DI JAWA TENGAH
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Membangun model pembangunan desa yang berjalan secara terpadu
dan inovatif;2). Mengetahui prasyarat yang diperlukan dalam pembangunan desa yang terpadu dan
mengedepankan inovasi; dan 3). Mendeskipsikan peran masing-masing pihak dalam mewujudkan
pembangunan desa yang terpadu dan mengedepankan inovasi. Penelitian dilakukan di 3 desa yang
memiliki keunggulan dalam pembangunan, yaitu: 1). Mlatiharjo Kecamatan Gajah Kabupaten Demak; 2).
Samiran, Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali; dan 3). Jatiroyo, Kecamatan Jatipuro Kabupaten
Karanganyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif . Kesimpulan dari penelitian ini
adalah: 1). Model pembangunan desa terpadu inovatif merupakan proses yang mengutamakan sinkronisasi
antarsektor dan antarpelaku serta mengedepankan inovasi dalam berbagai bidang sebagai tekniknya; 2).
Prasyarat pembangunan desa terpadu inovatif adalah: teridentifikasinya potensi sumberdaya dan arah
pembangunan serta menumbuhkan inovasi sebagai teknik pembangunan; dan 3). Peranan yang perlu
dilakukan oleh masing-masing pihak terkait dalam pembangunan desa adalah a). Pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten harus konsisten dan terarah dalam merumuskan arah kebijakan; b).
Pemerintah desa melakukan identifikasi potensi dan menentukan arah kebijakan; c). Masyarakat desa dan
lembaga kemasyarakatan desa berpartisipasi dan melakukan pengawasan; d). Akademisi memberikan
masukan iptek dan pendampingan; dan e). Pelaku usaha melakukan investasi dan kerjasama.
Kata kunci: model, desa, pembangunan terpadu, inovasi
Abstract
The purpose of this study was to: 1). Build a model of rural development which runs in an integrated
manner and promote innovation; 2). Understanding the prerequisites required in the integrated rural
development and promote innovation; and 3). Describe the role of each party in creating an integrated
rural development and promote innovation. The study was conducted in 3 villages categorized as having
excellence in the governance of development, namely: 1). Mlatiharjo, Gajah Sub-District, Demak
Regency; 2). Samiran, Selo Sub-District, Boyolali Regency; dan 3.) Jatiroyo, Jatipuro Sub-District,
Karanganyar Regency. The research method used is descriptive qualitative. The conclusion of this study
were: 1). Model of integrated and innovatiive development is performed with emphasis on synchronization
between sectors and stakeholders, encouraging HR utilize local resources to make innovations in rural
development;2). Prerequisites innovative integrated rural development is identification of potential
resources and direction of development, the implementation of appropriate resource management and
innovation as the construction techniques; 3). The role needs to be done by the respective parties involved
in rural development are: a). government, provincial governments, district governments should be
consistent and focused in formulating policy directions; b). village government to identify potential and
determine the direction of policy, build coordination and synchronization as well as facilitating and
promoting community empowerment; c). villagers and village community organizations to participate and
conduct supervision; d). provide feedback science and technology academics and mentoring; and e).
business investment and cooperation
Keywords: model, rural, integrated development, innovation
Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa Tengah Suharyanto & Arif Sofianto | 251
menyebabkan pemanfaatan yang kelewat batas atas kegiatan, kedua adalah keunggulan pada inovasi-
sumberdaya alam untuk bertahan hidup, akan tetapi di inovasi pembangunan.
sisi lain banyak sumberdaya yang ternyata belum Sesuai dengan permasalahan di atas, maka
dimanfaatkan secara optimal seperti sinar matahari, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah
air, angin, tanaman, ikan, ternak dan tenaga manusia untuk:
(Daldjoeni & Suyitno, 2004:126). Hal senada 1. Merumuskan model pembangunan desa yang
diungkapkan oleh Rustadi, bahwa di sektor berjalan secara terpadu dan mengedepankan
masyarakat tradisional banyak sekali sumberdaya inovasi sesuai dengan potensi lokal;
alam yang belum dikembangkan secara optimal 2. Mengetahui prasyarat yang diperlukan dalam
disebabkan karena masih terbelakangnya masyarakat pembangunan desa yang terpadu dan
tersebut, kekurangan modal, sehingga tingkat mengedepankan inovasi sesuai dengan potensi
produktifitas rendah dan berimplikasi terhadap tingkat lokal;
pendapatan yang rendah (Ernan Rustadi, 2009:142). 3. Mendefinisikan peran masing-masing pihak
Keterbatasan pengetahuan dan modal menjadi faktor dalam mewujudkan pembangunan desa yang
yang menghambat pembangunan desa. terpadu dan mengedepankan inovasi sesuai
Walapun pembangunan terhadap desa sudah dengan potensi lokal.
cukup lama akan tetapi sampai saat ini masih terdapat Hasil yang diharapkan dari penelitian ini
persoalan yang dihadapi desa dan membutuhkan adalah terbentuknya model pembangunan desa yang
penyelesaian segera. Program-program yang ada lebih terpadu dan inovatif sebagai bahan pertimbangan
menunjukkan kebijakan pemerintah yang top down, pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
karena kebanyakan konsepnya lahir dari konsepsi kabupaten dan pemerintah desa dalam rangka
pejabat atau pihak di luar desa, mengabaikan konteks melaksanakan pembangunan desa untuk terwujudnya
lokal desa dan pemerintah cenderung menempatkan desa terpadu inovatif.
masyarakat sebagai objek kebijakan pemerintah
semata (Sutoro Eko, 2004:216). Sehingga yang terjadi METODE PENELITIAN
bukanlah tumbuhnya kemandirian dan daya saing
desa, akan tetapi ketergantungan dan pragmatisme Pendekatan Penelitian
desa terhadap program pemerintah, desa juga hanya Penelitian ini merupakan jenis penelitian
menjadi arena perebutan dukungan politik. deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan, pengolahan
Selain beberapa problem di atas, ada persoalan dan interpretasi sejumlah data sebagai upaya untuk
lain yang lebih penting, yaitu paradigma mengungkapkan kebenaran yang terdapat dalam
pembangunan yang sangat sektoral. Masing-masing masalah penelitian.
lembaga atau kementerian memiliki program ke desa
sesuai urusannya, tanpa memperhatikan dimensi Jenis, Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
kewilayahan dan sinkronisasi dengan sektor lain. Jenis data yang dikumpulkan adalah data
Tarigan berpendapat bahwa sebaiknya program sekunder dan data primer yang didapatkan melalui
pembangunan merupakan gabungan dari pendekatan pengamatan lapangan, wawancara mendalam dan
sektor dan pendekatan regional (Tarigan, 2008:43). kuesioner. Analisis terhadap fakta dilangsungkan
Lewis menyatakan bahwa perkembangan suatu secara kualitatif dengan model Spradley.
wilayah akan mengalami stagnasi bila hanya satu
sektor saja yang dikembangkan (Ernan Rustiadi, Subjek Penelitian
2009:146). Hal tersebut berarti bahwa keberhasilan Penelitian ini dilakukan di Desa Jatiroyo
pembangunan merupakan upaya memadukan berbagai Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar, Desa
sektor dalam suatu wilayah tertentu. Keterpaduan Samiran Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dan
tersebut membutuhkan pengelolaan yang terpadu dan Desa Mlatiharjo Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
kerjasama antar-stakeholder yang terlibat. Sehingga
membangun desa adalah proses yang multi Operasionalisasi Konsep
dimensional dan melibatkan segenap stakeholder yang a. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
saling bekerjasama. Pembangunan desa merupakan memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk
proses merespon tiga lingkungan desa (alam, budaya mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
dan sosial ekonomi) dengan cara yang tepat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
(Daldjoeni & Suyitno, 2004:37). setempat yang diakui dan dihormati
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan b. Pembangunan Desa Terpadu adalah
sebuah penelitian yang mendalam dengan pembangunan desa dilakukan usaha yang
menggabungkan kajian teoritis dan lapangan intensif dengan tujuan dan kecenderungan
mengenai konsep-konsep pembangunan desa yang memberikan fokus perhatian kepada kelompok
terpadu dan mengedepankan inovasi. Penelitian maupun daerah tertentu.
lapangan perlu dilakukan di desa yang memiliki c. Pembangunan Desa Inovatif ialah kegiatan-
keunggulan sesuai dengan kebutuhan di atas. Pertama kegiatan pemberdayaan melalui pembangunan
ialah keunggulan pada proses keterpaduan program dalam bentuk perbaikan mutu hidup dan perilaku
252 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 251 260
Bahan Metode
IDENTIFIKASI
PENGELOLAAN
Sumberdaya Pengelola
SDA Pem./Desa
Sosial
PENGELOLAAN
PROSES PEMBANGUNAN
INOVASI SINKRONISASI
PENGELOLAAN
HASIL PEMBANGUNAN
Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa Tengah Suharyanto & Arif Sofianto | 253
menguntungkan usaha tani. Kondisi tersebut mampu dengan para pakar dari balai inseminasi dan
dioptimalkan oleh kepala desa dengan pemuliaan tanaman Kementerian Pertanian.
mengkoordinasikan berbagai sumberdaya dalam Desa Mlatiharjo juga mulai merintis
sebuah arah kebijakan. Ada beberapa sarjana yang penggunaan teknologi informasi untuk sektor
dikoordinir oleh kepala desa yang memiliki budaya pelayaan publik, akan dibuat sistem terintegrasi
inovasi tinggi. Kelompok tersebut terdiri dari beberapa sehingga begitu terjadi proses pelayanan dan terdapat
orang dekat kepala desa bahkan kerabatnya, sehingga perubahan data, maka database akan berubah secara
mudah dikoordinir ke dalam sebuah misi. Semua kontinyu. Tujuan penggunaan teknologi informasi
pihak diberi peran sesuai dengan kemampuan dan adalah untuk menuju pelayanan pemerintah berbasis
latar belakang pendidikannya. Kemampuan masing- teknologi informasi atau e-government.
masing orang tersebut mampu disinkronkan menjadi Pada sektor pendidikan, ada kerjasama antara
pencapaian agenda pembangunan desa. kepala desa dengan pihak yang memiliki kompetensi
Kepala desa sebagai seorang sarjana pertanian untuk membangun sekolah menengah kejuruan.
memiliki peran yang besar dalam pengembangan Sekolah tersebut mengkhususkan dirinya pada jurusan
inovasi di bidang pertanian, yaitu pemuliaan tanaman pertanian. Hal ini sesuai dengan potensi lokal. Tujuan
buah dan benih padi. Dengan memanfaatkan kedepan adalah menciptakan SDM desa yang
sumberdaya desa dan sumberdaya manusia di berkualitas untuk kemajuan usaha tani desa.
sekelilngnya, kepala desa bisa membangun konsep Inovasi sesuai visi desa dilakukan dalam
pembangunan yang visioner. Semua itu bisa dilakukan bidang peternakan dan pertanian. Fokusnya adalah
kepala desa karena secara pribadi yang bersangkutan pada menciptakan bibit unggul yang spesifik lokal dan
memiliki sumberdaya memadai. Sebagai seorang yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah
berasal dari kalangan atas di desa (ayahnya juga lainnya. Inovasi juga dilakukan dalam mekanisasi
mantan kepala desa), memiliki sumberdaya yang bisa pertanian. Kepala desa sebagai seorang sarjana
dimanfaatkan untuk menjadi pemicu dan pendukung pertanian dan pengurus HKTI di tingkat kabupaten,
proses-proses tersebut di atas. Sumber keuangan desa memiliki jaringan yang luas. Kepala desa bisa
berasal dari dari sewa tanah kas, produksi pupuk dan menciptakan jenis padi baru yang spesifik, yaitu
hasil pertanian secara berkelanjutan dengan hasil yang varietas Melati dan Sulthan. Kepala desa juga
cukup besar. Pemanfaatan potensi alam dan sosial mengembangkan jenis padi organik dengan
sudah mulai terlihat konsepnya. Konsep yang memanfaatkan tanahnya dan tanah kas desa untuk
ditawarkan adalah menjadikan desa sebagai wahana proses uji coba berbagai varietas padi.
wisata edukasi, terutama bidang pertanian. Melalui jaringannya kepala desa bisa
Sinkronisasi program pembangunan desa mendapatkan beberapa jenis buah unggulan. Pohon
secara umum berjalan dengan baik, akan tetapi dengan nangka sudah ditanam hampir di setiap pekarangan
menggunakan metode yang kurang tertib. Dalam penduduk. Selain itu dikembangkan buah lengkeng.
perencanaan dan pelaksanaan koordinasi dilakukan Keberhasilannya adalah bisa menjadikan lengkeng
secara insidental, tidak terpola dan tanpa pembagian berbuah dengan kualitas yang lebih bagus dengan
kewenangan dan tugas yang tegas antaraktor. Kepala daerah lainnya. Walaupun lokasi desa berada di
desa mampu memanfaatkan potensi SDM secara ketinggian 6 meter di atas permukaan laut (dpl),
maksimal, namun tidak terlembagakan secara baik. namun lengkeng bisa tumbuh dan berbuah. Selama ini
Pelaksanaan berbagai program bisa berjalan lancar lengkeng hanya ditanam di dataran tinggi, di atas 350
dengan dukungan sumberdaya yang memadai, namun meter dpl.
dokumentasi dan tertib administrasinya kurang. Pada sektor peternakan, dilakukan
Kepala desa juga mampu menjalin kerjasama dengan pengembangan jenis kambing karena potensi pasar
berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas desa. yang besar dan siklus yang relatif singkat. Selain
Kepala desa memiliki kapasitas yang memadai sebagai pedaging, kambing juga diambil susunya.
dalam visi dan arah kebijakan pembangunan. Akan Bibit kambing yang sedang diupayakan adalah yang
tetapi dalam poses pengelolaan, manajemen yang memiliki badan kecil dan mampu memproduksi
digunakan masih belum terorganisir dengan baik. banyak susu. Lahan-lahan yang kosong juga bisa
Perhatian utama saat ini ialah fokus pada kinerja, ditanam pohon kayu-kayuan. Konsep ini merupakan
setelah stabil baru kelembagaan dibangun dengan upaya untuk memperkuat ketahanan pangan
konsep yang mapan. Arahan dan tahapan masyarakat desa. Sehingga masyarakat memiliki
pembangunan juga belum tersusun dengan baik. sumber penghidupan yang bisa mencukupi kebutuhan
Kelemahan utama ialah pada manajemen yang masih harian seperti ayam atau itik, memiliki tabungan
belum tertata dengan baku. bulanan seperti kambing atau domba dan tabungan
Kepala desa Mlatiharjo selalu menjalin tahunan berupa sapi atau pohon kayu.
kerjasama dengan berbagai pihak terkait, inovasi- Sebagai dukungan terhadap konsep pertanian
inovasi bidang pengembangan pertanian dilakukan dan peternakan di atas, dilakukan pembuatan pupuk
dengan UKSW Salatiga. Kerjasama dalam mekanisasi dan pestisida organik serta pakan ternak yang
alat-alat pertanian dilakukan dengan Polines berbahan dasar barang-barang yang banyak terdapat di
Semarang. Pemuliaan benih padi dan buah dilakukan desa, seperti jerami. Pupuk dan pestisida untuk
254 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 251 260
memulai meninggalkan ketergantunagn terhadap kepada kaur pemerintahan. Strategi kepala desa untuk
pupuk dan pestisida kimia yang membahayakan mengahadapi persoalan perangkat desa adalah dengan
kelangsungan daya dukung tanah. memanfaatkan kelembagaan masyarakat yang ada
Ada beberapa output pembangunan yang yang dianggap mampu menjalankan tugas
merupakan produk inovasi dari masyarakat. Inovasi pembangunan.
tersebut berpotensi sebagai produk unggulan desa. Di Kendala yang dihadapi desa adalah minimnya
bidang lain, inovasi bisa meningkatkan pelayanan pendapatan desa. Dana yang berasal dari hasil sewa
kepada masyarakat. Dalam bidang pertanian, telah tanah kas dan ADD hanya cukup untuk biaya
dihasilkan bibit padi jenis baru yaitu Melati dan operasional desa, sedangkan untuk pembangunan
Sulthan. Pertanian organik sedang dikembangkan dan perlu dukungan dari luar. Untuk menyikapi kondisi
kedepan akan dibentuk kelembagaan klaster yang tersebut, kepala desa aktif mencari sumber pendanaan
meliputi beberapa desa. Budidaya buah-buahan yang dan bantuan proyek dari berbagai pihak.
potensial seperti nangka dengan keunggulan khusus, Keunggulan Samiran adalah banyak program
lengkeng, pisang dan buah lainnya. Inovasi pupuk yang masuk sehingga membantu pembangunan desa.
juga dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya Banyaknya program proyek tersebut didorong karena
yang ada di desa, terutama kotoran ternak. Dalam lemahnya sumberdaya keuangan desa. Pendapatan
peternakan sedang diupayakan penciptaan jenis yang kurang memadai terbantu dengan berbagai
spesies kambing yang baru sesuai selera pasar.. proyek, akan tetapi hal ini menjadi persoalan di
Selain keunggulan di atas, ada beberapa kemudian hari ketika kepala desa tidak mampu
kelemahan yang terjadi.Inovasi sangat tergantung mendatangkan berbagai proyek dan dana tambahan.
pada figur kepala desa dan beberapa warga, tidak Banyaknya program-program tersebut tidak
terlembagakan dalam pemerintahan desa. Inovasi- saling berbenturan satu dengan lainnya. Semua
inovasi yang dilakukan cenderung sebagai milik program bisa dikoordinasikan oleh kepala desa
kepala desa dan orang-orang terdekatnya, bukan melalui koordinasi rutin antarpelaku program dan
merupakan aset desa. Untuk ke depan, keberlanjutan penerima program. Swadaya masyarakat untuk
pembanguan dan inovasi kurang bermakna bagi desa program-program yang ada juga cukup baik. Terjadi
ketika tidak dimulai proses transformasi kepada unsur kerjasama dalam pembangunan, misalnya program
desa dan masyarakat lainnya. Selain itu, kepala desa PNPM Mandiri memiliki kegiatan pembangunan
juga kurang melibatkan aparat secara maksimal, sarana prasarana, kemudian pemerintah desa
sehingga tertib administrasi dan prosedur pelayanan menyediakan lahan kas desa untuk dibangun gedung
publik kurang menjadi perhatian. Ke depan perlu BLM dari dana PNPM Mandiri. Pelaksanaan program
diperhatikan sebagian peningkatan pelayanan publik PNPM Mandiri dan JRF Rekompak dikoordinir oleh
melibatkan aparat desa, sehingga menjadi pembaruan kepala desa, sehingga sasaran program dapat saling
yang berkelanjutan. melengkapi.
Perencanaan pembangunan sangat partisipatif,
2. Desa Samiran musrenbangdes diikuti aparat desa, lembaga-lembaga
Sebagai daerah yang terletak di pegunungan desa, RT/RW dan perwakilan dusun, LSM, dinas dan
dan merupakan jalur celah antara gunung Merapi dan satker kecamatan. Dalam monitoring program,
Merbabu serta jalur kawasan wisata Solo-Selo- perumusan review RPJM Des dan RKPDes diikuti
Borobudur, maka potensi yang dapat ditingkatkan perwakilan lembaga masyarakat (masing-masing 2
adalah sektor pertanian, peternakan, pariwisata, umkm orang) sebagai perumus RPJMDes. Kepala desa telah
pendukung pariwisata. Berdasarkan kondisi tersebut di memulai proses pemberdayaan masyarakat dalam
atas, kepala desa bersama segenap stakeholder desa segala aspek pemerintahan desa. Selain agar semua
menetapkan visi sebagai berikut Mendorong unsur desa mengetahui dan terlibat dalam proses
terwujudnya masyarakat dan Pemerintah desa Samiran pembangunan, juga adanya proses keberlanjutan
yang aman, maju, sehat dan sejahtera. pembangunan. Agenda pembangunan, perumusan
Untuk memaksimalkan pembangunan desa, program, pelaksanaan pengawasan dan evaluasi
kepala desa sangat aktif mencari bantuan dan melibatkan segenap unsur desa. Kepala desa juga aktif
program-program dari pemerintah sebagai penopang turun ke pertemuan warga untuk menyerap aspirasi.
utama keuangan desa. Kepala desa mengkoordinir Sehingga secara politis, kepala desa telah melakukan
dengan baik pelaksanaan program-proram tersebut demokratisasi yang substansial. Kepala desa juga
dengan sasaran masing-masing, tetapi saling mampu mengajak segenap pihak pelaksana program
melengkapi. Kendala kepala desa adalah belum dan kelembagaan masyarakat untuk menyatukan
tersedianya daya dukung SDM aparatur pemerintah pemahaman.
desa yang mampu mendukung kinerja kepala desa. Dalam bidang pertanian, kedepan dengan
Sebagian perangkat sudah berusia lanjut dan tidak konsep STA (Sub Terminal Agribisnis), diharapkan
mudah diajak bekerjasama sesuai visi kepala desa memiliki pasar sendiri. Selama ini sayur produk
terutama dalam hal menyesuaikan dengan kinerja Samiran dan Kecamatan Selo pada umumnya dijual di
kepala desa. Untuk memulai peningakatan kinerja, pasar kecamatan Cepogo. Biogas juga mulai
kepala desa mendelegasikan urusan melegalisir KTP dikembangkan untuk mandiri energi. Dengan konsep
Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa Tengah Suharyanto & Arif Sofianto | 255
Agro Silvo Pastural yaitu pertanian, peternakan dan Administrasi pembangunan cukup baik, semua
kehutanan menjadi keunggulan desa kedepan. program dari luar seperti PNPM Mandiri, PDT
Gapoktan sebagai induk kelompok petani di desa akan dimasukkan dalam dokumen APBDes. Kinerja aparat
dikembangkan menjadi organisasi yang kuat sebagai cukup tertib, ada sistem jaga untuk setiap aparat,
wadah bagi pengembangan usaha tani, kendala dana sehingga pelayanan kantor desa berjalan lancar.
menjadi masalah klasik. Kendala lain pertanian adalah Dianggarkan dalam APBDes untuk peningkatan
musim yang tidak menentu dan masih kurangnya kinerja aparat, namun sering tidak terlaksana karena
pemeliharaan sapi ternak, untuk mengatasi kendala anggaran tidak mencukupi
tersebut warga mengharap agar dari pemerintah Untuk urusan perekonomian, pemerintah desa
memberikan hibah ternak sapi. bekerjasama dengan masyarakat. BUMDes dan pasar
Inovasi dalam bidang peternakan yang desa dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa
memiliki daya ungkit adalah mengubah produk susu hanya memfasilitasi. Tanah kas desa pengelolaannya
menjadi keju, yang dilaksanakan dengan dukungan dilakukan oleh keluarga miskin dengan proporsi bagi
kerjasama dengan kosultan dari Belanda. Selama hasil 50% penggarap/pemelihara, 50%. Pada sektor
ujicoba, sebagaimana disampaikan Kepala Desa UMKM, ada beberapa potensi industri lokal/home
Samiran uji coba berhasil dan akan dikembangkan industry di desa Jatiroyo yang nantinya bisa
menjadi industri keju. dikembangkan dengan bantuan BUMDes, yaitu home
Di sektor UMKM, ada beberapa home industry tahu tempe, rambak, anyam-anyaman bambu,
indsutry, seperti gula klethak, jadah, dll. Selain itu merangkai bunga kering, gypsum,
berbagai macam hasil pertanian, sayur, tembakau, mebeler/pertukangan, bengkel cat duko, penjahit,
budidaya jamur kuping, kerajinan bambu wulung, dan perbengkelan mesin dan pengelolaan hasil
lainya. Sektor tersebut juga menjadi pelengkap wisata ternak/perikanan. Potensi-potensi tersebut dapat
Samiran. Untuk itu BLM dipergunakan semaksimal dikembangkan dengan dukungan modal dan
mungkin untuk membina SDM dalam meningkatkan pendampingan bisnis. Pelatihan-pelatihan sudah mulai
kualitas produk. dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan
Bentuk inovatif lainnya dalam bidang ekonomi ketrampilan masyarakat. Program PNPM Mandiri
adalah pemanfaatan aset desa untuk meningkatkan juga fokus pada upaya tersebut.
pedapatan. Dengan memanfaatkan sumberdaya Terdapat kerjasama yang erat antarpelaku
berbagai program, terutama PNPM Mandiri dan aset program dan dukungan masyarakat. Koordinasi
desa, telah dibangun gedung pelatihan yang diberi pembangunan menghasilkan sinergisitas
nama Balai Latihan Masyarkat (BLM) dan kedepan pembangunan desa. Setiap 35 hari sekali ada forum
akan dibangun gedung serbaguna dilengkapi dengan selapanan baik di kelompok gapoktan maupun
penginapan. Konsep ini menangkap peluang posisi paguyuban RT/RW sebagai sarana sosialisasi dan
Samiran di pegunungan yang sering digunakan koordinasi antaraktor pelaku program pembangunan,
sebagar tempat acara seminar, pelatihan, kursus dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat.
lainnya oleh berbagai pihak. Dalam forum tersebut, pengelolaan program PNPM
Mandiri maupun Pembangunan Desa Terpadu (PDT)
3. Desa Jatiroyo juga hadir memberikan sosialisasi dan informasi
Secara geografis letak desa yang kurang kepada masyarakat.
srategis berada di pedalaman, sehingga panduduk Ada 2 program dari luar yang utama di desa
hanya bisa mengandalkan pertanian dan sumberdaya Jatiroyo, yaitu PNPM Mandiri dan PDT. Pelaku
alam lain seperti penambangan batu dan pasir. program seperti PNPM Mandiri dan PDT aktif
Kepemilikan lahan yang relatif tidak luas sehingga melakukan sosialisasi dan koordinasi kepada warga
pendapatan penduduk juga tidak terlalu tinggi, untuk melalui dusun maupun forum RT/RW. Ada koordinasi
itu sebagian besar warga merantau ke luar daerah antara PNPM Mandiri dan PDT sehingga tidak
untuk mencari penghasilan yang labih baik. Pertanian tumpang tindih dan saling melengkapi. Pembangunan
bisa dibedakan menjadi pertanian jangka pendek, pasar desa dibiayai oleh program PDT dan swadaya
dengan menanam hortikultura, seperti padi, jagung, masyarakat, termasuk pembelian lahan. PNPM
ubi kayu, sayur-sayuran. Sedangkan pertanian jangka Mandiri memberikan fasilitasi pelatihan kepada
panjang meliputi tanaman kayu seperti sengon, jati, masyarakat dan perbaikan sarana jalan desa.
dan buah-buahan seperti durian, rambutan, dan Dalam perencanaan dan pelaksanaan selalu ada
mangga. Kelebihan perencanaan pembangunan desa koordinasi antarpelaku agar tidak terjadi kesamaan
adalah pelibatan segenap unsur desa. Setiap program sasaran. Melalui musrenbangdes dibahas berbagai
pembangunan juga diintegrasikan ke dalam APBDes kegiatan di desa. Secara administratif setiap kegiatan
meskipun berasal dari sumber lain. Pemerintah desa dimasukkan dalam APBDes secara tertib, biasanya
juga mampu merangkul berbagai unsur dan program PDT tengah tahun, PNPM awal tahun.
dimanajemen dengan baik oleh sekretaris desa secara Sebagian warga bisa berperan aktif walaupun masih
kompeten. terbatas pada pihak-pihak tertentu.
Kepala desa berperan sebagai fasilitator dan PNPM Mandiri yang mulai dilaksanakan tahun
masyarakat berperan lebih aktif dalam pembangunan. 2010 sudah menghasilkan pembangunan selaras
256 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 251 260
dengan pembangunan lainnya. Program PDT membantu permodalan masyarakat dalam manajemen
menghasilkan pasar desa, simpan pinjam dan lumbung usahanya.
pangan. Pembangunan pasar desa dengan juga dengan Kelemahan utama desa Jatiroyo adalah
bantuan swadaya masyarakat. Rencana ke depan kios perekonomian mengandalkan pada proses eksploitasi
pasar desa akan disewakan. Simpan pinjam kepada sumberdaya alam, bukan pemanfaatan yang
seluruh masyarakat dengan menggunakan agunan berorientasi berkelanjutan. Ketidakadaan daya dukung
berupa sertifikat tanah atau BPKB, simpan pinjam sumberdaya alam habis, maka produktiftas akan
juga diberikan di kelompok PKK. semakin menurun. Untuk itu perlu dipikirkan sebuah
Gapoktan yang terdiri dari 11 kelompok tani, metode pemanfaatan sumberdaya alam yang bisa
setiap 35 hari sekali ada pertemuan dan berkoordinasi diperbaharui.
dengan pihak lain, gapoktan juga memanfaatkan pasar
desa serta BUMDes untuk kemajuan usaha tani. Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif
Penyaluran pupuk subsidi dilakukan oleh gapoktan, Perubahan paradigma pembangunan dari
tetapi masih terkendala permodalan. Para petani mulai mengutamakan indikator kuantitatif kepada
membuat pupuk kompos, obat tanaman buah. keseimbangan dengan indikator kualitatif. Kegagalan
Hasil pertanian berupa padi, jagung, ketela pembangunan berbasis pertumbuhan, menciptakan
pohon, dan sudah 5 tahun ini produksi jagung paradigma baru yang meyakini bahwa pembangunan
meningkat. Namun penjualan masih cenderung harus diarahkan kepada terjadinya pemerataan
dilakukan perseorangan, sehingga akan dirintis (equity), pertumbuhan (eficiency), dan keberlanjutan
penjualan bersama. Harapan kedepan bisa dikoordinir (sustainability) yang berimbang dalam pembangunan
oleh gapoktan dan memanfaatkan pasar desa. ekonomi.
Peningkatan produksi jagung masih membutuhkan Mengubah prinsip pertumbuhan semata
bantuan permodalan, pupuk dan benih. menjadi prinsip pemerataan (equity), pertumbuhan
Kepala desa selalu melakukan konsolidasi (eficiency) dan keberlanjutan (sustainability) menjadi
setiap senin untuk mengevaluasi kinerja mingguan dan sangat penting bagi pembangunan desa masa kini.
membahas kegiatan berikutnya. Pemerintah desa Todaro telah menyatakan bahwa pembangunan harus
mengupayakan peningkatan kapasitas melalui dipandang sebagai suatu proses multidimensional
pelatihan dan pembinaan. Dalam APBDes yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau
dianggarkan dana untuk pelatihan-pelatihan aparat. struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-
Ada aparat yang piket di kantor setiap hari dan para institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi
kadus setiap 2 minggu sekali masuk di kantor desa. pertumbuhan ekonomi, maka perlu melibatkan
Ada koordinasi antarkadus, dibentuk 2 kelompok segenap stakeholder yang saling bekerjasama.
kadus, masing-masing 5 orang dan diberi wewenang Pembangunan desa merupakan proses merespon tiga
untuk menyelesaikan masalah, jika tidak bisa maka lingkungan desa (alam, budaya dan sosial ekonomi)
diselesaikan di desa. dengan cara yang tepat, maka dalam pembangunan
Tanah kas desa yang kurang produktif juga harus diperhatikan unsur lingkungan tersebut.
dimanfaatkan untuk penanaman kayu yang produktif Desa Samiran telah menunjukkan bahwa
seperti sengon. Selain itu, pembangunan pasar desa dengan keterbatasan keuangan, namun pelaksanaan
dan BUMDes berpotensi menjadi penguat upaya koordinasi, pemerataan dan partisipasi, arah
perekonomian desa dan menjadi daya ungkit pembangunan dapat menghasilkan sebuah keunggulan
perekonomian desa kedepan. tersendiri. Desa Jatiroyo dengan ketergantungannya
Secara umum, pembangunan bidang pertanian terhadap pihak luar, berusaha memanfaatkan yang
masih menghadapi kendala saat ini yaitu kurangnya didapatnya untuk kebutuhan pokok mereka.
permodalan untuk mengembangkan BUMDes. Petani Sedangkan desa Mlatiharjo, meskipun dengan
juga merasakan kurangnya sarana sentra penjualan manajemen yang sangat tidak memadai, melakukan
hasil pertanian, khusunya gudang untuk menampung penggalian potensi yang tersembunyi dari kearifan
hasil tanaman. Selain itu daya saing produk pertanian lokal manusia-manusia desa yang berkualitas.
masih lemah, kurangnya inovasi dan penguatan pasar. Selain pertumbuhan, pemerataan dan
Potensi tanaman obat (empon-empon) belum keberlanjutan merupakan tujuan utama pembangunan.
dikembangkan dengan baik sebagaimana desa-desa di Pemerataan baik secara wilayah, sektoral maupun
sekitarnya. Bidang peternakan kurang berkembang penerima atau pemanfaat pembangunan merupakan
dan masih dikelola secara tradisional oleh petani. ukuran penting keber-hasilan pembangunan.
Pembangunan UMKM dilakukan dengan Keberlanjutan pembangunan tidak saja memenuhi
penyaluran bantuan kepada masyarakat. Ada beberapa kebutuhan sesaat, tetapi menjaga bagaimana terjadi
lembaga keuangan mikro sebagai hasill pelaksanaan kesinambungan dana agar manfaatnya bisa dirasakan
program PNPM Mandiri dan PDT yaitu simpan lintas generasi. Dari konsep-konsep tersebut di atas,
pinjam perempuan (SPP), Lembaga Simpan Pinjam berikut gambaran yang lebih komprehensif mengenai
Berbasis Masyarakat (LSPBM), PKK dan lainnya. siklus pembangunan terpadu inovatif yang dapat
Lembaga-lembaga keuangan mikro tersebut sangat dirumuskan dalam penelitian ini.
Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa Tengah Suharyanto & Arif Sofianto | 257
Tabel 1. Kerangka Umum Pembangunan Desa Inovatif
258 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 251 260
No Indikator Situasi yang Diharapkan Kegiatan yang Perlu dilakukan
pembangunan tidak parsial (proyek) tetapi dan keberadaan berbagai macam program
kontinyu pembangunan dalam satu arah kebijakan serta
mengedepankan inovasi untuk menghindari
ekpsloitasi berlebih dan ketergantungan
terhadap SDA
Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa Tengah Suharyanto & Arif Sofianto | 259
__________. 2004. Reformasi Politik dan
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
APMD Press.
__________. 2006. Pembaharuan Desa Secara
Irawan, Tahir. 2003. Pembaharuan Pemerintah
Desa. Yogyakarta: IRE Press.
Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Leeuwis, Cees. 2009. Komunikasi Untuk Inovasi
Perdesaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Morissan. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa.
Rustiadi, Ernan, Sunsun Saefulhakim, Dyah R Panuju.
2009. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Jakarata: Yayasan Obor Indonesia.
Safii. 2009. Manajemen Pembangunan Daerah,
Teori dan Aplikasi. Malang: Averroes Press
Santoso, Purwo. 2003. Menuju Tata Pemerintahan
dan Pembangunan Desa dalam Sistem
Pemerintahan Daerah: Tantangan Bagi
DPRD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,.
__________. 2007. Prospek Pengembangan Desa.
Bandung: Fokus Media.
Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan
Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukardi, Akhmad. 2009. Participatory Governance
Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah.
Yogyakarta: Laks Bang Pressindo.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tarigan, Robinson. 2008. Perencanaan Pembangunan
Wilayah; Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta, Manajemen
Pemerintahan Daerah. Bandung: Fokus
Media.
Winarno, Budi. 2008. Gagalnya Organisasi Desa
dalam Pembangunan di Indonesia.
Yogyakarta:Tiara Wacana.
260 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 251 260