Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan pemekaran dari Kabupaten Manokwari,
yang resmi dimekarkan pada 25 Oktober 2012. Jumlah penduduk Kabupaten Pegunungan
Arfak tahun 2019 berdasarkan data registrasi Badan Pusat Statistik tahun 2020 sebesar
69.473 jiwa, dengan kepadatan 25,04 jiwa/km². Kabupaten Pegunungan Arfak memiliki
tanah yang subur. Dari situlah ada sayuran yang menjadi tanaman andalan. Selain itu,
kabupaten ini memiliki potensi Wisata yang luar biasa diantaranya Danau Anggi yang
merupakan salah satu objek wisata yang sedang dikemas. Pegunungan Arfak merupakan
satu-satunya Daerah yang memiliki dua Danau yaitu Danau Anggi Giji dan Danau Anggi
Gida. Danau yang pertama, disebut pula sebagai danau laki-laki, dan yang kedua disebut
sebagai danau perempuan.
Kabupaten Pegunungan Arfak menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2012
dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah
untuk penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk menghadapi tantangan tersebut, kita perlu
meningkatkan daya saing sumber daya manusia baik nasional maupun regional.
Oleh karena Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan Sumber daya Manusia yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk bekerja pada instansi pemerintah dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Aparatur Sipil Negara (ASN Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada ketentuan pasal 63 ayat (3) dan ayat (4)
UU ASN, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pelatihan terintegrasi untuk membangun integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Kabupaten pegunungan arfak memiliki beberapa Dinas dan Badan, salah satunya Dinas
Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung.
Dinas Sosial dan Pemberdayaan dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor : 01 Tahun
2017 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung. Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut,
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Pegunungan Arfak adalah
unsur pelaksana pemerintah daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretariat Daerah. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung
merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana di bidang Pemberdayaan Desa, yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Salah satu tugas di bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung pada dinas sosial adalah
mengkoordinasikan pelaksanaan Perencanaan Pengendalian Bimbingan, Konsultasi serta
Monitoring dan Evaluasi di Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung.
Dan membina, mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan di bidang Pemberdayaan
Masyarakat Kampung.

1
Namun Realita di lapangan menunjukkan bahwa ada beberapa tugas pokok dan fungsi PNS
belum optimal. Sementara masyarakat kampung sangat mengharapkan kehadiran seorang
PNS dalam hal memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat demi
terwujudnya masyarakat Aman, Maju, Mandiri, Religius dan Sejahtera.
Termasuk Pemberdayaan masyarakat kampung termasuk kader Pemberdayaan Masyarakat
Kampung yang di angkat sebagai ujung tombak di kampung, Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) menurut Permendes pasal 23 adalah unsur Masyarakat desa
setempat yang dipilih dalam musyawarah untuk membantu Pemerintah Desa dan Lembaga
Kemasyarakatan dalam Pemberdayaan Masyarakat serta Pembangunan Partisipatif.
Tugas pokok dan fungsi KPMD diantaranya adalah:
1. menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembangunan di wilayahnya;
2. membantu masyarakat mengidentifikasi masalah dan menyampaikan kebutuhan
dalam Musyawarah Desa;
3. membantu mengembangkan kapasitas masyarakat dalam menangani masalah yang
dihadapi dan mengembangkan potensi secara efektif;
4. mendorong dan meyakinkan para pembuat keputusan untuk mendengar,
mempertimbangkan dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat; dan
5. membantu kelompok masyarakat dalam memperoleh akses berbagai pelayanan yang
dibutuhkan
Melihat dari tugas ini sangat berat sehingga perlu ada pelatihan dan bimbingan dari
pendamping profesional dan pemerintah Daerah, hal ini sangat penting dan menjadi tangung
jawab pemerintah guna mengembangkan kompetensi KPMD agar memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai guna mendampingi pemerintah kampung dalam pembangunan di
kampung. Saat ini pemerintah Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Jokowi mempunyai
misi bahwa membangun Indonesia harus dimulai dari kampong ke kota. Oleh karena itu
Sebagai wujud nyata dari nawacita jokowi, pemerintah pusat melalui Kementrian Desa
memberikan dana Desa yang nilai cukup besar ke kampung di seluruh Indonesia termasuk
Kabupaten Pegunungan Arfak. Dalam pengelolaan dana desa di kabupaten pegunungan
Arfak sendiri mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan tidak berjalan secara baik.
Oleh karena itu, Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan di atas penulis berpikir
bahwa Pemberdayaan Kader Kampung melalui sosialisasi merupakan salah satu hal yang
penting dan segera dicari solusinya, untuk itu penulis akan melakukan kegiatan aktualisasi di
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat kampung bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kampung dengan Mengangkat Judul : “Sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung kepada
Kader Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan Arfak”.

2
B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan Aktualisasi Pelaksanaan aktualisasi bagi saya sebagai peserta Pelatihan Dasar Calon
PNS Golongan III bertujuan untuk:
1. Mampu menerapkan Nilai-Nilai Dasar ASN (yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Pelayanan Publik, Manajemen
ASN, dan Whole of Government melalui pengalaman langsung pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Pegunungan Arfak.
2. Memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan nilai dasar ANEKA dalam bentuk
sikap dan perilaku disiplin dalam kedudukan dan perannya sebagai anggota ASN
yang akan diterapkan di instansi tempat kerja.
3. Memberikan pengetahuan kepada kader kampung guna membantu perangkat
kampung dalam hal pengelolaan dana desa.

C. Manfaat Aktualisasi
1. Manfaat aktualisasi secara umum
a) ASN dapat belajar untuk menjadi pelayan masyarakat yang profesional.
b) ASN dapat membantu mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.
2. Manfaat aktualisasi secara khusus
a) Terselesaikannya tugas akhir Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
b) Meningkatan pemahaman tentang nilai-nilai dasar ASN melalui ANEKA.
c) Peningkatan pemahaman tentang peran dan kedudukan ASN.
d) Pemahaman dan peningkatan kinerja pegawai melalui aktualisasi nilainilai dasar
ASN melalui ANEKA.

D. Lokus dan Waktu Aktualisasi


1. Lokus
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilakukan 5 (Lima) Kampung Yaitu:
Di Kampung Meidodga Distrik Testega Kabupaten Pegunungan Arfak Provinsi
Papua Barat.
2. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan dilakukan berdasarkan kalender latihan
dasar CPNS Gelombang II Angkatan X di BPSDMD Provinsi Papua Barat.

E. Visi dan Misi


1. Visi
“Terwujudnya Kabupaten Pegunungan Arfak Yang Aman, Maju, Mandiri,
Religius dan Sejahtera”.

2. Misi
a. Masyarakat Pegunungan Arfak terjamin rasa aman, nyaman, dan tenteram dari
ancaman internal dan eksternal; menjunjung tinggi nilai-nilai iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan pelayanan dasar dan Pendidikan, kesehatan, dan kejahteraan
sosial;

3
c. Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada publik secara akuntabel,
efektif, efisien serta patuh pada hukum;
d. Tersedianya sarana/prasarana dasar seperti perhubungan air, listrik, komunikasi,
perumahan, dan kemasyarakatan;
e. Meningkatnya mutu pelayanan pemerintahan kepada publik, pembangunan
sarana-prasarana dasar bagi publik dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip
konservasi dan keberlanjutan

F. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dan Susunan Organisasi


1. Kedudukan
Kedudukan, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung:
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung merupakan Perangkat
Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di Bidang Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kampung;
Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
2. Tugas Pokok
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung, mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah di bidang Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Kampung berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan;
3. Fungsi
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung dalam melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjalankan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Kampung;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di Dinas Sosial dan Pemberdayaan
Masyarakat Kampung;
c. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan di bidang Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Kampung; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.

4
4. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Susunan organisasi Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung, terdiri
atas :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2) Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan;
3) Sub Bagian Keuangan dan Aset.
c. Bidang Rehabilitasi Sosial, membawahi :
1) Sub Bidang Rehabilitasi Sosial, Daerah Kumuh & Tuna Sosial dan Penderita
Cacat & Penyakit Kronis; dan
2) Sub Bidang Rehabilitasi Anak Nakal, Korban Narkoba dan Eks napi;
d. Bidang Bantuan Sosial, membawahi:
1) Sub Bidang Perlindungan Korban Bencana Alam; dan
2) Sub BidangSumbangan Sosial.
e. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung, membawahi:
1) Sub Bidang Pengembangan Lembaga Ekonomi Masyarakat, Perkreditan dan
Pemasaran; dan
2) Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Keluarga dan Masyarakat.
f. Bidang Pemerintahan Kampung, membawahi:
1) Sub Bidang Tata Pemerintahan Kampung:
2) Sub Bidang Perangkat dan Administrasi Kampung;
3) Sub Bidang Pendapatan dan Kekayaan Kampung.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Nilai-nilai Dasar PNS
1. Nilai-nilai Dasar PNS
Untuk menwujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksanan
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat pemersatu bangsa, maka diperlukan
ASN yang professional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA.
Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait
nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab.Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda.Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.Akuntabilitas
adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:

 Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah


dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
 Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
 Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
 Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
 Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
 Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
 Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
 Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
 Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
b) Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam

6
arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa
dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
 Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ketuhanan yang
dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali
dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan
menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa
memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja
yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi
diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran
masyarakat.
 Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua memiliki
konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti menjadi pedoman negara
dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti
negara menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Semangat kebangsaan adalah mengakui
manusia dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan.
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal
akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu
kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak
untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata.
 Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua
fungsi. Fungsi pertama, badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi
ajang memperjuangkan aspirasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara
persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan.
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan
diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua
pihak.
 Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan.
c) Etika Publik
Konsep etika sering disamakan dengan moral.Padahal ada perbedaan antara
keduanya.Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang

7
seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.Etika publik
merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publikKode etik
adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan
tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang undang
ASN, yakni sebagai berikut:
 Memegang teguh nilai nilai ideologi negara Pancasila
 Setia dan mempertahankan Undang Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
 Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasilguna dan santun.
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitastinggi.
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
 Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu
 Efektif. Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
 Efisiens. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan

8
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.
 Inovasi. Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
 Mutu. Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen.
e) Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
 Jujur. Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
 Peduli. Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
 Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
 Disiplin. Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan
selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
 Tanggung Jawab.Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
 Kerja Keras.Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
 Sederhana. Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.

9
 Berani. Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
 Adil. Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan.

2. Sikap Perilaku Disiplin PNS


a) Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 pasal 1
menyatakan bahwa Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
b) Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional,memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensipolitik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yangunggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
 Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
 Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
 Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
 Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat
penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering
terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga
perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah.
c) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
 Pelaksana kebijakan public;
 Pelayan public; dan
 Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
 Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan

10
 Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas,
 Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
d) Kewajiban dan Hak Pegawai Negeri Sipil
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagaiberikutPNS berhak
memperoleh:
 gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
perlindungan; pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
 gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan;pengembangan kompetensi

Dengan adanya Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai


Negeri Sipil dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku pegawai negeri
sipil sebagai berikut:
1) Mengucapkan sumpah/janji PNS
2) Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3) Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, UUD Negara RI tahun 1945,
Negara Kesatuan RI, dan Pemerintah
4) Menaati segala ketentuan peraturan perundangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab
6) Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat PNS
7) Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan
8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
di rahasiakan
9) Berkerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
Negara
10) Melaporkan dengan segera kepada atasanya apabila mengetahui hasil yang
dapat membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan, dan materil
11) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13) Mengunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dngan sebaik-
baiknya
14) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
15) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier
17) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

e) Larangan Pegawai Negeri Sipil


Pola pikir, sikap dan Perilaku Pegawai Negeri Sipil yang tidak dikehendaki
atau yang dilarang bagi PNS sebagai berikut:

11
1) Menyalahgunakan wewenang
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan mengunakan kewenangan orang lain
3) Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau berkerja untuk Negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional
4) Berkerja pada perusahanan asing, konsultan asing, ataulembaga swadaya
masyarakat asing
5) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjam
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik Negara secara tidak sah
6) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengantujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan Negara
7) Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapunn untuk diangkat
dalam jabatan
8) Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaanya
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10) Melakukan suatu tindakan atau tidak melalukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani
11) Menghalangi berjalanya tugas kedinasan
12) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara:
13) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
 Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye dan/atau
 Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama dan
sesudah masa kampaye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat;
14) Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda penduduk atau Surat Keterangan
Tanda penduduk sesuai peraturan perundangundangan
15) Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara:
 Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah

12
 Mengunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
 Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
 Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.

3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a) Whole of Government
Whole of Government (WoG) menjelaskan bagaimana instansi pelayanan
publik berkerja lintas batas atau lintas sector guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhasap isu-isu tertentu.WoG merupakan
pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-
sekat yang selama ini terbangun.
WOG adalah sebuah pendekatan penyelenggaran pemerintahan yang
manyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yanglebih luas guna mencapai tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
b) Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab
dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Pelayanan publik adalah kegiatan atau kebutuhan pelayanan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Secara Umum pelayanan publik adalah merupakan suatu kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh pemberi pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat yang harus digerakkan dan disosialisasikan secara terbuka.
Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
1) Kepastian hukum dimaksudkan adanya peraturan perundang-undangan yang
menjamin terselenggaranya pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan
rasa keadilan masyarakat.
2) Keterbukaan dimaksudkan bahwa setiap penerima pelayanan dapat dengan
mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang
diinginkan.

13
3) Partisipatif dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memerhatikan aspirasi, kebutuhan
dan harapan masyarakat.
4) Akuntabilitas dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5) Kepentingan umum dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik
tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.
6) Profesionalisme dimaksudkan bahwa aparat penyelenggaraan pelayanan harus
memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya.
7) Kesamaan hak dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak
diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender
dan status ekonomi.
8) Keseimbangan hak dan kewajiban dimaksudkan bahwa dalam pemenuhan hak
harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh pemberi
maupun penerima pelayanan.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau
pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1) Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh
organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang
diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakitswasta, perguruan
tinggi swasta, dan perusahaan pengangkutan milik swasta.
2) Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh
organisasi publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a.) primer; adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah
merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak
mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di
kantorimigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
b.) sekunder; adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya
pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan
B. Identifikasi Isu
Dari berbagai masalah yang ada di Dinas sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Kampung Kabupaten Pegununga Arfak, saya mengidentifkasi ada 10 isu yang saya
sampaikan, antara lain:
1. Belum Optimalnya Papan Informasi di Dinas Sosial dan PMK
2. Belum tersedianya penataan ruang rapat pada Dinas Sosial dan PMK
3. Kurangnya Pemberdayaan masyarakat dibidang usaha kerajinan tangan
4. Belum Optimalnya Sistem jaringan internet di Dinas Sosial dan PMK
5. Belum adanya sosialisasi Protokol covid-19 di Dinas Sosial dan PMK
6. Belum optimalnya sosialisasi tentang masa jabatan kepala Kampung Se-Kabupaten
Pegunungan Arfak

14
7. Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung kepada Kader
Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan Arfak
8. Belum Optimalnya Penataan halaman kantor Dinas sosial dan PMK
9. Kurangnya penyediaan peralatan pencegahan covid-19 Dinas Sosial dan PMK
10. Kurangnya Penyediaan sarana dan prasarana penunjang di Dinas Sosial dan
PMK

C. Kriteria Pemilihan Isu


Dari Isu yang telah di identifikasi diatas, maka dalam kriteria pemilihan isu dilakukan
dengan menggunakan tabel APKL sebagai berikut:

Table 1 APKL
Kriteria
Total
No Isu Isu Rangking
Nilai
A P K L
1 Belum Optimalnya Papan Informasi di Dinas Sosial dan PMK 2 2 3 1 8 X
2 Belum optimalnya penataan ruang rapat pada Dinas Sosial PMK 2 3 2 3 10 VIII
3 Kurangnya Optimalisasi Pemberdayaan masyarakat dibidang usaha
kerajinan tangan 1 3 3 2 9 IX
4 Belum Optimalnya Sistem jaringan internet di Dinas Sosial dan PMK 5 5 4 4 18 III
5 Belum optimalnya sosialisasi Protokol covid-19 5 3 4 5 17 IV
6 Belum optimalnya sosialisasi tentang masa jabatan kepala Kampung 4 5 3 4 16 v
Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung
kepada Kader Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan
7 Arfak 5 5 5 5 20 I
8 Belum Optimalnya Penataan halaman kantor Dinas sosial dan PMK 3 3 3 3 12 VII
9 Kurangnya penyediaan peralatan pencegahan covid-19 Dinas Sosial
dan PMK 5 5 5 4 19 II
10 Kurangnya Penyediaan sarana dan prasarana penunjang di Dinas Sosial
dan PMK 1 2 4 5 13 VI

Keterangan :
A : Aktual (yang sedang hangat dibicarakan)
P : Problematik (paling mendesak dipecahkan)
K : Kekhalayakan (mengenai hajat hidup orang banyak)
L : Layak (logis, pantas, realistis, dan dapat dibahas)
Rentang Nilai : 1-5
D. Memilih Dan Menetapkan Isu
Dari hasil kriteria pemilihan isu melalui APKL terdapat 3 isu yang utama yitu:
1. Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung kepada Kader
Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan Arfak
2. Kurangnya penyediaan peralatan pencegahan covid-19 Dinas Sosial dan PMK
3. Belum Optimalnya Sistem jaringan internet di Dinas Sosial dan PMK

15
Table 2 USG
Total
No Masalah U S G Ranking
Nilai
Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung
I
1 kepada Kader Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan Arfak
2 Kurangnya penyediaan peralatan pencegahan covid-19 Dinas Sosial
II
dan PMK
3 Belum Optimalnya Sistem jaringan internet di Dinas Sosial dan
III
PMK

Keterangan:
U : Urgensi
S : Serious
G : Growth
Rentang nilai 1-5

E. Rumusan Isu
Dari hasil analisi USG maka didapatkan isu yang sangat penting untuk di selesaikan yaitu:
Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung kepada Kader
Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan Arfak
F. Rencana, Tahapan, dan Output Kegiatan
Adapun rencana kegiatan serta tahapan kegiatan dan output/hasil yang diharapkan
dalam aktualisasi adalah sebagai berikut.

Unit Kerja : Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung


Identifikasi Isu : Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung
kepada Kader Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan
Arfak
Kurangnya penyediaan peralatan pencegahan covid-19 Dinas
Sosial dan PMK
Belum Optimalnya Sistem jaringan internet di Dinas Sosial dan
PMK
Isu yang diangkat : Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung
kepada Kader Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan
Arfak
Gagasan : Belum Optimalnya sosialisasi Pembuatan LPJ Dana Kampung
Pemecahan Isu kepada Kader Kampung di Distrik Testega, Kab. Pegunungan
Arfak melalui kegiatan:
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan dan Mentor Terkait
rancangan Aktualisasi
2. Koordinasi dengan Narasumber
3. Mempersiapkan Peralatan dan Bahan sosialisasi

16
4. Mempersiapkan tempat Sosialisasi
5. Penyebaran Undangan
6. Pelaksanaan Sosialisasi
7. Evaluasi Hasil Kegiatan

17
BAB III
REALISASI AKTUALISASI

A. REALISASI KEGAITAN DAN OUTPUT


Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi tentang Sosialisasi Pembuatan Laporan
Pertangungjawaban Dana Desa Kepada Kader Kampung lima Kampung Di Distrik Testega
Kabupaten Pegunungan Arfak di lakukan dengan beberapa kegiatan, tahapan dan output
sebagai berikut:
KEGIATAN 1.
1. BERKONSULTASI DENGAN KEPALA DINAS SOSIAL DAN PMK DAN
MENTOR

Dalam kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan rancangan aktualisasi
tentang Sosialisasi Pembuatan Laporan Pertangungjawaban dana desa kepada Kader
Kampung di lima kampung Distrik Testega Kabupaten Pegunungan Arfak. Kegiatan ini
dilakukan dengan beberapa tahapan yakni:
a. Menyampaikan maksud dan tujuan Aktualisasi dan
Menyampaikan konsep rancangan kegiatandan jadwal rancangan kegiatan
 Output Kegiatan: Terlaksananya Penyampaian Maksud dan Rencana Kegiatan
b. Meminta saran dan pendapat serta Persetujuan dari Pimpinan dan Mentor
 Mendapatkan saran dan persetujuan dari Pimpinan dan mentor
c. Menyusun rencana sesuai arahan pimpinan
 Terlaksananya penyusunan rencana kegiatan sesuai arahan

18
KEGIATAN 2.
2. BERKOORDINASI DENGAN NARASUMBER

Dalam kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan rancangan aktualisasi
serta meminta kesediaanya sebagai Narasumber untuk menjadi pembicara pada kegiatan
sesuai judul rancangan peserta.
Tahapan dari kegiatan ini sebagai berikut:
a. Menyampaikan adanya Kegiatan dan tujuan kegiatan
 Output: Terlaksananya Koordinasi dan menyampaikan tujuan kegiatan
b. Meminta kesedian dari Narasumber dan menyepakati waktu kegiatan
 Output: Mendapatkan persetujuan dari narasumber dan menyepakati waktu kegiatan.

KEGIATAN 3.
3. MEMPERSIAPKAN PERALATAN DAN BAHAN SOSIALISASI
Kegiatan ini dilakukan demi terlaksananya kegiatan, segala macam kegiatan perlu
membutuhkan peralatan dan bahan. Untuk kegiatan ini ada beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Pembuatan undangan
 Output: Terlaksananya pembuatan undangan

19
b. Pembuata Daftar hadir
 Output : Terlaksananya Pembuatan Daftar hadir


c. Pembuatan berita acara
 Output: Terlaksananya pembuatan berita acara

20
d. Mempersiapkan Materi
 Output: Terlaksananya Penyediaan materi

e. Menyediakan tissue, Mempersiapkan Hnzenitaiser dan Mempersiapkan masker


 Output: Tersedianya tissue, Hnzenitaiser dan masker

f. Pemesanan makanan
 Output: Terlaksananya pemesangan makanan

21
g. Memesan Spanduk
 Output: terlaksananya Pemesangan Spanduk

KEGIATAN 4:
4. MENYEBARKAN UNDANGAN
kegiatan ini dilakukan agar orang yang dijadikan peserta dapat meengetahui waktu dan
tempat dilaksanakanya kegiatan.
kegiatan ini ada beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Antar Undangan kepada mentor
 Output: Terlaksananya penyampaian undangan kepada mentor
b. Antar Undangan Kepada Narasumber
 Output : Terlaksananya penyampaian undangan kepada Narasumber

c. Antar Undangan kepada Kader Kampung di Kampung Meidodga


 Output: Terlaksananya pengantaran undangan kepada kampung Meidodga

22
d. Antar undangan ke Kader Kampung di Kampung Morumfeyi
 Output: Terlaksananya pengantaran undangan kepada kampung Morumfeyi

e. Antar undangan kepada Kader Kampung di Kampung Mofoukeda


 Output : Terlaksananya pengantaran undangan kepada kampung Mofoukeda

f. Antar undangan ke Kampung Iba


 Output: Terlaksananya pengantaran undangan kepada kampung iba

23
g. Antar undangan ke Kampung Meksi
 Output: Terlaksananya pengantaran undangan kepada kampung Meksi

KEGIATAN 5
5. MEMPERSIAPKAN TEMPAT SOSIALISASI
Tahapan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan kepala kampung terkait tempat
 Output: koordinasi dan hasilnya mendapatkan persetujuan kepala kampung

24
b. Bersihkan tempat
 Output: Terlaksananya pembersihan tempat

c. Memasang spanduk dan siapkan kursi


 Output: Terlaksananya pemasangan spanduk dan persiapan kursi

25
d. Mempersiapkan Tisue, Masker dan Henzenitaiser
 Output: Terlaksananya persiapan Tisue, Masker dan Henzenitaiser

KEGIATAN 6. PELAKSANAAN SOSIALISASI


Kegiatan ini merupakan inti kegiatan rancangan aktualisasi yaitu Sosialisasi Pembuatan
Laporan Pertangungjawaban kepada kader kampung lima kampung di Distrik Testega.
Kegiatan ini ada beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Kehadiran peserta sekaligus mengunakan pelaratan Protokol Covid-19
 Output : Peserta telah hadir dan mematuhui Protokol kesehatan

26
b. Pembukaan yang dilakukan oleh Moderator
 Output: terlaksananya pembukaan kegiatan sosialisasi

c. Doa
 Output : Terlaksananya Doa Pembukaan

27
d. Sambutan Pimpinan dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung sekaligus
membuka kegiatan
 Output: kegiatan Sosialisasi telah dibuka secara resmi oleh Dinas Sosial dan PMK
untuk selanjutnya dilaksanakan sosialisasi.

e. Makan
Output:

28
f. Sosialisasi berlangsung atau penyajian materi
Output: terlaksananya penyajian materi

Penyajian materi dari Pendamping Kabupaten

29
Bimbingan Teknis dari Pendamping Kabupaten Kepada Kader Kampung

30
BAB IV

31
ANALISA

A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan


1. Melakukan konsultasi dengan Pimpinan dan Mentor
a. Akuntabilitas
Tanggungjawab dan Konsisten
Bertanggung jawab dengan menyampaikan rancangan aktualisasi dan konsisten dengan
waktu pelaksana kegiatan
b. Nasionalisme
kerja sama, musyawarah
Membahas secara bersama-sama tentang Rancangan Aktualisasi yang akan dilakukan
c. Etika Publik
Integritas, Hormat Cermat dan Sopan
Sopan dalam menyampaikan maksud dan tujuan aktualisasi, cermat dalam merinci kegiatan
aktualisasi dan Konsisten dengan setiap kegiatan aktualisasi
d. KomitmenMutu
Efektif dan Efisien
Membuat konseprancangan kegiatan guna efisiensi kegiatan dan membuat jadwal rancangan
kegiatan guna efisiensi kegiatan
e. Anti korupsi
Disiplin, Kerja Keras
Disiplin waktu kegiatan dan kerja keras selesaikan rancangan aktualisasi.

2. Koordinasi dengan Narasumber


a. Akuntabilitas :
Tangungjawab
Rancangan aktualisasi sudah menjadi tangunjawab penuh untuk diselesaikan
b. Nasionalisme:
Kerja sama
Kerja sama demi memberikan ilmu pengetahuan kepada orang lain
c. Etika Publik :
Sopan
Tindakan baik yang dilakukan dengan sopan dan menghormati calon narasumber
d. Komitmen Mutu:
Inovasi
Kemauan untuk melakukan kegiatan yang berinovasi
e. Anti Korupsi
Efisiensi :
Membuat jadwal konsultasi guna efisiensi kegiatan

3. Mempersiapkan peralatan dan bahan sosialisasi


a. Akuntabilitas
Konsisten
Tetap konsisten mengutamakan kepentingan umum terkait persiapan aktualisasi

32
b. Nasionalisme
Amanah
Melakukan kerja keras karena ini merupan kepercayaan
c. Etika Publik
Cermat
Pandai mempersiapkan hal yang berkaitan dengan rancangan aktualisasi
d. KomitmenMutu
Efisien
Memanfaatkan waktu dan tenaga secar baik
e. Anti Korupsi
Kerja Keras
Kerja Keras dalam mempersiapkan perlengkapan

4. Distribusi undangan kegiatan sosialisasi


a. Akuntabilitas
Kejelasan target
(memberikan info rmasi pasti kepada peserta)
b. Nasionalisme
Rela Berkorban
Demi terwujudnya sosialisasi maka butuh jiwa yang siap berkorban
c. Etika Publik
Disiplin
Disiplin dalam mempersiapkan perlengkapan rencana aktualisasi
d. Komitmen Mutu
Efektivitas
Memilih bahan dan alat yang berkualitas
e. Anti Korupsi
Berani
Berani menyampaikan informasi kepada orang lain

5. Mempersiapkan tempat sosialisasi


a. Akuntabilitas
Konsisten
Konsisten dalam mempersiapkan segala hal yang terkait sosialisasi
b. Nasionalisme
Kerjasama
Selalu bekerja sama dengan masyarakat dan kepala kampung
c. Etika Publik
Sopan
Dengan sopan melakukan koordinasi dengan masyarakat
d. Komitmen Mutu
Efektif
Harus dilakukan yang terbaik
e. Anti Korupsi
Bertanggungjawab

33
Bertanggungjawab atas setiap pekerjaan

6. Pelaksanaan sosialisasi
a. Akuntabilitas :
Tangung Jawab
Tangungjawab sebagai CPNS dalam melakukan Kegiatan Aktualisasi
b. Nasionalisme :
Mencintai sesama
Dengan memberikan pengetahuan adalah wujud cinta kepada sesama
c. Etika Publik:
Tanggungjawab
CPNS bertanggungjawab atas kegiatan yang sedang dilakukan
d. Komitmen Mutu
Diupayakan Efektifitas sosialisasi agar berdampak kepada kader kampong
e. Anti Korupsi
Peduli
Peduli terhadap kader kampung dalam memberikan pengetahuan

7. Melaporkan hasil kegiatan


b. Nasionalisme :
Kerja sama
Menyampaikan hasil adalah wujud kerja sama antara atasan dan bawahan
c. Etika Publik:
Tanggungjawab
CPNS bertanggungjawab atas kegiatan yang telah dilakukan
d. Komitmen Mutu
Efisien
Setiap kegiatan harus di laporkan kepada atas utk dapat mendapatkan evaluasi demi
evisiensi kegiatan
e. Anti Korupsi
Tangung Jawab
Tangungjawab sebagai cpns dalam melakukan kegiatan aktualisasi kepada atasan bahwa
kegiatan telah di laksanakan
f. Manajemen ASN
Laporan sebagai bentuk profesionalitas dan adanya pertanggungjawaban
setelah melaksanakan berbagai kegiatan
 Pelayanan Publik
Laporan sebagai bentuk atau bukti fisik yang jelas untuk
mengetahui apakah kegiatan sudah benar-benar dilaksanakan, dan apakah
ada tahapan kegiatan yang dirasa kurang atau perlu diperbaiki lagi.
 Whole of Government
Terealisasinya pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan
masyarakat dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat.

34
B. Realisasi Aktualisasi dan Konstribusi terhadap Visi-Misi Kabupaten Pegunungan
Arfak
1. Melakukan konsultasi dengan Pimpinan dan Mentor
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum
2. Koordinasi dengan Narasumber
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum
3. Mempersiapkan Peralatan dan Bahan sosialisasi
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum
4. Menyebarkan undangan
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum
5. Mempersiapkan tempat sosialisasi
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum
6. Pelaksanaan sosialisasi
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum
7. Melaporkan hasil kegiatan
 Visi : Menjadi Penyelenggara dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
 Misi : Terselenggaranya pelayanan pemerintahan kepada public secara akuntabel,
efektif, efisien, serta patuh pada hukum

35
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aparatur Sipil Negara(ASN) sebagai pelaksanakebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi
jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Dalam Kegiatan Sosialisasi Pembuatan Laporan Pertanggung Jawaban Dana Kampung
Kepada Kader Kampung ini sangat penting agar Dana Kampung dapat dikelola dengan
baik dan benar.
Aparatur Sipil Negara sebagai pelayanan publik harus mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas dan jabatannya secara
efektif dan efisien seperti turan langsung untuk bersosialisasi kepada masyarakat umum.

B. Saran
Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada para Kader Kampung agar bisa mengelolah dana kampung lebih baik
lagi;
2. Sosialisasi kepada masyarakat harus di lakaukan secara terus menerus agar
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
3. Peserta diklat, khususnya penulis sendiri agar dapat terus menerapkan
profesionalisme kerja sesuai dengan nilai-nilai ANEKA di tempat tugas
masing-masing.
4. Panitia diklat selaku penyelenggara kiranya dapat terus mengembangkan
pelatihan dan bimbingan yang berkualitas kepada peserta diklat agar dapat
diimplementasikan di dunia kerja sesuai dengan nilai-nilai

36
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Buku Panduan Diklat Prajabatan Gol. III Pola Baru. Manokwari: Badan
Pendidikan dan Pelatihan

. 2012. Renstra 2012 – 2016. Manokwari: Dinas Pekerjaan Umum Papua Barat

. 2014. Aktualisasi Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

. 2014. Akuntabilitas Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

. 2014. Anti KorupsiModul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

. 2014. Etika Publik Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

. 2014. Komitmen MutuModul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

. 2014. Nasionalisme Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

37

Anda mungkin juga menyukai