Anda di halaman 1dari 10

PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN PADA KAWASAN EKOWISATA KARANGSONG, KABUPATEN

INDRAMAYU
Virda Arifah Rahmatika, Wawargita Permata Wijayanti, Fadly Usman
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: virda.arifahrahmatika@gmail.com

ABSTRAK

Ekowisata Mangrove Karangsong merupakan konservasi hutan mangrove yang juga dimanfaatkan sebagai objek
wisata di Kabupaten Indramayu. Pengembangan ekowisata mampu memberikan manfaat ekonomi kepada
masyarakat, salah satunya meningkatkan pemasukan masyarakat yang selaras dengan jumlah kunjungan
wisatawan yang mencapai 8000-1000 orang. Akan tetapi, jumlah pengunjung tersebut telah melebihi kapasitas
daya dukung kawasan yang hanya 643 orang per hari. Disamping itu, permasalahan lingkungan yang kompleks
terjadi pada kawasan ekowisata seperti volume sampah yang meningkat, kurangnya kesadaran masyarakat
terkait kelestarian mangrove, dan ancaman dari mata pencaharian masyarakat, bertentangan dengan konsep
pembangunan ekowisata berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi
aspek lingkungan pada Ekowisata Mangrove Karangsong, sebagai bagian dari konsep ekowisata berkelanjutan.
Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan 13 variabel, yang akan dinilai oleh responden. Teknik analisa
yang dilakukan adalah statistik deskriptif dan teknik skoring. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi nilai yang
dimiliki setiap variabel berdasarkan penilaian aspek lingkungan yang telah dilakukan berkisar antara 2,55-4,82,
dengan median 3,91. Terdapat empat variabel dengan nilai dibawah median yaitu, pencemaran pada area yang
dilindungi (2,55), ancaman mata pencaharian masyarakat (2,73), gangguan terhadap upaya konservasi (3,45),
dan kapasitas wisata yang overloading (3,64). Dengan dua variabel memiliki nilai tertinggi adalah
kehancuran/kerusakan sekitar lingkungan pantai (pesisir) (4,82), eksploitasi sumber daya alam (4,45), dan
tekanan pembangunan terhadap sumber daya (4,45). Hal ini menunjukan bahwa kegiatan pariwisata pada
kawasan ekowisata memberikan tekanan yang besar terhadap aspek lingkungan.

Kata Kunci: Ekowisata; Keberlanjutan; Lingkungan; Mangrove.

ABSTRACT

Karangsong Mangrove Ecotourism is a mangrove forest conservation which is also used as a tourist attraction in
Indramayu Regency. The development of ecotourism is able to provide economic benefits to the community, one
of which is increasing community income which is in line with the number of tourist visits that reach 8000-1000
people. However, the number of visitors has exceeded the carrying capacity of the area which is only 643 people
per day. In addition, the occurrence of complex environmental problems in ecotourism areas such as the
increasing volume of waste, lack of public awareness regarding mangrove conservation, and threats from
community livelihoods, contradict the concept of sustainable ecotourism development. Therefore, this study aims
to identify the condition of environmental aspects in Karangsong Mangrove Ecotourism, as part of the concept of
sustainable ecotourism. This research was conducted by considering 13 variables, which will be assessed by the
respondents. The analysis technique used is descriptive statistics and scoring techniques. The results showed that
the variation in the value of each variable based on the environmental aspect assessment that had been carried
out ranged from 2.55-4.82, with a median of 3.91. There are four variables with values below the median, namely,
pollution in protected areas (2.55), threats to community livelihoods (2.73), disturbances to conservation efforts
(3.45), and overloading tourism capacity (3.64). With two variables having the highest values, namely the
destruction/damage around the coastal (coastal) environment (4.82), exploitation of natural resources (4.45),
and development pressure on resources (4.45). This shows that tourism activities in ecotourism areas place great
pressure on environmental aspects.

Keywords: Ecotourism; Environment; Mangrove; Sustainable.

(Utomo & Prasetyo, 2019). Ekowisata menurut


PENDAHULUAN The International Ecotourism Society (2015)
Ekowisata merupakan salah satu bentuk memiliki arti sebagai sebuah perjalanan yang
konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan bertanggung jawab dengan cara melestarikan

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022 101
PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN PADA KAWASAN EKOWISATA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

lingkungan, menopang kesejahteraan mengeluarkan Keputusan Bupati


masyarakat lokal, dan melibatkan interpretasi No.523.05/Kep.152-ADiskanla/2014 untuk
dan pendidikan. Ekowisata merupakan bentuk menetapkan Kawasan Pusat Mangrove Desa
pariwisata berkelanjutan yang efektif dalam Karangsong sebagai Pusat Restorasi dan
penanggulangan permasalahan lingkungan pada Pembelajaran Mangrove di Kabupaten
ekosistem pesisir. Penerapan konsep ekowsiata Indramayu. Selain itu, konservasi mangrove
mutlak memperhatikan kelestarian dan diarahkan menjadi Pengembangan Kawasan
pemeliharaan lingkungan, bukan sebaliknya Pariwisata Khusus dalam Rencana Induk
merusak keaslian lingkungan sehingga Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
mengganggu keseimbangan alam (Fau & Akliyah, Indramayu (Ripparkab Indramayu) Tahun 2018 –
2013). 2025.
Pada penerapannya ekowisata memiliki Ekowisata Mangrove Karangsong resmi
tantangan utama yaitu menciptakan bisnis yang dibuka pada tahun 2015. Kehadiran konservasi
berkembang untuk mata pencaharian mangrove tidak hanya memberikan manfaat bagi
masyarakat dengan tetap melindungi budaya dan lingkungan, namun juga memberikan manfaat
lingkungan sekitar (Simpson, 2009). Kualitas ekonomis bagi masyarakat sekitar setelah
lingkungan sangat penting bagi wisata, namun dimanfaatkan sebagai objek wisata (Oni, et al.,
memiliki keterkaitan yang rumit antara 2019). Berdasarkan Laporan Data Pengunjung
pariwisata dan lingkungan. Pengembangan Ekowisata Mangrove Karangsong Tahun 2021
ekowisata memberikan dampak negatif bagi pada tahun 2019 sebanyak 67.127 wisatawan
lingkungan, seperti pemanfaatan sumber daya mengunjungi objek wisata. Hal ini menunjukan
lokal yang tersedia. Permasalahan terkait energi bahwa tinggi nya minat wisatawan untuk
yang terpakai, sanitasi, polusi suara dan udara, berkunjung ke kawasan Ekowisata Mangrove
tekanan terhadap flora dan fauna, dapat Karangsong. Tingginya tingkat kunjungan, tanpa
mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan adanya perbaikan pengelolaan ekowisata di
(Susilawati, 2008). Dampak negatif yang kawasan Ekowisata Mangrove Karangsong
diberikan dapat merusak sumber daya lingkungan diterapkan dengan baik maka, pengembangan
konservasi, sehingga perlu dilakukannya usaha ekowisata berpotensi merusak lingkungan secara
untuk meminimalisir risiko dan dampak yang fisik, ekonomi, sosial budaya dan kualitas
dihasilkan. Evaluasi terhadap perkembangan lingkungan mangrove (Siswantoro, et al., 2012).
kegiatan ekowisata perlu dilakukan untuk Pada kondisi eksisting penerapan konsep
mencegah dan memperbaiki kerusakan, seperti ekowisata masih belum sepenuhnya dilakukan
pencemaran lingkungan yang ditimbulkan akibat dengan baik. Masih adanya permasalahan wisata
adanya pemenuhan infrastruktur, transportasi, seperti wisatawan dan masyarakat yang
jasa pendukung informasi, dan lain-lain lain membuang limbah secara sembarangan, jumlah
(Ardhana, 2018). Penilaian aspek lingkungan kunjungan yang melebihi daya dukung kawasan,
perlu dilakukan secara berkala agar dan ancaman dari mata pencaharian masyarakat.
pembangunan pariwisata yang dilakukan sesuai Adanya permasalahan tersebut menuntut
dengan konsep ekowisata berkelanjutan yaitu dilakukannya kajian untuk mengetahui kondisi
memberikan dampak kecil terhadap lingkungan. lingkungan pada Ekowisata Mangrove
Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Karangsong. Sehingga, penelitian ini dilakukan
Kabupaten Indramayu memiliki konservasi untuk menilai aspek lingkungan yang ada di
mangrove yang dimanfaatkan sebagai obje Ekowisata Mangrove Karangsong, dengan
wisata yaitu, Ekowisata Mangrove Karangsong. menganalisis tiga belas variabel lingkungan.
Konservasi mangrove Desa Karangsong dilakukan Dengan mengetahui nilai lingkungan yang dimiliki
atas dasar bentuk tanggung jawab oleh PT diharapkan ekowisata yang dikembangkan sesuai
Pertamina RU VI terhadap kerusakan yang dengan konsep ekowisata dan dapat memberikan
ditimbulkan lalu lintas pengangkutan minyak di manfaat lingkungan secara keberlanjutan bagi
Laut Jawa. Kegiatan konservasi ini dimulai pada masyarakat, wisata, dan konservasi.
tahun 2008, dengan pengelolaan secara
partisipatif oleh masyarakat. Hingga tahun 2016, METODE PENELITIAN
luas hutan mangrove telah mencapai kurang lebih Penelitian ini dilakukan di Ekowisata
69,08 hektar (Gunawan, et al., 2017). Hal ini Mangrove Karangsong, Desa Karangsong,
menjadi dasaran Bupati Indramayu

102 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022
Virda Arifah Rahmatika, Wawargita Permata Wijayanti, Fadly Usman

Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu Analisis skoring dilakukan dengan merata-


pada bulan November 2020. Responden pada rata nilai yang telah diberikan oleh setiap
penelitian ini adalah pengelola ekowisata, responden terhadap setiap variabel untuk
pengelola konservasi mangrove, dan masyarakat. menghasilkan satu nilai. Rata-rata tersebut
Hal ini dikarenakan individu tersebut langsung dihasilkan dengan membagi jumlah nilai jawaban
terlibat dalam pengelolaan konservasi dan responden dengan jumlah responden:
ekowisata, serta terkena dampak langsung oleh Jumlah nilai jawaban responden
Rata − rata =
adanya ekowisata dan konservasi mangrove, Jumlah responden
sehingga diperoleh 11 responden dengan rincian Variabel yang telah memiliki nilai kemudian
pada Tabel 1.: dibagi menjadi dua kondisi yaitu baik dan buruk.
Penentuan kondisi tersebut dilakukan dengan
Tabel 1. Responden Penelitian melihat apakah nilai yang dimiliki variabel kurang
Nama
No.
Responden
Keterangan atau lebih dari nilai median. Median ditentukan
Ketua pengelola konservasi dan berdasarkan nilai variabel yang telah dirata-rata.
1. Ali Sodikin
ekowisata mangrove Variabel dengan nilai diatas median masuk
Sekretaris konservasi dan
2. Carita
ekowisata mangrove
kedalam kondisi baik dan variabel dengan nilai
Bendahara konservasi dan dibawah median masuk kedalam kondisi buruk.
3. Markus
ekowisata mangrove Berikut merupakan rumus untuk menghitung
Ketua bidang lapangan
4. Roksikin konservasi dan ekowisata
median pada variabel dengan jumlah ganjil
mangrove (Kavanagh & Pitcher, 2004):
Ketua bidang pemberdayaan
5. Dulloh masyarakat konservasi dan
ekowisata mangrove
6. Handi Mian Sekretaris Desa Karangsong Dengan:
7. Asep Camat Kecamatan Indramayu Me : Median
8. Warji Ketua RW 01 Desa Karangsong
9. Surji Ketua RW 03 Desa Karangsong
Xn : Indikator ke-n
10. Wintoro Ketua RW 04 Desa Karangsong
11. Tahirin
Ketua RT 05 RW 01 Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Karangsong
Ekowisata Mangrove Karangsong
merupakan daya tarik wisata alam yang memiliki
Analisis Skoring Aspek Lingkungan objek wisata berupa hutan mangrove dan
Terdapat tiga belas variabel yang pemandangan laut jawa. Jenis pohon mangrove
digunakan untuk menilai aspek lingkungan yang ada yaitu, bakau hitam, bakau kecil, bakau
Ekowisata Mangrove Karangsong. Data yang minyak, api-api putih, dan api-api daun lebar.
digunakan pada penelitian ini adalah data ordinal, Selain pohon mangrove, terdapat berbagai jenis
dimana variabel yang dimiliki akan dinilai dengan satwa seperti burung kuntul, kepiting bakau, dan
menggunakan Skala Likert yang kemudian dirata- ikan gelodok.
rata. Nilai yang dimiliki setiap variabel akan
mengindikasikan kondisi lingkungan pada
kawasan ekowisata. Berikut merupakan variabel
pada penelitian ini.
Tabel 2. Variabel Aspek Lingkungan Ekowisata
No. Variabel
1. Perlindungan sumberdaya alam
2. Hasil panen berkelanjutan
3. Kualitas lingkungan hidup
4. Gangguan terhadap upaya konservasi
5. Ekspolitasi sumberdaya
6. Tekanan pembangunan terhadap sumberdaya
7. Pencemaran pada area yang dilindungi
8. Ancaman dari mata pencaharian masyarakat
9. Peningkatan penghargaan terhadap lingkungan alam
10. Daya tarik bagi pengunjung
11. Kapasitas wisatawan yang overloading
12. Kualitas lingkungan hidup Gambar 1. Jenis Mangrove dan Satwa di
13. Kehancuran/kerusakan lingkungan alam (pesisir)
Sumber: Tsaur et. al. (2006)
Ekowisata Mangrove Karangsong

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022 103
PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN PADA KAWASAN EKOWISATA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

Pengunjung dapat menyusuri track bambu


sepanjang 1,2 Km yang mengelilingi kawasan
konservasi mangrove. Pengunjung juga dapat
melihat keindahan mangrove dan laut jawa dari
atas menara pandang. Sebagai bentuk pariwisata
yang pendidikan lingkungan, pengelola ekowisata
menyediakan tour guide dan kegiatan
penanaman mangrove kepada para pengunjung
yang telah memesan dan mengeluarkan biaya
lebih kepada pengelola. Terdapat papan
informasi yang terletak sepanjang jalur track
sebagai sarana pendidikan gratis untuk
wisatawan.

Gambar 4. Fasilitas Warung dan Gazebo di


Ekowisata Mangrove Karangsong
Analisis Penilaian Aspek Lingkungan Ekowisata
Sebelas individu yang menjadi responden
pada penelitian ini memberikan nilai pada setiap
variabel berdasarkan skala likert. Nilai yang
diberikan sesuai dengan presepsi responden
Gambar 2. Papan Informasi di Ekowisata terhadap kondisi eksisting aspek lingkungan pada
Mangrove Karangsong kawasan Ekowisata Mangrove Karangsong.
Fasilitas yang tersedia pada kawasan Berikut merupakan hasil skoring setiap variabel:
ekowisata mangrove berupa dua toilet, tiga belas Tabel 3. Analisis Skoring Variabel Aspek
gazebo, mushallah, satu warung, dua dermaga, Lingkungan
dua menara pandang, serta rumah SIBUMI atau R
a
arborentum. Wisatawan dapat melihat t
pemnadangan konservasi mangrove dari atas N Variab
a
A B C D E F G H I J K -
menara pandang. Terdapat fasilitas lain yaitu o el
r
tempat parkir hanya tersedia di luar kawasan a
ekowisata dikarenakan untuk memasuki area t
a
ekowisata wisatawan menggunakan perahu yang Perlind
telah disediakan. 3
ungan
1 ,
sumbe 5 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4
. 9
r daya
1
alam
Hasil 3
2 panen ,
4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4
. berkela 9
njutan 1
Menin
gkatka 3
Gambar 3. Dermaga dan Fasilitas Toilet di 3 n
5 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4
,
. kualita 9
Ekowisata Mangrove Karangsong s 1
lingkun

104 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022
Virda Arifah Rahmatika, Wawargita Permata Wijayanti, Fadly Usman

R R
a a
t t
a a
N Variab N Variab
A B C D E F G H I J K - A B C D E F G H I J K -
o el o el
r r
a a
t t
a a
gan Kehanc
hidup uran/k
Gangg erusak
4
uan 1 an
3 ,
terhad 3 lingkun 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 , 8
ap 3 2 2 3 4 5 5 4 4 4 2 . gan
. 4 2
upaya alam
5
konser (pesisir
vasi )
Ekspoli 4 Sumber: Hasil Analisis (2022)
5 tasi
4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4
, Berdasarkan perhitungan rata-rata nilai
. sumbe 4
r daya 5 variabel, di peroleh nilai median sebesar 3,91.
Tekana Nilai median tersebut digunakan untuk
n menentukan kondisi yang dimiliki pada setiap
pemba 4
6 ngunan , variabel. Berikut merupakan status masing-
4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4
. terhad 4 masing variabel berdasarkan nilai median:
ap 5
sumbe Tabel 4. Status pada setiap Variabel
r daya No. Variabel Rata-rata Status
Pence Kehancuran/kerusakan
maran 1. 4,82 Baik
2 lingkungan alam (pesisir)
pada 2. Ekspolitasi sumber daya 4,45 Baik
7 ,
area 2 1 2 1 2 4 3 4 2 5 2 Tekanan pembangunan
. 5 3. 4,45 Baik
yang terhadap sumber daya
5
dilindu Peningkatan penghargaan
ngi 4. 4,00 Baik
terhadap lingkungan alam
Ancam 5. Daya tarik bagi pengunjung 4,00 Baik
an dari Menghancurkan kualitas
2 6. 4,00 Baik
mata lingkungan hidup
8 ,
pencah 2 2 3 2 2 5 3 2 2 5 2
. 7 Perlindungan sumber daya
arian 7. 3,91 Baik
3 alam
masyar
8. Hasil panen berkelanjutan 3,91 Baik
aka
Meningkatkan kualitas
Pening 9. 3,91 Baik
lingkungan hidup
katan
Kapasitas wisatawan yang
pengha 10. 3,64 Buruk
4 overloading
rgaan
9 , Gangguan terhadap upaya
terhad 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 11. 3,45 Buruk
. 0 konservasi
ap
0 Ancaman dari mata
lingkun 12. 2,73 Buruk
gan pencaharian masyarakat
alam Pencemaran pada area yang
13. 2,55 Buruk
Daya dilindungi
4 Sumber: Hasil Analisis (2022)
1 tarik
,
0 bagi 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4
0
. pengun
0
jung
Kapasit
as
3
1 wisata
,
1 wan 4 4 4 5 4 3 3 1 4 4 4
6
. yang
4
overloa
ding
Mengh
ancurk
1
an 4 Gambar 5. Grafik Batang Variabel Aspek
kualita , Lingkungan
2 5 4 4 3 2 4 4 4 5 5 4
s 0
.
lingkun 0
gan Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat
hidup
bahwa 9 variabel memiliki nilai lebih dari sama

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022 105
PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN PADA KAWASAN EKOWISATA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

dengan 3,91, termasuk kedalam kondisi baik, dan diskusi ini dilakukan agar tidak adanya dampak
4 variabel memiliki nilai dibawah 3,91, termasuk negatif yang diterima oleh konservasi akibat
kedalam kondisi buruk. Sembilan variabel dengan pembangunan yang dilakukan.
kondisi baik yaitu, kehancuran/kerusakan 4. Menghancurkan kualitas lingkungan hidup
lingkungan alam (pesisir), eksploitasi sumber Variabel ketiga adalah menghancurkan
daya, tekanan pembangunan terhadap sumber kualitas lingkungan hidup dengan nilai 4,00 (baik).
daya, menghancurkan kualitas lingkungan hidup, Pada kondisi eksisting sudah adanya papan
daya tarik bagi pengunjung, peningkatan himbauan dan larangan terkait tindakan-tindakan
penghargaan terhadap lingkungan alam, yang dapat merusak ekowisata atau lingkungan
perlindungan sumber daya alam, hasil panen mangrove. Pengelola ekowisata telah
yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas menyediakan petugas untuk berjaga dan
lingkungan hidup. Sedangkan untuk empat memantau kegiatan yang dilakukan oleh
variabel dengan kondisi buruk yaitu, pencemaran wisatawan saat berada di area ekowisata,
pada area yang dilindungi, ancaman mata sehingga kegiatan pariwisata tidak berpotensi
pencaharian masyarakat, gangguan terhadap merusak konservasi. Namun, karena masih
upaya konservasi, dan kapasitas wisata yang kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh
overloading. Penjelasan secara rinci pada setiap wisatawan menyebabkan masih ditemukannya
variabel sebagai berikut: sampah yang dibuang secara sembarangan.
1. Kehancuran/kerusakan lingkungan alam
(pesisir)
Variabel yang memiliki nilai paling tinggi
adalah kehancuran/kerusakan lingkungan alam
(pesisir), dengan nilai 4,82 (baik). Pada kondisi
eksisting masyarakat dan pengelola ekowisata
telah bekerja sama untuk menjaga lingkungan
sekitar sehingga lingkungan lokal masyarakat
masih terjaga dengan baik. Adanya larangan Gambar 6. Sampah di Ekowisata Mangrove
terkait merusak pohon mangrove, membuang Karangsong
sampah secara sembarangan, dan penembakan 5. Daya tarik bagi pengunjung
burung menjaga lingkungan alam pesisir dari Variabel daya Tarik bagi pengunjung juga
kehancuran. berada pada posisi ketiga dengan nilai 4,00 (baik).
2. Ekspolitasi sumber daya Ekowisata Mangrove Karangsong merupakan
Ekspolitasi sumber daya merupakan objek wisata yang memiliki daya tarik utama
variabel dengan nilai tertinggi kedua yaitu 4,45 natural atau alam berupa konservasi mangrove
(baik). Pada kondisi eksisting sudah tidak adanya dan laut Indramayu. Ekowisata Mangrove
perubahan lahan konservasi menjadi tambak Karangsong merupakan satu-satunya wisata alam
yang dapat menyebabkan abrasi pantai. Tidak yang menjadikan mangrove sebagai daya tarik
adanya penebangan pohon mangrove secara wisata yang ada di Kabupaten Indramayu
sembarangan pada area konservasi. Selain itu, Wisatawan memiliki rasa penasaran yang tinggi
sudah terdapat larangan untuk tidak untuk berkunjung ke destinasi wisata alam
mengeksploitasi sumber daya seperti, menebang dengan daya tarik utama mangrove. Atraksi
pohon sembarangan dan menembak burung yang berjalan pada track bambu yang mengelilingi
ada di kawasan konservasi. kawasan mangrove merupakan salah satu hal
3. Tekanan pembangunan terhadap sumber yang menarik pengunjung untuk datang ke
daya ekowisata ini.
Variabel tekanan pembangunan terhadap
sumber daya memiliki tertinggi kedua ini yaitu,
4,45 (baik). Hal ini dikarenakan, pembangunan
yang dilakukan di sekitar kawasan tidak
menggunakan sumber daya secara berlebihan
yang dapat merusak konservasi mangrove. Selalu
ada koordinasi dan izin antara pembangun dan
juga pengelola sumber daya, ketika suatu
pembangunan akan dilakukan. Kerjasama dan

106 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022
Virda Arifah Rahmatika, Wawargita Permata Wijayanti, Fadly Usman

kerapatan vegetasi Ekowisata Mangrove


Karangsong pada tahun 2008 dan 2021.
Tabel 5. Kerapatan Vegetasi 2008 dan 2021
Kerapatan Luas (Ha)
No. Vegetasi/Kondisi
2008 2021
Lapangan
Areal terbuka/tidak ada 26,81 4,09
1.
vegetasi
2. Rumput 0,03 6,59
Gambar 7. Daya Tarik Ekowisata Mangrove 3.
Vegetasi kerapatan 0,02 1,15
rendah
Karangsong Vegetasi kerapatan 0,01 15,04
4.
6. Peningkatan penghargaan terhadap sedang
lingkungan alam 5. Vegetasi kerapatan tinggi 0,00 0,00
Total luas 26,87 26,87
Nilai yang dimiliki variabel peningkatan Sumber: Peta Udara Ekowisata Mangrove Karangsong (2020)
penghargaan terhadap lingkungan alam adalah
4,00 (baik). Pada kondisi eksisting ekowisata telah
menyediakan fasilitas seperti papan informasi
mengenai jenis mangrove, jenis hewan yang ada
di kawasan konservasi, dan cara menanam atau
merawat mangrove. Selain itu, pengelola wisata
menyediakan kegiatan seperti menanam
mangrove dan melakukan bersih pantai yang
dapat dilakukan oleh wisatawan. Sehingga,
ekowisata telah menyediakan sarana untuk
meningkatkan penghargaan pengunjung
terhadap lingkungan alam.

Gambar 9. Peta Ekowisata Mangrove


Karangsong Tahun 2008

Gambar 8. Fasilitas Informasi di Ekowisata


Mangrove Karangsong
7. Perlindungan sumber daya alam
Variabel perlindungan sumber daya alam
memiliki nilai 3,91 (baik). Sejak tahun 2008 abrasi
pantai yang terjadi di sepanjang pantai
Karangsong berkurang karena adanya
penanaman mangrove pada tepi pantai
Karangsong. Konservasi memberikan
perlindungan terhadap ekosistem wilayah pesisir
pantai. Namun manfaat ini kurang dirasakan
masyarakat yang tinggal jauh dari kawasan. Hal
tersebut dapat dilihat dari kerapatan vegetasi
Gambar 10. Peta Ekowisata Mangrove
pada wilayah ekowisata. Berikut merupakan luas
Karangsong Tahun 2021

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022 107
PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN PADA KAWASAN EKOWISATA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

Pada Gambar 9, dapat terlihat Variabel kapasitas wisatawan yang


penggunaan lahan pesisir Desa Karangsong tahun overloading merupakan variabel yang berada
2008 mayoritas adalah areal terbuka atau tidak dibawah nilai median dengan nilai 3,64 (buruk).
adanya vegetasi sebesar 99,78% atau 26,81 ha Hal ini dikarenakan ekowisata mangrove
dari luas total 26,87 ha. Vegetasi seperti rumput, mengalami overloading saat periode puncak
vegetasi kerapatan rendah, dan vegetasi karena daya tampung yang dimiliki minim dan
kerapatan sedang hanya sebesar 0,22% atau 0,06 area yang tidak terlalu luas. Pada hari biasa
ha. Hal ini dikarenakan, masayrakat Desa (weekdays) pengunjung yang datang sekitar 200
Karangsong pada tahun 2008 baru memulai orang/hari, untuk hari libur (weekend) 400-500
penanaman pohon mangrove di pesisir pantai orang/hari, dan hari libur nasional
Desa Karangsong. (lebaran/sekolah) 800-1000 orang/hari.
Sejak penanaman pohon mangrove yang Sedangkan daya dukung yang dimiliki adalah 643
dilakukan masyarakat pada tahun 2008, luas orang/hari (Prihadi, Riyantini, & Ismail, 2018). Hal
vegetasi pada kawasan Ekowisata Mangrove ini juga dapat dilihat dari kemacetan panjang
Karangsong meningkat. Dapat dilihat pada menuju lokasi ekowisata ketika periode puncak.
Gambar 10, luas rumput, vegetasi kerapatan Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 7.
rendah, dan vegetasi kerapatan sedang memiliki Tabel 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun
luas sebesar 84,78% atau 22,78 ha dari total 26,87 2019 dan 2020
ha.hal ini membuktikan bahwa adanya konservasi No. Bulan
Jumlah Pengunjung
2019 2020
mangrove dapat meningkatkan perlindungan 1. Januari 5.605 5.622
sumber daya alam pesisir pantai Desa 2. Februari 3.900 2.551
Karangsong. 3. Maret 3.924 1.323
4. April 3.888
5. Mei 2.707 Tutup
8. Hasil panen yang berkelanjutan 6. Juni 15.674
Variabel hasil panen yang berkelanjutan 7. Juli 7.917 1.448
8. Agustus 4.815 5.628
memiliki nilai 3,91 (baik). Konservasi mangrove
9. September 4.492 3.233
menangkap bibit ikan sehingga dapat menjadi 10. Oktober 3.485 3.659
bibit bagi petani tambak dan sumber pakan ikan 11. November 4.270 3.583
yang dibutuhkan. Selain itu, tambak yang 12. Desember 6.450 -
Jumlah 67.127 27.047
ditanami oleh mangrove dapat meningkatkan Sumber: Laporan Data Pengunjung (2019-2020)
produktivitas ikan karena diakrenakan 11. Gangguan terhadap upaya konservasi
meningkatnya daya tampung (carrying capacity) Variabel gangguan terhadap upaya
tambak. konservasi merupakan variabel dibawah nilai
9. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup median dengan nilai 3,45 (buruk). Pada kondisi
Varibael meningkatkan kualitas lingkungan eksisting, masih adanya kegiatan masyarakat
hidup memiliki nilai 3,91 (baik). Konservasi yang mengganggu konservasi seperti petani
mangrove memiliki manfaat untuk mengurangi kepiting yang masuk ke kawasan mangrove dan
pencemaran laut yang terjadi serta mencegah menginjak tanaman mangrove yang masih kecil.
abrasi yang terjadi di tepi pantai. Selain itu, Selain itu, masyarakat juga masih membuang
mangrove dapat menyerap karbon yang ada di limbah secara sembarangan ke laut, hal tersebut
sekitar wilayah. Namun, masyarakat yang tinggal dapat menyebabkan air laut menjadi tercemar.
jauh dari kawasan mangrove tidak terlalu Namun, kegiatan masyarakat seperti penebangan
mendapatkan manfaatnya. Berikut merupakan pohon dan menembak burung sudah tidak lagi
kemampuan mangrove dalam menyerap karbon dilakukan oleh masyarakat.
pada tahun 2008 dan 2021. 12. Ancaman dari mata pencaharian
Tabel 6. Estimasi penyerapan karbon Mangrove masyarakat
Karangsong 2008 dan 2021 Variabel kedua dengan nilai terendah dan
Estimasi simpanan karbon dibawah nilai median adalah ancaman dari mata
No. Jenis Tanaman (tonC) pencaharian masyarakat, dengan nilai 2,73
2008 2020
1. Avicenia marina 1,40 1.112,39 (buruk). Terdapat mata pencaharian masyarakat
2. Rizhopora mucronata 0,00 36,30 yang menjadi ancaman bagi konservasi, salah
Total 1,40 1.148,69 satunya adalah nelayan. Hal ini dikarenakan
Sumber: Peta Udara Ekowisata Mangrove Karangsong (2020)
kegiatan nelayan yan membuang oli ataupun
10. Kapasitas wisatawan yang overloading
solar secara sembarangan langsung ke laut. Selain

108 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022
Virda Arifah Rahmatika, Wawargita Permata Wijayanti, Fadly Usman

itu, air cucian kapal dan sampah sisa melaut juga ekowisata terlaksana dengan sepenuhnya.
dibuang secara sembarangan ke laut. Petani Konsep ekowisata yang dilakukan secara tepat
bakau juga dapat berpotensi menjadi ancaman dapat memberikan manfaat bagi lingkungan,
konservasi mangrove dikarenakan kegiatan masyarakat, dan wisatawan, serta memberikan
menangkap kepiting yang dilakukan pada malam dampak kecil terhadap konservasi.
hari dapat mengakibatkan petani tidak melihat
dengan baik, sehingga tanaman bakau yang DAFTAR PUSTAKA
masih kecil terkadang terinjak oleh petani. Hal Ardhana, I. P. G. 2018. Evaluasi Perkembangan
tersebut dapat mengancam konservasi mangrove Kegiatan Ekowisata di Areal Kawasan
yang dilakukan. Hutan. s.l., Prosiding Seminar Nasional
13. Pencemaran pada area yang dilindungi Pendidikan Biologi.
Variabel dengan nilai terendah dan Utomo, Chandra E.W., dan Prasetyo, A. 2019.
dibawah nilai median adalah pencemaran pada Pengembangan Pariwisata Yang
area yang dilindungi, dengan nilai 2,55 (buruk). Berkelanjutan: Inovasi, Teknologi Dan
Pada kondisi eksisting masih adanya masyarakat Kearifan Lokal. Jember. UPT
yang mencemari area yang dilindungi seperti, Penerbitan Universitas Jember.
nelayan yang membuang oli ataupun solar secara Gunawan, H., Sugiarti, S., dan Iskandar. 2017.
sembaranagan langsung ke laut dan limbah Dynamics of mangrove community in
domestik yang dibuang oleh masyarakat dapat revegetation area of Karangsong,
mencemari air laut dan berdampak pada north coast of Indramayu District,
mangrove. Konservasi mangrove Karangsong juga West Java, Indonesia. Biodiversitas.
tercemar karena adanya tumpahan minyak 18(2):659-665.
pertamina yang secara tidak sengaja Siswantoro, H., Anggoro, S., dan Sasongko, Dwi P.
menyebabkan tercemanya air laut. 2012. Strategi Optimasi Wisata
Massal di Kawasan Konservasi Taman
KESIMPULAN
Wisata Alam Grojogan Sewu. Jurnal
Variasi nilai yang dimiliki setiap variabel Ilmu Lingkungan. 10(2):100-110.
berdasarkan penilaian aspek lingkungan yang Karangsong, P. L. 2021. Laporan Data
telah dilakukan berkisar antara 2,55 - 4,82, Pengunjung. Indramayu. Pantai
dengan median 3,91. Terdapat empat variabel Lestari Karangsong.
dengan nilai dibawah median yaitu, pencemaran Keputusan Bupati No.523.05/Kep.152-
pada area yang dilindungi (2,55), ancaman mata ADiskanla/2014 tentang Penetapan
pencaharian masyarakat (2,73), gangguan Kawasan Pusat Mangrove Desa
terhadap upaya konservasi (3,45), dan kapasitas Karangsong sebagai Pusat Restorasi
wisata yang overloading (3,64). Dengan dua dan Pembelajaran Mangrove di
variabel memiliki nilai tertinggi adalah Kabupaten Indramayu.
kehancuran/kerusakan sekitar lingkungan pantai Fau, M.A.F., dan Akliyah, L.S. 2013. Penilaian
(pesisir) (4,82), eksploitasi sumber daya alam Kualitas Lingkungan dan Fasilitas
(4,45), dan tekanan pembangunan terhadap Ekowisata Darajat Pass Kabupaten
sumber daya (4,45). Apabila dirata-rata variabel Garut. Jurnal Perencanaan Wilayah
aspek lingkungan memiliki nilai 3,82. Hal ini dan Kota. 13(1):1-8.
membuktikan bahwa penerapan konsep Oni, C.K., dan Basuni, S. 2019. Success story
ekowisata telah dilakukan, namun masih belum Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di
optimal. Pada kondisi eksisting masih adanya Pantai Karangsong Kabupaten
permasalahan yang terjadi, seperti nelayan yang Indramayu. Journal of Natural
masih membuang oli atau solar langsung ke laut, Resources and Environmental
masyarakat dan wisatawan yang masih Management. 9(3):787-796.
membuang limbah secara sembarangan, serta P.T Pertamina, 2020. Peta Udara Ekowisata
manfaat konservasi yang belum dirasakan oleh Mangrove Karangsong, Kecamatan
seluruh masyarakat. Dengan hasil penilaian yang Indramayu, Kabupaten Indramayu
dilakukan, diharapkan pengelola Ekowisata 2020. Indramayu. P.T Pertamina.
Mangrove Karangsong dapat mengoptimalkan Kavanagh, P., dan Pitcher, T.J. 2004.
pengelolaan ekowisata, sehingga konsep Implementing Microsoft Excel

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022 109
PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN PADA KAWASAN EKOWISATA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

Software for Rapfish: A Technique for sustainable livelihoods. Community


The Rapid Appraisal of Fisheries Development Journal. 44(2):186-208.
Status. Fisheries Centre Research Susilawati, 2008. Pengembangan Ekowisata
Report. Sebagai Salah Satu Upaya
Prihadi, D. J., Riyantini, I., dan Ismail, M. R. 2018. Pemberdayaan Sosial, Budaya dan
Pengelolaan Kondisi Ekosistem Ekonomi di Masyarakat. Jurnal
Mangrove dan Daya Dukung Geografi Gea. 8(1).
Lingkungan Kawasan Wisata Bahari Tsaur & Lin. 2006. Valuating Ecotourism
Mangrove di Karangsong Indramayu. Sustainability from The Integrated
Jurnal Kelautan Nasional. 13(1):53-64. Prespective of Resource, Community
Simpson, M. C. 2009. An integrated approach to and Tourism. Journal of Tourism
assess the impacts of tourism on Management. 27:640-653.
community development and

110 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 2, April 2022

Anda mungkin juga menyukai