi lembaga-lembaga publik yang tidak
Informasi kejadian banjir yang telah terjadi bermanfaat sebagai data historis
dan empiris yang dapat dipakai untuk menentukan tingkat kerawanan dan upaya
antisipasi banjir. Kajian tersebut diantaranya mencakup: (1) rekaman atau catatan
kejadian bencana yang telah terjadi memberikan indikasi awal akan datangnya banjir di
masa yang akan datang atau dikenal dengan banjir periodik (tahunan, lima tahunan,
sepuluh tahunan, lima puluh tahunan atau seratus tahunan), (2) pemetaan topografi yang
estimasi kemampuan kapasitas sistem hidrologi dan luas daerah tangkapan hujan
(catchment area) serta "plotting" berbagai luas genangan yang pernah terjadi dan (3)
data curah hujan sangat diperlukan untuk menghitung kemungkinan kelebihan beban
atau terlampauinya kapasitas penyaluran sistem pengaliran air baik sistem sungai
A. Dampak primer
mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
B. Dampak sekunder
• Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa
bernapas.[5]
Parameter atau tolok ukur ancaman/bahaya dapat ditentukan berdasarkan: (1) luas
genangan (km2, hektar), (2) kedalaman atau ketinggian air banjir (meter), (3) kecepatan aliran
(meter/detik, km/jam), (4) material yang dihanyutkan aliran banjir (batu, bongkahan, pohon, dan
benda keras lainnya), (5) tingkat kepekatan air atau tebal endapan lumpur (meter, centimeter),
dan (6) lamanya waktu genangan (jam, hari, bulan) (Anonim, 2007b, Koodoatie dan Syarif,
2008). Bencana banjir mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan harta benda, baik
milik perorangan maupun milik umum yang dapat mengganggu dan bahkan melumpuhkan
kegiatan sosial-ekonomi penduduk. Uraian rinci tentang korban manusia dan kerusakan pada
harta benda dan prasarana umum diuraikan sebagai berikut: (1) manusia: penduduk yang
meninggal dunia, hilang, luka-luka dan mengungsi, (2) prasarana Umum: transportasi yang
tergenang dan rusak, fasilitas sosial yang tergenang, rusak dan hanyut, fasilitas pemerintahan,
industri-jasa, dan fasilitas strategis lainnya, (3) prasarana pertanian dan perikanan: sawah
beririgasi dan sawah tadah hujan yang tergenang dan puso (penurunan atau kehilangan
produksi), tambak, perkebunan, ladang, gudang pangan dan peralatan pertanian dan perikanan
yang tergenang (tergenang lebih dari tiga hari dikategorikan rusak) dan rusak (terjadi penurunan
atau kehilangan produksi) karena banjir, (4) prasarana pengairan: bendungan, bendung, tanggul,
jaringan irigasi, jaringan drainase, pintu air, stasiun pompa, dan sebagainya, (5) harta benda
perorangan: rumah tinggal yang tergenang, rusak dan hanyut, harta benda (aset) diantaranya
modal-barang produksi dan perdagangan, mobil, perabotan rumah tangga, dan lainnya yang
tergenang, rusak dan hilang, dan (6) sarana pertanian-peternakan-perikanan: peternakan unggas,
peternak hewan berkaki empat, dan ternaknya yang mati dan hilang. Perahu, dermaga dan
PEMBAHASAN
Bencana banjir tahun 2012 dan 2013 merupakan banjir terbesar yang terjadi selama
10 tahun terakhir di Kota Ambon, bencana tersebut merusak banyak rumah warga yang tinggal di
bantaran sungai bahkan merenggut Korban Jiwa, Banjir tersebut termasuk kategori banjir Bandang .
Banjir terjadi di akibatkan sungai waitomu tidak lagi mampu menampung debit air yang telah
melebihi kapasitas tampungan. Peristiwa ini sendiri terjadi karenan ada beberapa alasan salah
satunya pembangunan bangunan liar di sepanjang bantaran sungai waitomu. Hal ini merupakan
Tingginya intensitas hujan dan Durasi hujan yang sangat lama juga merupakan salah
satu factor yang mengakibatkan meningkatnya debit air pada sungai-sungai yang berada di Kota
Ambon salah satunya sungai Waitomu, dan pada saat itu terjadi bertepatan dengan terjadinya air
pasang di laut sehingga air dalam jumlah yang tinggi bertemu dengan air pasang sehingga meluap
sungai.
Sungai waitomu sendiri, merupakan Sungai yang melintasi dalam kota, Hilirnya berada
Kondisi kecepatan arus dan volume air yang cukup tinggi mengakibatkan talut yang
berada tepat di samping rumah saya di sepantaran pada kali waitomu hancur dikarenakan tidak
mampu menahan derasnya air. Kekuatan air tersebut mampu menghanyutkan rumah. Kondisi talut
pada saat itu masih dalam kondisi yang sangat baik belum terjadi kerusakan apapun akan tetapi
dikarenakan besarnya tekanan air melewati batas kuat tekan dari talut tersebut sehingga
membuatnya jebol.Ketinggian air waktu itu mencapai 4-8 meter. Merendam seluruh rumah yang
ada di bantaran Sungai sampai batas Plafond rumah. Banjir juga membawa batang pohon, kayu
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kawasan ini setiap tahun selalu terkena dampak banjir. Hal
dan hanya dibatasi oleh tanggul. Hal ini disebabkan beberapa tahun terakhir terjadi
peningkatan ketinggian permukaan sungai yang akibatnya jika intensitas air hujan
cukup tinggi dan luapan air melampaui tanggul maka langsung terjadi banjir pada
waspada dan siap sedia untuk mengungsi karena bisa terjadi banjir kapan saja, yang
berkisar 50cm – 100cm . Pada sejumlah titik, aliran sungai terhambat karena tumpukan
sampah dan pembangunan sejumlah hunian serta peternakan pada badan sungai.
3.
Jarak sempadan sungai tidak memenuhi standar/sangat minim yakni 0-2 meter, dimana
hampir sepanjang badan sungai langsung berbatasan dengan dinding bangunan hunian.
Sebagian area sempadan menjadi tempat, teras rumah, tempat parkir motor,
kakus/MCK, tempat buang sampah dan lain-lain. Hal ini menyebabkan area sempadan
sebagai pengaman sungai dan pelindung kawasan permukiman tidak ada lagi.
5. Drainase yang tidak layak, karena banyak sampah dan sedimentasi serta ukuran
3.3.AKIBATBANJIR
Akibat dari banjir yang terjadi di Kota ambon tahun 2012- 2013 sangtalah merugikan
hampir seluruh warga Kota Ambon, terkhususnya Kami yang tinggal di bantaran sungai.
Mengingat semua sungai meluap, air melimpas keluar darai batasnya. Ketinggian air di
pemukkiman warga yang tinggal di bantaran sungai mencapai 4-8meter.arusnya begitu deras di
luar rumah mampu menghancurkan talut dan tembok kamar mandi di rumah saya .upaya
penyelematan di lakukan oleh BNPB dengan mendatangkan beberapa perahu karet guna
mengevakuasi warga yang terjebak di dalamrumah namun terkendala akses jalan karena lorong
yang sempit dan arus yang kuat.. Kerugian yang dialami tentulah sangat banyak. Dari material
hinnga non material. Metrial berupa harta benda yang hanyut terbawa oleh air, barang-barang
elektronik yang terendam banjir, rumah yang rusak, serta adapula kebakaran yang terjadi di
Skip atas akibat arus pendek yang menyebakan kebakaran di beberapa rumah karena rumah di
sekiatar bantaran sungai sangat padat. Jarak antara tiap rumah ahanya 1-2 meter dan non
material berupa trauma yang di alami beberapa warga apalagi Lansia yang harus di selamatkan
melalui genteng rumah atau di tarik pakai tali yang biasa di pakai untuk menambatkan kapal.
Didaerah skip sendiri merupakan pemukiman yang padat oleh pendatang dari luar Kota Ambon
seperti dari Pulau Saparua, Seram.ada beberapa oknum yang melihat peluang untuk berbisnis
maka di buatlah Kos-kosan untuk para pendatang dengan harga murah di bantran
sungai.Ditemukan beberapa kos-kosan yang di bangun tepat di atas tallit yang artinya dinding
rumah mereka merupakan talit,Akibatnya ketika banjir datang, kos-kosan tersebut dinding
rumahnya yang merupakan talut jebol. Banjir juga sangat merugikan dan merupakan akibat dari
penggunaan tata guna lahan yang merupakan daerah resapan air.Penggunaan daerah resapan air
ini mebebuat air surut begitu lama. Ketika air surutpun meninggalkan sedimentasi yang sangat
tinggi di Sungai dan di pemukiman. Akibat dari banjir harus siap di terima oleh semua warga
yang pemukimannya berada di bantaran sungai karena ini merupakan kejadian yang hampir
Ketika banjir datang, selalu terjadi saling menuding tentang siapa yang salah. Di lain
pihak, para ahli cendekia lalu sibuk mengeluarkan pendapat tentang apa dan mengapa terjadi
banjir. Ketika banjir surut, perhatian akan banjir ikut surut pula. Kemudian ribut-ribut lagi
ketika musim berganti dan banjir datang berulang. Menurut saya ada beberapa cara
penanggualngan banjir :
1. memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup mahal dan belum tentu
2. memindahkan banjir keluar dari warga. Cara ini sangat mahal, tetapi sedang populer
dilakukan para insinyur banjir, yaitu normalisasi sungai, mengeruk endapan lumpur,
warga.
3. hidup akrab bersama banjir. Cara ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga
menjadi aman walau banjir datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung
Namun Secara normatif, ada dua metode penanggulangan banjir. Pertama, metode
struktur yaitu dengan konstruksi teknik sipil, antara lain membangun waduk di hulu, kolam
penampungan banjir di hilir, tanggul banjir sepanjang tepi sungai, sodetan, pengerukan dan
penanggulangan banjir secara hibrida, dengan melaksanakan gabungan metode struktur dan
nonstruktur secara simultan. Bahkan, telah dibuat dalam perencanaan jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Namun, dalam implementasinya, penanggulangan banjir yang
dilakukan pemerintah masih sangat sektoral, alokasi anggaran antarsektor tidak seimbang.
Anggaran penanggulangan banjir metode struktur alias konstruksi teknik sipil lebih besar
Padahal, penanggulangan banjir dengan metode nonstruktur berbasis masyarakat tidak kalah
pentingnya.
1. manajemen di hilir di daerah rawan banjir, antara lain pembuatan peta banjir,
membangun sistem peringatan dini bencana banjir, sosialisasi sistem evakuasi banjir,
2. manajemen di hulu daerah aliran sungai, antara lain pengedalian erosi, pengendalian
3. Perbaikan sistem DAS, meningkatkan jumlah dan kualitas vegetasi penutup tanah
maupun daya tampung jaringan hidrologi DAS. Caranya antara lain dengan menanami
kembali kawasan DAS dengan tanaman yang akarnya mampu meretensi air dan
melakukan perbaikan bila terdapat penyempitan saluran air atau jaringan hidrologi.
perlu ditinjau dari sudut pandang kawasan DAS, tidak dapat per daerah administratif
yang ada dalam satu kawasan. Pembicaraan harus dilakukan bersama antara pemerintah
4. Tidak membuang sampah ke sungai. Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali
akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga menyebabkan
sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan.
Sampah juga membuat sungai tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain
sebagainya.
5. Mengurangi tingginya sedimentasi pada saluran drainase agar tidak mengganggu aliran
air.
merupakan pusat Kota yang menjadi daya tarik para pendatang . Biasanya,
yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke
rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas
3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena
pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Banyangkan, bila
sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon
air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa
Salah satu cara terbaru dengan biaya cukup murah untuk mengatasi banjir ini
adalah dengan mebuat lubang resapan biopori didalam tanah. Biopori sendiri
organisme tanah dan pengakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang akan menciptakan
terisi udara yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam tanah.
Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah yang banyak, maka
kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya
kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran
air di permukaan tanah. Dengan kata lain akan mengurangi banjir yang mungkin akan
kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-
Bahan organik ini melalui proses pengomposan, menjadi sumber energi bagi
organisme di dalam tanah. Dengan adanya bahan organik yang cukup, aktivitas mereka
didalam tanah akan meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas organisme dalam tanah
Cara ini boleh dibilang murah dan mudah dibuat dibandingkan dengan
membuat sumur resapan yang memerlukan lahan luas dan biaya bahan yang cukup
besar. Lubang biopori bisa dibuat dimana saja seperti gedung perkantoran, taman dan
kebun, pelataran parkir, halaman rumah terutama disekitar rumah yang berlahan sempit
sekalipun, dan juga bisa dibuat di dasar parit. Dengan alat yang sederhana, pembuatan
lubang biopori ini dapat dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga juga.
Metode Biopori ditemukan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata MSc, peneliti dan dosen
Department Limu Tanah dan Sumber Daya Alam IPB tahun 1976. Sebelum
lingkungan rumahnya.
Buat lubang berbentuk silinder secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter
10 cm dan dengan kedalaman lubang 80-100cm. Lubang resapan ini bisa dibuat halam
rumah, didasar saluran air (got), batas antara tanam dan teras, atau pada tanah lapang
berumput, dimana ada genangan dan aliran air hujanAgar pinggiran lubang tidak cepat
rusak, bibir lubang diperkuat dengan adonan semen selebar 2-3 cm dengan tinggi 10
cm, disekeliling mulut lubang agar tidak cepat rusak terkikis. Atau memasang pipa
Masukan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa-sisa tanaman,
daun yang terjatuh mengering, potongan rumput dan sampah vegatasi lainnya kedalam
lubang tersebut. Sampah organik ini memancing binatang-binatang kecil seperti cacing
atau rayap masuk kedalam lubang dan membuat rongga biopori sebagai saluran-saluran
kecil.
Sampah dalam lubang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah untuk
melakukan kegiatannya melalui proses pengomposan. Sampah yang telah terurai oleh
microba ini dikenal sebagai kompos yang dapat dipergunakan sebagai pupuk
organik. Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi
sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai alat pembuat kompos.
Tambahkan sampah organik kedalam lubang karena sampah lambat laun akan
menyusut. Setelah lubang dirasakan sudah penuh, kompos bisa diambil untuk dijadikan
pupuk tanaman. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dimanfaatkan
sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran,
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi di berbagai daerah di negeri kita,
misalnya di Kota Ambon terkhususnya daerah yang dekat sungai seperti daerah Skip yang di
aliri sungai Waitomu.Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari perbuatan
manusia sendiri, misalnya saja adanya pembangunan pemukiman di sekitara bantaran sungai
yang menyebakan kecilnya daerah resapan air, kemudian adanya pembuangan sampah
Cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya sikap atau
4.2 SARAN
Di butuhkan tindakan tegas dan upaya peran Pemerintah untuk tidak lagi mengijinkan
pembanguna di sekitar bantaran sungai waitomu Skip karena sudah sangat padat penduduk.
Serta .Lingkungan ini adalah lingkungan kita yang penting untuk dijaga kebersihan dan
kelestariannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Jaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan juga merupakan kewajiban bagi kita agar terhindar dari bencana banjir.
DOKUMENTASI
( Di dpan rumah )
( banjir yang merendam Rumah kos yang dalam proses pembangunan)
( Pengerukan)