Disusun Oleh :
IQBAL RILCARDO
2000018101
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki sejarah, keindahan alam, dan
budaya yang menarik bagi para wisatawan. Perkembangan pariwisata tersebut sangat
berdampak positif bagi daerah tujuan wisata. Untuk mengatur agar pariwisata di Kabupaten
Lima Puluh Kota menjadi lebih baik adalah tanggung jawab dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Lima Puluh Kota, karena permasalahan banyaknya obyek wisata di
Kabupaten Lima Puluh Kota kurang lebih 50 obyek wisata, yang menyebabkan wisatawan sulit
untuk mengetahui lokasi setiap obyek wisata tersebut. Daerah obyek wisata yang sering
dikunjungi yaitu Lembah Harau yang terletak di Harau, dan Panorama Padang Mangateh yang
juga terletak di Payakumbuh, karena mareka tidak mengetahui obyek wisata lain selain dari
daerah Payakumbuh tersebut, seperti yang ada di Kecamatan Bukik Barisan, Kecamatan Suliki,
dan Kecamatan Kapur IX. Salah satu objek wisata yang jarang dikunjungi masyarakat luar yaitu
Air Terjun Lubuak Batang yang terletak di Jorong Koto Bangun Kecamatan Kapur IX, sangat
memiliki pemandangan alam dan air terjun yang sangat indah, tetapi para wisatawan yang
ingin berkunjung hanya masyarakat yang dekat dengan lokasi wisata sehingga jarang
pegunjung dari provinsi atau daerah lain yang ingin mengunjungi obyek wisata tersebut.[1]
Permasalahan yang terjadi pada pengolahan parawisata di Kabupaten Lima Puluh Kota
khusunya oleh Dinas Parawisata, kurangnya cara mempromosikan obyek wisata dan belum
disediakannnya sebuah website yang isinya seluruh obyek wisata yang ada hanya dimasukkan
di dalam sebuah website berita Lima Puluh Kota. Terdapat data tempat wisata yang belum
tersedia di Dinas Parawisata hanya berupa tabel-tabel yang menyebabkan data sulit diupdate
sehingga membuat wisatawan susah untuk mengetahui lokasi tempat obyek wisata di
teknologi informasi yang begitu cepat, akurat dan tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Salah
satu bidang yang berkembang dalam perkembangan teknologi tersebut di bidang pariwisata
yang memberikan informasi obyek wisata yang lebih interaktif khususnya melalui teknologi
internet. Maka dirancanglah sebuah sistem informasi berbasis web untuk mengatasi masalah
parawisata dan menjadi jalan keluar untuk mempercepat informasi tentang obyek wisata yang
satunya UCD. UCD (User Centered Design) adalah perancangan yang menempatkan pengguna
sebagai pusat dari sebuah proses pengembangan sistem tersebut. Perancangan sistem
informasi menggunakan UCD melibatkan pengguna dengan cara memberikan masukan dalam
bentuk pengisian kuesioner. Sistem Informasi ini berisi tentang profil obyek wisata, alat
transportasi yang digunakan berupa tour gate dan jarak yang ditempuh. User Centered Design
(UCD) adalah paradigma baru dalam pengembangan aplikasi. UCD adalah 578 istilah yang
digunakan untuk menggambarkan filosofi perancangan. Konsep dari metode UCD ini yaitu user
sebagai pusat dari proses pengembangan sistem, tujuan sistem, konteks sistem dan lingkungan
membangun sebuah sistem informasi obyek wisata Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera
Barat, yang akan diimplementasikan berbasis web. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode UCD (User Centered Design) yang menempatkan pengguna
sebagai fokus utama dalam proses perancangan system. Sistem informasi ini mampu
menampilkan dan memberikan informasi kepada wisatawan yang akan berkunjung ke obyek
wisata yang diinginkan. Dengan pembuatan sistem informasi ini maka obyek wisata yang akan
Berikut beberapa batasan masalah yang akan dilakukan dalam penilitan ini :
1. Sistem informasi ini dibuat dengan berdasarkan metode User Centered Design (UCD)
2. Lingkup objek studi terbatas pada daerah Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
3. Sistem informasi berbasis web ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman
1. Membantu wisatawan untuk mengetahui berbagai macam wisata yang ada di daerah