Anda di halaman 1dari 8

Analisis SWOT serta Dampak Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Kawasan Objek Pariwisata Jatim Park Kota Batu


Diva Prameswari Nirmala
1Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
*Surel: divaprameswari1631@gmail.com

Abstract
Tourism is a relaxing activity or leisure activity. Travel is generally done when someone is relieved of work
that must be done, namely when they are on leave or holiday. The characteristics of a tourism have
differences in each region such as there is artificial and non-artificial tourism or nature. Artificial tourism
such as Jatim Park which is in the Batu City area is one of the tourist attractions that are quite popular and
much in demand by tourists both from Batu City and those who open the people of Batu City. By paying
attention to the tourism obejk, swot analysis can be done on the pariwiata object to find out an advantage
and opportunity and its impact on the area in the Jatim Park area of Batu City. In the following article will
be given a presentation on tourism, SWOT analysis and the results of SWOT analysis of Jatim Park tourism
objects in Batu City.

Keywords: SWOT Analysis, Tourism, Jatim Park

Abstrak
Pariwisata merupakan aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. Perjalanan wisata umumnya dilakukan
pada saat seseorang bebesa dari pekerjaan yang wajib dlakukan, yaitu pada saat mereka cuti atau libur.
Karakteristik suatu pariwisata memilki perbedaan di setiap wilayah seperti ada pariwisata buatan dan non
buatan atau alam. Pariwisata buatan seperti Jatim Park yang berada di wilayah Kota Batu merupakan salah
satu destiasi wisata yang cukup populer dan banyak diminati oleh wisatawan baik yang berasal dari Kota
Batu maupun yang buka masyarakat Kota Batu. Dengan memperhatikan obejk pariwisata tersebut maka
dapat dilakukan analisis SWOT tehadap objek pariwiata tersebut untuk mengetahui suatu keuntungan dan
peluang serta dampaknya pada wilayah di kawasan Jatim Park Kota Batu. Pada artikel berikut ini akan
diberikan pemaparan tentang pariwisata, analisis SWOT dan hasil dari analisis SWOT terhadap objek
pariwisata Jatim Park di Kota Batu.

Kata kunci: Analisis SWOT, Pariwisata, Jatim Park

1. Pendahuluan
Pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. Perjalanan wisata
umumnya dilakukan pada saat seseorang bebas dari pekerjaan yang wajib dilakukan, yaitu pada
saat mereka cuti atau libur. Pariwisata terjadi karena adanya pergerakan manusia, pergerakan
tersebut memilki keterkaitan dengan lama waktu perjalanan serta tempat yang akan dikunjungi.
Pariwisata merupakan suatu sektor yang kompleks, suatu pariwisata memilki karakteristik
sebagai wujud ciri khas dan daya tarik terhadap wisatawan sehingga dapat memturan roda
perekonomian masyarakat.

Pariwisata memilki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan industri jasa aatau
jasa lain, sehingga karakteristik pariwisata intangible atau tak wujud yaitu orang tidak dapat
melihat bentuk jasa pariwisata seperti apa sebelum wisatawan merasakan atau datang sendiri
ke tempat tujuan. Pariwisata sulit diatur standar kualitasnya, hal tersebut terjadi dalam jasa
yang berhubungan langsung antara pemberian dan penggunaan jasa (Salah Wahab.1992).
Karakteristik pada pariwisata yang berbeda-beda tentunya juga terjadi pada kawasan
pariwisata Jatim Park Kota Batu, hal tersebut didukung dengan keberagaman destinasi wisata
yang ada di wilayah tersebut. Karakteristik yang ada di obek pariwisata Jatim Park memberikan
dampak tertentu.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jatim Park merupakan objek wisata yang terletak di wilayah Kota Batu Provinsi Jawa Timur.
Jatim Park merupakan suatu industri pariwisata dengan brand Jatim Park Group. Jatim Park
terdiri dari beberapa objek pariwisata seperti Jatim Park. Berbagai jenis dari destinasi wisata
yang dibentuk oleh Jatim Park Group merupakan objek wisata buatan. Objek wisata buatan
tersebut terletak di pusat Kota Batu, lokasi kedua objek wisata tersebut cukup dekat hanya
berjarak beberapa kilometer. Jatim Park, sebagai objek wisata buatan pertama di Kota Batu.
Jatim Park pertama kali dibentuk pada tahun 2001 dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Batu, hal tersebut bertujuan agar Jatim Park tidak hanya menjadi objek
berlibur dan bermain tetapi dapat digunakan sebagai wisata edukatif dan memilki kualitas
yang baik. Jatim Park merupakan objek pariwisata yang memadukan konsep pendidikan dan
konsep sebagai pariwisata sehingga mampu memberikan informasi kepada pengunjung untuk
dapat lebih mengenal budaya sekaligus ilmu pengetahuan.
Jatim Park menawarkan berbagai fasilitas kepada wisatawan berupa, fasilitas pembelajaran,
taman belajar dengan beragam ilmu pengetahuan, nilai-nilai budaya, peragaan sejarah dan
nilai-nilai kebersamaan atau kehidupan sosial, peragaan bilogi , serta pengetahuan umum
lainnya. Selain itu Jatim Park juga menyediakan fasilitas rekreasi seperti permainan dan
hiburan, fasilitas pendukung dan fasilitas umum. Strategi pemasaran Jatim Park dalam
menarik minat wisatawan sangat beragam, promosi dilakukan baik secara online maupun
offline, selain itu pemasaran Jatim Park juga didukung dengan terus meningkatnya pembaruan
fasilitas yang ada di Jatim Park. Pembaharuan meliputi fasilitas taman bermain, belajar dan
berbagai wahana. Pembaharuan dilakukan secara bertahap dan cenderung konsisten sehingga
minat wisatawan juga semakin tinggi. Hal tersebut diketahui melalui data jumlah wisatawan
Jatim Park pada tahun 2008 sebanyak 602.483 wisatawan. Hal tersebut membuktikan bahwa
pembaharuan yang konsisten dan strategi pemasaran yang baik akan berdampak pada
kenaikan jumlah wisatawan.
Semakin tahun perkembangan Jatim Park semakin berkembang pesat sehingga pada tahun
2010 Jatim Park Group mendirikan objek wisata baru yaitu Jatim Park. Objek wisata tersebut
memilki konsep Theme Park bernuansa flora dan fauna. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya museum serta kebun binatang sebagai destinasi wisata di Jatim Park. Jatim Park tidak
jauh berbeda dengan Jatim Park 1, yaitu sebagai objek wisata edukasi dan taman bermain.
Perbedaan Jatim Park yaitu, bentuk wisata yang cenderung berbeda karena pada Jatim Park
wisata edukasi memilki nilai yang lebih nyata dan presentase wisata edukasi lebih tinggi
dibandingkan dengan Jatim Park 1. Bertamhanya objek wisata di Jatim Park Group mampu
meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung, pada tahun 2011 wisatawan yang telah
berkunjung mecapai sebanyak 777.834 wisatawan.
Kota Batu sebagai kota yang memilki julukan Kota Pendidikan merupakan suau peluang dan
potensi yang besar dalam pendirian Jatim Park. Objek wisata yang cenderung sebagai wisata
edukasi sangat berkaitan dengan julukan yang dimilki oleh Kota Batu. Dengan adanya
keterkaitan tersebut maka Jatim Park memiliki potensi sebagai city branding di Kota Batu.
Menjadi city branding Kota Batu sangat berpotensi dalam menarik minat wisatawan dan
meingkatakan presentase kunjungan pariwisata setiap tahunnya. City branding dapat menarik
minat masyarakat karena masyarakat akan cenderung memilki rasa penasaran dan
termotivasi untuk berkunjung ke Jatim Park. Tidak hanya berdampak pada Jatim Parrk 1 dan
2, ketika wisatawan tertarik untuk mengunungi Jatim Park maka wisatawan juga akan tertarik
untuk mengujungi objek wisata lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Jatim Park meupakan
objek wisata yang memilki potensi untuk terus berkembang, hal itu disebabkan oleh letak
objek wisata yang strategis, terpusat serta strategi pemasaran dan pembaharua yang baik.
Pada artikel berikut akan dilakukan analisis mengenai dampak dari karakteristik objek
pariwisata Jatim Park terhadap peluang, keuntungan dan sosial ekonomi kawasan objek
pariwisata dengan menggunakan metode analisis SWOT. Setelah melakukan analisis SWOT
maka akan dilakukan analisis sosial ekonomi, dan pengembangan objek wisata yang berdampak
pada pemangunan wilayah pada kawasan objek pariwisata. Setelah mendapatkan hasil analisis
2
SWOT, sosial ekonomi dan pengembangan serta pembangunan wilayah maka hal penting yang
harus dianalisis yaitu permasalahn lingkungan yang ditimbulkan akibat adanya objek
pariwisata Jatim Park.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini
menggunakan metode kuaitatif dengan cara mengumpulkan beberapa sumber data baik secara
tertulis maupun tidak tertulis dan menggunakan hasil dari sumber- sumber tersebut ke dalam
satu hasil analisis. (Sugiyono 2013) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode penlitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan). Analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
Peneliti secara natural mengumpulkan beberapa bukti seperti pendapat atau data secara
tertulis mengenai kasus yang sedang diteliti oleh karena itu dapat diseut bahwa penelitian yang
dilakukan oleh penlusi secara alamiah. Peneliti melakukan analisis dengan mengambil sampel
yang digunakan untuk penelitian dalam bentuk jurnal, artikel yang ditulis oleh lembaha
pemerinahan tertentu dan mendukung dengan analisis yang dilakuka oleh peneliti.
Setelah mengumpulkan beberapa data yang diperoleh, beserta dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang akan di teliti dan berkiatan dengan topik pembahasan, peneliti melaukan
analisis tentang masalah yang akan dikaji dan menyampaikan hasil analisis serta
pembahasannya pada lembar pembahasan dengan cara mendeskripsikan hasil analisis.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil analisis SWOT berikut, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
pada kawasan objek pariwisata Jatim Park di Kota Batu. Dari hasil analsis SWOT berikut maka akan
dipaparkan suatu peluang, keuntungan dan kelemahan objek pariwisata. Hasil pemaparan tersebut
dapat digunakan sebagai analisis lebih lanjut mengenai dampak sosial ekonomi, dan permasalahan
lingkungan yang mungkin muncul akibat adanya objek pariwisata dan dapat berpengaruh pada
proses pengembangan objek ariwisata beserta pembangunan wilayah kawasan objek pariwisata.

Tabel 1. Hasil analisis SWOT

Strenghts Weakness Opportunities Threats


Lokasi : Pusat Masalah Target Kompetisi :
kota dan dalam lingkungan : pertumbuhan : Bersaing dengan
rumpun objek Meningkatnya Wisatawan, objek wisata
wisata yang jumlah warga lokal dan alam no buatan
sama wisatawan pelajar karena
mengakibatkan Kota Batu juga
peningkatan disebut sebagai
sampah non kota pendidikan
organik
Keunikan : Dampak pandemi Pertumbuhan Masalah
Objek wisata : Jumlah ekonomi daerah : destinasi pada
edukasi dan wisatawan Pertumbuhan objek wisata :
buatan yang menjadi ekonomi daerah Destinasi wisata
cocok berkurang, meningkat yang masih
digunakan sebagai akibat
3
sebagai sehingga dapat berkembangnya cenderung
destinasi wisata terjadi kerugian objek pariwisata buatan
dalam bidang
hiburan dan
pendidikan
Pengelolaan : Pengelolaan Pandemi :
Ketramplan destinasi wisata Kurangnta minat
manajemen dan masih kurang : wisatawan,
strategi Destinasi wista karena pandemi
marketing yang yang masih berdampak pada
sudah cenderung pertumbuhan
mumpuni buatan sedikit ekonomi
kurang menarik
pada wisatawan
tertentu

3.1. Karakteristik Objek Pariwisata Jatim Park

Pariwisata memilki karakteristik yag berbeda jika dibandingkan dengan industri jasa atau jasa
lain, sehingga karakteristik pariwisata yaitu pertama, intangible atau tak wujud yaitu orang
tidak dapat melihat bentuk jasa pariwisata Indonesia seperti apa sebelum wisatawan
merasakan atau datang sendiri ke tempat tujuan. Kedua, sulit diatur standar kualitasnya. Hal
tersebut terjadi dalam jasa yang berhubungan langsung antara pemberian dan penggunaan jasa.
Ketiga, simultan antara proses produksi dan konsumsi, jasa baru diproduksi apabila memang
sudah dibeli oleh pengguna jasa. Terjadi proses yang bersamaan antara proses produksi dan
konsumsi. Keempat, tidak dapat disimpan sebagai persediaan, misalnya kamar hotel yang
kosong seminggu lalu akan hilang dan tidak dapat dijual pada hari ini, atau hari berikutnya.
Kelima, tidak dapat dimiliki, karena tidak terwujud, maka tidak ada suatu yang kemudian dimilki
oleh seseorang yang telah membeli jasa tersebut. Untuk mewujudkan jasa tersebut wisatawan
membeli cinderamata sebagai kenang-kenangan (Salah Wahab.1992).

Karakteristik suatu pariwisata memilki perbedaan di setiap wilayah, hasil analisis yang telah
dilakukan oleh peneliti berada pada destinasi wisata Jatim Park di Kota Batu. Pada destinasi
wisata ini memiliki karakteristik wisata yang berbeda-beda. Jatim Park merupakan salah satu
destinasi wisata yang cukup populer di Kota Batu. Pada destinasi wisata tersebut wisatawan
dapat mengunjungi beberapa objek wisata yaitu museum dan kebun binatang. Daya tarik Jatim
Park ini adalah museum binatang yang cukup besar, kebun binatang yang menyajikan berbagai
jenis hewan serta salah satu yang menjadi ciri khas nya yaitu kawasan hotel yang memilki
bentuk unik. Tidak hanya menyajikan destinasi wisata edukasi yang menarik tetapi lokasi
wisata yang berada di dataran tinggi juga memberikan kesan sejuk bagi wisatawan sehingga
sangat cocok digunakans ebagai tujuan berlibur. Demi menarik minat wisatawan Jatim Park
terus melakukan perubahan dan pembaharuan produk-produk seperti wahana permainan,
penambahan jenis hewan dan renovasi kawasan perhotelan.

3.1.1. Analisis SWOT Objek Pariwisata Jatim Park

Berdasarkan hasil analisis SWOT, objek wisata Jatim Park memilki keuntungan lokasi karena
berada pada pusat kota dan berada di dalam rumpun objek wisata yang sama dengan destinasi
wisata edukasi yang cocok baik untuk pelajar maupun non pelajar serta strategi marketing yang
baik dapat meningkatkan presentase kunjungan wisatawan di Jatim Park. Hal tersebut

4
memberikan peluang bagi masyarakat kota Batu, yaitu presentase pertumbuhan ekonomi dapat
semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi meningkat disebabkan oleh objek wisata yang
memberikan peluang kerja tinggi sehingga keuntungan dari adanya objek wisata Jatim Park
tidak hanya pada satu orang saja tetapi dapat berdampak pada kesuluruhan masyarakat lokal.
Tidak hanya memberikan keuntungan dan peluang yang besar, objek wisata ini juga memilki
kelemahan dan tantangan. Kelemahan yang dimaksud yaitu objek wisata masih memilki
kekurangan yang dapat menyebabkan kerugian tertentu sepeti pengelolaan lingkungan yang
buruk dan pengelolaan ldestinasi yang masih kurang sehingga dapat berdampak pada
presentase jumlah serta ketertarikan wisatawan untuk berkunjung pada objek pariwisata Jatim
Park. Tantangan yang telah dihadapi oleh objek pariwisata ini yaitu adanya pandemi Covid-19
memberikan dampak yang buruk pada tingkat pertumbuhan perekonomian di wilayah Kota
Batu sehingga presentase kunjungan pada pariwisata ini dalam 1 tahun terakhir semakin
menurun. Selain itu wisatawan juga cenderung berkunjung ke wisata alam non buatan
dibanding dengan wisata buatan sehingga kompetisi konsep wisata menjadi suatu tantangan
untuk objek pariwisata Jatim Park.

3.1.2. Dampak Sosial Ekonomi pada Kawaasan Objek Pariwisata Jatim Park

Dampak sosial akibat berdirinya objek Jatim Park cukup memberikan keuntungan bagi masyarakat
di wilayah kawasan objek wisata seperti adanya pembukaan lahan, perbaikan dan penerangan jalan,
serta daerah-daerah disekitar kawasan objek wisata yang awalnya terpencil menjadi lebih mudah
diakses.Dengan adanya pariwisata ini masyarakat juga mampu membangun relasi baru dengan orang
lain. Sedangkan dampak ekonomi akibat adanya pariwisata Jatim Park yaitu adanya penerimaan
pendapatan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hotel sebagai penyedia kebutuhan
akomodasi wisatawan dan restoran sebagai penyedia kebutuhan konsumsi wisatawan.
Sehingga dengan berdampak pada sektor jasa tersebut keadaan masyarakat di kawasan obyek
wisata Jatim Park dapat lebih sejahtera karena obyek wisata mampu menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Munculnya usaha-usaha baru di sekitar lokasi wisata yang
menunjukkan bahwa kegiatan perekonomian warga timbul melalui perdagangan untuk
memnuhi kebutuhan wisatawan.

3.1.3. Pengembangan dan Pembangunan Wilayah Kawasan Objek Pariwisata Jatim


Park

Pengembangan objek wisata Jatim park pada kawasan sekitar objek wisata yaitu;
- Pengelola objek wisata menyediakan sarana kepariwisataan seperti hotel,
transportasi, rumah makan serta toko-toko penjual cinderamata. Sara kepariwisataan
disediakaan dan dikembangkan sebagai sumber kebutuhan yang mutlak dibutuhkan
oleh wisatawan dalam perjalanannya menuju daerah tujuan wisata
- Pengembangan daya tarik dan atraksi wisata, hal tersebut dilakukan dengan cara
melakukan pembaharuan secara berkala terhadap komponen-komponen yang ada di
dala objek pariwisata.
- Pengembangan usaha jasa wisata
- Pengembangan pusat pelayanan wisata
- Pengembangan pusat informasi wisata
- Pengembangan strategi promosi
Beberapa pengembangan objek wisata tersebut tentunya memberikan dampak pada
pembangunan wilayah di kawasan objek wisata, berikut merupakan dampak dari
pengembangan objek wisata;
- Penciptaan lapangan pekerjaan, dimana umumnya pariwisata merupakan industri
padat karya di mana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan
- Sebagai sumber devisa negara

5
- Pariwisata mendistribusikan pembangunan dari pusat industri ke arah wilayah desa
yang belum berkembang, bahkan pariwisata mampu menjadi dasar pembangunan
regional.
- Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan, perkembangan serta perbaikan fasilitas
pariwisata
- Mengubah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa wisata
- Memperluas pasar barang-barang lokal milik masyarakat kawasan wisata

3.1.4. Permasalahan lingkungan Kawasan Objek Pariwisata Jatim Park

Pembangunan obyek pariwisata Jatim Park di Kota Batu tidak hanya memberikan dampak
yang positif tetapi juga memberikan dampak negatif. Salah satunua yaitu mengakibatkan
munculnya permasalahan lingkungan sebagai akibat adanya obyek pariwisata Jatim Park.
Permasalahan lingkungan yang telah terjadi yaitu:

1. Meningkatnya pencemaran udara


Pembangunan pariwisata Jatim Park mengakibatkan peningkatan pencemaran udara. Hal
tersebut disebabkan oleh peningkatan wisatawan baik dalam maupun luar kota yang
berkunjung ke Jatim Park. Mayoritas masyarakat yang berkunjung ke Jatim Park menggunakan
kendaraan pribadi sehingga saat liburan keadaan lalu litas menjadi terkendala dan menambah
gas CO₂. Lingkungan yang terdampak oleh peningkatan gas CO₂ cenderung mengalami
peningkatan suhu sehingga udara di Kota Batu yang seharusnya sejuk karena berada di
dataran tinggi menjadi lebih panas karena terdampak oleh asap kendaraan, sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan

2. Berkurangnya lahan pertanian


Pembangunan pariwisata yang terus menerus seperti hal nya pembangunan Jatim Park yang
terus bertahap demi memenuhi pendapatan daerah dan menarik wisatawan untuk terus
berkunjung di Kota Batu memberikan pengaruh yang negatif pada lingkungan khususnya
lahan pertanian di Kota Batu. Ketika pembangunan terus diselenggarakan dan membutuhkan
lahan yang luas maka lahan pertanian di Kota Batu akan diambil alih untuk melanjukan
pembangunan. Hal tersebut menyebabkan lahan pertanian di Kota Batu secara perlahan akan
habis. Ketika lahan pertaian habis maka masyarakat juga akan kehilangan mata pencaharian
dan pemenuhan kebutuhan pokok yaitu kebutuhan pangan masyarakat juga akan berkurang
bahkan langka karena sektor utama masyarakat Kota Batu adalah sektor pertanian.

3. Penumpukan sampah non organik


Pariwisata Jatim Park di Kota Batu juga menimbulkan peningkatan penumpukan sampah
khusunya sampah non organik. Dalam industri pariwisata penumpukan sampah non organik
sangat memungkinkan terjadi hal tersebut diakibatkan oleh tingginya jumlah wisatawan yang
berkunjung. Wisatawan yang berkunjung cenderung akan meninggalkan sampah non organik
seperti plastik makanan, botol minuman, streofoam tempat makanan, dan putung rokok.
Meskipun telah disediakan tempat sampah yang berlabelkan sampah organik dan non organik
wisatawan masih banyak yang tidak disiplin dalam membuang sampah. Banyak wisatawan
yang cenderung suka menumpuk sampah di tempat sampah yang penuh sehingga sampah
berserakan. Dalam pengelolaan sampah, menurut analisi yang telah saya lakukan juga masih
sangat kurang, daur ulang sampah yang masih belum benar sehingga terjadi penumpukan
sampah.
4. Rusaknya saluran drainase
Saluran drainase berkaitan dengan penumpukan sampah non organik, wisatawan yang tidak
disiplin dalam membuang sampah dan tidak sedikit juga yang membuang sampah di area
drainase menyebabkan salura drainase rusak. Hal tersebut terbukti di wilayah obyek wisata
Jatim Park ketika hujan turun da drainase rusak maka akan terjadi banjir. Banjir tersebut

6
menyebabkan genangan air di jaan raya sehingga jalan raya rusak dan membahayakan
penggunakan jalan.

5. Pencemaran sungai
Pencemaran sungai juga merupakan dampak dari munculnya pariwisata Jatim Park. Limbah
yang dihasilkan oleh industri pariwisata dapat berupa limah cair dan padat, limbah padat yaitu
sampah organik , sisa pembagunan. Limbah cari yang dihasilkan oleh obyek pariwisata Jatim
Park misalnya seperti sisa pembersihan kotoran hewan, kolam renang, kamar mandi
pengunjung. Pembuangan limah yang tidak sesuai dengan tempatnya maka akan
menyebabkan pencemaran sungai. Kota Batu dilalui oleh sungai Brantas sehingga besar
kemungkinan sungai Brantas tercemar oleh hasil industri pariwisata di kota Batu. Hal tersebut
dibuktika oleh penyataan pada jurnal yang telah saya baca yaitu tingkat keasaman di sungai
Brantas sudah tinggi maka dapat diartikan bahwa sungai tersebut telah tercemar. Warna pada
sungai juga berbeda, tidak jernih dan cenderung kecoklatan.

4. Simpulan
Objek pariwisata Jatim Park di Kota Batu sebagai objek pariwisata buatan yang
menawarkan destinasi buatan dan edukatif kepada wisatawan menjadi bentuk dari City
Branding di Kota Batu. Dengan melakukan analisis SWOT dapat diketahui bahwa Jatim Park
memiliki sebuah peluang dan keuntungan yang berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, dan
permasalahan lingkungan yang mungkin terjadi di lingkungan masyarakat. Analisis SWOT
sebagai pedoman untuk menganalisis potensi dari suatu wilayah, dan suatu objek pariwisata
mampu menjadi acuan dalam pengembangan suatu objek pariwisata dan pembangunan
wilayah di sekitar kawasan objek pariwisata. Pembangunan wilayah yang mungkin terjadi
akibat pengembangan objek pariwisata yaitu peningkatan perekonomian masyarakat,
penciptaan lapangan pekerjaan, meningkatnya proses urbanisasi.

Daftar Rujukan
Pitana I Gede,2005. Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta:ANDI
https://id.scribd.com/doc/211821698/Karakteristik-Pariwisata
Hartono Afian.dkk, Pengaruh Karakteristik Objek Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Para
Pengunjung Klenteng Sam Poo Kong dengan Profil Pengunjung sebagai Variabel Moderasi. Diakses pada
https://media.neliti.com/media/publications/106257-ID-pengaruh-karakteristik-objek-wisata-terh.pdf
Ismayanti.Pengantar Pariwisata, diakses pada
https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_pariwisata/Kzxaq1D5-
RcC?hl=en&gbpv=1&dq=karakteristik+aktivitas+pariwisata&pg=PA185&printsec=frontcover
Dwi Aldrianto Yohanes Sunu.dkk,2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan
dalam Menggunakan Transportasi Berbasis Aplikasi Online di PT.UBER INDONESIA, Jurnal Analisis
Pariwisata Vol.17(2)hlm 110-113 diakses pada
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f0b8550cabf6c6c91cffd85fcf65b1ae.pdf Wijaya
Kandi,2015. Masa Depan Pariwisata Bali (Perspektif Permasalahan dan Solusinya) JOURNAL of
RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Vol.15(1) hlm 118-135
Rachmawati Nuril, 2020. Ekologi Politik Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Objek Wisata Jatim
Park 3 di Kota Batu
Suwedi Newa, 2006. Teknologi Penanggulangan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pesisir,
Pantai dan Laut untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Jurnal Teknik Lingkungan Vol.7(2) hlm
152-159
Tri Dara Arivia Yuliestana. Dkk, 2018. TRANSNASIONALISME Peran Aktor Non Negara dalam
Hubungan Internasional Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Delita Fitra .dkk,2017. Analisis SWOT untuk Strategi Pengembangan Objek Wisata Pemandian Mual
Mata Kecamatan Pematang Kabupaten Simalungun, Vol.9(1) hlm 42-44 http://jurnal.unimed.ac.id/
Suarto Edi. Pengembangan Objek Wisata Berbasis Analisis SWOT, Jurnal Spasial.hm 53-59

7
Fitrianti Hanifa,2014. Strategi Pengembangan Desa Wisata Talun Melalui Model Pemberdayaan
Masyarakat, Economics Development AnalysisJournal Vol.3(1) hlm 204-
211http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Joko Selamet Utomo dan Satriawan Bondan,2017.Strategi Pengembangan Desa Wisata di Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang Vol.11(2) hlm 145-149
https://core.ac.uk/download/pdf/300043074.pdf
Rahmanda Putra Rifki,dkk 2019. Optimalisasi Rencana Pengembangan Daya Tarik Wisata
Berkelanjutan: Studi Kasus di Situ Cigayonggong Vol.14(3)
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI

Anda mungkin juga menyukai