A Latar belakang
Pengembangan desa cerdas (smart village) muncul sebagai sebuah ide yang akan
mendapat perhatian. Tren digitalisasi dan perkembangan teknologi digital yang pesat, seperti
internet, smartphone, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan telah menciptakan
peluang baru untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah pedesaan. Laporan Bank Dunia
"The Digital Transformation of Rural Areas" (2016) mengidentifikasi potensi besar teknologi
digital dalam mendukung pembangunan perdesaan. Selain itu, masih terdapat kesenjangan
pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan, terutama dalam hal akses terhadap
infrastruktur, layanan publik, dan peluang ekonomi. Laporan OECD "Rural Development
Strategy" (2018) menyoroti pentingnya mengurangi kesenjangan ini untuk mencapai
pembangunan yang lebih merata. Desa-desa juga perlu mengembangkan strategi untuk
meningkatkan daya saing, memanfaatkan potensi lokal, dan mencapai pembangunan yang
berkelanjutan, sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi No. 19 Tahun 2017. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan
peraturan terkait pembangunan desa, termasuk pengembangan desa cerdas, seperti Undang-
Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Desa. Dengan latar belakang tersebut,
pengembangan desa cerdas menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat desa, mendorong pemanfaatan teknologi digital, dan mewujudkan desa yang
lebih cerdas, berkelanjutan, dan berdaya saing.
Pengembangan desa cerdas juga didorong oleh beberapa faktor lain yang semakin
memperkuat urgensi dan relevansinya. Pertama, adanya kebutuhan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya desa. Dengan pemanfaatan teknologi
digital, desa-desa dapat mengelola sumber daya alam, infrastruktur, dan layanan publik
secara lebih optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan desa yang
mandiri dan sejahtera, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa. Kedua, tuntutan masyarakat desa untuk memperoleh akses yang lebih baik
terhadap informasi, layanan publik, dan peluang ekonomi. Pengembangan desa cerdas dapat
memfasilitasi hal tersebut melalui pemanfaatan teknologi digital, seperti e-government, e-
commerce, dan platform digital lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk
mengurangi kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan perdesaan. Ketiga, adanya
potensi desa untuk mengembangkan ekonomi lokal yang berbasis pada sumber daya alam,
kearifan lokal, dan kreativitas masyarakat. Desa cerdas dapat mendorong pemanfaatan
teknologi untuk mengembangkan produk-produk unggulan desa, meningkatkan pemasaran,
dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini dapat meningkatkan daya saing desa dan
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan
berbagai faktor latar belakang tersebut, pengembangan desa cerdas menjadi semakin penting
dan strategis dalam upaya mewujudkan desa-desa yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya
saing di era digital saat ini.
B Tujuan
Beberapa maksud dan tujuan dari konsep ini adalah sebagai berikut:
C Pelaksanaan aturan
Dasar hukum dari konsep ini diantaranya yaitu: