PENDAHULUAN
maritim terluas di dunia, jumlah pulau Indonesia sebanyak 13.466 pulau dan luas
lahan di Indonesia adalah 1.910.931,32 km2 yang terdiri dari yang terbentang dari
sabang hingga merauke. Dari jumlah luasan tersebut yang menjadi lahan produktif
bagi sektor pertanian adalah sekitar 7,75 juta hektar dari keseluruhan luas lahan di
Indonesia. Jumlah ini tentu saja tidak cukup luas dibandigkan dengan luasan lahan
produktif yang dimiliki dan juga jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa di
tambah lagi dengan peningkatan konversi lahan pertanian dari tahun ke tahun
mencapai 80.000 hektar per tahunnya menjadi lahan yang non pertanian.
karenakan alih fungsi lahan pertanian, disatu sisi pertumbuhan penduduk terus
meningkat, praktis hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan pasar
sebenarnya banyak lahan tidur yang tidak termanfaatkan di daerah kota seperti
pemanfaatan lahan di pekarangan rumah termasuk diantara lahan tidur yang masih
sangat tinggi sehingga penduduk kota masih kurang sadar untuk memanfaatkan
1
lahan di pekarangan di bandingkan dengan penduduk desa di karenakan mobilitas
Bangko, karena dimana penulis berdomisili dan juga dilihat dari pertumbuhan dan
sehingga ini juga menggambarkan bahwa pengalih fungsi dan lahan pertanian
yang bisa di nikmati kapan saja dan tanpa membayar mahal untuk
mendapatkannya.
keluarga.
sebagai berikut :
2
1.3. Gagasan Kreatif
urban untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari–hari dalam keluarga, agar tidak
kota tidak begitu pusing dan terpengaruh jika harga cabe ataupun harga sayuran
pekarangan sebagai media untuk menanam cabe ataupun sayuran lainnya untuk
1.4. TujuanPenulisan
keluarga.
pekarangan.
1.5. Manfaat
penulis dan masyarakat dan masyarakat umum. Bagi pemerintah, tulisan ini dapat
3
pertanian urban (pertanian perkotaan). Bagi penulis, manfaat dari tulisan ini
adalah sebagai media untuk meningkatkan mutu ilmu pengetahuan yang dimiliki
Manfaat karya tulis ini bagi masyarakat luas adalah sebagai sumbangan
4
BAB II
METODE PENULISAN
2. 1. Penentuan Gagasan
upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Gagasan ini di dasarkan pada potensi
pemanafaatan lahan tidur dan juga pekarangan rumah yang sering di biarkan
Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian
besar berasal dari jurnal ilmiah, buku, makalah seminar, artikel di internet serta
berita dari media masa yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang di
bahas.
5
2. 3.Metode Penulisan
Identifikasi Masalah
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Lahan adalah suatu lingkungan fisik terdiri atas tanah, iklim, relief,
hidrologi, vegetasi, dan benda-benda yang ada di atasnya yang selanjutnya semua
juga hasil kegiatan manusia, baik masa lampau maupun sekarang (FAO. 1975,
manusia terhadap lahan, baik secara menetap maupun berkala untuk memenuhi
et.al.1996).
Berdasarkan hal itu dikenal macam penggunaan lahan seperti sawah, tegalan,
kebun, kebun campuran, lalang, perkebunan dan hutan. Penggunaan lahan bukan
alokasi penggunaan lahan di DAS Solo Hulu, Jawa Tengah, ditinjau dari segi
7
penggunan lahan tegalan buruk, Kemudian diikuti oleh lahan pekarangan, lahan
tegalan baik, lahan hutan, dan yang paling rendah lahan sawah.
Secara garis besar area atau daerah taman pekarangan pada umumnya
1. Daerah umum (public area). Taman yang kita buat dimaksudkan pada area
ini selain dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja
2. Daerah kesibukan (service area). Taman yag kita buat pada area ini adalah
mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat ditanam tanaman
diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu
pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan
atau pembantu rumah tangga atau penghuni rumah yang lainnya sambil
terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan aman mengambilnya.
3. Daerah pribadi (private area). Daerah ini kita buat taman yang khusus
untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobinya
8
tempat “bertukang”, melakukan penelitian yang paling hemat, aman, setiap
rumah.
4. Daerah famili (family area). Daerah ini dapat dibuat taman untuk
anak dikala remaja bersantai. Taman untuk keluarga ini diberi tempat yang
kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi selalu akan
mengambil ruang di daerah pinggiran kota. Gejala pengambil alihan lahan non
kenampakan fisik kekotaan ke arah luar disebut “urban sprawl” (Yunus, 1999).
antara lain yaitu Menurut Northam (1975) : Urban sprawl refers to the areal
expansion of urban concentration beyond what they have been. Urban sprawl
9
involves the conversion of land peripheral to urban centers that has previously
been used for non urban uses to one or more urban uses.
jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya, kemampuan suatu negara
sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Persentase
pertambahan output itu harus lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah
penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu
yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi
berlangsung terus di banyak negara di Afrika merupakan salah satu contoh dari
10
Oleh karena itu, masalah pertumbuhan ekonomi telah menjadi perhatian ekonom,
maju.
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang
penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Misalkan luas tanah dan kekayaan alam
akan terus menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.
pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mempertinggi efisiensinya.
Todaro (2000) mengatakan Ada tiga faktor atau komponen utama dalam
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru
yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya
manusia.
11
2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi.
meningkatkan stok modal (capital stock) yang pada akhirnya akan diinvestasikan
lagi dalam bentuk pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan
angkatan kerja, yang terjadi beberapa tahun kemudian secara tradisional dianggap
Jumlah tenaga kerja yang besar akan menambah jumlah tenaga kerja
dan tenaga kerja. Dimana peningkatan tenaga kerja terjadi jika penerapan
umum.
12
BAB IV
demikian? Karena dengan kegiatan ini sudah barang tentu masyarakat akan
menjadi terbiasa dan terdidik untuk memanfaatkan potensi yang ada walau hanya
sejengkal tanah, soal kebutuhan pangan dan gizi keluarga tidak perlu dipusingkan
seperti untuk bercocok tanam, beternak, dan membuat kolam ikan. Namun lain
halnya bagi masyarakat perkotaan yang lahan pekarangan sempit bahkan tidak
ada sama sekali. Masalah luas atau sempit hendaknya jangan dijadikan patokan
untuk bisa atau tidak dalam pemanfaatan pekarangan rumah kita yang penting
Untuk pekarangan yang luas tentu lebih bisa memilih jenis dan model
dapat diterapkan sistim TABULAPOT (tanaman Buah/bumbu dalam pot). Bila hal
ini dapat kita lakukan dan mengaturnya sesuai dengan penataan eksterior tentunya
pekarangan rumah akan tampak asri dan juga bermanfaat untuk upaya
13
pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta pengembangannya secara
Kebutuhan Keluarga
memiliki halaman yang sedikit luas maka tekniknya penanaman ada yang di lahan
Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk
mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan
dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung
beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan
benda-benda bekas di sekitar kita. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah
kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar
pendek.
lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim,cabe rawit, katuk, kemangi, tomat,
pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Dari berbagai
14
contoh tanaman sayuran yang di papaprkan, penulis mengambil salah satu contoh
yang sering naik turun harga di pasaran adalah cabe rawit di tanam dalam polibag
disediakan adalah sekitar 30 buah polibag, yang bisa di tanam dengan cabe rawit
10 polibag, 10 polibag tomat, 10 polibag tanaman terung ungu, maka dalam satu
halaman itu selain menimbulkan nilai estetika dan juga penganekaragaman jenis
Jumlah dari satu kali panen adalah sebesar Rp 366.500 maka dengan
kebutuhan lain yang lebih bermafaat, bahkan jika berkeinginan dan produksi dari
tanaman yang kita tanam dapt kita jual atau di komersilakan untuk uang tambahan
15
Ilustrasi ini jika di lakukan dalam satu rumah di perumahan saja yang
hanya dengan lahan terbatas saja dapat mendatangkan keuntungan uang, jika ini
dilakukan oleh penduduk perumahan dan penduduk urban lainnya maka bisa di
pasar ini akan tehindar jika setiap rumah memanfaatkan lahannya dengan baik dan
optimal maka jika harga sayuran tinggi pun ibu – ibu rumah tangga tidak akan
rata-rata luasan sekitar 2x3 dan 3x4 m. Jenis sayuran yang ditanam dipekarangan
sebelum ada program P2L adalah cabe dan biasanya tanpa pemeliharaan.
Setelah ada program P2L jenis sayuran yang ditanam bertambah antara
lain cabai (besar dan kecil), kangkung, bayam, terong, pakcoy, selada, mentimum,
dan buah-buahan seperti pepaya serta tanaman obat seperti sereh dan kunyit.
Pekarangan sangat potensial untuk dijadikan lahan usaha tani sayuran sebagai
“warung hidup”. Disebut warung hidup karena hasil sayuran dapat dimanfaatkan
16
untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari tanpa harus membeli dipasar.
Warung hidup dipekarangan memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai berikut.
a. Sumber vitamin
kesehatan tubuh. Walaupun tidak terlau besar, kebutuhan vitamin sangat penting
keturunan.
Akibat yang sangat serius adalah kebutaan dan tidak dapat disembuhkan lagi.
vitamin C pada masa kanak-kanak, pertumbuhan gigi geligi akan terganggu. Pada
tingkat yang ringan memberikan gejala pada jaringan gusi, bisa dijumpai pada
17
Kebutuhan akan vitamin A dan C dapat dipenuhi dari sayur-sayuran.
Beberapa jenis sayaur-sayuran yang kaya akan vitamin A (5.000 – 18.000 SI)
adalah bayam, sawi, kankung, kacang panjang, kecipir, katuk, dan kemangi.
Sementara beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung vitamin C (50 – 275
mg) adalah katuk, lobak, bayam, petsai, oyong, dan cabai hijau besar.
b. Sumber Mineral
macamnya, unsur mineral yang dibutuhkan oleh manusia adalah unsur K, Na, Ca,
Mg, P, S dan Cl sbagai mineral makro, serta unsure Fe, Cu, Co, Se, Zn, Cr dan
apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah kesehatan adalah zat besi (Fe).
mengandung zat besi antara lain bayam, kacang panjang, kecipir, lobak,
terhadap peningkatan derajat kesehatan. Salah satu unsur yang penting dalam 4
Membiasakan berfikir dan bertindak dalam memilih bahan makanan atas dasar
18
Oleh karena itu penanaman pekarangan dengan aneka jenis sayuran akan
d. Sarana Kesehatan
Produk sayuran kaya akan zat gizi yang dibutuhkan untuk perbaikan gizi
e. Sarana Rekreasi
harus pergi berekreasi keluar rumah dan mengeluarkan anggaran yang lebih.
barang atau jasa tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan ekonomi, juga
Selain itu, kegiatan ekonomi juga dapat diartikan sebagai cara untuk mendapatkan
maupun mencapai tujuan. Dalam hal ini barang dan jasa. Jadi, dapat dikatakan
19
saat ini dihadapkan bagaimanacara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik
sandang, pangan dan papan dengan menggunakan sumber daya yang sangat
hidupnya.
semakin hari semakin meningkat ini terlihat dari meningkatnya upah minimum
sekolah. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan alih fungsi lahan terutama
barang yang tersedia di pasaran yakni imbasnya adalah tingginya harga , maka
produk pertanian yang ada dipasaran. Jika satu rumah tangga melakukan dan
menerapkan sistem seperti ini adalah dengan efek yang akan di rasakan dari
produk, harga dan juga kemadirian masyrakat yang tidak tergantung terhadap
menanam tanaman hortikultura, masih banyak jenis tanaman lain yang bisa
dikenal saat ini adalah “warung hidup”, konsep yang seperti ini masih segelincir
20
masyarakat yang mengetahuinya, dikarenakan kembali lagi dari kesadaran yang
kesadaran dan kepedulian akan produk pertanian ini lebih meningkat secara
dikarenakan pada umumnya penduduk akan mengadopsi suatu yang baru dengan
cara melihat terlebih dahulu dari pemanfaatan lahan pekarangan yang terlihat
21
penduduk lebih tertarik dalam megadopsi percontohan pemanfaatan lahan
pekarangan.
BAB V
22
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
sebagai berikut :
kota Bangko.
adalah cabe dan biasanya tanpa pemeliharaan. Setelah ada program KRPL
jenis sayuran yang ditanam bertambah antara lain cabai (besar dan kecil),
seperti pepaya serta tanaman obat seperti sereh dan kunyit. Pekarangan
sangat potensial untuk dijadikan lahan usaha tani sayuran sebagai “warung
3. Tingkat kesadaran yang dimiliki oleh penduduk kota Bangko masih sangat
sempit.
5.2.Saran
23
Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan lahan pekarangan merupakan
gagasan kecil tapi berdampak besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga dan
lahan pekarangan ini. Pemerintah disarankan agar konsep ini disisipkan dalam
kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
24
Adiyoga, Witono.2003. Prospek Pengembangan Pertanian
Usaban(Perkotaan).Makalah Disampaikanpada Diseminasi Prospek
Pengembangan Sayuran di Perkotaan.11-13 Agustus 2003.Balai Penelitan
Tanaman Sayuran,Lembang,Bandung.
http://indonesiaberkebun.org/
http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/tinjauan-pustaka-ruang-
terbuka-hijau.html
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2014/02/09/pemanfaatan-lahan-
pekarangan-untuk-kebutuhan-pangan-keluarga-633930.html
http://id.wikisource.org/wiki/Kitab_Undang-Undang_Hukum_Perdata
http://rosytaelf.blogspot.com/2013/09/contoh-merangkum-buku-ilmu-
pengetahuan.html
http://uripsantoso.wordpress.com/2011/03/08/optimalisasi-pemanfaatan-
pekarangan-menjadi-taman-sayur-yang-produktif/
25