1. Adanya komitmen
1. Kurangnya pengetahuan
pemerintah dan masyarakat mengenai
masyarakat untuk Pariwisata Cerdas
membangunan pariwisata 2. Masih kurangnya SDM di
dengan nama Rumah bidang IT dengan spesifikasi
Cacing. keahlian di bidangnya
2. Adanya Keputusan Bupati 3. Kurangnya Sosialisasi
mengenai pelaksanaan mengenai program
Faktor Eksternal penataan Kawasan baik itu pendukung Smart tourism
rumah layak huni, jalan, baik secara internal maupun
dan infrastruktur lainnya. eksternal
3. Adanya konektivitas
4. Infrastruktur yang belum
jaringan internet sepenuhnya mendukung
(jalan dan fasilitas umum
4. Adanya kelompok lainnya)
pemberdayaan masyarakat
yang siap mengelola
tempat pariwisata
5. Memiliki lokasi Kawasan
yang strategis (akses jalan
menuju Kelurahan
Terban) cukup dekat
dengan pusat Kota
Yogyakarta
Peluang Strategi menggunakan Strategi mengurangi
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
1. Meningkatkan
perekonomian
masyarakat dan 1. Sosialisasi semua yang 1. Pelaksanaan Capacity
daerah terkait dengan pariwisata Building pada program Smart
2. Peningkatan kualitas cerdas kepada seluruh tourism
SDM dengan masyarakat 2. Pemerintah harus lebih
spesifikasi 2. Memberikan pelatihan paham tentang konsep
keahliannya di kepada masyarakat terkait pariwisata cerdas sebagai
masing-masing sektor pengelolaan pariwisata fasilitator, pendamping, dan
3. Penguatan cerdas yang berkelanjutan pengawas untuk masyarakat
infrastruktur fisik, 3. Pendataan dan yang berperan sebagai
sosial dan digital pembangunan pengelola
infrastruktur yang
3. Membuat aplikasi/website
dibutuhkan untuk mem-branding
Kawasan pariwisata yang
telah dikelola
Ancaman Strategi menggunakan Strategi mengurangi
kekuatan untuk mengatasi kelemahan untuk mengatasi
ancaman ancaman
Sebagai bagian dari strategi pemasaran, branding atau merek merupakan salah satu cara dan
memiliki peran yang sangat besar untuk menunjukkan, mengomunikasikan, serta memposisikan
destinasi secara visual, pikiran, dan hati dari calon-calon wisatawan yang hendak melakukan
perjalanan. Brand dapat dikatakan sebagai faktor penarik wisatawan dalam berkunjung ke sebuah
destinasi pariwisata, atau sering disebut pull-factor.
“Sebuah nama, istilah, desain, simbol. Sebuah merek dibuat dan dipengaruhi oleh orang-orang,
visual. Budaya, gaya, persepsi, kata-kata, pesan, PR, opini, berita, media, dan terutama media
sosial. Seperti ketika seorang anak lahir dan diberi nama, sebuah merek membutuhkan
pengasuhan, dukungan, pengembangan, dan perawatan terus menerus agar dapat tumbuh dan
berkembang. Beberapa merek memiliki siklus hidup dan menjadi tua seperti manusia. Beberapa
merek tidak lekang oleh waktu dan tidak pernah mati, “dilahirkan kembali” atau diciptakan
kembali, sementara beberapa merek berumur pendek namun kuat dan memiliki warisan ikonik.”
Untuk lokasi Kelurahan Terban salah satu untuk menarik wisatawan adalah dengan
menciptakan rumah cacing serta spot untuk wisatawan bersantai, berolahraga, dan tempat
untuk kuliner, selain daripada itu mestinya menggunakan teknologi dan memanfaatkan
influencer untuk membantu membranding lokasi wisata yang ada.
Daftar Pustaka
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/7933
https://wisestepsconsulting.id/blog/branding-destinasi-sebagai-garda-terdepan-dalam-
mempromosikan-aktivitas-pariwisata-dan-keindahan-alam-destinasi
https://ojs.unud.ac.id/index.php/destinasipar