KELAS C
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi
Desa Kota. Adapun yang menjadi topik pembahasan dalam makalah ini adalah
“TataGuna Lahan Desa dan Pola Pemukiman Beserta Permasalahannya”
Rasa terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada DraNovida Yenny
M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Geografi Desa Kota yang telah
memberikan arahan nya terkait pembuatan tugas makalah ini.
Walaupun tugas ini telah diselesaikan, bukan berarti tugas ini telah
sempurna. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
di dalam nya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menambah penyempurnaan tugas
ini di masa mendatang.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahan adalah keseluruhan lingkungan yang menyediakan kesempatan
bagi manusia menjalani kehidupannya (Rahayu, 2007). Lahan adalah tanah
yang sudah ada peruntukkannnya dan umumnya ada pemiliknya, baik
perorangan atau lembaga (Budiono, 2008). Berdasarkan pada dua pengertian
tersebut, maka dapat diartikan bahwa lahan merupakan bagian dari ruang
merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia sebagai ruang maupun
sumber daya, karena sebagian besar kehidupan manusia tergantung pada lahan
yang dapat dipakai sebagai sumber penghidupan, yaitu dengan mencari nafkah
melalui usaha tertentu selain sebagai pemukiman.
Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas
manusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi. Faktor yang menyebabkan
perubahan penggunaan lahan adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk,
sedangakan luas lahannya tetap. Pertambahan penduduk dan perkembangan
tuntutan hidup akan menyebabkan kebutuhan ruang sebagai wadah semakin
meningkat. Perubahan fungsi lahan ini merupakan suatu transformasi dalam
pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan/fungsi kepada
penggunanaan lainnya dikarenakan adanya faktor internal maupun eksternal.
Menurut Bintarto (1983), mengungkapkan bahwa telah terjadi gerakan
penduduk yang terbalik yaitu dari kota ke daerah pinggiran kota yang sudah
termasuk wilayah desa. Daerah pinggiran kota sebagai daerah yang memiiliki
ruang relatif masih luas memiliki daya tarik bagi penduduk dalam memperoleh
tempat tinggal. Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan
pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, semakin meningkatnya jumlah
penduduk di suatu tempat akan berdampak pada makin meningkatnya
perubahan penggunaan lahan. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan dan
aktivitas penduduk yang tinggi akan mengalami perubahan penggunaan lahan
yang cepat pula, sehingga diperlukan perencanaan tataguna lahan yang sesuai
dengan peruntukan wilayah tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi desa?
2. Apa saja ciri-ciri lahan pedesaan?
3. Bagaimana pemanfaatan tata guna lahan pedesaan?
4. Bagaimana perencanaan tata guna lahan pedesaan?
5. Bagaimana penggunaan lahan pedesaan?
6. Bagaimana saja bentuk pola permukiman di pedesaan?
7. Apa saja permasalahan desa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari desa
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri lahan pedesaan
3. Untuk mengetahui bagaaimana pemanfaatan tata guna lahan pedesaan
4. Untuk menegtahui bagaimana perencanaan tata guna lahan pedesaan
5. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan lahan pedesaan
6. Untuk mengetahui bagaimana saja bentuk pola permukiman di pedesaan
7. Untuk mengetahui apa saja permasalahan desa
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk penulis, meningkatkan kemampuan menulis karya tulis dan
mengkaji mengenai bagaimana konsep tata guna lahan desa dan pola
pemukiman beserta permasalahannya.
2. Untuk pembaca, sebagai media informasi, referensi, maupun bahan kajian
diskusi mengenai konsep tata guna lahan desa dan pola pemukiman beserta
permasalahannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Desa
3
1. Rendahnya produktifitas lahan di daerah lahan kering yang rawan terhadap
kekeringan di kawasan perdesaan.
2. Tingginya pengaruh negatif penurunan produktifitas lahan di kawasan
perdesaan.
3. Semakin rendahnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan
terutama di daerah lahan kering.
4
penting yang membutuhkan keterlibatan masyarakat setempat. Bagian penting
keterlibatan masyarakat ini antara lain berhubungan dengan pemanfaatan
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kebutuhan akan sarana dan prasarana
pedesaan serta unsur-unsur kelembagaan masyarakat.
Nasution A.I. (2008) berpendapat bahwa masyarakat memiliki
pengetahuan yang mendalam mengenai wilayahnya sendiri sehingga
keterlibatan masyarakat sangat diperlukan. Salah satu kegiatan dalam
perencanaan TGL adalah tracking dan mapping. Dalam hal ini masyarakat
memiliki kemampuan untuk membuat peta yang lengap dan akurat mengenai
sejarah desa, aturan penggunaan lahan, analisa kecenderungan, kalender
musim, masalah kesehatan lingkungan dan sudah tentu harapan-harapan
masyarakat yang bersangkutan di masa yang akan datang.
5
Jayadinata (1999: 44), menjelaskan tanah di wilayah pedesaan,
disamping untuk perumahan, umumnya digunakan bagi pertanian (kegiatan
ekonomi ekstraktif dan reproduktif) yang tiap satuan kegiatannya memerlukan
tanah yang luas. Jumlah orang yang bekerja pada satuan luas tanah tersebut
relatif sedikit, sehingga penduduk di wilayah pedesaan umumnya jarang.
Penggunaan tanah di permukiman di pedesaan umumnya jarang. Penggunaan
tanah di permukiman pedesaan dilakukan dengan hati-hati dan secara terbatas
dengan memperhatikan aturan konservasi dalam segala kegiatan sosial
ekonomi. Tanah di wilayah perkotaan, di samping untuk perumahan, umumnya
digunakan bagi industri dan jasa (kegiatan produksi fasilitatif) yang dalam tiap
satuan kegiatan hanya memerlukan tanah yang relatif kecil dan jumlah orang
yang bekerja pada satuan luas tanah itu banyak; penggunaan tanah yang
intensif.
2. Pola Tersebar
Pola desa tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau gunung api.
Penduduk akan mendirikan permukiman secara tersebar karena mencari
daerah-daerah yang relatif aman, tidak terjal, dan morfologi yang relatif
rata. Pola tersebar juga terdapat di wilayah karst (kapur). Penduduk akan
tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi air yang baik karena
biasanya di daerah karst kondisi air sangat buruk.
6
3. Pola Linear atau Memanjang
Pola permukiman pedesaan yang masih sangat tradisional banyak mengikuti
pola bentuk sungai, karena saat itu sungai sebagai sumber kehidupan sehari-
hari. Selain itu, juga berfungsi sebagai jalur transportasi antarwilayah.
Melalui jalur transportasi sungai, perekonomian sederhana saat itu telah
berlangsung. Kondisi seperti ini banyak ditemui di wilayah-wilayah
kerajaan Jawa (contoh masa Majapahit) dan Sumatera (masa Sriwijaya).
Pola ini juga masih berkembang hingga kini di wilayah pedesaan
pedalaman, seperti di pedalaman Siberut, Kalimantan, dan Papua. Saat ini
pola permukiman wilayah pedesaan, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera
sedikit banyak telah dipengaruhi oleh keberadaan jalan. Sehingga
penempatan rumahnya pun akan mengikuti arah jalan. Biasanya, pola
permukiman ini banyak tersebar pada wilayah yang memiliki topografi
datar. Sejalan dengan itu, posisi bangunan rumah pedesaan menghadap ke
arah yang tidak teratur. Menurut kondisi fisik bangunan, rumah di pedesaan
banyak dibangun secara tidak permanen, terbuat dari bahan yang tidak
sepenuhnya dari tembok
G. Permasalahan Desa
1. Masyarakat
Dari segi masyarakatnya, masih banyak desa dengan warga kekurangan
pangan dan gizi. Kondisi ini menimpa anak dan balita. Masalah kesehatan
dan penyebaran penyakit juga belum tertangani dengan baik. Penduduk
yang terlalu sedikit dan terpencar-pencar juga menjadi masalah. Belum lagi
anak putus sekolah dan perkawinan anak di bawah umur.
2. Pemerintah
Dari segi pemerintahnya, masih ada masalah struktur dan adaptasi
pemerintahan desa. Banyak aparatur yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya. Kepemimpinan di desa juga belum punya sistem yang kuat. Juga
koordinasi pelayanan pemerintahan yang belum berjalan maksimal. Ada
7
pula masalah penyelewengan dana dan bantuan dari pemerintah yang lebih
tinggi.
8
3. Geografi
Dari segi geografisnya, keadaan desa-desa di Jawa dan Bali belum seimbang
jika dibandingkan dengan desa di pulau lain. Desa pantai juga banyak yang
hidup dengan tidak sehat. Teknologi yang ada juga belum memadai. Begitu
pula desa yang mulai berkembang namun tidak terkendali. Ada msalah
sanitasi, perumahan, dan pembangunan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa merupakan suatu lokasi di pedesaan dengan kondisi lahan sangat
heterogen dan topografi yang beraneka ragam. Pola tata ruangnya sangatlah
tergantung pada topografi yang ada. Pola tata ruang merupakan pemanfaatan
ruang atau lahan di desa untuk keperluan tertentu sehingga tidak terjadi
tumpang tindih dan berguna bagi kelangsungan hidup penduduknya.
Pemanfaatan lahan pedesaan tidak terlepas dari tujuan dan ruang lingkup
pembangunan pedesaan itu sendiri.
Ada beberapa bentuk pola pemukiman desa, diantaranya yaitu :
1) Pola memusat
2) Pola menyebar
3) Pola liner/memanjang
B. Saran
Dari makalah diatas masih banyak sekali kekuranga baik dari pengunaan kata-
kata, penulisan, ataupun isinya. Maka dari itu kami minta kepada semuap pihak
terkhusunya Bapak / Ibu Dosen mata kuliah yang bersangkutan untuk lebih
membimbing lagi dalam pembuatan makalah kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://geograpik.blogspot.com/2020/07/jelaskan-macam-macam-pola-
permukiman.html
https://ciburial.desa.id/5-identifikasi-masalah-yang-berkaitan-dengan-desa/
https://www.academia.edu/9000141/Penggunaan_Lahan_di_Pedesaan_dan_Perko
taan
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/09/160000269/manfaat-desa-dan-
masalah-di-desa?page=all
11