PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu industri yang menjanjikan serta
berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Banyak sekali industri yang bergerak di
bidang pariwisata mulai berkembang. Ini dikarenakan salah satu dampak adanya
kegiatan pariwisata. Apalagi di Indonesia ini banyak sekali daya tarik wisata yang bisa
dikembangkan serta diminati oleh wisatawan mulai dari daya tarik alam, budaya,
sejarah, religi bahkan daya tarik buatan manusia. Menurut Ismayati (2010:147), definisi
daya tarik adalah fokus utama penggerak pariwisata dari sebuah destinasi, hal ini berarti
bahwa daya tarik merupakan mesin utama penggerak untuk menarik minat wisatawan
untuk berkunjung ke sebuah lokasi wisata. Sementara itu, menurut UU No. 10 Tahun
2009 yang berisi tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa daya tarik merupakan semua
hal yang memiliki keindahan, keunikan, dan nilai yang bisa berupa keanekaragaman
berupa kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia dalam wujud peninggalan
purbakala dan sejarah, museum, seni, dan budaya yang menjadi sasaran utama bagi
wisatawan untuk berkunjung ke sebuah destinasi wisata tertentu. Namun, daya tarik
tersebut harus dikelola dan dilestarikan keberadaanya agar bisa berkembang secara
berkelanjutan.
Kegiatan wisata biasanya berkaitan juga dengan pengusahaan, kegiatan itu sendiri
itu sendiri. Salah satunya adalah mengenai daya tarik wisata. Faktor penentu dari
pengembangan sebuah daya tarik wisata bukanlah dari apa yang sudah ada atau bisa
1
dibangun melainkan dari bagaimana pengelolaan daya tarik tersebut, lokasi daya tarik
tersebut, untuk siapa daya tarik tersebut ditujukan, bagaimana mengartikan daya tarik
tersebut dan apa pengaruhnya bagi masyarakat lokal disana dan pengunjung (Gartner,
1996:352). Daya tarik alam merupakan sebuah daya tarik yag terbentuk karena alam dan
bukan merupakan buatan manusia. Itu terbentuk karena alam dan Tuhan. Lokasi ODTW
yang dipilih adalah Curug Banyunibo yang terletak di Kecamatan Pajangan Bantul.
keindahan alam yang melimpah dan banyak dimanfaatkan sebagai daerah wisata
tertarik untuk mengunjungi Yogyakarta baik wisatawan yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. Terdapat berbagai macam jenis wisata yang dimiliki oleh
Yogyakarta seperti wisata budaya, pendidikan, minat khusus, kuliner, belanja, alam dan
lain sebagainya. Jenis-jenis wisata ini sudah banyak dikenal oleh wisatawan regional
maupun mancanegara. Namun terdapat wisata yang belum banyak dikenal oleh
wisatawan, yaitu wisata alam. Wisatawan yang berdatangan ke kota Jogja sebagian besar
mengunjungi obyek wisata yang sudah terkenal seperti Malioboro, pantai Parangtritis,
ataupun Keraton. Padahal tidak hanya obyek wisata itu saja yang dimiliki oleh
dimana disetiap sudut kota terdapat pembangunan pusat perbelanjaan dan juga hotel-
dengan mendatangi pusat perbelanjaan yang ada sekitar kota. Semakin lama masyarakat
akan mengalami kebosanan dalam berwisata karena hanya mengunjungi atrasi yang
sudah dikenal luas. Melihat kondisi seperti ini perlu adanya pembaruan obyek wisata
2
yang menggunakan konsep kembali ke alam karena masyarakat menginginkan suatu
wisata yang baru dan berbeda. Oleh karena itu, peneliti menginginkan untuk mencari
wisata alternatif lain seperti suatu tempat yang masih alami yang belum terlalu dikenal
banyak orang dan akan membuat masyarakat tidak hanya mengunjungi obyek wisata
Yogyakarta memiliki beberapa daerah yang terkenal akan wisata alamnya seperti
Gunungkidul dengan wisata pantai dan gua, Kaliurang dengan wisata gunung merapi,
dan juga kota Bantul. Namun tidak semua obyek wisata telah dikenal luas oleh
wisatawan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti akses menuju obyek
wisata yang belum memadai, belum adanya promosi yang dilakukan pengelola obyek
potensi wisata yang dimiliki daerahnya. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan
pada obyek wisata yang indah namun belum terlalu dikenal oleh wisatawan. Obyek
wisata ini merupakan obyek wisata alam yang berada di Bantul, Yogyakarta.
Curug Banyunibo merupakan sebuah curug yang indah yang dimiliki kota Bantul
namun belum banyak dikenal wisatawan. Curug ini sebenarnya memiliki potensi yang
besar sebagai obyek wisata alam karena bentuknya yang unik dan lingkungannya terlihat
masih sangat alami. Namun, akses menuju ke Curug ini belum terlalu indah serta plang
menuju ke obyek wisata ini masih sangat minim sehingga belum banyak wisatawan
yang mengetahui lokasi curug ini. Potensi yang sangat besar inilah yang menarik peneliti
untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang obyek wisata Curug Banyunibu
Curug Banyunibo kepada masyarakat yang lebih luas sehingga wisatawan dari dalam
3
maupun luar negeri tertarik untuk mengunjung obyek wisata yang masih sangat alami
ini.
B. Metode Penelitian
Perencanaan ODTW ini mengambil objek wisata alam di kawasan Pajangan Bantul
ODTW hal pertama yang harus dilakukan adalah bisa memahami apa yang sudah ada
lalu melakukan penilaian terhadap atraksi yang telah diidentifikasi dalam tahap pertama
dan pada akhirnya mampu melakukan formulasi mix strategy terhadap ODTW tersebut.
Tahapan yang akan dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan ODTW Curug
ODTW untuk selanjutnya dianalisis dan dibuat prioritas. Survei lapangan dilakukan
untuk melihat kondisi yang ada di lapangan serta menncari informasi dan data yang
dibutuhkan. Survei ini dilakukan untuk mencari data dan informasi untuk
menentukan arah kerja serta tindakan yang harus kami lakukan pada tahap
selanjutnya serta mencari informasi apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan
Menggali potensi daya tarik yang ada dan mendapatkan pengetahuan dan wawasan
ODTW tersebut.
4
i. Pengumpulan Data dan Informasi
1. Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yag didapat secara langsung dari sumber
interview. Data primer yang ada dalam penelitian ini diperoleh dari
Masyarakat setempat
b. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh secara tidak langsng dari sumbernya. Data
sekunder ini kami peroleh dari sumber internet, tulisan di media massa
5
Observasi Lapangan
April 2015 untuk mencari data primer dan sekunder tentang obyek wisata
tersebut. Survei ini juga dilakukan untuk menentukan arah kerja serta
sana.
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati
orang lain
6
Dalam lapangan penelitian, tidak hanya dapat mengadakan
(Sugiono,2009:313-314).
Wawancara
7
Studi Dokumentasi
untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data yang tersedia dalam
penelitian.
Studi Literatur
adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Peneliti mulai
melakukan perencanaan tentang informasi apa saja yang belum ditemukan untuk
8
melakukan observasi dan wawancara tahap kedua sehingga pada tahap ini hanya
induktif analisis yakni yang dimulai dari deskripsi, analisis dan penjelasan. Adapun
teknik analisis SWOT akan digunakan untuk dasar identifikasi faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan dari ODTW yang bersangkutan secara internal maupun
Atraksi pendukung
Aksesibilitas (akses menuju ke lokasi baik dilihat dari segi akses jalan,
pemasaran)
9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik ODTW
Curug Banyunibo merupakan sebuah aliran sungai yang berasal dari sungai
Serut yang terletak di dusun Serut. Air tersebut muncul dari bawah tanah berupa
umbul kemudian mengalir menuju dusun Kabroan Kulon. Jarak sumber air dari
lokasi Curug Banyunibo lebih kurang 1 km. Nama Curug Banyunibo diambil dari
bahasa Jawa yang berarti “air jatuh”. Curug Banyunibo memiliki ketinggian kurang
batu kapur sampai ke bawah. Dulu tempat ini merupakan perladangan masyarakat
yang ditutupi oleh semak-semak. Warga setempat memanfaatkan air sebagai sumber
rusak.
Masyarakat setempat telah mengetahui keberadaan Banyunibo sejak lama,
tetapi tidak pernah dipikirkan untuk dijadikan sebagai sebuah objek wisata. Seiring
mana beberapa desa yang memiliki potensi, kemudian dikembangkan menjadi desa
wisata yang layak dikunjungi oleh wisatawan. Potensi sumber daya alam yang
dimiliki tersebut dikelola lebih profesional dengan berbagai suguhan atraksi yang
Namun tidak begitu halnya dengan curug ini, masyarakat menyadari bahwa
potensi yang mereka miliki harus dikembangkan untuk memacu pembangunan yang
ada di dusun dan desa mereka. Dengan semangat serta adanya kesamaan visi dan
ini didominasi oleh pemuda karang taruna. Curug Banyunibo ini telah
dibuka/dikelola oleh Pokdarwis dan mulai dikunjungi oleh wisatawan sejak tahun
gotong royong bersama untuk membersihkan dan menata lokasi sekitar objek
informasi melalui media sosial kepada rekan dan kerabat mereka. Dengan
11
Walapun saat ini Curug Banyunibo sudah dikenal oleh masyarakat luas, namun
masih ada permasalahan yang timbul diantaranya adalah kepemilikan lahan belum
terselesaikan, dimana ada salah satu pihak yang belum membebaskan tanahnya
untuk dijadikan sebagai objek wisata, dan ini merupakan salah satu kendala
sehingga izin usaha sampai saat ini belum dikeluarkan oleh pihak pemerintah.
2. Lokasi
pershil), sekitar 2 ha termasuk lokasi parkir kendaraan. Jarak dari Kota Yogyakarta
karena akses ke lokasi ini masih sangat sederhana (cor jalan rabat beton ) dengan 2
12
3. Struktur Organisasi
KETUA
SUNARYONO
WAKIL KETUA
ADI P.
SEKRETARIS
HERMA JOKO
BENDAHARA
BAYUDI
BIRAN WISNU PARNO MENDRO
INDU F.
SIHADI M. UMAR
MASYARAKAT
13
B. Karakteristik Pasar
1. Pasar Tradisional
Sejak berdiri tahun 2012, Curug Banyunibo telah banyak dikunjungi oleh
kalangan pelajar, mahasiswa, masyarakat sekitar Bantul tetapi ada juga wisatawan
dari luar kota seperti Papua, Namun data jumlah pengunjung tidak teradministrasi
dengan baik oleh pengurus. Curug Banyunibo biasanya ramai dipadati oleh
pengunjung pada hari minggu dan hari libur. Kebanyakan pengunjung berasal dari
2. Pasar Potensial
Curug Banyunibo merupakan objek wisata alam yang baru dikembangkan dan
dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata sejak tahun 2012, dan memiliki potensi daya
tarik serta keunikan tersendiri, yaitu lokasinya yang masih alami dan jauh dari
polusi udara dan kebisingan. Atraksi yang dapat dinikmati di antaranya pesona alam
yang masih asri yang ditumbuhi oleh pohon yang rindang dan tanaman bambu serta
lereng bukit batu kapur di sekitar kawasan objek wisata serta bunyi air yang jatuh
Berdasarkan potensi daya tarik yang dimiliki oleh curug ini, beberapa segmen
Curug Banyunibo sebagai salah satu wisata alam yang menarik dapat
14
sampah sembarangan, tidak merusak tanaman atau pohon di sekitar objek
wisata dan belajar tentang kehidupan masyarakat desa yang masih sederhana.
b. Komunitas Fotografer
Dengan pesona alam Curug Banyunibo yang sangat indah, dinding batu
yang dialiri oleh air yang sangat jernih dan ditambah dengan pantulan sinar
matahari, sangat cocok sebagai latar belakang untuk pengambilan foto pre-
perkemahan dan hunting bagi pelajar dan mahasiswa, karena suasananya masih
d. Wisatawan Asing
Potensi yang dimiliki oleh Curug Banyunibo tidak hanya menyajikan alam,
e. Komunitas Bikers
Lokasi Curug Banyunibo yang melewati jalan yang ekstrim dan berkelok-
kelok sangat disukai oleh para Bikers dan salah satu pihak yang
15
C. Kekuatan dan Kelemahan Komponen Eksternal
wisata Curug Banyunibo mempunyai lahan kurang lebih seluas 2 ha. Lokasi Curug
Banyunibo terdapat di lahan warga dan lahan tersebut dimiliki oleh tiga orang yaitu
bapak Mudjaini, bapak Ponijan dan ketua RT. Diantaranya, luas lahan diantara sisi
kanan dan kiri Curug dimiliki oleh bapak Mudjaini dan bapak Ponijan, dan dibagian
seperti:
a. Toilet
belum cukup bila Curug Banyunibo akan dikembangkan menjadi objek wisata
yang lebih besar. Kebersihan dan renovasi perlu dilakukan untuk menunjang
seperti perlu adanya perbaikan jembatan kecil menuju toilet yang hanya terbuat
16
(Toilet di Curug Banyunibo)
b. Mushola
sekitar 200 Meter dari objek Curug sendiri. Kondisi interior ruangan mushola
17
c. Area Parkir
Lokasi Curug Banyunibo sendiri memiliki dua area parkir, satu tempat
parkir terdapat di halaman rumah warga sekitar Curug yang tidak terlalu luas
dan satu tempat parkir lagi terdapat di lahan warga yang letaknya tidak jauh
dari lokasi objek wisata Curug dengan lahan yang lebih luas, sehingga memadai
d. Warung Makan
berjualan saat hari minggu saja atau satu minggu sekali atau ketika pengunjung
sedang ramai. Walaupun belum dikelola dengan baik oleh pengelola Curug,
beberapa warung makan yang ada bisa menjadi fasilitas pendukung bagi
18
(Warung Makan di Curug Banyunibo)
2. Aksesibilitas
wisata. Akses jalan raya, ketersediaan transportasi, dan rambu-rambu petunjuk jalan
menjadi sangat penting bagi wisatawan individu karena mereka sendiri yang
mengatur perjalanannya.
sebuah Dusun maka untuk akses jalan menuju Curug masih belum baik, jalan
menuju Curug masih di dominasi oleh cor blok yang sangat sempit dengan medan
yang menurun disertai tikungan yang cukup tajam di beberapa titik dan rusak di
beberapa bagian sehingga belum ada moda transportasi reguler atau angkutan umum
menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, sepeda, motor dan kereta mini
mengingat akses jalan menuju objek wisata sangat sempit sehingga sulit kendaraan
19
Jarak dari kota Yogyakarta menuju Curug Banyunibo sendiri dapat ditempuh
kurang lebih selama satu jam atau sekitar 24 Km dari kota Jogja. Untuk menuju
objek wisata Curug Banyunibo dari arah kota Yongyakarta kemudian mengarah ke
ring road selatan menuju jalan Bantul, kemudian dilanjutkan menuju desa wisata
Krebet, kemudian dari arah patung semar di desa Krebet lihat plank menuju Curug
Banyunibo.
a. Manajemen
Objek wisata Curug Banyunibo ini dikelola oleh warga Dusun Kabrokan
belum ada biaya retribusi ke Curug Banyunibo, pengunjung yang datang hanya
20
Sehubungan dengan belum adanya perizinan usaha pariwisata pada objek
yang dimiliki dalam menentukan kebijakan dari objek wisata sendiri baik dalam
hal retribusi atau biaya masuk objek wisata dan juga bantuan pendanaan yang
untuk menunjukan bukti bahwa Curug Banyunibo menjadi salah satu objek
sehingga ini juga menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan objek
Sebuah keberhasilan yang diperoleh objek wisata tidak lepas oleh sumber
daya manusia yang dimilikinya. Masalah tenaga kerja yang terlibat didalamnya
harus diperhatiakan oleh sebuah objek wisata yang tentunya bertujuan agar
21
Ojek wisata Curug Banyunibo dikelola oleh warga Dusun Kabrokan Kulon
Wakil : Adi P.
Sie Daya Tarik Wisata dan Kenangan: Zudi, Parno, & Muh.Umar
a. Promosi
melalui internet. Saat ini, internet bisa dikatakan sebagai salah satu sarana
22
Pengelola ODTW Curug Banyunibo beum memiliki website yang
Mereka hanya mengandalkan media W-O-M atau Word Of Mouth dan juga
yang disampaikan oleh kerbaat maupun teman serta dari media sosial yang
terbius dengan keindahan alam yang dimiliki oleh Curug banyunibo dan
b. Pemasaran
5. Sumber Pembiayaan
23
biasanya berasal dari biaya retribusi maupun dana dari donatur atau sponsor
merupakan obyek wisata yang baru saja dibuka dan belum memiliki perijinan
pengembangan obyek wisata pada tahun ini. Akan tetapi bantuan tersebut
belum bisa dipastikan terlaksana apa tidak. Oleh karena itu pengelola masih
hanya akan dibebani biaya parkir yang nantinya uang hasil parkir akan diambil
oleh pemilik lahan parkir yang ada disana. Pada tahun 2013, ada dana yang
bersifat swadaya dan tahap awal yang dianggarkan sekitar Rp 2.500.000,- yang
digunakan untuk penataan lokasi yang pernah diungkapkan oleh Ketua Karang
6. Lain – lain
a. Kepemilikan
tersebut. Lahan tersebut milik keluarga Bapak Sunaryo dan bapak Punijan.
ini. Ada dua pengelola yang mengklaim mengelola wisata ini yang pertama
yaitu kelompok Bapak Punijann dan lainnya yaitu dari Pokdarwis Curug
pengelolaanya menjdai dua yaitu bagian utara dan selatan atau bagian atas
24
dan bawah. Bagian utara dikelola oleh kelompok Bapak Punijan dan bagian
b. Perijinan
Sampai saat ini belum ada perijinan dari pemerintah yang mengstur
agar mampu bersaing dengan keberadaan ODTW lainnya yang serupa serta
bisa dikenal masyarakat lebih luas serta diakui secara resmi oleh
c. Peraturan
pihak desa. Curug Banyunibo baru diakui keberadaanya secra resmi oleh
kesana diantaranya mengenai aturan jam kunjung serta norma dan sopan
d. Prosedur
Kulon. Awalnya curug tersebut hanya sebuah fenomena biasa hingga pada
25
wisata. Pengembangan ODTW tersebut melibatkan masyarakat sekitar
pada tahun 2012 yanng bertugas dan berperan mengelola ODTW tersebut.
ODTW saat ini terbagi menjadi dua sehingga terjadi dualisme pengelolaan.
ODTW Curug banyunibo mulai dikenal masyarakat luas sekitar tahun 2012
silam. Sampai saat ini sudah banyak pengunjung yang datang berkunjung
ke sana.
D. Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengh)
Curug Banyunibo terletak didusun Kabrokan Kulon dimana daerah ini kaya
akan sumber daya alamnya yang berpotensi menjadi obyek wisata, antara lain
kegiatan membuat gula merah, kuliner Golot yang terbuat dari daun kelor.
masyarakat dalam membuat gula merah. Pembuatan gula merah ini menjadi
atraksi yang menarik yang dapat mendatangkan wisatawan. Selain itu, karena
daerah ini memiliki banyak tanaman daun kelor, maka daun ini dijadikan
sebagai bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai wisata kuliner khas dari
curug Banyunibo. Kekayaan akan sumber daya alam inilah yang menjadi
26
b. Memiliki sejarah yang menjadi daya tarik obyek wisata
yang kuat hubungannya dengan kesultanan Yogyakarta. Hal ini dibenarkan oleh
salah satu pengelola Pokdarwis dimana menurut orang yang dituakan didusun
berhubungan dengan Keraton. Hal ini bisa dijadikan sebagai kekuatan obyek
membedakan curug ini dibanding dengan curug lainnya adalah aliran air yang
jatuh dapat diatur deras tidaknya. Diatas curug terdapat penampungan air yang
bisa dibuka dan ditutup dan hal ini lah yang digunakan untuk mengatur deras
2. Kelemahan (Weakness)
dikembangkan, pihak pengelola belum memiliki surat izin dari pemerintah yang
membuat pengembangan obyek wisata ini belum bisa maksimal, seperti belum
adanya retribusi yang ditentukan oleh pengelola karena takut dianggap sebagai
pungutan liar oleh karena itu pendapatan dari obyek wisata ini belum begitu
besar.
27
b. Adanya konflik internal antara pengelola
yaitu milik pak Punijan dan Pak Sunaryo. Pak Sunaryo merupakan pemilik
obyek wisata karena beliau merupakan ketua dari Pokdarwis Banyunibo. Disisi
lain, Pak Punijan tidak setuju jika tanahnya bergabung dengan Pokdarwis oleh
karena itu timbul konflik antara Pokdarwis dengan Pak Punijan sehingga
dan akhirnya pengembangan obyek wisata ini tidak bisa dilakukan dengan
mudah.
Rute menuju obyek wisata ini tergolong ekstrim karena melalui jalan yang
terjal dan berkelok-kelok. Jalanan hanya terbuat dari cor blok dan jika dimusim
hujan akan sangat licin dan juga sangat sempit membuat wisatawan harus
dalam berkunjung. Kendaraan besar seperti mobil dan bis juga sulit untuk
melewati jalanan ini sehingga akses menuju curug hanya bisa dilewati dengan
potensi wisata daerah mereka. Hal ini dibenarkan oleh Mas Joko, sekretaris
mengembangkan obyek wisata ini. Hal ini terlihat saat adanya pertemuan rutin
28
yang dilakukan pokdarwis namun tidak semua pengelola bisa hadir. Menurut
sebagian telah memiliki pekerjaan tetap, selain itu juga terdapat pelajar dan
mahasiswa sehingga mereka memiliki kesibukan sendiri. Oleh karena itu sangat
3. Peluang (Opportunity)
kemiringan 70 derajat dan hal ini sangat disukai oleh wisatawan yang menyukai
tantangan. Selain itu tren yang disukai masyarakat saat ini kebanyakan wisata
alam karena masyarakat telah jenuh dengan kesibukan perkotaan oleh karena
itu curug Banyunibo bisa menjadi tempat untuk menikmati keaslian alam.
29
b. Menjadi Obyek wisata yang cepat dikenal banyak orang
Lokasi yang sangat strategis yaitu berdekatan dengan pusat kerajinan batik
kayu krebet dan Curug Pulosari yang terlebih dahulu dikenal dan dikunjungi
banyak orang membuat curuk Banyunibo akan mudah dikenal banyak orang.
4. Ancaman (Threat)
Obyek wisata yang baru saja dibuka ini membuat pengelola hanya
dikhawatirkan masalah yang ada di Gua Pindul juga akan terjadi di curug
Banyunibo.
Lokasi Curug yang berada di dataran rendah membuat daerah ini rawan
banjir sehingga akan mempengaruhi kondisi obyek wisata dan kunjungan dari
wisatawan.
30
BAB III
KESIMPULAN
Setelah melakukan observasi serta analisis terhadap kondisi yang ada di Curug
banyunibo saat ini maka dapat disimpulkan bahwa Curug Banyunibo memiliki kriteria dan
potensi yang baik untuk bisa dikembangkan menjadi sebuah ODTW agar lebih dikenal oleh
masyarakat luas. Ini dikarenakan Curug Banyunibo memiliki potensi yang bisa
dikembangkan seperti keunikan bentuk dari curug, cerita historis, serta atraksi pendukung
lainnya yang bisa mendukung keberadaan atraksi utama yaitu curug. Namun, aksesibilitas
dan manajemen yang kurang baik serta kurangnya perhatian dari pemerintah membuat
tersebut, Curug Banyunibo mampu dikembangkan menjadi sebuah ODTW yang tidak hanya
menawarkan keindahan alam sajja namun juga sisi edukasi kepda wisatawan terutama
Setelah mengetahui potensi dari Curug Banyunibo tersebut maka dapat dilakukan
31
BAB IV
PELAKSANAAN (R P4)
Curug Banyunibo merupakan salah satu obyek wisata yang baru dikembangkan
pada tahun 2012. Pembangunan yang baru saja dilakukan membuat obyek wisata ini
masih terlihat asri sesuai dengan aslinya. Namun dilihat dari beberapa obyek wisata lain
yang telah lama dikembangkan membuat ciri asli dari obyek wisata tersebut semakin
hilang. Melihat kondisi semacam itu, konsep besar pengembangan obyek wisata Curug
berkelanjutan.
Curug Banyunibo adalah salah satu wisata alam sehingga konsep ekowisata sangat
diharapkan agar kelestarian alam dari curug Banyunibo tetap terjaga meskipun curug
memanfaatkan bahan yang telah disediakan alam seperti pembuatan tangga dengan
berbahan semen, menggunakan batu-batu kali disekitar obyek sebagai pembatas banjir di
Selain memanfaatkan bahan yang berasal dari alam untuk pembangunan obyek
didasarkan pada kearifan lokal sekitar masyarakat dengan tetap memegang konsep
32
membatik, dan pembuatan kuliner. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan
pariwisata ini diambil dari alam seperti pohon siwalan yang banyak tumbuh disekitar
desa yang digunakan sebagai pembuatan gula merah, berternak hewan ternak seperti
ayam, kambing, dan sapi dimana mata pencaharian masyarakat sekitar adalah bertani
dan berternak sehingga masyarakat tidak perlu kembali ke awal jika beternak dijadikan
salah satu kegiatan wisata, membatik kayu karena masyarakat disekitar desa dikenal
mahir membatik kayu yang bahan-bahan membatik dapat diambil dari alam, dan
pembuatan kuliner Golot yang berbahan dasar daun kelor dimana daun tersebut sangat
Dusun Kabrokan Kulon memiliki sumber daya dan keindahan alam yang melimpah,
selain adanya daya tarik utama yaitu curug Banyunibo, terdapat banyak potensi atraksi
atraksi yang dikembangkan meliputi kegiatan pembuatan gula merah, kuliner Golot,
masyarakat memanfaatkannya menjadi gula merah. Gula merah pada umumnya terbuat
“Legen kebanyakan dibuat dari bunga pohon siwalan jenis perempuan yang bunganya
berbentuk sulur. Sulur bunga ini dipotong sedikit demi sedikit untuk disadap getahnya
yang ditampung pada sebuah tabung yang biasanya terbuat dari potongan batang bambu
satu ruas. Lama penyadapan ini biasanya semalam, pada sore hari tabung bambu ini
(disebut bumbung) diletakkan sebagai penampung, maka pada pagi harinya sudah
33
memuat penuh satu tabung. Satu manggar bunga biasanya menghasilkan sekitar tiga
hingga enam tabung legen. Untuk mengurangi rasa asam, biasanya pada dasar bumbung
ditaburi sedikit air kapur. Air legen ini dalam bahasa Indonesia disebut nila. Tapi nila
ada juga yang dihasilkan dari manggar bunga kelapa atau dari manggar bunga pohon
aren, tapi secara khusus legen hanya dibuat dari pohon siwalan. Jenis pohon siwalan ada
dua macam, yang satu bunganya manggar seperti kelapa dan menghasilkan buah yang
disebut buah siwalan. Isinya seperti kolang-kaling yang empuk, kenyal dan manis.
Sedang pohon jenis lainnya hanya berbunga berbentuk sulur dan khusus dimanfaatkan
untuk disadap getahnya menjadi legen. Dua pohon jenis ini saling membutuhkan
sehingga dapat berlangsung penyerbukan menghasilkan buah siwalan yang kelak dapat
ditanam menjadi pohon serupa (Wikipedia)”. Pemanfaatan alam disekitar obyek wisata
menjadi salah satu atraksi wisata yaitu pembuatan gula merah dimana tidak semua
wisatawan mengetahui bagaimana cara membuat gula merah karena mereka hanya
menemukan gula merah yang telah jadi. Kegiatan yang belum diketahui ini membuat
wisatawan tertarik untuk mencoba yang kemudian hasil dari kegiatan ini bisa dijadikan
Dusun Kabrokan Kulon terletak dekat dengan desa wisata Krebet yang terkenal
dengan kerajinan batik kayu sehingga masyarakat disekitar Curug Banyunibo juga
memiliki keterampilan membatik. Oleh karena itu kegiatan membatik bisa menjadi salah
satu kegiatan yang menarik sehingga wisatawan tidak harus kembali ke desa Krebet
untuk membeli kerajinan batik kayu. Hasil kegiatan membatik ini bisa dijadikan sebagai
buah tangan bagi wisatawan dan biasanya hasil usaha sendiri lebih memuaskan
dibanding membeli secara jadi. Corak batik dari obyek wisata Curug Banyunibo bisa
34
disesuaikan dengan suasana alam sekitar obyek seperti gambar pohon bambu, pohon
Selain membuat gula merah dan membatik, atraksi yang menarik untuk
Banyunibo adalah berternak. Salah satu cara agar semua masyarakat ikut serta dalam
pengembangan obyek wisata Curug Banyunibo adalah kegiatan berternak ini dimana
hewan-hewan dan segala halnya berasal dari milik masyarakat sekitar yang diharapkan
agar kegiatan ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat sehingga
memerah susu, memberi makan hewan ternak, berburu telur ayam dan memandikan
hewan ternak. Hal yang jarang dilakukan oleh wisatawan ini lah yang membuat
Kuliner sangat penting dalam suatu obyek wisata, apalagi jika masakannya berbeda dari
daerah lain dan merupakan khas dari suatu daerah. Masakan Golot, adalah masakan
yang berbahan dasar daun kelor, dimana daun tersebut sangat banyak tumbuh di
lingkungan sekitar. Selain digunakan sebagai pencegah longsor di area curug, tanaman
ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan sehingga jika dijadikan sebagai
masakan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Masakan Golot hampir sama dengan
bubur manado yang terdiri dari sayur-sayuran dan juga labu sehingga bisa dikatakan
bahwa Golot adalah bubur manadonya Curug Banyunibo. Minuman Legen juga bisa
35
disandingkan dengan Golot dimana Legen juga berasal dari pepohonan siwalan yang
Wisatawan akan diarahkan untuk mengikuti kegiatan membuat gula merah dimana
mengikuti kegiatan akan tetapi juga bisa membawa pulang gula merah khas Banyunibo.
Setelah membuat gula merah, wisatawan dapat mengikuti kegiatan membatik kayu.
Wisatawan juga dapat membawa pulang hasil kerajinan yang mereka buat. Sehabis
melakukan kegiatan membuat gula merah dan membatik, wisatawan dapat menikmati
kuliner khas Banyunibo yaitu bubur Golot dan air Legen. Setelah puas menikmati
makanan, wisatawan akan melakukan kegiatan beternak seperti memerah susu, mencari
telur ayam, memberi makan dan memandikan hewan ternak. Kemudian kegiatan terakhir
adalah menikmati keindahan Curug Banyunibo. Namun segala kegiatan ini disesuaikan
dengan keadaan dimana tidak setiap hari ayam bertelur dan memerah susu.
Curug Banyunibo sebagai salah satu ODTW yang unik dan menarik untuk
dikunjungi wisatawan. Namun, sampai saat ini belum banyak wisatawan yang belum
pengembangan, pemsaran dan promosi yang strategis dan tepat untuk bisa
menarik minat wisatwan untuk datang berkunjung. Strategi pemasaran yang dilakukan
36
awal adalah melakukann marketing mix dengan desain produk, lokasi dan promosi yang
• Produk
Konsep pengembangan curug Banyunibo sebagai salah satu wisata alam air
terjun yang unik dan dipadukan dengan atraksi pendukung lainnya yang bisa
dijaduikan suatu alternatif pilihan wisata bagi wisatawan. Konsep yang ingin
dikembangkan adalah wisata alam dan edukasi bagi wisatawan. Jadi, wisatawan
selain bisa menikmati keindahan alam yang ada juga bisa menambah wawasan serta
edukasi mengenai sejarah maupun kearifan lokal yang ada di masyarakat sekitar .
• Place
Sendangsari Pajangan Banntul. ODTW ini terletak di lahan milik warga setempat.
Lokasinya cukup strategis dan terletak di sekitar ODTW lainnya yang bisa juga
• Price
Curug banyunnibo dikelola oleh dua pengelola yang ada di sana yaitu
tujuan ingin lebih mengembangkan curug tersebut agar lebih dikenal masyarakt luas
belum ada retribusi yang dipungut di ODTW tersebut. Pengelola hanya menarik
biaya parkir sebesar Rp. 2000,- yang digunkan untuk baiaya alokasi pengembangan
• Promosi
37
Promosi dilakukan oleh pengelola untuk lebih memperkenalkan kawasan curug
tersebut agar lebih dikenal masyarakat luas. Selain itu, promosi dilakukan dengan
pihak pengelola belum memiliki website resmi yang digunakan untuk sarana
mengandalkan sarana W-O-M atau word of mouth yang biasanya mudah menyebar
dari masyarakat satu ke lainnya sehingga agar lebbih memudahkan sarana promosi
seperti itu. Urug banyunibo akan lebih mengutamakan dan fokus terhadap promosi
viral serta komunitas yang dianggap cocok dengan potensi wisata yang ada.
Website
Saat ini pasar wisatawan melalui website merupakan salah satu pasar sadar
teknologi yang menjanjikan serta efisien sehingga tujuan utama dalam promosi
tersebut cepat tersampaikan pada calon wisatawan yang akan datang ke Curug
banyunibo. Desain web yang menarik, informatif dan komunikatif akan membantu
Promosi Viral
Promosi seperti ini merupakan salah satu sarana promosi yang dianggap
paling tepat sasaran dengan memanfaatkan media sosial yang ada dan
berkembang saat ini. Di Indonesia sendiri saat ini terdapat banyak sekali
penggunna sosial media sehingga pemanfaatan promosi viral yang baik dapat
tersebut.
Event
38
Event yang diadakan di sekitar kawasan ODTW juga bisa dijadikan salah
sattu sarana promosi bagi masyarakat agar lebih tertarik untuk datang
Komunitas
Komunitas adalah salah satu elemen penggerak dan promotor bagi Curug
keberdaan curug tersebut semakin kuat pula dengan dukungan dari komunitas
dan masyarakat. Selain itu, komunitas juga bisa dijadikan salah satu promosi
berkualitas untuk bisa mengembangkan ODTW tersebut ke arah yang lebih baik dan
maju. Ini dikarenakan dalam kegiatan kepariwisataan dipandang sebagai suatu bentuk
pengelolaan kawasan atau konservasi yang dilindungi sehingga diperlukan SDM yang
pengelolaan Curug Banyunibo dan pengembangan ODTW tersebut. Hal awal yang
diperlukan adalah melalui upaya mengenali dan memanfaatkan individu yang ada di
Curug Banyunibo.
Pokdarwis Curug Banyunibo. Semua anggota dan pengurus pokdarwis memiliki tugas
39
dan peran masing-masing dalam manajemen pengelolaan wisata di curug tersebut.
Perencanaan dan pengembangan SDM yang baik akan menghasilkan manajemen dan
tim yang handal dalam mengembangkan dan mengelola ODTW tersebut. Oleh sebab itu,
Dalam pengembangan manajemen dan SDM Curug Banyunibo sebagai tim yang handal
sebagai berikut :
40
DAFTAR PUSTAKA
41