PENDAHULUAN
1
2
yaitu desa sudah mulai diterapkan konsep smart village. Namun dalam
implementasinya konsep smart village dipahami secara berbeda-beda, akibatnya
setiap desa yang menerapkan konsep ini menggunakan indikator komponen smart
village yang berbeda-beda (Herdiana, 2019). Konsep smart village ini sudah mulai
diterapkan di beberapa daerah, salah satunya yaitu Kabupaten Batang.
Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah yang memiliki kelerengan yang beragam, terutama pada bagian selatan
yang berupa pegunungan sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan basis
agroindustri dan agrowisata. Berdasarkan data BPS (2019) dalam kurun waktu 5
tahun terakhir sektor informasi dan komunikasi mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan. Hal ini dikarenakan koneksi internet sudah menjadi kebutuhan
penting bagi masyarakat, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan.
Dalam merespon hal tersebut, pada tanggal 9 November 2017, Bupati Batang
melakukan launching program Smart City dan Smart Village (dikutip dari website
resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tanggal 10 November 2017). Dimana pada
tahun 2018, Kabupaten Batang juga terpilih menjadi bagian dalam Program
Gerakan Menuju 100 Smart City yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo
(dikutip dari website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika tanggal 15
November 2018). Dalam mendukung penerapan konsep smart village, Pemerintah
Kabupaten Batang menetapkan Peraturan Bupati Batang Nomor 11 Tahun 2018
tentang Program Pembangunan dan Pengembangan Smart Village yang
dilaksanakan di seluruh desa dan kelurahan secara bertahap sesuai dengan amanat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang
Tahun 2017-2022. Penerapan tahap awal dilakukan di 56 desa/ kelurahan pilot
project smart village Kabupaten Batang tahun 2018.
Penerapan konsep smart village di Kabupaten Batang masih menghadapi
berbagai kendala yaitu keterbatasan layanan jaringan dan keterbatasan sumber daya
manusia. Padahal dalam menerapkan smart village, dibutuhkan kesiapan dari
berbagai aspek seperti kesiapan sumber daya manusia, ketersediaan infrastruktur,
dan tata kelola kelembagaan yang baik. Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh
mana penerapan konsep smart village dalam upaya pengembangan kawasan
perdesaan di Kabupaten Batang dan apa saja faktor-faktor pendukungnya. Sehingga
4
1.3.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah menilai penerapan konsep smart village dan
faktor-faktor pendukungnya sebagai upaya pengembangan kawasan perdesaan di
Kabupaten Batang.
6
1.3.2 Sasaran
Adapun sasaran dari penelitian ini yaitu:
1. Mengidentifikasi komponen smart governance (pemerintahan yang
cerdas), komponen smart community (komunitas yang cerdas), dan
komponen smart environment (lingkungan yang cerdas) dalam penerapan
konsep smart village di Kabupaten Batang.
2. Mengidentifikasi keterlibatan stakeholders dalam setiap tahapan
pembangunan desa di Kabupaten Batang.
3. Menganalisis penerapan konsep smart village berdasarkan komponen-
komponen smart village dan keterlibatan stakeholders dalam
pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Batang.
4. Menganalisis faktor-faktor yang mendukung upaya pengembangan
kawasan perdesaan melalui penerapan konsep smart village di Kabupaten
Batang.
5. Merumuskan kesimpulan dan rekomendasi dalam pengembangan kawasan
perdesaan di Kabupaten Batang melalui penerapan konsep smart village.
perdesaan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
memperkaya pengetahuan terkait konsep smart village dan juga memberikan
masukan terhadap rekomendasi pengembangan kawasan perdesaan kedepannya.
9
9
10
TABEL I. 1
KEASLIAN PENELITIAN
Judul Tujuan
Nama Penulis Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Dian Herdiana Pengembangan Mengembangkan Pendekatan Hasil penelitian ini
(2019) Konsep Smart konsep smart kualitatif berupa 3 (tiga) elemen
Village bagi village bagi desa- (model- pokok smart village,
Desa-Desa di desa di Indonesia. building yakni smart government,
Indonesia method) smart community dan
smart environment yang
menjadi dasar dalam
mencapai tujuan “smart
relationship” atau
keterjalinan konstruktif
untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
desa.
Output yang dihasilkan
berupa sinergitas antar
12
Judul Tujuan
Nama Penulis Metode Hasil
Penelitian Penelitian
elemen smart village
berdasarkan pemanfaatan
TIK, sedangkan outcome
berupa produktivitas
elemen smart village
yang mampu mendorong
perbaikan ketiga elemen
tersebut.
Tia Subekti dan Penerapan Melihat Pendekatan Hasil penelitian ini
Ratnaningsih Model Smart pengembangan kualitatif berupa upaya penerapan
Damayanti Village dalam smart village di (observasi, smart village dalam
(2019) Pengembangan Kabupaten wawancara, pengembangan desa
Desa Wisata: Malang dengan dan wisata, peluang dan
Studi pada Desa titik fokus pada dokumentasi) tantangan dalam
Wisata Boon pengembangan penerapannya, serta
Pring ekowisata rekomendasi kepada
Sanankerto berbasis smart stakeholder terkait.
Turen village di Desa Upaya penerapan model
Kabupaten Sanankerto smart village pada
Malang Kabupaten pengembangan desa
Malang. wisata tersebut masih
belum dilakukan secara
maksimal, masyarakat
maupun pemerintah
belum sepenuhnya siap.
Ini terlihat dalam
minimnya pemanfaatan
teknologi oleh masyarakat
dan pemerintah, serta
dalam pengelolaan
ekonomi dan lingkungan.
Rini Rachmawati Pengembangan Mengidentifikasi Pendekatan Hasil penelitian ini
(2018) Smart Village komponen yang kualitatif perbedaan karakteristik
untuk Penguatan diperlukan (studi literatur konsep Smart City, Smart
Smart City dan didalam dan observasi) Regency dan Smart
Smart Regency mengembangkan Village dengan penekanan
Smart Village pada komponen-
sebagai komponen yang
penguatan dari diperlukan dalam
Smart City dan pengembangan Smart
Smart Regency Village yaitu: smart
governance, smart
community, smart
economy, dan smart
environment. Aspek
smart berorientasi pada
peningkatan kapasitas
perangkat desa dan
masyarakat dalam
pengelolaan desa, inovasi
kegiatan ekonomi dan
sosial, serta penerapan
TIK dalam
pengembangan Smart
Village.
Fahrizal (2019) Pengembangan Menilai faktor- Pendekatan Hasil penelitian ini
Kawasan faktor yang deskriptif berupa kategori penilaian
Perumahan dan berpengaruh pada kuantitatif terhadap upaya penerapan
Permukiman kawasan (analisis konsep ecovillage untuk
dalam perumahan dan faktor) memperbaiki lingkungan
Mewujudkan permukiman perumahan dan
Konsep dalam permukiman di Desa
13
Judul Tujuan
Nama Penulis Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Ecovillage mewujudkan Tibang. Dimana kategori
(Studi Kasus: konsep ecovillage penilaiannya yaitu:
Desa Tibang, di Desa Tibang. - Pemanfaatan ruang:
Kota Banda tinggi
Aceh) - Upaya perilaku ramah
lingkungan: cukup
- Keterlibatan
masyarakat dalam
pemeliharaan
lingkungan: cukup
- Potensi kegiatan
ekonomi: cukup
- Nilai permukiman
keberlanjutan
berdasarkan kearifan
lokal: cukup
Oleh karena itu, Desa
Tibang secara
keseluruhan termasuk
dalam kategori cukup
untuk mewujudkan
permukiman ecovillage.
Dewi Anggraeni Penentuan Menentukan Pendekatan Hasil penelitian ini
Paramasatya dan Variabel variabel mix method berupa penerapan konsep
Dian Rahmawati Berpengaruh berpengaruh (analisis cerdas dan variabel-
(2017) terhadap dalam deskriptif variabel yang
Pengembangan pengembangan kualitatif dan berpengaruh terhadap
Kampung kampung cerdas analisis faktor kecerdasan kampung.
Cerdas dalam di Kota Surabaya konfirmatori) Adapun variabel
Mewujudkan dalam berpengaruh yaitu:
Konsep Smart mewujudkan keberadaan industri dan
City konsep smart entrepreneurship,
city. kontribusi ekonomi
terhadap kawasan sekitar,
kondisi sadar teknologi
dan penggunaan internet,
ketersediaan sarana dan
prasarana lingkungan,
koordinasi masyarakat
mengenai lingkungan,
tingkat pendidikan,
keberagaman kegiatan,
kondisi kriminilitas,
ketersediaan fasilitas
umum, kondisi
masyarakat, jumlah
pelayanan pemerintah,
serta tanggapan
masyarakat terhadap
pelayanan tersebut.
Rosita Novi Pengembangan Mengidentifikasi Pendekatan Hasil penelitian ini
Andari dan Susy Model Smart model kualitatif berupa model smart rural
Ella (2019) Rural untuk pembangunan (studi dapat
Pembangunan yang aplikatif dan dokumentasi, dikembangkan di
Kawasan mampu analisis Indonesia melalui
Perdesaan di menumbuhkan interaktif) pendekatan ekosistem ,
Indonesia inisiatif desa di yang terdiri dari 5
Indonesia. dimensi (sumber daya,
institusi, teknologi, rantai
layanan berbasis potensi
ekonomi lokal, dan
keberlanjutan) dan 7 fase
14
Judul Tujuan
Nama Penulis Metode Hasil
Penelitian Penelitian
proses perencanaan
bottom-up sebagai
pendekatan utama dan
model tata kelola
kolaboratif sebagai kunci
pelaksanaannya.
(Ramachandra, Smart Village Mengkontruksika Pendekatan Hasil penelitian ini
Hegde, Framework n model smart kualitatif berupa model smart
M.D.Chandran, village di India (konstruksi village di India. Dimana
Swamiji, & yaitu model melalui konsep smart village ini
Kumar, 2015) melembagakan pendekatan pada dasarnya berupaya
keberlanjutan dan klaster) untuk menciptakan
kemandirian kemandirian dan
dengan kemandirian dengan
memanfaatkan memanfaatkan
sumber daya sumberdaya lokal melalui
lokal (alam dan teknologi tepat guna.
manusia) melalui Kerangka kerja ini dapat
teknologi diadopsi dan direplikasi
pedesaan yang di semua desa di India
tepat. untuk mempertahankan
sumber daya alam sambil
meningkatkan
ketersediaan air, pola
tanam, pengelolaan ternak
dan prospek pekerjaan
lokal.
Penelitian yang akan dilakukan
Aulia Penerapan Menilai Pendekatan Hasil penelitian ini
Shabrinawati Konsep Smart penerapan konsep deskriptif berupa penerapan konsep
(2019) Village dalam smart village dan kuantitatif smart village dan faktor-
Upaya faktor-faktor (analisis faktor pendukungnya
Pengembangan pendukungnya deskriptif, sebagai upaya
Kawasan sebagai upaya skoring, pengembangan kawasan
Perdesaan di pengembangan faktor) perdesaan di Kabupaten
Kabupaten kawasan Batang. Selain itu,
Batang perdesaan di penelitian ini juga
Kabupaten memberikan rekomendasi
Batang bagi pemerintah, swasta,
maupun masyarakat
dalam mengembangkan
kawasan perdesaan
melalui penerapan konsep
smart village di
Kabupaten Batang.
Sumber: Hasil Analisis, 2020
15
• Kabupaten Batang memiliki potensi dibidang agroindustri dan agrowisata. Dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, Pemerintah Kabupaten Batang menginisiasi konsep smart village dalam upaya
pengembangan kawasan perdesaan yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2018.
• Masih terdapat 35% wilayah di Kabupaten Batang yang belum terjangkau internet (dikutip dari berita
radarpekalongan.co.id tanggal 28 November 2018).
• Belum memiliki SDM yang kompeten dibidang TIK, terutama ditingkat desa/ kelurahan (dikutip dari website
resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang tanggal 5 November 2017).
Research Sejauh mana penerapan konsep smart village dalam upaya pengembangan kawasan
Question perdesaan di Kabupaten Batang dan apa saja faktor-faktor pendukungnya ?
PROSES
Smart Governance Smart Community Smart Environment Keterlibatan
• Pelayanan publik • Partisipasi • Pemanfaatan SDA dan Stakeholder
• Informasi desa masyarakat energi • Pemerintah
• Pengelolaan dana desa • Kualitas SDM • Pengelolaan lingkungan • Swasta
• Masyarakat
Pemetaan dan Analisis penerapan konsep smart village berdasarkan komponen-komponen smart
Analisis Faktor village dan keterlibatan stakeholder serta analisis faktor-faktor pendukungnya
OUTPUT
Penerapan konsep smart village dan faktor-faktor yang pendukungnya
sebagai upaya pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Batang
TABEL I. 2
SMART VILLAGE KABUPATEN BATANG TAHUN 2018
No Kecamatan Nama Desa/ Kelurahan Jumlah
1 Warungasem Warungasem 3
Cepagan
Sariglagah
2 Wonotunggal Wonotunggal 4
Wates
Siwatu
Brokoh
3 Bandar Bandar 3
Kluwih
Tumbrep
4 Blado Blado 4
Selopajang Barat
Kembanglangit
Kambangan
5 Reban Tambakboyo 3
Ngroto
Reban
6 Bawang Bawang 3
Sangubanyu
Candigugur
7 Tersono Tersono 5
Plosowangi
Kranggan
Rejosari Barat
Rejosari Timur
8 Gringsing Mentosari 5
Sawangan
18
TABEL I. 3
KEBUTUHAN DATA
Teknik
Jenis
No Variabel Sub Variabel Rincian Data Tahun Sumber Data Pengumpulan
Data
Data
Analisis Komponen Smart Village di Kabupaten Batang
1 Smart Pelayanan Akses Primer, Terbaru - Perangkat Kuesioner,
Governance publik pelayanan Sekunder (2019) Desa/ Kel Survei Instansi
publik secara - Diskominfo
online
Aspirasi Primer, Terbaru - Perangkat Kuesioner,
masyarakat Sekunder (2019) Desa/ Kel Survei Instansi
secara online - Diskominfo
Informasi Keterlibatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
desa masyarakat (2019) Desa/ Kel
dalam
penyusunan
informasi desa
Akses informasi Primer, Terbaru - Perangkat Kuesioner,
desa secara Sekunder (2019) Desa/ Kel Wawancara,
online - Diskominfo Survei Instansi
Pengelolaan Transparansi Primer, Terbaru - Perangkat Kuesioner,
dana desa laporan Sekunder (2019) Desa/ Kel Survei Instansi
keuangan desa - Diskominfo
secara online
Penggunaan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
dana desa (2019) Desa/ Kel
2 Smart Partisipasi Keterlibatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
Community masyarakat masyarakat (2019) Desa/ Kel
dalam
pembangunan
Motivasi dan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
inovasi (2019) Desa/ Kel
masyarakat
Kualitas Penduduk usia Sekunder Terbaru - BPS Survei Instansi
sumber daya produktif (2019) - Desa/ Kel
manusia Tingkat Sekunder Terbaru - BPS Survei Instansi
pendidikan (2019) - Desa/ Kel
Ketersediaan Sekunder Terbaru - BPS Survei Instansi
sarana dasar (2019) - Desa/ Kel
Keterampilan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
masyarakat (2019) Desa/ Kel
3 Smart Pemanfaatan Potensi Primer, Terbaru - Lapangan Observasi
Environment sumber daya sumberdaya Sekunder (2019) - Kecamatan Lapangan,
alam dan alam dan energi - Dispermades Kuesioner,
energi - BPS Wawancara,
Survei Instansi
Pengelolaan Upaya Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
lingkungan pengendalian (2019) Desa/ Kel
pencemaran
lingkungan
Analisis Keterlibatan Stakeholder dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan
4 Keterlibatan Pemerintah Pengalokasian Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
Stakeholder SDM (2019) Desa/ Kel
Pengelolaan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
SDA (2019) Desa/ Kel
Swasta Dukungan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
swasta dalam (2019) Desa/ Kel
pengembangan
kawasan
perdesaan
Masyarakat Keterlibatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
masyarakat (2019) Desa/ Kel
dalam
pembangunan
Semangat Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
gotong-royong (2019) Desa/ Kel
Inovasi produk Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
lokal (2019) Desa/ Kel
21
Teknik
Jenis
No Variabel Sub Variabel Rincian Data Tahun Sumber Data Pengumpulan
Data
Data
Peran aktif Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
lembaga (2019) Desa/ Kel
kemasyarakatan
Analisis Penerapan Konsep Smart Village dan Faktor-Faktor yang Mendukung Upaya Pengembangan
Kawasan Perdesaan di Kabupaten Batang
5 Komponen Pemerintahan Akses Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
Smart Village yang cerdas pelayanan (2019) Desa/ Kel
publik secara
online
Akses informasi Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
desa secara (2019) Desa/ Kel
online
Transparansi Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
dana desa secara (2019) Desa/ Kel
online
Komunitas Motivasi Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
yang cerdas masyarakat (2019) Desa/ Kel
Keterampilan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
dan inovasi (2019) Desa/ Kel
masyarakat
Lingkungan Pemanfaatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
yang cerdas sumber daya (2019) Desa/ Kel
alam dan energi
Upaya Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
pengelolaan (2019) Desa/ Kel
lingkungan
yang ramah
lingkungan
6 Keterlibatan Tahap Peran Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
Stakeholder perencanaan pemerintah (2019) Desa/ Kel
dalam Setiap Dukungan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
Tahapan swasta (2019) Desa/ Kel
Pembangunan Keterlibatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
Desa masyarakat (2019) Desa/ Kel
Tahap Peran Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
pelaksanaan pemerintah (2019) Desa/ Kel
Dukungan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
swasta (2019) Desa/ Kel
Keterlibatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
masyarakat (2019) Desa/ Kel
Tahap Peran Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
pengawasan pemerintah (2019) Desa/ Kel
Dukungan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
swasta (2019) Desa/ Kel
Keterlibatan Primer Terbaru - Perangkat Kuesioner
masyarakat (2019) Desa/ Kel
Sumber: Hasil Analisis, 2020
studi literatur. Sedangkan data yang digunakan untuk analisis skoring dan faktor
berasal dari data kuesioner yang dilakukan dengan perangkat desa/ kelurahan di 56
desa/ kelurahan smart village tahun 2018.
Analisis faktor dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS untuk
mengetahui faktor-faktor yang mendukung penerapan smart village di Kabupaten
Batang. Analisis faktor yang digunakan yaitu principal component analysis (PCA).
Dalam analisis faktor, jumlah variabel yang diteliti yaitu 4 variabel dan 16 sub
variabel yang berasal dari komponen-komponen smart village dan keterlibatan
stakeholder dalam setiap tahapan pembangunan. Variabel-variabel tersebut, yaitu:
smart governance (pelayanan publik, informasi desa, pengelolaan dana desa), smart
community (partisipasi masyarakat, kualitas sumber daya manusia), smart
environment (pemanfaatan sumber daya alam dan energi, pengelolaan lingkungan),
dan keterlibatan stakeholder dalam setiap tahapan pembangunan (peran pemerintah
pada tahap perencanaan, peran pemerintah pada tahap pelaksanaan, peran
pemerintah pada tahap pengawasan, peran swasta pada tahap perencanaan, peran
swasta pada tahap pelaksanaan, peran swasta pada tahap pengawasan, peran
masyarakat pada tahap perencanaan, peran masyarakat pada tahap pelaksanaan,
peran masyarakat pada tahap pengawasan). Analisis faktor dalam penelitian ini
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
• Determinant of Correlation Matrix: untuk mengetahui adanya hubungan
atau korelasi antar variabel yang diamati.
• Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling (KMO): untuk mengukur tingkat
korelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor,
dimana Nilai KMO > 0,5, berarti telah memenuhi syarat dan dapat
dilakukan analisis faktor. Sedangkan Bartlett’s Test untuk menentukan ada
atau tidaknya korelasi antar variabel, dimana nilai sig < 0,05, maka ada
korelasi yang kuat antar variabel.
• Measures of Sampling Adequacy (MSA): untuk melihat besaran MSA
sebuah variabel. Jika nilainya < 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat
digunakan dan harus dikeluarkan dari analisis, kemudian dilakukan
analisis ulang tanpa memasukkan variabel yang bersangkutan.
23
𝑛 𝑛
Keterangan:
xmin = skor terendah
xmax = skor tertinggi
xmin_i = skor terendah parameter masukan ke-i
xmax_i = skor tertinggi parameter masukan ke-i
n = jumlah parameter masukan
24
Skoring
Overlay
Klasifikasi
variabel yang terdiri dari: smart governance (pelayanan publik, informasi desa,
pengelolaan dana desa); smart community (partisipasi masyarakat, kualitas sumber
daya manusia); smart environment (pemanfaatan sumber daya alam dan energi dan
pengelolaan lingkungan); dan keterlibatan stakeholder (peran pemerintah, peran
swasta, dan peran masyarakat). Adapun kriteria skoring untuk setiap sub variabel
dalam penelitian ini dijelaskan pada TABEL I. 4 sebagai berikut.
TABEL I. 4
KRITERIA SKORING PADA TIAP VARIABEL
Kriteria Skoring
No Variabel Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
4 3 2 1
Smart Governance
1 Pelayanan Semua kegiatan Kegiatan Kegiatan Semua kegiatan
Publik pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan
administrasi di administrasi di administrasi di administrasi di desa
desa dan desa sudah desa masih dan penyampaian
penyampaian dilakukan secara menggunakan aspirasi masyarakat
aspirasi online, namun sistem offline, belum dilakukan
masyarakat sudah dalam namun dalam secara online dan
dilakukan secara penyampaian penyampaian masih
online aspirasi aspirasi menggunakan
masyarakat masih masyarakat sistem offline
menggunakan sudah
sistem offline menggunakan
sistem online
2 Informasi Seluruh informasi Informasi terkait Informasi Seluruh informasi
Desa terkait desa dapat desa dapat diakses terkait desa terkait desa hanya
diakses dengan dengan mudah dapat diakses dapat diakses oleh
mudah oleh oleh seluruh dengan cara masyarakat dengan
seluruh lapisan lapisan mendatangi cara mendatangi
masyarakat masyarakat secara langsung kantor langsung kantor
secara online dan online dan desa (offline), desa dan
penyusunannya penyusunannya namun penyusunannya
selalu melibatkan belum melibatkan penyusunannya tidak melibatkan
masyarakat masyarakat sudah masyarakat
melibatkan
masyarakat
3 Pengelolaan Seluruh laporan Seluruh laporan Laporan Laporan keuangan
Dana Desa keuangan desa keuangan desa keuangan desa desa hanya dapat
dapat diakses dapat diakses hanya dapat diakses oleh
dengan mudah dengan mudah diakses oleh masyarakat dengan
secara online dan secara online dan masyarakat cara mendatangi
dana desa dana desa dengan cara langsung kantor
digunakan dalam digunakan dalam mendatangi desa (offline) dan
seluruh bentuk satu atau dua langsung kantor dana desa
kegiatan desa bentuk kegiatan desa dan dana digunakan dalam
desa desa digunakan satu atau dua
dalam seluruh bentuk kegiatan
bentuk kegiatan desa
desa
Smart Community
4 Partisipasi Adanya Adanya partisipasi Tidak adanya Tidak adanya
Masyarakat partisipasi masyarakat dalam partisipasi partisipasi
masyarakat dan setiap kegiatan masyarakat masyarakat maupun
inovasi dalam pembangunan dalam setiap inovasi dalam setiap
26
Kriteria Skoring
No Variabel Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
4 3 2 1
setiap kegiatan desa, namun kegiatan kegiatan
pembangunan belum ada inovasi pembangunan pembangunan desa
desa yang dilakukan desa, namun
untuk ada inovasi
pengembangan dalam
desa pengembangan
desa.
5 Kualitas SDM Penduduk usia Penduduk usia Penduduk usia Penduduk usia non
produktif lebih produktif lebih produktif lebih produktif lebih
dominan dengan dominan dengan dominan dominan dengan
tingkat tingkat pendidikan dengan tingkat tingkat pendidikan
pendidikan yang yang rendah, pendidikan yang rendah, tidak
tinggi, memiliki memiliki sarana yang rendah, memiliki sarana
sarana dasar yang dasar yang cukup memiliki sarana dasar, dan belum
lengkap, dan lengkap, dan dasar yang pernah mengikuti
sudah pernah sudah pernah cukup lengkap, pelatihan
mengikuti mengikuti dan belum keterampilan
pelatihan pelatihan pernah
keterampilan keterampilan mengikuti
pelatihan
keterampilan
Smart Environment
6 Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
Sumber Daya potensi SDA potensi SDA tidak potensi SDA potensi SDA tidak
Alam dan sudah dimanfaatkan sudah dimanfaatkan
Energi dimanfaatkan dengan baik, dimanfaatkan dengan baik dan
dengan baik namun sudah dengan baik dilakukan secara
tanpa adanya melakukan tanpa adanya eksploitatif serta
eksploitasi dan penghematan eksploitasi, tidak melakukan
sudah melakukan energi namun belum penghematan energi
penghematan melakukan
energi penghematan
energi
7 Pengelolaan Adanya upaya - - Tidak adanya upaya
Lingkungan pengendalian pengendalian
pencemaran dan pencemaran dan
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan
Keterlibatan Stakeholders
8 Peran Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah tidak
Pemerintah mampu mampu tidak mampu mampu
mengalokasikan mengalokasikan mengalokasikan mengalokasikan
SDM sesuai SDM sesuai SDM sesuai SDM sesuai
kapasitasnya dan kapasitasnya dan kapasitasnya, kapasitasnya dan
mampu cukup mampu namun cukup tidak mampu
mengalokasikan mengalokasikan mampu dalam mengalokasikan
SDA secara SDA secara mengalokasikan SDA secara efisien
efisien tanpa efisien SDA secara (bersifat
mengganggu efisien eksploitatif)
keseimbangan
lingkungan
9 Peran Swasta Adanya bantuan - - Tidak adanya
dari pihak swasta bantuan dari pihak
dalam swasta dalam
mendukung mendukung
keberhasilan keberhasilan
pembangunan pembangunan desa
desa (bantuan (bantuan dana,
dana, tenaga, tenaga, maupun
maupun sosial) sosial)
27
Kriteria Skoring
No Variabel Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
4 3 2 1
10 Peran Adanya Adanya Adanya Tidak adanya
Masyarakat keterlibatan keterlibatan keterlibatan keterlibatan
masyarakat masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dalam
dalam setiap peran aktif peran aktif setiap tahapan
tahapan lembaga lembaga pembangunan desa
pembangunan kemasyarakatan kemasyarakatan dan tidak memiliki
desa dan dalam setiap dalam setiap semangat gotong-
memiliki tahapan tahapan royong, tidak
semangat gotong- pembangunan pembangunan adanya inovasi
royong, adanya desa, namun desa, namun produk lokal, serta
inovasi produk masyarakatnya masyarakatnya tidak adanya peran
lokal, serta kurang memiliki kurang aktif lembaga
adanya peran semangat gotong memiliki kemasyarakatan
aktif lembaga royong dan tidak semangat
kemasyarakatan adanya inovasi gotong-royong,
produk lokal serta tidak
adanya inovasi
produk lokal
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Total skor pada tiap sub variabel dijumlahkan sehingga mendapatkan total
skor pada tiap variabel penelitian. Adapun total skor untuk setiap variabel dalam
penelitian ini dijelaskan pada TABEL I. 5 sebagai berikut.
TABEL I. 5
RENTANG SKOR PADA TIAP VARIABEL
Skoring
Sub
No Variabel Cukup Kurang Rentang Skor (Klasifikasi)
Variabel Baik Buruk
Baik Baik
1 Smart Pelayanan 4 3 2 1 • <5,25 (Belum Optimal)
Governance Publik • 5,25-7,50 (Kurang
Informasi 4 3 2 1 Optimal)
Desa • 7,51-9,75 (Cukup
Pengelolaan 4 3 2 1 Optimal)
Dana Desa • >9,75 (Optimal)
2 Smart Partisipasi 4 3 2 1 • <3,50 (Belum Optimal)
Community Masyarakat • 3,50-5,00 (Kurang
Kualitas 4 3 2 1 Optimal)
SDM • 5,01-6,50 (Cukup
Optimal)
• >6,50 (Optimal)
3 Smart Pemanfaatan 4 3 2 1 • <3,50 (Belum Optimal)
Environment Sumber • 3,50-5,00 (Kurang
Daya Alam Optimal)
dan Energi • 5,01-6,50 (Cukup
Pengelolaan 4 3 2 1
Optimal)
Lingkungan
• >6,50 (Optimal)
4 Keterlibatan Peran 4 3 2 1 • <5,25 (Belum Optimal)
Stakeholder Pemerintah • 5,25-7,50 (Kurang
Peran 4 3 2 1 Optimal)
Swasta • 7,51-9,75 (Cukup
Peran 4 3 2 1 Optimal)
Masyarakat
28
Skoring
Sub
No Variabel Cukup Kurang Rentang Skor (Klasifikasi)
Variabel Baik Buruk
Baik Baik
• >9,75 (Optimal)
Sumber: Hasil Analisis, 2019
TABEL I. 6
KLASIFIKASI PENERAPAN KONSEP SMART VILLAGE
No Total Skor Klasifikasi
1 <17,50 Belum Optimal
2 17,51-25,00 Kurang Optimal
3 25,01-32,50 Cukup Optimal
4 >32,50 Optimal
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Secara garis besar, alur analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
dijelaskan dalam diagram analisis yang ada dalam GAMBAR 1. 5 berikut ini.
29
• Partisipasi masyarakat
Menganalisis
1. Keterlibatan masyarakat dalam
komponen-
pembangunan desa Mengidentifikasi
komponen
2. Motivasi dan inovasi masyarakat komponen komunitas
smart village
• Kualitas sumber daya manusia yang cerdas dalam
dalam
1. Penduduk usia produktif penerapan konsep
pengembang
2. Tingkat pendidikan smart village
an kawasan
3. Ketersediaan sarana dasar
perdesaan
4. Keterampilan masyarakat
Menganalisis
• Pemanfaatan sumber daya alam dan penerapan
Mengidentifikasi
energi terbarukan konsep smart
komponen lingkungan
1. Potensi sumberdaya alam dan energi village
yang cerdas dalam
• Pengelolaan lingkungan berdasarkan
penerapan konsep
1. Upaya pengendalian pencemaran komponen-
smart village
lingkungan komponen
smart village
dan
keterlibatan
• Pemerintah stakeholder
1. Pengalokasian SDM
2. Pengelolaan SDA
Menganalisis
• Swasta
Mengidentifikasi peran keterlibatan
1. Dukungan swasta dalam
pemerintah, swasta, dan stakeholder
pengembangan kawasan perdesaan
masyarakat dalam dalam
• Masyarakat
penerapan konsep pengembang
1. Keterlibatan masyarakat dalam
smart village an kawasan
pembangunan desa
perdesaan
2. Semangat gotong-royong
3. Inovasi produk lokal
4. Peran aktif lembaga kemasyarakatan