Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN AGROWISATA DI KOTA


KUPANG 2017-2019

OLEH :

1. PETSY T. DJOMIHA (1804020120)


2. FITRIANY P. LEKAMA (1804020139)
3. HARVEY A. ADU (1804020108)
4. WAHYU FEBRIAN (1804020110)

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “TREN KUNJUNGAN
WISATAWAN AGROWISATA DI KOTA KUPANG 2017-2019” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ekonomi Agrowisata. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen pengasuh
matakuliah Ekonomi Agrowisata, selaku Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan tugas ini.

Kupang, 07 Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan suatu keseluruhan elemen-elemen terkait yang didalamnya


terdiri dari wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya
yang merupakan kegiatan pariwisata. Pariwisata menjadi begitu indah, Indonesia juga
kaya akan wisata budayanya yang terbukti dengan begitu banyaknya
peninggalan-peninggalan sejarah serta keanekaragaman seni dan adat budaya
masyarakat lokal yang menarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara,
sehingga dengan banyaknya potensi yang dimiliki menjadikan Indonesia sebagai salah
satu daerah tujuan wisata.
Bagi Indonesia wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam dan
jasa- jasa lingkungan yang sangat kaya. Kekayaan sumberdaya tersebut menimbulkan
daya tarik bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan sumberdayanya dan berbagai
instansi untuk meregulasi pemanfaatannya.
Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang merupakan penggerak
utama sektor kepariwisataan membutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan
yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah, kerjasama langsung dari kalangan usaha
maupun dari pihak swasta. Sesuai dengan tugas dan kewenangannya, pemerintah
merupakan pihak fasilitator yang memiliki peran dan fungsi nya dalam pembuatan dan
penentu seluruh kebijakan terkait pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Daya
tarik dalam obyek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam
upaya peningkatan dan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Keberadaan
Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan
wisata, hal ini disebabkan karena faktor utama yang membuat pengunjung atau
wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan daya tarik yang
dimiliki obyek wisata tersebut.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kaya akan obyek-obyek wisata baik wisata
alam, wisata pantai, maupun wisata budaya. Kupang merupakan salah satu ibukota
yang juga sebagai kota utama di Timor Barat. Walaupun Kupang merupakan kota kecil
namun memiliki suasana yang sibuk dan lalu lintas di pusat kota yang ramai namun
agak semrawut seperti umumnya kota maju lainnya di Indonesia. Terdapat beberapa
obyek wisata baik wisata alam, wisata bahari, mau pun wisata budaya di Kota Kupang,
sebagai contoh Pantai Lasiana, Situs Taebenu, dan Taman Kota air terjun Oenesu
maupun wisata budaya seperti Rumah Raja Kupang. Keanekaragaman budaya tersebut
dapat menjadi obyek pariwisata untuk menarik pengunjung dari mancanegara maupun
domestik.
Dengan adanya begitu banyak objek wisata di Kota Kupang maka tidak menutup
kemungkinan adanya kunjungan wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Semua kunjungan serta perjalanan wisata mempunyai data
statistik yang diperlukan untuk menentukan angka indeks pariwisata di suatu wilayah
tertentu. Data tersebut terhimpun melalui perhitungan-perhitungan matematis sehingga
kakuratan data dapat digunakan untuk menyimpulkan bagaimana suatu pariwisata
dapat menghasilkan wisatawan dalam angka rata-rata yang diharapkan atau lebih
rendah dari yang diharapkan. Perhitungan tersebut diantaranya meliputi perhitungan
Net Travel Propensity (NTP), Gross Travel Propensity (GTP), Frekuensi Perjalanan
(travel frequency) serta indeks negara potensi pencipta wisatawan atau country
potential generation index (CPGI)

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian wisata alam
2. Untuk mnegetahui potensi dan daya tarik wisata di Kota Kupang
3. Untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata
4. Untuk mengetahui indikator permintaan pariwisata di Kota Kupang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata
Menurut Marpaung (2002), pariwisata adalah perpindahan sementara yang
dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan- pekerjaan rutin, keluar dari
tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang
dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini terkait dengan
kenyataan bahwa pariwisata pada awalnya lebih dipandang sebagai kegiatan
ekonomi, dan tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat maupun daerah.
Pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau
penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu Negara, tanpa terkecuali di
Indonesia. Namun demikian pada kenyataannya, pariwisata memiliki spektrum
fundamental pembangunan yang lebih luas bagi suatu negara. Studi lapangan
menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu
memberikan dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan,
bahwa peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerimaan devisa,
peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan
pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah, dan
sebagainya. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda
(multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan
ekonomi lainnya. Meskipun sulit melakukan penghitungan secara pasti terhadap
angka pengganda ini, dari beberapa daerah telah dilaporkan besarnya angka
pengganda yang bervarisasi. Peranan pariwisata juga sangat besar di Indonesia.

2.2. Perencanaan Pariwisata


Kebijakan pariwisata memberikan filsafat dasar untuk pembangunan dan menentukan
arah pengembangan pariwisata di destinasi tersebut untuk masa depan. Sebuah
destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya
sudah ada aktivitas wisata. Dalam pelaksanaan pengembangan, perencanaan
merupakan factor yang perlu dilakukan dan dipertimbangkan. Menurut Inskeep
(1991:29), terdapat beberapa pendekatan yang menjadi pertimbangan dalam
melakukan perencanaan pariwisata, diantaranya:
1. Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat sebagai
proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada kebutuhan dengan memonitor
feed back yang ada.
2. System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan sistem dan perlu
direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem.
3. Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem diatas, dimana
semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk didalamnya institusi elemen
dan lingkungan serta implikasi sosial ekonomi, sebagai pendekatan holistik.
4. Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan keseluruhan
dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai
sistem dan keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan
dikembangkan sebagai sistem yang terintegrasi dalam seluruh rencana dan total
bentuk pengembangan pada area.
5. Environmental and sustainable development approach, pariwisata
direncanakan, dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana sumber daya
alam dan budaya tidak mengalami penurunan kualitas dan diharapkan tetap dapat
lestari sehingga analisa daya dukung lingkungan perlu diterapkan pada pendekatan
ini.
6. Community Approach, pendekatan yang didukung dan dikemukakan juga oleh
Peter Murphy (1991) menekankan pada pentingnya memaksimalkan keterlibatan
masyarakat lokal dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan pariwisata,
untuk dapat meningkatkan yang diinginkan dan kemungkinan, perlu
memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan manajemen
yang dilaksanakan dalam pariwisata dan manfaatnya terhadap sosial ekonomi.
7. Implementable Approach, kebijakan pengembangan pariwisata, rencana, dan
rekomendasi diformulasikan menjadi realistis dan dapat diterapkan, dengan tehnik
yang digunakan adalah tehnik implementasi termasuk pengembangan, program aksi
atau strategi, khususnya dalam mengidentifikasi dan mengadopsi.
8. Application of systematic planning approach, pendekatan ini diaplikasikan dalam
perencanaan pariwisata berdasarkan logika dari aktivitas.

2.3. Konsep dan Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Wisata


Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika
sebelumnya sudah ada aktivitas wisata. Untuk dapat meningkatkan potensi
pariwisatanya, yang perlu dilakukan adalah merencanakan pengembangan wisata agar
dapat lebih baik dari sebelumnya. Tiga prinsip utama dalam sustainability
development (McIntyre, 1993: 10):

1. Ecological Sustainability, yakni memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan


sesuai dengan proses ekologi, biologi, dan keragaman sumber daya ekologi yang ada.

2. Social and Cultural Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang


dilakukan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar dan sesuai
dengan kebudayaan serta nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat tersebut.

3. Economic Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan


efisien secara ekonomi dan bahwa sumber daya yang digunakan dapat bertahan bagi
kebutuhan di masa mendatang.

Sementara itu dilain hal, sektor pariwisata terdiri atas beberapa komponen yang
berbeda yang harus benar-benar dimengerti dan direncanakan dan dikembangkan
secara terintegrasi dalam masyarakat.

2.4. Permintaan Pariwisata

Permintaan Pariwisata :

Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva
permintaan. Analisis dalam bagian ini akan menerangkan ciri perhubungan antara permintaan
dan harga dan pembentukan kurva permintaan.
Beberapa Penentu Permintaan
Sacara umum permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan
oleh banyak faktor, seperti :
• Harga barang itu sendiri.
• Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
• Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
• Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
• Cita rasa masyarakat.
• Jumlah penduduk.
• Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan : makin
rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.
Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang
tersebut.
Pendekatan Pendekatan Dalam Permintaan Pariwisata
1. Pendekatan Verbal
Ahli Ekonomi : sejumlah barang maupun jasa yang mau dibayar oleh konsumen
pada berbagai harga selama waktu tertentu, dimana barang maupun jasa tersebut, yaitu :
• Barang mempunyai wujud nyata sedangkan jasa sifatnya abstrak
• Barang memberi peluang untuk disimpan artinya waktu produksi dan konsumsi dapat
berbeda
• Barang terkadang dapat dipindah‐pindahkan sedangkan jasa tidak dapat dipindah‐
pindahkan
• Satuan waktu menunjukkan berapa lama pengukuran permintaan tersebut berlaku
Menurut Mathieson & Wall dalam pendekatan verbal membagi jenis permintaan menjadi
beberapa bentuk :
• Permintaan efektif (actual demand)
• Permintaan tertahan atau terselubung (suppressed demand)
• Tidak ada permintaan (no demand)
• Permintaan pariwisata pengganti (substitution demand) : terbatasnya penawaran di satu
pihak & terjadinya kelebihan penawaran (excess of supply) di lain pihak.
• Permintaan pariwisata yang dialihkan (redirection of demand) : perubahan
permintaansecara geografis; perjalanan wisata ke Singapura dialihkan ke Indonesia akibat
penerbangan atau kamar hotel ke maupun di Singapura sudah penuh
BAB III

METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan

 Laptop
 Data pariwisata Kota Kupang tahun 2017 – 2019

3.2 Sumber Data

Data pariwisata merupakan data sekunder yang diakses secara online pada situs resmi
BPS Kota Kupang.

3.3 Alur pengelolaan data

a. Pengumpulan data
Pengumpulan data berasal dari data sekunder yang diambil dari internet pada
situs resmi Badan Pusat Statistik Kota Kupang mengenai kunjungan
pariwisata domestik dan mancanegara di Kota Kupang.
b. Perhitungan data
1. Membuat tabel data
2. Mengisi data kunjungan wisatawan tahun 2017-2019
3. melakukan perhitungan Travel NTP, GTP, travel frekuensi, dan GPGI
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Wisata Alam

Pariwisata yang dijiwai oleh keindahan alam dan keunikan budaya menjadi daya
tarik bagi wisatawan. Keindahan alam bukan hanya memanjakan indra penglihatan,
tetapi juga memberikan kesegaran bagi jiwa dan raga. Wisata alam berkaitan dengan
tanggung jawab wisatawan, masyarakat, dan instansi terkait untuk senantiasa menjaga
kelestarian dan kebersihan lingkungan. Partisipasi masyarakat dalam mengembangkan
wisata alam sangat diperlukan, terutama dalam konteks pariwisata berkelanjutan.

Destinasi pariwisata di Kota Kupang pada umumnya memiliki karakteristik


destinasi wisata alam. Keindahan panorama alam berupa hamparan laut, danau,
bahkan pesona pegunungan menjadi tujuan utama. Walaupun demikian, wisata
budaya pun tak kalah pentingnya. Tugas masyarakat dan instansi terkait dalam
konteks ini adalah menjaga kualitas destinasi dengan sebaik mungkin. Pariwisata
berkelanjutan yang didukung dengan adanya wisata alam dan wisata budaya yang
dimiliki suatu daerah sangat ditentukan oleh komitmen dan partisipasi masyarakat,
tidak hanya untuk menarik jumlah wisatawan, tetapi juga untuk menjaga dan
mengembangkan kualitas destinasi wisata yang berkorelasi dengan kehidupan
masyarakat.

4.2. Potensi dan Daya Tarik Pariwisata di Kota Kupang


Kota Kupang sebagai daya tarik obyek pariwisata merupakan salah satu bidang
yang diprioritaskan pengembangannya. Perkembangan pariwisata Kota Kupang tiga
tahun terakhir (2017- 2019) dapat dilihat pada tabel berikut. Berikut data pengunjung
pariwisata di Kota Kupang mulai dari tahun 2017-2019 (tahun berjalan), sebagai
berikut.

Tahun Wisatawan
Mancanegara Domestic Jumlah
2017 6530 260651 267651

2018 6045 203449 209494


2019 7530 184975 192505

Sumber : Data Badan Pusat Statistik(BPS) Kota Kupang

Potensi obyek dan daya tarik di Kota Kupang sangat beragam dan tersebar di
seluruh wilayah Kota Kupang. Destinasi pariwisata di Kota Kupang pada umumnya
memiliki karakteristik destinasi wisata alam. Keindahan panorama alam berupa
hamparan laut, danau, bahkan pesona pegunungan menjadi tujuan utama, walaupun
demikian wisata budaya pun tak kalah pentingnya.

a. Potensi Wisata Alam

4.3. Strategi Perencanaan Pengembangan Pariwisata

1. Strategi Kebijakan
 Membuat pedoman umum serta pedoman pengelolaan objek wisata pantai
Pangandaran yang lebih terfokus pada Manajemen Wisatawan yang meliputi interprestasi
dan pengaturan pola arus pengunjung.
 Membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk berinvestas, serta Dinas
Pariwisata Kabupaten melakukan promosi objek wisata dan menyatakan
Pangandaran sebagai kawasan yang terbuka untuk investasi bisnis.
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekitar objek wisata sebagai
modal dasar pengembangan melalui pelatihan dan pembekalan keahlian
bidang pariwisata dan sosial budaya.
 Melakukan sosialisasi terhadap berbagai peraturan-peraturan (PERDA) yang
terkait dengan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang dilakukan
baik oleh swasta, masyarakat maupun program- program dari Dinas
Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ciamis.

2. Strategi Fasilitas dan Aktivitas Wisata


Untuk jumlah akomodasi yang ada diperlukan mengoptimalkan kualitas
secara fisik bangunan dan pelayanan, sehingga tercapai standar pelayanan yang baik,
dengan demikian diperlukan masukan-masukan dari pemerintah kepada para
pengelola akomodasi sebagai rekomendasi peningkatan standar pelayananhotel,
sanitasi dan kepuasan konsumen. Diperlukan adanya perbaikan akses jalan,
banyaknya fasilitas makan dan minum namun belum mencapai standar dalam hal
sanitasi dan kesehatan, dengan demikian diperlukan pula pembuatan standar
dan persyaratan fasilitas makan dan minum oleh pemerintah sehingga
kondisinya lambat laun dapat menyesuaikan dengan standar tersebut.

3. Strategi Pemasaran
1. Strategi Produk.
Objek wisata pantai di Kota Kupang sebagai resort dengan multi atraksi,
Strategi produk dapat dilakukan dengan menambahkan atraksi wisata yang
unik dan menarik segmen yang lebih luas lagi, misalnya bagi kaum muda
dapat menambahkan fasilitas parasailing dan bungee jumping yang dapat
dikelola langsung oleh masyarakat.
2. Strategi Harga
Biaya wisata pantai di Kota Kupang ini masih sangat terjangkau oleh
wisatawan dan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Dapat dilakukan
studi yang berkelanjutan mengenai perubahan pola perilaku pasar
Pangandaran sehingga dapat lebih.
4.4. Indikator Permintaan Pariwisata Kota Kupang
Indikator permintaan efektif merupakan hal yang terpenting dari sekelompok penduduk yang
memiliki kecenderungan untuk melakukan perjalanan atau bepergian (travel propensity).
Travel propensity ini mengukur penetrasi keinginan melakukan perjalanan di
kalangan penduduk tertentu.
Terdapat dua jenis travel propensity, yaitu :
1. Net Travel Propensity (NTP), yaitu kecenderungan netto untuk melakukan perjalanan
wisata yi: persentase jumlah penduduk yang melakukan perjalanan wisata minimum satu
kali dalam periode waktu tertentu. Adanya komponen permintaan tertahan atau
terselubung (suppressed demand) serta tidak ada permintaan (no demand) menjadi alasan
bahwa travel propensity tidak akan mencapai angka 100%, walau pada negara maju
sekalipun. Di negara-negara maju, angka travel propensity maksimum mencapai 70-80%.
2. Gross Travel Propensity (GTP), yaitu kecenderungan bruto untuk melakukan
perjalanan wisata yang menunjukkan perbandingan antara jumlah keseluruhan perjalanan
wisata yang dilakukan dengan jumlah penduduk dan dinyatakan dalam persen. Oleh
karena itu, perjalanan liburan yang dilakukan kedua atau ketiga kalinya akan dapat
meningkat kan GTP dan angka GTP tersebut dapat melewati angka 100%.

frekuensi perjalanan (travel frequency) dapat dihitung dengan membagi GTP dengan
NTP. Hasil perhitungannya memberikan gambaran tentang rata-rata jumlah perjalanan
wisata yang dilakukan oleh sekelompok penduduk tertentu yang pernah melakukan
perjalanan wisata.

A . DATA

Berdasarkan data statistik BPS, kunjungan wisatawan periode tahun 2017 – 2019 di Kota
Kupang adalah sebagai barikut :

1 . Jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2017-2019

Jumlah penduduk Kota Kupang


2017 2018 2019
412 708 423 800 434 972
2. Jumlah kunjungan wisatawan domestic dan mancanegara

Jumlah wisatawan yang pernah bepergian di Kota Kupang ( Jiwa )

2017 2018 2019


267651 209494 192505
3. Data perjalanan wisatawan

DATA PERJALANAN WISATAWAN DI Kota Kupang


2017 2018 2019
916 675 1 043 568 936 159

B. PERHITUNGAN

1. Net Travel Propensity (NTP)

jumlah penduduk yang pernah bepergian paling tidak satu kali


NTP= X 100 %
jumlah penduduk

a) Tahun 2017

267651
NTP= X 100 %
412 708

NTP = 0,648 %

b) Tahun 2018

209494
NTP= X 100 %
423 800

NTP=0,494 % %
c) Tahun 2019

192505
NTP= X 100 %
434 972

NTP=¿ 0,442 %

2. Gross Travel Propensity

Total jumlah perjalanan


GTP= X 100 %
Total jumlah penduduk

a. Tahun 2017

916 67 5
GTP= X 100 %
412 708

GTP=¿ 2,221 %

b. Tahun 2018

1043 56 8
GTP= X 100 %
423 800

GTP=¿ 2,462 %

c. Tahun 2019

936 15 9
GTP= X 100 %
434 972

GTP=2,152 %
3. Travel Frekuensi

GTP
Travel Frequency=
NTP

a. Tahun 2017
0,648 %
Travel Frequency=
1,283 %

Travel Frequency=¿ 0,505

b. Tahun 2018
0,494 %
Travel Frequency=
1,030 %

Travel Frequency=¿ 0,479

c. Tahun 2019
0,442 %
Travel Frequency=
0,871 %

Travel Frequency=¿ 0,507

4. Country Potential Generation Indeks (CPGI)

JUMLAH PENDUDUK
Kota Kupang INDONESIA (JUTA)
2017 2018 2019 2017 2018 2019
412 708 423 800 434 972 264,6 267,7 267
JUMLAH PERJALANAN
Kota Kupang INDONESIA
2017 2018 2019 2017 2018 2019
916 675 1 043 568 936 159 270 303,4 275

Ne/ Nw
CPGI =
Pe / Pw

a. Tahun 2017

916675 :270 .000 . 000


CPGI =
412 708:264 .600 . 000

0,003
CPGI =
0 , 001

CPGI =¿ 3

b. Tahun 2018

1043 56 8 :303 . 400 . 000


CPGI =
423 800 : 267 .700 . 000

0 , 0034
CPGI =
0 , 0015

CPGI =¿ 2,26

c. Tahun 2019

936 15 9 :275.000 .000


CPGI =
434 972 :267 .000.000

0 , 0034
CPGI =
0 , 0016
CPGI =¿ 2,125

 Berdasarkan perhitungan GPCI di Kota Kupang secara berurutan selama periode


tahun 2017 – 2019 adalah :
a) 3, 2,26, 2,125
b) Angka indeks GPCI selama tahun 2017-2019 yaitu : >1,0
c) Dengan perolehan angka indeks GPCI tahun 2017-2019 , maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan Kota Kupang memiliki kemampuan
menghasilkan wisatawan lebih besar dari yang diharapkan oleh penduduknya.

C. HASIL PERHITUNGAN

Berdasarkan hasil perhitungan net travel propensity (NTP) , gross Travel propensity
(GTP) dan travel frequency maka diperoleh data sebagaimana dijelaskan pada tabel
berikut :

TAHUN
DATA 2017 2018 2019
NTP Kota Kupang 0,628% 0,494% 0,442%

GTP Kota Kupang 2,221% 2,462% 2,152%

Travel Frequency Kota Kupang 0,505 0,479 0,507

GPCI Kota Kupang 3 2,26 2,125


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan
Pariwisata yang dijiwai oleh keindahan alam dan keunikan budaya menjadi daya
tarik bagi wisatawan. Keindahan alam bukan hanya memanjakan indra penglihatan,
tetapi juga memberikan kesegaran bagi jiwa dan raga. Wisata alam berkaitan dengan
tanggung jawab wisatawan, masyarakat, dan instansi terkait untuk senantiasa menjaga
kelestarian dan kebersihan lingkungan. Partisipasi masyarakat dalam mengembangkan
wisata alam sangat diperlukan, terutama dalam konteks pariwisata berkelanjutan.

Kota Kupang sendiri memiliki berbagai macam objek wisata diantaranya adalah
wisata pantai, taman laut, hutan nostalgia, gunung, mangrove, perkampungan
tradisional dengan karakteristik budaya alami serta masih banyak lagi. Berdasarkan
hasil perhitungan net travel propensity (NTP) , gross Travel propensity (GTP) dan
travel frequency serta GPCI untuk mengukur indeks pariwisata di Kota Kupang maka
diperoleh data sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut :

TAHUN
DATA 2017 2018 2019
NTP Kota Kupang 0,628% 0,494% 0,442%

GTP Kota Kupang 2,221% 2,462% 2,152%

Travel Frequency Kota Kupang 0,505 0,479 0,507

GPCI Kota Kupang 3 2,26 2,125


DAFTAR PUSTAKA

https://kupangkota.bps.go.id/

https://ojs.unud.ac.id/index.php/penjor/article/download/46137/27923/

https://www.itrip.id/tempat-wisata-kupang

Materi Pertemuan ke 7 dari Pak Dosen mengenai Permintaan dan Penawaran Agrowisata

https://www.google.com/url?q=https://media.neliti.com/media/publications/77667-ID-
strategi-pengembangan-pariwisata-oleh-pe.pdf&usg=AFQjCNEwcXAYAi5MV8frmnAF-
7LMI5yu_g

http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/374/270

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjuyLOs0LHs
AhXVlEsFHZMQASkQFjAAegQIBhAC&url=https%3A%2F%2Fjurnal.uns.ac.id
%2Fdilema%2Farticle%2Fview%2F11194&usg=AOvVaw0CWBGnOQhgvfnDHax0rZaD

Anda mungkin juga menyukai