Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS POLA PERMUKIMAN KECAMATAN

MANDONGA

Geografi Penduduk dan Pemukiman

Dosen pengampuh : Anita Indria Sary, S.P., M.Si

KELOMPOK 1:

Della Rizki Amanda (R1B122003)


Sri Rahma (R1B122019)
Abdul Muhammad Awal Alif (R1B122023)
La Ode Amfalah Wiranto (R1B112013)

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan rahmat-Nya, Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

"Klasifikasi Pola Pemukiman" untuk memenuhi tugas mata Georafi Penduduk dan

Pemukiman

Makalah ini disusun dengan harapan agar dapat memberikan kontribusi

positif dalam pemahaman tentang klasifikasi pengukuran dan menjadi referensi

yang berguna bagi pembaca yang tertarik dengan topik ini. Saya sadar bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat

menghargai saran, kritik, dan masukan yang dapat membantu kami memperbaiki

kualitas makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan

wawasan yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas. Saya berharap

makalah ini dapat menjadi salah satu langkah awal dalam menjelajahi topik ini

dengan lebih mendalam.

Kendari, 20 november 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan Makalah ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 8

A. Pola Permukiman Memanjang/Menjalur (Linear) Linear Di Kecamatan


Mandonga .......................................................................................................... 10

1. Faktor Pembentuk Pola Permukiman Memanjang (Linear) di Kecaamatan


Mandonga ...................................................................................................... 15

C. Pola Permukiman Memusat Di Kecamatan Mandonga ................................ 16

1. Faktor Pembentuk Pola Memusat di Kecaamatan Mandonga ................... 21

D. Pola Permukiman Menyebar Di Kecamatan Mandonga .............................. 22

1. Faktor Pembentuk Pola Permukiman Menyebar di Kecaamatan Mandonga


....................................................................................................................... 26

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 28

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 28

B. Saran ................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih

dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,

serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau

kawasan perdesaanDalam undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang

perumahan dan kawasan permukiman, permukiman adalah bagian dari lingkungan

hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai

prasarana, sarana, utilitas umum. Permukiman juga dapat diartikan sebagai

bentukan baik buatan manusia ataupun alami dengan segala kegiatan yang ada di

dalamnya. Pemukiman mempunyai bentuk dan juga pola/bentuk yang bervariasi.

Pola permukiman adalah tata letak tempat manusia bermukim dan

melakukan aktivitas sehari-hari. Pola ini dapat dilihat berdasarkan kondisi alam

dan aktivitas penduduk. Beberapa pola permukiman yang umum meliputi Pola

Memanjang (Linier), Pola Tersebar (Radial), dan Pola Terpusat. Pola Memanjang

(Linier) adalah Permukiman mengikuti jalan, rel kereta api, pantai, atau sungai.

Pola Tersebar (Radial) adalah Terdapat di dataran tinggi dan/atau pegunungan

yang berelief. Pola Terpusat adalah Membentuk unit-unit kecil dengan pusat

kegiatan, seperti alun-alun, tempat ibadah, atau pasar di tengah-tengah

permukiman. Faktor-faktor seperti relief, kesuburan tanah, keadaan iklim, dan

budaya penduduk memengaruhi pola permukiman. Misalnya, pola permukiman

desa memusat cenderung ditemui di daerah daratan rendah, sementara pola


permukiman desa memanjang banyak ditemui di daerah pesisir atau di dekat jalan

raya. Terdapat berbagai wilayah dengan bentuk pola permukiman yang vervariasi

di anataranya adalah Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kecamatan Mandonga, yang terletak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara,

memiliki kekayaan potensial dan keunikan tersendiri dalam hal pola pemukiman.

Analisis pola pemukiman di wilayah ini menjadi sangat relevan mengingat

pentingnya pemahaman mendalam terhadap tata letak dan distribusi fisik

pemukiman manusia dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah yang

berkelanjutan.

Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk melakukan analisis pola

pemukiman kecamatan mandonga dan juga analisis terhadap faktor pembentok

pola permukiman di kecamatan mandong .

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk pola permukiman kecamatan Mandonga apa?

2. Apa saja faktor pembentuk permukiman di kecamatan Mandonga ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1.Analisis pola permukiman kecamatan mandonga kota kendari

2. Analisis faktor permbentuk dari pola pemukiman di kecamatan

Mandonga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman adalah

bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan

perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal

atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam

berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan

sarana lingkungan yang terstruktur (pasal 1 ayat 3) (Nasution, 2019).

Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar

kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.( UU No. 1 Tahun

2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman) (Arjun, 2022).

Pola permukiman merupakan gubahan spasial dari kegiatan masyarakat

yang berkehidupan di dalam suatu wilayah, kegiatan-kegiatan ini dapat mengubah

ruang menurut kegiatan tersebut termasuk ruang terbuka yang terlingkupi

(enclosures), muka bangunan, jalur, suasana dan wujud dari permukiman tersebut

(Kustianingrum, 2015).

Kawasan permukiman sendiri dapat dilihat dari pola permukiman

berdasarkan sifat komunitasnya menurut Kostof (1983) dalam Wardi dkk (2014)

yaitu: Linear, Pola permukiman bentuk ini adalah suatu pola sederhana dengan

peletakan unit unit permukiman (rumah, fasum, fasos dan sebagainya) secara
terus menerus pada tepi sungai dan jalan. Clustered, pada pola ini berkembang

dengan adanya kebutuhan lahan dan penyebaran unit-unit permukiman telah

mulai timbul. Kombinasi, pola ini merupakan suatu kombinasi antara kedua pola

di atas. Pola ini menunjukkan adanya gradasi dari intensitas lahan dan hirarki

ruang mikro secara umum (Lisa, 2019).

ciri dari Pola permukiman memanjang (Linear) Pola permukiman

memanjang memiliki ciri permukiman berupa deretan memanjang karena

mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai. Pola Permukiman Terpusat

Pola permukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan

menyebar, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi

yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir. Di daerah pegunungan pola

permukiman memusat mengitari mata air dan tanah yang subur. Sedangkan

daerah pertambangan di pedalaman permukiman memusat mendekati lokasi

pertambangan. Penduduk yang tinggal di permukiman terpusat biasanya masih

memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan. Pola

permukiman ini sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antar keluarga

atau antar teman bekerja. Pola Permukiman Tersebar Pola permukiman tersebar

terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah-daerah yang

kurang subur. Pada daerah ini, penduduk akan mendirikan permukiman secara

tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif

aman. Mata pencaharian penduduk pada daerah ini sebagian besar dalam bidang

pertanian, lading, perkebunan dan peternakan (Jalaluddin, 2019).


BAB III
PEMBAHASAN

Kecamatan mandonga adalah salah satu kecamatan di Kota Kendari

provinsi Sulawesi Tenggara. Letak astronomis kecamatan mandonga yaitu

3°54’40” - 3°58’49” lintang selatan dan 122°28’31” - 122°32’03” bujur timur.

Sedangkan letak geografis kecamatan mandoga yaitu sebelah Utara berbatasan

dengan Kabupaten Konawe, sebalah Timur berbatasan dengan Kecamatan kendari

Barat, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Puwwatu dan sebe;ah Selatan

Berbattasan dengan Kecamatan Kadia. Berdasarkan data BPS 2022, keccamatan

mandonga memiliki jumlah penduduk sebanyak 36.990 jiwa dengan kepadatan

pendduduk mencapai 21.962 km2 .

Kecamatan mandonga adalah satu kecamatan dengan pusat kegiatan paling

tinggi di kota kedari. di dalam wilayah admnistrasi kecamatan mandonga, terdapat

beberapa objek pennting yang menjadikanya sebagai pusat pemerintahan di kota

kendari Yaitu tugu MTQ, perkatoran pemerintahan provinsi hingga kantor

walikota kendari. Selain itu, tedapat pusat perekonomian penting dikota kendari

seperti mall mandonga, pasar korem kota kendari, dan juga terdapat beberapa

umkm hingga frachise seperti McD yang terletak di pusat kecamatan Mnadonga.
Gambar 1 Peta Administrasi Kecamatan Manodonga, Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara

Gambar 2 Citra Satelit Sentinel 2 Kecamatan Manodonga, Kota Kendari,


Provinsi Sulawesi Tenggara
Pola permukiman adalah susunan dan tata letak bangunan, rumah, atau

struktur permukiman di suatu daerah atau wilayah tertentu. Pola ini mencakup

organisasi spasial dari bangunan-bangunan tersebut dan dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti geografi, budaya, sejarah, dan kebijakan tata ruang. Pola

permukiman dibagi menjadi tiga yaitu linear (memanjang), memusat, dan

menyebar. Kecamatan mandonga memiliki beberapa jenis pola permukiman yang

dapat di lihat secara langsung maupun mengguakan aplikasi pemetaan. Dalam

malakah ini aplikasi pemetaan yang dunakan untuk mendapatkan datta ataupun

gambaran pola pemukiman dari udara adalah citra satlit SAS planet dan open

street map.

A. Pola Permukiman Memanjang/Menjalur (Linear) Linear Di

Kecamatan Mandonga

Pola pemukiman memanjang, atau sering disebut sebagai pola linear,

merujuk pada susunan atau tata letak bangunan dan tempat tinggal yang

mengikuti pola garis atau jalur tertentu. Dalam konteks ini, pemukiman manusia

atau bangunan terletak sepanjang suatu jalur atau aksen, yang dapat mencakup

sungai, jalan, atau fitur geografis lainnya. Ciri utama dari pola pemukiman

memanjang adalah keberadaannya yang sejajar dengan suatu fitur alam atau jalur

tertentu. Sebagai contoh, pemukiman yang terletak sepanjang tepi sungai atau

perkotaan yang mengikuti jalur jalan raya utama dapat dianggap sebagai pola

pemukiman memanjang.

Pola permukiman menyebar dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan faktor-

faktor ini dapat bervariasi tergantung pada konteks geografis, budaya, ekonomi,
dan sebagainya. Beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi pembentukan

pola permukiman menyebar meliputi:

a) Topografi dan Geografi:

 Topografi: Daerah yang memiliki topografi yang beragam atau

sulit diakses cenderung memiliki pola permukiman menyebar

karena pembangunan terbatas pada daerah yang dapat diakses

dengan mudah.

 Geografi: Keberadaan sungai, danau, atau pantai dapat

mempengaruhi pola permukiman. Daerah yang dekat dengan

sumber daya air sering kali menjadi titik pusat permukiman.

b) Ketersediaan Sumber Daya Alam:

 Tanah Subur: Daerah dengan tanah yang subur biasanya memiliki

permukiman yang tersebar karena cocok untuk kegiatan

pertanian.

 Sumber Daya Alam Lainnya: Ketersediaan hutan, pertambangan,

dan sumber daya alam lainnya juga dapat mempengaruhi pola

permukiman.

c) Iklim:

 Iklim yang Bersahabat:Daerah dengan iklim yang bersahabat

cenderung memiliki pola permukiman yang menyebar karena

masyarakat dapat berkembang di berbagai lokasi tanpa harus

menghadapi tantangan iklim yang ekstrem.

d) Faktor Ekonomi:
 Pertanian dan Peternakan: Di daerah yang bergantung pada

pertanian atau peternakan, pola permukiman menyebar seringkali

terkait dengan lokasi lahan pertanian atau peternakan yang luas.

 Industri: Keberadaan industri atau pusat ekonomi dapat menjadi

faktor dalam pembentukan pola permukiman menyebar.

e) Faktor Sosial dan Budaya:

 Tradisi Lokal: Faktor budaya dan tradisi masyarakat juga dapat

mempengaruhi pola permukiman. Misalnya, beberapa masyarakat

cenderung membangun permukiman mereka dekat dengan

anggota keluarga atau komunitas mereka.

 Agama:** Agama juga dapat memainkan peran dalam penentuan

lokasi permukiman.

f) Infrastruktur dan Aksesibilitas:**

 Jaringan Transportasi: Ketersediaan infrastruktur transportasi,

seperti jalan raya atau rel kereta, dapat mempengaruhi pola

permukiman dengan membuat beberapa daerah lebih mudah

diakses daripada yang lain.

g) Pengaruh Urbanisasi:

Proses Urbanisasi:Jika ada urbanisasi atau pertumbuhan perkotaan di

suatu daerah, ini dapat mengarah pada pola permukiman yang lebih padat di

sekitar pusat perkotaan, sementara permukiman pedesaan tetap menyebar di

sekitarnya.
h) Kebijakan Pemerintah:

Kebijakan Tata Ruang:Kebijakan pemerintah terkait tata ruang dan

penggunaan lahan dapat memainkan peran penting dalam pembentukan pola

permukiman.
Tabel 1 Pola pemukiman Linear di Kecamatan Mandonga
Gambar Kenampakan Pada Sas planet Kenampakan Pada Open Street Map
1. Faktor Pembentuk Pola Permukiman Memanjang (Linear) di

Kecaamatan Mandonga

Berdsarkan tabel 1. dapat di lihat pola permukiman linear yang ada di

Kecamatan Mandonga terletak memebentang sepanajang piggiran kali mandonga

dan juga jalan. Permukiman- permukiman tersebut terletak tidak jauh dari pusat

kota kendari sehingga pemukiman ini termasuk permukiman yang terletak di

pusat kota kendari. Hal ini menandakan, awal mula pola permukiman linear di

kecamatan mandonga terbentuk karena adanya kemudahan asksesbilitas yang ada

di jalan dan juga ketersediaan sumber.

Gambar 3 Pertokoan Yang Membentang Sepanjang Jalan Di Kecamatan


Mandonga
Di Kecamatan Mandonga terdapat beberapa pusat perekonomian terbesar

di kota kendari seperti mall mandonga dan juga terdapat tugu mtq sebebagai tugu

kota kendari yang paling ramai di kunjungi oleh masyarakat kendari ataupun luar

kendari. keberadaan mall mandonga sebagai salah satu pusat perekonomian dan
perdagangan di kota kendari mendorong banyaknya masyarakat pendatang dari

berbagai wilyah disulawesi tenggara untuk melakukan urbanisasi dan mencari

nafkah dikota kendari khususnya dengan melaakukan perdegangan di mall

mandonga. Hal tersebutlah yang menyebakan banyaknya warga yang berasal dari

muna, buton, wakatobi dan wiilayah lainya bermukim di sekitaran mall mandnga

dan juga berdagag di mall mandonga dan jusa pasar korem kendari yang letaknya

tidak jauh dari mall mandonga. Karena ini juga yang mejadikan kecamatan

mandonga padat pemukiman sehingga terdapat banyak fasilitas-fasilitas umum

atau pertokoan ataupun permukiman yang terdapat di sepanajang pinggir jalan

karena kemudahan asksesbiilitas dan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh

wilyah tesebut.

C. Pola Permukiman Memusat Di Kecamatan Mandonga

Pola permukiman memusat mengacu pada tata letak pemukiman yang

menunjukkan kecenderungan penduduk untuk berkumpul atau berkonsentrasi di

suatu pusat tertentu. Faktor-faktor seperti pusat pemerintahan, pusat ekonomi,

atau fasilitas umum seringkali menjadi pusat daya tarik utama dalam membentuk

pola ini. Pusat tersebut dapat mencakup pasar tradisional, pusat perdagangan,

pusat pelayanan kesehatan, atau pusat pendidikan. Keberadaan aktivitas ekonomi

dan layanan ini mendorong pembentukan komunitas yang berkumpul di sekitar

pusat tersebut, menciptakan struktur pemukiman yang padat di area tertentu. Pola

permukiman memusat sering kali mencerminkan interaksi sosial yang intens dan

aksesibilitas yang baik ke berbagai fasilitas, menciptakan kehidupan komunal

yang dinamis dan efisien.


Pola permukiman memusat dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang

berinteraksi secara kompleks. Beberapa faktor utama yang dapat membentuk pola

permukiman memusat meliputi:

a) Fasilitas Ekonomi:

 Pasar dan Pusat Perdagangan: Keberadaan pasar tradisional atau

pusat perdagangan yang menawarkan berbagai barang dan jasa

dapat menjadi magnet untuk penduduk dan bisnis, membentuk

pusat aktivitas ekonomi.

 Industri:Adanya kawasan industri atau pusat produksi dapat

menarik pekerja dan menghasilkan permukiman memusat di sekitar

wilayah tersebut.

b) Fasilitas Sosial dan Pelayanan Umum:

 Pendidikan: Adanya lembaga pendidikan, seperti sekolah atau

perguruan tinggi, seringkali menjadi daya tarik bagi orang tua yang

ingin menyediakan pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka.

 Kesehatan: Keberadaan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau

puskesmas, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pola

pemukiman memusat.

c) Pusat Pemerintahan:

 Kantor Pemerintahan: Kecamatan atau pusat pemerintahan lokal

sering menjadi pusat kegiatan administratif dan dapat menarik

penduduk dan bisnis di sekitarnya.


d) Aksesibilitas dan Transportasi:

 Jalur Transportasi Utama: Keberadaan jalur transportasi utama,

seperti jalan raya atau rel kereta, dapat mempermudah pergerakan

orang dan barang, menciptakan kondisi ideal untuk pola

permukiman memusat.

 Aksesibilitas yang Baik: Kemudahan aksesibilitas ke pusat-pusat

layanan dan kegiatan ekonomi dapat menjadi faktor penting dalam

membentuk pola pemukiman memusat.

e) Sejarah dan Tradisi:

 Warisan Budaya: Faktor sejarah dan warisan budaya tertentu dapat

memainkan peran dalam pembentukan pusat-pusat permukiman

yang memusat.

 Tradisi Lokal: Beberapa komunitas dapat mengikuti tradisi lokal

yang mengarah pada pembentukan pola pemukiman di sekitar titik

pusat tertentu.

f) Pertumbuhan Perkotaan:

 Urbanisasi:* Proses urbanisasi dapat menciptakan pusat-pusat

perkotaan yang menarik penduduk dan kegiatan ekonomi,

mempengaruhi pola permukiman di sekitarnya.

.
Adapun pola permukiman memusat yang terdapat di kecamatan mandonga adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Pola pemukiman Memusat di Kecamatan Mandonga


Gambar Kenampakan Pada Sas planet Kenampakan Pada Open Street Map
1. Faktor Pembentuk Pola Memusat di Kecaamatan Mandonga

Berdasrakan tabel 2. Pola permukiamn memusat yang terdapat di

kecamatan mandonga memusat ke arah monumen jam di bundaran mandonga.

Monumen tersebut letaknya tidak jaug dari mal mandonga, sekolah perkantoran

dan juga terdapat beberapa pertokoan yang letaknya di sekitaran budaran

mandonga. Hal ini menandakan permukiman yang terbentuk tersebut karena

adanya pusat ekonomi dan juga pusat pemerintahan dan juga adanya fasilitas

eknomi lainya yanga ad di sekitaran bundaran mandonga.

Gambar 4 Mall Mandonga Sebagai Pusat Perekonomian Di Kecamatan


Mandonga

Tersedianya pusat ekonomi, persekolahan perkantoran memdonrong

masyarakat untuk membentuk pemuukiman yang memusat atau terletak di

memusat di satu titik. Hal ini juga bisa terjadi karena kemudahan serta

Kemudahan aksesibilitas ke pusat-pusat layanan dan kegiatan ekonomi dapat

menjadi faktor penting dalam membentuk pola pemukiman memusat. Keberadaan

bunadaran mandonga yang manjadi faktor pembentuk pola permukiman di


kecamatan mandonga inilah yang menjadikan kawasan tersebut memiliki tingkat

kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini ini juga yang menyebkan terciptanya

lingkungan yang kurang bersih serta tata kelola draniase yang kurang baik.

Sehingga kawasan ini sering dilanda banjir dan memiliki kualitas udara yang

kurang baik karena minimnya lahan terbuka hijau untuk menyerap karbondioksida

yang di sebabkan oleh polusi kendaraan yang padat disekitaran pasar korem dan

mall mandonga.

D. Pola Permukiman Menyebar Di Kecamatan Mandonga

Pola permukiman menyebar merujuk pada tata letak pemukiman di mana

penduduk cenderung tersebar secara merata di suatu wilayah, tanpa adanya

konsentrasi yang signifikan di titik-titik tertentu. Dalam pola ini, rumah-rumah

dan permukiman tersebar di sepanjang lahan dengan jarak yang relatif jauh satu

sama lain. Faktor-faktor seperti topografi yang datar, ketersediaan lahan yang

luas, atau orientasi terhadap kegiatan pertanian atau peternakan dapat

mempengaruhi pembentukan pola permukiman menyebar. Pola ini seringkali

mencerminkan hubungan yang lebih luas dengan lingkungan alam dan kegiatan

ekonomi yang mendukung pemukiman di berbagai lokasi. Pada umumnya, pola

permukiman menyebar dapat memberikan keleluasaan dan akses yang lebih besar

terhadap sumber daya alam, namun juga dapat menciptakan tantangan dalam hal

aksesibilitas dan pengembangan infrastruktur.

Pola permukiman menyebar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

mencakup kondisi geografis, ekonomi, sosial, dan budaya. Beberapa faktor

pembentuk pola permukiman menyebar melibatkan:


a) Topografi dan Geografi:

 Lahan yang Luas:Ketersediaan lahan yang luas dan datar dapat

mendorong penduduk untuk menyebar karena memberikan ruang

yang lebih besar untuk pemukiman.

 Karakteristik Alam: Topografi yang tidak teratur atau daerah yang

sulit diakses secara geografis mungkin menghasilkan pola

permukiman menyebar.

b) Ketersediaan Sumber Daya Alam:

 Pertanian dan Peternakan: Daerah yang cocok untuk pertanian atau

peternakan mungkin memiliki pola permukiman menyebar karena

penduduk tersebar di sepanjang lahan pertanian.

 Sumber Daya Alam Lainnya:Ketersediaan hutan, air, atau sumber

daya alam lainnya dapat mempengaruhi pemilihan lokasi

permukiman.

c) Faktor Ekonomi:

 Aktivitas Ekonomi yang Tersebar:Jika kegiatan ekonomi, seperti

pertanian atau peternakan, tersebar di seluruh wilayah, maka

pemukiman pun cenderung menyebar mengikuti kegiatan tersebut.

 Perdagangan Jarak Jauh: Jika penduduk terlibat dalam perdagangan

jarak jauh, mereka mungkin cenderung menyebar untuk

mendapatkan akses ke berbagai pasar.

d) Faktor Sosial dan Budaya:


 Tradisi Lokal: Beberapa komunitas memiliki tradisi untuk

menyebar atau membangun permukiman mereka di lokasi yang

berbeda sesuai dengan kebutuhan mereka.

 Struktur Keluarga: Faktor sosial seperti ukuran keluarga dan

hubungan keluarga juga dapat memengaruhi pola permukiman.

e) Aksesibilitas dan Transportasi:

 Jaringan Transportasi Terbatas:Jika akses ke jaringan transportasi

terbatas, penduduk mungkin menyebar karena kendala

aksesibilitas.

f) Perkembangan Teknologi:

 Teknologi Komunikasi: Perkembangan teknologi komunikasi dapat

mengurangi kebutuhan untuk berkumpul fisik, memungkinkan

pemukiman menyebar.

g) Kebijakan Pemerintah

 Kebijakan Tata Ruang: Kebijakan pemerintah terkait tata ruang dan

penggunaan lahan dapat memengaruhi pola permukiman menyebar.


Adapun pola permukiman menyebar yang terdapat di kecamatan mandonga adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Pola pemukiman menyebar di Kecamatan Mandonga

Gambar Kenampakan Pada Sas planet Kenampakan Pada Open Street Map
1. Faktor Pembentuk Pola Permukiman Menyebar di Kecaamatan

Mandonga

Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa pola permukiman menyebar

yanga ada du kecamatan mandonga terletak jauh dari pusat perekonomian ddan

juga kegiatan yang ada di kecamatan mandonga. Permukiman tersebut terletak di

Kelurahan Wawombalata yang letaknya jauh dari pusat kegiatan di kecamatan

mandonga. kelutahan ini masih memiliki tingkat kepadatan penduduk yang kecil

dan memiliki jumlah penduduk yang rendah dibandingkan dengan kelurahan

mandonga yang manjadi pusat kegiatan. Hal inilah yang menyebabkan

terbentuknya pola permukiman menyebar.

Gambar 5 Perkebunan di Kelurahan Wawombulata, Kecamatan Mandonga.

Karena kepadatan penduduk yang kurang, terdapat banyak lahan

perkebunan yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berkebun. Selain itu,

terbentuknya pola permukiman yang menyebar di kelurahan ini di sebabkan juga

karena keaadaan topografi yang tidak rata sehingga banyak permukiman yang

letaknya berjauhan seperti ada yang berada di dekat bibir tebing dan ada juga yang
letaknya di lahan yang cukup landai. Oleh karena itu, permukiman pola meyebar

di wilayah ini dissebabkan oleh kepadatan penduduk yang kurang serta keaadaan

topografi. Selaiin itu,


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pola permukiman adalah tempat manusia bermukim dan melakukan

aktivitas sehari-hari. Pola permukiman dapat dilihat berdasarkan

kondisi alam dan aktivitas penduduk. Pola permukiman terdiri dari

beberapa jenis, yaitu pola memanjang (linier), pola tersebar (radial),

dan pola terpusat. Pola permukiman memusat adalah pola pemukiman

yang memiliki ciri khas berupa pemukiman yang terpusat pada satu

titik atau area tertentu. Di kecamatan mandonga terdapat pola

permukiman linear yang membentang sepanjang jalan dan juga kali

mandonga. Sedangkan pola permukiman memusat terdapat

dikecamatan mandonga terletak dan memusat di bundaran mandonga.

Selain itu permukiman pola menyebar terletak di kelurahan

wawombulata.

2. Faktor pembentuk pola permukiman bisa terjadi karena beberapa

faktor misalnya fasilitas ekonomi dan fasilitas umum, ketersediaam

sumberdaya, aksesbilitas, topografi dan sebagainya. D kecamatan

mandonga, pola permukiman linear terbentuk karena aksesbilitas

terhadapp fsilitas umum yang ada di sekitaran permukiman tersebut.

Sedangkan pola permukiman memusat terbentuk karena adanya pusat


ekonomi serta keberadaan fasilitas umum yang memusat dalam satu

titik. Selain itu, permukiman pola menyebar terbentuk karena

kepadatan penduduk yang rendah serta topografi yang tidak rata

sehingga terbentuk bangunan-banguan yang terbangun dengan jarak

yang di pisahkan oleh lahan kosong ataupun beberapa lahan.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan

menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan

ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. kami hanyalah

manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan

saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian

penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan saya ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

KUSTIANINGRUM, D., EMBUNPAGI, B., AZIZAH, R. N., & INDRASWARI,


D. (2015). Pola Spasial Permukiman Kampoeng Batik Laweyan,
Surakarta. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 2-5.

Lautetu, L. M., Kumurur, V. A., & Warouw, F. (2019). KARAKTERISTIK


PERMUKIMAN MASYARAKAT PADA KAWASAN PESISIR
KECAMATAN BUNAKEN. Jurnal Spasial, 126-129.

Mubarok, J., Murtini, T. W., & Suprapti, A. (2019). Pola Permukiman Pesantren
Darul ‘Ulum Peterongan Jombang Pada Masa Kejayaan Di Tahun 1975.
JURNAL ILMIAH ARSIKTEKTUR DAN BINAAN, 185-194.

Muflih Nasution, A. (2019). Analisis Permasalahan Perumahan dan Permukiman


di Kota Medan. JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND
URBANISM RESEARCH), 3(1), 27-46.

Setianto, H., & Murjainah. (2019). Hubungan Pola Persebaran Permukiman


dengan Kualitas Airtanah . JURNAL GEOGRAFI, 61-62.

Anda mungkin juga menyukai