Anda di halaman 1dari 4

LA ODE MUHAMMAD MEYZAN KAMEMAL-5201511039

PERENCANAAN PARIWISATA CERDAS (KDK)


RABU, 12 APRIL 2023
ANNISA RAHAJENG,S.T.,M.Sc
BUKU TERBUKA-TAKE HOME EXAM

1. Aspek Pendorong Pariwisata Cerdas


Pertambahan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan kota pada
berbagai sector berdampak pada kemajuan yang pesat dalam perkembangan kota (Rustanto, 2007).
Kompleksitas permasalahan kota menuntut kota dan masyarakat untuk menyelesaikan masalah
tersebut secara inovativ, efektif, efisien, dan mengoptimalkan sumberdaya yang ada. konsep kota
cerdas dapat diimplementasikan pada banyak sector salah satunya pada sector parawisata, pada era
dewasa hari ini banyak negara-negara maju dan berkembang sedang mendorong sector parawisata
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan agar lebih baik tidak terkecuali
Indonesia, hal ini dilakukan untuk menararik wisatawan dan membranding kota agar dapat terkenal
dan bersaing pada skala local, nasional, atau bahkan Internasional.
Konsep kota cerdas tersebut juga dapat diaplikasikan pada bidang pariwisata yang biasa
disebut Pariwisata Cerdas (Smart Tourism) (Liu dan Lau, 2016). System pariwisata cerdas
meliputi 5 elemen : Information Exchange Center (IEC), government/pemerintah, scenic
zone/zona indah dan bisnis [Zhui et.al, 2014]. Pengaplikasian dalam bidang pariwisata ini
dibutuhkan karena adanya perkembangan kegiatan berwisata yang telah menjadi kebutuhan hidup
masyarakat. Sejak tahun 2010 jumlah kedatangan wisatawan internasional mengalami
pertumbuhan rata-rata 5% setiap tahunnya. Tren ini mengindikasikan adanya pertumbuhan
ekonomi yang meningkat, ditunjukkan oleh meningkatnya aktivitas ekspor dan luasnya lapangan
pekerjaan di bidang pariwisata [UNWTO, 2014].
Adapun beberapa hal yang menjadi pendukung terciptanya pariwisata cerdas dan
berkelanjutan, antara lain ada teknologi informasi, sumber daya manusia, dan potensi yang mampu
untuk dikembangkan menjadi objek wisata, serta didukung dengan infrastruktur yang memadai.
Maka dari itu masyarakat sendirilah yang harus berpikir dan mencari ide dan didampingi serta
diawasi oleh pemerintah dalam mendorong pariwisata, karena pada dasarnya pariwisata dikelola
dan dikembangkan oleh masyarakat sendiri untuk kemajuan ekonomi dan PDRB daerah menjadi
lebih baik. Dengan melihat banyaknya potensi SDM Indonesia yang bisa dikatakan kaya menjadi
peluang besar untuk menciptakan banyak pariwisata cerdas dengan menggunakan teknologi yang
ada.
2. Potensi, Masalah, Peluang dan Tantangan dalam perencanaan pengembangan pariwisata
cerdas didaerah RT 02 RW 01 Kelurahan Terban
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities and Threats
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

1. Adanya komitmen
1. Kurangnya pengetahuan
pemerintah dan masyarakat mengenai
masyarakat untuk Pariwisata Cerdas
membangunan pariwisata 2. Masih kurangnya SDM di
dengan nama Rumah bidang IT dengan spesifikasi
Cacing. keahlian di bidangnya
2. Adanya Keputusan Bupati 3. Kurangnya Sosialisasi
mengenai pelaksanaan mengenai program
Faktor Eksternal penataan Kawasan baik itu pendukung Smart tourism
rumah layak huni, jalan, baik secara internal maupun
dan infrastruktur lainnya. eksternal
3. Adanya konektivitas
4. Infrastruktur yang belum
jaringan internet sepenuhnya mendukung
(jalan dan fasilitas umum
4. Adanya kelompok lainnya)
pemberdayaan masyarakat
yang siap mengelola
tempat pariwisata
5. Memiliki lokasi Kawasan
yang strategis (akses jalan
menuju Kelurahan
Terban) cukup dekat
dengan pusat Kota
Yogyakarta
Peluang Strategi menggunakan Strategi mengurangi
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
1. Meningkatkan
perekonomian
masyarakat dan 1. Sosialisasi semua yang 1. Pelaksanaan Capacity
daerah terkait dengan pariwisata Building pada program Smart
2. Peningkatan kualitas cerdas kepada seluruh tourism
SDM dengan masyarakat 2. Pemerintah harus lebih
spesifikasi 2. Memberikan pelatihan paham tentang konsep
keahliannya di kepada masyarakat terkait pariwisata cerdas sebagai
masing-masing sektor pengelolaan pariwisata fasilitator, pendamping, dan
3. Penguatan cerdas yang berkelanjutan pengawas untuk masyarakat
infrastruktur fisik, 3. Pendataan dan yang berperan sebagai
sosial dan digital pembangunan pengelola
infrastruktur yang
3. Membuat aplikasi/website
dibutuhkan untuk mem-branding
Kawasan pariwisata yang
telah dikelola
Ancaman Strategi menggunakan Strategi mengurangi
kekuatan untuk mengatasi kelemahan untuk mengatasi
ancaman ancaman

1. Tidak terlaksananya 1. Pelaksanaan dan 1. Melakukan pendekatan ke


keputusan bupati dan sosialisasi secara pihak internal maupun
tidak merata nya maksimal dan merata baik eksternal tentang program
sosialisasi secara secara internal maupun smart tourism
internal dan eksternal eksternal 2. Peningkatan kualitas dan
2. Kurangnya SDM 2. Adanya perjanjian antara kuantitas SDM di bidang TIK
untuk jangka Panjang pemerintah dan kelompok 3. Menyusun anggaran untuk
3. Adanya pemberdayaan masyarakat program Smart tourism
penyalahgunaan sebagai komitmen yang direncanakan dan
wewenang mengembangkan dikelola.
infrastruktur pariwisata secara
Bersama-sama
3. Masyarakat dan
pemerintah harus saling
transparan dalam proses
pembangunan pariwisata

3. Strategi Pemasaran Pariwisata dilokasi RT 02 RW 01 Kelurahan Terban

Sebagai bagian dari strategi pemasaran, branding atau merek merupakan salah satu cara dan
memiliki peran yang sangat besar untuk menunjukkan, mengomunikasikan, serta memposisikan
destinasi secara visual, pikiran, dan hati dari calon-calon wisatawan yang hendak melakukan
perjalanan. Brand dapat dikatakan sebagai faktor penarik wisatawan dalam berkunjung ke sebuah
destinasi pariwisata, atau sering disebut pull-factor.

Menurut American Marketing Association, mendefinisikan branding sebagai berikut:

“Sebuah nama, istilah, desain, simbol. Sebuah merek dibuat dan dipengaruhi oleh orang-orang,
visual. Budaya, gaya, persepsi, kata-kata, pesan, PR, opini, berita, media, dan terutama media
sosial. Seperti ketika seorang anak lahir dan diberi nama, sebuah merek membutuhkan
pengasuhan, dukungan, pengembangan, dan perawatan terus menerus agar dapat tumbuh dan
berkembang. Beberapa merek memiliki siklus hidup dan menjadi tua seperti manusia. Beberapa
merek tidak lekang oleh waktu dan tidak pernah mati, “dilahirkan kembali” atau diciptakan
kembali, sementara beberapa merek berumur pendek namun kuat dan memiliki warisan ikonik.”
Untuk lokasi Kelurahan Terban salah satu untuk menarik wisatawan adalah dengan
menciptakan rumah cacing serta spot untuk wisatawan bersantai, berolahraga, dan tempat
untuk kuliner, selain daripada itu mestinya menggunakan teknologi dan memanfaatkan
influencer untuk membantu membranding lokasi wisata yang ada.

Daftar Pustaka

http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/7933

Jurnal : KESIAPAN KOTA SURAKARTA DALAM MEWUJUDKAN PARIWISATA CERDAS (SMART


TOURISM) DITINJAU DARI ASPEK FASILITAS DAN SISTEM PELAYANAN

https://wisestepsconsulting.id/blog/branding-destinasi-sebagai-garda-terdepan-dalam-
mempromosikan-aktivitas-pariwisata-dan-keindahan-alam-destinasi

https://ojs.unud.ac.id/index.php/destinasipar

Anda mungkin juga menyukai