Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. ANALISIS SITUASI

Desa Beringin Makmur adalah salah satu desa yang masuk kedalam wilayah
administrasi Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan. Desa Beringin Makmur ini
memiliki luas 1.499,5 Ha, yang terdiri dari perkebunan dan permukiman. Luas area
perkebunan 1.210 Ha dan Luas peruntukan permukiman 289,5 Ha, akan tetapi yang
ditempati saat ini seluas 23 Ha. Desa Beringin Makmur memiliki jumlah penduduk 2527 jiwa
berdasarkan susnas tahun 2017. Secara geografis, Desa Alai sebelah utara berbatasan
dengan Kebun Kelapa Sawit PT.SLS II, sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Desa
Kerumutan, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Pematang Tinggi.
Aksesibilitas ke desa terdekat dapat di capai dengan waktu tempuh 5 menit, sedangkan ke
ibukota kabupaten (kota Pelalawan) dapat di capai selama 170 menit. Dari hasil
pengamatan, sebagai desa yang berbatasan langsung dengan perkebunan perusahaan,
penduduk desa beringin makmur tergerak untuk ikut menggeluti dunia perkebunan,
terutama sawit. Komoditi sawit pada desa ini dinilai cukup berhasil menggerakkan
perekonomian masyarakat, hal ini di tandai dengan peningkatan pendapatan perkapita
penduduk desa Beringin Makmur. Beberapa sarana dan prasara desa dibangun dengan dana
swadaya masyarakat, sehingga desa Beringin Makmur ini dikenal dengan sebutan desa
mandiri. Jalan desa dan beberapa bangunan publik banyak dibangun dengan dana swadaya
yang di kumpulkan dalam bank desa. Hasil survey dari pengusul pengabdian, tata pamong
dan perangkat desa sudah terbentuk dan beroperasi dengan baik. Keberadaan BUMDes
Bina Usaha banyak memberikan konstribusi bagi pengembangan desa.
Saat ini Desa Beringin Makmur sedang mengembangkan beberapa fasilitas sarana
dan prasarana publik guna mewadahi berbagai kegiatan masyarakat, baik kegiatan secara
formal maupun secara informal. Beberapa sarana dan prasarana perangkat desa untuk
mendukung kegiatan desa sudah tersedia pada kawasan kantor desa, antara lain, LKMD,
Karang Taruna, PKK, Posyandu, PAUD/TK, WartegDes, LPTQ, BUMDes.

1
Gambar 1 : kunjungan awal ke lokasi pengabdian

Namun kondisi dari masing-masing sarana tersebut belum tertata dengan baik,
aspek aksesibilitas, utilitas dan citra kawasan belum mampu mencerminkan citra kawasan
sebagai desa mandiri. Pada Desa Beringin Makmur ini, penempatan tapak bangunan
perangkat desa tersebut terkelompok dalam satu kawasan seluas ± 10.000 m². Akibat dari
terkelompoknya aktifitas perangkat desa dalam satu kawasan, sering terjadi tumpang tindih
kegiatan dalam satu waktu, sehingga banyak menimbulkan permasalahan, antara lain
permasalahan sirkulasi, permasalahan pemggunaan fasilitas air bersih dan listrik dan
permasalahan-permasalahan lain yang muncul. Ketidakteraturan bukan hanya terjadi dalam
kawasan kantor desa saja, tetapi juga terjadi pada sekitar kawasan yang juga terdapat
fasilitas pasar dan masjid.
Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan agar dapat mendukung kegiatan masyarakat
dan perangkat desa dengan baik, diperlukannya penataan kawasan yang terintegrasi baik
secara internal maupun eksternal pada kawasan kantor desa. Penataan kawasan ini juga
merupakan sebagai salah satu usaha untuk membentuk citra kawasan sebagai desa mandiri
sebagai mana tertuang dalam RPJMDes Desa Beringin Makmur tahun 2016-2021.
Upaya penataan kawasan kantor desa yang terintegrasi diharapkan secara langsung
akan memberikan kenyamanan bagi pengguna kawasan yang akan berdampak secara tidak
langsung dapat meningkatkan kinerja perangkat desa dan masyarakat untuk membangun
desa secara mandiri. Selain itu penataan kawasan kantor desa ini juga diharapkan dapat
membetuk citra kawasan desa mandiri.
Keberadaan mitra akan sangat berpengaruh terhadap proses penataan kawasan,
Melalui mitra, aspirasi dan rencana pengembangan kawasan akan di analisa dan dibuatkan

2
tampilan visualisasinya dengan pemanfaatan software. Hasil dari kegiatan pengabdian ini
yang berupa disain dalam bentuk 2D dan 3D dapat menjadi acuan bagi perangkat desa dan
masyarakat guna mencapai visi desa mandiri.

B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Secara tata pamong, Desa Beringin makmur sudah memiliki perangkat desa yang
cukup lengkap yang terletak dalam satu kawasan. Namun belum tertata dengan baik,
ketidakteraturan aksesibiltas, belum meratanya distribusi jaringan utilitas dan belum
terbentuknya citra kawsan yang sesuai dengan visi desa menjadi permasalah utama yang
akan dipecahkan pada kegiatan pengabdian ini. Diperlukan sebuah konsep penataan
kawasan yang terintegrasi dengan berbagai aspek pendukung kawasan.
Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara perangkat desa dengan pihak
perguruan tinggi. Disamping itu, kegiatan ini perlu juga dipandang sebagai tindak lanjut
kerjasama keterlibatan langsung dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
dan Kabupaten Pelalawan dalam menata pola ruang pedesaan.

C. TUJUAN KEGIATAN PENGABDIAN

Bentuk konret tujuan dari kegiatan integrasi penataan kawasan kantor desa sebagai
citra desa mandiri ini dapat dikelompokan dua. Pertama, menganalisa potensi dan
kebutuhan sarana dan prasarana perangkat desa sebagai acuan bagi perangkat desa dalam
menetapkan tahapan pembangunan pada kawasan. Kedua, menjadi kreator guna menata
kawasan agar tercipta kawasan kantor desa yang terintegrasi sebagai citra desa mandiri.

D. MANFAAT KEGIATAN

Melalui kegiatan pengabadian ini, diharapakan dengan penataan kawasan kantor


desa Beringin Makmur, citra kawasan sebagai desa mandiri dapat terbentuk dan
tersusunnya arahan tahapan pembanagunan kawasan yang terintegrasi.

3
E. MASYARAKAT SASARAN

Dalam kegiatan pengabdian ini, perangkat desa Beringin makmur menjadi


masyarakat sasaran dari kegiatan integrasi penataan kawasan kantor desa sebagai citra
desa mandiri. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan diskusi bersama antara masyarakat,
perangkat desa dan dosen Arsitektur UR. Hasil awal, dibuatlah kesepahaman akan perlunya
keterlibatan dosen sebagai tenaga ahli dalam membuat konsep dan rencana penataan
kawasan.

F. TINJAUAN PUSTAKA

Kehidupan komunitas yang baik, yaitu kehidupan yang bernuansa dialogis, aman,
komunikatif, meyenangkan, sehat merupakan salah satu yang terpenting dalam
pembangunan perkotaan atau perdesaan. Kehidupan komunitas merupakan suatu tolok
ukur pembangunan, maka sarana untuk mencapai hal tersebut yaitu suatu sistem ruang
publik baik jalan dan lapangan akan menjadi faktor yang menentukan bagi keberhasilan
kehidupan komunitas. Suatu sistem ruang fisik komunikasi yaitu jaringan jalan akan
menentukan sistem pergerakan baik manusia maupun material (transportasi, utilitas),
pencapaian, komunikasi sektor sektor. Penyusunan ruang publik jaringan jalan tersebut
akan menentukan blok–blok ruang, dari kapling kecil hingga kelompok besar, menjadi
susunan sistem pembagian fungsi-fungsi, kelompok-kelompok kehidupan komunitas baik di
kehidupan perkotaan maupun perdesaan. Sedangkan ruang terbuka lapangan merupakan
pertemuan, simpul, tempat berpindah (transit point) dari semua sistem pergerakan,
sebagai ruang beristirahat, tempat komunikatif intensif, berdialog, bercengkerama
kehidupan sosial, kehidupan politik, sebagai kancah presentasi budaya, hiburan, dan
bahkan komersial dalam kehidupan pedagang kaki lima, pasar malam.

Akhirnya apa yang dilakukan di dalam perencanaan tata ruang kota dan bahkan
regional adalah penentuan sistem ruang publik yaitu jalan (street) dan simpul (square) baik
dalam skala makro hingga mikro. Seorang perencana kota (Planner) akan menggoreskan
sistem jaringan jalan untuk menyusun sistem blok perkotaan atau sistem jaringan regional
dengan simpul-simpul perkotaan (city network). Jaringan ruang publik tersebut merupakan
prasarana yang mengatur sistem kehidupan manusia dalam ruang perkotaan maupun

4
regional. Sistem ruang publik tersebut mengatur sistem eksplotasi penggunaan sumber
daya alam (ruang alam), sistem komunitas perkotaan hingga regional dalam kehidupan
yang kompleks. Constantinos Doxiadis menjelaskan keadaan tersebut melalui lima elemen
permukiman (human settlement), yaitu 2 (dua) elemen buatan manusia yaitu: shell and
network, dua kondisi kehidupan manusia atau sumber daya manusia yaitu man and society
dan satu elemen alam yaitu nature. Kelima elemen tersebut merupakan apa yang dia
katakan sebagai wadah (Container) atau ruang yang terdiri dari ruang alam dan buatan
(nature, shell dan network) dan isi (Content) yang merupakan manusia, masyarakat dengan
kehidupannya. Konsep human settlement dapat digunakan untuk mengembangkan konsep
pembangunan yang berkelanjutan, dan kita melihat kedudukan sumber daya buatan (shell
dan network), sarana dan prasarana yaitu wujud teknologi keras (hard technology)
mempunyai peran yang menentukan dalam kehidupan dan penggunaan sumber daya alam.
Dan selanjutnya network yang merupakan prasarana atau ruang publik adalah elemen yang
strategis dalam mengatur elemen shell atau ruang privat dan kehidupan atau perilaku
manusia. Seluruh kejadian terbentuknya wadah dan isi atau human settlement dalam
seluruh skala harus diatur melalui bingkai kebijakan politik dan diwujudkan dalam
kehidupan hukum yang dilaksanakan melalui instrumen organisasi dan kelembagaan yang
merupakan kegiatan pengaturan atau Governance, yang apabila terlaksana dengan baik
akan membentuk masyarakat Madani. Atau sebaliknya dengan masyarakat Madani maka
kehidupan dan penggunaan ruang akan terwujud dengan baik, yaitu terlaksana
pembangunan yang berkelanjutan. Diagram manusia dan ruang serta pola interaktif
pembangunan yang berkelanjutan akhirnya dapat dilihat dalam 2 (dua) skema terlampir.

5
G. METODE PENERAPAN

Metode dalam pengabdian ini yaitu metode observasi, diskusi dan pemaparan
secara langsung. Observasi dilakukan untuk mendata permasalahan yang ada di pada lokasi.
Diskusi dilakukan dalam proses menggali aspirasi dan potensi desa untuk mendapatkan
konsep yang sesuai dengan karakter desa. pembuatan gambar disain yang berisi rencana
penataan kawasan.

H. JADWAL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan


Juni – November 2018. Kegiatan ini akan dilakukan secara bertahap pada Desa Beringin
Makmur Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan dengan jadwal kegiatan sebagai
berikut :

6
Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

TAHAP KEGIATAN Bulan ke-

1 2 3 4 5 6

Persetujuan waktu kegiatan v

Persiapan materi v v

Pelaksanaan v v v v

Evaluasi v v

Pembuatan Laporan v

Pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, pelaksana bersama dengan


koordinator Dapur Pesisir mencoba melakukan berbagai solusi untuk membantu Dapur
Pesisir dalam strategi memasarkan produk, antara lain:

I. DAFTAR PUSTAKA

 RPJMDes Desa Beringin Makmur 2016-2021

 Soetomo, Sugiono. 2002. Dari Urbanisasi Ke Morfologi Kota Mencari Konsep


Pembangunan Tata Ruang Kota Yang Beragam. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
 Soetomo,Sugiono, 2002, Strategi Desain Ruang Sub Urban: Merajut Ruang Yang
Beragam Dari Pedesaan Ke Perkotaan.

7
J. REKAPITULASI BIAYA

Tabel 2. Rekapitulasi Biaya Kegiatan Pengabdian

No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)

1. Honor / Upah Output Kegiatan 2.200.000,-


2. Belanja Barang Non Operasional 1.500.000,-
3. Belanja Barang Untuk Operasional 3.600.000,-
4. Belanja Sewa 6.600.000,-
6. Belanja Perjalanan (Survey) 4.000,000,-
7. Pajak 11.5% 2.058.500,-
Jumlah 19,958,500,-

K. SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS TIM PENGABDIAN

Tabel 3 . Pembagian Tugas Tim Peneliti

No. Penanggung jawab Kegiatan


1. Wahyu Hidayat Konsultasi dan Koordinasi
2. Mira Dharma S. Penelusuran aspirasi perangkat desa
Alfian kamaldi Penelusuran data sekunder
Indra kuswoyo
3. Wahyu Hidayat Survey lapangan 1
Mira Dharma S.
Alfian kamaldi
Indra kuswoyo
5. Wahyu Hidayat Analisa
6. Mira Dharma S Laporan Pendahuluan
7. Alfian kamaldi Survey lapangan 2
Indra kuswoyo
8. Wahyu Hidayat Analisa Data
Wahyu Hidayat
Mira Dharma S. Pemaparan konsep penataan didepan perangkat desa
Alfian kamaldi

8
Indra kuswoyo
9. Wahyu Hidayat Laporan Draft Akhir
10. Mira Dharma S Perbaikan Laporan
11. Indra Kuswoyo Penyerahan Hasil Pengabdian
12. Alfian kamaldi Laporan Final

L. JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN


Tabel 4. Justifikasi Anggaran Penelitian

Anda mungkin juga menyukai