Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NABILUL AMIR

NIM : 20005014

DAPARTEMEN : PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

TUGAS 9 PM DEKO

A. KJIAN SEKONOMI MASYARAKAT KOTA & DESA


Pembangunan desa adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, mengembangkan sarana
dan prasarana desa, mengembangkan potensi ekonomi daerah, dan mengentaskan
kemiskinan dengan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
berkelanjutan (Lisnawati dan Lestari, 2019). Secara umum pengembangan potensi desa
bertujuan untuk mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat desa melalui
pengembangan potensi unggulan dan pemberdayaan kelembagaan serta pemberdayaan
masyarakat (Soleh, 2017). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Jawa Barat 2018-2023
memiliki sembilan prioritas pembangunan daerah, salah satunya adalah Gerakan
Membangun Desa (Gerbang Desa). Gerbang Desa merupakan gerakan untuk mewujudkan
desa mandiri. Desa Mandiri yang disebut Desa Sembada Maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan desa untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat desa dengan ketahanan sosial, ketahanan
ekonomi, dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan (Peraturan Menteri
Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2016 tentang indeks desa membangun, 2016).
Peneliti sebelumnya berpendapat bahwa pengembangan potensi desa perlu untuk dilakukan
dengan menggali potensi sumber daya dan keunikannya sehingga dapat dikembangkan
menjadi sumber daya ekonomi (Krisnawati et al., 2019). Pengembangan dan pembangunan
ekonomi daerah dimulai dengan menganalisis struktur dan tingkat kinerja kegiatan ekonomi
daerah yang bersangkutan untuk mengetahui karakteristik dan pertumbuhan daerah serta
peran masing-masing sektor ekonomi setiap tahunnya. Suatu sektor ekonomi potensial dapat
dikembangkan sebagai potensi pengembangan dan dapat menjadi basis perekonomian suatu
daerah yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dibandingkan dengan
sektor lain atau bersifat produktif, yang didefinisikan sebagai kegiatan usaha
(Iskandar,2013). Sektor dasar merupakan tulang punggung perekonomian daerah karena
memiliki keunggulan bersaing yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor
lain yang memiliki potensi rendah tetapi menjadi penopang sector, Dalam pengembangan
sektor potensial tidak terlepas dari hubungan antara stakeholder dan pelaku ekonomi yang
ada di wilayah tersebut. Karena, pada hakekatnya pengembangan sektor potensial dilakukan
oleh masyaraktat desa yang bekerja sama dengan pemangku kebijakan baik ditingkat desa
maupun di tingkat kabupaten untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pembinanaan serta
pengawasan terhadap masyarakat sehingga dapat membantu dalam usaha menaikan taraf
hidup masyarakat (Fatmawati et al., 2020). Keterkaitan antara pemangku kepentingan ini
dapat diidentifikasi melalui analisis Teori Jaringan Aktor (ANT). Kerangka konseptual Teori
Jaringan Aktor (ANT) bertujuan untuk mengeksplorasi proses kolektif teknologi sosial. John
Law (1987) menyatakan bahwa dalam bahasa teori jaringan aktor (ANT), jaringan terdiri
dari banyak elemen yang saling berkoordinasi dan berinteraksi, yang dapat berupa benda
mati (non-manusia) atau manusia (manusia). Kemudian setelah jaringan terbentuk dari
berbagai elemen, muncul lah pengendali didalam jaringan yang disebut dengan aktan yang
memiliki kemampuan untuk bergerak masuk dan keluar tehadap suatu jaringan berdasarkan
kemauan dan kepentingannya (Nuryanto, 2019) (Trianggono et al., 2018).
2. KAJIAN KOTA
Desa mandiri dan berdaya saing merupakan isu yang penting dan menjadi perhatian dari semua
elemen masyarakat. Guna mewujudkan desa yang mandiri dan berdaya saing maka pemerintah
perlu mengkaji dan memetakan potensi ekonomi desa sebagai sumber daya lokal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
pariwisata, dan industri rumah tangga dan kecil. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan menggunakan analisis data primer melalui wawancara dengan semua kepala desa dan
sekunder digunakan untuk melengkapi informasi dari sumber data primer. Guna memumnculkan
daya saing desa, Pemetaan potensi local perlu mengenali dan menggali potensi dapat dilakukan
oleh masyarakat itu sendiri sehingga akan tepat dalam pengembangan desa karena desa sebagai
pemerintahan (Kepala dan dan masyarakat) yang memahami dengan jelas potensi baik
sumberdaya aam maupun sumber daya manusia yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan
komoditas sektor perkebunan merupakan komoditas utama yang dihasilkan, sementara dari
sektor peternakan masih memberi dukungan terhadap ternak baik untuk ruminansia dan non-
ruminansia. Untuk sektor pariwisata, hanya memilki satu destinasi wisata yang dikelola oleh
pemerintah dan dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya seperti hotel dan losmen. Sementara
untuk sektor industri kecil dan rumah tangga, didominasi oleh industri skala rumah tangga
dengan sebagian besar komoditasnya adalah bahan olahan makanan serta gula semut.

Metropolitan Cirebon Raya merupakan salah satu dari tiga Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang
memiliki posisi strategis sebagai pusat aglomerasi penduduk, aktivitas ekonomi, dan sosial
masyarakat di Propivsi Jawa Barat. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas
ekonomi masyarakat, maka hal ini mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan berbagai
infrastruktur di kawasan perkotaan. Sehingga, diperlukan adanya kajian dari fungsi dan peran
dari masing-masing kota/kabupaten terhadap penyelenggaraan Metropolitan Cirebon Raya
(MCR) yang berperan dalam memberikan pelayanan skala pusat dan nasional agar terciptanya
pembangunan Metropolitan Cirebon Raya yang menunjukkan integritas dan sinergitas dalam
pelaksanaan pembangunan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran,
yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama baik dalam proses
pengumpulan data dan analisis. Strategi metode campuran yang digunakan adalah strategi
transformatif konkuren, yang merupakan strategi yang mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif secara serempak serta didasarkan pada perspektif teoritis tertentu. Hasil dari penelitian
ini adalah Kota Cirebon memiliki fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan berperan sebagai
pusat kegiatan dan pelayanan MCR, Kabupaten Cirebon memiliki fungsi utama sebagai pusat
pertanian dan berperan sebagai sub-pusat kegiatan dan pelayanan MCR, Kabupaten Kuningan
memiliki fungsi utama sebagai Industri dan Manufaktur dan berperan sebagai sub-pusat kegiatan
dan pelayanan MCR, dan Kabupaten Majalengka memiliki fungsi utama sebagai pusat pertanian
dan berperan sebagai sub-pusat kegiatan dan pelayanan MCR

Anda mungkin juga menyukai