Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan integral pembangunan yang semakin

dipertimbangkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Pengaruh pembangunan

pariwisata terhadap perkembangan regional, terutama peningkatan percepatan

pembangunan dan perekonomian wilayah cukup besar. Hal ini menyebabkan

pembangunan pariwisata menjadi salah satu sektor yang menjadi prioritas,

khususnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan

laporan World Economic Forum in Geneva, Switzerland (2009), saat ini

pariwisata Indonesia masih berada pada peringkat 81 di dunia. Salah satu

daerah di Indonesia yang sedang dikembangkan kegiatan pariwisatanya adalah

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Sejak puluhan tahun lalu, Kabupaten Bogor telah menjadi destinasi

utama bagi populasi masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

(JABODETABEK) saja melainkan juga telah dikenal secara nasional dan

bahkan mancanegara.

1
2

Kegiatan pengunjung melancong ke kawasan puncak mayoritas

didominasi pada libur akhir pekan atau libur hari-hari besar keagamaan. Kini

eksistensinya semakin berkembang dengan meningkatnya kebutuhan

wisatawan dalam melakukan perjalanan dan kegiatan wisata dengan mengisi

waktu luangnya.

Dewasa ini tidak sedikit masyarakat yang ingin mencari kesenangan di

objek wisata alam terbuka (outdoor recreation) dengan menikmati udara segar,

pemandangan indah dan suasana alam yang nyaman. Kampoeng Wisata

Rumah Joglo merupakan salah satu kawasan wisata di daerah Kabupaten

Bogor yang menitikberatkan destinasinya dengan tema budaya Yogyakarta.

Kampoeng Wisata Rumah Joglo dikelola oleh PT. Joglo Makmur Abadi.

Objek wisata ini terletak di Kampung Tegal Waru, Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Objek wisata ini memiliki suasana

yang masih alami dengan lokasi di pedesaan.

Pada saat survey lapangan ditemukan beberapa masalah yang ada di

kawasan tersebut, terkhusus adalah dari segi unsur-unsur daya tarik wisata.

Walaupun kawasan tersebut memiliki kondisi lingkungan yang indah dan

nyaman namun Atraksi dikawasan tersebut belum dimaksimalkan secara baik,

ini dikarenakan kurangnya infrastruktur yang mendukung seperti kawasan

outbound terpadu, kolam renang yang sesuai standar, dan transportasi jalan
3

yang baik. Hal ini ditengarai karena belum diperhatikannya unsur-unsur daya

tarik wisata yang ada di sekitar Kampoeng Wisata Rumah Joglo.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dan mempertimbangkan

pentingnya menganalisis unsur-unsur daya tarik wisata dikawasan tersebut,

maka proyek akhir ini diberi judul “Analisis unsur-unsur daya tarik Kampoeng

Wisata Rumah Joglo di Kabupaten Bogor”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

a) Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah didasarkan dari latar belakang Proyek Akhir yang

diantaranya :

1. Belum adanya akomodasi dan papan penunjuk arah yang baik menuju

kawasan tersebut.

2. Belum dimaksimalkannya pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang

menyokong kegiatan atraksi wisata di kawasan tersebut.


4

b) Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada Proyek Akhir (PA) ini yaitu hal-hal yang

terkait dengan unsur-unsur daya tarik wisata di Kampoeng Wisata Rumah

Joglo, Kabupaten Bogor.

c) Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka perumusan

masalah dalam Proyek Akhir (PA) adalah :

1. Bagaimana unsur-unsur daya tarik wisata di Kampoeng Wisata Rumah

Joglo, Kabupaten Bogor ?

C. Tujuan Penilitian

Berdasarkan latar belakang dan berbagai masalah, maka tujuan Proyek

Akhir (PA) adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui demografi pengunjung yang datang di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo.

2. Mengetahui atraksi dan fasilitas wisata di Kampoeng Wisata Rumah

Joglo.

3. Mengetahui infrastruktur dan bentuk pelayanan di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo.
5

4. Mengetahui persepsi pengunjung mengenai indikator unsur-unsur

wisata di Kampeng Wisata Rumah Joglo.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan Proyek Akhir (PA) yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian tersebut berisi mengenai latar belakang dilakukan PA,

alasan terpilihnya judul dan lokasi penilitian, identifikasi

masalah, pembatasan masalah serta tujuan dari penilitian yang

telah dilakukan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori atau tinjauan pustaka merupakan bagian yang

memaparkan mengenai dasar-dasar teori yang dilakukan dalam

melakukan penelitian. Landasan teori merupakan rangkuman

hasil studi literatur yang dilakukan sebelum melakukan

penelitian. Penulis juga mencantumkan sumber referensi pada

setiap kutipan.
6

BAB III : METODE PENILITIAN

Penjelasan terhadap setiap langkah dalam penelitian yang akan

dilakukan secara terperinci diantaranya seperti setiap metode

penelitian yang digunakan selama penyusunan laporan, unit

analisis, prosedur pengumpulan data, waktu dan tempat

pelaksanaan PA serta metode analisis data yang digunakan.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan berisikan pemaparan hasil pengolahan

data dari setiap penelitian yang dilakukan. Hasil pengolahan

data juga dikombinasikan dengan pemikiran penulis yang

berdasarkan tujuan dari PA.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan mengenai jawaban dari tujuan penilitian.

Setiap jawaban merupakan hasil yang telah diperoleh selama

penelitian berlangsung. Pada akhir laporan penulis juga

menyampaikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas atraksi wisata kearah yang lebih baik pada masa yang

akan datang.
7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

a. Pariwisata

Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri

pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalan wisatawan. Unsur

membentuk pengalaman wisatawan yang utama adalah adanya daya tarik dari

suatu tempat atau lokasi (Mulyadi, 2009: 7). Sedangkan wisata adalah kegiatan

perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata merupakan suatu gejala yang

sangat kompleks di dalam masyarakat yang terdiri dari obyek wisata, hotel,

souvenir shop, pramuwisata, transportasi, biro perjalanan, rumah makan dan

lain sebagainya.

7
8

b. Wisatawan

Aktivitas pariwisata secara tidak langsung melibatkan kehidupan sosial

baik itu masyarakat sebagai pengunjung (visitor) dan wisatawan (tourist)

maupun penyedia objek pariwisata dan penerima wiatawan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan mendefinisikan pengunjung sebagai orang yang melakukan

kegiatan wisata. Menurut Damanik dan Weber (2006: 19) memaparkan bahwa

pengunjung menjadi faktor penentu dalam penciptaan produk dan jasa wisata.

Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya motif, minat, ekspektasi, karakteristik

sosial, ekonomi dan budaya. Pengunjung didefinisikan oleh Suwantoro

(2004: 4) adalah seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu

perjalanan wisata disebut dengan pengunjung (tourist), jika lama tinggalnya

sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi.

IUOTO (The International Union of Official Travel Organization)

dalam Suwantoro (2004: 4) menggunakan batasan mengenai pengunjung

secara umum yaitu bahwa pengunjung adalah setiap orang yang datang ke

suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun

kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.


9

c. Unsur-Unsur Daya Tarik Wisata

Unsur-unsur destinasi menurut Spillane (1994: 63-72) suatu obyek

wisata atau destinasi, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan

dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek daya tarik

wisata harus meliputi:

1. Atraksi

Menurut pengertiannya attractions mampu menarik wisatawan yang

ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat

tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau

permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas

tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah:

a) Keindahan alam

b) Iklim dan cuaca

c) Kebudayaan

d) Sejarah

e) Ethnicity/ sifat kesukuan

f) Accessibility/ kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat

tertentu.
10

2. Fasilitas

Fasilitas cenderung berorientasi pada atraksi disuatu lokasi karena

fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan

mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau

sesudah atraksi berkembang. Suatu atraksi juga dapat merupakan fasilitas.

Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Seperti fasilitas

harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman

yang juga cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang

mengunjungi tempat tersebut.

3. Infrastruktur

Atraksi dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada

infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di

atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting

dalam pariwisata adalah :

a) Sistem pengairan/ air : Kualitas air yang cukup sangat esensial atau

sangat diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400

galon air per kamar per hari.

b) Sumber listrik dan energi : Suatu pertimbangan yang penting adalah

penawar tenaga energi yang tersedia pada jam pemakaian yang paling

tinggi atau jam puncak (peak hours).


11

c) Jaringan komunikasi : Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri

dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih

membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau koneksi internet.

d) Sistem pembuangan kotoran/ pembuangan air : Kebutuhan air untuk

pembuangan kotoran memerlukan kira-kira 90% dari permintaan akan

air. Jaringan saluran harus didesain berdasarkan permintaan puncak atau

permintaan maksimal.

e) Jasa-jasa kesehatan : Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada

jumlah tamu yang diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan

atau faktor-faktor geografis lokal.

f) Jalan raya : Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi

wisatawan :

1. Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta

2. Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan

3. Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah

4. Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai

dengan keadaan tanah

5. Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada

pemandangan yang indah.


12

4. Transportasi

Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang

dapat menjadi semacam pedoman termasuk:

a) Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan

pengangkutan lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua

penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.

b) Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah

kriminalitas.

c) Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan

simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara

udara.

d) Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan

pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal

dan tarif.

e) Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau

kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.

f) Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.

g) Informasi lengkap tentang lokasi, tarif harga, jadwal dan pelayanan

pengangkutan lokal.

h) Peta kota harus tersedia bagi penumpang.


13

5. Keramahtamahan/ Hospitality

Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka

kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya

wisatawan asing agar wisatawan merasa aman dan nyaman selama perjalanan

wisata.

d. Potensi Wisata

Potensi wisata yang dikemukaan Yoeti (1997) yaitu obyek pariwisata

yang dapat dilihat, disaksikan, dilakukan atau dirasakan. Obyek tersebut dapat

berupa:

1. Berasal dari alam, dapat dilihat dan disaksikan secara bebas (pada

tempat-tempat tertentu harus bayar untuk masuk, seperti cagar alam,

kebun raya, dan lain-lain) seperti: iklim, pemandangan, vegetasi hutan,

flora dan fauna, sumber kesehatan.

2. Merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang dapat dilihat,

disaksikan, dan dipelajari seperti: monumen dan peninggalan masa lalu,

tempat-tempat budaya, dan perayaan-perayaan tradisional.

Potensi wisata adalah segala hal dalam keadaan baik yang nyata dan

dapat diraba maupun yang tidak teraba, yang diatur dan disediakan sedemikian

rupa sehingga dapat bermanfaat dan diwujudkan sebagai kemampuan.


14

Faktor dan unsur pendukung diperlukan untuk pengembangan

kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun jasa-jasa.

2.5 Wisata di Perdesaan

Definisi desa menurut Undang-Undang Nomor 72 Tahun 2005 Tentang

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Landis dalam Ahmadi (2003) menyatakan bahwa desa yaitu suatu

tempat yang di dalamnya terdapat masyarakat yang mendiami dengan populasi

yang tidak banyak dan dapat saling mengenal. Pekerjaan masyarakat pedesaan

tidak jauh berbeda, biasanya seorang petani yang memanfaatkan kondisi alam

dalam mencari nafkah.

Wisata dikawasan pedesaan dipilih karena memiliki pemandangan yang

lebih indah didukung dengan kondisi lingkungan yang asri. Selain faktor

banyaknya tempat wisata alam di wilayah pedesaan, faktor lainnya adalah

budaya masyarakat desa yang pada umumnya masih tradisional sehingga

memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang ingin berlibur di

kawasan pedesaan (Avenzora, 2013)


15

B. Kerangka Pemikiran

Proses pelaksanaan penelitian akan dituangkan dalam kerangka

pemikiran sebagai berikut:

UNSUR-UNSUR DAYA TARIK


WISATA

- Unsur Atraksi
- Unsur Fasilitas Kampoeng Wisata
- Unsur Infrastruktur Rumah Joglo
- Unsur Transportasi
- Unsur Keramahtamahan/
Hospitality

(Spillane, 1994)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Unit Analisis Penelitian

Metode dan unit analisis Proyek Akhir dilakukan dengan cara deskriptif

dengan data kuantitatif. Deskriptif kuantitatif menjelaskan dan menguraikan

data berupa angka berbagai daya tarik wisata (Kriyantono, 2008: 152). Unit

analisis Proyek Akhir (PA) yang diambil adalah unsur-unsur daya tarik wisata

di Kampoeng Wisata Rumah Joglo.

B. Variabel dan Pengukuran Data

Untuk menganilisis unsur-unsur daya tarik di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo diperlukan variabel dan pengukuran data, adapun yang menjadi

variabel dan pengukuran data dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel 3.1 di

bawah ini:

16
17

Tabel 3.1. Variabel dan Pengukuran Data

No. Variabel Subvariabel Indikator Skala


1. Demografi 1. Umur - 11-20 tahun Interval
- 21-30 tahun
- > 30 tahun

2. Status - Belum Menikah Nominal


- Menikah

3. Jenis Kelamin - Laki-Laki Nominal


- Perempuan

4. Pekerjaan - Pelajar Nominal


- Pegawai Swasta
- Pegawai Negeri Sipil
- Wiraswasta

5. Pendidikan - SD Nominal
- SMP
- SMA
- Perguruan Tinggi

6. Asal Daerah - JABODETABEK Nominal


- Luar JABODETABEK
- Internasional/ Asing

2. Unsur-Unsur Daya 1. Atraksi - Rumah Joglo Ordinal


Tarik Wisata - Outbond
- Bola Air
- Arena Pemancingan
- Kebun
- Sanggar Tari
- Studio Lukisan

2. Fasilitas - Pos Tiket Ordinal


- Shelter
- Papan Interpretasi
- Toilet
- Tempat Sampah
- Kamar Bilas
- Kolam renang
- Panggung Penampilan

3. Infastruktur - Danau Buatan Ordinal


- Parkiran
- Tangga
- Listrik
- Jalan Setapak
- Sanitasi Air

4. Transportasi - Kondisi jalan Ordinal


- Angkutan umum

5. Hospitality - Pelayanan Ordinal


- Keramahan

Sumber : Data Primer


18

Dalam menganilisis unsur-unsur daya tarik wisata di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo digunakan Skala Likert’s. Skala likert’s merupakan suatu skala

yang umum digunakan dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling

banyak digunakan dalam riset berupa survei yang digunakan untuk pengukuran

sikap, prilaku, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Pernyataan skala likert satu sampai lima yaitu :

Skala 1 : Sangat Tidak Setuju (STS) Skala 4 : Setuju (S)

Skala 2 : Tidak Setuju (TS) Skala 5 : Sangat Setuju (SS)

Skala 3 : Kurang Setuju (KS)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Prasetyo (2008: 119) mengungkapkan bahwa populasi merupakan salah

satu konsep yang berkaitan erat dengan sampel. Populasi adalah keseluruhan

gejala atau satuan. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan lokal dan

asing yang datang ke Kampoeng Wisata Rumah Joglo, wisatawan diminta

untuk memberikan pendapat, baik dalam pengisian kuisioner maupun

wawancara secara langsung di kawasan tersebut.


19

2. Sampel

Syarat dari sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili

dari seluruh sifat-sifat yang di riset/teliti. Dalam riset kuantitatif, representatif

sampel sangat diperlukan karena riset kuantitatif bersifat dapat

digeneralisasikan. (Kriyantono, 2008: 152).

Prosedur pengambilan sampel akan menggunakan metode non-

probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampling

aksidental, Sugiyono (2001: 60) menjelaskan sampling aksidental adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu peniliti dapat digunakan sebagai sampel, jika dipandang

orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data yang diperlukan.

Sampel yang diambil adalah pengunjung yang ada di kawasan saat

peneliti melakukan penyebaran kuesioner. Ukuran sampel yang akan diamati,

mengacu pada pendapat Slovin (dalam Umar, 2005) sesuai dengan rumus :

=
1 + (N )

Dimana : n = Ukuran sampel

N = Ukuran kunjungan dalam 1 Tahun

e = Persenan kelonggoran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir


20

Diketahui dari data pengunjung yang pernah mengunjungi Kampoeng

Wisata Rumah Joglo rata-rata per-bulan adalah 80 orang, sehingga dalam 1

Tahun sebesar N = 960 dengan tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10%

atau 0.1.

960 960
= = = 90.566037
1 + (960 x 0.1 ) 10.6

Jadi sampel untuk penyebaran kuesioner dilakukan kepada 90 orang

yang merupakan hasil pembulatan dari 90.566037. Kuisioner disebarkan

langsung kepada pengunjung Kampoeng Wisata Rumah Joglo.

D. Teknik Pengambilan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan suatu data yang diambil langsung dari

sumbernya, contohnya adalah data yang diambil dari wisatawan secara

langsung dengan media wawancara disuatu destinasi wisata.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data

primer (Kontur, 2009 : 183-184), diantaranya adalah:

1) Observasi

2) Wawancara

3) Kuisioner
21

Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden

untuk dijawab (Kountur, 2009: 189). Kuesioner disebarkan setelah pertanyaan

tersusun berdasarkan skala likert’s yang sudah disiapkan sebelumnya dan

dibagikan kepada responden melalui pendekatan untuk memperoleh jawaban.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang menunjang setiap data primer yang

telah dimiliki, biasanya ialah dengan penelusuran melalui setiap dokumen-

dokumen yang terkait dengan penelitian (Sugiyono, 2009: 137). Dalam proyek

akhir ini sumber dari data sekunder tersebut diperoleh dari studi literatur, dan

penelaahan dari hasil buku, jurnal dan laporan-laporan yang terkait dengan

judul penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yaitu analisis deskrirtif

kuantitatif. Sarlito (dalam Bungin dan Widjajati, 1992: 229) menyebutkan dua

langkah dalam analisis data yaitu pencatatan data hasil penilitian dan prosedur

pengolahan dan interpretasi data.

Semua data yang diperoleh baik data sekunder maupun primer

dikumpulkan menjadi satu kemudian diolah manual menggunakan alat bantu

Microsoft excel. Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk

tabel frekuensi dan diagram pie chart.


22

Untuk mengukur variabel-variabel digunakan instrumen berupa

kuesioner, lalu data yang diperoleh, dikumpulkan, dikelompokan dan

dijumlahkan sehingga menghasilkan angka-angka atau berupa bilangan yang

dalam hal ini mencerminkan jumah responden.

F. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampoeng Wisata Rumah Joglo, Desa Tegal

Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, selama

dua bulan, yaitu dari bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015.
23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KONDISI UMUM

Kondisi umum kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo terdiri dari

letak dan luas kawasan, topografi, transportasi, iklim serta tanah dan hidrologi,

hal tersebut untuk memudahkan pendeskripsian suatu kawasan wisata.

Gambar 4.1. Peta Situasi Kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo


Sumber: Data Primer

23
24

1. Letak dan Luas

Kampoeng Wisata Rumah Joglo memiliki luas ± 3000 m² secara

administrasi terletak di Kampung Tegal Waru Rt 01/02 Kecamatan Ciampea.

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Letak astronomis Kampoeng Wisata

Rumah Joglo berada pada 1700 Mdpl, 6,690 LU dan 106,800 BT.

Kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo (Gambar 4.1) tersebut

memiliki pemandangan pegunungan sehingga membuat suasana menjadi sejuk,

didesain seperti sebuah kampung kecil dengan beragam jenis bangunan Joglo.

Kampoeng Wisata Rumah Joglo.

2. Topografi

Kondisi topografi Kampoeng Wisata Rumah Joglo berbentuk bukit dan

lapangan yang luas, karena pada awalnya lokasi ini merupakan kawasan

hamparan sawah dan kebun.

Kawasan ini dipenuhi oleh tanaman bawah seperti Rumput Gajah Mini.

Terdapat ± 300 m² lahan yang masih dalam tahap pengembangan wisata. Pada

kawasan ini terdapat sungai yang alirannya dimanfaatkan untuk

membudidayakan ikan. Kawasan wisata ini memiliki berbagai macam vegetasi

mulai dari tanaman perdu, semak hingga pepohonan.


25

3. Iklim, Tanah dan Hidrologi

Kampoeng Wisata Rumah Joglo memiliki suhu rata-rata untuk siang

hari sekitar 27C dan untuk malam hari sekitar 20C. Berdasarkan data

monografi, suhu harian rata-rata di Kampoeng Wisata Rumah Joglo mencapai

20-27C perhari sedangkan curah hujan rata-rata di kawasan Kampoeng

Wisata Rumah Joglo berada antara 3000-4300 mm per tahun.

Tipe iklim di kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo berdasarkan

monografi termasuk zona iklim panas. Kawasan Kampoeng Wisata Rumah

Joglo memiliki jenis tanah aluvium. Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi

yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri tanah aluvium adalah berwarna

coklat-kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman padi, tebu, kelapa,

dan buah-buahan.

Pihak pengelola menjelaskan bahwa tanah yang terdapat di kawasan

Kampoeng Wisata Rumah Joglo merupakan jenis tanah sawah dan lapangan.

Kondisi hidrologi di kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo terbilang sangat

baik. Hal ini dikarenakan adanya sumber air berupa sungai yang dapat

dijadikan sistem pengairan untuk keperluan pengelolaan wisata.


26

4. Kondisi Biotik Kawasan

Kondisi biotik di kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo dibagi

menjadi dua, yaitu kondisi flora dan fauna. Kondisi biotik yang terdapat di

sekitar kawasan dapat dijadikan suatu pengembangan wisata. Jenis flora yang

mendominasi yaitu berupa pepohonan dan tanaman hias (perdu dan semak)

seperti Tanaman Bayam Merah (Alternanthera amoena) dan Pohon Jati

(Tectona grandis).

Fauna yang mendominasi adalah Burung Gereja (Passer montanus),

Kodok Buduk (Bufo melanotictus), Ikan Nila (Oreochomis niloticus), Ikan

Gurame (Osphronemus gouramy), Ikan Lele (Clarias batrachus), dan Ikan

Bawal (Pampus argentus).

5. Kondisi Masyarakat Sekitar

Masyarakat yang bermukim di sekitar Kampoeng Wisata Rumah Joglo

tepatnya warga Desa Tegal Waru pada umumnya bersuku Sunda dengan

jumlah penduduk ±12.510 jiwa (BPS Kabupaten Bogor). Bahasa yang

digunakan untuk komunikasi sehari-hari pada umumnya menggunakan bahasa

Sunda dan Nasional.

Tabel 4.1. Jumlah dan Kepadatan Masyarakat Sekitar


No Desa Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
(km2) (jiwa) (jiwa/km2)
1 Tegal Waru 3,3800 12. 510 3701
Jumlah 3,3800 12.510 3701
(Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2013)
27

6. Mata Pencaharian

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di sekitar Kampoeng

Wisata Rumah Joglo adalah sebagai petani, penggali tambang, angkutan,

pedagang dan industri, dimana bertani merupakan mata pencaharian utama.

Tabel 4.2. Mata Pencaharian Penduduk Sekitar


No Mata Pencaharian Desa Tegal Waru
(jiwa)
1 Petani 535
2 Pertambangan dan Penggalian 15
3 Industri 320
4 Listrik, Gas dan Air -
5 Kontruksi 70
6 Pedagangan, Hotel dan Restoran 300
7 Angkutan 30
8 Lembaga Keuangan -
9 Jasa-Jasa 1.375
10 Lainnya 268
(Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2013)

7. Agama dan Adat Istiadat Masyarakat Sekitar

Adat istiadat masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Rumah Joglo

pada umumnya sama dengan masyarakat Suku Sunda lainnya di Jawa Barat.

Hubungan antara masyarakat desa pada umumnya sangat erat. Pola hidup

sehari-hari masyarakat juga masih kuat dipengaruhi oleh norma agama Islam.

Tabel 4.3. Kondisi Agama Masyarakat Sekitar


No Agama Desa Tegal Waru
1 Islam 12.510
2 Protestan -
3 Katolik -
4 Budha -
5 Hindu -
(Sumber: BPS Kabupaten Bogor 2013)
28

8. Sejarah Kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo

Kampoeng Wisata Rumah Joglo merupakan salah satu wisata budaya

dan alami yang dibangun pada tahun 2009. Pada awalnya lokasi Kampoeng

Wisata Rumah Joglo merupakan sebuah lahan perkebunan dan hutan milik

masyarakat. Lahan tanah tersebut dibeli oleh Bapak Sudarmanto dan Ibu

Yuyun Yuningsih yang merupakan pasangan suami istri.

Gambar 4.2. Peta Kawasan Kampoeng Wisata Rumah Joglo


Sumber: Data Primer 2014
29

Kampoeng Wisata Rumah Joglo diresmikan pada tahun 2012. Program

yang dirancang pada awalnya adalah tempat penginapan dan rumah makan

bagi pengunjung yang ingin melepaskan penat setelah melakukan pekerjaan.

Semakin banyaknya informasi tentang eksistensi Kampoeng Wisata Rumah

Joglo, semakin banyak wisatawan yang berdatangan, baik dari dalam kota

maupun luar kota. Kampoeng Wisata Rumah Joglo kemudian membuat paket-

paket terbaru sehingga menarik wisatawan untuk datang.

B. UNSUR-UNSUR DAYA TARIK WISATA

Kampoeng Wisata Rumah Joglo memiliki beberapa unsur-unsur daya

tarik wisata, adapun unsur-unsur daya tarik wisata tersebut terbagi menjadi

beberapa bagian, diantaranya adalah atraksi wisata, fasilitas, transportasi,

infrastruktur dan keramahtamahan (Spillane, 1994).

1. Atraksi Wisata

Atraksi wisata merupakan salah satu unsur yang penting bagi setiap

pengusaha wisata yang akan mengembangkanya, adapun atraksi wisata yang

berada di Kampoeng Wisata Rumah Joglo terdiri dari deretan rumah berbentuk

joglo, wahana outbond, arena permainan bola air, arena pemancingan, area

kebun, sanggar tari dan studio lukisan.


30

a. Rumah Joglo

Kampoeng Wisata Rumah Joglo mengambil tema “Rumah Joglo” khas

daerah jawa tengah dan Yogyakarta sebagai tema utama wisata di kawasan

tersebut, ini dikarenakan pemilik kawasan tersebut berasal dari daerah Solo,

Jawa Tengah.

4.3. 4.4.
Gambar 4.3. Joglo Mini, 4.4. Joglo VIP
Sumber Dokumetasi Pribadi

Dengan suasana kampung perumahan joglo, pemilik berharap setiap

pengunjung akan merasakan sensasi pedesaan, yang tenang, asri dan nyaman,

citra Kampoeng Wisata Rumah Joglo sebagai wisata bertemakan pedesaan

inilah yang menjadikan kawasan tersebut memiliki keunikan tersendiri.

b. Wahana Outbond

Kegiatan outbond memiliki daya tarik sendiri bagai setiap pengunjung

yang menikmati kegiatan ini. Kampoeng Wisata Rumah Joglo juga memilik

arena-arena untuk bermain outbond, kegiatan tersebut seperti paintball, flying

fox, dan kegiatan outbond lainnya.


31

4.5. 4.6.
Gambar 4.5. Pemasangan alat safety procedure, 4.6. Kegiatan Flying fox
Sumber Dokumetasi Pribadi

Kegiatan outbond menjadi salah satu alternatif kegiatan yang bisa

dinikmati oleh pengunjung, kegiatan outbond menjadi pelengkap kegiatan lain

yang berada di Kampoeng Wisata Rumah Joglo.

c. Permainan Bola Air

Bola air adalah salah satu Atraksi yang paling terbaru yang berada di

Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Bola air di kawasan ini tidak jauh berbeda

dengan Atraksi serupa ditempat wisata lain.

Harga yang terjangkau menjadikan kegiatan permainan bola air menjadi

salah satu Atraksi yang disukai oleh pengunjung, tarif setiap melakukan

permainan ini hanya Rp. 15.000 untuk setiap pengunjung yang ingin

menikamati sensasi permainan tersebut.


32

4.7. 4.8.
Gambar 4.7. Pemasangan alat, 4.8. Kegiatan permainan bola air
Sumber Dokumetasi Pribadi

d. Arena Pemancingan

Terdapat beberapa kolam pemancingan di kawasan wisata tersebut,

arena pemancingan ini disediakan pengelola untuk menarik peminat orang

dewasa yang memiliki hobi memancing, selain itu juga bagi pengunjung yang

hanya ingin memberi makan ikan di fasilitasi dengan membeli pakan yang

dijual oleh pengelola. Kegiatan seperti ini menjadi atraksi wisata yang menarik

dan menyenangkan bagi pengunjung yang datang, ikan yang dipancing bisa

langsung diolah di kantin yang telah disediakan, dan dicicipi langsung oleh

pengunjung.

4.9. 4.10.
Gambar 4.9. Arena Pemancingan, 4.10. Hasil olahan ikan yang dipancing
Sumber Dokumetasi Pribadi
33

e. Areal Perkebunan

Sebagai kawasan wisata yang bertemakan wisata pedesaaan Kampoeng

Wisata Rumah Joglo, memiliki areal perkebunan yang menjadi atraksi wisata

bagi setiap pengunjung.

4.11. 4.12.
Gambar 4.11. Papan informasi jenis flora, 4.12. Kegiatan memetik buah
Sumber Dokumetasi Pribadi

Kegiatan bercocok tanam dan memetik buah-buahan menjadi salah satu

atraksi unggulan di Kampoeng wisata rumah joglo. Atraksi wisata seperti ini

dapat meningkatkan minat pengunjung untuk datang kekawasan tersebut.

Selain kegiatan bercocok tanam dan memetik buah pengunjung juga dapat

menikmati hasil dari buah-buahan yang mereka petik secara langsung.

f. Sanggar Tari

Kampoeng wisata Rumah Joglo memiliki sanggar tari, yang

menyuguhkan kegiatan belajar menari dan pentas seni tari-tarian khas solo.

Kegiatan ini menjadi kegiatan yang edukatif dengan suguhan wawasan tari

nusantara.
34

4.13. 4.14.
Gambar 4.13. Panggung Utama, 4.14. Aula Utama
Sumber Dokumetasi Pribadi

Atraksi berupa tari-tarian dirasa penting oleh pengeolola dikarenakan

selain meningkatkan jumlah minat pengunjung untuk mengenal tari-tarian khas

nusantara, juga mampu dijadikan sebagai ajang promosi wisata tersendiri

untuk mengenalkan tarian khas Solo, Jawa Tengah.

g. Studio Lukisan dan Pra Karya

Salah satu bentuk kegiatan wisata bersifat edukasi yang di suguhkan

oleh pengelola Kampoeng Wisata Rumah Joglo, terdapatnya Studio Lukisan

dan Pra Karya. Adanya atraksi tersebut membuktikan bahwa pengelola serius

untuk meningkatkan kegiatan wisatanya terhadap wisata yang bersifat edukasi.

4.15. 4.16.
Gambar 4.15. Peralatan melukis dan pra karya, 4.16. Proses pembuatan topeng
dari tanah liat
Sumber Dokumetasi Pribadi
35

Pengunjung yang mengunakan atraksi ini diajarkan untuk membuat

lukisan dan prakarya yang nantinya bisa dibawa pulang oleh pengunjung yang

menikmati atraksi tersebut. Beberapa karya selain lukisan adalah seperti

kerajinan tangan berupa kerajinan topeng, gantungan kunci dan kerajinan

tangan lainnya.

2. Fasilitas Wisata

Fasilitas wisata merupakan salah satu unsur yang penting di setiap

kawasan wisata, fasilitas yang baik akan menyokong setiap kegiatan wisata

yang baik juga. Adapun beberapa fasilitas wisata yang menunjang kegiatan

wisata di Kampoeng Wisata rumah Joglo dijelaskan di tabel dibawah ini.

Tabel 4.4. Fasilitas-Fasilitas Wisata Kampoeng Wisata Rumah Joglo


No. Nama Fasilitas Deskipsi Dokumentasi
Ada 1 pos tiket permanen
yang berada tepat dipintu
1 Pos Tiket masuk menuju kawasan
Kampoeng wisata Rumah
Joglo.

Shelter tersebar di
beberapa spot diseluruh
2 Shelter kawasan, pada umumnya
shelter ini terbuat dari
kayu dan permanen.
36

Papan intepretasi terdapat


disetiap tumbuhan, satwa,
Papan
3 dan barang-barang antik
Interpretasi
yang berada di seluruh
kawasan.

Toilet tersebar di
beberapa spot diseluruh
4 Toilet
kawasan, dan dibangun
secara permanen

Tempat sampah di
kawasan ini pada
Tempat umumnya terbuat dari
5
Sampah bekas-bekas drum dan
tersebar di seluruh
kawasan.
Kamar bilas diperlukan
untuk kepentingan
6 Kamar Bilas pengunjung yang telah
melakukan kegiatan
berenang.

Kolam renang berukuran


sedang, kedalamanya
7 Kolam Renang dibagi menjadi dua, yakni
untuk anak-anak dan
orang dewasa.
Panggung penampilan
dilengkapi dengan sound
Panggung system yang lengkap,
8
Penampilan digunkan untuk
kepentingan penampilan
dan hiburan pengunjung.
37

3. Infrastuktur

Infrastruktur adalah salah satu hal yang penting bagi setiap kawasan

wisata. Infrastruktur yang dibangun merupakan sebagai penunjang kepentingan

kegiatan wisata, infrastruktur yang baik akan membuat kawasan wisata

semakin baik juga.

Adapun beberapa infrastruktur yang menunjang kegiatan wisata di

Kampoeng Wisata rumah Joglo dijelaskan di tabel dibawah ini.

Tabel 4.5. Infrastruktur di Kampoeng Wisata Rumah Joglo


No. Nama Deskipsi Dokumentasi

Danau buatan dibangun


sebagai daerah resapan
1 Danau Buatan
air, juga dimanfaatkan
untuk kegiatan berwisata.

Parkiran dibagi menjadi


dua, yakni parkiran khusu
2 Parkiran untuk bis dan mobil, serta
khusus untuk kendaraan
bermotor.
Karena kontur daerah
yang berbukit-bukit,
maka dibangunlah
3 Tangga
infrastruktur dibeberapa
bagian daerah, secara
permanen.
38

Listrik yang digunakan


dari sumber PLN, namun
apabila terjadi
4 Listrik
pemadaman arus listrik,
digunakan Genset
sebagai alternatif.
Jalan setapak diseluruh
kawasan dibuat secara
5 Jalan Setapak permanen, untuk
memudahkan akses
pengunjung.
Sanitasi air dibangun
secara baik, dengan
media selokan yang
6 Sanitasi Air
dialirkan menuju sungai
yang berada dikawasan
tersebut.

4. Transportasi

Pengunjung dapat mencapai Kampoeng Wisata Rumah Joglo melalui

dua jalur. Jika wisatawan menggunakan kendaraan umum, wisatawan dapat

menggunakan angkutan kota 02 ataupun 03 menuju Terminal Laladon. Setelah

itu wisatawan dapat menaiki angkutan kota dengan jurusan Ciampea menuju

Kampung Tumaritis. Wisatawan turun di Kampung Tegal Waru dan dapat

menaiki ojeg dengan durasi 7 menit menuju lokasi atau berjalan kaki dengan

durasi 15 menit. Jalur tersebut juga berlaku jika wisatawan menggunakan

kendaraan pribadi. Wisatawan dapat menggunakan jalur alternatif Kampus IPB

untuk menghindari macet.


39

Gambar 4.17. Peta Transportasi Menuju Kampoeng Wisata Rumah Joglo


Sumber: Kampoeng Wisata Rumah Joglo

5. Keramahtamahan (Hospitality)

Keramahtamahan merupakan tolok ukur dalam penilaian pelayanan

yang berada di Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Pelayanan selalu

dimaksimalkan oleh setiap pengelola wisata, pelayanan yang baik akan

membuat pengunjung semakin merasa nyaman untuk menikmati setiap

kegiatan wisatanya.
40

Kampoeng Wisata Rumah Joglo menyuguhkan pelayanan-pelayanan

yang bertemakan khas daerah Solo, ini dapat dilihat dari cara pelayan memakai

pakaian adat Solo sebagai seragam keseharian mereka, senyuman dan sapaan

layaknya orang Solo menjadi suatu kewajiban bagi setiap karyawan yang

bekerja di Kampoeng Wisata Rumah Joglo.

Gambar 4.18. seragam khusus karyawan


Sumber: Dokumentasi Pribadi
41

C. PENILAIAN UNSUR-UNSUR DAYA TARIK WISATA

Penilaian unsur-unsur daya tarik wisata di Kampoeng Wisata Rumah

Joglo dilakukan berdasarkan penilaian pengunjung melalui pemberian

kuisioner, dalam penilaian ini terdapat pertanyaan untuk mengetahui demografi

pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.

1. Demografi

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada pengunjung

didapatkan data sebagai berikut :

11-20 Tahun 21-30 Tahun >30 Tahun Laki-laki Perempuan

18%
43%
57%
51%

31%

4.19. 4.20.
Gambar 4.19. Kelompok Umur, 4.20. Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, didapatkan data bahwa

mayoritas pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Rumah Joglo adalah

kelompok usia antara 11-20 Tahun (51%) atau dengan kategori “Remaja”, ini

dikarenakan kebanyakan pengunjung adalah pasangan remaja yang

menghabiskan waktunya di kawasan tersebut.


42

Pasangan remaja yang datang tersebut mempengaruhi jenis kelamin

pengunjung yang datang. Jenis kelamin dapat dikatakan berimbang dengan

presentasi antara 53% untuk Perempuan dan 47% untuk Laki-laki.

20% 34% 12% SD/Mi


Pelajar
35%
SMP/Mts
Pegawai
Swasta 20%
15% SMA/Ma
PNS
31% 33%
Wiraswasta Perguruan
Tinggi

4.21. 4.22.
Gambar 4.21. Pekerjaan, 4.22. Pendidikan
Sumber: Data Primer

Kebanyakan pengunjung yang datang berkunjung ke Kampoeng Wisata

Rumah Joglo adalah pelajar dengan presentase sebesar 34%, hal ini juga

dipengaruhi akibat dari banyaknya golongan remaja yang berkunjung dengan

status pelajar. Pengunjung dengan status pekerjaan PNS memiliki persentase

terendah, dikarenakan pekerjaan seperti PNS jarang memiliki waktu luang

yang banyak seperti pekerjaan yang lainnya.

Sedangkan untuk latar pendidikan, kebanyakan pengunjung memiliki

latar pendidikan Perguruan Tinggi dengan Presentase 35% dan SMA/Sederajat

dengan presentase 33%, ini dipengaruhi juga akibat kebanyakan pengunjung

yang datang adalah berstatus pelajar dengan golongan usia remaja.


43

9% JABODETABEK
10% Sekali 26%

2 Kali Luar
JABODETABEK
3-5
81% Kali 74%

4.23. 4.24.
Gambar 4.23. Jumlah Kunjungan, 4.24. Asal Daerah
Sumber: Data Primer

Kampoeng Wisata Rumah Joglo merupakan kawasan wisata yang masih

tergolong cukup muda usianya, ini terlihat dari kebanyakan pengunjung yang

pernah berkunjung hanya sekali dengan persentase 81%, pada umumnya

pengunjung yang sekali datang tersebut baru mengetahui keberadaan kawasan

tersebut. Keberadaan Kampoeng Wisata Joglo yang masih baru dan belum

cukup terkenal mempengaruhi asal daerah pengunjung yang datang ke

kawasan tersebut, ini dibuktikan dengan pengunjung yang berasal dari

JABODETABEK memiliki persentase terbesar yakni 74%.

80
60
66 Jumlah
40 Pengunjung
20
0 24 0 0
0
Teman Buku Travel Internet Media Cetak Media Elektronik

Gambar 4.25. Informasi Pengunjung Terhadap Kampoeng Wisata


Rumah Joglo
Sumber: Data Primer
44

Dari 90 kuisioner yang diberikan kepada pengunjung yang datang ke

Kampoeng Wisata Rumah Joglo, 66 orang memperoleh informasi mengenai

kawasan tersebut melalui teman ataupun kerabat yang pernah berkunjung

sebelumnya, sedangkan 24 orang memperoleh informasi dari internet. Ini

membuktikan bahwa informasi melalui teman ataupun kerabat masih memiliki

potensi yang baik dibanding media informasi lainnya. Promosi berbasis

internet dinilai masih cukup untuk menunjang pemasaran kawasan tersebut

dibandingkan media promosi lainnya seperti buku travel, media cetak dan

media elektronik.

2. Unsur-Unsur Daya Tarik Wisata

Penilaian unsur-unsur daya tarik wisata melalui kuisioner yang

diberikan kapada 90 orang pengunjung ini, menilai setiap unsur-unsur daya

tarik wisata seperti atraksi, fasilitas, infrastruktur, transportasi dan

keramhtamahan, setiap pengunjung menilai berdasarkan 5 indikator penilaian

Spillane 1994.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pengunjung maka

diperolehlah data sebagai berikut :


45

a. Atraksi

6
5 Rerata
4
3
2
1
0
Rumah Outbond Aktrasi Kegiatan Aktraksi Studio
Joglo & Games Bola Air Berkebun Tarian Lukisan
Jenis Atraksi

Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju
Gambar 4.26.. Grafik Hasil Penilaian Pengunjung Terhadap Atraksi Wisata di
Kampoeng Wisata Rumah Joglo
Sumber: Data Primer

Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Kuisioner “Unsur Atraksi”


No Nama Aktraksi Rerata Rerata Total
1 Menariknya Rumah- rumah Berbentuk Joglo 4.72
2 Menariknya Kegiatan Outbond dan Arena Permainan 4.43
3 Menariknya Aktrasi Bola Air 4.29
4.47
4 Menariknya Kegiatan Berkebun Sayuran dan Buah-Buahan 4.46
5 Menariknya Suguhan Aktraksi dari Sanggar Tari-Tarian Jogjakarta 4.5
6 Menariknya Studio Lukisan dan Pra Karya 4.51
Sumber : Data Rekapitulasi Kuisioner (90 Responden)

Hasil dari rekapitulasi kuisioner menyatakan atraksi wisata di

Kampoeng Wisata Rumah Joglo pada umumnya adalah menarik, pengunjung

menilai bahwa bentuk bangunan joglo dan kegiatan penampilan tari-tarian khas

Yogyakarta memiliki nilai “Sangat Setuju” dengan nilai “4.47”, ini

dikarenakan bangunan rumah joglo yang menjadi icon memiliki keunikan

sendiri bagi para pengunjung, sedangkan tari-tarian yang disuguhkan oleh


46

pengelola, merupakan salah satu atraksi yang menjadi favorit dengan ambiance

kebudayaan lokal yang kental.

b. Fasilitas

5
4
3
2
1
0

Nama Fasilitas Rerata

Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju
Gambar 4.27. Grafik Hasil Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata di
Kampoeng Wisata Rumah Joglo
Sumber: Data Primer

Tabel 4.7. Hasil Rekapitulasi Kuisioner “Unsur Fasilitas”


Rerata
No Nama Fasilitas Rerata
Total
1 Baik dan layaknya pos tiket 4.37
2 Jumlah dan kondisi Shelter yang baik 4.27
3 Jumlah dan kondisi papan interpretasi di seluruh kawasan wisata 4.32
4 Bersihnya toilet dan jumlahnya yang cukup 4.40
5 Cukupnya fasilitas tempat sampah diseluruh kawasan wisata 4.47 4.29
6 Cukupnya fasilitas tempat duduk diseluruh kawasan wisata 4.29
7 Baiknya kondisi kamar bilas di area kolam 3.99
8 Baiknya dan bersihnya kondisi kolam renang 4.27
9 Efektifnya fungsi panggung penampilan sebagai sarana hiburan 4.21
Sumber : Data Rekapitulasi Kuisioner (90 Responden)

Pada umumnya fasilitas di Kampoeng Wisata Rumah Joglo masih

sangat baik kondisinya, penilaian pengunjungpun terhadap fasilitas di kawasan

tersebut adalah “Setuju” dengan nilai rata-rata “4.29”, ini dikarenakan


47

perawatan yang dilakukan oleh pengelola terhadap setiap fasilitas di kawasan

tersebut sangat baik dan terawasi dengan cukup intens.

c. Infrastruktur

6
5
4
3
2
1 Rerata
0
Danau Lahan Tangga Aliran Jalan Sanitasi Air
Buatan Parkir Listrik Setapak
Nama Infrastruktur
Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju

Gambar 4.28. Grafik Hasil Penilaian Pengunjung Terhadap Infrastruktur


Wisata di Kampoeng Wisata Rumah Joglo
Sumber: Data Primer

Tabel 4.8. Hasil Rekapitulasi Kuisioner “Unsur Infrastruktur”


Rerata
No Nama Infrastruktur Rerata
Total
1 Berfungsinya danau buatan sebagai daerah resapan air 4.68
2 Tersedianya lahan parkiran yang luas dan layak 4.66
3 layaknya kondisi tangga diseluruh kawasan yang dilewati 4.67
4.63
4 Layak dan terjaminnya penggunaan Listrik dikawasan tersebut 4.53
5 Layaknya kondisi Jalan Setapak diseluruh kawasan wisata 4.60
6 Berfungsinya dengan baik sanitasi air dikawasan tersebut 4.63
Sumber : Data Rekapitulasi Kuisioner (90 Responden)

Setiap tempat wisata tentunya wajib memiliki infrastruktur yang baik

untuk menunjang setiap kegiatan wisata yang ada, dari hasil rekapitulasi

kuisioner yang diberikan kepada pengunjung di Kampoeng Wisata Rumah

Joglo, menyatakan bahwa infrastruktur di kawasan ini “Sangat Setuju” dengan

nilai rata-rata “4.63”.


48

Hasil tersebut tidak terlepas dari infrastruktur yang dibangun memiliki

fungsi yang menunjang kegiatan wisata dikawasan tersebut, terlihat dari

kawasan parkir yang luas, danau buatan yang dibuat sebagai daerah resapan

air, dan jalan setapak yang dibuat dengan nuansa bebatuan alam, yang masih

baru dibangun oleh pengelola.

d. Transportasi

3.5
3
2.5
2
1.5
1
Rerata
0.5
0
Kondisi Jalan Angkutan Umum

Transportasi

Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju

Gambar 4.29. Grafik Hasil Penilaian Pengunjung Terhadap Transportasi


Wisata di Kampoeng Wisata Rumah Joglo
Sumber: Data Primer

Tabel 4.9. Hasil Rekapitulasi Kuisioner “Unsur Transportasi”


Rerata
No Nama Transportasi Rerata
Total
1 Kondisi jalan menuju kawasan yang baik dan terjangkau 2.74
2.86
2 angkutan umum yang mampu mengangkut pengunjung 2.98
Sumber : Data Rekapitulasi Kuisioner (90 Responden)
49

Transportasi memiliki peran penting dalam kegiatan wisata diberbagai

daerah di Indonesia, akses yang baik menjadi pertimbangan yang akan

menunjang wisatawan yang hendak akan berkunjung ketempat-tempat wisata.

Akses menuju Kampoeng Wisata Rumah Joglo dinilai “Kurang Setuju” oleh

pengunjung yang telah mengisi kuisioner, ini dikarenakan kawasan ini berada

dipinggiran jalan utama pedesaan sehingga menyulitkan pengunjung yang

hendak berkunjung, kondisi jalan bebatuan dan angkutan umum yang jarang

melintas dikawasan tersebut.

Masalah transportasi ini menjadi tugas besar bagi pengelola untuk

membangun kawasan yang benar-benar strategis untuk dijadikan daerah tujuan

wisata.

e. Keramahtamahan/ Hospitality

6
5
4
3
2
1 Rerata
0
Pelayanan Sapaan

Keramahtamahan/ Hospitality

Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju

Gambar 4.30. Grafik Hasil Penilaian Pengunjung Terhadap Keramhtamahan


Pegawai di Kampoeng Wisata Rumah Joglo
Sumber: Data Primer
50

Tabel 4.10. Hasil Rekapitulasi Kuisioner “Unsur Keramahtamahan/ Hospitality”


Rerata
No Nama Keramahtamahan/ Hospitality Rerata
Total
1 Karyawan memiliki pelayanan yang baik dan memuaskan 4.79
4.62
2 Karyawan selalu menyapa setiap pengunjung 4.44
Sumber : Data Rekapitulasi Kuisioner (90 Responden)

Kampoeng Wisata Rumah Joglo memiliki peraturan bagi setiap

karyawan yang berkerja ditempat tersebut, salah satu bentuk peraturannya

adalah wajib menjalankan Senyum, Sapa, dan Salam bagi setiap pengunjung

yang datang. Peraturan tersebut sangat efektif melihat penilaian pengunjung

terhadap pelayanan ialah “Sangat Baik” dan sapaan bernilai “4.62”. Ini

menunjukan komitmen Kampoeng Wisata Rumah Joglo yang sangat ingin

memuaskan setiap pengunjung yang datang berkunjung kekawasan tersebut.

f. Penilaian Indikator Unsur-unsur daya tarik wisata


Rata-rata Penilaian Indikator Unsur-Unsur Destinasi
di Kampoeng Wisata Rumah Joglo
5
4.5
4
3.5
Nilai Indikator

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Aktrasi Fasilitas Infrastruktur Aksesibilitas Hospitality
Rerata Total 4.47 4.29 4.63 2.86 4.62

Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju

Gambar 4.31. Grafik Hasil Penilaian Total Rata-Rata Indikator Unsur-unsur


daya tarik wisata di Kampoeng Wisata Rumah Joglo
Sumber: Data Primer
51

Penilaian setiap unsur-unsur daya tarik wisata di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo menghasilkan beberapa angka yang pada umumnya menunjukan

nilai “Setuju”. Indikator unsur-unsur daya tarik wisata seperti infrastruktur dan

Hospitality memiliki nilai yang paling besar dengan nilai masing-masing

sebesar 4.63 dan 4.62 dengan predikat “Sangat Setuju”, sedangkan indikator

lain seperti Atraksi memiliki nilai 4.47 dan fasilitas memiliki nilai 4.29, kedua

indikator ini penilaian “Setuju” oleh pengunjung.

Transportasi memiliki nilai 2.86 dengan predikat “Kurang Setuju”. Dari

semua indikator unsur-unsur daya tarik wisata, Transportasi memang memiliki

nilai yang terendah, ini dikarenakan kondisi sepanjang jalan menuju kawasan

wisata tersebut tidak begitu baik, dan tidak banyak memasang petunjuk arah

yang dapat diakses oleh setiap pengunjung yang hendak berkunjung.

Masalah transportasi ini menjadi tugas besar pengelola Kampoeng

Wisata Rumah Joglo, karena unsur destinasi wisata seperti transportasi

memiliki peran penting dalam setiap kegiatan wisata. Pengelola harus mampu

bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk memperbaiki transportasi

sehingga terjadi win-win solution diantara kedua belah pihak baik pengelola

dan pemerintah setempat.


52

Tabel 4.11. Rerata Total Unsur-Unsur Daya Tarik Wisata


No Nama Nilai Rerata Rerata Total
1 Atraksi 4.47
2 Fasilitas 4.29
3 Infrastruktur 4.63 4.17
4 Transportasi 2.86
5 Hospitality 4.62
Keterangan : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3. Kurang Setuju, 4. Setuju, 5. Sangat Setuju
Sumber : Data Primer

Secara umum unsur-unsur daya tarik di Kampoeng Wisata Rumah Joglo

memiliki nilai 4.17 ‘Setuju”, ini dianggap mampu dan layak untuk dijadikan

kawasan wisata yang baik bagi setiap pengunjung yang hendak datang ke

kawasan tersebut. Mendukungnya infrastruktur dan fasilitas serta baiknya

atraksi wisata dan pelayanan yang disajikan menambah nilai lebih dari

keberadaan Kampoeng Wisata Rumah Joglo, sebagai salah satu destinasi

utama kawasan wisata di daerah Kabupaten Bogor.


53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian unsur-unsur daya tarik wisata di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo yang juga dinilai berdasarkan kuisioner yang diberikan kepada

pengunjung, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan penyebaran kuisioner yang dilakukan, pengunjung di

Kampoeng wisata Rumah Joglo didominasi oleh kalangan umur 11-20

Tahun/ Remaja dengan presentasi 51%, dan pengunjung berjenis

kelamin perempuan dan laki-laki memiliki persentase yang berimbang

yaitu 53% dan 47%.

2. Keberadaan bangunan berbentuk Joglo dan penampilan atraksi tari-

tarian masih menjadi atraksi yang memiliki daya tarik yang tinggi di

Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Fasilitas wisata di kawasan ini dinilai

“Setuju” sebagai patokan fasilitas yang baik oleh pengunjung, ini

menambah penilaian baik terhadap kawasan wisata tersebut.

3. Infrastruktur dan Keramahtamahan/ Hospitality di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo dinilai “Sangat Setuju” untuk menjadi patokan

infrastruktur yang baik dan pelayanan yang ramah, ini berdasarkan

penilaian dari pengunjung, ini dikarenakan keseriusan pengelola dalam

53
54

merawat dan membangun kawasan tersebut untuk menjadi lebih baik,

serta komitmen pengelola untuk melayani pengunjung dengan baik.

4. Dari semua indikator unsur-unsur daya tarik di Kampoeng Wisata

Rumah Joglo, indikator “Transportasi” memiliki nilai yang terkecil

dengan predikat “Kurang Setuju”, ini dikarenakan kondisi akses menuju

kawasan tersebut masih memiliki jalan yang tidak begitu baik,

kurangnya penunjuk arah ke kawasan tersebut menjadi tugas utama

pengelola, dan dari semua indikator unsur-unsur daya tarik Kawasan

Kampoeng Wisata Rumah Joglo memiliki nilai rata-rata 4.17 dengan

kategori “Setuju”, ini dianggap mampu dan layak untuk dijadikan

kawasan wisata yang baik bagi setiap pengunjung yang hendak datang

ke kawasan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini,

Pengelola Kampoeng Wisata Rumah Joglo harus memerlukan peningkatan

kualitas dari setiap unsur-unsur daya tariknya, saran yang dapat diberikan

yaitu:

1. Perlunya mengoptimalkan rambu-rambu petunjuk arah menuju kawasan

sehingga wisatawan yang berkunjung lebih mudah mengakses kawasan

Kampoeng Wisata Rumah Joglo.


55

2. Sebaiknya pengelola melakukan regulasi terhadap pemerintah daerah

berkaitan dengan pengembangan kondisi jalan menuju kawasan yang rusak

agar diperbaiki.

3. Perlunya peningkatan berbagai sarana, prasarana agar wisatawan lebih

lama tinggal di kawasan tersebut length of stay.

Anda mungkin juga menyukai