Diterima
:
5
Maret
2018
DOI
:
https://doi.org/10.22146/jpt.35378
Aspek
Sosial
Ekonomi
Masyarakat
Lokal
dalam
Pengelolaan
Desa
Wisata
Pantai
Trisik,
Kulonprogo
Arina
Pramusita,
Eska
Nia
Sarinastiti
Program
Studi
Kepariwisataan,
Departemen
Bahasa
Seni
dan
Manajemen
Budaya,
Sekolah
Vokasi,
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta,
Indonesia
arina.pramusita@ugm.ac.id,
eskanias@ugm.ac.id
Abstract
Trisik
beach
is
one
of
potential
tourism
attraction
in
Banaran
Village
Kulonprogo,
it
has
a
lot
of
potential
to
be
developed.
Trisik
beach
offers
several
attractive
tourism
attractions
such
as
beach,
mangrove
plants,
turtle
conservation,
and
agrotourism.
Among
its
potential,
agrotourism
had
a
big
chance
to
developed.
Most
of
the
community
in
Trisik
beach
village
are
actively
involved
and
get
the
benefit
from
agriculture.
The
development
of
community
based
tourism
requires
the
participation
of
local
communities
in
the
entire
development
phases
starting
from
planning,
implementation,
and
supervision.
However,
public
participation
is
often
completely
overlooked.
This
study
aims
to
analyzed
development
of
tourism
and
formulate
the
model
of
community
involvement
in
tourism
development.
The
study
is
conducted
in
Trisik
beach
area,
Banaran,
Galur,
Kulonprogo.
The
proces
of
collecting
data
through
the
study
literature,
in
depth
interview,
and
field
observation.
The
analytical
method
used
is
descriptive
analysis.
Keywords:
Tourism
area;
Trisik
beach;
Kulonprogo
14
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
Pendahuluan
mempengaruhi
pembangunan
kepariwisataan
kemudian
berkembang
tiga
Pariwisata
saat
ini
telah
dianggap
varian
strategi
model
perencanaan
sebagai
salah
satu
industri
penting
untuk
pembangunan
kepariwisataan
yang
sering
menghasilkan
keuntungan
ekonomi
di
dijadikan
sebagai
acuan
dasar
oleh
sejumlah
negara,
sehingga
banyak
negara
perencana
pembangunan
kepariwisataan,
yang
terus
berusaha
menggerakkan
dan
yaitu
(Sunaryo,
2013):
meningkatkan
sektor
pariwisatanya.
Selain
1. Strategi
perencanaan
pembangunan
peluang
sebagai
sumber
devisa,
industri
kepariwisataan
yang
mengutamakan
pariwisata
memiliki
berbagai
elemen
yang
pada
pertumbuhan
(growth
oriented
dapat
mendorong
terjadinya
perubahan
model)
ekonomi
dan
perbaikan
kualitas
hidup
bagi
2. Strategi
perencanaan
pembangunan
masyarakat
di
negara
berkembang.
Proses
yang
kepariwisataan
yang
bertumpu
ini
dapat
terjadi
karena
industri
pariwisata
pada
pemberdayaan
masyarakat
memilki
kemampuan
untuk
menciptakan
(community
based
tourism
berbagai
multiplier
effect,
seperti
berbagai
development)
usaha
yang
terkait
di
bidang
pariwisata
yang
3. Strategi
perencanaan
pembangunan
berskala
kecil
dan
dimiliki
serta
dioperasikan
kepariwisataan
yang
bertumpu
pada
secara
lokal,
yang
akan
memberikan
keberlanjutan
pembangunan
peluang-‐peluang
baru
dari
perkembangan
kepariwisataan
(sustainable
tourism
pariwisata
internasional
untuk
development)
mendapatkan
keuntungan
dan
lapangan
kerja.
Selain
itu,
industri
pariwisata
Community
based
tourism
(CBT)
merupakan
kegiatan
yang
tidak
mengenal
secara
umum
skala
kecil
dan
mencakup
batas
ruang
dan
wilayah
(borderless).
interaksi
antara
pengunjung
dan
komunitas
Seiring
dengan
perkembangan
teknologi
sekitar,
secara
khusus
sesuai
untuk
kawasan
informasi
yang
diikuti
dengan
kemudahan
pertanian
dan
regional.
CBT
biasanya
akses
membuat
pergerakan
manusia
dikelola
dan
dimiliki
oleh
komunitas
dan
menjadi
lebih
cepat,
mudah,
bervariasi,
untuk
komunitas.
CBT
merupakan
bentuk
nyaman,
dan
ekonomis,
sehingga
batas
dari
pariwisata
lokal
yang
administrasi
wilayah
tidak
lagi
menjadi
mengkomunikasikan
budaya
lokal.
CBT
hambatan.
didikung
oleh
komunitas,
pemerintah
lokal,
dan
NGO.
(Asker,
S.
Boronyak
L.,
Carrard,
&
Pariwisata
merupakan
bagian
dari
sektor
Paddon,
M.
2010).
Kunci-‐kunci
kesuksesan
industri
di
Indonesia
yang
dianggap
memiliki
bergantung
palda
organisasinya
yang
prospek
cerah,
dan
mempunyai
potensi
mengelola
karena
setiap
manajemen
CBT
yang
sangat
besar
untuk
dikembangkan.
memiliki
konteks
dan
operasional
yang
Potensi
tersebut
didukung
oleh
kondisi-‐
berbeda.
Hal
tersebut
tergantung
pada
kondisi
alamiah
seperti
letak
dan
keadaan
beberapa
hal
sebagai
berikut
(Asker,
S.
geografis
(lautan
dan
daratan
sekitar
Boronyak
L.,
Carrard,
&
Paddon,
M.
2010):
khatulistiwa),
lapisan
tanah
yang
subur
dan
panoramis
(akibat
ekologi
geologis),
serta
a. Tim
pengelolaan
CBT
harus
memiliki
berbagai
flora
dan
fauna
yang
memperkaya
SDM
yang
memiliki
skill
dan
termotivasi
isi
daratan
dan
lautan.
memajukan
wilayahnya
b. CBT
harus
memiliki
mekanisme
quality
Sejalan
dengan
tuntutan
dan
eskalasi
control
yang
berkelanjutan
perubahan
kebutuhan,
pergeseran
pola
pikir
c. Semua
stakeholder
CBT
harus
paham
masyarakat
dunia
serta
dinamika
terhadap
aturan
dan
hukum
yang
perkembangan
isu-‐isu
strategis
yang
akan
berlaku
berkaitan
dengan
15
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
pengembangan
lingkungan
dan
mempu
terjadi,
promosi
pelayanan
wisata
dan
mengembangkan
sistem
monitoring
dan
sebagainya.
Selain
itu
yang
tidak
kalah
respon
yang
cepat
terhadap
perubahan
penting
adalah
adanya
koordinasi
jaringan
aturan
kerja
diantara
pemerintah
lokal
untuk
d. CBT
yang
berhasil
harus
memiliki
menjamin
kualitas
manajemen
pariwisata
rencana
jangka
panjang
dan
lokal.
Desa
wisata
Pantai
Trisik,
yang
berada
meningkatkan
kemamuannya
dalam
di
desa
Banaran,
kecamatan
Galur,
pengelolaan
sesuai
dengan
kabupaten
Kulonprogo,
Yogyakarta
perkembangan
zaman
atau
teknologi
merupakan
salah
satu
bentuk
e. CBT
harus
membangun
media
pengembangan
dan
pengelolaan
kegiatan
monitoring
dan
melakukan
evaluasi
pariwisata
berbasis
komunitas.
Desa
ini
untuk
setiap
proses
pelaksnaaannya.
merupakan
sebuah
desa
yang
berada
di
CBT
pada
prinsipnya
harus
mampu
kawasan
pantai
dengan
karakter
yang
unik
melibatkan
dan
menguatkan
komunitas
karena
berbatasan
langsung
dengan
Sungai
untuk
memperjelas
kepemilikan
dan
Progo
yang
merupakan
salah
satu
sungai
transparansi
pengelolaan;
membangun
terbesar
di
Yogyakarta.
Kawasan
Pantai
partnership
dengan
stakeholder
yang
Trisik
memiliki
sejumlah
potensi
wisata
relevan;
memperbaiki
tingkat
kesejahteraan
seperti
kawasan
pantai,
laguna
yang
masyarakat
lokal;
menghargai
budaya
dan
menjadi
tempat
konservasi
tanaman
tradisi
lokal;
dan
berkontribusi
pada
mangrove
dan
cemara
udang,
sungai,
konservasi
lingkungan
alam.
(ASEAN,
2016)
habitat
penyu,
serta
agrowisata.
Pariwisata
berbasis
komunitas
memiliki
Pengembangan
kawasan
wisata
di
peluang
yang
lebih
besar
untuk
dapat
Pantai
Trisik
akan
memberikan
dampak
dikelola
oleh
komunitas-‐komunitas
lokal,
positif
bagi
kehidupan
masyarakat
lokal.
karena
memiliki
obyek-‐obyek
dan
atraksi
Masyarakat
yang
awalnya
hanya
yang
lebih
otentik
dan
berskala
kecil,
mengandalkan
hidupnya
pada
sektor
sehingga
memberikan
peluang
yang
cukup
perikanan
dan
pertanian,
memiliki
peluang
besar
untuk
mengembangkan
partisipasi
untuk
mengembangkan
usaha
baru
dalam
lokal
didalam
proses
pengambilan
kegiatan
pariwisata,
seperti
membuka
keputusan-‐keputusan
manajerial.
Didalam
usaha
warung
makan,
menjadi
guide
lokal,
konteks
pembangunan
pariwisata
yang
serta
mengelola
atraksi
wisata.
Selain
berkelanjutan
(sustainable
tourism
dampak
positif,
pengembangan
pariwisata
development),
pembangunan
pariwisata
di
Desa
Wisata
Pantai
Trisik
juga
tidak
tidak
hanya
berkaitan
dengan
bagaimana
terlepas
dari
sejumlah
persoalan
yang
ada,
mencapai
pertumbuhan
ekonomi,
tetapi
salah
satunya
adalah
masalah
sampah.
mengenai
bagaimana
membebaskan
Masih
minimnya
pengelolaan
sampah
di
otonomi
sistem
ekonomi,
politik,
pantai
Trisik,
membuat
kawasan
pantai
kebudayaan,
serta
lingkungan
sosial
wilayah
menjadi
kotor.
Sampah
ini
berasal
dari
laut
tersebut
dari
subordinasi
mereka
terhadap
saat
surut
yang
berasal
dari
aliran
sungai
kekuatan
politik
dan
ekonomi
yang
yang
yang
selalu
datang
setiap
minggu.
lebih
besar.
Sebenarnya
pernah
dilakukan
upaya
pembersihan
kawasan
pantai
oleh
Berkaitan
dengan
pemberdayaan
kelompok
Karang
Taruna
di
sana,
tetapi
masyarakat,
pengembangan
pariwisata
karena
keterbatasan
peralatan
dan
sampah
berbasis
komunitas
memerlukan
selalu
datang
sehingga
kegiatan
pendekatan
partisipasi
seperti
partisipasi
pembersihan
ini
belum
bisa
efektif.
dalam
pelayanan
masyarakat,
kerjasama
Diperlukan
komitmen
dan
biaya
yang
cukup
dalam
mengastasi
permasalahan
yang
besar
baik
dari
pemerintah
setempat
dan
16
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
masyarakat
setempat
untuk
ikut
menjaga
METODE
PENELITIAN
kebersihan
lingkungan
di
sekitar
pantai
1. Bahan
atau
Materi
Penelitian
Trisik.
Bahan
atau
materi
penelitian
seluruh
Selain
kawasan
pantai,
ada
potensi
kegiatan
kepariwisatan
baik
langsung
wisata
yang
memungkinkan
untuk
maupun
tidak
langsung
serta
pendapat
dikembangkan
sebagai
daya
tarik
wisata
di
masyarakat
setempat
di
kawasan
Desa
Pantai
Trisik,
yaitu
agrowisata.
Sektor
Wisata
Pantai
Trisik
Banaran,
kecamatan
pertanian
di
kawasan
pantai
Trisik
terus
Galur,
kabupaten
Kulonprogo,
Yogyakarta.
mengalami
peningkatan
setiap
tahun.
Populasi
penelitian
adalah
desa
wisata
Komoditas
yang
dibudidayakan
di
daerah
ini
Pantai
Trisik
Banaran.
Sampel
penelitian
berupa
semangka,
melon
dan
cabai
mampu
adalah
masyarakat
lokal
di
desa
wisata,
meningkatkan
perekonomian
dan
untuk
menunjang
kegiatan
penelitian
ini,
kesejahteraan
masyarakat.
Dengan
kondisi
peneliti
juga
akan
mengumpulkan
data
seperti
ini
maka
sektor
pertanian
memiliki
mengenai
kegiatan
kepariwisataan
yang
peluang
yang
cukup
besar
untuk
meliputi:
jenis
produk
yang
ditawarkan
dikembangkan
sebagai
daya
tarik
wisata,
kepada
wisatawan,
pengelolaan
produk,
seperti
kegiatan
live
in
dan
wisata
edukasi
harga
produk,
manajemen
pemasaran,
berbasis
pertanian,
dengan
untuk
mendapatkan
gambaran
mengenai
memberdayakan
masyarakat
sebagai
pelaku
aspek
ekonomi
dan
sosial
dari
kegiatan
kegiatan
pariwisata.
pariwisata
yang
terjadi
di
desa
wisata.
Alat
yang
dipakai
untuk
mengumpulkan
data
di
Masyarakat
setempat
sebagai
pelaku
lapangan
adalah
kamera.
Kamera
digunakan
utama
dari
kegiatan
kepariwisataan
memiliki
untuk
memotret
data
produk
wisata
yang
peran
yang
cukup
penting
dalam
ditawarkan
serta
kondisi
lingkungan
penyelesaian
persoalan
yang
ada,
melalui
disekitar
desa
wisata,
dan
komputer
pemberdayaan
diharapkan
masyarakat
digunakan
sebagai
alat
pengolah
dan
memiliki
kesadaran
untuk
mengembangkan
penganalisis
data.
potensi
yang
ada
dan
mampu
untuk
menyelesaikan
persoalan
yang
terjadi.
2.
Metode
Penelitian
Namun,
saat
ini
masyarakat
disana
masih
Penelitian
ini
akan
menggunakan
banyak
yang
merasa
awam
mengenai
metode
deskriptif,
yaitu
penelitian
yang
pengembangan
agrowisata,
diperlukan
berusaha
mendeskripsikan
atau
pendampingan
dan
pelatihan
agar
menggambarkan
hubungan
antara
masyarakat
dapat
berperan
sebagai
pelaku
fenomena
yang
diteliti
secara
sistematis,
utama
dalam
kegiatan
wisata.
faktual
dan
akurat.
(Kusmayadi,
2000)
Metode
ini
digunakan
untuk
mendapatkan
Oleh
karena
itu,
penelitian
ini
bertujuan
data
informasi
yang
mendalam
namun
untuk
menggali
lebih
dalam
tentang
potensi
menggambarkan
kondisi
riil
yang
ada
secara
agrotourism
di
Pantai
Trisik.
Secara
spesifik
menyeluruh
dan
apa
adanya
atas
fokus
penelitian
ini
dilakukan
dengan
adanya
dua
masalah
yang
ditetapkan.
Prosedur
yang
tujuan
yakni
pertama
untuk
akan
dipakai
guna
mendekati
data
di
mengidentifikasi
potensi
agrowisata
yang
lapangan
meliputi:
studi
pustaka;
ada
di
Pantai
Trisik
dan
kedua,
untuk
wawancara,
dan
observasi
langsung.
mengetahui
aspek
sosial
ekonomi
dari
Wawancara
secara
mendalam
(depth
pemberdayaan
masyarakat
lokal
di
desa
interview)
akan
dilakukan
kepada
sejumlah
wisata
Pantai
Trisik
dalam
kegiatan
narasumber
dalam
hal
ini
adalah
kelompok
pariwisata.
Karang
Taruna
kawasan
Pantai
Trisik,
melalui
Focus
Group
Discussion.
Observasi
17
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
langsung
dilakukan
terhadap
seluruh
pekerjaan
terutama
bagi
masyarakat
kegiatan
kepariwisataan
dalam
kawasan
lokal
Desa
Wisata
Pantai
Trisik
Banaran,
untuk
b. Pengembangan
diarahkan
sedapat
memperoleh
data
serta
gambaran
yang
mungkin
dapat
meminimilasir
relevan
terkait
analisa
dampak
ekonomi
dampak
sosial
yang
merugikan,
sosial
masyarakat
dari
kegiatan
desa
wisata.
pengembangan
wisata
diharapkan
Analisis
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dapat
mendorong
dan
meningkatkan
dengan
cara
induktif,
yaitu
pembentukan
partisipasi
masyarakat
lokal
dalam
abstraksi
berdasarkan
bagian-‐bagian
yang
kepariwisataan
baik
secara
langsung
telah
dikumpulkan.
maupun
tidak
langsung.
Analiasis
data
dilakukan
dengan
c. Menunjang
kehidupan
dan
memahami
dan
merangkai
data-‐data
yang
kreativitas
budaya
masyarakat
lokal,
telah
dikumpulkan
secara
sistematis.
sehingga
dapat
memantapkan
sifat
Tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
respon
dan
ciri
khas
budaya
setempat
secara
masyarakat
lokal
terhadap
pariwisata
dan
berkelanjutan.
bagaimanakah
mekanisme
pemberdayaan
d. Kegiatan
pengembangan
pariwisata
masyarakat
dalam
mengelola
dan
menjaga
tidak
akan
menimbulkan
kerusakan
kawasan
wisata.
Setelah
semua
data
atau
mengancam
keseimbangan
kegiatan
pariwisata
yang
terkait
dengan
lingkungan
yang
dapat
Desa
Wisata
Pantai
Trisik
Banaran
menyebabkan
penurunan
atau
terkumpul
kemudian
dianalisis
secara
hilangnya
nilai
atraksi
wisata
atau
deskriptif
kualitatif
dan
kuantitatif.
Kualitatif
wilayah
yang
menjadi
modal
dasar
untuk
mengungkapkan
mekanisme
kegiatan
kepariwisataan
pemberdayaan
masyarakat
dalam
kegiatan
Berdasarkan
observasi,
terdapat
beberapa
kepariwisataan
di
Desa
Wisata
Pantai
Trisik.
potensi
daya
tarik
wisata
yang
dapat
Focus
Group
Discussion
dilakukan
untuk
dikembangkan
seperti
pertanian
atau
mengungkapkan
aspek
ekonomi
dan
sosial
perkebunan
organik,
susur
sungai,
camping
dari
pengembangan
pariwisata
bagi
ground
dan
beberapa
event
lokal
seperti
masyarakat
lokal.
Melalui
metode
ini
dapat
lomba
Nglarak
Blarak
dan
Eco
Run.
digunakan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
Meskipun
demikian,
belum
semua
potensi
kegiatan
pariwisata
dapat
memberikan
wisata
yang
dikelola
secara
optimal,
dan
manfaat
secara
ekonomi
dan
sosial
bagi
keberadaan
sejumlah
fasilitas
penunjang
masyarakat
lokal.
kegiatan
pariwisata
di
Desa
masih
kurang.
Berikut
ini
adalah
arahan
pengembangan
Hasil
dan
Pembahasan
terhadap
beberapa
daya
tarik
wisata
yang
1. Strategi
Pengembangan
Potensi
Wisata
di
terdapat
di
Desa
wisata
Pantai
Trisik
Desa
Wisata
Pantai
Trisik
Banaran
Banaran
:
Pada
dasarnya
arahan
a. Agrowisata
kawasan
pesisir
pengembangan
agrowisata
di
kawasan
desa
Agrowisata
adalah
bentuk
pariwisata
wisata
Pantai
Trisik
Banaran,
mengacu
pada
yang
memanfaatkan
usaha
agro
sebagai
kebijakan
pengembangan
kawasan
wisata
objek
wisata
dengan
tujuan
untuk
yang
berprinsip
pada
Sustainable
Tourism
memperluas
pengetahuan
,pengalaman
dan
Development,
yaitu
:
rekreasi,
dan
hubungan
usaha
di
bidang
a. Dapat
memberikan
keuntungan
pertanian
(Utama,
2012).
Agrowisata
secara
ekonomis,
seperti
merupakan
objek
wisata
yang
memberikan
kesempatan
untuk
memanfaatkan
areal
pertanian
sebagai
untuk
membuka
usaha
dan
lapangan
objek
wisata.
Komponen
pengembangan
agrowisata
dapat
berupa
flora
dan
fauna
18
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
baik
yang
masih
liar,
dibudidayakan,
dan
jika
sebuah
kawasan
memenuhi
beberapa
komoditas
pasca
panen
yang
khas,
atraksi
persyaratan
yaitu
(Utama,
2012)
:
budaya
pertanian
setempat,
serta
1) Memiliki
sumberdaya
lahan
untuk
pemandangan
alam
berlatar
belakang
mengembangkan
komoditi
pertanian
petanian.
Pengembangan
agrowisata
yang
akan
dijadikan
sebagai
komoditi
mengedepankan
kawasan
pertanian
sebagai
unggulan
salah
satu
pendorong
pertumbuhan
2) Terdapat
prasarana
dan
infrastruktur
ekonomi
dan
dapat
menunjang
yang
memadai
untuk
mendukung
berkembangnya
agrobisnis
secara
umum.
pengembangan
sistem
dan
usaha
Pengembangan
agrowisata
dapat
dilakukan
agrowisata,
seperti
aksesibiltas,
jika
sebuah
kawasan
memenuhi
beberapa
saluran
irigasi,
pusat
pengembangan
persyaratan
yaitu
(Utama,
2012):
agribisnis
1. Memiliki
sumberdaya
lahan
untuk
3) Memiliki
sumberdaya
manusia
yang
mengembangkan
komoditi
pertanian
berkemauan
dan
berpotensi
untuk
yang
akan
dijadikan
sebagai
komoditi
mengembangkan
kawasan
unggulan
agrowisata
2. Terdapat
prasarana
dan
infrastruktur
4) Pengembangan
agrowisata
tersebut
yang
memadai
untuk
mendukung
mampu
mendukung
upaya-‐upaya
pengembangan
sistem
dan
usaha
konservasi
alam
dan
lingkungan
agrowisata,
seperti
aksesibiltas,
saluran
hidup,
dan
sosial
budaya.
irigasi,
pusat
pengembangan
agribisnis
Berdasarkan
hasil
penelitian,
di
3. Memiliki
sumberdaya
manusia
yang
dusun
Sidorejo,
keluran
Banaran,
terdapat
berkemauan
dan
berpotensi
untuk
sejumlah
lahan
pertanian
yang
dikelola
mengembangkan
kawasan
agrowisata
secara
organik,
ada
beberapa
jenis
sayuran
Pengembangan
agrowisata
tersebut
yang
dibudidayakan
di
lahan
pertanian
ini
mampu
mendukung
upaya-‐upaya
konservasi
yaitu
cabe,
terong,
semangka
dan
melon.
alam
dan
lingkungan
hidup,
dan
sosial
Lahan
yang
digunakan
adalah
lahan
milik
budaya.
Agrowisata
adalah
bentuk
masyarakat
setempat
dan
ada
juga
lahan
pariwisata
yang
memanfaatkan
usaha
agro
dari
Pakualam
Ground.
Keunikan
lahan
ini
sebagai
objek
wisata
dengan
tujuan
untuk
adalah
meskipun
jenis
tanahnya
berpasir,
memperluas
pengetahuan
,pengalaman
dan
merupakan
daerah
pesisir
Pantai,
tetapi
rekreasi,
dan
hubungan
usaha
di
bidang
komoditas
sayuran
dan
buah
yang
ditanam
pertanian
(Utama,
2012).
Agrowisata
disini
bisa
tumbuh
dengan
subur
dan
sangat
merupakan
objek
wisata
yang
produktif.
Keberadaan
lahan
pertanian
ini
memanfaatkan
areal
pertanian
sebagai
membuka
berbagai
peluang
untuk
objek
wisata.
Komponen
pengembangan
dikembangkannya
sejumlah
atraksi
wisata.
agrowisata
dapat
berupa
flora
dan
fauna
Karakteristik
lahan
pesisir
yang
unik
untuk
baik
yang
masih
liar,
dibudidayakan,
dan
pertanian
bisa
menjadi
daya
tarik
wisata
komoditas
pasca
panen
yang
khas,
atraksi
tersendiri
bagi
wisatawan,
terutama
untuk
budaya
pertanian
setempat,
serta
kegiatan
edu
tourism
Saat
ini
sudah
ada
pemandangan
alam
berlatar
belakang
sejumlah
wisatawan
yang
berkunjung
ke
petanian.
Pengembangan
agrowisata
kawasan
pertanian
di
dusun
Sidorejo
untuk
mengedepankan
kawasan
pertanian
sebagai
melihat
dan
belajar
mengenai
sistem
salah
satu
pendorong
pertumbuhan
pertanian
di
kawasan
pesisir,
terutama
dari
ekonomi
dan
dapat
menunjang
kalangan
pelajar
dan
mahasiswa.
Beberapa
berkembangnya
agrobisnis
secara
umum.
rombongan
pelajar
dan
mahasiswa
tersebut
Pengembangan
agrowisata
dapat
dilakukan
bahkan
sudah
mengikuti
program
live
in
dengan
menginap
di
rumah
penduduk
19
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
setempat,
yaitu
rombongan
pelajar
dari
SMP
Tumbuh
sebanyak
20
orang.
Selain
b. Susur
Sungai
dan
Kebun
buah
di
sekitar
aktivitas
pertanian
kegiatan
live
in
tersebut
sungai
Sen
juga
meliputi
kunjungan
ke
kawasan
tambak
Potensi
wisata
yang
lain
yang
udang.
terdapat
dusun
Sidorejo
adalah
Kali
Sen.
Kali
Sen
atau
sungai
Sen
merupakan
sungai
Tabel
1.
Arahan
Pengembangan
Lahan
buatan
yang
dibangun
pada
masa
Pertanian
Pesisir
penjajahan
Jepang,
dan
digunakan
untuk
No
Komponen
Penjabaran
irigasi
lahan
pertanian.
Sungai
ini
1
Keunikan
• Karakteristik
lahan
membentang
dari
kecamatan
Wates
sampai
pertanian
pesisir
berpasir
kecamatan
Galur
Kulonprogo,
dan
bermuara
• Pengelolaan
lahan
di
sungai
Progo
yang
otomatis
akan
sebagian
melewati
kawasan
pesisir
Trisik.
Di
menggunakan
sepanjang
sungai
terdapat
lahan
kosong
sistem
organik
yang
dapat
dimanfaatkan
menjadi
kebun
2
Fasilitas
• Lahan
perkebunan
buah
yang
produktif.
Saat
ini
pihak
Desa
• Bibit
tanaman
telah
bekerjasama
dengan
sejumlah
pihak
• Peralatan
bercocok
seperti
dari
CSR
Hotel
Sheraton
dan
PT.
tanam
Telkom,
komunitas
konservasi
lokal
dan
3
Aktivitas
yang
• Pengenalan
metode
Fakultas
Kehutanan
Universitas
Gadjah
mungkin
bercocok
tanam
di
Mada
untuk
pengadaan
bibit
tanaman.
dikembangkan
kawasan
pesisir
Selain
itu
di
kawasan
sungai
Sen
ini
juga
(edu
tourism)
memiliki
potensi
untuk
pengembangan
• Live
in
atraksi
susur
sungai.
Untuk
menunjang
4
Arahan
• Pengembangan
ativitas
susur
sungai
dari
pihak
pengelola
Pengembangan
harus
wisata
yaitu
Karang
Taruna
sudah
mulai
memperhatikan
lingkungan
menyiapkan
peralatan
yang
dibutuhkan
• Pembangunan
untuk
aktivitas
wisata
seperti
perahu
dan
green
house
untuk
bibit
pohon.
Karena
karakteristiknya
yang
lab
pertanian
unik,
untuk
ke
depannya
area
sungai
Sen
ini
(pembibitan)
akan
dijadikan
sebagai
salah
satu
icon
• Budidaya
tanaman
wisata
di
kawasan
pantai
Trisik
Banaran.
hidroponik
Sebagai
langkah
awal
dalam
kegiatan
• Pemnafaatan
hasil
pengembangan
susur
sungai
ini
adalah
perkebunan
penataan
kawasan
di
sepanjang
sungai
Sen
sebagai
souvenir
yang
nanti
juga
akan
dikembangkan
untuk
wisata
kebun
buah,
serta
penyediaan
sejumlah
Sumber
:
Data
Diolah
Peneliti
infrastruktur
seperti
rest
area,
pengadaan
tempat
sampah,
dan
area
parkir.
Gambar
1.
Lahan
Pertanian
di
Kawasan
Pantai
Trisik
Sumber:
Dokumentasi
Peneliti
20
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
c. Camping
Ground
Meskipun
kondisi
di
sepanjang
pesisir
Pantai
Trisik
terkesan
kotor
dan
penuh
dengan
sampah
kiriman
dari
sungai
Progo,
tetapi
sebenarnya
masih
ada
lahan
yang
belum
terkena
dampak
sampah,
yaitu
lahan
yang
berada
di
sebelah
timur.
Saat
ini
pihak
Desa
Banaran
melalui
Karang
Taruna
sedang
melakukan
pembersihan
dan
penataan
Gambar
2:
Sungai
Sen
sebagai
Atraksi
Wisata
kawasan
untuk
dikembangkan
sebagai
daya
Pendukung
Agrotourism
tarik
wisata.
Beberapa
atraksi
wisata
sudah
Sumber:
Dokumentasi
Peneliti
mulai
disiapkan
untuk
ditawarkan
kepada
wisatawan,
seperti
camping
ground,
cemara
Tabel
2.
Arahan
Pengembangan
Susur
udang,
spot
photography
dan
taman
Sungai
Sepanjang
Sungai
Sen
bermain.
No
Komponen
Penjabaran
1
Keunikan
• Perjalanan
menyusuri
Sungai
Sen
yang
memiliki
karakteristik
unik
• Karakteristik
Sungai
Sen
yang
unik
bisa
menjadi
icon
wisata
desa
Banaran
2
Fasilitas
• Perahu
untuk
susur
sungai
Gambar
3:
Lahan
yang
Berpotensi
sebagai
Camping
• Bibit
pohon
Ground
• Rest
Area
Sumber:
Dokumentasi
Peneliti
• Spot
photography
3
Aktivitas
• Perjalanan
menyusuri
Tabel
3.
Arahan
pengembangan
Camping
yang
Sungai
Sen
Ground
mungkin
• Menaman
pohon
di
N Komponen
Penjabaran
dikembangk sekitar
kawasan
Sunga
o
an
Sen
untuk
kelestarian
1
Keunikan
• Area
camping
lingkungan
ground
di
pesisir
• Memetik
buah
yang
Pantai,
dekat
dengan
ditanam
dipinggir
laut
sungai
sen
2
Fasilitas
• Lahan
untuk
• Paket
outbond
camping
ground
4
Arahan
• Penataan
lingkungan
• Penyewaan
Pengembang untuk
area
atraksi
peralatan
camping
an
wisata
• Taman
bermain
• Penyediaan
tempat
• Spot
photography
parkir
3
Aktivitas
yang
• Outbond
• Pembangunan
rest
area
mungkin
• Camping
(Gazebo)
dikembangkan
• Wisata
keluarga
di
• Penyediaan
tempat
Taman
bermain
sampah
• Photograpy
• Perbaikan
aksesibilitas
• Penanaman
Cemara
Sumber
:
Data
Diolah
oleh
Peneliti
Udang
4
Arahan
• Penataan
dan
21
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
Pengembangan
pembersihan
4
Arahan
• Edu
tourism
kawasan
area
Pengembangan
• Akan
dikembangkan
camping
ground
sebagai
event
rutin
• Penambahan
fasilitas
untuk
atraksi
wisata
untuk
taman
Sumber
:
Data
Diolah
oleh
Peneliti
bermain
• Spot
photography
Tabel
5.
Arahan
Pengembangan
Event
• Pembangunan
Toilet
Lomba
Nglarak
Barak
• Penyediaan
tempat
No
Komponen
Penjabaran
sampah
1
Keunikan
• Permainan
tradisonal
Sumber
:
Data
Diolah
oleh
Peneliti
khas
masyarakat
lokal
2
Fasilitas
• Lapangan
untuk
d. Event
penyelenggaran
event
Di
dusun
Sidorejo,
kelurahan
Banaran
• Materi
untuk
event
terdapat
pusat
penangkaran
dan
konservasi
(Blarak
)
cukup
penyu
salah
satu
habitat
utama
yang
banyak
terdapat
di
kawasan
Pantai
Trisik,
sehingga
• Sarana
pendukung
bisa
dikembangkan
menjadi
sebuah
event
kegiatan
untuk
menarik
wisatawaan,
kegiatan
3
Aktivitas
yang
• Lomba
Nglarak
pelepasan
tukik
ini
sudah
pernah
mungkin
Blarak
sebagai
event
diselenggarakan
sebelumnya
dengan
dikembangkan
rutin
dan
khas
Desa
kerjasama
dengan
Dinas
Pariwisata
4
Arahan
• Lomba
Nglarak
Kulonprogo
dan
KKN-‐PPM
Universitas
Pengembangan
Blarak
dijadikan
Gadjah
Mada.
Selain
pelepasan
masih
ada
sebagai
salah
satu
beberapa
event
lain
yang
mulai
brand
dari
kawasan
dikembangkan
oleh
Kelompok
Karang
wisata
Pantai
Trisik
Taruna
yaitu
Lomba
Nglarak
Blarak,
Nglarak
• Menambah
Blarak
merupakan
salah
satu
bentuk
penyelenggaran
permainan
tradisional
yang
menggunakan
Kegiatan
lomba
blarak
atau
pelepah
daun
kelapa
yang
sudah
Nglarak
Blarak
kering.
Lomba
Nglarak
Blarak
ini
• Memperkenalkan
diselenggarakan
setiap
tanggal
17
Agustus.
permainan
Nglarak
Blarak
sebagai
atraksi
Tabel
4.
Arahan
Pengembangan
Event
wisata
desa
Banaran
Pelepasan
Tukik
yang
ditawarkan
No
Komponen
Penjabaran
kepada
wisatawan
Sumber
:
Data
Diolah
oleh
Peneliti
1
Keunikan
• Tukik
(anak
Penyu)
merupakan
habitat
utama
kawasan
Permainan
Nglarak
Blarak
(Nglabrak)
Pantai
Trisik
merupakan
permainan
tradisional
khas
dari
2
Fasilitas
• Tempat
Kulonprogo
yang
memadu
padankan
unsur
Penangkaran
Penyu
rekreasi,
edukasi
dan
olahraga.
Permainan
• Tempat
untuk
event
ini
berasal
dari
kawasan
perbukitan
pelepasan
Tukik
Menoreh
dan
pada
awalnya
dimainkan
oleh
• Tukik
hasil
para
penderes
Nira,
permainan
ini
penangkaran
menggunakan
bahan
dasar
pelepah
daun
3
Aktivitas
yang
• Event
pelepasan
kelapa
(Blarak).
Dalam
permainan
ini
juga
mungkin
Tukik
di
Pantai
Trisik
mengunakan
bumbung
nira
yang
dijadikan
dikembangkan
sebagai
target
permainan
yang
diperebutkan
oleh
para
pemain.
Permainan
22
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
ini
terdiri
dari
12
pemain
yang
dibagi
ke
secara
signifikan.
Tingkat
partisipasi
dalam
2
tim,
dimana
masing-‐masing
tim
masyrakat
lokal
dalam
kegiatan
pariwisata
akan
diisi
3
perempuan
dan
3
laki-‐laki.
Saat
dapat
memberikan
peluang
usaha
dan
ini
Bupati
Kulonprogo
tengah
giat
membuka
lapangan
kerja
baru,
serta
mempopulerkan
permainan
Nglarak
Blarak
mempromosikan
kawasan,
sehingga
bisa
ini
sebagai
permainan
tradisonal
khas
dari
memberikan
keuntungan
ekonomi
bagi
Kulonprogo.
kawasan
tersebut.
(Mbaiwa
dan
Stronza,
2011)
2. Aspek
Sosial
Ekonomi
dari
Pengembangan
Pariwista
di
kawasan
Pengembangan
pariwisata
di
suatu
Pantai
Trisik
Desa
Banaran,
Galur,
daerah
dianggap
mampu
memberikan
Kulonprogo
dampak-‐dampak
yang
dinilai
positif,
seperti
Pengembangan
pariwisata
di
suatu
peningkatan
pendapatan
masyarakat,
daerah
dianggap
mampu
memberikan
peningkatan
penerimaan
devisa,
dampak-‐dampak
yang
dinilai
positif,
seperti
peningkatan
kesempatan
kerja
dan
peluang
peningkatan
pendapatan
masyarakat,
usaha,
peningkatan
pendapatan
daerah
dan
peningkatan
penerimaan
devisa,
sebagainya.
Pariwisata
diharapkan
mampu
peningkatan
kesempatan
kerja
dan
peluang
menghasilkan
multiplier
effect
yang
tinggi.
usaha,
peningkatan
pendapatan
daerah
dan
Formula
utama
dalam
pengembangan
sebagainya.
Pariwisata
diharapkan
mampu
pariwisata
adalah
otentisitas,
formula
itu
menghasilkan
multiplier
effect
yang
tinggi.
dapat
ditemukan
dalam
gaya
hidup
dan
Formula
utama
dalam
pengembangan
kualitas
hidup
masyarakatnya.
Pariwisata
pariwisata
adalah
otentisitas,
formula
itu
merupakan
suatu
kegiatan
yang
dapat
ditemukan
dalam
gaya
hidup
dan
bersentuhan
langsung
dan
melibatkan
kualitas
hidup
masyarakatnya.
masyarakat,
sehingga
membawa
berbagai
dampak
bagi
masyarakat
setempat.
Pariwisata
merupakan
suatu
Pariwisata
dianggap
memiliki
kekuatan
yang
kegiatan
yang
bersentuhan
langsung
dan
mampu
membuat
masyarakat
setempat
melibatkan
masyarakat,
sehingga
membawa
mengalami
perubahan
dalam
berbagi
aspek
berbagai
dampak
bagi
masyarakat
kehidupan.
Ketika
suatu
kawasan
atau
setempat.
Pariwisata
dianggap
memiliki
wilayah
ditetapkan
menjadi
sebuah
kekuatan
yang
mampu
membuat
destinasi
wisata,
hal
ini
tentu
akan
masyarakat
setempat
mengalami
menyebabkan
terjadinya
perubahan
bagi
perubahan
dalam
berbagi
aspek
kehidupan.
pengalaman
hidup
dan
kehidupan
sehari-‐
Ketika
suatu
kawasan
atau
wilayah
hari
penduduk
lokal,
karena
aktivitas
ditetapkan
menjadi
sebuah
destinasi
wisata,
mereka
kemudian
terkait
dengan
atraksi
hal
ini
tentu
akan
menyebabkan
terjadinya
dan
usaha
pemenuhan
kebutuhan
wisata
perubahan
bagi
pengalaman
hidup
dan
bagi
wisatwan.
kehidupan
sehari-‐hari
penduduk
lokal,
karena
aktivitas
mereka
kemudian
terkait
Authenticity
juga
dipengaruhi
kondisi
dengan
atraksi
dan
usaha
pemenuhan
ekonomi,
fisik
dan
sosial
wilayah
tersebut,
kebutuhan
wisata
bagi
wisatwan.
misalnya
ruang,
warisan
budaya,
kegiatan
pertanian,
bentang
alam,
jasa,
pariwisata
Bennet
et
al
(2010)
mengatakan
sejarah
dan
budaya,
serta
pengalaman
yang
bahwa
pariwisata
bisa
menjadi
solusi
eksotis
khas
daerah.
Formula
penting
pemecahan
masalah
bagi
masyarakat
lokal
lainnya
dalam
upaya
pengembangan
desa
di
sekitar
kawasan
wisata,
dan
wisata
untuk
untuk
pembangunan
yang
pengembangan
wisata
bisa
dikatakan
berkelanjutan
adalah
keterlibatan
berhasil
jika
dapat
memberikn
manfaat
masyarakat
setempat,
antara
lain
dengan
secara
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan
23
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
pendekatan
manajemen
terpadu.
Dengan
baru
untuk
memenuhi
kebutuhan
pemetaan
konsep
pada
tahap
pemunculan
wisatawan,
seperti
usaha
homestay,
gagasan
dan
pemecahan
masalah,
dapat
usaha
kuliner,
usaha
kerajinan,
diperoleh
bentuk
pengambilan
keputusan
pengelola
kesenian
tradisional,
dan
yang
demokratis
dalam
dinamika
proses
sebagainya.
kelompok.
3).
Pelestarian
budaya
dan
kesenian
Sebelum
menjadi
desa
wisata,
Desa
tradisional
Banaran
merupakan
desa
yang
memiliki
Dengan
adanya
pengembangan
sektor
pertanian
unggulan,
sebagian
besar
pariwisata,
maka
sejumlah
kesenian
mata
pencaharian
masyarakat
di
Desa
dan
budaya
tradisional
akan
sering
Banaran
adalah
petani.
Kehidupan
digelar
dan
dilestarikan
sehingga
bermasyarakat
di
Desa
Banaran
masih
generasi
muda
di
desa
Banaran
bisa
sangat
baik,
ini
dapat
dilihat
dari
adanya
mengenal
kebudayaan
tradisional
sejumlah
kegiatan
dan
pertemuan
rutin
dari
yang
mereka
miliki
sehingga
tidak
sejumlah
kelompok
masyarakat
disana,
punah,
salah
satu
kebudayaan
seperti
gotong
royong,
kerja
bakti,
tradisional
yang
dapat
dilestarian
pertemuan
rutin
dan
sebagainya.
Dengan
untuk
atraksi
wisata
di
desa
Banaran
adanya
pengembangan
pariwisata
di
adalah
permainan
Nglarak
Blarak
kawasan
tersebut
tentu
saja
menimbulkan
yang
merupakan
permainan
sejumlah
dampak
bagi
kehidupan
sosial
tradisional
khas
Kulonprogo,
serta
budaya
dan
ekonomi
masyarakat
setempat.
kesenian
Reog
di
desa
Banaran,
serta
Masyarakat
yang
tadinya
hanya
kerajinan
batik
Indigo
sebagai
mengandalkan
pendapatan
dari
sektor
kerajinan
khas
desa
Banaran
pertanian
kemudian
memiliki
peluang
untuk
kecamatan
Galur
kabupaten
mengembangkan
usaha
di
bidang
Kulonprogo.
pariwisata,
dampak
pengembangan
4).
Membantu
pengadaan
dan
perbaikan
pariwisata
di
kawasan
pantai
Trisik
terhadap
sarana
dan
prasarana
pariwisata
aspek
sosial
budaya
dan
ekonomi
bagi
Pembangunan
pariwisata
yang
baik
masyarakat
dan
kawasan
tersebut
antara
adalah
pembangunan
yang
didukung
lain:
fasilitas
sarana
dan
prasarana
yang
1).
Membuka
lapangan
kerja
baru
memadai.
Pendapatan
yang
akan
Pengembangan
pariwisata
di
diperoleh
dari
kegiatan
pariwisata
kawasan
wisata
pantai
Trisik,
nanti
dapat
dimanfaatkan
untuk
Banaran
memberikan
peluang
bagi
melengkapi
dan
memperbaiki
masyarakat
setempat
untuk
sejumlah
sarana
dan
prasarana
mendapatkan
lapangan
pekerjaan
penunjang
pariwisata
seperti
toilet
baru
terkait
dengan
kegiatan
umum,
tong
sampah,
rest
area,
kepariwisataan,
seperti
pengelola
penerangan,
dan
jaringan
air
bersih.
atraksi,
guide
lokal,
pengelola
homestay,
dan
lain-‐lain
sehingga
KESIMPULAN
dapat
mengurangi
tingkat
Berdasarkan
hasil
pembahasan,
pengangguran.
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
kawasan
wisata
Pantai
Trisik
Banaran
memiliki
banyak
2).
Meningkatkan
pendapatan
potensi
wisata
khususnya
agrowisata
yang
masyarakat
setempat
bisa
dibagi
dalam
dua
daya
tarik
wisata
Pengembangan
pariwisata
utama
dan
pendukung.
Daya
tarik
wisata
memberikan
kesempatan
bagi
utama
berada
pada
kawasan
lahan
masyarakat
untuk
membuka
usaha
pertanian
yang
subur
dengan
berbagai
24
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017
Arina
Pramusita
dan
Eska
Nia
Sarinastiti
tanaman
sayur
dan
buah.
Sementara
itu,
Konsep
dan
Aplikasinya
di
Indonesia,
untuk
daya
tarik
wisata
pendukungnya
Gava
Media,
Yogyakarta
terdapat
kawasan
camping
ground
di
pesisir
Utama,
I.G.B.Rai,
2009.
“Agrowisata
pantai,
susur
Sungai
Sen
dengan
perahu,
Sebagai
Pariwisata
Alternatif”.
dan
event.
Event
terdiri
dari
pelepasan
tukik
Diakses
dari
dan
Nglarak
Blarak,.
Aspek
sosial,
ekonomi,
http://www.gdnet.org/CMS/fulltext/1
dan
budaya
mampu
berdampak
positif
pada
164925881_Buku_Agrowisata.doc.
peningkatan
kesejahteraan
sosial
masyarakat
maupun
untuk
pengembangan
kawasan
pesisir
pantai.
Namun,
memang
untuk
ke
depannya
masih
perlu
upaya
untuk
penguatan
sumber
daya
manusia
dan
kelembagaan
lokal
yang
kuat.
Kelembagaan
lokal
yang
resmi
menaungi
Karang
Taruna
Pantai
Trisik
juga
sangat
penting
untuk
diperjelas
sebagai
arah
pengembangan
kawasan
Pantai
Trisik.
Selain
itu,
perlu
adanya
penguatan
integarasi
antara
Karang
Taruna
dengan
Pokdarwis
Desa
Banaran
dalam
mengembangkan
agrowisata
di
Kawasan
Pantai
Trisik
pada
khususnya
dan
di
Desa
Banaran
pada
umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Asker,
S.
Boronyak
L.,
Carrard,
&
Paddon,
M.
2010.
Effective
Community
Based
Tourism:
A
Best
Practice
Manual.
Australia:
Sustainable
Tourism
Cooperative
Research
Centre
Association
of
Southeast
Asian
Nations
(ASEAN).
2016.
ASEAN
Community
Based
Tourism
Standard.
Jakarta:
ASEAN
Secretariat
Bennet
N,
Lemmelinb
RH,
Kosterb
R
and
&
Budkeck
I.
2012.
A
capital
assets
framework
for
appraising
and
building
capacity
for
tourism
development
in
aboriginal
protected
area
gateway
communities.
Tourism
Management
33:
752-‐766
Mbaiwa
Ze
&
Stronza
Al.
2011.
Change
in
residents
attitude
toward
tourism
development
and
conservation
in
the
Okavango
Delta,
Bostwana.
Journal
of
Environmental
Management
92:
1950-‐1959
Sunaryo,
Bambang,
2013,
Kebijakan
Pembangunan
Destinasi
Pariwisata,
25
Jurnal
Pariwisata
Terapan,
No.
2,
Vol.
1,
2017