Dalam kegiatan webinar terdiri dari dua (2) pemateri yang disampaikan memiliki keterkaitan.
Berikut ini disajikan isi materi sebagai informasi dalam memberikan pemahaman terhadap kajian-kajian
pengembangan masyarakat. Webinar dilaksanakan pada tanggal 21 November 2020 Pukul 13.00-15.30
WIB melaui Zoom.
1
antara desa. Cakupan sarana dan prasarana fisik meliputi bidang ekonomi, Kesehatan, serta
pendidikan.
Oleh karena itu, dalam pembangunan desa diperlukan adanya keterkaitan atara komponen satu dengan
komponen lainnya agar tujuan pembangunan desa dapat tercapai.
Selain itu, dalam pengembangan desa yang dilakukan dengan memperhatikan tipologi desanya,
Adapun tipologi terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
a. Tipologi desa berdasrkan Mata Pencarian
Desa berdasrkan mata pencarian meliputi desa pertanian, desa perternakan, dan desa industri.
b. Tipologi desa berdasarkan Tempat Tinggal
Desa berdasarkan tempat tinggal meliputi desa pengunungan, desa pesisir, dan desa perbatasan.
c. Tipologi desa berdasarkan Intruksi Mentri Dalam Negeri No.11 Tahun 1971
Berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri No.11 Tahun 1971 meliputi desa swadaya,
swakarsa, dan swasembada.
Tujuan perencanaan desa adalah untuk meningkatkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat,
meningkatka transportasi dan akuntabilitas pembangunan serta menghasilkan keterpaduan antarbidang/
sektor dan kelembagaan serta meningkatkan kemampuan lembaga masyarkakat ditingkat desa melalui
perencanaan pembangunan partisipatif. Ciri-ciri perencanaan desa yaitu aspiratif, menarik, operasional,
inovatif, partisipatif, adaptif, koordinatif, demokratis, dan edukatif. Dengan prinsip yang dipegang yaitu
komperhensif dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan, demokratis dan partisipatif dengan
melibatkan masyarkat ketika menyusun rencana pembangunan desa, politis merupakan hasil
kesepakatan dari berbagai unsur-unsur dan kekuatan politik dimana didalamnya diatur oleh perundang-
undangan. Memperhatikan dan mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi masyarakat dilakukan pelalui
perencanaan bottom up. Serta proses penyusunan rencana yang saling bersinergi dengan rencana
strategis yang terdapat di atasnya. Menurut Komet Mangiri (2000) terdapat 4 (empat) aspek konsep
perencanaan terpadu yaitu keterpadua, kuantitas, optimalisasi, dan resiko.
Perencanaan terpadu memiliki kepentingan dalam perencanaan konvensional yang kurang
memperhitung aspek stratgis, hubungan antar sektor, wilayah, lingkungan dan kemampuan daerah
untuk terealisasi. Berdasarkan bidang sektoral perencanaan konvensional tidak dapat menentukan
prioritas pembangunan, sehingga perlu perencanaan terpadu. Dalam mendorong integrasi kebijakan
pembangunan dapat dilakukan dengan analisis situasi, kapasitas oraganisasi dan tingkat partisipasi
dalam satu kesatuan aksi. Perencanaan terpadu gambaran keberhasilan yang tergambar tidak hanya
menunjukkan aspek ekonomi maupun lingkungan, namun mencakup kondisi sosial, komunikasi,
teknologi, budaya, politik dan isu global. Berikut merupakan contoh pemetaan wilayah yang dilakukan
dalam perencanaan terpadu.
2
Gambar 1 Contoh Transek Desa Jagabaya
Sumber: KKNM UNPAD 20115 dalam Webinar Hataru Desa Pangkal Pembangunan, 2020
Transek desa merupakan salah satu unsur non fisik dalam perencanaan desa. Metode pendekatan
perencanaan desa yang dilakukan menggunakan :
a. Rapid Rural Apprasial (metode penilaian keadaan desa secara cepat)
b. Participatory Rural Apprasial (merupakan penyempurna dari PRA, yang dilakukan dengan
melibatkan lebih banyak orang)
Adapun pembelajaran yang diperoleh berdasarkan hasil WEBINAR HATARU “Desa Pangkal
Pembangunan” yang disampaikan Bapak Ivan pada materi 1 “PENTINGYA PERENCANAAN DESA”
bahwa desa merupakan tumpuan pembangunan didalamnya memiliki banyak pontensi sumberdaya
yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu perencanaan desa sangat penting dilakukan mengingat
bahwa desa pada saat ini memiliki perkembangan yang sangat signifikan seiring berjalannya waktu
denga melihat data dari UN Habitat (2012) bahwa pada tahun 1970 wilayah desa 63% sedangkan
wilayah urban 37%, namun berdasarkan prediksi pada tahun 2030 bahwa wilayah desa hanya seluas
40% sedangkan 60% merupakan wilayah urban atau perkotaan. Sehingga diperlukan adanya
pengembangan desa agar dapat terus menjaga keberlangsungan desa.
3
Pemateri : Jaro Rohadi – PLT. Kepala Desa Warung Banten
Pada materi ke-2 disajikan salah satu desa yang telah berkembang. Desa Warungbanten berada pada
wilayah administrasi Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Memiliki potensi
wilayah dengan kontur permukaan tanah berbukit/perbukitan dengan komunitas adat yang masih kental
(adat Kaolatan Cibadak). Perkembangan yang terjadi pada desa Warungbanten ini adalah pembangunan
fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk membantu dan menghubungkan antara desa satu dengan desa
lainnya. Serta pembangunan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa dalam
perekonomian, sosial-budaya, Kesehatan, pendidikan, keagamaan dan pengurusan dokumen-dokumen.
Perencanaan dan pmbangunan desa Warungbanten dilakukan dengan mengikuti arahan kebijakan
RPJMDesa 2016-2021. Perencanaan dan pembangunan desa Warungbanten dilakukan dengan
musyawarah desa dan musyawarah adat. Musyawarah desa dilakukan dengan membahas pembangunan
desa. Adapun musyawarah adat dilakukan dengan membahas pembangunan yang dilakukan harus
sesuai dengan tradisi adat yang berlaku. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembangunan
desa yaitu :
a. Musremdes (melibatkan adat)
b. RPJMDesa (Penganggaran)
c. Pelaksanaan (Gotong-royong)
d. Evaluasi (Musyawarah desa)
Selain itu pembangunan yang dilakukan memperhatikan potensi ekonomi desa yang ada
didalamnya seperti perkebunan, pertanian, pertenakan, dan kehutanan. Keunikan yang menjadi ciri khas
dalam pembangunan desa ini adalah masyarakat adat adalah aktor konservasi, hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat adat yang melakukan praktik perlindungan dan pengelolaan wilayah secata turun
menurun sehingga pembangunan desa dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat desa serta dapat terus terlestarikan.
Adapun pembelajaran yang didapatkan dari materi ke 2 (dua) yaitu dalam keberlanjutan desa
akan terus menerus berjalan apabila suatu masyarakat yang ada didalamnya dapat mempertahankan
orientasi kultur adat yang ada didalamnya, hal ini membukan pemikiran pembangunan desa dapat
dikatakan berhasil apabila masyarakat perlu dilibatkan dan diikut sertakan dalam proses perencanaan,
aksi perencanaan, dan evaluasi perencanaan.
3. Pandangan Teoritis
Isi materi webinar yang berjudul “WEBINAR HATARU : Desa pangkal Pembangunan” yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi
Negeri Malang pada tanggal 21 November 2020, pentingnya perencanaan desa sebagai tumpuan
pembangunan. Melalui penyelenggaraan webinar ini dapat memberikan informasi terhadap elemen-
elemen yang terdapat didalam desa. Berdasarkan materi yang telah dijelaskan oleh Bapak Ivan
Agusta F. S.T., M.T. IAP bahwa perencanaan desa perlu dilakukan mengingat akan terjadinya
4
perubahan dunia yang mengkota. Apabila desa tidak direncanakan pembangunannya maka dapat
mempercepat terjadinya perubahan dari desa menjadi kota. Alur pemikiran yang dilakukan dalam
pengembangan desa yaitu dengan optimalisasi alokasi sumber daya lokal, berorientasi terhadap hasil
yang dicapai, kebersamaan visi, kepemilikan dan peranserta, koordinasi dan sinergitas pelaku,
rujukan evaluasi kegiatan, pembandig posisi eksternal. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam
perencanaan desa diantarannya adalah rapid rural appraisal, dan participatory rural appraisal
melalui metode PRA participatory rural appraisal digunakan untuk mengumpulkan informasi
secara akurat dalam waktu terbatas. Adapun unsur non fisik dalam perencanaan desa dilakukan
dengan penelusuran sejarah desa, pemetaan wilayah, transek desa, sketsa kebun, dan kalender
musim. Perencanaan dan pembangunan desa dilakukan dengan adanya musyawarah desa dan
musyawarah adat. Desa Warungbanten perkembangan desa dilakukan dengan berprinsip pada adat
Koalotan Cibadak, hal ini menunjukkan bahwa dalam merencanakan pembangunan desa konsep
dasar pembangunan berbasis masyarakat.
Kesan setelah mengikuti webinar ini adalah saya dapat memahami pentingnya perencanaan desa
yang harus dilakukan agar dapat menjaga perdesaan sesuai dengan peranannya namun masyarakat
perdesaan tetap dapa memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui materi kedua yang disampaikan
perkembangan desa Warungbanten dimana pembangunan yang dilakukan berprinsip pada adat
Koalotan Cibadak. Masyarkaat adat yang merupakan aktor berperan dalam melakukan aksi langsung
dalam perlindungan dan pengelolaan wilayah secara turun temurun.
5
LAMPIRAN
Gambar 2. Materi Pertama disampaikan Oleh Bapak Ivan Agusta S.T., M.T. IAP
Gambar 2, Penyampaian Materi 2 Oleh Bapak Jaro Rohadi selaku PLT dari Kepala Desa
Warungbanten
Gambar 3. Poster Webinar