Geografi D 2019
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami yang berjudul
“Prasarana dan Sarana Permukiman ”
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah Geografi transport dan pemukiman adapun tujuan khusus dari
makalah ini adalah untuk menambah wawasan mengenai defenisi dan ruang lingkup geografi
transport dan pemukiman para pembaca dan juga penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf sebesar-
besarnya.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Lingkungan Permukiman................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Makalah
A. Lingkungan Permukiman
Manusia sebagai unsur penentu terbentuk nya sustu sistem spasial cukup berpengaruh
dalam pembentukan spasial pattern dari waktu kewaktu terhadap spasial contex yang terdiri dari
lingkungan yaitu fisik dan manusia ( Physical enviroment dan human enviroment ) dan ruang
( Mulyati, 1977 ). Perubahan sosial yang terjadi akan mengakibatkan perubahan pada
lingkungan permukiman yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
yang dilengkapi dengan sarana dan prasaran lingkungan yang mempunyai kaitan erat dengan
aspek sosial, aspek kultur ekonomi, aspek kesehatan, dan lain sebagainya ( Rapaport, 1979
dalam Mulyati, 1999 ) Demikian dengan pengadaan sarana air bersih untuk minum, mencuci
dan memasak tidak lagi sebanding dengan jumlah pemakai mengakibatkan mereka
menggunakan air sungai maupun air hujan yang berakibat buruk terhadap kesehatan
masyarakat. Demikian pula dengan masalah persampahan yang dibuang ditempat – tempat yang
tidak semestinya yaitu pada selokan-selokan atau sungai dalam kota sehingga akan membentuk
timbunan kotoran dan mendatangkan penyakit yang merusak estetika dan kesehatan. Hal ini
menimbulkan masalah yaitu pembuangan kotoran manusia karena kurangnya jamban keluarga
dan MCK mambuat masyarakat membuang kotorannya ke sungai-sungai dan selokan pinggir
jalan ( Herlianto, 1986 ).dari sudut pandang penyediaan jasa hanya 8 % rumah yang disupplai
dengan listrik dan air bersih dan 76 % tidak mempunyai fasilitas baik fasilitas pendidikan,
kesehatan dan lainnya. Di Ghana 73 % lingkungan permukiman yang kekurangan air dan 25 %
kekurangan listrik, begitu pula di Brazil dan Greater San Panlo, di Calcutta 77 % dari keluarga
berbagi WC dengan keluarga lainnya, dankurang lebih 10 % tidak memiliki fasilitas sama
sekali ( Gilbert dan Gugler, 1996 ). Kepadatan rumah pada lingkungan permukiman sebanyak
270 buah / ha rata-rata 36 m2, demikian juga untuk membangun lingkungannya mereka
bersedia untuk hidup dibawah standar minimum tempat tinggal yang diperlukan, menggunakan
jalan dan open space sebagai ruang umum dimana dimanfaatkan untuk mengelola kepentingan
umum, kesehatan dan keamanan (Setiawan,1987). Dalam perencanaan suatu lingkungan
permukiman ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan bagi suatu lokasi yaitu sebagai berikut : a.
Jarak antar rumah yang harus memenugi suatu persyaratan. b. Jarak antar rumah dengan prasarana jalan
harus cukup c. Kelestarian lingkungan harus dijaga Lokasi lingkungan permukiman seharusnya
menghindari lokasi pada daerah-daerah yang rawan terhadap gerakan pengikisan air seperti pada
kelokan-kelokan sungai, hal ini sedapat mungkin dipindahkan ke daerah yang lebih aman serta
mengamankan daerah kelokan air tersebut ( P3D Dinas Kimpraswil ). Penataan pola jaringan prasarana
secara umum mengikuti beberapa asas : a. Perkembangasn jaringan tersebut sesuai dengan
perkembangan daerah / wilayah terbangun. b. Perluasan jaringan prasarana diarahkan untuk melayani
kegiatan dan lingkungan permukiman c. Peningakatan kualitas jaringan terfokus pada kawasan pusat
kota d. Pengaturan prasarana dalam sistem tata ruang tidak terlepas dari persyaratan teknis dan kondisi
fisik wilayahnya. Pertambahan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan saluran
pembuangan dimana peningkatan kualitas saluran terutama pada perluasan saluran pembuangan pada
lingkungan suatu permukiman. Sistem pembuangan ada yang diterapkan secara sistem tercampur dan
terpisah, dimana dalam jaringan tertentu penggunaan tercampur antara air limbah dan air hujan dan pada
jaringan lainnya digunakan sistem saluran terpisah antar saluran air limbah dan air hujan. Sistem suatu
pembuangan menurut teori yang ada terdiri dari : Saluran Induk, dimana pada saluran ini dgunakan
sistem tercamur antara saluran air limbah dengan air hujan, dimana air hujan berfungsi sebagai
penggelontor bagi air limbah. Saluran cabang, pada saluran ini digunakan sistem terpisah, dimana
untuk saluran air hujan digunakan saluran terbuka sedangkan untuk air limbah digunakan saluran
tertutup. Out fall, sebagai bangunan untuk menetralisir kadar polusi air buangan / limbah sebelum
dibuang ke sungai. Untuk pelayanan air minum / air besih pada suatu lingkungan permukiman dan
kegiatan lainnya merupakan unsur penyempurnaan.
1. Kondisi Bangunan
Kondisi Rumah di Dusun Mantran Wetan terdiri dari rumah tinggal, tempat usaha (warung),
dan tiga bangunan fasilitas sosial berupa masjid dan mushola. Fisik bangunan berdasarkan
bahan dindingnya dibedakan menjadi empat, yaitu dinding batu bata, dinding batako, dinding
kayu, dan dinding anyaman bambu. Keberagaman kondisi fisik tersebut dikarenakan perubahan
zaman dan pendapatan ekonomi masyarakatnya yang makin bertambah, sehingga kondisi
rumahnya pun ikut berkembang. Meskipun era telah beranjak ke arah modern, namun
permukiman di dusun ini masih didominasi oleh bangunan rumah tinggal berlanggam
Arsitektur Tradisional Kampung, hal tersebut dapat diketahui dari penggunaan bahan dinding
dari alam yaitu kayu dan bambu.
2. Kondisi Jalan
a. Jalan Utama
Jalan utama pada dusun ini merupakan jalan utama yang menghubungkan. Keberadaan jalan
utama ini sangat membantu pergerakan masyarakat dalam
melkukan aktivitasnya, terutama dalam memasarkan hasil panennya. Jalan ini juga menjadi
penghubung antar kelurahan sehingga masyarakat dapat berinteraksi dengan masyarakat di luar
dusun dan luar kecamatan.
b. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan penghubung antar kegiatan di dalam dusun dan mendukung
mobilisasi masyarakat di dalam dusun. Jalan lingkungan yang menghubungkan jalan utama
dengan permukiman warga memiliki kondisi yang masih layak digunakan. Namun hal ini
berbeda dengan jalan yang berada di dalam lingkungan permukiman warga. Kondisi jalan ini
masih belum di aspal karena menggunakan perkerasan tanah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan di kawasan perdesaan yang dilakukan hanya dengan pertimbangan
ekonomi dan komersial kawasan semata, cenderung semakin
mengabaikan nilai tradisi setempat sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran terhadap
nilai-nilai sosial budaya serta fisik lingkungan. Dampak yag sangat nyata dirasakan adalah
tingkat kesejahteraan masyarakat perdesaan yang cenderung semakin menurun seiring
dengan menurunnya kualitas fisik lingkungan, serta menurunnya kinerja prasarana dan
sarana lingkungan permukiman.Pergeseran nilai tersebut menimbulkan dampak perubahan
pada tatanan lingkungan binaan seperti terjadinya perubahan wajah lingkungan
permukiman baik dari aspek sosial budaya, fisik lingkungan maupun kesejahteraan dan
tingkat pendapatan masyarakatnya.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat menambah wawasan para pembaca dan
sebagai refernsi. Saran dari penulis sebaiknya kita harus benar-benar mempelajari apa itu
geografi transportasi dann permukiman, gunanya adalah agar kita mudah ketika memaparkan
sesuatu mengenai transportasi dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Mektek/article/view/
http://repository.uki.ac.id/1340/1/PENGEMBANGAN%20SARANA%20DAN
%20PRASARANA%20PERMUKIMAN%20GUNA%20PERBAIKAN
%20KESEJAHTERAAN%20MELALUI%20PENINGKATAN%20PEMBERDAYAAN
%20MASYARAKAT%20DI%20DUSUN%20MANTRAN%20WETAN%20KABUPATEN
%20MAGELANG.pdf