Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERJA SAMA IMPLEMENTASI GERAKAN DESA DIGITAL


DI KABUPATEN GORONTALO

I. Latar Belakang
Pembangunan dewasa ini, tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi
informasi. Mulai dari yang paling sederhana, seperti penggunaan telepon seluler hingga
pemanfaatan internet dengan berbagai fitur dan kelengkapannya, sudah merambah di
semua lini kehidupan masyarakat. Tidak hanya di perkotaan, di wilayah pedesaan pun
sudah dimasuki oleh perkembangan teknologi informasi. Lantas apa yang bisa disikapi
dari kondisi tersebut, terutama sekali dalam hal upaya percepatan pembangunan
kawasan pedesaan dan wilayah yang dikatagorikan terpencil? Banyak hal yang mestinya
bisa dilakukan dengan berbagai kemudahan teknologi dan komitmen pimpinan lembaga
yang ada. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi
teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada
gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan
dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya.
Teknologi berperanan dalam perubahan sosial masyarakat. Perubahan prilaku, gaya
hidup, memperpendek jarak, mengurangi batas wilayah dan yang penting adalah
efisiensi. Penggunan teknologi informasi menjanjikan suatu kerja yang reformis,
demokratis, tidak diskriminasi, tepat waktu, terukur dan punya standar yang jelas.
Dengan kata lain, teknologi informasi akan berkaitan erat dengan proses demokratisasi
yang terjadi. Perjuangan demokrasi memerlukan koordinasi dan komunikasi intensif di
antara para aktivis sebagai lokomotif dan masyarakat luas sebagai penumpang gerbong
demokrasi. Karakter teknologi informasi yang egaliter sangat sesuai dengan sifat
demokrasi.
Pada konteks inilah kita bisa melihat pembangunan wilayah pedesaan, yaitu
sebagai bagian dari proses demokratisasi pembangunan. Selama ini konsep
pembangunan cenderung bersifat insentif dan dorongan dari pemerintah atasan untuk
mempercepat perubahan sebuah wilayah. Sementara pembangunan yang berbasis pada
kemandirian dan kreativitas masyarakat hanya dianggap sebagai kreativitas daerah
semata, tidak ada upaya untuk mengangkat dan memassalkan konsep tersebut.
Akibatnya perubahan daerah berbeda-beda tergantung wilayah masing-masing.
Kreativitas dari daerah sebenarnya bisa didorong dengan efektivitas pemanfaatan
teknologi informasi di pedesaan. Dari Kementrian Riset dan Teknologi RI sebenarnya
sudah mencanangkan agar dibudayakan program masyarakat berbudaya iptek. Ujung
tombaknya adalah masyarakat di pedesaan. Cara seperti ini bisa dijembatani dengan
mendorong setiap desa agar memulai membudayakan teknologi informasi dengan
berbagai cara dan mekanisme yang ada. Untuk itu, pencanangan Desa Digital
merupakan salah satu program yang diharapkan mampu memaksimalkan guna
pembangunan lintas sektor mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga
manajemen pemerintahan daerah. Selain itu, diharapkan mampu mendorong
tumbuhnya kesadaran masyarakat dan perangkat desa untuk memaksimalkan
pemanfaatan teknologi. Akan terbangun yang namanya sinergi antar desa berbasis
teknologi informasi. Dari sini diharapkan terbangun perniagaan, penjualan produksi-
produksi desa ke kota lewat sarana ekonomi digital. Juga produksi kota bisa dikonsumsi
desa dengan harga yang disepakati dan diketahui bersama. Dalam bidang pendidikan
dan kesehatan nantinya teknologi juga dapat membuka akses masyarakat desa
terhadap layanan lebih berkualitas. Tentu ini melalui  kerja sama dengan pemangku
kepentingan eksternal. Dengan teknologi, pengelolaan dana ini akan transparan dan
akuntabel dan partisipatif. Bisa kita pastikan bersama-sama dananya akan diarahkan
secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Desa Digital atau Digital Village merupakan
suatu konsep tentang pengembangan desa dengan memanfaatkan teknologi digital baik
dalam pelayanan publik maupun pengembangan kawasan, seperti infrastruktur,
teknologi informasi, komunikasi, transportasi, zonasi, irigasi / drainasi dan energi.
Dengan desa digital diharapkan mampu untuk menurunkan biaya ( cost reduction ) dan
meningkatkan pelayanan publik serta taraf hidup masyarakat desa.

II. Dasar Pelaksanaan


1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, tambahan lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
3. Peraturan Pemerintah Nomor47/2015 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43/2014
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8/2016 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60/2014
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah.

III. Maksud dan Tujuan


Pelaksanaan kegiatan dimaksudkan untuk melakukan Kerja Sama Implementasi
Gerakan Desa Digital di Kabupaten Gorontalo sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
diatur dalam perjanjian kerjasama.
Tujuan Pelaksanaan Desa Digital adalah untuk untuk mengembangkan tata
kelola Kabupaten/Kota secara cerdas untuk menyelesaikan setiap persoalan atau
masalah yang dihadapi masyarakat, melalui pengelolaan sumberdaya dan komunitas
yang ada yang diwujudkan dalam strategi penyelesaian masalah, pelayanan public serta
penciptaan situasi dan kondisi Kabupaten Gorontalo yang sejahtera dan nyaman.

IV. Ruang Lingkup


Ruang lingkup KAK ini meliputi :
(1) Penyediaan layanan intranet;
(2) Solusi infrastruktur dan jaringan internet.
(3) Teknologi informasi untuk mendukung implementasi gerakan smart city di wilayah
Kabupaten Gorontalo

V. Sasaran
Sasaran Pelaksanaan Desa Digital adalah Desa se Kabupaten Gorontalo

VI. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan sesuai Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati
sebelumya adalah selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani, dan
dapat diperpanjang kembali dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian kerjasama.

VII. Pelatihan
Dalam mendukung pelaksaan Desa Digital, maka dibutuhkan pelatihan oleh Pihak
Penyelenggara bagi aparat desa dan pihak terkait lainnya.

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kerja Sama Implementasi Gerakan Desa Digital di
Kabupaten Gorontalo ini dibuat untuk perlunya.

Limboto, Mei 2021

KEPALA DINAS PMD


KABUPATEN GORONTALO,

Drs. NAWIR TONDAKO, ME


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19710120 199203 1 006

Anda mungkin juga menyukai