Anda di halaman 1dari 4

B BI

A PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam pembangunan
nasional, adanya ASN sangatlah diperlukan. Dalam mewujudkan sistem
pemerintahan yang baik atau good governance, peran ASN dalam meningkatkan
mutu dan kualitas SDM serta kualitas pelayanan juga harus optimal. Sehingga
tercipta pelayanan dan kualitas SDM yang memberikan rasa kepuasan pada
masyarakat yang menjadi pihak yang mendapatkan pelayanan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2020 yang
merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
manajemen ASN menyatakan bahwa Calon PNS yang diangkat menjadi PNS
harus lulus dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan. Untuk mencapai hal
tersebut, melalui Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014, pemerintah memberikan
pendidikan dan pelatihan kepala Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dengan
masa percobaan selama 1 tahun dengan tetap mengedepankan nilai-nilai dan
pembangunan karakter sehingga menciptakan ASN yang Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, serta Kolaboratif, atau yang
biasa disebut BerAKHLAK. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan
ASN yang memiliki karakter yang kuat, bertindak professional, mampu bersikap
dan berdaya saing agar mampu melaksanakan tugasnya sebagai pelayan public
secara prima.
Peraturan LAN Nomor 10 Tahun 2021 menyebutkan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang
2

dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan


sikap perilaku bela Negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal; dan
Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang.
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyatakan
bahwa Perpustakaan adalah instansi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
bagi pemustaka. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan,
kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan. Berdasarkan PERMENPAN RB Republik Indonesia No. 9 tahun
2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dalam pasal 1 ayat 1menyatakan
bahwa jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas dan tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan
kegiatan kepustakawanan.
Kondisi saat ini, penulis sebagai pustakawan sudah menjadi tanggung
jawab dan kewajiban untuk memberikan pelayanan yang prima dan memberikan
edukasi bagi para pemustaka dengan meningkatkan kualitas layanan untuk
pemustaka dari kalangan siswa atau murid sekolah dasar. Beberapa kekurangan
yang penulis temui selama bekerja di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Tana Toraja antara lain “Rendahnya Minat Baca Dan Minat
Kunjung Murid Sekolah Dasar”. Siswa-siswa akan datang ke perpustakaan jika
ada hal yang menarik baginya, salah satunya adalah dengan mendongeng (story
telling). Dunia anak adalah dunia bermain dan bercerita. Pustakawan harus
memulainya dari perpustakaan. Untuk anak-anak, metode dalam bercerita atau
mendongeng, dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti menggabungkan
antara bercerita, bermain dan menyanyi. Namun demikian, pemanfaatan layanan
story telling bagi anak-anak belum maksimal dilakukan. Hal ini dikarenakan
kurangnya perhatian pustakawan atau pengelola perpustakaan untuk
3

memaksimalkan pemanfaatan layanan tersebut agar ruang baca anak menjadi


menarik bagi anak-anak.
Berdasarkan isu tersebut, untuk mengoptimalkan hal tersebut, maka
peserta mengambil gagasan “Story Telling untuk Siswa Cerdas”.
A. Tujuan
Tujuan dalam perancangan aktualisasi dan habituasi ini yaitu:
1. Tujuan Umum
a) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Berorientasi
pelayanan
b) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Akuntabel
c) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Kompeten
d) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Harmonis
e) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Loyal
f) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Adaptif
g) Mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN yang Kolaboratif
h) Mampu mengimplementasikan kebijakan Manajemen ASN menuju
Smart ASN.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan minat baca dan minat kunjung pemustaka dari kalangan
peserta didik menjadi lebih meningkat dengan adanya layanan story telling karena
menggunakan metode yang berbeda-beda dalam penyampaiannya. Layanan ini
dimaksudkan untuk memfasilitasi peserta didik dalam meningkatkan minat baca
dan memperkenalkan perpustakaan kepada peserta didik sejak usia dini. Kegiatan
mendongeng ini haruslah memiliki sisi kreatif yang disesuaikan dengan usia anak.
B. Manfaat
Manfaat kegiatan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peserta Latsar CPNS
a) Meningkatkan kemampuan implementasi dari nilai-nilai dasar ASN yang
terkandung dalam sikap Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK).
b) Meningkatkan kebijakan Manajemen ASN menuju Smart ASN.
4

2. Manfaat bagi Instansi


a) Mendukung implementasi Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kabupaten Tana Toraja
b) Meningkatkan mutu pelayanan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Tana Toraja.
c) Meningkatkan kualitas SDM
3. Manfaat bagi masyarakat
a) Peningkatan pelayanan bagi masyarakat
b) Memberikan rasa puas dengan pelayanan yang prima

C. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup dalam penulisan aktualisasi ini adalah tentang kegiatan
story telling pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tana Toraja.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari nilai-nilai dasar (core value) ASN.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2022 sampai


dengan 21 November 2022.

2. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan


Kabupaten Tana Toraja.

Anda mungkin juga menyukai