Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

DALAM PEMANFAATAN TIK BAGI PENGEMBANGAN


KEPARIWISATAAN DAERAH

THE GOVERNMENT POLICY OF KUNINGAN DISTRICT IN THE ICT


UTILIZATION FOR DEVELOPMENT OF LOCAL TOURISM
Mulyono Yalia
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Bandung
Jalan Pajajaran No. 88 Bandung-Jawa Barat, Indonesia
email : mulyonoyalia@gmail.com
(Diterima: 24 September 2014; Direvisi: 29 Oktober 2014; Disetujui terbit: 7 November 2014)

Abstrak

Perkembangan TIK yang sudah maju belum bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah
Kabupaten Kuningan dalam rangka pengembangan kepariwisataan daerah, hal ini disebabkan oleh
terkendalanya SDM yang akan menangani website kantor Dinas Kepariwisataan Daerah di Kabupaten
Kuningan. Sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam Program Pembangunan Nasional
(Propenas) Tahun 2000 dan Inpres RI No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government serta Inpres RI No 6 Tahun 2001 Tentang Pengembangan dan
Pendayagunaan Telematika di Indonesia bahwa untuk mendorong terjadinya pemerataan peningkatan
pembangunan di seluruh wilayah Republik Indonesia harus ditunjang oleh sarana penunjang
pembangunan di antaranya telekomunikasi dan informatika (telematika) dan perda yang mengatur
penggunaan TIK bagi kepariwisataan. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan No. 7 Tahun 2009
Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kuningan. Kecenderungan jawaban
responden menunjukkan bahwa dalam konteks penyelenggaraan fungsi Dinas Kepariwisataan
Kebudayaan Kabupaten Kuningan, berdasarkan pendapat responden diketahui bahwa seringkali
informasi kebijakan pemanfaatan TIK ini yang berkaitan dengan pedoman penyelenggaraan maupun
panduan kegiatan diperoleh kurang lengkap.
Kata kunci : kebijakan pemerintah, pemanfaatan TIK, pariwisata daerah.

Abstract

The development of advanced ICT can not be used by the local government district in order to
develop the local tourism of Kuningan District, this is caused by the need to control human resources
website that will handle local tourism office in The Kuningan District. As the same way with the
direction of government policy in national development programs (propenas) in 2000 and the
Presidential Decree No. 3 of 2003 on The Development of National Policies and Strategies of E-
Government and The Indonesian Presidential Instruction No. 6 of 2001 on The Development and
Utilization of ICT in Indonesia that to push for distribution throughout the territory of the increase in
the construction of the Republic of Indonesia should be supported by means of supporting such
development of telecommunications and informatics (telematics) and regulations governing the use of
ICT for tourism. Kuningan District Regulation No. 7 of 2009 on The Tourism Development Master
Plan of Kuningan District. The tendency of respondents indicates that in the context of the
implementation of official functions of The Tourism and Culture Agency Kuningan District, based on
the opinion of respondents note that often the information policy on the use of ICT is related to
guideline implementation or obtained less than complete activity guide.
Keywords : government policy, ICT utilization, local tourism.

PENDAHULUAN dalam mendapatkan devisa negara,


maupun dalam pengembangan
Pesatnya kegiatan kepariwisataan infrastruktur di daerah sampai ke masalah
dunia telah menjadikan objek hubungan internasional. Perkembangan
kepariwisataan sebagai aspek penting

255
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 255-264

industri pariwisata saat ini sudah pengambilan keputusan publik, dengan


sedemikian maju. Hal ini tidak terlepas menggunakan teknologi komunikasi dan
dari berkembangnya teknologi informasi informatika. Peraturan daerah tersebut
dan komunikasi, tetapi sayang masih harus diimplementasikan oleh seluruh
banyak dinas kepariwisataan daerah di Satker/OPD, dimana setiap satker harus
Indonesia yang belum memanfaatkan sudah menggunakan teknologi informasi
teknologi ini secara maksimal dimana dan komunikasi untuk menghasilkan
konsep ini lebih dikenal sebagai e-tourism. pelayanan publik yang optimal tidak
Konsep ini bertujuan untuk terkecuali Dinas Pariwisata Kabupaten
mempermudah informasi pemasaran Kuningan yang juga telah memiliki perda
kepariwisataan ke seluruh penjuru dunia, yang mengatur penggunaan TIK bagi
sehingga informasi ini bisa dengan mudah kepariwisataan. Peraturan Daerah
diakses oleh para penikmat pariwisata Kabupaten Kuningan No. 7 Tahun 2009
untuk menentukan objek yang akan Tentang Rencana Induk Pengembangan
dikunjunginya. Pemanfaatan teknologi ini Pariwisata Kabupaten Kuningan. Dengan
oleh pemerintah daerah diharapkan slogan promosi wonderful Indonesia, saat
mampu memberikan sumbangan yang ini Indonesia sedang gencar melaksanakan
besar bagi perkembangan suatu daerah promosi kepariwisataan. Sebagaimana
baik dari segi ekonomi maupun dijelaskan dalam UU No. 10 Tahun 2009
infrastruktur, sejalan dengan arah tentang Kepariwisataan bahwa
kebijakan pemerintah dalam program pembangunan kepariwisataan diperlukan
pembangunan nasional (propenas) Tahun untuk mendorong pemerataan kesempatan
2000 dan Inpres RI No. 3 Tahun 2003 dan berusaha memperoleh manfaat serta
Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional mampu menghadapi tantangan perubahan
Pengembangan E-Government dan Inpres kehidupan lokal, nasional dan global
RI No. 6 Tahun 2001 Tentang dengan tetap memperhatikan dan
Pengembangan dan Pendayagunaan melindungi nilai-nilai agama, budaya yang
Telematika di Indonesia bahwa untuk hidup di masyarakat, dan juga kelestarian
mendorong terjadinya pemerataan lingkungan. Permasalahan pokok dari
peningkatan pembangunan di seluruh penelitian ini dirumuskan bahwa kebijakan
wilayah Republik Indonesia harus pemanfaatan TIK dalam implementasinya
ditunjang oleh sarana penunjang belum optimal sehingga belum
pembangunan di antaranya telekomunikasi memberikan pengaruh dalam
dan informatika (telematika). pengembangan kepariwisataan di
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Kabupaten Kuningan Jawa barat ini.
Barat telah menyusun Peraturan Daerah
No.29/2010 Tentang Penyelenggaraan LANDASAN TEORI
Komunikasi dan Informatika. Tujuan dari Salah satu pendekatan studi
pengaturan mengenai penyelenggaraan implementasi kebijakan adalah dengan
komunikasi dan informatika adalah pendekatan Implementation Problem
meningkatkan pelayanan publik serta Approach. Menurut Edward III terdapat
menjamin hak masyarakat untuk empat faktor atau variabel krusial dalam
mengetahui rencana pembuatan kebijakan, implementasi kebijakan publik. Ke empat
program kebijakan, proses serta alasan

256
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Pemanfaatan TIK
Bagi Pengembangan Kepariwisataan Daerah
Mulyono Yalia

faktor tersebut antara lain komunikasi, produk, pariwisata dapat menjadi


sumber-sumber, kecenderungan- pendorong bagi produk sektor lainnya
kecenderungan atau tingkah laku-tingkah seperti akomodasi dan infrastruktur
laku birokrasi, dan struktur birokrasi. lainnya.
Kesemuanya memengaruhi implementasi Salah satu faktor pendorong
kebijakan secara simultan dan berinteraksi majunya industri pariwisata adalah
satu sama lain. Proses implementasi perkembangan dan kemajuan teknologi
kebijakan baru dimulai apabila tujuan dan informasi dan komunikasi yang terkenal
sasaran telah ditetapkan, program kegiatan dengan istilah Information and
telah disusun serta dana telah siap dan Communication Technology (ICT) atau
telah disalurkan untuk mencapai sasaran TIK. Pada berbagai hal perkembangan TIK
sasaran tersebut. Beberapa ahli telah banyak memberikan perubahan
mengatakan bahwa proses implementasi termasuk peluang-peluang baru yang
kebijakan lebih penting dari seluruh sangat berarti dari kemajuan. TIK adalah
kegiatan proses kebijakan (Wahab 1990, peluang publikasi dan promosi paket-paket
45). Kebijakan pemerintah pada sektor wisata ke seluruh dunia menggunakan
pariwisata didasari oleh pemahaman akan Internet sehingga jarak dan waktu sudah
pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta tidak lagi menjadi kendala yang berarti
kontribusinya bagi perekonomian negara. dalam publikasi dan promosi. Situs web
Alasan lain yang menjadikan kebijakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
pariwisata sebagaimana dikemukakan Kabupaten Kuningan saat ini adalah
banyak pakar (Suwantoro 1997, 42) www.wisatakuningan.com, website
adalah: tersebut secara resmi berdiri tahun 2010
1. Pariwisata sering dianggap sebagai sebelumnya mereka masih bergabung ke
sumber penting dari hard foreign situs web pemerintahan Kabupaten
exchange earnings (pendapatan nilai Kuningan yang dikelola oleh Dinas
tukar mata uang asing). Komunikasi dan Informatika Kabupaten
2. Sebagai industri ekspor pariwisata tidak Kuningan. Peraturan yang memayungi
menghadapi aturan perdagangan dan penyelenggaraan pengelolaan website
kuota sebagaimana halnya barang- Kabupaten Kuningan adalah Permen
barang pabrikan, bahan mentah, dan Kominfo No. 28 Tahun 2006 Tentang
produksi produk pokok kebutuhan Penggunaan Nama Domain go.id untuk
dasar. situs web resmi pemerintahan pusat dan
3. Wisatawan hanya menggunakan daerah, Perda Provinsi Jawa Barat No. 29
infrastruktur alam seperti iklim, sejarah, Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
dan kebudayaan yang secara ekonomi Komunikasi dan Informatika.
mempunyai marginal cost rendah.
4. Pariwisata mampu memberikan METODE PENELITIAN
lapangan kerja baru baik di negara Penelitian ini bersifat deskriptif
berkembang maupun negara yang sudah (descriptive research), mengambarkan
maju. serta mengkaji keberadaan peran Dinas
5. Sebagai sebuah aktivitas campuran Pariwisata Daerah sebagai usaha
untuk memenuhi permintaan jasa dan meningkatkan kepariwisataaan di daerah

257
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 255-264

(Sugiyono 2005). Penelitian dilakukan Sebagaimana dikemukakan Edwards


melalui pengumpulan data kualitatif, yaitu :”.............. must be transmitted to the
melalui wawancara mendalam dengan tiga appropriate personnel before they can be
orang pejabat struktural pada Kantor Dinas followed. Naturally, these communications
Pariwisata Daerah Kabupaten Kuningan need to be accurate, and they must be
yaitu dengan Kepala Dinas Pariwisata dan accuratelly perceived by implementors”,
Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Kepala maka tidak sempurnanya aspek
Bidang Pemasaran Pariwisata, dan Kepala komunikasi akan menyebabkan para
Bidang Pengembangan Objek Wisata. pelaksana kebijakan menafsirkan
kebijakan sesuai dengan persepsinya
HASIL PENELITIAN DAN sendiri (Edwards 1980, 17).
PEMBAHASAN Kecenderungan jawaban responden
Implementasi Kebijakan TIK Dalam menunjukkan bahwa dalam konteks
Pengembangan Kepariwisataan di penyelenggaraan fungsi Dinas
Kabupaten Kuningan Kepariwisataan Kebudayaan Kabupaten
Aspek komunikasi dalam Kuningan, berdasarkan pendapat
implementasi kebijakan pengelolaan responden diketahui bahwa seringkali
TIK/website pada sektor kepariwisataan di informasi kebijakan pemanfaatan TIK ini
lingkungan instansi Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pedoman
Kabupaten Kuningan diukur atas jawaban penyelenggaraan maupun panduan
yang menggambarkan kecenderungan kegiatan diperoleh kurang lengkap. Hal ini
jawaban hasil wawancara dengan seringkali menimbulkan ketidakjelasan
responden tentang informasi yang tentang informasi apa dan bagaimana isi
diterima, pemahaman para pelaksana, kebijakan baik yang menyangkut regulasi
intensitas penyampaian informasi, materi kelembagaan, prosedur, maupun sistem
informasi serta konsistensi penyampaian acuannya. Selain itu, informasi yang
informasi. Transmisi adalah proses diperoleh para pelaksana kebijakan
penyampaian kebijakan melalui seringkali kurang akurat sehingga
serangkaian aktivitas terencana dan mendorong para pelaksana mengambil
sistematis dengan memperhatikan tindakan yang sangat longgar dalam
hambatan-hambatan yang akan dihadapi. menafsirkan dan mengimplementasikan
Beberapa hambatan tersebut di antaranya kebijakan. Hambatan dan distorsi
pertentangan antara pengambil kebijakan komunikasi tersebut hendaknya dapat
dan pelaksana kebijakan, birokrasi yang dikurangi kadarnya, karena semakin
berlapis-lapis, kemampuan penangkapan banyak yang harus dijangkau dengan
pelaksana kebijakan serta proses komunikasi maka akan semakin besar
penyampaian. Kecenderungan jawaban kemungkinan kehilangan makna yang
responden pada indikator-indikator dimaksudkan oleh kebijakan. Begitu pula
komunikasi tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak lapisan birokrasi yang
optimalisasi pada aspek konsistensi harus dilewati, maka semakin besar
komunikasi dalam pelaksanaan kebijakan peluang bagi diabaikan dan terdistorsinya
TIK/website masih perlu ditingkatkan oleh makna kebijakan. Untuk itu, semakin baik
dinas/instansi yang bersangkutan. dikembangkan saluran-saluran komunikasi
untuk meneruskan perintah-perintah

258
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Pemanfaatan TIK
Bagi Pengembangan Kepariwisataan Daerah
Mulyono Yalia

implementasi, akan memberikan akses memberdayakan sumber daya keuangan


positif terhadap tingkat probabilitas yang ada serta kemungkinan peningkatan
perintah-perintah kebijakan untuk sumber-sumber melalui berbagai jalur
diteruskan dengan benar. perlu ditingkatkan. Pemerataan proporsi
melalui program-program yang relevan
Sumber Daya Dalam Implementasi kiranya dapat dipertimbangkan sebagai
Kebijakan TIK Daerah salah satu solusinya. Pada konteks sumber
Implementasi kebijakan tidak akan daya manusia, berdasarkan temuan dalam
efektif apabila para implementor penelitian diketahui bahwa rendahnya
kekurangan sumber daya yang penting kualitas sumber daya manusia merupakan
untuk melaksanakan kebijakan. Sumber salah satu hambatan bagi pelaksanaan
daya yang penting meliputi staf dengan kebijakan yang berimplikasi pada kualitas
jumlah yang sesuai serta keahlian yang pelayanan yang dihasilkan oleh Dinas
memadai, informasi yang relevan Pariwisata Daerah Kabupaten Kuningan.
mengenai bagaimana mengimplementasikan Rekruitmen sumber daya manusia sebagai
kebijakan, kewenangan, dan fasilitas untuk upaya untuk mendukung kinerja optimal
mengimplementasikan kebijakan. Kecenderungan seringkali dihadapkan pada kepentingan-
jawaban responden pada indikator- kepentingan berbagai pihak, sehingga
indikator sumber daya tersebut kurang memenuhi standar kualifikasi yang
menunjukkan bahwa pada konteks sumber dibutuhkan. Selain itu, kurangnya latihan
daya dalam pelaksanaan kebijakan masih atau training terhadap personil serta
sangat memerlukan perhatian untuk kesulitan untuk mempertahankan personil
ditingkatkan. Secara konseptual, yang kompeten merupakan indikator
kurangnya sumber daya akan berakibat indikator lain yang memperkuat kurang
pada ketidakefektifan penerapan kebijakan terpenuhinya aspek sumber daya manusia
sebagaimana dikemukakan Edwards dalam implementasi kebijakan
(1980) bahwa;…. lack of the resources pemanfaatan TIK ini, bahkan rotasi
necessary to carry out policies, sumber daya manusia pengelola TIK tidak
implementation is likely to innefective” didasarkan pada kebutuhan dinas yang
(Edwards 1980, 17). bersangkutan sehingga konten
Hasil penelitian menunjukkan kepariwisataan daerah yang seharusnya
bahwa hampir pada seluruh komponen di up-date setiap waktu menjadi
sumber daya, baik sumber daya manusia, terbengkalai karena petugas baru kurang
keuangan, peralatan, kewenangan, dan memahami dalam pengisiaan konten
fasilitas belum berlangsung optimal. kepariwisataan di Kabupaten Kuningan.
Masalah keuangan, sebagaimana Dalam penerapan teknologi, tidak
diindikasikan oleh kebanyakan institusi hanya objek-nya (perangkat keras) saja,
pemerintahan selalu dihadapkan pada namun juga manusia yang akan
kondisi yang kurang memadai. Namun menggunakan, informasi yang terkandung
demikian, tidak berarti bahwa para penentu di dalamnya dan kelembagaan dalam
kebijakan tidak berdaya menghadapi pemanfaatan teknologi tersebut.
kondisi ini. Sekalipun dihadapkan pada Pengembangan human resources melalui
kondisi keterbatasan, upaya untuk kegiatan untuk meningkatkan keterampilan

259
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 255-264

sumber daya manusia di bidang pariwisata, 4. Konsistensi aparat dalam pelaksanaan


seperti pelatihan ataupun kerja praktik di tugas masing masing.
beberapa pusat-pusat pelatihan dan industri 5. Pelaksanaan tugas dan fungsi program
pariwisata merupakan salah satu solusi selalu mengutamakan tujuan dan
alternatif untuk menjawab permasalahan sasaran program pengelolaan TIK/
tersebut. Keterbatasan fasilitas untuk website, pengelola atau pelaksana harus
mengimplementasikan kebijakan komitmen terhadap tugasnya.
merupakan indikator lain dari sumber daya 6. Sistem informasi kepariwisataan
yang belum terpenuhi secara optimal. Kabupaten Kuningan yang
Kekurangan sarana fisik di antaranya dikembangkan menyediakan beragam
adalah sarana IT yang memadai. informasi yang dibutuhkan oleh
Peningkatan kualitas maupun masyarakat serta didukung dengan
perlengkapan sarana yang sangat berbagai fasilitas.
dibutuhkan untuk kegiatan pelayanan Pengelolaan TIK/website
merupakan bahan untuk dijadikan kepariwisataan digunakan untuk
pertimbangan dalam menetapkan maupun memudahkan fleksibilitas produksi
memutuskan kebijakan selanjutnya. Hal ini kepariwisataan di Kabupaten Kuningan
perlu dilakukan, mengingat implikasinya dan mengoptimalkan proses demi
pada mutu pelayanan yang dapat diberikan kepuasan masyarakat pengguna informasi
serta dampak yang ditimbulkan bagi kepariwisataan.
pengembangan sektor pariwisata daerah.
Struktur Birokrasi
Disposisi dalam Implementasi Birokrasi sebagai lembaga yang
Kebijakan Pemanfaatan TIK langsung berhubungan dengan
Dimensi disposisi atau implementasi kebijakan adalah faktor
kecenderungan –kecenderungan perilaku yang secara signifikan dalam implementasi
para pelaksana kebijakan adalah faktor kebijakan. Struktur birokrasi sebagai
ketiga yang memengaruhi pelaksanaan pengelompokan orang-orang yang sengaja
implementasi TIK bagi kepariwisataaan disusun untuk mencapai tujuan memiliki
ini, dimana dimensi ini akan sangat dua karakteristik utama yaitu prosedur
menentukan sikap untuk mendukung standar pengorganisasian dan fragmentasi,
kebijakan implementasi ini atau menolak dan fragmentasi sendiri merupakan
kebijakan yang akan diimplementasikan. pembagian tanggung jawab untuk sebuah
Untuk mengukur dimensi disposisi bidang kebijakan di antara unit-unit
digunakan 6 indikator sebagai berikut: organisasi sebagaimana dikemukakan
1. Pemahaman tugas aparat dalam oleh Edwards (1980). Untuk mengukur
pekerjaan pengembangan TIK. dimensi struktur birokrasi digunakan
2. Kemampuan melaksanakan tugas dalam indikator sebagai berikut:
pekerjaan yang berkaitan dengan 1. Pembagian pekerjaan dan desain
pemanfaatan TIK. pekerjaan sesuai dengan struktur
3. Kerjasama tim pengelola website/TIK sehingga pelaksanaan tugas dalam
sektor kepariwisataan sesuai dengan implementasi kebijakan pemanfaatan
prosedur pelaksanaan agar mendapat TIK bagi kepariwisataan dapat berjalan
hasil yang maksimal. secara maksimal.

260
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Pemanfaatan TIK
Bagi Pengembangan Kepariwisataan Daerah
Mulyono Yalia

2. Koordinasi antarunit kerja yang mempermudah pelaksanaan kebijakan


berhubungan dengan pemanfaatan TIK maupun peningkatan mutu pelayanan yang
pada sektor kepariwisataan di dapat diberikan kepada masyarakat sesuai
Kabupaten Kuningan berlangsung dengan visi dan misi institusi Dinas
sinergis. Kepariwisataan Kabupaten Kuningan,
3. Wewenang dan tanggung jawab Dinas serta tujuan kebijakan yang telah
Pariwisata Kabupaten Kuningan di digariskan. Koordinasi dengan lembaga-
bidang TIK/website berjalan sesuai lembaga terkait serta pembinaan pada
dengan alur proses kebijakan. masyarakat merupakan hal penting yang
4. Sistem pengelolaan TIK/website selayaknya ditingkatkan intensitas maupun
terencana dengan alur proses kebijakan kualitasnya. Untuk mengimplementasikan
Dinas Pariwisata. kebijakan secara efektif dibutuhkan
5. Prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan yang terencana melalui
penanganan TIK/website disesuaikan petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk
dengan alur proses kebijakan. teknis yang telah disusun sedemikian rupa
6. Sistem informasi kepariwisataan untuk mengatur tata aliran pekerjaan dan
berbasis web, menjembatani hubungan pelaksanaan program. Mengacu pada
antara pemerintah, industri bisnis, jawaban responden tentang struktur
masyarakat, dan pengelolaan birokrasi menujukkan bahwa kejelasan
lingkungan hidup. prosedur dan tugas-tugas prosedur
7. Fokus aplikasi teknologi dalam website pengoperasian secara standar belum
pariwisata adalah jaringan kerja, optimal. Disamping itu hambatan birokrasi
komunikasi, dan penciptaan nilai yang dalam pelaksanaan kebijakan, pembagian
global. tugas yang memadai, dan koordinasi
8. Pengelolaan sistem informasi dan dengan institusi lain juga masih belum
layanan kepariwisataan yang dikelola optimal. Hambatan birokrasi, pembagian
dalam website Dinas Pariwisata tugas maupun mekanisme pertanggung
Kabupaten Kuningan dilaksanakan jawaban yang rancu akan menyulitkan
secara bersama-sama dengan pihak terlaksananya kebijakan secara efektif.
dinas lainnya untuk saling melengkapi Begitu juga dengan terbatasnya
kebutuhan akan kepariwisataan di kewenangan baik personil pelaksanaan
daerah Kuningan, juga dengan pihak maupun institusi dengan sendirinya akan
pelaku usaha jasa pariwisata seperti menghambat kinerja optimal dari aparatur
perhotelan, restauran, biro perjalanan, terkait dalam mengembangkan berbagai
maupun pelaku usaha seni. program maupun kegiatan yang relevan
Koordinasi dengan para dengan kepariwisataan.
stakeholders yang berlangsung ideal
merupakan indikator dari struktur birokrasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
yang mendorong terlaksananya kebijakan Komunikasi Pada Sektor
secara efektif. Koordinasi dengan berbagai Kepariwisataan di Kabupaten
pihak terkait juga selayaknya dapat Kuningan
ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Pengelolaan pariwisata berbasis
Dengan koordinasi yang efektif akan teknologi informasi identik dengan

261
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 18 No. 3, Desember 2014: 255-264

pemanfaatan teknologi informasi dan dan menawarkan berbagai macam produk


komunikasi dalam pemasaran atau paket-paket pariwisata, baik wisata
kepariwisataan sebagai salah satu alam, wisata budaya atau seni secara tidak
pendorong majunya industri terbatas, serta mudah diakses. Jaringan
kepariwisataan di Kabupaten Kuningan. virtual ini menciptakan rantai nilai
Saat ini kemampuan teknologi informasi ekonomi yang terhubung antara satu
dalam dunia kepariwisataan dikenal kepentingan dengan kepentingan lainnya
dengan nama e-tourism atau elektronik dalam kerangka industri pariwisata di
pariwisata. Dengan adanya kebijakan Kabupaten Kuningan.
pemerintah daerah dalam pemanfaatan
TIK bagi pengembangan kepariwisataan PENUTUP
daerah merupakan peluang baru yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
sangat berarti dalam melakukan publikasi disimpulkan bahwa pelaksanaan kebijakan
dan promosi paket-paket wisata daerah ke di TIK kepariwisataan di Kabupaten
seluruh dunia, dengan menggunakan Kuningan belum berlangsung efektif
Internet sehingga jarak dan waktu sudah ditinjau dari dimensi-dimensi
tidak lagi menjadi kendala yang berarti, implementasi kebijakan:
dengan adanya media Internet ini sehingga 1. Aspek komunikasi dalam pelaksanaan
dapat meningkatkan daya guna dan daya kebijakan oleh institusi di bidang
saing dalam memberikan jasa layanan kepariwisataan berdasarkan indikator-
pariwisata kepada para customer dalam indikator transmisi, kejelasan dan
bentuk telematika, dan menjadikan konsistensi belum optimal dalam
penyelenggara pemasaran pariwisata implementasi kebijakan sehingga
mudah diakses oleh para calon wisatawan. menyebabkan belum efektifnya
Pengembangan dalam penerapan pemberian pelayanan informasi kepada
elektronik pariwisata saat ini telah publik.
bergerak pada pemutakhiran data-data 2. Aspek sumber daya dalam
yang diperlukan untuk mempermudah para implementasi kebijakan berdasarkan
calon wisatawan dengan cara pengelolaan indikator-indikator sumber daya
sistem informasi terpadu atau Destination manusia, peralatan, kewenangan dan
Management Organisation (DMO). fasilitas kurang memadai dalam
Dengan adanya DMO ini dilaksanakan pelaksanaan kebijakan menyebabkan
secara terpadu antara lembaga pemerintah, belum optimalnya pelayanan informasi
perusahaan swasta, organisasi profesi, dan kepada publik.
unsur-unsur masyarakat yang berhubungan 3. Disposisi dalam implementasi
dengan pengeloalaan kepariwisataan, dan kebijakan kepariwisataan berdasarkan
diharapkan dengan berjalannya DMO ini indikator-indikator kecenderungan sikap
terjadi keseimbangan pembangunann para pelaksana dalam mengekspresikan
wilayah. Pengembangan DMO sebagai dukungannya terhadap kebijakan.
bentuk baru dalam pengelolaan 4. Struktur birokrasi dalam implementasi
pariwisataan daerah menjadi penting bagi kebijakan berdasarkan indikator-
pemanfaatn ICT untuk pariwisata. indikator mekanisme prosedur serta
Melalui pemanfaatan TIK/Internet fragmentasi dalam pertanggungjawaban
setiap pengelola dapat mempromosikan

262
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Pemanfaatan TIK
Bagi Pengembangan Kepariwisataan Daerah
Mulyono Yalia

kebijakan kurang memadai menyebabkan 4. Pada aspek dampak, temuan hasil


belum optimalnya pelayanan informasi penelitian menunjukkan bahwa
kepada publik. masyarakat telah mendapatkan manfaat
Selain itu, pelaksanaan fungsi TIK dari informasi melalui media cetak,
kepariwisataan yang meliputi pengukuran media elektronik khususnya media lokal
masukan (input), pengukuran keluaran yang memuat banyak informasi.
(output), pengukuran hasil (outcome),
pengukuran manfaat (benefit), dan DAFTAR PUSTAKA
pengukuran dampak (impact) belum Edwards III, George C. Implementing
berlangsung optimal sehingga fungsi TIK Public Policy. Washington DC:
kepariwisataan belum berlangsung efektif Congressional Quarterly, Inc., 1980.
di wilayah penelitian: Gunawan, Myra Dkk. Draf UU tentang
1. Pada aspek pengukuran masukan dapat Kepariwisataan. Naskah Akademik,
Tidak dipublikasikan, 2006.
disimpulkan bahwa dinas pengelola
Gunawan, Myra P. "Tourism Technology."
kepariwisataan Kabupaten Kuningan Poster paper, 1995.
Jawa Barat belum dapat menampilkan Jafari, Jafar. Encyclopedia of Tourism,
diri dengan baik pada masyarakat Routledge, London Swiss-Indonesia
maupun institusi lain dalam lingkup Forum on Culture and International
organisasi pemerintahan daerah. Tourism. Yogyakarta, 2000.
2. Pada aspek keluaran dapat disimpulkan N., Dunn William. Analisis Kebijaksanaan
Publik. Yogyakarta: Hanindita Graha
bahwa khalayak sasaran belum dapat
Widya, 2003.
menerima, memerhatikan, memahami Sevilla, Consuella. Pengantar Metode
serta belum mampu mengingat pesan Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993.
yang diberikan dinas pengelola Singarimbun, Masri. Metode Penelitian
kepariwisataan dengan baik. Survei. Jakarta: LP3ES, 1989.
3. Pada aspek pengukuran hasil (outcome) Suwantoro, Gamal. Dasar-Dasar
diketahui bahwa pesan dan materi Pariwisata. Yogyakarta: Andi, 2005.
UNWTO. Indicators of Sustainable
komunikasi yang dihasilkan oleh dinas
Development for Tourism Destinations.
pengelola kepariwisataan daerah Madrid: UNWTO, 2004.
Kabupaten Kuningan belum dapat Wahab, Salah. Manajemen
menghasilkan perubahan pengetahuan, Kepariwisataan. Jakarta: PT.Pradnya
sikap dan perilaku masyarakat Paramita, 1987.
sebagaimana diharapkan.

263

Anda mungkin juga menyukai