Anda di halaman 1dari 5

Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347

ANALISA SPASIAL SEBARAN PEMUKIMAN DI PULAU RINCA


(Kawasan Taman Nasional Komodo)
Ahmat Adil1, Bambang Krismono Triwijoyo2
1,2
Jurusan Tenik Informatika, STMIK Bumigora Mataram
1
Email : ahmat.adil@stmikbumigora.ac.id, 2bkrismono@stmikbumigora.ac.id

Abstrak
Permukiman merupakan kebutuhan perorangan (individu) namun dapat berkembang menjadi kebutuhan
bersama jika manusia berkeluarga dan bermasyarakat. Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai
makhluk sosial maka manusia tidak hidup sendiri-sendiri akan tetapi hidup bersama dan membentuk kelompok-
kelompok. Menurut data statistik Kecamatan komodo tahun 2012 ada 4 desa yang terdapat di kawasan TNK
yaitu desa Pasir Panjang (pulau Rinca dan sekitarnya) dengan jumlah 386 kepala keluarga atau jumlah penduduk
1.557, desa Komodo dengan 397 kepala keluarga dan jumlah penduduk 1.404 orang, desa pasir putih dengan 534
kepala keluarga dan jumlah penduduk mencaai 2.383 jiwa, dan desa papagarang dengan 327 kepala keluarga
dengan jumlah jiwa mencapai 1.256 orang. Khusus untuk pulau Renca (desa Pasir Panjang), dihuni oleh 2
pemukiman yaitu kampung Renca dan kerora. Kedua kampung ini terus berkembang dari tahun ketahun,
menyebabkan areal pemukiman semakin bertambah. Analisis spasial dimaksudkan untuk menentukan lokasi
penyebaran pemukiman penduduk disesuaikan dengan habitat komodo dan zonasi yang ditetapkan oleh
pengelola taman nasional agar tidak terjadi konflik antara pengelola Taman nasional Komodo dan masyarakat
sekitarnya.
Kata kunci : Analisis spasial, Pemukiman, Pulau Rinca

I. PENDAHULUAN hubungan yang sangat erat. Persebaran permukiman


Permukiman adalah bagian dari lingkungan menekankan pada hal yang terdapat permukiman,
hidup, di mana ada permukiman kawasan perkotaan dan atau dimana tidak terdapat permukiman dalam
dan kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai suatu wilayah. Sumaatmadja, (1981) dalam
tempat tinggal atau tempat hunian penduduk atau Banowati (2006).
tempat kegiatan. Pertambahan jumlah penduduk dan Permasalahan yang akan dihadapi adalah
tingkat perekonomian dari tahun ke tahun semakin seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan
menambah kebutuhan masyarakat terhadap / perkembangan jumlah penduduk, maka bertambah
kebutuhan rumah, Munir, (2000). pula tingkat kebutuhan hidup, sehingga
Permukiman merupakan salah satu menyebabkan perubahan fungsi dari penggunaan
kebutuhan pokok manusia (kebutuhan primer) yang lahan dalam perkembangan suatu permukiman.
harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan Perkembangan suatu wilayah dapat diprediksi dari
hidup layak sesuai dengan derajat kemanusiaannya. pertumbuhan penduduk dan atau perkembangan
Permukiman sebenarnya merupakan kebutuhan pemukiman. suhandak, (1995)
perorangan (individu) namun dapat berkembang Pulau Rinca adalah salah satu pulau dalam
menjadi kebutuhan bersama jika manusia kawasan TNK yang juga dihuni oleh reptil purba ini.
berkeluarga dan bermasyarakat. Heny (2000). Pulau terbesar kedua di kawasan TNK ini memiliki
Selain sebagai makhluk individu manusia juga keindahan yang tidak kalah menarik dengan Pulau
sebagai makhluk sosial maka manusia tidak hidup Komodo. Selain itu juga Pulau Rinca memiliki
sendiri-sendiri akan tetapi hidup bersama dan beberapa jenis satwa yang tidak terdapat di Pulau
membentuk kelompok-kelompok, demikian pula Komodo seperti Tikus Rinca (Rattus rintjanus ),
halnya dengan rumah tempat tinggalnya akan Kuda Liar (Equus sp) dan Monyet Ekor Panjang
dibangun secara bersama-sama sehingga (Macaca fascicularis).
berkelompok atau tersebar dalam suatu wilayah, Menurut data statistik Kecamatan komodo
dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang tahun 2012 ada 4 desa yang terdapat di kawasan
diperlukan penghuninya, selanjutnya disebut dengan TNK yaitu desa Pasir Panjang dengan jumlah 386
permukiman (settlement). Dalam dimensi kepala keluarga penduduk atau jumlah penduduk
permukiman, secara harfiah pola permukiman dapat 1.557, desa Komodo dengan 397 kepala keluarga
diartikan sebagai susunan (model) tempat tinggal dan jumlah penduduk 1.404 orang, desa pasir putih
suatu daerah. Model dari pengertian- pengertian dengan 534 kepala keluarga dan jumlah penduduk
permukiman mencakup didalamnya susunan dari mencaai 2.383 jiwa, dan desa papagarang dengan
pada persebaran permukiman. Pengertian pola 327 kepala keluarga dengan jumlah jiwa mencapai
permukiman dan persebaran permukiman memiliki 1.256 orang. Jadi secara keseluruhan jumlah kepala

C-30
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347

keluarga yang mendiami kawasan TNK sebanyak Pertama adalah pertumbuhan kebutuhan suatu
1644 kepala keluarga dengan total penduduk 6.612 pemerintahan dan dunia bisnis dalam memperbaiki
jiwa. keputusan yang berhubungan dengan keruangan dan
meningkatkan efisiensi dengan bantuan data spasial.
Data Spasial Faktor pendorong kedua adalah mengoptimalkan
Data spasial mempunyai pengertian sebagai anggaran yang ada dengan meningkatkan informasi
suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan dan sistem komunikasi secara nyata dengan
hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data membangun teknologi informasi spasial. Didorong
spasial merupakan salah satu item dari informasi, oleh faktor-faktor tersebut, maka banyak negara,
dimana didalamnya terdapat informasi mengenai pemerintahan dan organisasi memandang
bumi termasuk permukaan bumi, dibawah pentingnya data spasial, terutama dalam
permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah pengembangan informasi spasial atau yang lebih
atmosfir, De Boer. 2004. Data spasial dan informasi dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).
turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari Tujuannya adalah membantu pengambilan
identifikasi suatu elemen di permukaan bumi keputusan berdasarkan kepentingan dan tujuannya
Rajabidfard (2001). Lebih lanjut lagi Mapping masing-masing, terutama yang berkaitan dengan
Science Committee (1995) dalam Rajabidfard aspek keruangan. Oleh karena itu data spasial yang
(2001) menerangkankan mengenai pentingnya telah dibangun, sedang dibangun dan yang akan
peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan dibangun perlu diketahui keberadaanya.
mengenai lokasi dari suatu aktifitas memungkinkan Analisa data spasial
hubungannya dengan aktifiktas lain atau elemen lain ArcView Spatial Analyst membantu untuk
dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan menemukan dan mengerti lebih baik hubungan
dan (2) Lokasi memungkinkan diperhitungkannya spasial dari data. User bisa menampilkan dan
jarak, pembuatan peta, memberikan arahan dalam menjalankan query untuk menghasilkan suatu
membuat keputusan spasial yang bersifat kompleks. aplikasi yang diinginkan. Spatial Analyst sangat
Karakteristik utama dari data spasial adalah berguna terutama karena kemampuannya untuk
bagaimana mengumpulkannya dan memeliharanya menggabungkan data raster dan data vektor. Spatial
untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga Analyst menyediakan alat untuk membuat surface
ditujukan sebagai salah satu elemen yang kritis (penampakan 3-dimensi) dan menganalisa
dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi karakteristik seperti slope. Prahasta Edy, (2001).
secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Fungsi-fungsi spasial analyst
Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 % Pada fungsi-fungsi analyst ini akan mempelajari
informasi mengenai bumi berhubungan dengan mengenai:
informasi spasial. Wulan, (2002). a. Fungsi-fungsi yang bisa dijalankan oleh Spatial
Perkembangan teknologi yang cepat dalam Analyst.
pengambilan data spasial telah membuat perekaman b. Jenis-jenis permasalahan yang bisa dipecahkan
terhadap data berubah menjadi bentuk digital, selain oleh masing-masing fungsi tersebut.
itu relatif cepat dalam melakukan prosesnya. Salah
satunya perkembangan teknologi yang berpengaruh II. METODE PENELITIAN
terhadap perekeman data pada saat ini adalah
teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan Metode analisis yang digunakan didalam
Global Positioning System (GPS). penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yang
Terdapat empat prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji fenomena perubahan
mengidentifikasikan perubahan teknologi perekaman ruang pada setiap analisis yang dilakukan. Metode
data spasial selama tiga dasawaarsa ini. Prinsip analisis kuantitatif menggunakan prosedur yang
tersebut adalah (1) perkembangan teknologi, (2) terukur dan sistematis yang didukung oleh data-data
kepedulian terhadap lingkungan hidup, (3) konflik numerik. Dari berbagai macam metode analisis
politik atau perang dan (4) kepentingan ekonomi. kuantitatif yang ada, penelitian ini lebih khusus
Data lokasi yang spesifik dibutuhkan untuk menggunakan metode analisis spasial, yaitu metoda
melakukan pemantauan terhadap dampak dalam penelitian yang menjadikan peta, sebagai model
suatu lingkungan, untuk mendukung program yang merepresentasikan dunia nyata yang
restorasi lingkungan dan untuk mengatur diwakilinya, sebagai suatu media analisis guna
pembangunan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan mendapatkan hasil-hasil analisis yang memiliki
melalui kegiatan pemetaan dengan menggunakan atribut keruangan. Dalam kasus ini operasi spasial
komputer dan pengamatan terhadap bumi dengan yang digunakan adalah intersect dan buffer.
menggunakan satelit penginderaan jauh.
Terdapat dua pendorong utama dalam Model data spasial
pembangunan data spasial. Rajabidfard, (2001).
C-31
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347

Pada pemanfaatannya data spasial yang diolah mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan
dengan menggunakan komputer (data spasial dalam bentuk simbol baik pada peta maupun
digital) menggunakan model sebagai dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi
pendekatannya. Economic and Social Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.
b). Garis (line)
Comminssion for Asia and the Pasific (1996),
Garis merupakan bentuk linear yang
mendefinisikan model data sebagai suatu set menghubungkan dua atau lebih titik dan
logika atau aturan dan karakteristik dari suatu merepresentasikan obyek dalam satu dimensi.
data spasial. Model data merupakan c). Area (Poligon)
representasi hubungan antara dunia nyata Poligon merupakan representasi obyek dalam
dengan data spasial. dua dimensi.
Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1 diatas,
model data raster dan model data vektor. model data vektor terbagi menjadi beberapa bagian,
Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, diantaranya :
selain itu dalam pemanfaatannya tergantung a). Topologi, biasa digunakan dalam analisis spasial
dalam SIG. Topologi merupakan model data
dari masukan data dan hasil akhir yang akan
vektor yang menunjukan hubungan spasial
dihasilkan. Model data tersebut merupakan diantara obyek spasial.
representasi dari obyek-obyek geografi yang b). Non Topologi, merupakan model data yang
terekam sehingga dapat dikenali dan diproses mempunyai sifat yang lebih cepat dalam
oleh komputer. Penjabaran model data vektor menampilkan, dan yang paling penting dapat
menjadi beberapa bagian lagi dapat dilihat pada digunakan secara langsung dalam perangkat
Gambar 1. lunak (software) SIG yang berbeda-beda.
DATA SPASIAL c). Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi
dapat dikembangkan dalam dua kategori, yaitu
Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan
MODEL DATA VEKTOR MODEL DATA RASTER
representasi data yang mengandung tiga jenis
data (titik, garis, poligon) secara sederhana.
NON-TOPOLOGI TOPOLOGI
Sedangkan Data Tingkat Tinggi (Higher Data
Level), dikembangkan lebih jauh dalam
melakukan pemodelan secara tiga dimensi (3
DATA SEDERHANA DATA TINGKAT TINGGI
(SIMPLE DATA) (HIGHER-DATA LEVEL) Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan
menggunakan TIN (Triangulated Irregular
TIN
Network).
DYNAMIC
(TRIANGULATED REGIONS
IRREGULAR NETWORK)
SEGMENTATION d). Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana
masing-masing poligon tersebut dapat atau tidak
Gambar 1 : Klasifikasi Model Data Spasial mempunyai keterkaitan diantaranya akan tetapi
saling bertampalan dalam satu data set.
Model Data Vektor e). Dymanic Segmentation, adalah model data yang
Struktur model data poligon bertujuan untuk dibangun dengan menggunakan segmen garis
mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dalam rangka membangun model jaringan
dari suatu area (bentuk, hubungan/relasi dan hirarki) (network).
sedemikian rupa, hingga properties yang dimiliki
oleh obyek spasial dapat ditampilkan dan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimanipulasi sebagai peta tematik. Model data Seluruh fungsi utama dalam analisis spatial
vektor ini merupakan sekumpulan segmen garis disediakan di sini berikut penuntunnya (wizard).
yang membentuk kurva tertutup dan dicirikan Overlay peta dan join data spatial yang merupakan
dengan suatu nilai yang terdapat dalam seluruh kekuatan utama dalam analisis spatial.
luasan atau area kurva. Berdasarkan zonasi yang telah ditetapkan oleh
Model data vektor merupakan model data yang pengelola Taman Nasional Komodo terdapat
paling banyak digunakan, model ini berbasiskan beberapa zonasi antara lain zonasi penelitian, zona
pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk tradisional, zona, zona pariwisata, ada daerah hutan
membangun obyek spasialnya. Obyek yang dan savana. Sebelum wilayah pulau komodo dibagi
dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu menjadi beberapa zonasi, pemukiman kampung
berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon). Komodo telah ada sejak sebelum pulau Konodo
a). Titik (point) ditetapkan sebagai salah satu pulau di wilayah
Titik merupakan representasi grafis yang paling Taman Nasional komodo. Langkah berikut adalah
sederhana pada suatu obyek. Titik tidak operasi spasial yang dilakukan untuk menganalisa
C-32
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347

sebaran pemukiman di wilayah pulau Rinca dan sebagai kawasan tempat habitat komodo juga
sekitarnya. terdapat pemukiman penduduk yang telah
Instersect menghuni pulau tersebut jauh sebelum penetapan
Operasi intersect digunakan untuk memotong input kepulaun di kawasan tersebut sebagai Taman
theme dan secara otomatis meng-overlay antara Nasional. Pertumbuhan pemukiman di pulau
theme yang dipotong dengan theme pemotongnya, tesebut meningkat sangat tajam seiring dengan
dengan output theme memiliki atribut data dari perkembangan pariwisata di kawasan TNK.
kedua theme tersebut. Pada operasi ini kedua theme Gambar 3 berikut adalah peta pulau rinca dan peta
baik input theme maupun intersect theme harus pemukiman (berwarna merah) yang telah terbentuk
merupakan theme dengan tipe polygon. sejak sebelum penetapan taman nasional.
Buffer
Operasi buffer di dalam ArcView bukanlah bagian
dari Geoprocessing, namun buffer merupakan salah
satu analisis spatial yang sering digunakan. Buffer
biasanya digunakan untuk mewakili suatu
jangkauan pelayanan ataupun luasan yang
diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu
kepentingan analisis spasial. Buffer dapat dilakukan
unutk tipe feature polygon, polyline maupun point.
Pembuatan buffer membutuhkan penentuan jarak
dalam satuan yang
terukur (meter atau kilometer..), untuk itu distance
units dari theme/feature harus ditentukan terlebih
dahulu melalui pulldown menu View| Properties.
Query
Cara yang lebih baik untuk mendapatkan informasi
Gambar 3. Hasil query zona tradisional dan
pada satu atau beberapa theme adalah dengan
pemukiman di pulau Rinca.
menggunakan ekspresi penelusuran query. Ekspresi
query adalah suatu cara untuk mendefinisikan secara
Karena pemukiman terus berkembang, maka perlu
akurat mengenai fitur yang akan dicari. Ekspresi ini
adanya pembagian zona lahan supaya tidak terjadi
bisa meliputi lebih dari satu atribut, operator dan
konflik dalam pengelolaan TNK. Warna hijau pada
kalkulasi. ArcView mempunyai sarana untuk
peta Pulau rinca (gambar 3) adalah zona tradisional
membangun query, yang dinamakan dengan Query
yang merupakan zona yang memungkinkan
Builder.
penduduk sekitar pemukiman dapat melalukan
aktivitas tradisonal mereka. Disamping zona
Union
tradisional dan pemukiman, hasil analisis spasila
Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan
yang lain dari pembagian zona di pulai Rinca
mengkombinasikan dua theme. Output theme yang
adalah zona pariwisata, zona penelitian dan wilayah
dihasilkan merupakan gabungan dari kedua features,
hutan dan savanna (gambar 4). Savanna adalah
berikut atribut datanya.
habiat tempat hidup berbagai hewan liar seperti
Rusa, kerbau, kuda yang semuanya merupakan
sumber makanan bagi Komodo. Pembatasan
sebaran pemukiman di wilayah savana merupakan
tindakan untuk menjaga kelangsungan hidup
biawak komodo.

Gambar 2. Peta pulau Rinca.

Pulau Rinca adalah pulau terbesar kedua di


Kawasan Taman Nasional komodo, disamping
C-33
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347

Tahun Taman Nasional Komodo (Buku 3),


Direktorat Jenderal Perlindungan dan
Konservasi Alam
Suhandak 1995, Pola konversi lahan sawah dan
keterkaitan dengan pola perubahan
struktur penguasaan lahan dan pola
perkembangan wilayah pantura, studi
kasus di kabupaten Bekasi, Karawang,
Subang, Indramayu
Sumaatmadja, Nursid.. Studi Geografi Suatu
Pendekatan dan Analisa Keruangan .
Bandung : Alumni, 1981.
Wulan. Methodology for Selection of Framework
Data : Case Study for NSDI in China.
Gambar 4. Pemetaan zonasi pulau Rinca Enschede: Thesis Degree of Master of Science
berbagai macam aplikasi. in GeoInformation Management, International
Institute fo GeoInformation and Earth
IV. KESIMPULAN Observation (ITC), 2002
Pulau Rinca sebagai salah satu pulau di kawasan
Taman Nasional Komodo yang disamping terdapat
populasi komodo juga terdapat pemukiman
penduduk. Petumbuhan jumlah penduduk akan
memperluas wilayah pemukiman yang pada
akhirnya berdampak pada terhambatnya
pertumbuhan populasi komodo. Dari hasil Analisa
spasial yang telah dilakukan terlihat bahwa sampai
saat ini lokasi pemukiman masih berada diwilayah
yang menjadi zona tradisional. Tapi karena
perkembangan pemukiman yang sangat cepat,
perubahan fungsi lahan akan bergeser ke zona yang
menjadi habitat komodo (savanna dah hutan).
Sehingga untuk mengantisipasi perubahan tersebut
dibutuhkan kebijakan yang dapat mengatur secara
ketat fungsi penggunaan sesuai peruntukan. Hasil
analisis ini dapat membantu pengelola Taman
Nasional Komodo untuk mengatur wilayah
pemukiman yang tidak mengganggu habitat komodo
Referensi
Chang, Kang -Tsung. Introdcution To Geographic
Information Systems. New York: McGraw-
Hill, 2002.
Denny Charter, Irma Agtrisari, Desain dan Aplikasi
GIS, PT Elex Media Komputindo , Jakarta,
2003.
Environmental Systems Research Institute (ESRI),
Inc. ESRI.Com. 2006. www.esri.com (accessed
March 12, 2007).
Prahasta, Eddy. Konsep-konsep Dasar Sistem
Informasi Geografis. Bandung: Informatika,
2001.
Radjabidfard, Abbas. SDI Hierarchy, from Local to
Global SDI Initiatives. Melbourne, Victoria:
Spatial Data Research Group, Departement of
Geomatics. The University of Melbourne,
2001.
Ramono, Widodo S. Novianto B. Wawandono,
Subijanto Johannes Rencana Pengelolaan 25
C-34

Anda mungkin juga menyukai