Anda di halaman 1dari 14

1.

Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pengertian


wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
memperlajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dan strategis bernilai ekonomis tinggi yang
menjadi andalan di setiap negara / daerah sebagai sumber devisa (Yoeti, 1997:1). Dalam
kegiatan pariwisata melibatkan banyak unsur baik atraksi, akomodasi, dan transportasi.
Ketiga unsur tersebut hanya untuk memberikan kemudahan dan kepuasan terhadap
wisatawan.

Menurut Prof. Hunzieker dan Prof K. Kraf (1990;115) Kepariwisataan adalah keseluruhan
dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta
penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasialan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. Beberapa ahli juga
mengemukakan pengertian Pariwisata, menurut James J. Spillane (1982) Pariwisata adalah
kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan
tugas, berziarah dan lain-lain, sedangkan menurut Heriawan (2004) wisata adalah suatu
kegiatan yang bersifat bersenang-senang yang ditandai dengan mengeluarkan uang atau
dengan melakukan kegiatan yang bersifat konsumtif.

Atraksi wisata merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan daya tarik bagi
wisatawan dan merupakan alasan utama untuk mengunjungi objek dan daya tarik wisata.
Objek dan Daya Tarik Wisata berupa alam, budaya, tata hidup, dan lainnya yang memiliki
nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan, sekaligus juga merupakan
sasaran utama wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau Negara. Dalam pengertian
luas bahwa apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik minat bagi wisatawan
dapat disebut sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata. Wisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan
untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
beranekaragam (Richard, 2000), pengembangan pariwisata berdampak positif terhadap
peningkatan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan pekerjaan, maupun peningkatan
kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

Puncak Lawang merupakan nama suatu puncak dataran tinggi di Kabupaten


Agam Sumatra Barat. Dari tempat ini, kita bisa meihat birunya Danau Maninjau. Puncak
Lawang terletak di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Ini daerah puncak
menuju Danau Maninjau. Dari sini kita dapat melihat pemandangan Danau Maninjau secara
utuh. Puncak Lawang berada di 1.210 mdpl. Di zaman penjajahan, tempat ini digunakan
sebagai tempat peristirahatan bangsawan Belanda. Puncak Lawang sering digunakan untuk
kejuaraan olahraga paralayang kelas internasional karena merupakan salah satu spot terbaik di
Asia Tenggara.

Objek wisata puncak lawang adalah salah satu objek wisata di Sumatra Barat yang banyak
di kunjungi wisatawan baik dari dalam maupun dari luar Kabupaten Agam dengan keindahan
alam Puncak Lawang banyak spot-spot untuk berfoto yang bagus berlatar Danau Maninjau
selain itu untuk atraksi hanya ada flaying fox dan paralayang yang dapat menjadi pilihan bagi
wisatawan saat berkunjung ke Puncak Lawang namun atraksi wisata tersebut tidak selalu ada
karena terkendala factor cuaca seperti saat berkabut . Selama ini atraksi wisata yang ada di
objek wisata Puncak Lawang hanya mengandalkan atraksi yang dapat dilihat seperti
pemandangan indah dari Puncak Lawang dan kurangnya atraksi aktif yang dapat
meningkatkan jumlah wisatawan dan atrksi yang dapat membuat wisatawan berlama-lama di
objek wisata Puncak Lawang.

Untuk mengoptimalkan pengembangan objek wisata Puncak Lawang perlu adanya


penambahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas terutama pengembangan atraksi
wisata di Puncak Lawang Kabupaten Agam agar lebih menarik bagi wisatawan baik atraksi
yan bersifat pasif maupun yang bersifat aktif.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, permasalah yang ada di objek wisata Puncak
Lawang yaitu kurangya atraksi wisata yang menjadi daya tarik wisata agar wisatawan dapat
berlama-lama dan kurangnya atraksi aktif bagi wisatawan yang kunjung. Hal ini yang
menjadi dasar dilakukannya penelitian ini.

3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan atraksi wisata apa saja yang
dapat di kembangkan dalam pengembangan atraksi wisata di Puncak Lawang Kecamatan
Matur Kabupaten Agam.

Adapun sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Mengidentifikasi kondisi eksisting fisik kawasan objek wisata Puncak Lawang


2. Mengidentifikasi atraksi wisata eksisting yang dapat di kembangkan di objek wisata
Puncak Lawang
3. Mengidentifikasi potensi atraksi wisata yang akan dikembangkan di objek wisata
Puncak Lawang

4. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Wilayah

Berdasarkan geografis Nagari Lawang dengan luas lebih kurang 1.669 hektar Puncak
Lawang dengan ketinggian 1.210 m dari permukaan laut. Untuk menempuh Lawang lebih
kurang 25 Kilo meter dari Kota Bukittinggi. Dengan perbatasan wilayahnya adalah :

 Sebelah Barat Berbatasan dengan Nagari Matur Hilir


 Sebelah Timur dengan Maninjau (Kecamatan Tanjung Raya)
 Sebalah Utara dengan Nagari Matur Mudik dan
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Tigo Balai
2. Ruang Lingkup Subsansi

Dalam mengkasi pengembangan atraksi wisata, substansi yang akan dibahas adalah
mengidentifikasi atraksi wisata yang dapat dikembangkan di objek wisata Puncak Lawang.
Dalam melakukan identifikasi diperlukan untuk melihat kondisi eksisting kawasan dan
persepsi wisatawan terhadap objek wisata. Identifikasi yang dilakukan dapat membantu dalam
menentukan jenis atraksi wisata yang dapat dikembangkan.

5. Metode Penelitian
5.1 Metode Pendekatan

Penelitian ini adalah berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta tujuan yang
akan dicapai yaitu sifatnya deskriptif kualitatif dimana peneliti akan mendiskripsikan tentang
kegiatan pengembangan atraksi wisata, pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif
karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

5.2 Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulkan data dalam penilitian ini yaitu :


1. Survey primer : survey yang dilakukun langsung dilapangan atau wilayah studi
dengan melakukan wawancara dengan stakeholder, observasi, dan pengambilan foto
dan dokumentasi.
2. pengumpulan data sekunder lainnya adalah studi literatur untuk mendapatkan
literatur yang berkaitan dengan studi
5.3 Metode Analisis

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung


menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Untuk itu Metode analisis yang digunakan dalam pengembangan atraksi wisata
adalah :
a. Analisis kondisi fisik kawasan
Tujuan analisis ini untuk mengetahui kondisi eksisting dari kawasan wisata Puncak
Lawang sehingga dapat diketahui potensi pengembangan. Dalam analisis ini dilakukan
penilaian terhadap daya tarik wisata objek wisata Puncak Lawang.
b. Analisis Karakteristik Wisatawan dan Persepsi Wisatawan (Metode Analisis
Deskriptif Kualitatif)
Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan menganalisis
data berdasarkan hasil observasi kondisi karakteristik wisatawan, hasil wawancara dengan
para ahli atau pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan kawasan wisata Danau
Nibung, dan peta-peta atau gambar-gambar obyek wisata. Dalam melakukan analisis
karakteristik wisatawan ini dinilai berdasarkan karakteristik sosio ekonomi yaitu sebagai
berikut :
 Asal Wisatawan
 Jenis kelamin
 Tingkat umur
 Teman perjalanan
 Jenis transportasi yang digunakan menuju lokasi objek wisata
 Lama kunjungan
 jenis atraksi yang diminati oleh wisatawan
c. Analisis 3A (Attraction, accessibility, dan amenity)
Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan menganalisis
data berdasarkan hasil observasi kondisi dari Attraction, yaitu atraksi produk utama yang
berkaitan dengan “what to see” dan what to do” sebuah destinasi. Accessibility, yaitu sarana
dan prasarana seperti jalan, transportasi dan sebagainya untuk menuju tempat destinasi, dan
Amenity, adalah yang berkaitan dengan segala fasilitas pendukung seperti sarana akomodasi,
restoran, warung makan dan minum, toilet umum, rest area, tempat parkir, dan yang terpenting
adalah sarana ibadah yang bersih dan nyaman.
6 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan sebuah pemahaman yang mendasari pemahaman-


pemahaman lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi dari
setiap pemikiran selanjutnya. Kerangka berfikir ini diperlukan dalam pengembangan atraksi
wisata puncak lawang sebagai tahapan dari penelitian ini.

Diagram Kerangka Berfikir

Pengembangan atraksi wisata

Tinjauan teori pariwisata dan atraksi wisata

Potensi dan masalah kawasan studi

Analisis kondisi Analisis karakteristik Analisis 3A (atraksi,


fisik kawasan wisatawan aksesibilitas, dan amenity

Pengembangan atraksi wisata puncak lawang

Kesimpulan dan rekomendasi

7 Sistematika Penulisan
Dalam proposal penelitian ini berisikan :
1. Latar belakang
Berisikan tentang latar belakang pengambilan topik permasalahan yang akan dikaji
dan lokasi serta data – data terkait atraksi wisata
2. Rumusan masalah
Berisikan tentang rumusan masalah yang akan dikaji di objek wisata Puncak
Lawang Kecamatan Matur Kabupaten Agam
3. Tujuan penelitian
Berisikan tujuan – tujuan yang akan dicapai oleh penulis yaitu berupa hasil akhir
dari tujuan pemecahan masalah di lokasi studi.
4. Ruang lingkup
Berisikan tentang ruang lingkup studi dan ruang lingkup subtansi.
5. Metode penelitian
Berisikan tentang metode – metode yang akan digunakan oleh penulis dalam
penelitian dengan tujuan memecahkan permasalahan dalam penelitian.
6. Kerangka Berfikir
Berisikan kerangka pemikiran dari penulis berupa tahapan – tahapan dalam
melakukan kajian dalam penelitian.
7. Sistematika penulisan
Berisikan penjelasan tentang outline penulisan penelitian.
8. Keluaran hasil penelitian
Berisikan tentang hasil akhir yang dicapai oleh penulis.
9. Review teori
Berisikan literature berupa teori – teori yang terkait pengembangan atraksi wisata,
serta komponen yang digunakan dalam penelitian terkait pariwisata
10. Daftar pustaka
Berisikan tentang daftar buku – buku artikel dari hasil penelitian dari orang lain
yang digunakan sebagai bahan rujukan.

8 Hasil Keluaran

Adapun keluaran dari penelitian ini yang berjudul Pengembangan Atraksi Wisata Puncak
Lawan Kecamatan Matur Kabupaten Agam yaitu :

8.1 Mengetahui jenis atraksi wisata yang dikembangkan di Puncak Lawang


8.2 Merekomendasikan atraksi wisata baru yng berpotensi untuk dikembangkan di puncak
Lawang.
9 Review Teori
9.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Undang Undang No.10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud


dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain dengan melakukan perencanaan sebelumnya,
tujuannya untuk rekreasi atau untuk suatu kepentingan sehingga keinginannya dapat terpenuhi.
Atau pariwisata dapat di artikan juga sebagai suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain
untuk rekreasi lalu kembali ke tempat semula. Menurut Yoeti (1992) Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lainnya, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan
dan rekreasi alat untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Menurut Gamal (2002), pariwisata merupakan sebagai bentuk suatu proses kepergian
sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya, Charles R.
Goeldner, J. R. Brent Ritchie (2009) dalam Tourism: Principles, Practices, Philosophies
menyatakan bahwa setiap usaha untuk mendefinisikan pariwisata dan untuk menggambarkan
ruang lingkungan sepenuhnya harus mempertimbangkan berbagai kelompok yang dipengaruhi
dan berpartisipasi dalam industri ini. Perspektif mereka sangat penting bagi perkembangan
suatu definisi yang komprehensif.

Empat perspektif pariwisata yang berbeda dapat diidentifikasi yaitu :

1. Wisatawan yaitu orang-orang yang bertujuan mendapatkan pengalaman psikis dan fisik
serta kepuasan. Sifat ini akan sangat menentukan tujuan yang dipilih untuk menikmati
kegiatan.

2. Para pelaku usaha yang menyediakan barang dan hestanto.web.id jasa wisata. Orang
melihat bisnis pariwisata sebagai kesempatan untuk membuat profit dengan menyediakan
barang dan jasa yang sesuai permintaan pasar pariwisata.
3. Pemerintah daerah. Politisi melihat pariwisata sebagai faktor kekayaan dalam
perekonomian yurisdiksi mereka. Perspektif mereka terkait dengan pendapatan warga
mereka yang dapat diperoleh dari bisnis ini. Politisi juga mempertimbangkan penerimaan
devisa dari pariiwsta internasional serta penerimaan pajak yang dikumpulkan dari
pengeluaran wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah dapat
memainkan peran penting dalam kebijakan pariwisata, pengembangan, promosi, dan
implementasi.

4. Masyarakat lokal yaitu masyarakat lokal yang biasanya melihat pariwisata sebagai faktor
budaya dan ketenagakerjaan. Yang penting bagi kelompok ini, misalnya adalah efek dari
interaksi antara sejumlah besar pengunjung internasional dan warga.

9.2 Pengembangan Pariwisata

Menurut Darminta (2002:474) dalam Wulandari (2015:17) pengembangan adalah suatu


proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna.
Pengembangan pariwisata menurut Pearce (1981 : 12) dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
melengkapi atau meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Menurut
Hadinoto (1996), ada beberapa hal yang menentukan dalam pengembangan suatu obyek
wisata diantaranya adalah :

9.1 Atraksi wisata


Atraksi merupakan daya tarik wisatawan untuk berlibur.Atraksi yang diidentifikasikan
(sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan sebagainya) perlu
dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa aktraksi wisata, tidak ada
perisitiwa, bagian utama lain tidak akan diperlukan.
9.2 Promosi dan pemasaran
Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi wisata yang
ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi
merupakan bagian penting.
9.3 Amenitas
Amenitas adalah berbagai fasilitas di luar akomodasi yang dapat dimanfaatkan
wisatawan selama berwisata di suatu destinasi. Amenitas bisa berupa fasilitas
pariwisata seperti rumah makan, restoran, toko cenderamata, dan fasilitas umum
seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lain-lain.
9.4 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tujuan dan
menghubungkannya dengan tujuan lain. Aksesibilitas terdiri dari sarana seperti moda
transportasi dan prasarana seperti jalan.
9.3 Daya Tarik Wisata

Menurut Yoeti (2008) daya tarik wisata merupakan obyek atau atraksi wisata apa saja
yang dapat ditawarkan kepada wisatawan mereka mau berkunjung ke hestanto.web.id suatu
negara atau DTW (Daerah Tujuan Wisata) tertentu. Secara garis besar ada tiga kelompok yang
merupakan daya tarik bagi wisatawan datang pada suatu negara DTW (Daya Tarik Wisata)
yaitu :

1. Natural Attractions Kelompok ini adalah pemandangan (landscape), pemandangan laut


(seascape), pantai (beaches), danau (lakes), air terjun (waterfall), kebun raya (national
park), agrowisata (agrotourism), gunung berapi (volcanoes) termasuk bila dalam
kelompok ini adalah fauna dan flora.
2. Build Attractions Termasuk dalam kelompok ini antara lain: banguna (buildings)
dengan arsitek yang menarik, seperti rumah adat dan yang termasuk bangunan modern
seperti Opera Building (Sydney), Jam Gadang (Bukittinggi), Taman Mini Indonesia
Indah (TMII).
3. Cultural Attractions Kelompok ini antara lain peninggalan sejarah (historicl building),
cerita-cerita rakyat (folklore), kesenian tradisional (traditional dances), museum,
upacara keagamaan, festival kesenian, dan semacamnya.
9.4 Pengertian Atraksi Wisata

Menurut Clare A. Gunn; 1988 dalam Wasistha Nugraha (2008: 36) Atraksi wisata adalah
pengembangan obyek fisik yang pada gilirannya dapat menyediakan kebutuhan pasar, dimana
penempatan dan pengelolaannya harus dapat menumbuhkan kepuasan perjalanan wisatawan.
Dalam perencanaannya, sumber daya fisik dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori.
Pertama; sumber daya alami (natural resources), misalnya: iklim, sumber daya alami, flora
dan fauna adalah dasar kuat untuk banyak atraksi. Kedua; sumber daya buatan (man made);
situs peninggalan sejarah, tradisi/ budaya, adalah basis untuk pengembangan daya tarik lain
dalam segmen perjalanan.

Menurut Swarbrooke (2008:177) Atraksi adalah komponen terpenting dalam sistem


pariwisata yang merupakan motivasi utama wisatawan melakukan suatu perjalanan. Faktor
yang paling menentukan dari sebuah atraksi adalah satu unit, suatu tempat yang sangat
kecil dan dibatasi oleh daerah geografis berdasarkan sebuah fitur utama. Sedangkan
destinasi merupakan daerah yang lebih besar yang didalamnya terdapat beberapa atraksi dan
fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Atraksi merupakan komponen terpenting dari sebuah destinasi karena permintaan akan
komponen lanjutan seperti akomodasi dan transportasi berasal dari adanya atraksi apa yang
tersedia dalam destinasi tersebut. Atraksi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yang pertama
adalah Alam (Natural) merupakan atraksi yang terbentuk secara alami seperti taman nasional,
kehidupan alam liar, pemandangan, dan berbagai fenomena alam yang menakjubkan.

Atraksi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu atraksi primer dan atraksi sekunder. Atraksi
primer adalah yang menjadikan alasan utama wisatawan berkunjung saat liburan
sedangkan atraksi sekunder adalah tempat yang dikunjungi oleh wisatawan saat
dalam perjalanan atau saat beristirahat ketika melakukan perjalanan panjang. Atraksi
wisata disediakan untuk pribadi ataupun untuk kepentingan umum.

9.5 Modal Kepariwisataan dan Atraksi Wisata

Sesuatu yang dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut modal atau sumber
kepariwisataan, adapun yang menjadi modal atraksi yang menarik kedatangan wisata yaitu:

1. Alam
2. Kebudayaan
3. Manusia

Modal kepariwisataan dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata di tempat dimana


modal wisata tersebut ditemukan desebut in situ sedangkan modal kepariwisataan yang
dikembangkan diluar tempat aslinya disebut ex situ. Selain itu ada modal kepariwisataan
lainnya yaitu atraksi penahan dan atraksi penangkap wisatawan. Atraksi penahan adalah
sebuah atraksi yang dapat menahan wisatawan selama berhari-hari bahkan pada kesempatan
lain wisatawan mungkin berkunjung kembali ke tempat yang sama. Modal lainnya yautu
atraksi penangkap wisata adalah atraksi yang hanya sekali dinikmati kemudian ditinggalkan
lagi oleh wisatawan.

Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan yang sebanyak-banyaknya
dan menahan mereka ditempat dalam waktu yang cukup lama, untuk mencapai hal tersebut
ada beberapa syarat yang harus terpenuhi. Adapun syarat-syarat dari atraksi wisata yang baik
antara lain :

 Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam
keadaan yang baik karena atraksi wisata di presentasikan didepan wisatawan. Atraksi
wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial, suatu perjalanan oleh karena itu
harus memenuhi semua determian mobilitas spasial yaitu akomodasi, transportasi, dan
promosi serta pemasaran.
 Modal atraksi tidak hanya alam atau manusia atau budaya saja akan tetapi ketiganya
perlu diadakan bersama-sama
 Wisatawan dapat betah dan memberikan kepuasan kepada wisatwan selama berada di
objek wisata.

9.5 Dimensi Atraksi wisata

Sunaryo (2013) mengemukakan pengertian yang berbeda dengan menyebutkan bahwa


daya tarik wisata mencakup daya tarik seperti alam, budaya, maupun buatan/artificial yang
dapat mendorong wisatawan untuk datang dan berwisata. Sejalan dengan teori sebelumnya,
Cooper, dkk (2000) menjelaskan bahwa atraksi adalah bentuk kegiatan budaya, keindahan
alam atau event yang memotivasi wisatawan untuk datang berkunjung. Atraksi merupakan
komponen terpenting dari sebuah destinasi karena permintaan akan komponen lanjutan seperti
akomodasi dan transportasi berasal dari adanya atraksi apa yang tersedia dalam destinasi
tersebut. Atraksi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yang pertama adalah Alam (Natural)
merupakan atraksi yang terbentuk secara alami seperti taman nasional, kehidupan alam liar,
pemandangan, dan berbagai fenomena alam yang menakjubkan. Kedua, atraksi dapat berupa
buatan manusia (Artificial) seperti berikut ini:
a. Cultural
Merupakan atraksi budaya yang berupa keagamaan, budaya modern, museum, galeri
seni, ragam arsitektur bangunan.
b. Tradition
Merupakan tradisi yang ada di destinasi setempat seperti festival yang
diselenggarakan.
c. Event
Merupakan serangkaian acara yang digelar seperti acara olahraga dan
acarakebudayaan. Acara yang diselenggarakan akan mengangkat citra dari destinasi
itu sendiri.

Atraksi alam dan buatan manusia tidak bisa sepenuhnya dipisahkan. Contohnya, sumber
daya alam akan menjadi salah satu pertimbangan dalam pengembangan infrastruktur karena
akan berpengaruh terhadap kerusakan alam yang ditimbulkan.

Holloway (2002) menjelaskan bahwa atraksi wisata dapat dideskripsikan berdasarkan


sifatnya yang meliputi:

1. Bentuk aspek fisik (bersifat permanen) dari sebuah destinasi seperti keindahan suatu
gunung, pantai dan arsitektur bangunan.
2. Berupa event yang bersifat sementara dengan tujuan untuk menarik wisatawan untuk
datang. Atraksi alam bersifat permanen yang terbentuk secara alami
10 Daftar Pustaka

Undang No.10/2009 tentang Kepariwisataan

Oka A. Yoeti, 1996 : 192 - 193, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung

Cooper, Dkk (2000). Tourism Principles And Practice Second Edition. New York:
Addison Wesley Longman Publishng

Holloway, J Christopher (2002). The Business Of Tourism: Sixth Edition. London:


Pearson Education Limited
Prananda, Yonggi “Pengembangan Atraksi Wisata Danau Nibung Kecamatan
Mukomuko” (Studi Kasus : Kawasan Danau Nibung)

Suryana Marcelia “Analisis Atraksi Wisata Di Taman Wisata Alam Gunung


Tangkuban Perahu”

Widodo, Eko “Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Karang Sebagai


Kawasan Wisata Bahari Di Kabupaten Donggala”

Utari, Dwi Retno “ Pengembangan Atraksi Wisata Berdasarkan Penilaian Dan


Prereferensi Wisatawan Di Kawasan Mangrove Karangsong Kabupaten Indramayu”

https://kampungwisatasanjaibkt.wordpress.com/

https://www.slideshare.net/riskiidrussetiadi/kuliah-3-motif-danatraksiwisataatraksi

Anda mungkin juga menyukai