PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Bentuk penggunaan lahan yang sesuai, agar pembangunan tersebut mencapai hasil
yang optimal.
1.3.2 Tujuan
1.3.3 Sasaran
2
1.4 Ruang Lingkup
3
1.4.2 Ruang Lingkup Studi
Tahap Input
Pada tahap ini dilakukan nya pengumpulan data yakni:
1. Kondisi Fisik (Letak Geografis dan Administrasi, Penggunaan
Lahan, Jenis Tanah, Geologi, Hidrologi, dan Klimatologi).
2. Penduduk dan Sosial Budaya (Jumlah Penduduk, Laju
Pertumbuhan Penduduk, Ketenagakerjaan Sosial Budaya
Masyarakat).
3. Sarana (Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, serta
Perubahan dan Permukiman).
4. Kondisi Prasarana (Jalan, Listrik, Air Bersih, Drainase, dan
Persampahan)
Tahap Output
Dalam tahap output ini akan menghasilkan suatu peta dan laporan
peruntukan guna lahan untuk Kelurahan binuang kampung dalam agar
pengembangan kawasan serta guna lahannya untuk masa yang akan datang
menjadi optimal.
1.5.1 Keluaran
4
1.5.2 Manfaat
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran,
Ruang lingkup dari Kelurahan Binuang Kampung Dalam
BAB II STUDI LITERATUR
Berisikan mengenai tentang pengertian bahasan tata guna dan
pengembangan lahan serta teori-teori pendukung guna memaksimalkan
penggunaan lahan di suatu wilayah.
BAB III GAMBARAN UMUM
5
Berisikan letak adminisrasi dan geografi, keadaan fisik dari Kelurahan
Binuang Kampung Dalam
BAB IV IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN
Mengetahui bentuk pola penggunaan lahan di Kelurahan Binuang
Kampung Dalam serta mengambil kesimpulan dari analisis data yang telah
diperoleh guna pengembangan serta pemanfaatan lahan yang efisien.
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN LAHAN
Berisi arahan pengembangan lahan di Kelurahan Binuang Kampung
Dalam Kecamatan Pauh.
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan adalah suatu proposisi (kalimat yang disampaikan)yang
diambil dari beberapa premis (ide pemikiran) dengan aturan-aturan
inferensi (yang berlaku).
Saran adalah sebuah solusi yang ditujukan untuk menyelesaikan
permasalahan yang di hadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah
yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan
tahun terbit sebagai sumber atau rujukan seorang penulis.
LAMPIRAN
Lamiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen
utama, lampiran dapat di temukan dalam surat maupun dalam buku.
6
BAB II
STUDI LITERATUR
7
Lahan merupakan basis bagi keragaman daratan (terrertrial) yang
menyediakan habitat biologi dan plasma nutfah bagi tumbuhan, hewan dan jasad-
mikro diatas dan dibawah permukaan tanah.
d. Fungsi hidrologi
Lahan mengatur simpanan dan aliran sumberdaya air tanah dan air
permukaan serta mempengaruhi kualitasnya.
e. Fungsi penyimpanan
8
manusia dalam memanfaatkan lahan. Lahan memiliki banyak fungsi yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya.
a. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau
diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan struktur
tanah. Satuan parameter lahan dalam survey sumbardaya lahan pada umumnya
disertai deskripsi karakteristik lahan.
b. Kualitas Lahan
c. Pembatas Lahan
9
pengelolaan dari suatu penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang
tidak dapat diperbaiki dengan usaha-usaha perbaikanlahan (landimprovement). (2)
pembatas lahan semetara, pembatas lahan yang dapat diperbaiaki dengan cara
pengelolaaan lahan.
(3) Persyaratan konservasi, contohnya control erosi, resiko komplen tanah, resiko
pembentukan kulit tanah.
e. Perbaikan Lahan
10
seiring pertambahan penduduk kota meluas ke daerah pinggiran atau menjauhi
pusat. Zona-zona baru yang timbul berbentuk konsentris dengan struktur
bergelang atau melingkar.Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi
menjadi lima zona sebagai berikut.Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-
negara Barat (Eropa) yang telah maju penduduknya. Teori ini mensyaratkan
kondisi topografi lokal yang memudahkan rute transportasi dan komunikasi. Teori
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
11
3) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua
geograf ini berpendapat, meskipun pola konsentris dan sektoral terdapat dalam
wilayah kota, kenyataannya lebih kompleks dari apa yang dikemukakan dalam
teori Burgess dan Hoyt. Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi
bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks ini disebabkan oleh munculnya
nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan. Nukleus-
nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang
fungsional dan membentuk struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.
Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks
industri, pelabuhan laut, dan terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar
pertimbangan dalam penggunaan lahan secara mengelompok sehingga berbentuk
nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan dengan
sarana transportasi. Perumahan baru mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat
p34432erbelanjaan dan tempat pendidikan. Harris dan Ullman berpendapat bahwa
karakteristik persebaran penggunaan lahan ditentukan oleh faktor-faktor yang
unik seperti situs kota dan sejarahnya yang khas, sehingga tidak ada urut-urutan
yang teratur dari zona-zona kota seperti pada teori konsentris dan sektoral. Teori
dari Burgess dan Hoyt dianggap hanya menunjukkan contoh-contoh dari
kenampakan nyata suatu kota. Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut.
12
4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)
Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun
1965 dengan mengambil lokasi penelitian di Inggris. Teori ini mencoba
menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan konsentris lebih
ditonjolkan. Teori ini dapat digambarkan.
13
2.4 Klasifikasi Penggunaan Lahan
1. USGS (United State Geological Survey)
Menurut USGS ( United State Geological Survey ), Anderson 1972,
klasifikasi ini digunakan dalam klasifikasi penginderaan jauh. Klasifikasi USGS
ini menggunakan kategori penggunaan lahan yang lebih rinci yaitu tingkat I dan II
yang dibakukan di seluruh dunia, terutama yang membuat peta penggunaan lahan
dan perubahannya dari citra penginderaan jauh yang dikembangkan oleh
Anderson et al (1978).
Berikut di bawah ini adalah klasifikasi penggunaan lahan menurut USGS (United
State Geological Survey)
Tingkat I Tingkat II
Kode Penggunaan lahan Kode Penggunaan lahan
Kota dan daerah 1.1 Pemukiman
bangunan 1.2 Perdagangan dan jasa
1. 1.3 Industri
1.4 Transportasi,
komunikasi, dan umum
1.5 Kompleks industri dan
perdagangan
1.6 Campuran kota dan daerah
bangunan
1.7 Kota dan daerah bangunan lain
Lahan pertanian 2.1 Tanaman semusim dan lahan
rumput
2. 2.2 Kebun buah-buahan dan
pembibitan
2.3 Pengusahaan pakan ternak
2.4 Lahan pertanian lain
14
Peternakan 3.1 Peternakan dengan tanaman
merambat
3. 3.2 Peternakan semak dan gerumbul
Peternakan campuran
3.3
Sumber:www.gunturlane.com
15
BAB III
GAMBARAN UMUM
16
Sebelah Timur : Kelurahan Cupak Tangah
Sebelah Barat : Kelurahan Piai Tangah
17
3.4 Kondisi Fisik Alami
3.4.1 Jenis Tanah
Berdasarkan pada kondisi tanah, wilayah Kota Padang terdapat 7 jenis
tanahyaitu : Aluvial, Regosol, Organosol, Podsolik, Latosol, litosol (batuan yang
melapuk pada bagianbawah), podsolik merah kuning dan Andosol (humus).
Sedangkan kondisi tanah yng terdapat di Kelurahan Binuang Kampung Dalam
yaitu jenis tanah Aluvial dan jenis tanah Latosol.
3.4.2 Geologi
3.1.5 Hidrologi
Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil.
Terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota
Padang.Sedangkan untuk wilayah Kelurahan Binuang Kampung Dalam di lewati
oleh aliran sungai gayo dengan panjang sungai 500 km dan lebar sungai 12 m
3.1.6 Klimatologi
18
Kecamatan Pauh memiliki 9 kelurahan, salah satunya Kelurahan Binuang
Kampung Dalam. Kelurahan Binuang Kampung Dalam memiliki jumlah
penduduk di dua tahun terakhir seperti tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
JUMLAH PENDUDUK
NO TAHUN TOTAL
Laki-laki Perempuan
1 201 323 2999 6235
5
Tabel 3.2
19
45-49 127 141 268 90.07
50-54 119 151 270 78.81
55-59 137 128 265 107.03
60-64 75 68 143 110.29
65-69 37 40 77 92.50
70-74 25 33 58 75.76
75 + 31 76 107 40.79
Sumber: Kecamatan Pauh dalam angka 2016
20
Transportasi di Kelurahan Binuang Kampung Dalam mendukung
perekonomian dan penguhubung yang ada di kelurahan tersebut, banyaknya lahan
pertanian sehingga masyarakat membutuhkan jasa angkutan kota, jarak dari
kelurahan menuju kecamatan 2 km sedangkan menuju pusat kota berjarak 5km.
3.8.1 Sarana
a.Sarana Pendidikan
Tabel 3.3
b.Sarana Kesehatan
Tabel 3.4
21
c. Sarana Peribadatan
Tabel 3.5
3.8.1 Prasarana
a. Jaringan jalan
22
c. Prasarana listrik
Pembangkit listrik di kota padang bersumber dari PLN, Masyarakat di
Kelurahan Binuang Kampung Dalam sebagian besar sudah menggunakan listrik
dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
d. Prasaran drainase
Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari jaringan drainase mayor
dan minor , di Kelurahan Binuang Kampung Dalam sendiri di lewati oleh sungai
Gayo yang merupakan sungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia.
Berdasarkan RTRW Kota Padang 2010-2030 jaringan drainase atau sungai Gayo
yang melintasi Kelurahan Binuang Kampung Dalam.
e. Prasarana pesampahan
Persampahan di lihat dari jenis sampah terbagi atas 2 jenis yaitu sampah
organic dan sampah non organic. Sampah organic adalah sampah limbah yang
berasal dari limbah makhluk hidup yang terdapat di alam dan dapat terurai secara
alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan kimia apapun di dalamnya sedangkan
sampah non organic adalah sampah yang dihasilkan dari berbagai macam proses
dan tidak bisa terurai oleh bakteri secara alami dan akan membutuhkan waktu
yang lama dalam penguraiannya.
Masyarakat di Kelurahan Binuang Kampung Dalam untuk masalah
pesampahan mempunyai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di setiap RW, jadi
masyarakat di Kelurahan Binuang Kampung Dalam membuang sampah di TPS.
23
BAB IV
24
produksi terbatas, perkebunan tanaman keras, perkebunan
campuran dan lain-lainnya yang sejenis. Satuan lahan dengan
jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya antara 125-174 serta
memenuhi kriteria umum sebagai berikut:
1. Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk melakukan
budidaya
2. Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai
kawasan penyangga
3. Tidak merugikan segi-segi ekologi atau lingkungan hidup
apabila di kembangkan sebagai kawasan penyangga
c. Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Tahunan
Kawaasan budidaya tanaman tahunan adalah kawasan yang
diusahakan dengan tanaman tahunan seperti hutan produksi tetap,
tanaman buah, dan lainnya. Satuan lahan dengan jumlah skor
ketiga karakteristik fisiknya < 124 selain itu areal tersebut harus
memenuhi kriteria umum untuk kawasan budidaya.
d. Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman
Kawasan fungsi budidaya tanaman semusim dan
permukiman adalah kawasan yang mempunyai fungsi budidaya
dan diusahakan dengan tanaman semusim dan permukiman,
terutama tanaman pangan. Satuan lahan dengan kriteria seperti
dalam penetapan kawasan budidaya tanaman tahunan serta terletak
di tanah milik, tanah adat, dan tanah Negara. Selain memenuhi
kriteria tersebut untuk kawasan permukimzn harus berada pada
lahan yang memiliki lereng mikro tidak lebih dari 8%.
Untuk lebih jelanya dapat dilihat ditabel berikut ini:
Tabel 4.1
Klasifikasi dan skor fungsi kawasan
25
III Budidaya tanaman tahunan < 124 + lereng > 8%
IV Budidaya tanaman semunisim dan <124 + lereng < 8%
permukiman
Sumber:www.gunturlane.com
Tingkat I Tingkat II
Kode Penggunaan Kode Penggunaan lahan
lahan
Kota dan daerah 1.1 Pemukiman
bangunan 1.2 Perdagangan dan jasa
2. 1.3 Industri
1.4 Transportasi,
komunikasi, dan umum
1.5 Kompleks industri dan
perdagangan
1.6 Campuran kota dan daerah
bangunan
1.7 Kota dan daerah bangunan
lain
Lahan pertanian 2.1 Tanaman semusim dan lahan
rumput
3. 2.2 Kebun buah-buahan dan
pembibitan
2.3 Pengusahaan pakan ternak
2.4 Lahan pertanian lain
26
Lahan hutan 4.1 Lahan hutan berdaun lebar
4.2 Lahan hutan selalu hijau
5. 4.3 Lahan hutan campuran
Sumber:www.gunturlane.com
27
Tabel 4.3
Tingkat Luas
Kode Penggunaan Ciri-Ciri Kesulitan Ha %
Lahan Untuk
Dikenali
LHN KSG Lahan Tidak ada bangunan. Mudah 91.3036 30.34%
01 kosong
SWH 01 Sawah Bentuk lahan nya grid. Mudah 126.7591 42.67%
Adanya sumber air atau
irigasi.
Tanah nya subur.
Lahan luas sehingga
mudah dikenali.
PRMHN 01 Perumahan Surat SHM. Mudah 45.4586 15.30%
Harga murah.
Lokasi tidak banjir.
Mudah dijangkau.
Sumber air dan listrik
bagus.
Lihat suasana
lingkungan.
Dekat dengan
perumahan.
Cara pembayaran.
PRKNTR Perkantoran Bentuk bangunan besar. Sulit 0.9075 0.305%
01 Memiliki lapangan.
SKLH 01 Sekolah Bentuk bangunan L, U Sulit 2.0191 0.680%
dan W.
KBN CPR Kebun Tanaman semusim Sedang 1.0061 0.338%
01 campuran Tanaman buah-buahan
Tanaman sayuran
28
Sumber:atribute table dan survey 2017
Tabel 4.4
29
Lihat suasana
lingkungan.
Dekat dengan
perumahan.
Sumber:survey 2017
30
4.5 Potensi dan Masalah Penggunaan Lahan Eksisting
Tabel 4.5
31
BAB V
32
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
33
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831);
4. .Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah )Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);
6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan
Hutan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3294);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1986
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3338)
9. Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1989 tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Tata Ruang Nasional;
34
1. Perencanaan
Perencanaan akan pengembangan lahan dan penggunan lahan
untuk menjadi lebih produktif den penggunaan nya sesuai dengan
arahan RTRW,RDTR dan RDTL
2. Pendataan lahan
Pendataan lahan adalah pengumpulan data penggunaan lahan dan
jenis tanah di kawasan yang akan diteliti dilaporan ini di ambil
Kelurahan Pasar Ambacang menjdi kawasan penelitiannya.
3. Sertifikasi lahan
Sertifikasi lahan adalah hak kepemilikan atas tanah atau tanah
tersebut
4. Evaluasi lahan
Evaluasi lahan adalah proses pengumpulan data dan pengukuran
suatu areal tanah sebelum direncanakan
5. Konsolidasi Lahan
Konsolidasi lahan merupakan salah satu bentuk kegiatan
pengelolaan tata guna lahan melalui pengaturan kembali
penggunaan lahan dan penguasaan bidang-bidang tanah.
35
6. Pengamatan Dan Evaluasi
Pengamatan dan evaluasi adalah hasil final dari perencanaan
pengembangan lahan, setelah hasil maka akan dievaluasi ulang
bagian perencanaan yang tidak tepat.
Tabel 5.1
36
sebagai
lumbung padi
2 Lahan LHN Dapat di Menjadi Dibangun TPS
kosong KSG manfaatkan tempat di lahan
01 untuk pembuanga kosong
membangun n sampah tersebut
tempat Hak Penggunaan
tinggal kepemilika lahan kosong
Meninggkat n atas tanah bisa di
lahan laporkan
perkebunan kepada
dan menanam kelurahan
sayuran yang setempat atau
memiliki nilai bisa juga
tinggi kepada
Sebagai pemerintah
sarana setempat untuk
olahraga mengetahui
warga sekitar penggunaan
lahan tersebut
3 Kebun KBN Subur, dapat Tidak ada Tidak ada
campuran CPR ditanami
01 sayuran
Sumber: analisis dan survei, 2017
37
hanya berlaku untuk komoditas pertanian, tetapi berlaku juga untuk komoditas
lainnya.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
38
Kelurahan Binuang Kampung Dalam ini, karena kami sadar kami masih
membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen mata kuliah tata
guna dan pengembangan lahan Ibu Nori Yusri S.T M.Si, yang telah
membimbingkan selama proses pembutan laporan penggunaan lahan Kelurahan
Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh.
DAFTAR PUSTAKA
www.googletune.com
www.jamulya-1992.com
www.gunturlane.com
39
LAMPIRAN
40
41
42
43
44
45
46