Anda di halaman 1dari 5

Nama : Galena Rahmawati

NIM : 10040122097
Semester/Kelas : 4/C
Mata Kuliah : Birokrasi Politik
Dosen Pengampu : Bpk M. Anas Fakhruddin S.Th.I, M.Si

UJIAN TENGAH SEMESTER


Pengembangan Desa Cerdas (Smart Village)

A Latar belakang
Pengembangan desa cerdas (smart village) muncul sebagai sebuah ide yang akan mendapat
perhatian. Tren digitalisasi dan perkembangan teknologi digital yang pesat, seperti internet,
smartphone, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan telah menciptakan peluang baru
untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah pedesaan. Laporan Bank Dunia "The Digital
Transformation of Rural Areas" (2016) mengidentifikasi potensi besar teknologi digital dalam
mendukung pembangunan perdesaan. Selain itu, masih terdapat kesenjangan pembangunan
antara daerah perkotaan dan perdesaan, terutama dalam hal akses terhadap infrastruktur,
layanan publik, dan peluang ekonomi. Laporan OECD "Rural Development Strategy" (2018)
menyoroti pentingnya mengurangi kesenjangan ini untuk mencapai pembangunan yang lebih
merata. Desa-desa juga perlu mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya saing,
memanfaatkan potensi lokal, dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan, sesuai dengan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 19 Tahun
2017. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan peraturan terkait pembangunan
desa, termasuk pengembangan desa cerdas, seperti Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Desa. Dengan latar belakang tersebut, pengembangan desa cerdas menjadi salah satu
strategi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, mendorong pemanfaatan
teknologi digital, dan mewujudkan desa yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan berdaya saing.

Pengembangan desa cerdas juga didorong oleh beberapa faktor lain yang semakin
memperkuat urgensi dan relevansinya. Pertama, adanya kebutuhan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya desa. Dengan pemanfaatan teknologi digital,
desa-desa dapat mengelola sumber daya alam, infrastruktur, dan layanan publik secara lebih
optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan desa yang mandiri dan
sejahtera, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Kedua, tuntutan masyarakat desa untuk memperoleh akses yang lebih baik terhadap informasi,
layanan publik, dan peluang ekonomi. Pengembangan desa cerdas dapat memfasilitasi hal
tersebut melalui pemanfaatan teknologi digital, seperti e-government, e-commerce, dan
platform digital lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi
kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan perdesaan. Ketiga, adanya potensi desa untuk
mengembangkan ekonomi lokal yang berbasis pada sumber daya alam, kearifan lokal, dan
kreativitas masyarakat. Desa cerdas dapat mendorong pemanfaatan teknologi untuk
mengembangkan produk-produk unggulan desa, meningkatkan pemasaran, dan menciptakan
lapangan kerja baru. Hal ini dapat meningkatkan daya saing desa dan mendukung
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor latar
belakang tersebut, pengembangan desa cerdas menjadi semakin penting dan strategis dalam
upaya mewujudkan desa-desa yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing di era digital saat
ini.

B Tujuan
Beberapa maksud dan tujuan dari konsep ini adalah sebagai berikut:

 Memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan publik di desa.


 Mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan budaya lokal melalui teknologi
 Mendorong inovasi dan kreativitas masyarakat desa dalam pemanfaatan teknologi.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan desa.
 Mewujudkan desa yang cerdas, berkelanjutan, dan berdaya saing.

C Pelaksanaan aturan
Dasar hukum dari konsep ini diantaranya yaitu:

 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2018.

Berikut beberapa peraturan yang dapat mendukung penerapan konsep desa cerdas (smart
village) di Indonesia:

 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


 Memberikan landasan hukum bagi pemerintah desa untuk mengelola dan
mengembangkan desanya, termasuk dalam pemanfaatan teknologi digital.
 Mengatur tentang kewenangan, hak, dan kewajiban desa dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan desa.
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
 Mengatur tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan desa, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, termasuk
dalam pengembangan desa cerdas.
 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2018
 Menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di desa.
 Mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan pemerintahan
dan pembangunan desa.
 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Rencana Induk Pembangunan Broadband Nasional
 Mengatur tentang pembangunan infrastruktur broadband di seluruh wilayah
Indonesia, termasuk di desa-desa
 Mendorong pemerataan akses dan kualitas layanan internet di desa-desa.
 Peraturan Daerah (Perda) Tentang Desa Cerdas
 Beberapa pemerintah daerah telah menerbitkan Perda yang mengatur
tentang pengembangan desa cerdas di wilayahnya.
 Perda ini dapat menjadi landasan hukum bagi pemerintah desa dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program desa cerdas.
Selain peraturan di atas, pemerintah pusat dan daerah juga dapat menerbitkan
kebijakan-kebijakan lain yang mendukung penerapan konsep desa cerdas, seperti
pedoman, panduan, dan program-program insentif bagi desa-desa yang menerapkan
konsep tersebut.

Dari konsep ini yang menjadi obyek: Pengembangan desa cerdas (smart village) di desa
dan yang menjadi Subjek: Pemerintah desa, masyarakat, swasta, dan akademisi. Landasan
mengapa konsep ini sangat penting dilaksanakan diantaranya sebagai berikut:

 Mengikuti Perkembangan Teknologi Digital


Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat di era modern menuntut desa untuk
dapat memanfaatkannya demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Konsep aturan ini
menjadi landasan bagi desa untuk mengembangkan infrastruktur dan aplikasi teknologi
digital.
 Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas
Dengan digitalisasi layanan publik dan pengembangan sistem informasi desa terintegrasi,
konsep aturan ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan
desa. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.
 Mengoptimalkan Potensi Desa
Desa memiliki banyak potensi sumber daya alam dan budaya lokal yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Konsep aturan ini mendorong pemanfaatan teknologi untuk
mengoptimalkan potensi desa, baik dalam bidang ekonomi, pariwisata, maupun sektor
lainnya.
 Mendorong Inovasi dan Kreativitas
Dengan adanya aturan ini, masyarakat desa didorong untuk berinovasi dan berkreativitas
dalam memanfaatkan teknologi digital. Hal ini dapat menciptakan berbagai aplikasi dan
platform digital yang mendukung kemajuan desa.
 Mewujudkan Desa yang Cerdas, Berkelanjutan, dan Berdaya Sains
Tujuan akhir dari konsep aturan ini adalah mewujudkan desa yang cerdas, berkelanjutan,
dan berdaya saing. Desa yang mampu memanfaatkan teknologi secara optimal akan
memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan desa lainnya.

D Beberapa point yang harus di perhatikan


Dalam membangun konsep ini, ada beberapa hal yang harus di perhatikan di antaranya yaitu:

 Pengembangan infrastruktur teknologi digital di desa (jaringan internet, sensor, IoT,


dll).
 Digitalisasi layanan publik desa (administrasi kependudukan, perizinan, pembayaran,
dll).
 Pengembangan sistem informasi desa terintegrasi (data potensi, keuangan, aset, dll).
 Pemanfaatan teknologi untuk optimalisasi potensi sumber daya alam dan budaya lokal
 Pengembangan aplikasi dan platform digital untuk mendukung ekonomi lokal.
 Peningkatan literasi digital dan keterampilan masyarakat desa.
 Kemitraan dengan pihak swasta, akademisi, dan lembaga terkait dalam pengembangan
desa cerdas.
 Insentif dan apresiasi bagi desa yang berprestasi dalam pengembangan desa cerdas.

E Proyeksi masa depan dengan berlakunya aturan


Dengan berlakunya aturan ini diharapkan dalam pelaksanaannya dapat membimbing
masyarakat menjadi lebih baik, makmur dan sejahtera. Selain itu ada beberapa hal yang
diharapkan dalam konsep ini di masa depan diantaranya:

 Terwujudnya infrastruktur teknologi digital yang memadai di desa.


 Meningkatnya efisiensi dan efektivitas layanan publik desa melalui digitalisasi.
 Berkembangnya ekonomi lokal berbasis potensi desa yang dioptimalkan dengan
teknologi.
 Meningkatnya inovasi dan kreativitas masyarakat desa dalam pemanfaatan
teknologi.
 Terwujudnya desa yang cerdas, berkelanjutan, dan berdaya saing.
 Peningkatan kualitas hidup masyarakat desa melalui pengembangan desa cerdas.

Anda mungkin juga menyukai