Anda di halaman 1dari 73

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh
kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
dijelaskan bahwa pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
dijelaskan pula bahwa pegawai ASN berfungsi sebagai penyelenggara kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa. Oleh karena itu, penting bagi setiap
pegawai ASN, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil (PNS), untuk mendapatkan pelatihan
dasar agar memiliki wawasan yang luas tentang bangsa dan negaranya, menghadirkan
sikap dan perilaku yang diharapkan dari perannya, memahami kedudukan dan perannya
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mampu mengamalkan nilai-
nilai dasar PNS ke dalam pelayanannya untuk masyarakat yang tertuang dalam konsep
ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan antikorupsi).
Sebagai seorang CPNS, Penulis dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang
difasilitasi dalam pembelajaran agenda habituasi. Dalam pembelajaran agenda habituasi
Penulis difasilitasi melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi mata-mata pelatihan
yang telah dipelajari (mata pelatihan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara,
analisis isu kontemporer, kesiapsiagaan bela negara, akuntabilitas PNS, nasionalisme,
2

etika publik, komitmen mutu, antikorupsi, manajemen ASN, pelayanan publik, serta
whole of government).
Berdasarkan uraian tersebut, Penulis yang dalam hal ini adalah seorang CPNS
harus mampu menyusun rencangan aktualisasi dan laporan hasil aktualisasi yang telah
dilakukan pada instansi kerja. Penulis harus dapat mengidentifikasi isu di unit kerja dan
merumuskan pemecahan masalah berdasarkan isu yang telah diidentifikasi terkait dengan
tupoksi dari masing-masing CPNS.
B. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Aktualisasi
1. Tujuan Kegiatan Aktualisasi
Tujuan dari kegiatan aktualisasi yang dilakukan oleh CPNS adalah mampu
memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dengan baik dalam
kegiatan yang akan dilaksanakan di lingkungan kerjanya adalah sebagai berikut.
a. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga dapat mempertanggungjawabkan
segala sikap, perilaku dan kinerja di lingkungan kerjanya
b. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme sebagai bukti rasa cinta tanah air dan
pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
c. Mengaktualisasikan nilai etika publik sehingga dapat menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik sesuai dengan etika yang berlaku.
d. Mengaktualisasikan nilai komitmen mutu agar pekerjaan terlaksana secara efektif,
efisien, inovatif guna meningkatkan mutu pelayanan.
e. Mengaktualisasikan nilai antikorupsi sehingga dapat berperan serta dalam
meningkatkan kesadaran antikorupsi dan membasmi korupsi.
f. Mengimplementasikan gerakan literasi sekolah (GLS) melalui kegiatan Litbapora
dalam meningkatkan minat baca peserta didik kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1
Parepare.
2. Manfaat Kegiatan Aktualisasi
Adapun manfaat yang dapat diambil dari aktualisasi ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat bagi bagi pendidik adalah mampu menambah wawasan tentang upaya
meningkatkan minat baca generasi muda.
b. Manfaat bagi peserta didik adalah dapat menumbuhkan minat baca peserta didik
serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara
lebih baik.
c. Manfaat bagi sekolah adalah mampu melahirkan generasi muda yang literet.
d. Manfaat bagi Penulis adalah terlaksananya kegiatan aktualisasi sebagai bagian dari
latihan dasar CPNS.
3

C. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1
Parepare, Kecamatan Ujung, Kota Parepare dengan mengemukakan gagasan
pemecahan isu sebagai berikut.
1. Berkonsultasi dan meminta persetujuan mentor tentang pelaksanaan aktualisasi.
2. Sosialisasi kepada peserta didik kelas VII.3 dan guru yang mengajar di kelas VII.3
tentang rencana literasi 15 menit di jam pertama setiap hari dan cara pengisian
Jurnal Baca.
3. Melakukan pembiasaan literasi 15 menit di awal pembelajaran setiap hari.
4. Mengisi Jurnal Baca sesuai laju baca peserta didik.
5. Melakukan pengadaaan Pojok Literasi di kelas VII.3.
6. Menyediakan dinding bicara untuk menempelkan tulisan peserta didik di setiap
Kamis tentang hasil kegiatan membaca mereka.
7. Menyusun laporan aktualisasi.

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Organisasi
UPTD SMP Negeri 1 Parepare berlokasi di Jalan Karaeng Burane No. 18,
Kelurahan Mallusetasi, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun profil sekolah secara lengkap disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Gambaran Umum Organisasi UPTD SMP Negeri 1 Parapare

Identitas Sekolah
Nama Sekolah : UPTD SMP Negeri 1 Parepare
NSS : 201 196 102 001
NPSN : 40307676
Status Sekolah : Negeri
Nama Kepala Sekolah : Makmur, S.Pd,. M.Pd
Alamat : Jalan Karaeng Burane No.18
Kode Pos : 91111
Kecamatan : Kec. Ujung
Kelurahan : Mallusetasi
Kabupaten/Kota : Kota Parepare
4

Provinsi : Sulawesi Selatan


Nomor Telepon : (0421) 21035
Email : admin@smpn1parepare.sch.id
Status Kepemilikan : Pemerintah daerah
Tahun Berdiri : 1952
Akreditasi : A
Luas Tanah Milik (m2) : 6220m2
Daya Listrik (Watt) :
Sumber Listrik : PLN
Akses Internet : IndiHome
Kurikulum : Kurikulum 2013

B. Visi dan Misi Organisasi


1. Visi dan Misi Pemerintah Kota Parepare
a. Visi
Visi pembangunan Kota Parepare periode Tahun 2018-2023 adalah
“Terwujudnya Kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap yang
berwawasan has dasar dan pelayanan dasar menuju kota maju, mandiri dan
berkarakter”.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, ditetapkan lima misi pembangunan
Kota Parepare Tahun 2018-2023, sebagai berikut:
1) Mengembangkan infrastruktur daerah dalam mendukung industri jasa di bidang
pelayanan kesehatan, pendidikan, dan kepariwisataan.
2) Mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan peningkatan pelayanan dasar bagi
masyarakat menuju pelayanan prima dan profesional serta berkeadilan.
3) Meningkatkan kemandirian dan daya saing daerah melalui pengembangan
perekonomian serta kemampuan daerah dalam menghadirkan sumber-sumber
ekonomi baru berdasarkan potensi yang dimiliki.
4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan dan berkarakter.
5

5) Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan pendekatan
informasi dan teknologi menuju Kota Cerdas (Smart City) guna menghadirkan
reformasi birokrasi yang transparan dan akuntabel.
6) Mengembangkan iklim keummatan sebagai bentuk penguatan kearifan lokal
sebagai bentuk nyata proses penyelenggaran pemerintah dan pembangunan
diharapkan masyarakat dalam arti luas turut hadir didalamnya.
2. Visi, Misi, dan Tujuan UPTD SMP Negeri 1 Parepare
a. Visi
Visi UPTD SMP Negeri 1 Parepare adalah "Unggul dalam prestasi, Sopan
dalam perilaku, Taat Beribadah, Suka Menolong, dan Cinta Lingkungan".
b. Misi
Ada pun misi UPTD SMP Negeri 1 Parepare adalah sebagai berikut.
1) Mengefektifkan proses pembelajaran
2) Melakukan pembinaan mata pelajaran
3) Melakukan pembinaan olahraga
4) Melakukan pembinaan seni
5) Mengefektifkan pembinaan ekstrakurikuler
6) Melakukan salam sapa
7) Mengaktifkan salat berjamaah
8) Membiasakan bertutur kata yang sopan
9) Melaksanakan pengajian
10) Melaksanakan bimbingan akhlak
11) Melakukan kerja bakti massal secara berkala
12) Melaksanakan pendauran ulang
13) Melakukan pengomposan
14) Melakukan penanaman dan perawatan tanaman hias dan penghijauan
15) Melakukan pembibitan tanaman hias
C. Tujuan dan Fungsi Organisasi
1. Tujuan dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Parepare
a. Tujuan Dinas Pendidikan Kota Parepare
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare mempunyai rincian tugas
sebagai berikut.
1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis bidang pendidikan dan
kebudayaan;
6

2) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan program kerja bidang pendidikan


dan kebudayaan;
3) Mengendalikan, mengkoordinasikan dan melaksanakan kewenangan di bidang
pendidikan dan kebudayaan;
4) Melaksanakan dan menyelenggarakan bidang pendidikan dan kebudayaan sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku;
5) Memberikan arahan, membina dan menilai kinerja bawahan lingkup Dinas
Pendidikan dan kebudayaan dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing, sebagai pembina karier;
6) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan dan
kebudayaan;
7) Melaporkan Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
8) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran dan pertimbangan
kepada pimpinan sesuai tugas dan fungsi; dan
9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

b. Fungsi Dinas Pendidikan Kota Parepare


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare mempunyai fungsi sebagai
berikut.
1) Perumusan kebijakan teknis dalam bidang pendidikan dan kebudayaan;
2) Pemberian dukungan, pengaturan dan koordinasi atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan;
3) Pembinaan dan pelaksanaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang
pendidikan dan kebudayaan;dan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsi.
2. Tujuan UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tujuan sekolah merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah agar
komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut.
1) Terwujudnya proses pembelajaran yang memadai
2) Menjadi juara pada OSN tingkat Nasional
3) Menjadi juara pada O2SN tingkat Nasional pada cabang olahraga tertentu
4) Menjadi juara pada FLS2N tingkat Nasional pada cabang Seni tertentu
7

5) Memberikan keterampilan sesuai bakat dan talenta masing-masing


6) Membina keakraban antarpeserta didik dan guru serta pegawai
7) Memberikan rasa cinta yang tinggi terhadap tuhan sebagai pencipta alam
semesta beserta isinya
8) Menghindari kesalah pahaman akibat perkataan yang kurang kondusif
9) Menambah pengetahuan agama melalui ceramah
10) Terwujudnya warga sekolah yang berkhlakul karimah
11) Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
12) Memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang bermanfaat
13) Memberikan pengetahuan cara membuat kompos sekaligus memanfaatkan
sampah organik
14) Menjadi lingkungan sekolah yang rindang dan indah
15) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik cara membibit tanaman hias
D. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPTD SMP Negeri 1 Parepare

E. Tugas Pokok dan Fungsi


Tugas guru dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen, serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
tentang tugas guru yakni:
8

1. merencanakan pembelajaran;
2. melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. membimbing dan melatih peserta didik;
5. melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai; dan
7. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas
No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diantaranya sebagai berikut.
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
(khususnya guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/madrasah dan nasional;
11. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
12. Melaksanakan pengembangan diri;
13. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
14. Melakukan presentasi ilmiah.
Fungsi guru juga termasuk dalam tugas guru yang telah dijabarkan sebelumnya,
namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung dalam huruf d dan e Pasal 20
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta huruf a, b, dan c Pasal
40 ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yakni sebagai berikut.
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
9

2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama, dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,
dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
dan
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
BAB III
GAMBARAN MATA PELATIHAN

A. Agenda Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Memiliki wawasan kebangsaan adalah hal suatu sudut pandang yang dimiliki
oleh suatu seseorang atau kelompok untuk memahami identitasnya dan lingkungannya
sebagai bagian dari satu bangsa dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsanya.
Wawasan kebangsaan juga dapat dilihat sebagai modal ketahanan nasional karena
akan menentukan cara suatu bangsa memanfaatkan kondisi geografis, sejarah, sosial,
dan budaya yang dimilikinya dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan
nasionalnya serta bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya baik ke
dalam maupun ke luar.
Secara konseptual negara terbentuk karena adanya perjanjian atau kesepakatan
diantara kelompok-kelompok manusia dalam suatu wilayah atau daerah tertentu untuk
mewujudkan kepentingan atau tujuan bersama tanpa membedakan ras/suku, bahasa,
agama, adatistiadat, budaya dan kepentingan politik kelompok yang bersangkutan.
Untuk membentuk negara harus memenuhi unsur-unsur tertentu, yaitu unsur
konstitutif yang terdiri dari rakyat yang bersatu sebagai satu bangsa, daerah atau
wilayah yang jelas batas-batasnya, pemerintah yang berdaulat dengan tujuan tertentu,
serta didukung oleh unsur deklaratif yakni mendapat pengakuan dari negara lain dalam
rangka memenuhi tata aturan pergaulan internasional.
Kesadaran bela negara adalah kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
10

dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa (dirangkum dari LAN: 2017).
2. Analisis Isu-Isu Kontemporer
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada suatu perjalanan kariernya akan
dihadapkan dengan isu-isu kontemporer baik yang datang dari eksternal juga internal
yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara. ASN sebagai
aparatur negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal
yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi,
narkoba, paham radikalisme/terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan hoax, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, penting bagi setiap ASN untuk mengenal dan memahami secara
kritis isu-isu kontemporer yang berasal dari perubahan lingkungan strategis. Isu yang
dianggap kritikal adalah topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber
daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu
tersebut, merupakan suatu fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau dapat
menjadi menarik perhatian orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk
didiskusikan. Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda
berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu isu saat ini (current issue), isu berkembang
(emerging issue), dan isu potensial.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pembinaan kesadaran bela negara bagi setiap warga negara Indonesia penting
untuk dilakukan dalam rangka penguatan jati diri bangsa yang berdasarkan
kepribadian dan berkebudayaan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI 1945.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses
pembangunan karakter dan pembangunan negara.
Unsur-unsur bela negara yang harus dipahami dan dimiliki oleh setiap ASN,
yaitu (1) cinta tanah air, (2) kesadaran berbangsa dan bernegara, (3) yakin akan
Pancasila sebagai ideologi negara, (4) rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan (5)
memiliki kemampuan awal bela negara.
11

Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dikatakan siap siaga untuk membela
negara apabila secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual
yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,
kerja keras dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945
untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan ASN untuk memiliki
kemampuan dalam menyikapi setiap perubahan dengan baik. ASN yang siap siaga
adalah ASN yang mampu meminimalisir terjadinya ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan terkait dengan pelaksanaan kerja, baik dari dalam maupun luar
organisasi (dirangkum dari LAN: 2017).

B. Agenda Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara adalah ANEKA yang merupakan
kepanjangan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Antikorupsi
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
dan dibuktikan dalam bentuk laporan.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas memiliki Sembilan indikator nilai, yaitu kepemimpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, konsistensi (dirangkum dari LAN: 2015).
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnyayang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
12

merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia, dan mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adapun indikator-indikator nilai dasar nasionalisme, yaitu kerja keras, disiplin,
tidak diskriminatif, bertkwa/religius, gotong royong, demokratis, cinta tanah air, dan
rela berkorban (dirangkum dari LAN: 2015).

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik
buruk, benar salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun
indikator-indikator dari nilai dasar etika publik, yaitu (a) memegang teguh nilai-nilai
dalam ideologi negara pancasila, (b) setia dan mempertahankan undang-undang negara
kesatuan republik Indonesia 1945, (c) menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak, (d) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian, (e) menciptakan
lingkungan kerja yang non diskriminatif, (f) memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika luhur, (g) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik,
(h) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah, (i)
memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna dan santun, (j) mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi, (k)
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama, (l) mengutamakan pencapaian
hasil dan mendorong kinerja pegawai, (m) mendorong kesetaraan dalam pekerjaan,dan
(n) meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir (dirangkum dari LAN: 2015).
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan empat indikator, yaitu
efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
a. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan pencapaian
tujuan.
b. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
c. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu masalah
dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
13

d. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas dari


Output sudah baik (dirangkum dari LAN: 2015).
5. Antikorupsi
Antikorupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya perilaku korup.
Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan uang negara, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil (LAN: 2015).
C. Agenda Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia
1. Whole Of Goverment
Whole of Goverment (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
WoG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas sektor atau lintas
batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu (LAN: 2017).
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum
sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas
Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
14

pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi


pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa (LAN: 2017).

3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah, di lingkungan
BUMN/BUMD, instansi/lembaga swasta, maupun koperasi, dalam bentuk barang,
jasa, dan/atau pelayanan administrasi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara
tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan interpersonal sehingga tercipta
kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa
barang, jasa, maupun pelayanan administrasi.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian diperlukan
tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama: organisasi penyelenggara
pelayanan publik, kedua: penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat, atau
organisasi yang berkepentingan, dan ketiga: kepuasan yang diberikan atau diterima
oleh penerima layanan (dari LAN: 2017).
D. Agenda Habituasi
Habituasi secara harfiah diartikan sebagai sebuah proses pembiasaan pada/atau
dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk melakukan “sesuatu” yang
bersifat instrisik pada lingkungan kerjanya. Indikator keberhasilan suatu habituasi adalah
teridentifikasinya suatu kondisi nyata yang terjadi di dalam lingkungan kerja dan secara
spesifik terkait dengan tuntutan pelaksanaan tugas jabatannya, sebagai suatu isu yang
muncul dan harus dipecahkan. Untuk menjaga keberlangsungan proses habituasi, penting
untuk memiliki seorang panutan yang dapat dijadikan figur teladan.
15

Aktualisasi dapat dipahami sebagai proses untuk menjadikan pengetahuan dan


pemahaman yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan yang telah dipelajari
dapat menjadi aktual, nyata, terjadi, atau sesungguhnya ada. Aktualisasi adalah
penerjemahan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, dan
mewujudkan gagasan menjadi suatu kegiatan dengan memperhatikan tuntutan yang telah
dipelajari sebelumnya. Dasar dari pemilihan jenis aktualisasi yang akan dilakukan adalah
penetapan isu kritikal yang telah ditentukan (LAN: 2017).

BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Jabatan dan Unit Kerja


Penulis adalah Guru Bahasa Indonesia Ahli Pertama di UPTD SMP Negeri 1
Parepare, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
B. Isu yang Diangkat
1. Identifikasi Isu
Beberapa isu yang muncul di UPTD SMP Negeri 1 Parepare adalah sebagai
berikut.
a. Kemampuan belajar peserta didik Kelas VII.3 masih LOTS (Low Order Thinking
Skill)
b. Belum maksimalnya fasilitas pembelajaran di kelas VII.3
c. Minimnya koleksi buku fiksi dan nonfiksi di perpustakaan UPTD SMP Negeri 1
Parepare
d. Rendahnya minat baca peserta didik kelas VII.3
e. Rendahnya keterampilan menulis paragraf pada peserta didik kelas VII.3
2. Deskripsi Isu dan Dampaknya

a. Kemampuan Belajar Peserta Didik Kelas VII.3 Masih LOTS (Low Order
Thinking Skill)
Kembampuan berpikir peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
masih rendah, yaitu hanyan terbatas pada pengetahuan konsep (tataran C-1
berdasarkan taksonomi Bloom). Peserta didik belum mampu menerapkan atau
mengaplikasikan materi pembelajaran yang telah telah dipelajari atau menganalisis
permasalahan yang diberikan berdasarkan materi pembelajaran. Hal ini berdampak
pada proses pembelajaran yang kurang interaktif.
16

Kegiatan guru dalam pembelajaran masih dominan jika dibandingkan


dengan kegiatan peserta didik. Padahal, pembelajaran yang ideal adalah
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru bukan lagi sebagai sumber
utama belajar, melainkan sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.
Dengan demikian, kemampuan berpikir peserta didik dapat meningkat dari LOTS
(Low Order Thinking Skill) menuju HOTS (Low Order Thinking Skill).
Adapun dampak yang ditimbulkan jika hal ini tidak segera ditangani
adalah kemampuan belajar peserta didik tidak mengalami perkembangan. Peserta
didk tidak akan mampu mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka.
Mereka hanya bisa memahami konsep dasar tentang materi yang sedang dipelajari
dan sulit dalam menerapkan konsep yang telah mereka pelajari. Apalagi jika
mereka dituntut untuk melakukan analisis terhadap suatu isu menggunakan konsep
yang telah dipelajari.
b. Belum Maksimalnya Fasilitas Pembelajaran di Kelas VII.3
Fasilitas pembelajaran yang ada di kelas belum maksimal. Hal ini terlihat
dari belum terpasangnya LCD Proyektor dan media audio visual lainnya di setiap
kelas. Padahal, media tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan semanagat belajar peserta didik. Selain itu, suasana kelas yang
kurang sejuk karena belum terpasang kipas angin atau AC di setiap kelas membuat
peserta didik kurang nyaman belajar jika cuaca panas.
Adapun dampak yang ditimbulkan jika hal ini tidak segera diatasi adalah
motivasi belajar atau semangat belajar peserta didik akan menurun di jam-jam
pelajaran terakhir. Peserta didik akan merasa gerah dan kepanasan di dalam kelas.
Selain itu, pembelajaran tanpa media audio visual (LCD proyektor dan speaker)
cenderung membuat peserta didik merasa bosan dengan metode pembelajaran guru
karena media pembelajaran yang digunakan hanya berbasis kertas dan teks. Pada
materi pelajaran tertentu, peserta didik membutuhkan media audio visual. Apabila
guru ingin menggunakan LCD proyektor dan speaker, guru harus kehilangan waktu
beberapa menit untuk memasang LCD proyektor dan speaker karena setiap kelas
belum dilengkapi dengan media audio visual tersebut.
c. Minimnya Koleksi Buku Fiksi dan Nonfiksi di Perpustakaan UPTD SMP
Negeri 1 Parepare
Koleksi buku fiksi dan nonfiksi yang ada di perpustakaan UPTD SMP
Negeri 1 Parepare masih minim. Sebagian besar buku yang ada di perpustakan
hanya berupa buku paket mata pelajaran yang diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini
17

menjadi salah satu kendala dalam mengajarkan materi resensi buku fiksi dan
nonfiksi kepada peserta didik. Untuk mengantisipasi hal tersebut, guru memiliki
perpustakaan elektronik (misalnya di google drive) yang berisi file-file buku fiksi
dan nonfiksi yang dapat diakses oleh peserta didik setiap saat.
Adapun akibat yang ditimbulkan jika hal ini tidak segera diatasi adalah
minat peserta didik untuk berkunjung ke perpustakan akan semakin menurun. Hal
ini disebabkan karena tidak adanya pembaruan terhadap koleksi buku yang dimiliki
perpustakaan. Peserta didik akan berbondong-bondong ke perpustakan hanya di
awal tahun pembelajaran atau awal semester saja untuk meminjam atau menukar
buku paket mereka. Padahal, sejatinya, perpustakan adalah sumber belajar sekunder
di sekolah karena di perpustakan terdapat banyak jendela dunia.
d. Rendahnya Minat Baca Peserta Didik Kelas VII.3
Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita karena
pengetahuan diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu, keterampilan ini harus
dikuasai peserta didik dengan baik sejak dini. Namun, keterampilan membaca
peserta didik kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare masih rendah. Padahal,
gerakan literasi sekolah telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi
pekerti pada bagaian pengantar huruf f, yaitu “Penghargaan terhadap keunikan
potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar
membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk
memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri.
Apabila hal ini tidak segera ditangani, peserta didik akan terbiasa dengan
rutinitas mereka tanpa buku. Dengan begitu, pengetahuan mereka tidak akan
bertambah. Selain itu, minat baca yang minim bagi peserta didik SMP membuat
kemampuan membaca mereka menurun. Kurangnya latihan membaca membuat
mereka tersendat-sendat dalam membaca. Tanpa membaca, cakrawala berpikir
tidak akan berkembang dan kemampuan memahami serta menggunakan kosa kata
tidak akan mengalami perkembangan. Hal ini juga akan mengakibatkan semakin
rendahnya kemampuan menulis peserta didik.
e. Rendahnya Keterampilan Menulis Paragraf pada Peserta Didik Kelas VII.3
Keterampilan menulis peserta didik masih tergolong rendah, terutama
dalam menulis kreatif. Peserta didik hanya terbiasa menyalin kalimat-kalimat yang
ada di buku paket sehingga mereka kurang terlatih menyusun kalimat berdasarkan
pemikiran sendiri. Hal ini berdampak pada materi menulis paragraf. Peserta didik
18

hanya terfokus untuk mengingat kalimat-kalimat yang ada dalam buku dan kurang
termotivasi untuk menyusun kalimat berbeda dengan maksud yang sama.
Apabila hal ini tidak segera ditangani, kemampuan menulis peserta tidak
akan mengalami perkembangan. Peserta didik hanya mampu menyalin dan menulis
kalimat yang itu-itu saja tanpa ada variasi lain. Tanpa latihan menulis, peserta didik
tidak dapat menuangkan pikiran atau gagasannya secara tertulis dengan baik.
3. Penetapan Isu
Untuk menentukan isu yang berkualitas, ada beberapa instrumen yang dapat
digunakan, misalnya menetapkan rentang penilaian (1-5) pada isu yang memenuhi
kriteria APKL, yaitu (1) Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat, (2) Problematik, artinya isu tersebut memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif, (3) Kekhalayakan, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak, dan (4) Kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Keempat aspek tersebut diukur
dengan skala Likert sebagaimana tertuang dalam tabel berikut.
Tabel 4.1. Skala Likert

Bobot Keterangan

5 Sangat berpengaruh

4 Berpengaruh

3 Kurang berpengaruh

2 Tidak Berpengaruh

1 Sangat Tidak berpengaruh

Tabel 4.2. Penetapan Kualitas Isu dengan Metode Analisis APKL

Analisis Total
No. Isu
A P K L Skor

Kemampuan belajar peserta didik


1. Kelas VII.3 masih LOTS (Low Order 5 4 5 5 19
Thinking Skill)

Belum maksimalnya fasilitas


2. 4 3 4 3 14
pembelajaran di kelas
19

Minimnya koleksi buku fiksi dan


3. nonfiksi di perpustakaan UPTD SMP 4 4 3 4 15
Negeri 1 Parepare

Rendahnya minat baca peserta didik


4. 5 4 5 5 19
kelas VII.3

Rendahnya keterampilan menulis


5. 5 4 4 4 17
paragraf pada peserta didik kelas VII.3

Instrumen tapisan lain yang digunakan untuk menentukan isu utama (core
issue), yaitu dengan menggunakan kriteria USG yang merupakan singkatan dari
(1) Urgency, yakni seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti, (2) Seriousness, yakni seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan, dan (3) Growth, yakni seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani. Adapun cara lain
yang digunakan untuk menganalisis isu secara mendalam, dapat menggunakan metode
seperti Mind Mapping, Fishbone Diagram, Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats); ( LAN: 2017).
Untuk menetapkan isu utama (core issue) dari beberapa isu berkualitas yang
telah diidentifikasi pada Tabel 4.2. di atas, digunakan metode analisis USG yang
diukur dengan skala Likert sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Penentuan Isu Utama dengan Metode Analisis USG

Analisis Total
No. Isu
U S G Skor

Kemampuan belajar peserta didik Kelas VII.3


1. 5 4 2 11
masih LOTS (Low Order Thinking Skill)

Rendahnya minat baca peserta didik kelas


2. 5 4 4 13
VII.3

Rendahnya keterampilan menulis paragraf


3. 4 4 2 10
pada peserta didik kelas VII.3
20

4. Isu Utama (Core Issue)

Berdasarkan analisis isu yang telah dilakukan dengan dengan metode USG di
atas, diperoleh isu utama yang memiliki skor tertinggi, yaitu “Rendahnya minat baca
peserta didik kelas VII.3”.

C. Sumber Isu
Sumber isu berasal dari hasil observasi Penulis selama bertugas di UPTD SMP
Negeri 1 Parepare, selama lebih kurang tiga bulan. Selain itu, sumber isu lain diperoleh
dari Kepala Sekolah, rekan sejawat guru, maupun orang tua peserta didik.
D. Relevansi Isu dengan Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Whole Of Government
Koordinasi yang efektif dan efisien merupakan salah satu aspek penunjang
tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang ingin diterapkan. Oleh karena itu diperlukan
koordinasi yang baik dengan pempinan dalam melakukan pengadaan-pengadaan
sarana penunjang dalam pembelajaran, seperti ketersediaan alat peraga dan media
pembelajaran untuk menumbuhkan semangat atau keaktifan belajar peserta didik.
2. Pelayanan Publik
Dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang prima, maka setiap ASN
harus berperan aktif dalam peningkatan minat membaca peserta didik. Salah satu
tolok ukur penunjang keberhasilan guru dalam mengimplementasikan gerakan
literasi sekolah adalah tumbuhnya minat peserta didik dalam membaca buku
sehingga menjadi sebuah kebiasaan positif.
3. Manajemen ASN
Setiap ASN secara akuntabel diharuskan mememberikan pelayanan yang
professional dan berintegritas. Hal ini diharapkan agar mendorong peningkatan
kreativitas ASN dalam menumbuhkan minat baca peserta didik.
E. Gagasan Pemecahan Isu
Dari isu utama yang Penulis peroleh dari hasil analisis dan filterisasi beberapa isu
dengan menggunakan metode USG, maka gagasan kreatif pemecahan isu yang Penulis
usulkan adalah ”Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Melalui Kegiatan
Litbapora dalam Mengembangkan Minat Baca Peserta Didik Kelas VII.3 di UPTD
SMP Negeri 1 Parepare”.
21

Berdasarkan gagasan kreatif pemecahan isu tersebut, Penulis ingin meningkatkan


keterampilan membaca peserta didik dengan mengimplementasikan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) melalui kegiatan Litbapora, yang merupakan akronim dari kegiatan-
kegiatan (1) Literasi 15 menit sebelum belajar, (2) Jurnal Baca peserta didik, (3) Pojok
Literasi, dan (4) Dinding Bicara (tempat peserta didik menuliskan hasil baca mereka).
Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan minat baca
peserta didik serta meningkatkan keterampilan membacanya agar ilmu pengetahuan yang
diperoleh dapat dikuasai secara lebih baik. Peserta didik dapat memilih bahan bacaan
sendiri sesuai dengan minat mereka selama bahan bacaan tersebut berisi nilai-nilai budi
pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang sesuai tahap perkembangan
peserta didik. Kegiatan ini sejalan dengan salah satu teori belajar, yaitu Teori
Behavioristik, yang dikemukakan oleh Skinner, bahwa perubahan tingkah laku sangat
erat hubungannya antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungan peserta didik (Wikipedia).

F. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu


Dengan mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya tahap
pembiasan, melalui kegiatan Litbapopora di kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare,
diharapkan dapat menumbuhkan minat baca peserta didik. Dengan demikian, peserta
didik dapat menumbuhkembangkan budi pekerti mereka. Selain itu, kegiatan Litbapora
dapat menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga
dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan
menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca.
22

G. Rencana Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja UPTD SMP Negeri 1 Parepare

Visi Kota Parepare “Terwujudnya Kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap yang berwawasan hak dasar dan
Tahun 2018-2023 pelayanan dasar menuju kota maju, mandiri, dan berkarakter”

Misi Kota Parepare 1. Mengembangkan infrastruktur daerah dalam mendukung industri jasa di bidang pelayanan kesehatan,
Tahun 2018-2023 pendidikan, dan kepariwisataan.
2. Mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat menuju pelayanan
prima dan profesional serta berkeadilan.
3. Meningkatkan kemandirian dan daya saing daerah melalui pengembangan perekonomian serta kemampuan
daerah dalam menghadirkan sumber-sumber ekonomi baru berdasarkan potensi yang dimiliki.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan dan berkarakter.
5. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan pendekatan informasi dan teknologi
menuju Kota Cerdas (Smart City) guna menghadirkan reformasi birokrasi yang transparan dan akuntabel.
6. Mengembangkan iklim keummatan sebagai bentuk penguatan kearifan lokal sebagai bentuk nyata proses
penyelenggaran pemerintah dan pembangunan diharapkan masyarakat dalam arti luas turut hadir didalamnya.
Identifikasi Isu 1. Kemampuan belajar peserta didik Kelas VII.3 masih LOTS (Low Order Thinking Skill)
2. Rendahnya minat baca peserta didik kelas VII.3
3. Rendahnya keterampilan menulis paragraf pada peserta didik kelas VII.3
Isu yang Diangkat
Rendahnya minat baca peserta didik kelas VII.3
(Core Issue)

Gagasan Pemecahan Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Melalui Kegiatan Litbapora dalam Mengembangkan Minat Baca Peserta
Isu Didik Kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare
23

Tahapan Pemecahan 1. Berkonsultasi dan meminta persetujuan mentor tentang pelaksanaan aktualisasi
Isu (Kegiatan Kreatif) 2. Sosialisasi kepada peserta didik kelas VII.3 dan guru yang mengajar di kelas VII.3 tentang rencana kegiatan
GLS melalui Gerakan Litbapora
3. Melakukan pembiasaan Literasi 15 menit di awal pembelajaran setiap hari
4. Mengisi Jurnal Baca sesuai laju baca peserta didik
5. Mengadakan Pojok Literasi di kelas VII.3
6. Menyediakan media Dinding Bicara untuk menempelkan tulisan peserta didik di setiap Kamis tentang hasil
kegiatan membaca mereka
7. Melakukan evaluasi
8. Menyusun laporan hasil pelaksanaan aktualisasi
24

Tabel 4.4. Rencana Kegiatan Aktualisasi


Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
1. Berkonsultasi dan a. Melakukan a. Lembar konsultasi  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
meminta pertemuan dengan dengan mentor - Tanggungjawab terhadap Visi Pemerintah
persetujuan Mentor mentor dan meminta b. Petunjuk teknis - Kejelasan Kota Parepare Tahun 2018-
tentang persetujuan kegiatan  Nasionalisme 2023, yaitu “Terwujudnya
pelaksanaan b. Membahas petunjuk c. Surat persetujuan - Bekerjasama Kota Parepare sebagai kota
aktualisasi teknis rencana kegiatan  Etika Publik industri tanpa cerobong asap
kegiatan - Sopan dan santun yang berwawasan hak dasar
c. Mencatat masukan  Antikorupsi dan pelayanan dasar menuju
dan saran mentor - Berani kota maju, mandiri, dan
d. Membuat surat - Transparan berkarakter”; dan Misi ke-4
persetujuan kegiatan  WoG Pemerintah Kota Parepare
- Komunikasi. Tahun 2018-2023, yaitu
“Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang
terbarukan dan berkarakter”.
25

Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
2. Sosialisasi kepada a. Meminta a. Persetujuan Kepala  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
peserta didik kelas persetujuan Kepala Sekolah untuk - Kejelasan terhadap Visi Pemerintah
VII.3 dan guru Sekolah untuk mengadakan  Nasionalisme Kota Parepare Tahun 2018-
yang mengajar di mengadakan sosialisasi tentang - Membangun kerja 2023, yaitu “Terwujudnya
kelas VII.3 tentang sosialisasi tentang kegiatan aktualisasi sama Kota Parepare sebagai kota
rencana kegiatan kegiatan aktualisasi b. Daftar hadir peserta  Etika Publik industri tanpa cerobong asap
GLS melalui yang ingin didik kelas VII.3 - Sopan dan santun yang berwawasan hak dasar
Kegiatan Litbapora dilakukan dalam mengikuti  WoG dan pelayanan dasar menuju
b. Menyampaikan sosialisasi - Komunikasi kota maju, mandiri, dan
rencana kegiatan c. Surat undangan berkarakter”; dan Misi ke-4
GLS kepada peserta sosialisasi kegiatan Pemerintah Kota Parepare
didik kelas VII.3 aktualisasi Tahun 2018-2023, yaitu
c. Membuat jadwal d. Daftar hadir “Meningkatkan kualitas
sosialisasi kepada sosialisasi kegiatan sumber daya manusia yang
guru dan mentor aktualisasi kepada terbarukan dan berkarakter”.
d. Melakukan rekan sejawat yang
sosialisasi kepada mengajar di kelas
guru mata pelajaran, VII.3
mentor ,dan wali
kelas terkait rencana
kegiatan aktualisasi
26

Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
3. Melakukan a. Memandu peserta Daftar Nilai  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
pembiasaan didik untuk pembiasaan literasi - Konsisten terhadap Visi Pemerintah
Literasi 15 menit membaca selama peserta didik di kelas  Etika Publik Kota Parepare Tahun 2018-
di awal lima belas menit. VII.3 - Sopan dan santun 2023, yaitu “Terwujudnya
pembelajaran b. Memotivasi peserta  Komitmen Mutu Kota Parepare sebagai kota
setiap hari didik untuk gemar - Efektif industri tanpa cerobong asap
membaca.  Pelayanan Publik yang berwawasan hak dasar
- Motivasi dan pelayanan dasar menuju
kota maju, mandiri, dan
berkarakter”; dan Misi ke-2
Pemerintah Kota Parepare
Tahun 2018-2023, yaitu
“Mengoptimalkan
pemenuhan hak dasar dan
peningkatan pelayanan
dasar bagi masyarakat
menuju pelayanan prima
dan profesional serta
berkeadilan”; serta Misi
ke-4, yaitu “Meningkatkan
kualitas sumber daya
manusia yang terbarukan
dan berkarakter”
27

Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
4. Mengisi Jurnal a. Membuat desain a. Desain Jurnal Baca  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
Baca sesuai laju Jurnal Baca b. Notulensi hasil - Konsisten terhadap Visi Pemerintah
baca peserta didik b. Berkonsultasi konsultasi desain  Komitmen Mutu Kota Parepare Tahun 2018-
dengan Mentor Jurnal Baca - Efektif 2023, yaitu “Terwujudnya
tentang desain c. Print-out desain  Pelayanan Publik Kota Parepare sebagai kota
Jurnal Baca yang Jurnal Baca yang - Motivasi industri tanpa cerobong asap
dibuat telah disetujui yang berwawasan hak dasar
c. Membagikan Jurnal Mentor dan pelayanan dasar menuju
Baca kepada seluruh d. Catatan hasil kota maju, mandiri, dan
peserta didik pembagian Jurnal berkarakter”; dan Misi ke-2
d. Menjelaskan teknik Baca kepada pserta Pemerintah Kota Parepare
pengisian Jurnal didik Tahun 2018-2023, yaitu
Baca e. Catatan/buku “Mengoptimalkan
e. Peserta didik pedoman tatacara pemenuhan hak dasar dan
mengisi Jurnal Baca pengisian Jurnal peningkatan pelayanan dasar
Baca bagi masyarakat menuju
f. Jurnal Baca yang pelayanan prima dan
telah diisi oleh profesional serta
peserta didik sesuai berkeadilan”; serta Misi
dengan laju baca ke-4, yaitu “Meningkatkan
mereka kualitas sumber daya
manusia yang terbarukan
dan berkarakter”
28

Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
5. Melakukan a. Bekerja sama a. Tersedianya Pojok  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
pengadaan Pojok dengan peserta didik Literasi - Konsisten terhadap Visi Pemerintah
Literasi di kelas untuk melakukan b. Daftar piket  Nasionalisme Kota Parepare Tahun 2018-
VII.3 pengadaaan Pojok petugas/pengelola - Kerjasama 2023, yaitu “Terwujudnya
Literasi Pojok Literasi  Komitmen Mutu Kota Parepare sebagai kota
b. Menugasi peserta c. Poster/slogan - Inovatif industri tanpa cerobong asap
didik untuk bertugas motivasi membaca  Pelayanan Publik yang berwawasan hak dasar
mengelola - Motivasi dan pelayanan dasar menuju
administrasi buku. kota maju, mandiri, dan
c. Memasang berkarakter”; dan Misi ke-2
poster/slogan Pemerintah Kota Parepare
motivasi membaca Tahun 2018-2023, yaitu
“Mengoptimalkan
pemenuhan hak dasar dan
peningkatan pelayanan
dasar bagi masyarakat
menuju pelayanan prima
dan profesional serta
berkeadilan”; serta Misi
ke-4, yaitu “Meningkatkan
kualitas sumber daya
manusia yang terbarukan
dan berkarakter”
29

Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
6. Menyediakan a. Menyediakan media a. Tersedianya media  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
media Dinding Dinding Bicara Dinding Bicara - Konsisten terhadap Visi Pemerintah
Bicara untuk untuk menempelkan b. Karya peserta didik  Komitmen Mutu Kota Parepare Tahun 2018-
menempelkan hasil kegaiatan berupa kutipan - Inovatif 2023, yaitu “Terwujudnya
tulisan peserta membaca (kutipan motivasi/  Pelayanan Publik Kota Parepare sebagai kota
didik tentang hasil motivasi dari teks penyemangat - Motivasi industri tanpa cerobong asap
kegiatan membaca yang dibaca) di berdasarkan teks yang berwawasan hak dasar
mereka setiap hari Kamis yang telah dibaca. dan pelayanan dasar menuju
b. Peserta didik kota maju, mandiri, dan
menuliskan hasil berkarakter”; dan Misi ke-2
baca mereka pada Pemerintah Kota Parepare
kertas sticky notes. Tahun 2018-2023, yaitu
c. Peserta didik “Mengoptimalkan
menempelkan pemenuhan hak dasar dan
tulisan mereka pada peningkatan pelayanan
media Dinding dasar bagi masyarakat
Bicara menuju pelayanan prima
dan profesional serta
berkeadilan”; serta Misi
ke-4, yaitu “Meningkatkan
kualitas sumber daya
manusia yang terbarukan
dan berkarakter”
30

Penguatan
Keterkaitan Materi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Matapelatihan Visi/Misi Kota Parepare
Organisasi
7. Menyusun laporan a. Menyiapkan data a. Data dan informasi  Akuntabilitas Memberikan kontribusi Tidak ada
hasil pelaksanaan dan informasi hasil hasil pelaksanaan - Transparan terhadap Visi Pemerintah
aktualisasi pelaksanaan aktualisasi - Tanggungjawab Kota Parepare Tahun 2018-
aktualisasi b. Laporan hasil  Komitmen Mutu 2023, yaitu “Terwujudnya
b. Menyusun laporan pelaksanaan - Efisien Kota Parepare sebagai kota
hasil pelaksanaan aktualisasi  Antikorupsi industri tanpa cerobong asap
aktualisasi - Jujur yang berwawasan hak dasar
dan pelayanan dasar menuju
kota maju, mandiri, dan
berkarakter”; dan Misi ke-4
Pemerintah Kota Parepare
Tahun 2018-2023, yaitu
“Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang
terbarukan dan berkarakter”.

G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Tabel 4.5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Periode Aktualisasi
September 2019 Oktober 2019
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5
1. Berkonsultasi a. Melakukan pertemuan
dan meminta dengan mentor dan
31

Periode Aktualisasi
September 2019 Oktober 2019
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
persetujuan meminta persetujuan
Mentor tentang b. Membahas petunjuk
pelaksanaan teknis rencana
aktualisasi kegiatan
c. Mencatat masukan
dan saran mentor
d. Membuat surat
rekomendasi kegiatan
2. Sosialisasi a. Meminta persetujuan
kepada peserta kepala sekolah untuk
didik kelas mengadakan
VII.3 dan guru penyampaian tentang
yang mengajar kegiatan aktualisasi
di kelas VII.3 yang ingin dilakukan
tentang b. Menyampaikan
rencana rencana kegiatan GLS
Literasi 15 kepada peserta didik
menit di jam kelas VII.3
pertama setiap c. Membuat jadwal
hari dan cara penyampaian kepada
pengisian guru dan mentor
Jurnal Baca d. Melakukan
penyampaian kepada
guru mata pelajaran,
mentor ,dan wali
kelas terkait rencana
kegiatan aktualisasi
32

Periode Aktualisasi
September 2019 Oktober 2019
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
3. Melakukan a. Memandu peserta
pembiasaan didik untuk membaca
Literasi 15 selama lima belas
menit di awal menit.
pembelajaran b. Memotivasi peserta
setiap hari didik untuk gemar
membaca.
4. Mengisi Jurnal a. Membuat desain
Baca sesuai Jurnal Baca dan
laju baca menggandakannya
peserta didik b. Membagikan Jurnal
Baca kepada seluruh
peserta didik
c. Menjelaskan teknik
penggunaan dan cara
pengisian Jurnal Baca
d. Peserta didik mengisi
Jurnal Baca

5. Melakukan a. Bekerja sama dengan


pengadaan peserta didik untuk
Pojok Literasi melakukan pengadaan
di kelas VII.3 Pojok Literasi
b. Menugasi peserta
didik untuk
mengelola
33

Periode Aktualisasi
September 2019 Oktober 2019
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
administrasi buku.
c. Bersama peserta didik
memasang
poster/slogan
motivasi membaca
6. Menyediakan a. Menyediakan media
media Dinding Dinding Bicara untuk
Bicara untuk menempelkan hasil
menempelkan kegaiatan membaca
tulisan peserta (kutipan motivasi dari
didik tentang teks yang dibaca) di
hasil kegiatan setiap hari Kamis
membaca b. Peserta didik
mereka menuliskan hasil
baca mereka pada
kertas sticky notes.
c. Peserta didik
menempelkan tulisan
mereka pada dinding
berbicara

7. Melakukan a. Menyiapkan alat dan


Evaluasi bahan
b. Menyusun
kuesioner/angket
c. Peserta didik mengisi
34

Periode Aktualisasi
September 2019 Oktober 2019
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
angket yang
dibagikan dengan
jujur
d. Penulis mengumpul
angket yang telah
diisi peserta didik
e. Melakukan
pengolahan atau
analisis data
8. Menyusun a. Membuat laporan
laporan hasil aktualisasi
aktualisasi b. Mengedit laporan
aktualisasi yang telah
dibuat

Keterangan:
Penilaian tengah semster
Libur hari Minggu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Literasi Alquran
34

BAB V
CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK
NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Capaian Aktualisasi
Selama masa aktualisasi yang dilaksanakan dari 24 September sampai dengan 19 Oktober 2019, dari jadwal masa aktualisasi yang dimulai
16 September 2019 sampai dengan 19 Oktober 2019, seluruh kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana. Adapun alasan keterlambatan
dimulinya masa aktualisasi di UPTD SMP Negeri 1 Parepare adalah jadwal aktualisasi yang bersamaan dengan masa penilaian tengah semseter
ganjil tahun ajaran 2019/2010 yang dimulai pada 19 September 2019 sampai dengan 21 September 2019. Dalam kurun waktu tersebut, Penulis
melaksanakan tugas tambahan sebagai pengawas ruang ujian dan mendampingi peserta didik dalam kegiatan Kemah Relawan Sehari (KRS) se-
Ajattappareng yang diselenggarakan di MAN 2 Negeri Parepare pada 21 s.d. 22 September 2019.
Selama masa aktualisasi di UPTD SMP Negeri 1 Parepare, Penulis memperoleh capaian kegiatan sebagaimana disajikan dalam Tabel 5.1
berikut ini.
Tabel 5.1. Matriks Capaian Kegiatan Aktualisasi
Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
1. Berkonsultasi a. Melakukan a. Notulensi a. Lembar  Akuntabilitas Senin, Terlaksana
dan meminta pertemuan dengan konsultasi dengan notulensi - Tanggungjawab 23 September
persetujuan mentor dan mentor konsultasi - Transparansi/ 2019
Kepala Sekolah meminta b. Petunjuk teknis dengan mentor kejelasan
tentang persetujuan dan rencana b. Petunjuk teknis  Nasionalisme
pelaksanaan b. Membahas kegiatan dan rencana - Bekerjasama
aktualisasi petunjuk teknis dan c. Surat persetujuan kegiatan  Etika Publik
rencana kegiatan kegiatan c. Surat - Sopan dan
atau gagasan persetujuan santun
35

Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
c. Membuat surat kegiatan
persetujuan d. Foto kegiatan  Antikorupsi
kegiatan - Berani
- Transparan
 WoG
- Komunikasi
36

Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
2. Sosialisasi a. Meminta a. Persetujuan kepala a. Persetujuan dan  Akuntabilitas Senin, Terlaksana
kepada peserta persetujuan kepala sekolah untuk saran dari - Kejelasan 23 September
didik kelas sekolah untuk mengadakan mentor 2019
 Nasionalisme
VII.3 dan guru mengadakan penyampaian b. Daftar hadir
- Membangun s.d.
yang mengajar penyampaian tentang kegiatan peserta didik
di kelas VII.3 tentang kegiatan aktualisasi kelas VII.3 kerja sama Rabu,
tentang aktualisasi yang b. Daftar hadir dalam mengikuti  Etika Publik 25 September
rencana ingin dilakukan peserta didik kelas penyampaian - Sopan dan 2019
kegiatan GLS b. Menyampaikan VII.3 dalam c. Surat undangan santun
melalui rencana kegiatan mengikuti penyampaian
 WoG
Kegiatan GLS kepada penyampaian kegiatan
Litbapora peserta didik kelas c. Surat undangan aktualisasi - Komunikasi
VII.3 penyampaian d. Daftar hadir
c. Membuat jadwal kegiatan penyampaian
penyampaian aktualisasi kegiatan
kepada guru d. Daftar hadir aktualisasi
d. Melakukan penyampaian kepada rekan
penyampaian kegiatan sejawat yang
kepada guru mata aktualisasi kepada mengajar di
pelajaran, mentor, rekan sejawat kelas VII.3
dan wali kelas yang mengajar di e. Foto kegiatan
terkait rencana kelas VII.3
kegiatan aktualisasi
37

Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
3. Melakukan a. Memandu peserta Daftar Nilai a. Lembar Daftar  Akuntabilitas Kamis, Terlaksana
pembiasaan didik untuk pembiasaan literasi Nilai - Konsisten 26 September
Literasi 15 membaca selama peserta didik di kelas pembiasaan 2019
 Etika Publik
menit di awal lima belas menit. VII.3 literasi peserta
- Sopan dan s.d.
pembelajaran b. Memotivasi peserta didik di kelas
setiap hari didik untuk gemar VII.3 santun Kamis,
membaca. b. Video dan foto  Komitmen Mutu 17 Oktober
kegiatan literasi - Efektif 2019
peserta didik di  Pelayanan Publik (Kecuali pada
kelas VII.3 setiap Jumat)
- Motivasi
38

Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
4. Mengisi Jurnal a. Membuat desain a. Desain Jurnal Baca a. Desain Jurnal  Akuntabilitas Kamis, Terlaksana
Baca sesuai Jurnal Baca Baca - Konsisten 26 September
laju baca b. Berkonsultasi b. Notulensi hasil b. Notulensi hasil 2019
 Komitmen Mutu
peserta didik dengan Mentor konsultasi desain konsultasi s.d.
tentang desain desain Jurnal - Efektif
Jurnal Baca Kamis,
Jurnal Baca yang Baca  Pelayanan Publik 17 Oktober
dibuat c. Print-out desain c. Print-out desain - Motivasi 2019
c. Membagikan Jurnal Jurnal Baca yang Jurnal Baca (Kecuali pada
Baca kepada telah disetujui yang telah
setiap Jumat)
seluruh peserta disetujui Mentor
Mentor
didik d. Catatan hasil
d. Menjelaskan teknik d. Catatan hasil pembagian
pengisian Jurnal Jurnal Baca
pembagian Jurnal
Baca kepada pserta
e. Peserta didik Baca kepada pserta didik
mengisi Jurnal didik e. Catatan/buku
Baca pedoman
e. Catatan/buku tatacara
pedoman tatacara pengisian Jurnal
pengisian Jurnal Baca
Baca f. Jurnal Baca
yang telah diisi
f. Jurnal Baca yang oleh peserta
telah diisi oleh didik sesuai
peserta didik dengan jumlah
halaman yang
sesuai dengan
mereka baca
jumlah halaman
yang mereka baca
39

Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
5. Melakukan a. Bekerja sama a. Tersedianya Pojok a. Foto pengadaan  Akuntabilitas Senin, Terlaksana
pengadaaan dengan peserta Literasi di kelas Pojok Literasi - Konsisten 30 September
Pojok Literasi didik untuk VII.3 b. Foto Pojok 2019
 Nasionalisme
di kelas VII.3 mengadakan Pojok b. Daftar piket Literasi
- Kerjasama s.d.
Literasi petugas/pengelola c. Daftar piket
b. Menugasi peserta Pojok Literasi petugas/pengelo  Komitmen Mutu Senin,
didik untuk c. Poster/slogan la sudut baca - Inovatif 7 Oktober
bertugas mengelola motivasi membaca d. Poster/slogan  Pelayanan Publik 2019
administrasi buku. motivasi - Motivasi
c. Bersama peserta membaca
didik memasang
poster/slogan
motivasi membaca
6. Menyediakan a. Menyediakan a. Tersedianya media a. Foto media  Akuntabilitas Rabu, Terlaksana
media Dinding media Dinding Dinding Bicara Dinding Bicara - Konsisten 2 Oktober
Bicara untuk Bicara untuk b. Karya tulisan b. Foto karya 2019
 Nasionalisme
menempelkan menempelkan hasil peserta didik tulisan peserta
- Kerjasama s.d.
tulisan peserta kegaiatan membaca berupa kutipan didik berupa
didik tentang (kutipan motivasi motivasi/ kutipan  Komitmen Mutu Kamis,
hasil kegiatan dari teks yang penyemangat motivasi/ - Inovatif 3 Oktober
membaca dibaca) di setiap berdasarkan teks penyemangat  Pelayanan Publik 2019
mereka hari Kamis yang telah dibaca. berdasarkan - Motivasi
b. Peserta didik teks yang telah
menuliskan hasil dibaca yang
baca mereka pada sudah ditempel
kertas sticky notes. di media
c. Peserta didik Dinding Bicara
menempelkan
tulisan mereka pada
dinding berbicara
40

Bukti Fisik Aktualisasi Nilai- Waktu


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterangan
(Evidence) Nilai Dasar ASN Pelaksanaan
8. Menyusun a. Menyiapkan data a. Data dan informasi a. Data dan  Akuntabilitas Senin, Terlaksana
laporan hasil dan informasi hasil hasil pelaksanaan informasi hasil - Transparan 14 Oktober
pelaksanaan pelaksanaan aktualisasi pelaksanaan - Tanggungjawab 2019
aktualisasi aktualisasi b. Laporan hasil aktualisasi
 Komitmen Mutu s.d.
b. Menyusun laporan pelaksanaan b. Laporan hasil
hasil pelaksanaan aktualisasi pelaksanaan - Efisien Sabtu,
aktualisasi aktualisasi  Antikorupsi 19 Oktober
- Jujur 2019
39

B. Analisis Dampak Nilai-Nilai Dasar ASN


Pada bagian sebelumnya telah dituliskan capaian aktualisasi kegiatan secara
umum. Adapun deskripsi capaian masing-masing kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi
ASN yang telah dilaksanakan di UPTD SMP Negeri 1 Parepare diuraikan sebagai
berikut.
1. Berkonsultasi dan Meminta Persetujuan Kepala Sekolah tentang Pelaksanaan
Aktualisasi
Hari, tanggal Senin, 23 September 2019
Tempat Ruang Kepala UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan Kegiatan a. Melakukan pertemuan dengan mentor dan meminta
persetujuan
b. Membahas petunjuk teknis rencana kegiatan
c. Membuat surat persetujuan kegiatan
Output a. Notulensi konsultasi dengan mentor
b. Petunjuk teknis dan rencana kegiatan
c. Surat persetujuan kegiatan
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Kegiatan berkonsultasi dan meminta persetujuan Kepala Sekolah ini penting
dilakukan sebagai perwujudan tanggungjawab, transparansi, kerjasama, dan sopan
santun Penulis kepada pimpinan unit kerja sebelum melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Sebelum melaksanakan kegiatan aktualisasi, Penulis terlebih dahulu melakukan
konsultasi dengan Kepala UPTD SMP Negeri 1 Parepare, yang sekaligus merupakan
Mentor dari Penulis. Dalam konsultasi tersebut Penulis menjelaskan perihal Petunjuk
Teknis pelaksanaan kegiatan GLS di UPTD SMP Negeri 1 Parepare yang telah Penulis
susun selama masa penilaian tengah semester (PTS) ganjil. Dalam masa tersebut,
Penulis juga mencari format surat persetujuan pelaksanaan kegiatan kepada rekan
CPNS Kota Parepare lainnya. Selama berkonsultasi dengan Mentor, Penulis mencatat
saran-saran Mentor. Setelah berkonsultasi, Penulis mendapatkan surat persetujuan
pelaksanaan kegiataan aktualisasi.
Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan
a. Akuntabilitas
Kegiatan berkonsultasi dengan Kepala Sekolah merupakan bentuk tanggung jawab
Penulis kepada pimpinan sebagai top management di unit kerja Penulis yakni SMP
Negeri 1 Parepare Disamping itu adanya persetujuan pimpinan atas perencanaan
kegiatan, menunjukkan adanya transparansi/kejelasan terhadap kegiatan yang
akan dilaksanakan di SMPN 1 Parepare.

b. Nasionalisme
Meminta kesediaan Kepala Sekolah untuk bekerjasama dalam pelaksanaan
40

kegiatan aktualisasi.
c. Etika Publik
Menunjukkan sikap sopan santun dalam berkomunikasi dan berkonsultasi dengan
Kepala Sekolah.
d. Antikorupsi
Menunjukkan sikap perilaku (itikad) yang baik, berani, dan transparan dalam
menyampaikan rancangan dan proses pelaksanaan kegiatan aktualisasi kepada
Kepala Sekolah.
e. Whole of Government (WoG)
Melakukan komunikasi dengan Kepala Sekolah selaku pimpinan dalam
pelaksanan setiap tahapan kegiatan aktualisasi.
Analisis Dampak dan Manfaat
a. Dampak Positif
Pelaksanaan kegiatan ini akan berimplikasi terhadap meningkatnya integritas
dan kepercayaan pimpinan kepada Penulis, karena diimplementasikannya prinsip-
prinsip tanggungjawab, transparansi, bekerjasama, sopan santun, dan komunikasi
efektif sebelum Penulis melaksanakan kegiatan aktualisasi.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi apabila kegiatan ini tidak
dilakukan adalah menurunnya tingkat kepercayaan dan apresiasi pimpinan terhadap
Penulis karena dianggap tidak bertanggungjawab, tidak transparan, tidak sopan, dan
tidak melakukan komunikasi lebih dahulu kepada pimpinan dalam melaksanakan
kegiatan aktualisasi di unit kerja.
c. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan ini akan berimplikasi terhadap meningkatnya integritas
dan kepercayaan pimpinan kepada Penulis.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap Visi Pemerintah Kota Parepare
Tahun 2018-2023, yaitu “Terwujudnya Kota Parepare sebagai kota industri tanpa
cerobong asap yang berwawasan hak dasar dan pelayanan dasar menuju kota maju,
mandiri, dan berkarakter”; dan Misi ke-4 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2018-2023,
yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan dan berkarakter”.
Bukti Fisik
41

Gambar 5.1. Penulis Berkonsultasi dan Meminta Persetujuan Kepala Sekolah


dalam Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Gambar 5.2. Lembar notulensi konsultasi Gambar 5.3. Petunjuk Teknis Implementasi
dengan Kepala Sekolah GLS Melalui Kegiatan

Litbapora
42

Gambar 5.4. Surat Persetujuan Kegiatan dari


Kepala Sekolah

2. Sosialisasi kepada Peserta Didik Kelas VII.3 dan Guru yang Mengajar di Kelas
VII.3 tentang Rencana Kegiatan GLS melalui Gerakan Litbapora
Hari, tanggal Senin, 23 September 2019 s.d. Rabu, 25 September 2019
Tempat - Ruang Kepala UPTD SMP Negeri 1 Parepare
- Ruang Kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare
- Ruang Laboratorium IPA UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan Kegiatan a. Meminta persetujuan Kepala Sekolah untuk mengadakan
penyampaian tentang kegiatan aktualisasi yang ingin dilakukan
b. Menyampaikan rencana kegiatan GLS kepada peserta didik
kelas VII.3
c. Membuat jadwal penyampaian kepada guru dan mentor
d. Melakukan penyampaian kepada guru mata pelajaran, mentor,
dan wali kelas terkait rencana kegiatan aktualisasi.
Output a. Persetujuan kepala sekolah untuk mengadakan penyampaian
tentang kegiatan aktualisasi
b. Daftar hadir peserta didik kelas VII.3 dalam mengikuti
penyampaian
c. Surat undangan penyampaian kegiatan aktualisasi
d. Daftar hadir penyampaian kegiatan aktualisasi kepada rekan
sejawat yang mengajar di kelas VII.3
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi secara menyeluruh dan
utuh tentang rencana dilaksanakannya implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
melalui Litbapora kepada para peserta didik SMP Negeri 1 Parepare, khususnya kelas
VII.3, dan para rekan sejawat guru SMP Negeri 1 Parepare, khususnya para guru yang
mengajar di kelas VII.3.
43

Setelah mendapatkan persetujuan dari Mentor tentang pelaksanaan kegiatan


aktualisasi, Penulis meminta persetujuan kepada Mentor untuk melaksankan sosialisasi
tentang implementasi GLS melalui kegiatan Litbapora, yang bertujuan untuk
mengembangkan minat baca peserta didik kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare.
Kegiatan tersebut disetujui oleh Mentor dan akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat, yaitu sosialisasi kepada peserta didik Kelas VII.3 akan dilaksanakan
pada Selasa, 24 September 2019 dan sosialisasi kepada rekan sejawat akan dilaksanakan
pada Rabu, 25 September 2019. Mentor menyarankan agar Penulis berkoordinasi
dengan Bagian Tata Usaha untuk penerbitan surat undangan sosialisasi kepada rekan
sejawat guru. Setelah undangan selesai dibuat dan diperbanyak, Penulis membagikan
kepada rekan sejawat guru yang mengajar di kelas VII.3. Selain itu, Penulis juga
menyebarkan undangan sosialisasi di grup WhatsApp guru SMP Negeri 1 Parepare.
Pada Selasa, 24 September 2019, Penulis telah melakukan sosialisasi kepada
peserta didik kelas VII.3 tentang implementasi GLS melalui kegiatan Litbapora. Penulis
menjelaskan secara detail teknis pelaksanaan kegiatan melalui aplikasi Microsoft
PowerPoint, mulai dari pengadaan buku oleh peserta didik, jenis buku yang harus
dibaca, teknik pengisian Jurnal Baca, pengadaan Pojok Literasi dengan administrasi dan
poster motivasinya, dan pengadaan media Dinding Bicara yang secara keseluruhan
melibatkan atau membutuhkan kerja sama peserta didik.
Pada Rabu, 25 September 2019, sosialisasi kepada rekan sejawat terlaksana
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, meski sempat tertunda 10 menit karena
guru yang diundang belum hadir semua. Adapun guru yang berhalangan hadir karena
dinas luar, didatangi oleh Penulis untuk diberikan sosialisasi secara langsung (one on
one).
Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan
a. Akuntabilitas
Kegiatan sosialisasi tentang rencana kegiatan GLS melalui kegiatan Litbapora ini
merupakan wujud tanggungjawab dan transparansi Penulis sebagai guru dan
pelaksana kegiatan untuk menyampaikan informasi secara menyeluruh dan utuh
kepada para peserta didik dan guru di SMP Negeri 1 Parepare, khususnya di kelas
VII.3, terkait akan dilaksanakannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) melalui
Gerakan Litbapora dalam rangka pelaksanaan kegiatan aktualisasi Penulis.
b. Nasionalisme
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan GLS ini wujud dari semangat membangun
kerja sama antarguru dan antara guru dengan peserta didik dalam upaya
membangun hubungan komunikasi yang baik dalam rangka pelaksanaan kegiatan
44

aktualisasi.
c. Etika Publik
Menunjukkan sikap sopan santun, hormat, dan ramah dalam berkomunikasi pada
pelaksanaan sosialisasi rencana kegiatan GLS melalui Gerakan Litbapora.
d. Whole of Government (WoG)
Melakukan komunikasi dan koordinasi/kolaborasi dengan para guru dan peserta
didik, khususnya kelas VII.3, dalam pelaksanaan sosialisasi rencana kegiatan GLS.
Analisis Dampak dan Manfaat
a. Dampak Positif
Para peserta didik dan guru sebagai subjek kegiatan akan memahami tujuan
dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Penulis.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi apabila kegiatan ini tidak
dilakukan adalah munculnya mispersepsi dan bias kognitif dari berbagai pihak yang
ada di dalam SMP Negeri 1 Paepare terhadap tujuan dan sasaran dari rencana
kegiatan GLS melalui Gerakan Litbapora ini.
c. Manfaat
Kegiatan sosialisasi ini akan memberikan pemahaman yang utuh dan menyeluruh
kepada para pihak di SMP Negeri 1 Parepare terhadap terhadap tujuan dan sasaran
dari rencana kegiatan GLS melalui Gerakan Litbapora.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Pelaksanaan kegiatan ini akan mMemberikan kontribusi terhadap Visi
Pemerintah Kota Parepare Tahun 2018-2023, yaitu “Terwujudnya Kota Parepare sebagai
kota industri tanpa cerobong asap yang berwawasan hak dasar dan pelayanan dasar
menuju kota maju, mandiri, dan berkarakter”; dan Misi ke-4 Pemerintah Kota Parepare
Tahun 2018-2023, yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan
dan berkarakter”.
Bukti Fisik

Gambar 5.3. Penulis meminta Surat Persetujuan Kepala Sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang
rencana Kegiataan GLS melalui Gerakan Litbapora
45

Gambar 5.4. Penulis melakukan sosialisasi kegiatan


kepada Peserta Didik Kelas VII.3

Gambar 5.5. Penulis Melakukan Penyampaian Kegiatan Aktualisasi


kepada Rekan Sejawat yang Mengajar di Kelas VII.3
46

Gambar 5.6. Lembar Persetujuan Kepala Sekolah Gambar 5.7. Lembar saran dari Mentor
47

Gambar 5.8. Surat undangan sosialisasi

Gambar 5.9. Daftar hadir peserta didik mengikuti


sosialisasi
48

Gambar 5.10. Daftar hadir rekan sejawat guru


mengikuti sosialisasi

3. Melakukan Pembiasaan Literasi 15 Menit di Awal Pembelajaran Setiap Hari


Hari, tanggal Kamis, 26 September 2019 s.d. Kamis, 17 Oktober 2019
(Kecuali pada setiap Jumat)
Tempat Ruang Kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan Kegiatan a. Memandu peserta didik untuk membaca selama lima belas
menit.
b. Memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
Output Daftar Nilai pembiasaan literasi peserta didik di kelas VII.3
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan (habituasi) peserta
didik dalam membaca buku.

Pada kegiatan ini, Penulis datang ke kelas VII.3 paling lambat 5 menit
sebelum bel jam pertama berdering. Penulis sudah berada di kelas menyiapkan
peserta didik untuk memulai kegiatan literasi 15 menit di jam pertama. Penulis
menginstrusikan kepada peserta didik untuk mengeluarkan buku bacaan yang
dibawa dari rumah sesuai informasi yang telah disampaikan pada saat sosialisasi.
Namun, sebagian besar peserta didik belum memiliki buku bacaan. Beruntung
Penulis telah mengantisipasi hal tersebut dengan membawa koleksi komik dan
beberapa buku fiksi lainnya yang dimiliki Penulis.
Kegiatan membaca 15 menit di setiap awal pembelajaran (kecuali pada
setiap Jumat) berlangsung dengan lancar. Peserta didik antusias membaca sesaui
dengan buku baacan yang mereka pilih. Penulis juga memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk gemar membaca dengan menyampaikan manfaat
yang diperoleh melalui kegiatan membaca. Selain itu, Penulis juga berhasil
bekerja sama dengan guru yang mengajar di jam pertama untuk bersama-sama
memberi contoh kepada peserta didik dengan ikut membaca buku nonpelajaran
49

di awal pembelajaran selama 15 menit.


Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan, peserta didik tidak akan terbiasa
membaca. Hal ini akan berdampak pada minat baca peserta didik yang tidak
akan mengalami pengembangan atau tetap stagnan. Apabila tidak ada
penanganan, minat baca peserta didik bisa saja menurun karena tidak ada
motivasi dari luar, yaitu dari guru.
Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan
a. Akuntabilitas
Konsisten dalam memantau perkembangan peserta didik dalam membaca buku non
pelajaran selama 15 menit sebelum aktivitas pembelajaran dimulai.
b. Etika Publik
Memberi teladan kepada peserta didik dalam bersikap hormat, ramah, dan sopan.
c. Komitmen Mutu
Mengambil langkah efektif dalam mengembangkan minat baca peserta didik
melalui pembiasaan literasi 15 menit di awal pembelajaran setiap hari.
d. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan publik secara maksimal kepada peserta didik agar dapat
memotivasi mereka dalam membaca buku.
Analisis Dampak dan Manfaat
a. Dampak Positif
Kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan minat peserta didik dalam membaca
buku. Apabila minat membaca buku sudah tumbuh, pembiasaan membaca pada
gilirannya akan memunculkan kebutuhan dalam membaca buku (literet).
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi apabila kegiatan ini tidak
dilakukan adalah munculnya bias kognitif dalam kemampuan membaca peserta didik.
Kemampuan membaca tersebut cenderung rendah dari waktu ke waktu.
c. Manfaat
Minat peserta didik dalam membaca akan semakin meningkat, sehingga
kebiasan membaca akan bertransformasi menjadi kebutuhan membaca.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Kegiatan pembiasan literasi 15 menit di setiap jam pertama pembelajaran ini
memberikan kontribusi terhadap Visi Pemerintah Kota Parepare Tahun 2018-2023, yaitu
“Terwujudnya Kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap yang
berwawasan hak dasar dan pelayanan dasar menuju kota maju, mandiri, dan
berkarakter”; dan Misi ke-2 Pemerintah Kota Parepare Tahun 2018-2023, yaitu
“Mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan peningkatan pelayanan dasar bagi
masyarakat menuju pelayanan prima dan profesional serta berkeadilan”; serta Misi
50

ke-4, yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan dan
berkarakter”.

Bukti Fisik

Gambar 5.11. Peserta didik kelas VII.3 membaca buku nonpelajaran


sebagai bentuk literasi 15 menit

Gambar 5.12. Tangkapan layar video (screenshot) peserta didik kelas VII.3
51

sedang membaca buku nonpelajaran sebagai bentuk literasi 15 menit

4. Mengisi Jurnal Baca sesuai Laju Baca Peserta Didik


Hari, tanggal Kamis, 26 September 2019 s.d. Sabtu, 19 Oktober 2019
(Kecuali pada setiap Jumat)
Tempat Ruang Kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan a.Membuat desain Jurnal Baca dan menggandakannya
Kegiatan b.Membagikan Jurnal Baca kepada seluruh peserta didik
c.Menjelaskan teknik pengisian Jurnal Baca
d.Peserta didik mengisi Jurnal Baca
Output a.Video kegiatan pengisian Jurnal Baca peserta didik di kelas
VII.3
b. Jurnal Baca yang telah diisi oleh peserta didik sesuai dengan
laju baca mereka (jumlah halaman yang telah dibaca)
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Setiap selesai kegiatan literasi 15 menit di jam pertama, peserta didik secara
rutin mengisi Jurnal Baca yang dibagiakan Penulis sesuai dengan jumlah halaman
yang telah mereka baca. Pada pertemuan pertama, Penulis membagikan Jurnal Baca
kepada seluruh peserta didik yang telah didesain dan digandakan. Selanjutnya, Penulis
menjelaskan teknik pengisian Jurnal Baca. Pada pertemuan kedua dan seterusnya,
peserta didik langsung mengisi Jurnal Baca yang dibagikan setiap kegiatan membaca
berakhir. Setelah Jurnal Baca diisi, buku bacaan dan Jurnal Baca dikembalikan kepada
guru (Penulis) atau petugas piket Pojok Literasi.

Apabila Penulis tidak menyiapkan Jurnal Baca, kegiatan literasi 15 menit akan
terhambat karena peserta didik kadang lupa dengan halaman terakhir yang mereka
baca pada pertemuan sebelumnya. Selain itu, peserta didik tidak akan termotivasi
karena merasa tidak terpantau dalam kegialan literasi 15 menit di jam pertama.
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
a. Akuntabilitas: konsisten mendampingi/memotivasi peserta didik dalam mengisi
Jurnal Baca setiap hari.
b. Komitmen mutu: mengambil langkah efektif dalam mengembangkan minat baca
peserta didik melalui pembiasaan dengan mengisi Jurnal Baca peserta didik
diharapkan semakin tertantang untuk membaca buku sesuai minat mereka
sehingga tercipta generasi pecinta buku.
c. Pelayanan publik: memberikan pelayanan publik secara maksimal kepada
peserta didik agar dapat memotivasi mereka dalam membaca.
Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Jika kegiatan ini dilaksanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN, kegiatan ini akan berjalan sesuai yang diharapkan. Dengan adanya
52

konsistensi Penulis untuk mendampingi, peserta didik termotivasi membaca buku


selama 15 menit di setiap awal pembelajaran dan mencatat jumlah halaman yang
mereka baca pada Jurnal Baca yang telah disiapkan. Apabila kegiatan membaca ini
sudah menjadi budaya, secara tidak langsung kegiatan ini dapat menumbuhkan
kreativitas dan inovasi peserta didik.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang terjadi apabila nilai-nilai dasar ASN tidak diterapkan
dalam setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan, yaitu tidak konsisten mendampingi dan
memotivasi peserta didik dalam mengisi Jurnal Baca setiap hari, peserta didik
akan main-main dalam membaca dan mereka bisa saja tidak mencatat jumlah
halaman yang dibaca pada jurnal. Dengan begitu, peserta didik akan lupa judul
buku (seri ke berapa) dan halaman buku yang dibaca terakhir.
2. Komitmen Mutu
Jika nilai kemitmen mutu tidak diterapkan, yaitu tidak mengambil langkah
efektif dalam mengembangkan minat baca peserta didik berupa Jurnal Baca,
peserta didik tidak termotivasi membaca buku karena mereka tidak punya bukti
autentik tentang hasil baca mereka. Selain itu, mereka merasa tidak terpantau
dalam kegiatan membaca sehingga mereka acuh tidak acuh terhadap kegiatan
yang dilaksanakan.
3. Pelayanan Publik
Jika nilai pelayanan publik tidak diterapkan, yaitu tidak memberikan motivasi,
peserta didik tidak antusias dan kegiatan berjalan tidak maksimal.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Kegiatan mengisi Jurnal Baca ini memberikan kontribusi terhadap misi
Pemerintah Kota Parepare, yaitu mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan
peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat (dalam hal ini adalah peserta didik)
menuju pelayanan prima dan profesional serta berkeadilan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang terbarukan dan berkarakter.
Bukti Fisik
53

Gambar 5.10 Peserta Didik Kelas VII.3 Mengisi Jurnal Baca Harian

Gambar 5.11 Tangkapan Layar Video Peserta Didik Kelas VII.3


Sedang Mengisi Jurnal Baca Harian
54

Gambar 5.12 Jurnal Baca yang Telah Diisi oleh Peserta Didik Sesuai dengan
Jumlah Halaman yang Mereka Baca

5. Melakukan Pengadaan Pojok Literasi di Kelas VII.3


Hari, tanggal Senin, 30 September 2019 s.d. Senin, 7 Oktober 2019
Tempat Ruang Kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan a. Bekerja sama dengan peserta didik untuk mengadakan Pojok
Kegiatan Literasi
b. Menugasi peserta didik untuk mengelola administrasi buku.
c. Bersama peserta didk memasang poster/slogan motivasi
membaca
Output a. Tersedianya Pojok Literasi di kelas VII.3
b. Daftar piket petugas/pengelola Pojok Literasi
c. Poster/slogan motivasi membaca
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Sebelum pengadaan Pojok Literasi dan kelengkapannya (termasuk rak buku,
karpet, dan media Dinding Bicara [kegiatan 6]), Penulis berkoordinasi dengan mentor
tentang penggunaan dana sekolah dalam pengadaan tersebut. Namun, pengadaan
Pojok Literasi dan kelengkapannya belum masuk dalam program sekolah sehingga
pengadaan tersebut menggunakan swadana Penulis.
Dengan kerja sama mentor, Penulis, dan peserta didik kelas VII.3, Pojok
Literasi yang direncanakan dapat terealisasi. Pojok Literasi ini dapat digunakan
peserta didik untuk menyimpan buku bacaan dan Jurnal Baca peserta didik yang
sebelumnya disimpan dalam laci meja guru. Selain itu, Pojok Literasi ini juga
digunakan siswa pada waktu luang untuk membaca buku sesuai dengan minat mereka.
Pojok Literasi terus dibenahi secara berkala, termasuk pemasangan poster motivasi
membaca, administrasi buku, dan pemberian hiasan agar terlihat menarik.
Apabila tidak disediakan Pojok Literasi, peserta didik tidak memiliki tempat
untuk menyimpan buku bacaan dan Jurnal Baca mereka. Apabila peserta didik
membawa pulang buku bacaan mereka, kegiatan literasi 15 menit bisa saja terhambat
karena peserta didik lupa membawa kembali buku bacaan yang telah dibawa pulang
dan tidak tersedia stok buku bacaan di kelas.
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
55

a. Akuntabilitas: konsisten mengembangkan minat baca peserta didik dengan


mengadakan Pojok Literasi
b. Nasionalisme: menjalin kerja sama dengan seluruh peserta didik untuk
menyediakan bahan bacaan di Pojok Literasi.
c. Komitmen mutu: mengambil langkah inovatif dalam mengembangkan minat baca
peserta didik dengan mengadakan Pojok Literasi agar mereka tertantang untuk
membaca buku sesuai minat mereka sehingga tercipta generasi pecinta buku.
d. Pelayanan publik: memberikan pelayanan publik secara maksimal kepada peserta
didik agar dapat memotivasi mereka dalam membaca.
Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Jika kegiatan ini dilaksanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN, kegiatan ini akan terlaksana secara maksimal. Penulis yang konsisten
mengembangkan minat baca peserta didik akan memotivasi peserta didik dalam
membaca. Selain itu, Penulis melakukan inovasi dalam melakukan kerja sama
dengan peserta didik dalam pengadaaan Pojok Literasi. Hal ini akan berpengaruh
terhadap motivasi membaca dan rasa kepemilikan pojok litersi sehingga peserta
didik dapat menjaga dan memanfaatkan dengan maksimal Pojok Literasi yang ada.
Sebagai contoh, peserta didik dapat memanfaatkan waktu luang mereka untuk
membaca buku di Pojok Literasi yang telah disiapkan.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang terjadi apabila nilai-nilai dasar ASN tidak diterapkan
dalam setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan, yaitu tidak konsisten melaksanakan
kegitaan berupa pengadaan Pojok Literasi, kegiatan ini tidak berjalan maksimal.
Peserta didik kelas VII.3 tidak memiliki Pojok Literasi sebagai tempat untuk
menyimpan bahan bacaan, membaca poster motivasi, dan mencatat administrasi
buku pada jurnal yang telah disiapkan. Selain itu, peserta didik dapat
memanfaatkan waktu luang mereka untuk membaca buku di Pojok Literasi yang
telah disiapkan
2. Nasionalisme
Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan, yaitu tidak menjalin kerja sama dengan
seluruh peserta didik untuk menyediakan bahan bacaan dan Pojok Literasi, guru
akan kewalahan melakukan pengadaan sendiri sehingga kegiatan tidak berjalan
maksimal atau bisa saja batal dilaksanakan karena dibutuhkan waktu lebih untuk
menyelesaikannya sendiri.

3. Komitmen Mutu
Jika nilai komitmen mutu tidak diterapkan, yaitu tidak mengambil langkah
56

inovatif, pengadaan Pojok Literasi di kelas VII.3 akan terhambat.


4. Pelayanan Publik
Jika nilai pelayanan publik tidak diterapkan, guru tidak dapat memberikan
pelayanan publik secara maksimal kepada peserta didik sehingga motivasi
mereka dalam membaca akan menurun.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Pengadaan Pojok Literasi ini memberikan kontribusi terhadap misi Pemerintah
Kota Parepare, yaitu mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan peningkatan
pelayanan dasar bagi masyarakat (dalam hal ini adalah peserta didik) menuju
pelayanan prima dan profesional serta berkeadilan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang terbarukan dan berkarakter.
Bukti Fisik

Gambar 5.13 Penulis Bekerja Sama dengan Peserta Didik


untuk Mengadakan Pojok Literasi

Gambar 5.14 Peserta Didik Sedang Mengelola Administrasi Buku di Pojok Literasi

Gambar 5.15 Poster/Slogan Motivasi Membaca di Pojok Literasi


57

Gambar 5.16 Foto Daftar Piket dan Poster/Slogan Motivasi Membaca di Pojok Literasi
58

6. Menyediakan Media Dinding Bicara untuk Menempelkan Tulisan Peserta Didik


tentang Hasil Kegiatan Membaca Mereka
Hari, tanggal Rabu, 2 Oktober 2019 s.d. Kamis, 3 Oktober 2019
Tempat Ruang Kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan a. Menyediakan media Dinding Bicara untuk menempelkan hasil
Kegiatan kegaiatan membaca (kutipan motivasi dari teks yang dibaca) di
setiap hari Kamis
b. Peserta didik menuliskan hasil baca mereka pada kertas sticky
notes.
c. Peserta didik menempelkan tulisan mereka pada dinding
berbicara
Output Karya peserta didik berupa kutipan motivasi/penyemangat
berdasarkan teks yang telah dibaca.
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Pada kegiatan ini, Penulis melakukan observasi tentang bahan yang paling
efektif dan efisisen digunakan untuk pengadaan media Dinding Bicara. Setelah
berkonsultasi dengan beberapa rekan sejawat, Penulis memutuskan menggunakan
baliho sebagai media Dinding Bicara. Penulis juga berkoordinasi dengan teman
sejawat dalam pembuatan desain dindig bicara.
Dinding biacara ini awalnya ditempatkan di area Pojok Literasi, namun dengan
berbagai pertimbangan, media Dinding Bicara dipindahkan ke bagian belakang. Hal
ini dilakukan karena media Dinding Bicara yang dipasang di bagian Pojok Literasi
membuat rak buku rawan tertimpa siswa. Selain itu, media Dinding Bicara tidak dapat
terpasang dengan rapi karena baliho selalu terkena angin dan sticky note yang
ditempelkan juga berjatuhan. Pada Kamis berikutya, peserta didik dapat menempelkan
tulisan mereka dari hasil membaca pada media Dinding Bicara yang telah disiapkan
dengan tertib dan sticky note yang mereka tempelkan bertahan lama (awet).
Apabila media Dinding Bicara tidak disiapkan, peserta didik tidak memiliki
wadah untuk menuangkan aspirasi tentang buku yang telah dibaca. Akibatnya, peserta
didik tidak tertantang untuk membaca buku. Selain itu, peserta didik tidak dapat
melatih pemahaman mereka tentang informasi yang telah mereka baca.
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
59

c. Akuntabilitas: konsisten mengembangkan minat baca peserta didik dengan


menyediakan dinding berbicara untuk menempelkan tulisan peserta didik tentang
hasil kegiatan membaca mereka.
d. Komitmen mutu: mengambil langkah inovatif dalam mengembangkan motivasi
baca peserta didik.
e. Pelayanan publik: memberikan pelayanan publik secara maksimal kepada peserta
didik agar dapat memotivasi mereka dalam membaca.
Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Jika kegiatan ini dilaksanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN, kegiatan ini akan terlaksana dengan baik. Penulis yang konsisten
mendampingi peserta didik dapat memotivasi mereka dalam setiap kegaiatan.
Untuk mengembangkan minat baca peserta didik, Penulis mengambil langkah
inovatif, yaitu menyediakan media Dinding Bicara sebagai wadah untuk
menyampaikan pikiran atau gagasan peserta didik sesuai dengan buku yang telah
mereka baca.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang terjadi apabila nilai-nilai dasar ASN tidak diterapkan
dalam setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan, yaitu tidak konsisten mengembangkan
minat baca peserta didik dengan menyediakan media Dinding Bicara, peserta
didk akan acuh tak acuh sehingga mereka tidak berpartisipasi dalam menuliskan
pikiran/gagasan mereka dan memublikasikannya.
2. Komitmen Mutu
Jika nilai komitemen mutu tidak diterapkan, yaitu tidak mengambil langkah
inovatif dalam mengembangkan motivasi baca peserta didik, peserta didik hanya
pasif dan tidak berusaha memahami atau mengambil pelajaran dari buku yang
mereka baca.
3. Pelayanan Publik
Jika nilai pelayanan publik tidak diterapkan, yaitu tidak memberikan pelayanan
publik secara maksimal kepada peserta didik, mereka kurang termotivasi dalam
kegiatan membaca dan menyampaikan ide atau gagasan mereka sebagai hasil
dari kegiatan membaca.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Penyediaan media Dinding Bicara ini memberikan kontribusi terhadap misi
Pemerintah Kota Parepare, yaitu mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan
peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat (dalam hal ini adalah peserta didik)
menuju pelayanan prima dan profesional serta berkeadilan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang terbarukan dan berkarakter.
60

Bukti Fisik

Gambar 5.17 Penulis Bekerja Sama dengan Peserta Didik


Memasang Media Dinding Bicara
61

Gambar 5.18 Media Dinding Bicara yang Berisi Tulisan Peserta Didik

7. Melakukan Evaluasi

Hari, tanggal Kamis, 17 Oktober 2019


Tempat Ruang Kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare
Tahapan a. Menyiapkan alat dan bahan
Kegiatan b. Menyusun kuesioner/angket
c. Peserta didik mengisi angket yang dibagikan dengan jujur
d. Penulis mengumpul angket yang telah diisi peserta didik
e. Melakukan pengolahan atau analisis data
Output Angket yang telah diisi peserta didik
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Kegiatan evaluasi ini merupakan kegiatan tambahan yang merupakan hasil
diskusi Penulis dengan coach pada saat konsultasi kegiatan aktualisasi di Parepare, 12
Oktober 2019. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan implementasi
GLS melaui kegiatan Litbapora dalam mengembangkan minat baca peserta didik
Kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare. Setelah berkonsultasi, Penulis langsung
menyusun alat evaluasi berupa angket yang terdiri atas delapan pertanyaan. Setelah
berkonsultasi kembali dengan coach tentang angket tersebut dan menyetujui waktu
pelaksanaan evaluasi, Penulis melaksanakan evalusi pada Kamis, 17 Oktober 2019.
Setelah selesai, Penulis melakukan pengolahan atau analisis data dan menyajikan hasil
analisis tersebut dalam laporan hasil aktualisasi.
Apabila evaluasi dalam bentuk pemberian ankgket tidak tidak dilaksanakan,
Penulis tidak dapat mengetahui repon peserta didik tentang kegiatan literasi yang telah
dilaksanakan. Selain itu, Penulis tidak dapat mengetahu kebermanfaatan kegiatan GLS
dan tanggapan peserta didik tentang kelayakan GLS untuk terus dilanjutkan, yaitu
membaca buku 15 menit di setiap awal pembelajaran.
Angket diberikan kepada 31 peserta didik yang hadir pada saat evaluasi dari
jumlah keseluruhan peserta didik kelas VII.3, yaitu 34 orang. Adapun jawaban peserta
didik kelas VII.3 berdasarkan angket yang dibagikan oleh Penulis disajikan dalam
tabel sebagai berikut.
Tabel 5.2 Frekuensi Peserta Didik Kelas VII.3 Membaca Buku Nonpelajaran
(Cerpen, Novel, Komik, Cerita Rakyat, dll.) Sebelum
dan Setelah GLS Diterapkan
62

Sebelum GLS Setelah GLS


Frekuensi Baca Buku Diterapkan Diterapkan
Nonpelajaran Per Pekan Peserta Peserta
Persentase Persentase
Didik Didik
Sangat rutin (6 – 7 kali) 0 0 12 38,71%
Rutin (4 – 5 kali) 6 19,35% 19 61,29%
Kurang rutin (3 – 4 kali) 1 3,24% 0 0
Tidak rutin (1 – 2 kali) 11 35,48% 0 0
Sangat tidak rutin (tidak pernah) 13 41,94% 0 0
Jumlah 31 100% 31
Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa frekuensi peserta didik kelas VII.3
dalam membaca buku nonpelajaran (cerpen, novel, komik, cerita rakyat, dll.)
setiap pekan atau minggu sebelum kegiatan gerakan literasi diterapkan
(pertanyaan nomor 1) dan setelah kegiatan gerakan literasi diterapkan
(pertanyaan nomor 4) mengalami peningkatan. Setelah kegiatan literasi
diterapkan, sebanyak 12 peserta didik (38,71%) yang mengaku sangat rutin
membaca dan sebanyak 19 peserta didik (61,29%) yang mengaku rutin
membaca buku nonpelajaran, padahal sebelum kegiatan dilakukan, tidak
peserta didik (0%) yang rutin membaca buku nonplajaran dan hanya 6 peserta
didik (19,35%) yang mengaku rutin membaca buku nonpelajaran. Sisanya, 13
peserta didik (41,94%) mengaku tidak pernah membaca buku, 11 peserta didik
(35,48%), mengaku tidak rutin, dan 1 peserta didik (3,24%) mengaku kurang
rutin.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru masih
sangat dibutuhkan untuk memotivasi peserta didik dalam membaca buku
nonpelajaran. Melalu bimbingan guru, peserta didik dapat membaca buku
secara rutin dan secara tidak langsung hal tersebut dapat menjadi kebiasaan
positif bagi peserta didik.
Adapun jawaban peserta didik kelas VII.3 setelah ditanyakan tentang
motivasi mereka dalam membaca buku nonpelajaran (cerpen, novel, komik,
cerita rakyat, dll.) sebelum dan setelah GLS diterapkan adalah sebagai berikut.

Tabel 5.3 Tingkat Motivasi Peserta Didik Membaca Buku Nonpelajaran (Cerpen,
Novel, Komik, Cerita Rakyat, dll.) Sebelum dan Setelah GLS Diterapkan
Sebelum GLS Setelah GLS
Tingkat Motivasi Peserta Diterapkan Diterapkan
Didik Pserta Pserta
Persentase Persentase
Didik Didik
Sangat termotivasi 2 6,45% 17 54,84%
Termotivasi 9 29,03% 13 41,94%
63

Kurang termotivasi 9 29,03% 1 3,24%


Tidak termotivasi 10 32,26% 0 0
Sangat tidak termotivasi 1 3,24% 0 0
Jumlah 31 100% 31 100%
Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa motivasi peserta didik kelas VII.3
dalam membaca buku nonpelajaran (cerpen, novel, komik, cerita rakyat, dll.)
sebelum GLS diterapkan (pertanyaan nomor 2) dan setelah GLS diterapkan
(pertanyaan nomor 5) mengalami peningkatan. Sebelum GLS diterapkan,
hanya 2 peserta didik (6,45%) yang mengaku sangat termotivasi, namum
setelah GLS diterapkan, sebanyak 17 peserta didik (54,84%) yang mengaku
sangat termotivasi, 13 peserta didik (41,94%) yang mengaku termotivasi, dan
hanya 1 peserta didik (3,24%) yang mengaku kurang termotivasi. Padahal,
sebelum GLS diterapkan, terdapat 1 peserta didik (3,24%) yang mengaku
sangat tidak termotivasi, 10 peserta didik (32,26%) yang tidak termotivasi, dan
masing-masing 9 peserta didik (29,03%) yang mengaku kurang termotivasi
dan termotivasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpilkan bahwa motivasi
peserta didik dapat tumbuh melalui kegiatan yang rutin dilakukan. Melalui
kegiatan literasi 15 menit awal pembelajaran, motivasi peserta didik dalam
membaca menjadi meningkat.
Ada pun jenis buku nonpelajaran yang dibaca peserta didik kelas VII.3
sebelum dan setelah GLS diterapkan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 5.4 Jenis Buku Nonpelajaran yang Dibaca Peserta Didik Kelas VII.3
Sebelum dan Setelah GLS Diterapkan
Sebelum GLS Setelah GLS
Diterapkan Diterapkan
Jenis Buku
Pserta Pserta
Persentase Persentase
Didik Didik
Cerpen 3 9,68% 1 3,24%
Novel 3 9,68% 7 22,58%
Komik 9 29,03% 20 64,52%
Cerita rakyat 3 9,68% 3 9,68%
dll. (Tuliskan ....) 13 41,94% 0 0
Jumlah 31 100% 31 100%
Dari tabel 5.4 diketahui bahwa jenis buku nonpelajaran yang dibaca
oleh peserta didik kelas VII.3 sebelum GLS diterapkan (pertanyaan nomor 3)
dan setelah GLS diterapkan (pertanyaan nomor 6) cenderung mengalami
kesamaan, yaitu cerpen, novel, komik, dan cerita rakyat. Sebelum GLS
64

diterapkan, masih terdapat 13 peserta didik (41,94%) yang tidak memilih


karena memang tidak pernah membaca buku, 9 peserta didik (29,03%)
mengaku membaca komik dan masing-masing 3 peserta didik (9,68%)
mengaku membaca cerpen, novel, dan cerita rakyat. Setelah GLS diterapkan,
terdapat 20 peserta didik (64,52%) yang mengaku membaca komik, 7 peserta
didik (22,58%) membaca novel, 3 peserta didik (9,68%) yang membaca cerita
rakyat, dan hanya 1 peserta didik (3,24%). Jenis buku pada pertanyaan ini
dibatasi pada buku nonpelajaran saja karena sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dibatasi pada buku nonpelajaran,
yaitu cerpen, novel, komik, cerita rakyat, cerita fantasi, biografi, buku
motivasi, dll.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas
VII.3 lebih dominan membaca buku nonpelajaran berupa komik. Menurut
peserta didk, membaca komik merupakan hal yang seru. Selain itu, koleksi
Pojok Literasi kelas VII.3 didominasi oleh jenis bacaan berupa komik dan
novel, sedangkan cerita rakyat dan buku kumpulan cerpen masih minim.
Setelah peserta didik dimintai pendapatnya terkait kebermanfaatan GLS
dalam mengembangkan minat baca mereka dan kelayakan kegiatan ini
dilaksanakan secara berkelanjutan, mereka memberikan respon yang hampir
seragam. Tanggapan peserta didik tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5.5 Kebermanfaatan GLS dalam Mengembangkan Minat Baca Peserta
Didik Kelas VII.3
Kebermanfaatan GLS Peserta Didik Persentase
Sangat membantu 26 83,87%
Membantu 4 12,90%
Kurang membantu 1 3,24%
Tidak membantu 0 0
Sangat tidak membantu 0 0
Jumlah 31 100%

Dari tabel 5.5 diketahui bahwa secara garis besar peserta didik kelas
VII.3 merasa terbantu dengan diterapkannya GLS dalam mengembangkan
minat baca mereka (pertanyaan nomor 7). Dari 31 peserta didik, terdapat 26
peserta didik (83,87%) yang merasa sangat terbantu, 4 peserta didik (12,90%)
merasa terbantu, dan hanya 1 peserta didik (3,24%) yang merasa kurang
terbantu dengan adanya kegiatan GLS yang telah diterapkan. Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan (implementasi) GLS dapat
membantu peserta didik, khususnya kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare,
65

dalam mengembangkan minat baca mereka.


Tabel 5.6 Kelayakan GLS untuk Diterapkan secara Berkelanjutan
Kelayakan GLS Peserta Didik Persentase
Sangat layak 28 90,32%
Layak 3 9,68%
Kurang layak 0 0
Tidak layak 0 0
Sangat tidak layak 0 0
Jumlah 31 100%

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa GLS layak diterapkan secara
berkelanjutan di kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare. Dari 31 peserta
didik, terdapat 28 peserta didik (90,32%) berpendapat bahwa kegiatan ini
sangat layak untuk tetap dilaksanakan (pertanyaan nomor 8) dan 3 peserta
didik lainnya (9,68%) berpendapat kegiatan ini layak tetap dilaksanakan. Dari
penjelasa tersebut dapat disimpulkan bahwa GLS layak diterapkan secara
berkelanjutan. Data ini bisa menjadi acuan bagi sekolah, UPTD SMP Negeri 1
Parepare, untuk menerapkan Gerakan Literasi Sekolah di seluruh kelas
sehingga dapat menghasilkan lulusan yang literet.
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
a. Akuntabilitas
Kejelasan dalam menyusun pertanyaan dalam kuesioner dan bertanggung jawab
terhadap hasil kuesioner.
b. Komitmen Mutu
Efektif dan efisien dalam melakukan evalusi yang bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan implementasi GLS melaui kegiatan Litbapora dalam mengembangkan
minat baca peserta didik Kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare.
c. Antikorupsi
Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh peserta didik
dengan jujur sehingga hasilnya lebih akurat.
Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Jika kegiatan ini dilaksanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN, kegiatan ini akan berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang akurat.
Penulis dapat mempertanggungjawabkan hasil evaluasi dengan adanya kejelasan
dalam penyusunan pertanyaan dan penyajian hasil analisis. Selain itu, Penulis telah
mengambil lagkah efektif dan efisien dalam mengukur keberhasilan kegiatan
sehingga dapat dilaporkan secara jujur dalam laporan hasil aktualisasi.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang terjadi apabila nilai-nilai dasar ASN tidak diterapkan
dalam setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
66

Jika nilai akuntabilitas, yaitu kejelasan tidak diterapkan dalam menyusun


pertanyaan (kuesioner), peserta didik akan kesulitan memahami pertanyaan
sehingga mereka menjawab tanpa memahami pertamyaan. Dengan begitu, hasil
kuesioner tidak dapat dipertanggungjawabkan.
2. Komitmen Mutu
Jika nilai komitmen mutu, yaitu efektif dan efisien tidak diterapkan dalam
melakukan evalusi, Penulis tidak dapat mengetahui keberhasilan implementasi
GLS melaui kegiatan Litbapora dalam mengembangkan minat baca peserta didik
Kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare yang telah dilakukan.
3. Antikorupsi
Jika nilai antikorupsi, yaitu jujur tidak diterapkan dalam mengolah data yang
diperoleh dari kuesioner yang telah diisi peserta didik, hasil analisis yang
dipaparkan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak akurat.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Evaluasi ini memberikan kontribusi terhadap misi Pemerintah Kota Parepare,
yaitu mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan peningkatan pelayanan dasar bagi
masyarakat (dalam hal ini adalah peserta didik) menuju pelayanan prima dan
profesional serta berkeadilan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
terbarukan dan berkarakter.
Bukti Fisik

Gambar 5.19 Peserta Didik Mengisi Angket yang Dibagikan oleh Guru (Penulis)
67

Gambar 5.20 Foto Angket yang Telah Diisi oleh Peserta Didik

8. Menyusun Laporan Hasil Aktualisasi

Hari, tanggal Senin, 14 Oktober 2019 s.d. Sabtu, 19 Oktober 2019


Tempat a. Rumah Penulis
b. Sekolah pada jam kosong
Tahapan a. Membuat laporan aktualisasi
Kegiatan b. Mengedit laporan aktualisasi yang telah dibuat
Output Laporan hasil aktualisasi
Pembahasan (Deskripsi Kegiatan)
Pada kegiatan ini, Penulis menulis laporan kegiatan aktualisasi sesuai dengan
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Penulis menyampaikan semua kejadian
sesuai dengan data atau fakta yang ditemukan selama kegiatan aktualisasi di UPTD
SMP Negeri 1 Parepare berlangsung. Selama kegaiatan aktualisasi, Penulis
berkonsultasi dengan mentor dan coach terkait kendala yang dihadapi baik melaui
media sosial maupun secara langsung. Dalam penyusunan laporan ini, Penulis
mendapatkan contoh laporan aktulisasi dari coach yang bisa dijadikan acuan dalam
penyusunan atau sistematika penulisan.
Setelah laporan selesai dibut, Penulis tetap melakukan konsultasi dengan coch
untuk mendapatkan saran perbaikan demi maksimalnya laporan ini. Penulis siap
merevisi sesuai dengan saran perbaikan dari coach.
Apabila Penulis tidak membuat laporan hasil aktualisasi, Penulis tidak memiki
bukti autentik tentang aktualisasi yang telah dilaksanakan di UPTD SMP Negeri1
Parepare. Selain itu, Penulis tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagai CPNS,
yaitu melakukan aktualisasi di lingkup kerja dan menyusun laporan hasil aktualisasi.
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
a. Akuntabilitas
Transparan dalam menyediakan data berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan
dan mempertanggungjawabkan hasil aktualisasi dalam bentuk laporan.
b. Komitmen Mutu
Efisien dalam menggunakan waktu sebaik mungkin untuk mengumpulkan data-
68

data hasil aktualisasi.


c. Antikorupsi
Membuat laporan dengan jujur sesuai dengan data-data yang telah diperoleh.
Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Jika kegiatan ini dilaksanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN, kegiatan ini akan berjalan dengan lancar. Penulis efektif menggunakan waktu
sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil aktualisasi yang telah dikasanakan
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Laporan hasil aktualisasi tersebut
ditulis dengan jujur dan disampaikan secara transparan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Dampak Negatif
Dampak yang terjadi apabila nilai-nilai dasar ASN tidak diterapkan dalam
setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan, yaitu tidak transparan dalam mengolah
dan menyampaiakan data, Penulis tidak dapat mempertanggungjawabkan hasil
aktualisasinya dalam bentuk laporan aktualiasasi yang lengkap.
2. Komitmen Mutu
Jika nilai komitmen mutu tidak diterapkan, yaitu tidak efisien dalam
menggunakan waktu sebaik mungkin untuk mengumpulkan data-data hasil
aktualisas, Penulis tidak dapat menyelesaikan laporan aktualisasi tepat waktu.
3. Antikorupsi
Jika nilai antikorupsi tidak diterapkan, yaitu tidak jujur dalam menyusun
laporan, data-data yang disampaikan dalam laporan aktualisasi tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi Organisasi
(Pemerintah Kota Parepare)
Penyusunan laporan ini memberikan kontribusi terhadap misi Pemerintah Kota
Parepare, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan dan
berkarakter.
Bukti Fisik

Gambar 5.21 Penulis Sedang Menyusun Laporan Hasil Aktualisasi


69

Gambar 5.22 Foto Laporan Hasil Aktualisasi yang Telah Dicetak


BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan hasil aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini merupakan pelaksanaan dari
rancangan aktualisasi di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kota Parepare yang bekerja sama dengan Badan Pengembagan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan isu utama yang diangkat dan gagasan pemecahan
isu yang diusulkan. Isu utama yang diangkat adalah rendahnya minat baca peserta didik
kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare. Adapun gagasan pemecahan isu yang
diusulkan adalah implementasi GLS melalui kegiatan Litbapora dalam mengembangkan
minat baca peserta didik kelas VII.3 UPTD SMP Negeri 1 Parepare.
Gagasan pemecahan isu ini terdiri atas delapan kegiatan yang saling
berkesinambungan. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, nilai-nilai dasar
ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan
peran ASN dalam NKRI telah diaktualisasikan. Selain itu, kegiatan-kegiatan aktualisasi
ini juga berkontribusi terhadap misi Pemerintah Kota Parepare, yaitu: (a)
mengoptimalkan pemenuhan hak dasar dan peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat
menuju pelayanan prima dan profesional serta berkeadilan; (b) meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang terbarukan dan berkarakter. Kegiatan aktualisasi CPNS yang
telah dilakukan menjadi suatu langkah efektif dan inovatif dalam mengembangkan minat
baca peserta didik kelas VII.3 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, Penulis menyarankan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebaiknya diterapkan secara konsisten
di semua tingkatan kelas mengingat betapa banyak manfaat yang dapat diperoleh
melalui kegiatan membaca.
2. Pengadaan fasilitas atau sarana pendukung GLS perlu dimasukkan dalam anggaran
pembiayaan sekolah agar implementasi GLS dapat berjalan dengan lancar.
70

3. Pengadaan buku0-buku nonpelajaran perlu dimaksimalkan, baik di Pojok Literasi


maupun di perpustakaan sehingga perpustakaan tidak hanya didominasi buku-buku
pelajaran saja.
4. Setiap CPNS atau PNS tetap mengamalkan dan berpegang teguh pada nilai-nilai
dasar ASN agar tetap menjadi ASN yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai