Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

HOTEL RESORT DENGAN


PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
DI KAWASAN WISATA KABUPATEN SEMARANG

ULFA FEBRI FIDIANI


(I0216086)

Dosen Pembimbing: Ir. Made Suastika, M. T.

FAKULTAS TEKNIK PRODI


ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2019
HOTEL RESORT
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
DI KAWASAN WISATA KABUPATEN SEMARANG

A. PENDAHULUAN
1. Pengertian
1. 1. Pengertian Hotel Resort
Secara umum, terdapat banyak kajian mengenai pengertian resort. Menurut Dirjen
Pariwisata (1988), resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seorang
di luar tempat tinggalnya dengan tujuan atara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga
serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang
berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan
usaha lainnya.
Menurut Darmadjati (2001) Hotel Resort adalah hotel yang biasanya terletak di luar kota,
di pegunungan, di tepi pantai, di tepi danau atau di daerah tempat berlibur dalam jangka waktu
relatif lama. Fasilitas yang disediakan agak beragam, lebih rileks, informal dan menyenangkan
Sementara menurut Chuck (1988), resort adalah sebuah kawasan yang terencana, tidak
hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.
Dari berbagai sumber di atas, dapat diketahui bahwa resort merupakan hotel yang terletak
dikawasan wisata, yang secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah
raga. Secara umum, hotel resort tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung
yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.

1. 2. Arsitektur Ekologi
Arsitektur adalah suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara
fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya.
Sedangkan ekologi memiliki arti lingkungan (lingkungan yang terpelihara mulai dari Atmosfer,
Biosfer, dan Lithosper). Maka, arsitektur ekologi adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tidak hanya bentuk masa bangunan, material, tata ruang ataupun nilai kearifan lokal
yang ada, namun juga kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita
mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut, bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana
kita merawatnya. Dalam pandangan arsitektur ekologi, gedung dianggap sebagai makhluk atau
organik, berarti bahwa bidang batasan antara bagian luar dan dalam gedung tersebut, yaitu
dinding, lantai, dan atap dapat dimengerti sebagai kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri
dan pakaian sebagai kulit pertama dan ke dua). Dalam pandangan arsitektur ekologi, bangunan
harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas, menguap, menyerap, melindungi, menyekat,
dan mengatur (udara, kelembaban, kepanasan, kebisingan, kecelakaan, dan sebagainya). Oleh
karena itu terdapat faktor-faktor yang sangat penting untuk ekologi, yaitu faktor biotik dan
abiotic Fakto biotik terdiri makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Sementara faktor abiotik terdiri dari suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi.
Arsitektur ekologi juga merupakan sebuah proses pendekatan desain arsitektur yang
menggabungkan alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis desian, strategi
konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk
menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner
dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Perancangan Arsitektur ekologi
meliputi tata letak, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan bangunan. Perwujudan dari desain
ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sering disebut dengan
green building.

1. 3. Kawasan Wisata Kabupaten Semarang


Kawasan yang dipilih yaitu Kabupaten Semarang, tepatnya di Desa Kopeng, Kabupaten
Semarang di ketinggian sekitar 1500-1700 mdpl (meter di atas permukaan laut). Karena berada
di lereng gunung, menyebabkan desa Kopeng memiliki hawa yang sejuk dan dingin. Kopeng
merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Semarang. Ada beberapa objek wisata
yang dapat dikunjungi ketika berada di Kopeng. Objek-objek tersebut antara lain: Taman
Wisata Kopeng, Umbul Songo, Kalipancur, bahkan terdapat beberapa tempat menarik baru
yakni Gardu Pandang Kopeng dan Pohon Harapan di dusun Cuntel. Rute menuju ke Kopeng
sangat mudah karena berada di jalur penghubung antara kota Salatiga dan kota Magelang.
Perjalanan dapat dilalui menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Selain itu,
sejak awal tahun 2010, Desa Kopeng ditetapkan sebagai desa vokasi di wilayah Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Produk yang diunggulkan di desa vokasi Kopeng ini adalah
sayuran organik, pembuatan berbagai kerajinan tangan khas, makanan khas, tanaman hias dll.
Dengan potensi yang terdapat di wilayah tersebut, maka Desa Kopeng merupakan kawasan
wisata yang selalu ramai pengunjung, baik wisatawan domestik, maupun mancanegara.

1. 4. Kesimpulan

Bagan 1. 4. 1. HubunganTiga Aspek


Sumber: Ulfa Febri, 2019.

Dengan berdasarkan data di atas, kawasan Desa Kopeng merupakan kawasan wisata yang
cukup ramai pengunjung. Dengan adanya potensi wisata tersebut, maka bukan tidak mungkin
kawasan tersebut dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik wisatawan domestik maupun
mancanegara. Kawasan wisata yang apik tentu tidak terlepas dari fasilitas yang memadai.
Fasilitas penginapan merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan.
Sayangnya, fasilitas penginapan di kawasan wisata agro tersebut belum variatif. Kebanyakan
dari fasilitas penginapan di kawasan tersebut masih berupa hotel melati. Padahal, fasilitas
penginapan juga merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh para wisatawan dimana target
pengunjung tidak hanya wisatawan domestik. Maka dari itu, diperlukan adanya sebuah rancang
bangun fasilitas penginapan yang memiliki standar sekelas hotel berbintang. Karena lokasi
berada di sebuah kawasan yang notabene adalah sebuah desa, maka hotel yang akan dirancanag
adalah jenis hotel resort. Hotel resort yang akan dirancang tentunya harus memiliki konsep
yang sesuai/kontekstual dengan kawasan. Konsep arsitektur ekologi dinilai mampu menjadi
metode penyelesaian desain proyek ini. Hal ini dikarenakan dengan pendekatan arsitektur
ekologi, maka proyek rancang bangun hotel resort dapat menghasilkan desain yang kontekstual
dan mampu menampilkan kesan alam.

2. Latar Belakang
2. 1. Pariwisata di Jawa tengah
Pariwisata adalah salah satu sektor industri yang semenjak awal telah direncanakan dan
dikembangksn oleh pemerintah Indonesia, dengan tujuan untuk mendatangkan devisa dan
memperkenalkan Indonesia ke kancah mancanegara. Dengan menawarkan berbagai macam
destinasi, sektor wisata di Indonesia meliputi hampir setiap daerah di seluruh nusantara.
Di Provinsi Jawa Tengah sendiri, pilihan destinasi wisata sangat variatif. Objek-objek
wisata tersebut digarap pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota bersama-sama
dengan swasta. Sejak tahun 2017, pengembangan wisata di Jateng harus mengacu pada daerah
prioritas pariwisata provinsi yang terbagi menjadi enam kluster. Yaitu, Nusakambangan-
Baturraden, Borobudur-Dieng, Solo-Sangiran, Tegal-Pekalongan, Semarang- Karimunjawa,
dan Rembang-Blora. Jenis wisata yang ditawarkan beragam, mulai dari wisata dengan objek
alam hingga religi. Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng
Urip Sihabudin mengatakan dari daerah pariwisata prioritas itu kemudian dibuatlah zonasi-
zonasi di kluster tersebut. Berikut merupakan peta destinasi pariwisata Provinsi Jawa tengah.

Gambar 2. 1. 1. Peta Destinasi Pariwisata Jawa Tengah


Sumber: https://www.slideshare.net/hitupnawa/kondisi-destinasi-pariwisata-jawa-tengah-2018

Daya terik wisata di Jawa Tengah pun cukup variatif. Hampir segala aspek pada sektor
wisata dapat ditemukan di Jawa Tengah. Per tahun 2017, jenis wisata si Jawa Tengah mencapai
angka 551 objek wisata dan 229 desa wisata. Berikut merupakan tabel jumlah objek wisata di
Jawa Tengah per tahun 2017.
Tabel 2. 1. 1. Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah (2017)
Sumber: https://www.slideshare.net/hitupnawa/kondisi-destinasi-pariwisata-jawa-tengah-2018

Kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah dari tahun ke tahun pun mengalami peningkatan yang
signifikan. Dari tahun 2011 hingga tahun 2017, data jumlah wisatawan, baik wisatawan lokal
maupun mancanegara terus bertambah banyak. Pada tahun 2017, jumlah wisatawan yang
berkunjung di Jawa Tengah mencapai angka 40 juta wisatawan dengan lima besar
kota/kabupaten yang paling banyak dikunjungi yaitu: Kota Semarang (4.198.584), Surakarta
(3.843.353), Magelang (3.565.856), Kabupaten Semarang (2.699.328), dan Jepara (2.132.073.

Gambar 2. 1. 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Jawa Tengah (2017)


Sumber: https://www.slideshare.net/hitupnawa/kondisi-destinasi-pariwisata-jawa-tengah-2018

2. 2. Pariwisata di Kabupaten Semarang


Sejak tahun 2011, jumlah wisatawan di Kabupaten Semarang terus mengalami
peningkatan. Hingga pada tahun 2107, Kabupaten Semarang termasuk dalam lima besar
kota/kabupaten yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Jawa Tengah yaitu mencapai
angka 2.699.328 (2017). Angka tersebut dapat dicapai bukan tidak mungkin karena objek
wisata di Kabupaten Semarang cukup variatif yang meliputi: wisata alam, wisata budaya, dan
wisata buatan.

Gambar 2. 1. 3. Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Semarang (2017)


Sumber: https://www.slideshare.net/hitupnawa/kondisi-destinasi-pariwisata-jawa-tengah-2018

Salah satu daerah wisata yang cukup terkenal adalah Desa Kopeng yang terletak di
Kecamatan Getasan. Desa ini berada di ketinggian sekitar 1500-1700 mdpl yang diapit oleh
gunung Telomoyo, Andong dan Merbabu. Desa Kopeng menyajikan panorama yang memikat
dalam nuansa alam pedesaan dipadu dengan keindahan hamparan tanaman bunga dan sayuran
yang menambah suasana asri. Dengan potensi lokasi yang mendukung, tidak heran bahwa Desa
Kopeng banyak memiliki alternative objek wisata yang dapat dijadikan pilihan berlibur bagi
wisatawan. Objek wisata tersebut antara lain: Taman Wisata Kopeng, Umbul Songo, Base
camp pendakian ke Gunung Merbabu serta wahana Kopeng Tree Top Adventure Park. Selain
menawarkan banyak pilihan wisata potensi yang dimiliki oleh Desa Kopeng yaitu sejak awal
tahun 2010, Desa Kopeng dikuatkan sebagai desa vokasi. Sebagai desa vokasi, produk yang
diunggulkan yaitu sayuran organik, pembuatan beragam kerajinan tangan khas, makanan khas,
tanaman hias dan lain-lain.
2. 3. Fasilitas Penginapan di Kopeng
Sebagai kawasan wisata yang ramai akan wisatawan (baik wisatawan domestic maupun
wisatawan mancanegara), maka hal yang harus diperhatikan adalah fasilitas/infrastruktur yang
mendukung sektor wisata tersebut, diantaranya adalah infrasruktur transportasi, infrastruktur
informasi, maupun fasilitas penginapan.
Infrastruktur transportasi dan informasi di Desa Kopeng dapat dikategorikan memadai
karena jalur jalan dan jaringan yang mudah untuk diakses. Untuk fasilitas penginapan, di
daerah Kopeng sendiri masih terpaku pada hotel melati yang dapat ditemui disepanjang tepi
jalur utama. Sementara untuk penginapan sekelas hotel yang biasa dijumpai di area wisata
perkotaan belum dapat ditemukan dalam kawasan ini. Mengingat wisatawan yang berkunjung
juga berasal dari mancanegara, seharusnya fasilitas penginapan di Desa Kopeng lebih variatif,
tidak hanya terbatas pada hotel melati saja. Tidak hanya di Desa Kopeng, fasilitas penginapan
berupa hotel memang relatif jarang ditemui di Kabupaten Semarang. Menurut data Dinas
Pariwisata Kabupaten Semarang pada tahun 2016, fasilitas penginapan berupa hotel hanya
berjumlah 9 saja, dari total fasilitas penginapan berjumlah 233 penginapan (didominasi oleh
hotel melati) dengan total kamar sebanyak 4.578 buah. Sementara jumlah wisatawan yang
berkunjung mencapai angka 2,6 juta wisatawan per tahun.
Gambar 2. 1. 4. Data Jumlah Penginapan di Kabupaten Semarang (2016)
Sumber: https://www.slideshare.net/hitupnawa/kondisi-destinasi-pariwisata-jawa-tengah-2018

Untuk menunjang sektor wisata di bidang fasilitas penginapan, maka dibutuhkan


perancangan sebuah hotel. Sesuai dengan kondisi alam dan potensi kawasan, maka jenis hotel
yang sesuai adalah hotel resort.
2. 4. Penerapan Konsep Arsitektur Ekologi pada Hotel Resort
Sebuah rancangan harus tetap memperhatikan komposisi alami dari lingkungan sekitarnya,
bukan malah merusaknya. Tidak memperhatikan kondisi sekitarnya, membangun bangunan
yang terlalu monumental, mengeksploitasi alam secara berlebihan serta membangun bangunan
yang tidak ramah lingkungan merupakan beberapa contoh rancangan yang tidak baik dan
sangat mengacaukan komposisi alam. Oleh karena itu, pendekatan yang dipilih dalam
perancangan proyek ini ialah pendekatan arsitektur ekologi yang akan diterapkan pada
bangunan resort hotel agar dapat meminimalisir kerusakan alam. Selain untuk meminimalisir
kerusakan alam, penerapan arsitektur ekologi merupakan suatu bentuk pembangunan
berwawasan lingkungan, di mana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Hal ini
sangat layak diaplikasikan pada perancangan hotel resort di kawasan kopeng yang memiliki
potensi bentang alam yang mendukung.
Ada berbagai cara yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perncangan arsitektur,
tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama , antara lain : Yeang (2006), me-
definisikannya sebagai: Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of the
locality, and low energy design. Yeang, menekankan pada : integrasi kondisi ekologi setempat,
iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep design dan sistem yang
tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara
pasif dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, fasad, orientasi bangunan, vegetasi,
ventilasi alami, warna. Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah, melalui 3
tingkatan; yaitu yang pertama integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi
keadaan tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistem-
sistem dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah
cair, sistim pembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya.
Yang ketiga adalah, integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber
daya alam yang berkelanjutan.
3. Permasalahan
a. Bagaimana perancangan hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi di kawasan
wisata Kabupaten Semarang yang sesuai dengan standar hotel dan dapat memenuhi
kebutuhan pengguna?
4. Persoalan
a. Bagaimana perancangan peruangan bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur
ekologi di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang dapat memenuhi kebutuhan
pengguna?
b. Bagaimana perancangan tapak bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi
di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang kontekstual?
c. Bagaimana perancangan massa dan fasad bangunan hotel resort dengan pendekatan
arsitektur ekologi di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang menarik wisatawan dan
kontekstual?
d. Bagaimana perancangan struktur dan konstruksi pada bangunan hotel resort dengan
pendekatan arsitektur ekologi di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang sesuai dengan
massa bangunan?
e. Bagaimana perancangan utilitas pada bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur
ekologi di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang dapat menunjang kebutuhan
bangunan dan pengguna?
5. Tujuan
a. Merancang hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi di kawasan wisata Kabupaten
Semarang yang sesuai dengan standar hotel dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
6. Sasaran
a. Merancang peruangan bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi di
kawasan wisata Kabupaten Semarang yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
b. Merancang tapak bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi di kawasan
wisata Kabupaten Semarang yang kontekstual.
c. Merancang massa dan fasad bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi
di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang menarik wisatawan dan kontekstual.
d. Merancang struktur dan konstruksi pada bangunan hotel resort dengan pendekatan
arsitektur ekologi di kawasan wisata Kabupaten Semarang yang sesuai dengan massa
bangunan.
e. Merancang utilitas pada bangunan hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi di
kawasan wisata Kabupaten Semarang yang dapat menunjang kebutuhan bangunan dan
pengguna.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teori
1. 1. Hotel Resort
1. 1. 1. Karakteristik Hotel Resort
Menurut Kurniasih (2009) terdapat 4 (empat) karakteristik hotel resort dapat
dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu:
a. Berdasarkan Lokasi
Sebuah resort hotel biasanya berada di area yang berkaitan dengan objek wisata, oleh
karena itu sebuah resort hotel biasanya berada di daerah perbukitan, pegunungan,
lembah, palung kecil dan juga pinggir pantai. Lokasi resort ini biasanya juga jauh dari
keramaian dan kebisingan kota serta memiliki pemandangan alam yang indah.
b. Berdasarkan Fasilitas
Fasilitas yang disediakan pada hotel resort seyogyanya mampu memotivasi
pengunjung untuk bersenang-senang dan relaksasi baik di dalam maupun luar ruangan
(indoor dan outdoor). Fasilitas outdoor misalanya seperti kolam renang, tempat
bertenda, lapangan basket, lapangan tenis, penataan lanskap dan semacamnya.
c. Berdasarkan Sasaran Pasar
Pada Hotel Resort, sasaran yang hendak dicapai adalah pengunjung yang ingin
berwisata, berlibur, bersantai serta menikmati keindahan pemandangan alam yang
indah.
d. Berdasarkan Atmosfir dan Arsitektur
Tamu yang berkunjung pada hotel resort kebanyakan adalah mereka yang cenderung
mencari akomodasi bernuansa khusus dan memiliki keunikan, baik dari segi suasana
maupun bentuk arsitekturnya. Hal tersebut bertujuan agar tamu mendapatkan
kenyamanan dan pengalaman baru dari liburan atau kunjugannya ke resort tersebut.
Oleh karena itu, Hotel Resort akan lebih diminati ketika tersedia ruang sebagai area
privasi dan juga penataan lanskap yang yang unik dan memiliki nilai seni.

1. 1. 2. Prinsip Desain Hotel Resort


Dalam merancang sebuah resort hotel, seorang arsitek harus mengetahui dan
memahami terlebih dahulu prinsip-prinsip apa yang akan digunakan dalam rancangannya.
Kurniasih (2006) mengatakan bahwa penekanan perencanaan hotel resort dengan tujuan
pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga dapat diciptakan harmonisasi yang selaras. Selain itu, hotel resort juga
perlu dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti sarana rekreasi pantai untuk menarik
perhatian wisatawan. Setiap lokasi yang akan dijadikan tapak memiliki karakter yang
berbeda-beda sehingga diperlukan pemecahan khusus yang berbeda antara yang satu
dengan yang lain. Berikut adalah prinsip-prinsip desain yang harus diperhatikan dalam
merancang hotel resort:
a. Kebutuhan dan Persyaratan Individu dalam Melakukan Kegiatan Wisata
Meliputi suasana yang tenang untuk beristirahat, fasilitas olahraga dan hiburan, kesan
kesendirian dan privasi namun tetap berinteraksi dengan orang lain sehingga
menimbulkan rasa nyaman seperti di rumah sendiri.
b. Pengalaman Unik bagi Wisatawan
Memberikan rasa tenang pada tamu, relaksasi, dekat dengan alam, memiliki skala yang
manusiawi, dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olahraga dan rekreasi,
keakraban dengan orang baru, pengetahuan tentang budaya dan pandangan hidup yang
baru.
c. Menciptakan Suatu Citra Wisata yang Menarik
Dapat dicapai melalui menyesuaikan fisik bangunan dengan lingkungan sekitar,
memanfaatkan potensi alam setempat serta mengolah fasilitas yang sesuai iklim dan
tapak setempat. Jadi, sebuah resort hotel yang berada di area wisata harus menerapkan
tiga prisip di atas serta memiliki fasilitas penunjang untuk menunjang aktivitas tamu
hotel yang berkaitan dengan objek wisata di sekitar area resort. Selian itu, suatu resort
hotel juga harus memiliki keunikan dan ciri khas sebagai identitas yang membedakan
dengan resort hotel yang lain.

1. 2. Pendekatan Arsitektur Ekologi


1. 2. 1. Pendapat Para Ahli
Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Emst Haeckel, ahli dari ilmu hewan pada
tahun 1869 sebagai ilmu interaksi dari segala jenis makhluk hidup dan lingkungan. Arti kata
ekologi dalam bahasa yunani yaitu “oikos” adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggal
dan “logos” bersifat ilmu atau ilmiah. Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (Frick,
1998).
Menurut Metallinou (2006), pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur lebih
menekankan pada suatu kesadaran dan keberanian sikap untuk memutuskan dan menerapkan
konsep rancangan bangunan yang menghargai pentingnya keberlangsungan ekositim di alam.
Pendekatan dan konsep rancangan arsitektur ekologi diharapkan mampu melindungi alam dan
ekosistem didalamnya dari kerusakan yang lebih parah serta dapat menciptakan kenyamanan
bagi penghuninya secara fisik, sosial dan ekonomi. Dari penjabaran menurut para ahli terkait
definisi arsitektur ekologi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian arsitektur ekologi ialah
suatu pembangunan yang yang berwawasan lingkungan serta memanfaatkan potensi alam
setempat dengan semaksimal mungkin.
Dari penjabaran menurut para ahli terkait definisi arsitektur ekologi di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian arsitektur ekologi ialah suatu pembangunan yang yang
berwawasan lingkungan serta memanfaatkan potensi alam setempat dengan semaksimal
mungkin.
1. 2. 2. Unsur Pokok dalam Arsitektur Ekologi
Terdapat beberapa unsur alam seperti udara, air, api, tanah (bumi) yang berkaitan erat
dengan kelangsungan makhluk hidup di bumi. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pelestarian
alam agar keseimbangan unsur-unsur alam tersebut tetap terjaga dan tidak mengalami
gangguan, karena jika terganggu akan berakibat fatal bagi keseimbangan ekologi. Adapun
unsur-unsur pokok arsitektur ekologi dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. 2. 2. 1. Unsur Ekologi Arsitektur
Sumber: http://etheses.uin-malang.ac.id/13739/1/14660075.pdf

Dalam hal ini penerapan arsitektur ekologi dalam perancangan Hotel Resort dapat ditinjau
dari:
a. Konservasi air dengan cara mengolah air menggunakan pengolahan khusus sehingga
air kotor bisa diolah dan digunakan kembali. Kualitas air limbah tidak memadai untuk
langsung dibuang ke lingkungan, oleh karena itu harus dikumpulkan dan dialirkan ke
instalasi pengolahan air limbah. Air yang telah diolah tersebut dapat digunakan untuk
menyirami tanaman, air mancur, dll.
b. Konservasi energi dengan penggunaan energi mandiri, yaitu energi yang terbarukan
baik energi air, biogas, surya, angin dan energi alternatif nonfosil.
c. Konservasi tanah dengan melakukan penghijauan pada kawasan resort, sehingga tanah
tetap subur, tidak terkena erosi maupun tanah longsor, serta mampu mengikat air di
dalam tanah.
d. Pengolahan limbah/sampah. Sampah dibagi menjadi 2 kategori, yakni sampah organik
yang bisa di diolah menjadi kompos sehingga dapat digunakan untuk pupuk atau
biogas, serta sampah anorganik yang dapat didaur ulang menjadi suatu produk yang
memiliki nilai ekonomis.
Dari uraian di atas, maka keempat unsur pokok dalam arsitektur ekologi (udara, air,
api, bumi) tersebut perlu dijaga kelestariannya. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
upaya-upaya untuk meminimalisir penggunaan energi atau material alam yang tidak
terbarukan serta dengan melakukan poin a,b,c dan d.
2. Preseden
2. 1. Ayodya Resort Nusa Dua Bali
Hilton International Hotel (Ayodya Resort) yang berada di daerah Nusa Dua, sebelah
selatan Pulau Bali, berdiri pada bukit peninsula dan merupakan kawasan Bali yang paling
berkembang oleh turis. Daratan yang indah, pasir putih, dan pemandangan Gunung Agung,
serta koral dari Samudra Indonesia, menjadi keunggulan tersendiri dari kawasan Nusa Dua.
Bali Hilton International Hotel memiliki luas sebesar 11,5 hektar, dan tepat berseberangan
dengan Bali golf and country club. Tepatnya di jalan Pantai Mengiat, PO. Box 46, Nusa Dua
(80363), Bali. Bali Hilton International Hotel berjarak 12 km dari bandara Ngurah Rai
International Airport yang dapat ditempuh dengan 15 menit dengan menggunakan mobil. Dan
berjarak 30 km dari pusat kota, atau 35 menit menggunakan mobil.
Konsep Ayodya Resort Bali adalah menyediakan pengalaman bagi para tamu untuk
menjalani kehidupan layaknya orang Bali yang tidak pernah ditemukan di negara asalnya.
Konsep ini diwujudkan dengan memberikan atrakasi seni dan budaya Bali yang sangat beragam
itu melalui semua pelayanan kepada para tamu yang bertema Bali, serta semua bentuk fasilitas
hotel yang meliputi lobi berukuran besar dan luas dengan ciri khas arsitektur Bali yang bertema
cerita Ramayana, kolam renang yang berukuran besar, beberapa ruangan pertemuan berukuran
besar, lapangan tennis indoor, pusat kebugaran dan spa, saran olah raga air dan berbagai faslitas
lainya.

Gambar 2. 1. 1.. Lobi Ayodya Resort


Sumber: http://ayodya.babonmultimedia.com

Ayodya Resort memiliki 600 kamar untuk disewakan kepada tamu, yang terdiri dari
beberapa tipe yaitu:
a. Deluxe Room: Kamar seluas 48 meter persegi yang merupakan kamar standar dari
Ayodya Resort Bali dengan pilihan garden view atau ocean view.
b. Grande Room: Kamar seluas 56 meter persegi.
c. Ayodya Honey moon: Kamar seluas 56 atau 79 meter persegi dengan four poster bed,
dua buah day bed.
d. Ayodya Suite: Ayodya suite memiliki beberapa tipe kamar dengan fasilitas yang
berbeda- beda, antara lain: Mandavi Suite, Bharata Suite, Rama Shinta Suite, Kausalya
Suite, dan Dasaratha Suite
e. Ayodya Palace Room: Kamar seluas 56 meter persegi dengan fasilitas mewah dengan
pilihan garden view atau ocean view. Ayodya Palace, merupakan produk baru yang
telah direncanakan dalam dua tahun sebelum proses re-branding dilakukan. Ayodya
Palace merupakan produk modern yang ditujukan bagi para honey mooners, serta para
eksekutif maupun pejabat pemerintahan yang mengutamakan dan peduli pada nilai
eksklusifitas.
Tamu diijinkan untuk bersantai di Ayodya Palace Lounge dengan berbagai fasilitas
yaitu: Kolam renang khusus tamu Ayodya Palace, Ayodya Spa khusus tamu Ayodya
Palace, Shuttle Service dari lobi Ayodya Palace menuju lobi utama dan sebaliknya,
Mendapat pelayanan Ayodya Palace Butler, Setiap kamar di Ayodya Resort Bali
memiliki fasilitas yang berbedabeda menurut tipe kamar masing masing. Ada beberapa
fasilitas yang terdapat di semua kamar, yaitu: kamar mandi dengan bathtub dan
shower, mini bar, dan beranda.
Gambar 2. 1. 2.. Salah Satu Kamar Ayodya Resort
Sumber: http://ayodya.babonmultimedia.com

Adapun fasilitas hotel lainya antara lain:


a. Guest Service Facilities: In-house guest clinic, House Doctor on Call, Dentist on call,
Disable rooms, Wheelchairs, Concierge, Packing Service, Non-smoking rooms,
Limousine and Car Rental, Mail & Postages Facilities, Shopping arcades, Luggage
Store Room, Safety Deposit Box, Pillow (non-allergic), dan 24 hour Room Service.
b. Business Centre: Memiliki fasilitas lengkap antara lain faksimili, printer, jasa
sekretaris, fotokopi, komputer. Dan yang terakhir adalah penambahan yang dilakukan
pasca rebranding yaitu adanya fasilitas intepreter, untuk masalah komunikasi dan
bahasa asing.
c. Meetings and Function Room: Mempunyai total 13 ruangan baik untuk rapat maupun
function. Yang membedakan adalah kapasitas tamu yang dapat ditampung. Total
keseluruhan tamu yang dapat ditampung adalah sebesar 2500 orang.
d. House keeping and Laundry: Berbagai layanan diberikan seperti regular laundry, dry
cleaning, express laundry, dan pressing.
e. Recreation Facilities : Meliputi kegiatan olah raga dan leisure bagi tamu antara lain:
Outdoor Swimming Pool, Indoor tennis court, Squash court, 18-hole golf course,
adjacent to hotel, fitness center: gym, aerobics, sauna, dan whirl pool, The Spa dengan
paket-paket massage, body treatment, Jogging track dan 300 meter of beachfront,
Waters ports seperti: surfing, snorkeling, wind surfing, water skiing, diving, dan Mini
golf
f. Guest Shop: Menyediakan berbagai kebutuhan para tamu, seperti Hilton souvenir shop
& drugstore, arts & handicraft shops, travel agencies, hairdresser & beauty salon,
apparel and boutiques, shopping arcade, spa shop.
g. Food and Bevarage Facilities: Meliputi berbagai macam restoran yang menawarkan
aneka ragam hidangan nasional maupun internasional
Gambar 2. 1. 3.. Salah Satu Fasilitas Ayodya Resort: Rama Lounge and Terrace
Sumber: http://ayodya.babonmultimedia.com/dining/lounge/rama-lounge-and-terrace/

C. METODOLOGI

1. Metode Perencanaan
Metode umum yang digunakan dalam kajian perancangan resort di kawasan wisata
Kabupaten Semarang ini adalah metode deskriptif dan analitik berdasarkan teori dan
komparasi. Hasil dari analisis teori dan studi komparasi bangunan serupa dikombinasikan
untuk mendapatkan parameter yang digunakan dalam perancangan.
Studi ini bertujuan untuk merancang resort yang ekologis. Proses kajian dalam studi
perancangan resort di kawasan wisata Kabupaten Semarang ini diawali dengan identifikasi
masalah, selanjutnya digunakan untuk menentukan variabel yang sesuai dengan perancangan
dan tapak. Kemudian memulai dengan pengumpulan data. Dari data-data yang sudah
terkumpul diklarifikasikan menurut jenis-jenis yang diperlukan. Data hasil klarifikasi
selanjutnya dianalisis, yang akan menghasilkan kesimpulan berupa parameter desain.

1. 1. Penentuan Variabel Data


Data yang dikumpulkan diklasifikasikan menjadi data primer dan sekunder.

1. 2. Analisis Data
Setelah mengklasifikasikan data kemudian dilakukan analisis yang meliputi analisis kawasan,
analisis fungsi, analisis tapak, analisis bangunan dan analisis berdasarkan parameter. Hasil
analisis data yang sudah didapat selanjutnya digunakan untuk perancangan melalui pendekatan
ekologi.

1. 3. Sintesis
Sintesis merupakan kesimpulan dari analisis dengan mengambil suatu konsep untuk
ditransformasikan ke tahap perancangan. Konsep ini meliputi konsep dasar rancangan,
konsep tapak, konsep ruang, konsep bentuk dan tampilan, konsep struktur, dan utilitas
hotel. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan hotel resort di kawasan wisata
Kabupaten Semarang adalah pendekatan ekologi.

2. Metode Perancangan
Perancangan hotel resort bermula dari pemikiran tentang kebutuhan akan fasilitas
penginapan yang memiliki standar lebih tinggi dari fasilitas penginapan yang ada di Desa
Wisata Kopeng, dengan tetap mempertimbangkan konsep pembangunan yang memperhatikan
prinsip-prinsip keberlanjutan dalam memelihara kelestarian lingkungan. Strategi desain yang
akan terapkan pada hotel resort ini berpedoman pada unsur pokok arsitektur ekologi antara lain
udara, air, api (energi), dan tanah (bumi), serta beberapa aspek penerapan prinsip arsitektur
ekologi, antara lain: penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat (ramah lingkungan),
hemat energi, memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air), dan menggunakan teknologi
sederhana.

3. Skema Metode Perencanaan dan Perancangan

Gambar 3. 1. Skema Metode Perencanaan dan Perancangan


Sumber: Ulfa Febri, 2019
4. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Lokasi site berada di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Jawa Tengah. Berikut merupakan
penjabaran lokasi hotel resort dengan pendekatan arsitektur ekologi di Kabupaten Semarang.
4. 1. Peta Wilayah

Gambar 4. 1. 1. Peta Lokasi Kabupaten Semarang


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_kabupaten_semarang.png

4. 2. Kondisi Geografi
Batas administrasi Kabupaten Semarang adalah sebelah Utara berbatasan dengan
Kota Semarang, dan Kabupaten Demak. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang, Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal. Ditengah-tengah wilayah ini terdapat
Kota Salatiga. Rata-rata ketinggian tempat di Kabupaten Semarang 607 meter di atas
permukaan laut. Daerah terendah di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran. Daerah
tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan.

4. 3. Luas Wilayah
Luas Kabupaten Semarang secara keseluruhan sebesar 950,2067 km2 atau sekitar
2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, secara administratif terdiri 19 wilayah Kecamatan,
208 Desa, dan 27 Kelurahan. Kabupaten Semarang diuntungkan secara geografis
mengingat posisinya yang strategis terletak diantara jalur penghubung segitiga pusat
perkembangan wilayah Jogjakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar). Posisi strategis
tersebut merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah.
Tabel 4. 3. 1. Data Luas Wilayah Getasan, Kab. Semarang
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Semarang
4. 4. Kondisi Topografi
Ungaran, ibu kota kabupaten ini, tepat berbatasan dengan Kota Semarang. Bagian
timur wilayah kabupaten ini merupakan dataran tinggi dan perbukitan. Sungai besar yang
mengalir adalah Sungai Tuntang. Di bagian barat wilayahnya berupa pegunungan, dengan
puncaknya Gunung Ungaran (2.050 meter) di perbatasan dengan Kabupaten Kendal, serta
Gunung Merbabu (3.141 meter) di barat daya. Kabupaten Semarang dilintasi jalan negara
yang menghubungkan Yogyakarta dan Surakarta dengan Kota Semarang atau lebih
dikenal dengan "JOGLO SEMAR". Angkutan umum antarkota dilayani dengan bus,
yakni di terminal bus Sisemut (Ungaran), Bawen, dan Ambarawa. Beberapa rute
angkutan regional adalah: Semarang-Solo, Semarang-Yogyakarta, dan Semarang-
Purwokerto, sedang rute angkutan lokal adalah Semarang-Ambarawa dan Semarang-
Salatiga, Salatiga - Ambarawa. Bawen merupakan kota persimpangan jalur menuju Solo d
an menuju Yogyakarta atau Purwokerto. Jalur kereta api Semarang-Yogyakarta merupakan
salah satu yang tertua di Indonesia, namun saat ini tidak lagi dioperasikan, sejak
meletusnya Gunung Merapi yang merusakkan sebagian jalur tersebut. Jalur lain yang kini
juga tidak beroperasi adalah Ambarawa-Tuntang-Kedungjati. Di Ambarawa terdapat
Museum Kereta Api. Kereta api uap dengan rel bergerigi kini dugunakan sebagai jalur
wisata dengan rute Ambarawa-Bedono, di samping itu telah dikembangkan kereta wisata
Ambarawa-Tuntang PP dengan menyusuri tepian Rawapening. Kota Salatiga terletak di
tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang, berada di jalur utama Semarang-Solo.
4. 5. Penggunaan Lahan dan Iklim
Dari luas wilayah Kabupaten Semarang sebesar 95.020,67 Ha yang digunakan
sebagai areal persawahan hanya sebesar 25,69% atau 24.411,46 Ha dan sisanya 74,3% atau
70.609,21 Ha merupakan areal bukan persawahan. Luas lahan sawah tersebut terbagi
menjadi sawah irigasi teknis seluas 5.475,91 Ha, sawah irigasi setengah teknis 4.027,45
Ha, sawah irigasi sederhana 7.717,24 Ha, sawah irigasi desa 526,54 Ha dan sawah tadah
hujan 6.664,33 Ha. Sementara lahan areal bukan sawah meliputi pekarangan dan bangunan
19.851,32 Ha, tegalan dan kebun 25.442,59 Ha, tambak/kolam 40,00 Ha, rawa 2.623,00
Ha, perkebunan 5.068,13 Ha, hutan negara dan hutan rakyat 14.640,37 Ha serta lain-lain
lahan kering 2.943,81 Ha.
Wilayah Kabupaten Semarang memiliki iklim tropis dengan curah hujan
rata-rata 2.383 mm/tahun, suhu udara berkisar antara 18-32 derajat C, kecepatan angin
0,37-0,71 knot, dan kelembaban udara 38,5-98%
4. 6. Peraturan Bangunan di Kabupaten Semarang

Gambar 3. 6. 1. Peta Rencana Pola Ruang, Kec. Semarang


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Getasan,_Semarang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kabupaten Semarang no 6 tahun 2011 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Semarang tahun 2011-2031 dinyatakan bahwa
ketinggian maksimal lantai yang diperbolehkan yaitu 7-8 lantai.
4. 7. Lokasi
Lokasi site yang akan dirancang adalah di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang, yang terletak di antara Kota Salatiga dan Kota Magelang. Getasan
berbatasan langsung dengan Kecamatan Ngablak Kab Magelang disebelah barat, Kec.
Banyubiru di sebelah utara, Kec tengaran disebelah selatan, dan dengan Kota Salatiga di
sebelah timur.

Gambar 4. 7. 1. Peta Lokasi Getasan, Kab. Semarang


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Getasan,_Semarang

Anda mungkin juga menyukai