Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan di Indonesia yang semakin berdaya saing

menuntut setiap daerah di Indonesia menggali dan mengembangkan serta

meningkatkan berbagai potensi dan sumber-sumber lain yang selama ini kurang

mendapat perhatian. Keterpurukan ekonomi menjadi pengalaman masa lalu yang

sampai saat ini masih terasa dampaknya. Salah satu sektor yang hingga saat ini

masih mampu mengimbangi dan mengurangi luka tersebut adalah sektor pariwisata.

Menyadari bahwa kemampuan bersaing produk wisata Indonesia di pasaran

Internasional masih lemah maka upaya penciptaan iklim yang menggairahkan di

bidang pariwisata perlu terus ditingkatkan. Salah satu upaya itu adalah menciptkan

produk wisata baru (diversifikasi), diantaranya agrowisata.

Selama ini agrowisata merupakan produk yang belum banyak dimanfaatkan

oleh kalangan usaha perjalanan. Padahal minat wisatawan terhadap kegiatan

agrowisata cukup besar, terutama wisatawan mancanegara. Namun, belakangan ini

agrowisata sebagai salah satu potensi wisata mulai ditawarkan kepada wisatawan.

Sebagaimana sumber dan potensi wisata Indonesia adalah disektor

pertanian sebagai salah satu kegiatan yang dekat dengan alam serta mempunyai

potensi daya tarik wisata tersendiri seperti udara segar, lingkungan yang alami, rasa

nyaman, dan pemandangan alam sampai kepada tersedianya fasilitas penunjang

1
dalam berbagai bentuk sarana dan prasarana yang memberi kepuasan serta

kemudahan bagi wisatawan sambil menikmati obyek wisata tersebut.

Melihat kenyataan ini, maka pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama

Menparpostel dan Menteri Pertanian No. 47/PW.004/MPPT/1989 dan No.

204/KPTS/HK.050/4/1989, menetapkan agrowisata sebagai bentuk pariwisata baru

yang dikaitkan dengan pertanian dalam arti yang luas yaitu pertanian tanaman

pangan (termasuk holtikultura), perkebunan, peternakan, perikanan, dan

pengolahan hasil-hasilnya.

Agrowisata membutuhkan suatu lingkungan (kawasan) pertanian yang

memiliki keunikan dan kekhasan komoditas, selain berperan sebagai objek wisata

diharapkan juga dapat menjadi kegiatan penelitian dalam upaya pemulihan

kerusakan lingkungan dan peningkatan peran masyarakat dalam menjaga

kelestarian lingkungannya. Pengelolaan agrowisata dapat memberikan manfaat

yang majemuk yaitu manfaat ekonomi, keindahan dan konservasi lahan serta

perlindungan terhadap komoditi unggulan yang dikembangkan.

Selain objek wisata tersebut masih banyak daerah yang berpotensi menjadi

objek wisata, khususnya objek agrowisata, yaitu daerah Bulu Dua. Lokasi daerah

Bulu Dua ini terletak pada perbatasan dengan Kabupaten Barru, tepatnya pada

daerah pegunungan. Nama Bulu Dua sendiri diambil karena terdapat dua buah

gunung saling berdampingan yang dalam bahasa bugis Gunung Dua biasa juga

disebut Bulu’ Dua. Bulu’ Dua merupakan pemandangan alam yang sangat indah,

selain itu merupakan daerah penghasil sayur-sayuran, berbagai jenis buah-buahan,

dan tanaman hias. Daerah ini berada pada jalan poros utama Soppeng sebelum

2
masuk dalam kota Soppeng, jika dari Kabupaten Barru. Selain itu jika ingin ke

Sengkang atau Sidrap biasa melalui jalan ini, sehingga Kabupaten Soppeng dapat

pula dijadikan tempat transit untuk beristirahat.

Melihat kedudukan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan

daerah dan estimasi adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang akan

datang pada Propinsi Sulawesi Selatan, khususnya pada Kabupaten Soppeng.

Maka kawasan Bulu Dua yang direncanakan sebagai agrowisata dengan

pengelolaan secara terpadu menuntut penyediaan akan sarana dan prasarana, yaitu

ketersediaan akan sarana akomodasi, tempat beristirahat, rekreasi dan fasilitas

penunjang lainnya yang memadai dalam hal perlengkapan, pelayanan, kenyamanan

serta keamanan untuk menunjang aktivitas dalam kawasan tersebut.

B. Ungkapan Masalah

1. Non Arsitektural

Bagaimana merencanakan suatu kesatuan fisik dan lingkungan agrowisata

dengan mempertimbangkan aspek sosial, potensi lingkungan, fisik alami dan

kebutuhan masyarakat agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Arsitektural

a) Bagaimana menentukan lokasi site yang sesuai terhadap agrowisata dan

saling mendukung dalam kesatuan penataan ruang kawasan Bulu Dua ?

b) Bagaimana model penataan kawasan dan sistem sirkulasi di luar bangunan,

pencapaian, lingkungan site dan sirkulasi intra bangunan ?

3
c) Bagaimana merencanakan bentuk fisik, pemilihan material, sistem struktur

bangunan dan kesatuan bentuk agar dapat menyatu dengan lingkungan

serta sesuai fungsi dan misi bangunan ?

C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

1. Tujuan

Membuat acuan perancangan fisik Agrowisata Bulu Dua di Kabupaten Soppeng

yang akan ditransformasikan ke dalam perancangan fisik.

2. Sasaran

Menyususn suatu landasan konseptual perancangan fisik Agrowisata Bulu Dua

yang berfungsi sebagai sarana rekreasi dengan memanfaatkan potensi alam

sesuai dengan tuntutan dan fungsinya sehingga dapat diaplikasikan kedalam

bentuk desain.

D. Lingkup Pembahasan

1. Pembahasan ditekankan pada faktor-faktor yang dapat mendukung terwujudnya

perancangan fisik bangunan untuk agrowisata terpadu dengan ilmu arsitektur,

serta disiplin ilmu lainnya yang dianggap dapat melengkapi perencanaan.

2. Agrowisata Bulu’ Dua ditujukan bagi para wisatawan domestik, nasional dan

wisatawan mancanegara.

3. Hasil survey, wawancara serta asumsi yang wajar dapat dijadikan pegangan.

4. Kelayakan perencanaan fisik diprediksi selama 15 tahun masih layak digunakan

dan kurun waktu tersebut diharapkan tidak terjadi perubahan yang memadai.

4
E. Metode dan Sistematika Pembahasan

1. Metode Pembahasan

Metode digunakan secara analisis deskriptif berdasarkan data dan studi literatur,

pengamatan lapangan, wawancara, kemudian disimpulkan dan dijadikan titik

tolak dalam menyususn acuan perancangan.

2. Sistematika Pembahasan

Tahap I : Pendahuluan

Gambaran secara garis besar dari pembahasan berupa

latar belakang masalah, ungkapan masalah, tujuan dan

sasaran pembahasan, lingkup serta metode dan

sistematika pembahsan.

Tahap II : Tinjauan Pustaka

Tahap Studi pustaka yang mengarah pada gambaran

umum tentang pengertian judul dan kebijakan pemerintah

yang berkaitan dengan Agrowisata Bulu Dua di

Kabupaten Soppeng.

Tahap III : Tinjauan Khusus

Deskripsi lokasi dan tahap analisa sebagai pendekatan

acuan perancangan.

Tahap IV : Kesimpulan

Merupakan suatu kesimpulan dari seluruh hasil analisa

yang digunakan sebagai titik tolak penyusunan konsep

dasar perencanaan.

5
Tahap V : Acuan Dasar Perancangan

Merupakan Acuan dasar perancangan Agrowisata Bulu

Dua yang akan ditransformasikan kedalam desain fisik.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsepsi Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari bahasa sangsekerta yang terdiri dari 2 kata. Pari

yang berarti lengkap dan Wisata yang berarti perjalanan. Dengan demikian

Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan

perjalanan. Sedangkan menurut Siswantinah (1987), pariwisata adalah industri

yang berkaitan dengan perjalanan untuk mendapatkan rekreasi.

Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan sukarela

(dikehendaki), mempergunakan waktu senggang dan diharapkan dapat

memberikan manfaat berupa kenikmatan dan penyegaran kembali fisik dan mental

(Siswantinah, 1987). Oleh karena itu pariwisata menjadi penting karena

merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan manusia akan rekreasi.

Secara luas pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan dari suatu tempat

ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok

sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan

lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya alam dan ilmu pengetahuan.

2. Jenis Pariwisata

Motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perjalanan

wisata akan berpengaruh pada pemilihan daerah tujuan wisata yang akan

7
dikunjungi, karena masing-masing daerah mempunyai obyek dan daya tarik wisata

yang beragam, sehingga jenis pariwisata yang dikembangkan berdasarkan pada

potensi yang dimilki.

Jenis pariwisata dapat dibedakan atas (Spillane, 1995) :

 Pariwisata untuk menikmati perjalanan ( Pleasure Tourism).

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuan,

menikmati keindahan alam, mengetahui budaya setempat dari untuk mencari

perbedaan suasana antara daerah perkotaan dengan daerah di luar kota atau

sebaliknya.

 Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan orang-orang yang menghendaki pemanfaatn

hari libur dan waktu luangnya untuk beristirahat, dengan tujuan untuk

memulihkan kesegaran jasmani dan rohaninya. Biasanya mereka berekreasi

di daerah yang memilki pemandangan indah seperti tepi pantai atau

pegunungan.

 Pariwisata kebudayaan (Cultural Tourism).

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan

untuk mempelajari adapt-istiadat atau cara hidup masyarakat tertentu,

mengunjungi situs-situs bersejarah peninggalan peradaban masa lalu, pusat-

pusat keagamaan, atau festival musik, teater dan tarian rakyat pada sebuah

komunitas.

 Pariwisata olahraga (Sport Tourism).

8
Ada dua jenis kegiatan olahraga yaitu berupa kegiatan olahrag berskala besar

seperti pertandingan internasional dan kegiatan olahraga berskala kecil bagi

mereka yang ingin berlatih dan mengalami sendiri seperti mendaki gunung,

panjat tebing, menunggang kuda, berburu, memancing dan sebagainya.

 Pariwisata untuk kegiatan bisnis (Bussiness Tourism).

Jenis ini merupakan bentuk professional traveling atau perjalanan karena

adanya keterkaitan dengan pekerjaan, yang tidak memberikan kepada

pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun waktu perjalanan.

 Pariwisata konvensi (Convention Tourism).

Konvensi atau pertemuan bentuk ini sering dihadiri oleh ratusan bahkan

ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau Negara

penyelenggara pertemuan dari badan-badan atau organisasi lokal, nasional

ataupun internasional.

B. Konsepsi Agrowisata

1. Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism

(Alikodra, 1989). Dilihat dari asal katanya, Agro berarti pertanian dan Tourism

berarti pariwisata (Yoeti dalam Ariani dan Suwasti, 1994).

Dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan

disebutkan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang

menjadi sasaran wisata, yaitu yang terdiri dari :

9
a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud

keadaan alam serta flora dan fauna.

b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,

peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata

tirta, wisata buru, wisata petuangan alam, taman rekreasi dan taman hiburan.

Pemerintah melalui surat keputusan bersama Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. KM. 47/PW.DOW/MPPT-89 dan N0.

204/KPTS/HK/050/4/1989, tentang Koordinasi Pengembangan Agrowisata

mendefinisikan : “Agrowisata adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang

memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha dibidang

agro” (Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 5).

Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan

obyek-obyek pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata yang

dapat dikembangkan sebagai berikut :

a. Kebun Raya

Obyek wisata beruipa kebun raya memiliki kekayaan berupa tanaman yang

berasal dari berbagai spesies. Daya tarik yang dapat ditawarkan kepada

wisatawan mencakup kekayaan flora yang ada, keindahan pemandangan di

dalamnya, dan kesegaran udara yang memberikan rasa nyaman.

b. Tanaman Pangan dan Holtikultura

Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha tanaman padi

dan palawija serta holtikultura yakni bunga, buah, syur dan jamu-jamuan.

10
Berbagai proses kegiatan mulai dari prapanen, pasca panen berupa

pengolahan hasil, sampai kegiatan pemasarannya dapat dijadikan obyek

agrowisata.

Daya tarik tanaman pangan sebagai sumber daya wisata, antara lain adalah :

1). Bunga-bungaan.

a). Bunga-bungaan yang mempunyai kekhasan sebagai bunga

Indonesia.

b). Cara pemeliharaan yang masih tradisional.

c). Bunga yang dikaitkan dengan segi keindahan, antara lain seni

merangkai bunga, pameran bunga, taman bunga dan sebagainya.

2). Buah-buahan.

a). Kebun buah-buahan pada umunya di desa atau di pegunungan dan

mempunyai pemandangan alam sekitarnya yang indah.

b). Cara-cara pemetikan buah.

c). Budidaya buah-buahan seperti rambutan, aneka ragam jenis mangga,

jeruk, durian dan lain-lain.

3). Sayuran.

a). Kebun sayuran pada umumnya di daerah pegunungan dan di desa

mempunyai pemandangan indah.

b). Cara-cara tradisional pemeliharaan dan pemetikan sayuran.

c). Teknik pengelolaan sayuran.

4). Jamu-jamuan.

a). Pemeliharaan dan pengadaan bahan.

11
b). Pengelolaan bahan (tradisional dan modern).

c). Berbagai khasiat jamu-jamuan, sebagai kosmetik tradisioanal dan

modern.

c. Perkebunan

Daya tarik perkebunan sebagai sumber daya wisata antara lain adalah

sebagai berikut :

a). Daya tarik historis dari perkebunan yang sudah diusahakan sejak lama.

b). Lokasi beberapa wilayah perkebunan yang terletak di pegunungan yang

memberikan pemandangan indah serta berhawa segar.

c). Cara-cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengelolaan dan

prosesnya.

d). Tingkat teknik pengelolaan yang ada.

d. Peternakan

Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola beternak,

cara tradisional dalam peternakan, serta budi daya hewan ternak.

Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata, sebagai berikut :

a). Pola peternakan yang ada.

b). Cara-cara tradisional dalam berternak.

c). Tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya.

e. Perikanan

Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata antara lain, adalah :

a) Adanya pola perikanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

b) Cara-cara tradisional dalam perikanan.

12
c) Tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya.

d) Budidaya perikanan

Penentuan klasifikasi agrowisata didasari oleh konsepsi dan tujuan

pengembangan agrowisata, jenis-jenis obyek agrowisata beserta daya tarik dari

obyek tersebut.

Daya tarik agrowisata terdiri dari komoditi usaha agro, peninggalan

budaya agro, budaya masyarakat keadaan alam dan prospek investasi pada

usaha agro tersebut.

2. Konsep Dasar Agrowisata

Dalam upaya pengembangan agrowisata sebagai salah satu produk

wisata Indonesia, maka yang menjadi konsep dasar pengembangan agrowisata

tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima bagian (Deasy Sandra, 1994).

Pertama : Fungsi agrowisata sebagai obyek wisata merupakan ajang

pertemuan antara kelompok masyarakat dengan wisatawan yang mempunyai latar

belakang sosal budaya yang berbeda serta mempunyai untuk mengetahui,

menghayati dan menikmati hasil budidaya masyarakat daerah tertentu.

Kedua : Sistem struktural agrowisata yang terdiri dari sub-sub sistem

obyek wisata, sarana dan prasarana pariwisata promosi dan penerangan

pariwisata serta wisatawan.

Ketiga : Pengembangan agrowisata dipandang sebagai unsur

pengembangan masyarakat yang lebih fundamental karena orientasinya pada

13
masyarakat, maka sasarannya menyangkut kemampuan mandiri manuasia di

wilayah tersebut (pedesaan).

Keempat : Lokasi agrowisata memberikan pengaruh yang besar terhadap

sub-sub sistem obyek wisata, prasarana dan sarana pariwisata, transportasi,

promosi dan wisatawan yang datang.

Kelima : Tata ruang suatu kawasan agrowisata dipengaruhi oleh sistem

nilai dan system norma yang berlaku di tempat tersebut.

3. Tujuan Agrowisata

Tujuan pengembangan agrowisata adalah memperluas pengetahuan

(Bappeda DKI Jakarta, 1995), pemahaman dan pengalaman dalam usaha agro

(wisata agro scientifik), memperkenalkan nilai dan budaya bangsa (wisata agro

budaya), memperluas hubungan usaha dan promosi produk usaha agro (wisata

agro bisnis) serta memperkenalkan alam dan memperluas rekreasi dibidang agro

(wisata agro rekreasi).

4. Manfaat Agrowisata

Ada banyak sekali manfaat agrowisata, diantaranya :

a. Meningkatkan konservasi lingkungan

Beberapa kawasan agrowisata yang memilki areal yang sangat luas yakni

ratusan hingga ribuan hektar, akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim di

sekitarnya.

b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam

14
Lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat orang

terpesona.

c. Memberikan nilai rekreasi

Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tentunya tidak dapat dipisahkan dengan

kegiatan rekreasi.

d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan

Kunjungan para wisatawan ke lokasi agrowisata tidak hanya sebagi sarana

hiburan semata, tetapi dapat pula bernilai ilmiah.

e. Mendapatkan keuntungan ekonomi

Keuntungan berupa materi tidak hanya didapatlkan oleh pengelola agrowisata,

tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya, pemerintah daerah dan negara

pada umumnya.

5. Arah dan Azas Pengembangan Agrowisata

Kegiatan pengembangan agrowisata diarahkan pada terciptanya

penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk

pariwisata, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya

diversifikasi pertanian dan pariwisata. Arah pengembangan ini juga disesuaikan

dengan potensi dan prioritas pembangunan pertanian suatu daerah (Deasy

Sandra, 1994).

Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup, pengembangan agrowisata

diarahkan pada azas manfaat dan azas pelestrian, yaitu :

15
Azas Manfaat adalah bahwa dalam pengembangan agrowisata diarahkan

kepada suatu kegiatan yang memberikan tambahan manfaat dan berdampak

positif baik terhadap situasi politik, ekonomi, sosial, budaya maupun terhadap

lingkungan.

Azas Pelestarian adalah dalam pengembangan agrowisata diusahakan

agar dapat meningkatkan pelestarian plasma nutfah sebagai sumber daya utama

bagi kelestarian alam dan lingkungan.

6. Prospek dan Kendala Pengembangan Agrowisata

Dalam Alikodra (1989) prospek pengembangan agrowisata di Indonesia

dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :

a. Potensi obyek agrowisata.

b. Potensi pasar.

c. Kondisi dan perkembangan sarana pendukung.

Dari aspek potensi obyek, Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten

Soppeng memiliki sumber daya pertanian yang melimpah yang sebahagiaan

besar belum mendapatkan perhatian pemerintah daerah. Sedang dari aspek

potensi pasar, peranan agrowisata dalam pariwisata adalah meningkatkan

keaneka-ragaman obyek dan lamanya kunjungan (dari segi suplai) dan

mempengaruhi peningkatan minat berwisata dengan semakin banyak obyek

wisata yang ditawrkan (dari segi permintaan).

16
Perkembangan agrowisata juga ditentukan oleh aspek ketiga yaitu kondisi

sarana dan prasarana pendukung, antara lain transportasi, telekomunikasi,

akomodasi, kemudahan mengunjungi daerah tujuan dan jaminan keamanan.

Kendala yang dihadapi menurut Alkodra (1989), adalah dikembangkannya

potensi secara optimal, koordinasi belum berlangsung dengan baik, kemampuan

manajerial dibidang pariwisata terbatas serta landasan pengelolaannya terbatas.

C. Teori Perancangan Lansekap

Clare A. Gunn dalam Vacationscape, Designing Tourist Region (1972),

mengemukakan beberapa prinsip perancangan lansekap yang berkenaan dengan

pengembangan kawasan wisata :

 Pada mulanya semua dasar perancangan lansekap diterapkan sebagaimana

halnya untuk jenis penggunaan lahan lainnya. Menciptakan kawasan wisata-

rekreasi dengan memanfaatkan pola tradisional sama halnya dengan pendekatan

kontemporer. Kebanyakan dari keputusan desain untuk mensejajarkan antara

yang berkendaraan dan berjalan kaki, perletakan bangunan, pembangunan

secara keseluruhan, harus mempertimbangkan semua persepsi dari pemakai.

Secara sederhana, kawasan wisata-rekreasi harus berfungsi untuk memuaskan

wisatawan dan orang yang berekreasi.

 Pada dasarnya pada semua perancangan lansekap, khususnya untuk kegunaan

ini, merupakan fungsi struktural. Semua struktur harus mampu menahan desakan

kekuatan dari luar dan tekanan terhadapnya. Mereka harus bertahan terhadap

cuaca, tekanan dari penggunaan dan pemakaian umum. Dengan kata lain,

17
seluruh elemen struktur harus mengemban tugas tersebut. Penerapan fungsi ini

lebih dari biasanya dalam perancangan bangunan, juga penting dalam skala

wilayah yang luas, misalnya sebagai pencegah banjir yang sederhana untuk

pembangunan yang permanen.

D. Kepariwisataan di Sulawesi Selatan

1. Pariwisata di Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah pengembangan utama

pariwisata di Indonesia dalam konteksnya sebagai daerah tujuan wisata, potensi

dan peranan pengembangan kepariwisataanya memiliki arti yang penting dalam

kondisi sekarang. Pengembangan kepariwisataan Sulawesi Selatan diharapkan

akan mengembalikan stabilitas ekonomi masyarakat.

Potensi dan daya tarik wisata yang tersebar pada daerah kabupaten di

Sulawesi Selatan merupakan modal utama di samping posisi geografis Sulawesi

Selatan yang strategis sebagai pusat pengembangan kawasan timur Indonesia

yang tentunya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik wisatawan lokal,

wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

2. Kebijakan Pemerintah Bidang Pariwisata

Dalam usaha mengembangkan kepariwisataan, Pemerintah Propinsi

Sulawesi Selatn menggariskan kebijakan program pengembangan wisata berupa

pengwilayahan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sebagai berikut :

18
a) DTW Makassar, meliputi : Makassar, Maros, Pangkep, Gowa, Takalar,

Jeneponto dan Bantaeng.

b) DTW Entalu, meliputi Enrekang, Tana Toraja dan Luwu.

c) DTW Bosowa, meliputi Bone, Soppeng, Wajo.

d) DTW Sinbu, meliputi Sinjai dan Bulukumba.

e) DTW Bapapinsid dengan pusat pengembangan di Pare-Pare.

f) DTW Selayar dengan pusat pengembangan di Benteng.

Agrowisata Sulawesi Selatan telah dikembangkan sejak beberapa waktu

yang lalu. Daerah-daerah kabupaten dalam wilayah Sulawesi Sealatan yang

memiliki potensi dan kemampuan untuk pengembangan agrowisata berinisiatif

mengembangkan agrowisata dengan system kemitraan, tanpa ada bantuan dari

pemerintah propinsi.

Diantaranya kabupaten-kabupaten yang telah mengembangkan kegiatan

agrowisata tersebut diantaranya Kabupaten Gowa dengan perkebunan teh dan

markisa, Kabupaten Enrekang mengembangkan pertanian sayur mayur seperti

kentang, kol, dan lain-lain. Kabupaten Tana Toraja dengan pengembangan

tanaman kopinya dan Kabupaten Soppeng dengan mengembangkan buah-

buahan dan sayur-sayuran sebagai komoditas pertanian dalam rangkaian

kegiatan agrowisatanya.

E. Tinjauan Kawasan Agrowisata di Indonesia

Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam basis data

DIrektorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi yaitu Sumatera

19
Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan

Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih berupa hamparan

suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan besar yang dikelola secara

modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan belum menonjolkan

atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal masyarakat. Diantara objek wisata

agrowisata tersebut seperti berikut :

1. Taman Buah Mekarsari

Taman buah Mekarsari diusulkan oleh Almarhum Ibu Tien Soeharto

sebagai pusat studi dan pengembangan buah-buahan di Indonesia.

Sebagai salah satu penghasil buah-buahan tropik terbesar, Indonesia

memiliki keunikan dalam keanekaragaman buah seperti rasa, bentuk dan warna.

Semua itulah yang membuat Ibu Tien Soeharto sangat menginginkan kita untuk

jauh lebih memahami dan menikmati buah-buahan yang berasal dari bangsa kita

sendiri.

Sampai sekarang ini petani-petani di Indonesia belum memanfaatkan

sepenuhnya keanekaragaman buah-buahan sebagai sumber ekonomi yang

potensial. Di era globalisasi ini, industri buah-buahan di Indonesia harus memacu

diri untuk menjadi yang dominant di dalam negeri dan siap untuk memasuki

persaingan di pasar global.

Taman Buah Mekarsari terletak antara Cileungsi dengan Bogor.

Diresmikan oleh Bapak Soeharto pada tanggal 14 Oktober 1995, pemilikinya

adalah Yayasan Purna Bhakti Pertiwi.

Rincian fasilitas-fasilitas yang ada di Taman Buah Mekarsari adalah :

20
 Kebun buah seluas 88 ha yang terdiri atas 5 blok.

 Area lansekap seluas 20 ha.

 Green house sebanyak 12 unit yang menempati area seluas 2 ha.

 Taman buah dan sawah seluas 10 ha.

 Pusat pembibitan buah dan bunga seluas 5 ha.

 Danau buatan seluas 20 ha.

 Fasilitas bangunan dan jalan seluas 20 ha.

 Daerah pengembangan seluas 99 ha.

Kebun buah sebanyak 5 blok didesain berdasarkan pola daun

lamtoroagung. Dipilihnya pola daun lamtoroagung ini karena jenis pohon ini

memiliki banyak manfaat diantaranya adalah sebagai makanan ternak, penyubur

tanah, tanaman pelindung, menjaga lingkungan hidup dan memenuhi banyak

kebutuhan fisisk dan spiritual.

Keadaan pada tapak memiliki kandungan litosol sehingga kesuburan

tanah sesuai untuk perkebunan. Taman ini memiliki luas 264 ha, memuat ribuan

pohon yang terdiri atas 460 varietas buah dari 137 jenis tanaman. Tanaman

langka yang ada di daerah ini diantaranya mangga kasturo, kedondong

karimunjawa, burahol dan kopi anjing.

Guna menunjang kegiatan operasional di Taman Buah Mekarsari,

terutama penyiraman maka diusahakan sumur bor untuk mendapatkan jumlah air

yang cukup. Sedangkan sistem penyiraman yang digunakan adalah dengan

sistem irigasi tetes, sistem irigasi semprot dan system irigasi sebar tinggi.

21
Skema 1. Aliran Pengunjung dan Penyebaran Kegiatan
Taman Buah Mekar Sari

PINTU MASUK

LOKET

PARKIR PLAZA I KIOS KIOS MAKANAN


BIBIT / BUAH

BANGUNAN
PENERIMA / PENGELOLA

RESTAURANT TERMINAL TEATHER


DEWI SRI

PLAZA II

RUMAH MENARA DANAU RESTAURANT


PLASTIK PEMBIBITAN PANDANG PULAU SATU

PLAZA TAMAN BERMAIN


AIR MANCUR

PURI TIRTO SARI

TAMAN ANGGREK

KEBUN
BUNGA / BUAH

Sumber. Yayasan Purna Bhakti Pertiwi 2004

22
2. Taman Bunga Nusantara

Taman bunga ini terletak di desa Kawung Luwuk, Cipanas Jawa Barat.

Keseluruhan luas taman 35 ha diisi bunga dan berbagai pohon berbunga, 7 ha

untuk minacity dan taman hiburan, 2 ha untuk tanaman pembibitan, 3 ha untuk

tempat pertemuan Saung Aki dan villa Saung Nini di seberang jalan Taman Bunga

Nusantara. Taman Bunga Nusantara berada pada ketinggian 750 m dpl.

Perencanaan taman rekreasi ini dimulai sejak bulan Oktober 1994 dan

pembangunannya di mulai pada bulan Mei 1995. Taman Bunga Nusantara

dilengkapi dengan berbagai jenis koleksi tanaman berbunga yang terkenal dan

unik dari seluruh dunia dengan lebih 500 varietas tanaman berbunga di taman.

Taman Bunga Nusantara benar-benar menjadi tempat dimana bunga-bunga dari

seluruh nusantara tumbuh. Taman ini dikelola oleh Yayasan Bunga Nusantara.

Tujuan utama dari pembangunan ini bagi yayasan adalah menciptakan Taman

Bunga Bunga Nusantara sebagai asset nasional.

Secara detail tujuan/fungsi pengadaan taman ini adalah :

 Sebagai sarana rekreasi bagi keluarga.

 Sebagai kebun percobaan dengan berbagai jenis bunga dan tanaman tertentu

yang berasal dari daerah subtropis dan dari negara-negara beriklim dingin di

Eropa, Amerika dan Australia.

 Sebagai workshop bagi penggemar tanaman baik amatir maupun profesional.

 Sebagai workshop bagi penggemar tanaman baik amatir maupun profesional.

 Sebagai sarana bagi festival-festval, pertunjukan dan pameran-pameran

sepanjang tahun.

23
Fasilitas-fasilitas yang dapat ditemui di Taman Bunga Nusantara antara lain :

perparkiran, pasar/kios cenderamata, pengelola, mushallah, restoran, konvensi,

rekreasi, amphitheatre, pembibitan bunga, taman dalam berbagai gaya dan

koperasi.

24
Skema 2. Aliran Pengunjung dan Penyebaran Kegiatan
Taman Bunga Nusantara

PINTU MASUK

PARKIR LOKET

BANGUNAN
PENERIMA / PENGELOLA

PLAZA I

TOILET MUSHALLLAH TERMINAL PLAZA II TAMAN AIR AREA PIKNIK


WARA - WIRI

RUMAH
KACA KIOS MAKANAN TAMAN AMPHITEATHER

MENARA
DANAU PANDANG

ALAM
IMAJINASI NURSERY RESTAURANT

Sumber. Yayasan Bunga Nusantara 2004

25
3. Taman Bunga FloriBunda

Taman Bunga FloriBunda terletak di Cibodas, Jawa Barat. Obyek

agrowisata tanaman bunga ini terletak pada ketinggian 1200 m dpl, sekitar 110 km

dari Jakarta. Lokasi ini hanya berjarak 1 km dari Kebun Raya dan Padang Golf

Cibodas, 5 km dari danau Biru dan 10 km dari air terjun Cibeureum.

Obyek yang dapat dinikmati antara lain aneka lain aneka jenis tanaman

bunga subtropics, baik bunga potong maupun bunga di dalam pot. Ada jug

ataman bunga yang indah denga aneka ragam tanaman hias dan tanaman air.

Alam yang sejuk dengan pemandangan gunung. Gede Pangrango melengkapi

keindahan alam obyek agrowisata ini.

Fasilitas yang tersedia yaitu : kebun bunga, areal pemancingan, kebun

sayur, kios bunga dan sayuran, serta 2 buah cottage berkapasitas 10 orang.

Kebun bunga ini dikelola oleh PT. FloriBunda Kencana Perdana di Jakarta.

Skema 3. Aliran Pengunjung dan Penyebaran Kegiatan


Taman Bunga Floribunda

PINTU MASUK

BANGUNAN PARKIR
PENERIMA / PENGELOLA KIOS BUNGA / SAYUR

COTTAGE KEBUN BUNGA KEBUN SAYUR PEMBIBITAN

RUMAH KACA

Sumber. PT. Floribunda Kencana Perdana, Jakarta 2004

26

Anda mungkin juga menyukai