Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA

Serla Lestari
Prodi Pendidikan Geografi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Suska Riau
Email : serlalestari3@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan tujuan wisata menjadikan pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan,
penciptaan lapangan kerja, bisnis dan pembangunan infrastruktur sehingga diperlukan
perencanaan yang lebih maju. Salah satu teknologi yang digunakan dalam pengembangan
pariwisata adalah teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Memanfaatkan teknologi SIG
diharapkan mampu menganalisis spasial aspek suatu daerah sehingga potensi pariwisata yang
ada dapat dikembangkan menjadi objek dan wisata yang optimal daya tarik yang dapat
menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tujuan artikel ini adalah untuk
menentukan manfaatnya teknologi Sistem Informasi Geografis dalam pengembangan
pariwisata.
Kata kunci: Manfaat SIG, Pengembangan, Pariwisata

ABSTRACT
The increase in tourist destinations makes tourism a key factor in income, job creation,
business and infrastructure development so more advanced planning is needed. One of the
technologies used in tourism development is Geographic Information System (GIS)
technology. Utilizing GIS technology is expected to be able to analyze the spatial aspects of
an area so that existing tourism potential can be developed into optimal tourism objects and
attractions that can attract both domestic and foreign tourists. The purpose of this article is
to determine the benefits of Geographic Information System technology in tourism
development.
Keywords: Benefits of GIS, Development, Tourism

PENDAHULUAN
Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan yang menjadi salah satu faktor penting dalam
pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di suatu negara yang telah
mengalami ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan serta menjadi salah satu sektor yang
mengalami pertumbuhan terbesar di dunia (Kementrian Pariwisata, 2015).

Meningkatnya destinasi pariwisata menjadikan sektor pariwisata sebagai faktor kunci dalam
pendapatan, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur yang
menuntut konsekuensi adanya perencanaan yang lebih matang (Rahayuningsih, Tri 2016).
Perencanaan pariwisata ini tidak dimaksudkan untuk merusak lingkungan hidup tetapi justru
harus direncanakan dan dilaksanakan ke arah tata lingkungan yang mendukung kepada
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Pariwisata adalah salah satu contohnya dimana kegiatan ini sangat tergantung pada sumber
daya lingkungan dan sosial budaya masyarakat daerah setempat. Pembangunan pariwisata
berkelanjutan dapat diartikan sebagai pembangunan obyek-obyek wisata dan daya tarik
wisata yang hidup dalam masyarakat tetapi selalu berorientasi kepada kelestarian nilai dan
kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Kendal, 2015).

Dijelaskan lebih lanjut bahwa lingkungan hidup sebagai titik tolak pemikiran pengembangan
dan pembangunan kepariwisataan yang menjamin kelestarian kehidupan alami, bio-geografis,
harus terus diupayakan demi menjamin daya tarik pesona wisata. apkan secara nasional yaitu
untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan tanpa mengorbankan nilai-nilai lingkungan
hidup (Rahayuningsih, Tri 2016) sehingga dalam pelaksanaannya perlu disusun suatu
kebijaksanaan strategi daerah agar nilai tambah dari segi sosial ekonomi dan sosial budaya
dapat dicapai.

Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) diharapkan mampu untuk
menganalisis aspek ruang pada suatu daerah sehingga potensi-potensi wisata yang ada dapat
dikembangkan menjadi obyek dan daya tarik wisata secara optimal yang dapat menarik
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

PEMBAHASAN
Pariwisata
Fandeli (1995), mengemukakan bahwa pariwisata merupakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di dalamnya. Dijelaskan pula bahwa wisata merupakan suatu kegiatan bepergian ke
suatu tempat di luar lingkungan tempat tinggal dengan maksud bukan untuk mencari nafkah,
melainkan untuk menciptakan kembali kesegaran baik fisik maupun psikis agar dapat
meningkatkan prestasi. Dalam kegiatan pariwisata terdapat objek dan daya tarik yang
menarik seseorang maupun sekelompok orang untuk datang ke obyek dan daya tarik wisata
tersebut.

Dalam Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan


disebutkan bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan kepariwisataan harus berpedoman pada
11 azas, yaitu 1) manfaat, 2) kekeluargaan, 3) adil dan merata, 4) keseimbangan, 5)
kemandirian, 6) kelestarian, 7) partisipatif, 8) berkelanjutan, 9) demokratis, 10) kesetaraan,
dan 11) kesatuan.

Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Atau dengan kata lain,
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Pariwisata Berkelanjutan
Menurut Kurniawati, pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang mengalami
perkembangan yang sangat pesat, termasuk pertambahan arus kapasitas akomodasi, populasi
lokal dan lingkungan, dimana perkembangan pariwisata dan investasi-investasi baru dalam
sektor pariwisata tersebut tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan
lingkungan, yaitu dengan memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif
sehingga ada beberapa inisiatif yang diambil oleh sektor publik untuk mengatur pertumbuhan
pariwisata agar menjadi lebih baik.

Kriteria destinasi pariwisata berkelanjutan secara garis besar terbagi menjadi empat
(Kementrian Pariwisata, 2016), yaitu:
a. Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan
b. Pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat
c. Pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung
d. Pelestarian lingkungan

Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan


Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal,
regional maupun lingkup nasional pada suatu negara sangat erat kaitannya dengan
pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Dengan kata lain, pengembangan
kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan
keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak (Yoeti, 2008).

Dalam Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan juga disebutkan bahwa pembangunan
kepariwistaan dikembangkan dengan pendekatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah,
bertumpu kepada masyarakat dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakupi
berbagai aspek yang mencakup sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerjasama antar negara, pemberdayaan
usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya.

Sistem Informasi Geografi Dalam Pariwisata


Pariwisata merupakan kegiatan yang sangat bergantung pada sumber daya lingkungan
sehingga diperlukan sebuah perencanaan yang tepat dalam pengelolaannya. Teknologi Sistem
Informasi Geografis (SIG) dapat diterapkan dalam rangka pencapaian pembangunan
pariwisata berkelanjutan.

Teknologi SIG dalam pariwisata dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam proses
pengambilan keputusan. Selain itu, SIG dapat digunakan untuk memberikan pendekatan yang
lebih holistik terhadap pemecahan terhadap suatu masalah dimana didalamnya terdapat data
kualitatif dan kuantitatif yang harus diproses. Pada umumnya, teknologi ini digunakan untuk
mengumpulkan informasi, data, dan analisis spasial yang kemudian ditampilkan dalam
bentuk grafik atau peta yang lebih efektif yang lebih mudah untuk dipahami oleh pengguna.

KESIMPULAN

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu teknologi yang sangat berguna dalam
mendukung pengambilan suatu keputusan dalam bidang pariwisata. Hal ini dikarenakan
Sistem Informasi Geografi (SIG) mampu untuk mengumpulkan informasi dan data serta
menganalisisnya secara spasial yang kemudian menampilkannya dalam bentuk grafik atau
peta yang lebih efektif dan lebih mudah untuk dipahami oleh penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chafid. (1995). Dasar-Dasar Management Kepariwisataan Alam. Jogjakarta:


Liberty.
Kementrian Pariwisata. (2015). Rencana Strategis: Pengembangan Destinasi dan Industri
Pariwisata Tahun 2015-2019. Kementrian Pariwisata.
Kurniawati, R. (n.d.). Modul pariwisata berkelanjutan
Rahayuningsih, T., Muntasib, E. K. S. H., & Budi, L. (2016). Nature Based Tourism
Resources Assessment Using Geographic Information System ( GIS ): Case Study in
Bogor. Journal Procedia Environmental 33, 365–375.
Yoeti, O.A. (2008). Perencanan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya
paramita.

Anda mungkin juga menyukai