Anda di halaman 1dari 16

PROFIL DESA

DESA : LAMPANAIRI

KECAMATAN : BATAUGA

KABUPATEN : BUTON SELATA

TAHUN : 2020
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Visi dan Misi

1.4. Tujuan

BAB II. PROFIL DESA

2.1. Legenda dan Sejarah Pemeritahan Desa

2.2. Kondisi Umum Desa

2.3. Kondisi Pemerintahan

BAB III. PENUTUP


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepetingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan atau hak tradisional.
Desa yang maju serta penduduk yang makmur dan sejahtera
merupakan cita-cita masyarakat secara umum. Dalam mewujudkan hal
tersebut, maka perlu diketahui potensi-potensi desa yang dapat digali serta
di kembangkan. Perkembangan penduduk merupakan salah satu contoh
potensi desa yang berkaitan erat dengan perubahan keadaan penduduk
baik kuantitas maupun kualitas. Dengan mengetahui mengetahui keadaan
kuantitas maupun kualitas penduduk, maka akan lebih mudah dalam
menentukan langkah menuju keberhasilan membangun masyarakat yang
lebih maju. Masyarakat yang maju diharapkan dapat mendukung
terwujudnya kesejahteraan bersama. Perkembangan kependudukan dapat
berhasil jika pengelolaan dan penyajian data kependudukan berskala
nasional atau daerah berjalan baik. Data kependudukan yang diolah
dengan baik dan sistematis akan menjadi informasi bagi pembangunan
kependudukan. Selain data kependudukan, perlu diketahui potensi-
potensi lain misalnya potensi budaya, kekayaan alam, sosial, agama dan
sebagainya yang menjadi ciri khusus suatu desa.

1.2. LANDASAN HUKUM


2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
4. Undang-UndangNomor 16 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Kabupaten Buton Selatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir denganPeraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah NomorNomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
PelaksanaanUndang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
sebagaimana telah beberpa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Peraturan Desa.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa.
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Desa Berskala Lokal
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kewenangan Desa
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Kerjasama Desa di Bidang Pemerintahan Desa
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
15. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Desa Lampanairi Kecamatan Batauga.
16. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Selatan Nomor 1 Tahun 2018
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Buton Selatan Tahun 2017 – 2022.
17. Peraturan Bupati Buton Selatan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Daftar
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa.
18. Peraturan DesaLampanairiNomor 02 Tahun2019 Tentang Kewenangan
Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa.
1.3. Visi dan Misi

1.3.1. Visi

Visi adalah suatu persyaratan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari
nilai, cita-cita, arah dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan,
semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai
pemandu dalam pelaksanaan aktifitas dan pencapaian tujuan organisasi.
Adapun rumusan visi Desa Lampanairi Tahun 2020-2025 adalah :

“Desa Lampanairi Sejahtera”

1.3.2. Misi

Misi merupakan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Desa


Lampanairi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan agar tujuan terlaksana dan
berhasil dengan baik sesuai yang diharapkan.

Untuk memberikan arah bagi penyelenggara pemerintahan dan


pembangunan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan misi
sebagai berikut :

1. Misi Peningkatan ekonomi masyarakat Melalui menyediaan Dana


bergulir dengan cara bekerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang lebih
efektif demi menambah Penghasilan Asli Desa, Penguatan Lembaga
Keuangan Mikro dan Koperasi, Membantu Masyarakat dalam
pelunasan Pajak, serta meringankan beban masyarakat terhadap biaya
Iuran air bersih.
2. Misi memperjuangkan penanganan rumah tidak layak huni.
3. Misi Peningkatan Sarana dan Prasarana, Penataan Wilayah atau
Pengembangan Pemukiman Baru.
4. Misi Pelayanan Prima dalam hal Pemerintahan, Pembangunan,
Kemasyarakatan dalam nuansa pelayanan yang cepat dan tepat,
mensinergikan keinginan masyarakat dan kemajuan modern dalam hal
swadaya masyarakat tanpa mengabaikan tata nilai kearifan Lokal, Seni
dan Budaya.
5. Misi Kesetaraan Jender, Pemberdayan kaum wanita dan Kelompok
Termarginalkan.
6. Misi Meningkatkan peranan Pemuda dan Olah raga, Karang Taruna
dan Organisasi kemasyarakatan lainnya.
7. Misi Peningkatan sumber daya manusia melalui Pelatihan
keterampilan kerja dan Pendidikan.
8. Misi Pengembangan Desa Lampanairi dari berbagai potensi, seperti:
Wisata, Budaya, Kelautan, Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
serta Bersinergi dengan Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
9. Misi Keagamaan melalui kelompok pengajian, Majelis Taklim maupun
peningkatan kwalitas sarana Ibadah serta penguatan Perangkat Mesjid.
10. Misi Pembangunan berkelanjutan melalui pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada serta melanjutkan arah pembangunan pemimpin
Desa Lampanairi terdahulu.
11. Misi Transparansi, Hal ini akan di aplikasikan melalui keterbukaan
terhadap berbagai program yang di alokasikan di Desa melalui
musyawarah mufakat dengan memperhatikan ketentuan – ketentuan
yang berlaku agar terwujudnya Pemerintahan Yang BERSIH dan
DEMOKRATIS.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Profil Desa ini adalah penyediaan data


perkembangan kependudukan yang up to date dan akurat sebagai bahan untuk
merumuskan kebijakan dan perencanaan kependudukan, serta untuk
mendukung perencanaan pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
BAB II
PROFIL DESA

2.1. Legenda dan Sejarah Pemerintahan Desa


2.1.1. Legenda Desa

Konon cerita yang berkembang turun temurun dimasyarakat, asal


muasal nama Desa Lampanairi merupakan pemekaran dari Desa Bola pada
Tahun 2005, semula Desa Lampanairi salah satu wilayah dusun Desa Bola
yang disebut dengan Dusun Kakenauwe, namun seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk yang memenuhi syarat untuk dibentuk
menjadi sebuah Desa guna mendekatkan serta mempermudah fungsi-
fungsi pelayanan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kepada
masyarakat maka dibentuklah Desa Lampanairi.
Adapun nama Desa Lampanairi diambil dari sebuah nama dari salah satu
nama perkampungan atau pemukiman warga kakenauwe pada zaman
dahulu yang terletak ± 1 Km sebelah Utara dari pemukiman masyarakat
Lampanairi saat ini. Masyarakat Desa Lampanairi sekarang atau dahulu
masyarakat dusun Kakenauwe dalam melakukan kemampuan untuk
bertahan hidup yang berhubungan dengan mata pencahrian pada
prinsipnya terkenal sebagai masyarakat yang ulet dan tangguh baik
sebagai Nelayan maupun sebagian besar hidup sebagai Petani. Dalam
bertani terkenal sebagai petani Noumaden atau petani yang berpindah-
pindah, hal ini turut mempengaruhi masyarakat Lampanairi dahulu
menempati pola hidup yang terpencar-pencar sehingga mendiami beberapa
perkampungan lama seperti kampung Lampanairi, Lambangi, Lajengko,
Poopulu, Lacingko, Sangka dan lain-lain. Namun seiring dengan keinginan
Kesultanan Buton yaitu Sulatan Buton ke XIV Syaifuddin /La Dini/Daeng
Malaba/Raja Tua/Oputa Kambumbu Malanga (Tahun 1697).
Agar masyarakat yang mendiami beberapa perkampungan tersebut
diatas dipermudahkan untuk turun mendiami daerah pesisir Sekarang
Desa Lampanairi, dimana saat itu dikenal dengan Zaman Karungga.
Alhasil masyarakat turun mendiami Daerah pesisir sehingga terbentuklah
perkampungan/pemukiman baru yaitu kampung/Dusun Kakenauwe
dalam perkembangannya merupakan Embrio cikal bakal terbentuknya
Desa Lampanairi atas gagasan dan prakarsa Tokoh-tokoh masyarakat dan
dukungan Pemerintah Daerah maupun Masyarakat pada umumnya
sebagaimana yang kita saksikan Desa Lampanairi saat ini.

2.1.2. Sejarah Desa Lampanairi

Berikut ditampilkan perkembangan pemerintahan & pembangunan.

Tabel 1.Sejarah Pemerintahan DesaLampanairi

No Periode Nama Keterangan


1 2005-2006 Drs. La Ode Sadikin Pj. Desa Lampanairi
2 2006-2012 La Dedi Kepala Desa Lampanairi
3 2012-2018 La Dedi Kepala Desa Lampanairi
4 2018-2019 Wa Ode Lizaama Pj. Desa Lampanairi
5 2019-Sekarang La Ode Syarifuddin Kepala Desa Lampanairi

Tabel 2. Sejarah Pembangunan Desa Lampanairi


No Tahun Kegiatan Pembangunan Keterangan
1 2007 Pembangunan Pasar Desa APBD Kabupaten
2 2007 Pembangunan Balai Karya APBD Provinsi
3 2011 Pembangunan Gedung Kantor Desa APBD Kabupaten
4 2012 Pembangunan Gedung Serba Guna APBD Kabupaten
5 2017 Pembangunan Pagar PuskesDes APBDes
6 2017 Rehabilitasi Puskesdes APBDes
7 2017 Pembangunan Jalan Tani APBDes
8 2017 Pembangunan Sanggar PKK APBDes
9 2018 Pembangunan posyandu APBDes
10 2018 Pembangunan Jalan Tani APBDes
11 2018 Lapangan Bola Volly APBDes
2
12 2019 Pembangunan Perpustakaan SD APBDes
13 2019 Talut Pemecah Gelombang APBDes
2.2. Kondisi Umum Desa
2.2.1. Kondisi Geografis

Desa Lampanairi terletak kurang lebih ± 10 KM dari Ibu kota Kabupaten


Buton Selatan atau kurang lebih ±10 KM dari Ibu Kota Kecamatan Batauga
Desa Lampanairi sebagian besar dihuni suku cia-ciadan suku lain yang
telah lama tinggal dan menetap. Batas – batas Desa Lampanairi yakni :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Majapahit


Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Bola
Sebelah Barat berbatasan dengan : Laut Flores
Sebelah Timur berbatasan dengan : Hutan

Sedangkan luas wilayah Desa Lampanairi mencapai ± 5000 Ha yang terdiri


dari :
a. Lokasi Pemukiman : 2000 Ha
b. Lahan perkebunan/Pertanian : 2500 Ha
c. Kawasan Perkantoran Desa :1 Ha
d. Laut :- Ha
e. Peruntukan lainnya : 499 Ha

2.2.2. Demografi/Kependudukan

2.2.2.1 Jumlah Penduduk


Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk Desa
Lampanairi tercatat 250 KK atau 1.037 jiwa yang tersebar di 4 (Empat)
Dusun, seperti tergambar pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3.Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun

NO DUSUN JUMLAH JIWA KK


L P TOTAL
1. Dusun I 128 112 240 59
2. Dusun II 166 171 337 78
3. Dusun III 80 92 172 46
4. Dusun VI 158 130 288 67
JUMLAH 532 505 1.037 250
Seperti terlihat dalam tabel diatas, tercatat jumlah total penduduk Desa
Lampanairi sebesar 1.037 jiwa, terdiri dari laki-laki 532 jiwa dan
perempuan 505 jiwa.Dari hasilsurvei data sekunder PKD bila dibandingkan
dengan data administrasi desa, kemungkinan terjadi perbedaan yang
disebabkan oleh telah berpindahnya domisili sebahagian penduduk untuk
mencari pekerjaan di daerah lain dan juga adanya pendatang baru yang
belum teridentifikasi sebagai penduduk. Lebih lanjut, data sekunder dari
hasil Pengkajian Keadaan Desa dapat diketahui proporsi jumlah penduduk
yang berdiam di wilayah dusunKakenauwe II lebih besar dibandingkan
dengan dusun lain.

2.2.2.2 Tingkat Kesejahteraan

Tabel 4.Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan KK/Jiwa

Jumlah
No Tingkat Kesejahteraan
KK
1 Prasejahtera 30
2 Prasejahtera I 65
3 Prasejahtera II 80
4 Prasejahtera III 75
5 Prasejahtera III Plus -
JUMLAH 250

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari hasil PKD seperti


ditunjukkan pada tabel 4, nampak bahwa 12% dari total Kepala Keluarga di
Desa Lampanairi masih tergolong Prasejahtera yang diderita oleh 30 KK dari
total 250 KK. Selanjutnya 26 % atau 65 KK dari total KK 250 KK masih
tergolong Prasejahtera I. Untuk kategori Prasejahtera II dan Prasejahtera III
tidak ada. Kategori Prasejahtera III Plus sebanyak 0 % atau 0 KK dari total
250 KK. Indikator tingkat kesejahteraan ini, mengacu pada hasil penentuan
kategori peringkat kemiskinan berdasarkan data hasil Pengkajian Keadaan
Desa.

2.2.2.3 Tingkat Pendidikan

Tabel 5. Pendidikan Berdasarkan Tingkatan


No TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (Jiwa)
1 Belum Sekolah & Tidak Tamat SD 215
2 Tamat TK 120
3 Tamat SD 235
4 Tamat SMP 207
5 Tamat SLTA 211
6 Tamat Perguruan Tinggi :
D I, D-II, D-III, D-IV 9
S-I, S-II 40
JUMLAH 1.037

Berdasarkan data kualitatif pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa


masyarakat di Desa Lampanairi kebanyakan penduduk sudah memiliki
bekal pendidikan formal, terhitung sebesar 235 jiwa atau 22,7 % tamat
SD, 207 jiwaatau 19,9 % sudah tamat SLTP, 211 jiwa atau 20,4 % tamat
SLTA, dan yang sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi (DI,
DII, DIII, DIV, SI, SII) sebanyak 49 orang atau 4,7 % dari total penduduk
serta yang masuk kategori Belum atau sementara sekolah di SD dan TK
sebanyak 335 orang atau 32,3 % dari total jumlah jiwa. Hal ini
menggambarkan bahwa sumber daya manusia di DesaLampanairisudah
memiliki bekal pendidikan yang cukup walaupun masih ada penduduk
yang tidak memiliki bekal pendidikan formal yang sewaktu-waktu rentan
terhadap kemiskinan.

2.2.2.4 Mata Pencaharian


Secara umum mata pencaharian masyarakat Desa Lampanairi
teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti:
petani, PNS/TNI/Polri, pedagang, swasta/wiraswasta, buruh bangunan,
dan tukang. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Jumlah KK Menurut Mata PencaharianDesa Lampanairi

No Mata Pencaharian Jumlah KK


1 Petani 158
2 PNS/TNI/Polri 12
3 Pedagang 4
4 Nelayan 50
5 Tukang Batu / Kayu 2
6 Swasta / Wiraswasta 24
Jumlah 250

Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi, jumlah KK Desa


Lampanairisebanyak 158 KK atau 63,2 % dari total KK bermata
pencaharian sebagai petani, sebanyak 12 KK atau 4,8 % dari total KK
bermata pencaharian sebagai PNS/TNI/Polri, sebanyak 4 KK atau 1,6%
dari total KK bermata pencaharian sebagai pedagang, sebanyak 50 KK
atau 20 % dari total KK bermata pencaharian sebagai Nelayan, sebanyak
2 KK atau 0,8% dari total KK bermata pencaharian sebagai tukang
(batu/kayu), dan sisanya sebanyak 24 KK atau 9,6% dari total KK bermata
pencaharian di swasta/wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum kehidupan masyarakat Desa Lampanairi masih tergantung pada
kepala keluarga yang rata-rata bekerja pada usaha bidang pertanian dan
selebihnya berprofesi sebagai pedagang, karyawan swasta /wirausaha.
Sementara itu, kelompok penduduk yang dapat dikategorikan sebagai
usia produktif masih mencari dan atau bekerja secara temporer yang
belum dapat dikategorikan sebagai pekerjaan tetap.

2.2.2.5 Aspek-aspek sosial-budaya

Prespektif Budaya Masyarakat di Desa masih sangat kental dengan


budaya Buton. Hal ini disebabkan oleh hampir semua penduduk Desa
Lampanairi masih keturunan suku Buton yang secara turun temurun
telah bermukim di Kampung Kakenauwe Dari latar belakang budaya,
dapat dilihat aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat.

Hubungannya dengan agama yang dianut misalnya, Islam sebagai


agama mayoritas dianut masyarakat, dalam menjalankannya ibadah
kental dengan tradisi Maulid Nabi yang terkadang diselingi dalam bahasa
daerah Maludhu Tradisi budaya Maludhu sendiri berkembang dan
banyak dipengaruhi ritual-ritual agama atau kepercayaan masyarakat.
Contoh yang bisa kita lihat adalah peringatan Tahun Baru Hijriyah, yang
dimaknai sebagai tahun baru Islam atau Maulid Nabi Muhammad SAW.

2.2.2.6 Sarana dan Prasarana

Tabel 7. Prasarana dan Sarana Desa


TINGKAT
No Jumlah KET.
PENDIDIKAN
1 Kantor Desa 1
2 Gedung TK 1
3 Masjid 2
4 Pustu 1
5 Posyandu 1
2.3. Kondisi Pemerintahan
2.3.1. Pembagian Wilayah Desa
Desa Lampanairi sebagaimana sistem administrasi desa secara
umum, memiliki pembagian wilayah berdasarkan dusun. Pembagian
tingkatan ini dimaksudkan untuk memudahkan rentang kendali
pengelolaan sistem pemerintahan, terutama berkaitan dengan
pemerintahan pada level di atasnya.
2.3.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lampanairi Tahun 2020

KEPALA DESA
BPD
LA ODE SYARIFUDDIN

SEKRETARIS DESA
LA MURHUM, SP.d

KAUR KEUANGAN KAUR UMUM DAN PERENCANAAN


ENDRIYAMIN, S.T. LA HARIONO

KASI
KASI KESRA DAN PELAYANAN
PEMERINTAHAN
LA ODE HAMSA WA ODE ARISA

KADUS KAKENAUWE I KADUS KAKENAUWE II KADUS KAKENAUWE III KADUS LANGKAURUSA


LA KARIMU LA ODE NARFIN RISWAN AJIMUDDIN UMAR
BAB III

PENUTUP

Profil Desa Lampanairi tahun 2020 ini dapat memberikan gambaran


mengenai perkembangan kependudukan dan potensi di Desa Lampanairi,
Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan. Dengan gambaran tersebut
memberi rekomendasi untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian, sebagai
dasar bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
rakyat.

Profil Desa ini kami harapkan dapat digunakan oleh instansi


pemerintah/swasta maupun pihak lain yang membutuhkan utnutk mengetahui
kondisi tentanf kependudukan. Kami berharap profil desa ini dapat
diperbaharui setiap tahunnya agar diketahui kondisi kedepannya.

Kami menyadari bahwa profil desa ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan profil di masa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai