Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA


BALAI PEMERINTAHAN DESA YOGYAKARTA

SUMATERA
KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

REVITALISASI KELEMBAGAAN KARANG TARUNA


DALAM PEMBANGUNAN GENERASI MUDA YANG INKLUSIF
Disampaikan oleh :
Titus Teguh Basuki, S.T., M.Sc.

Pada Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM LKK/LKD


Karang Taruna se-Kota Batu
Selasa, 24 Oktober 2023
Outline Materi:

1. Pembangunan Inklusif

2. Revitalisasi Karang Taruna


DINAMIKA DALAM PEMBANGUNAN

Pembangunan yang terlalu berorientasi pada pertumbuhan akan


menghasilkan eksklusi sosial dan tiga krisis besar, yaitu: Kekerasan,
Kemiskinan, dan Kerusakan lingkungan.
(Korten, 2006 dalam Probosiwi, 2017)
PARADIGMA PEMBANGUNAN INKLUSIF

Keterbukaan akses masyarakat terhadap


pemanfaatan sumber daya pembangunan
(informasi, peluang, dsb.)

Adil dan merata, hasil dan manfaatnya dapat


dirasakan oleh semua lapisan masyarakat

Partisipatif, melibatkan seluruh lapisan masyarakat


secara aktif mulai dari perencanaan s.d.
pengawasan (control) dan evaluasi
PARADIGMA PEMBANGUNAN INKLUSIF

Inklusi dipandang sebagai suatu pendekatan yang


mampu membangun dan mengembangkan lingkungan
yang semakin terbuka dengan mengikutsertakan semua
orang dari berbagai latar belakang, karakteristik,
kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya, dan lainnya.

(Lenoir, 1974 dalam Warsilah, 2015)


UU NO.6/2014 ~ PEMBANGUNAN DESA INKLUSIF

• Secara implisit, UU Desa mendorong tumbuhnya desa


inklusi, yaitu yang secara harafiah dirumuskan sebagai
“desa untuk semua” atau “desa dihidupi oleh semua
dan menghidupi semua”.
• Dalam UU Desa Bab I pasal 3 dijelaskan bahwa
pengaturan desa harus berasaskan: a) rekognisi; b)
subsidiaritas; c) keberagaman; d) kebersamaan; e)
kegotongroyongan; f) kekeluargaan; g) musyawarah; h)
demokrasi; i) kemandirian; j) partisipasi; k)
kesetaraan; l) pemberdayaan; dan m) keberlanjutan.
MENGAPA PEMBANGUNAN
PERLU DIRENCANAKAN?
Beberapa titik kritis perencanaan:

• Goal/tujuan yang tidak jelas


• Tidak berdasarkan data
• Tidak adanya evaluasi
• Kebutuhan atau keinginan ?!
• Partisipasi semu
PERENCANAAN DESA (INKLUSIF)
TANTANGAN PERENCANAAN DESA INKLUSIF

Masih minimnya akses kelompok warga miskin, perempuan, disabilitas untuk terlibat
1 dalam setiap tahapan perencanaan dan penganggaran. Dalam pembahasan tentang
isu-isu strategis, mereka kerap kurang dilibatkan.

Pemahaman aparatur pemerintah desa terhadap regulasi atau aturan


2
mengenai perencanaan dan penganggaran desa masih belum merata

Masih kentalnya budaya partriarki masyarakat desa dimana masih kuat anggap
3 an masalah pembangunan desa merupakan masalah para elit desa dan
hanya menjadi urusan laki-laki.
PELUANG PERENCANAAN DESA INKLUSIF

• UU No. 6 tahun 2014 secara eksplisit berupaya


merubah desa menjadi desa yang inklusif. Desa yang
inklusif artinya memberikan kesempatan yang sama
kepada seluruh warga untuk dapat memperoleh
akses, partisipasi, kontrol dan manfaat
pembangunan.
• UU No. 6 tahun 2014 juga mengamanahkan agar
aparatur desa melaksanakan pembangunan
partisipatif.
• Dalam proses pembangunannya harus
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan.
DUA PENDEKATAN MENYEIMBANGKAN PEMANGKU KEPENTINGAN
DAN MENJAMIN KETERLIBATAN MASYARAKAT:

• Pertama, melibatkan kelompok


masyarakat miskin dan terpinggirkan
dalam musyawarah desa, baik dalam
penilaian kebutuhan maupun dalam
proses pengambilan keputusan
dalam tahap pelaksanaan
musyawarah.
• Kedua, bila ada hal-hal yang
menghambat kelompok miskin
terlibat dalam proses – karena
keterbatasan akses, kapasitas dan
apatisme – maka harus
memperjuangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan kelompok
miskin dan terpinggirkan.
2. Revitalisasi Karang Taruna
APA DAN BAGAIMANA PERAN LKD/LKK?

Sebagai FASILITATOR → mempermudah

Sebagai MEDIATOR → penghubung

Sebagai MOTIVATOR → menggugah

Sebagai DINAMISATOR → dinamis bergerak


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Peran
(Tusi) LKD:

1. Pengetahuan,
2. Tata cara kerja
keterampilan, dan
LKD
sikap pengurus LKD

INTERNAL

4. Pendanaan 3. Sarana dan


operasional LKD prasarana
Faktor-faktor Eksternal:

1. Dukungan dan partisipasi masyarakat

2. Potensi dan dinamika wilayah desa

3. Fasilitasi Pemerintah Desa

4. Fasilitasi Kecamatan
Faktor-faktor Eksternal:

5. Fasilitasi SKPD/OPD terkait

6. Orientasi Kebijakan Pemda

7. Sinergisitas antar LKD/LKK


ASPEK APA SAJA YANG PERLU DIKUATKAN
GUNA MENUNJANG KINERJA KARANG TARUNA?
PENGUATAN KAPASITAS LKD/LKK

Aspek Sistem Aspek Organisasi Aspek SDM

seperti struktur
seperti kerangka kerja organisasi, proses seperti keterampilan
yang berhubungan pengambilan keputusan di individu dan persyaratan2,
dengan pengaturan, dlm organisasi, prosedur pengetahuan, tingkah
kebijakan-kebijakan dan dan mekanisme laku,
kondisi dasar yang pekerjaan, pengaturan pengelompokan pekerjaan
mendukung pencapaian sarana dan motivasi2 dari
obyektivitas dan prasarana, hubungan pekerjaan orang-orang di
kebijakan tertentu; dan jaringan dalam organisasi.
organisasi;
PEMBERDAYAAN LKD
PEMBERDAYAAN LKD MELIPUTI :
• PENGUATAN KELEMBAGAAN ANTARA LAIN :
a. PENYUSUNAN RENCANA KERJA;
b. PENGORGANISASIAN;
c. ADMINISTRASI DAN OPERASIONAL; DAN
d. PENGAWASAN DAN PELAPORAN.

• PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI :


a. FASILITASI PEMBINAAN KEPADA LKD DAN LAD SECARA BERJENJANG;
b. PENGEMBANGAN KAPASITAS LKD DAN LAD DALAM PENYUSUNAN PROGRAM
DAN KEGIATAN;
c. SOSIALIASI PROGRAM DAN KEBIJAKAN SEKTOR DAN DAERAH KEPADA LKD
DAN LAD; DAN
d. INTERNALISASI PROGRAM DAN KEBIJAKAN PUSAT DAN DAERAH MENJADI
KEGIATAN LKD DAN LAD;
PENDAYAGUNAAN LKD
LKD DAPAT DIDAYAGUNAKAN UNTUK :
a. MENAMPUNG DAN MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT;
b. MENANAMKAN DAN MEMUPUK RASA PERSATUAN DAN KESATUAN MASYARAKAT;
c. MENINGKATKAN KUALITAS DAN MEMPERCEPAT PELAYANAN PEMERINTAH DESA
KEPADA MASYARAKAT DESA;
d. MENYUSUN RENCANA, MELAKSANAKAN, MENGENDALIKAN, MELESTARIKAN, DAN
MENGEMBANGKAN HASIL PEMBANGUNAN SECARA PARTISIPATIF;
e. MENUMBUHKAN, MENGEMBANGKAN, DAN MENGGERAKKAN PRAKARSA, PARTISIPASI,
SWADAYA, SERTA GOTONG ROYONG MASYARAKAT;
f. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA; DAN
g. MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA.
h. DAN MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
MELALUI APBDESA
DINAS TEKNIS SEPERTI DINAS KESEHATAN, PENDIDIKAN, PU, PERTANIAN, PERDAGANGAN,
SOSIAL, KOMINFO, PEMUDA DAN OLAHRAGA, PERPUSTAKAAN DAN DINAS LAINNYA
MELAKUKAN PEMBINAAN TEKNIS BERUPA FASILITASI PENYUSUNAN USULAN PROGRAM DAN
KEGIATAN DAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN UNTUK MENDUKUNG RENCANA
23
PEMBANGUNAN DAERAH (RPJMD DAN RKPD)
REFERENSI:

Probosiwi, R., 2017, “Desa Inklusi Sebagai Perwujudan Pembangunan


Berkelanjutan Bagi Penyandang Disabilitas”, Media Informasi
Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol.41, No.3, Tahun 2017, hal.217-
228. (https://www.academia.edu diunduh 15 Februari 2019)
Warsilah, H., 2015, “Pembangunan Inklusif Sebagai Upaya Mereduksi
Eksklusi Sosial Perkotaan: Kasus Kelompok Majinal Di Kampung
Semanggi, Solo, Jawa Tengah”, Jurnal Masyarakat dan Budaya, Vol.17,
No.2, Tahun 2015, hal.207-231.
Dakelan, Huda, M., Haris, A.M., Dahlan, A., 2016, Mewujudkan Desa Inklusif
(Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pro Poor dan Responsif
Gender), Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama Republik Indonesia
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai