Anda di halaman 1dari 32

AKTUALISASI

Meningkatkan minat konsumsi sayuran pada siswa usia SD”

Disusun Oleh:
Dodo Juanda, S.P : 1970072422021211001
Dede Sulaeman,S.TP :198003202021211001
Heru Erwanto, S.P :1973060620212110
Sri Astuti, S.Pd :198011042021212001
Siti Nurlatifah,S.pd :198202242021212003
Sri Santi Herliani, S.pd.SD :198009012021212001
Siti Yeni Nuryani, S.Pd :197102192021212001
Sumarni, S.Pd. SD :196801152021212001
Susgiyanti, S.Pd.I :197007302021212003

Coach :Neneng Kurniawati, S.sos.,M.AP


PELATIHAN DASAR

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)

GELOMBANG 3 ANGKATAN VXII KELOMPOK 4


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

BEKERJASAMA DENGAN

PUSDIKAJEN
TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

AKTUALISASI
“Meningkatkan minat konsumsi sayuran pada siswa usia SD”

Gelombang : 3
Angkatan : XVII
Kelompok : 4

Bandung, Nopember 2022


Peserta Orientasi PPPK

Menyetujui
COACH

Drs. Cucu Supriyana, S.Pd.M.Pd


NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegaw
ai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instans
i pemerintah. Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan peme
rintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-u
ndangan. Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syar
at tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaia
n untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan peraturan perundang-undanga


n No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai ASN bertugas melaks
anakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesion
al dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik In
donesia.

Dalam rangka penguatan budaya kerja, Core values yang harus diterapkan oleh se
luruh ASN di instansi pemerintah adalah BerAKHLAK dan Employer Branding ASN ad
alah Bangga Melayani Bangsa. Core values ASN BerAKHLAK sebagaimana dimaksud
adalah Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, Loyal, adaptif, dan kolab
oratif.

Ditinjau dari sudut kesehatan dan gizi siswa usia SD termasuk golongan
masyarakat rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita
kelainan gizi.Pada usia ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif
cepat.Adapun permasalahan yang dihadapi oleh go;ongan siswa SD ini sebagian besar
adalah rendahnya minat konsumsi bahan makanan yang bergizi seperti Sayur sayuran.
1.2. Tujuan

Penyusunan rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk dapat mengaktualisasikan


nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis,
loyal, adaptif dan kolaboratif di lingkungan kerja khususnya pada program
Meningkatkan minat konsumsi sayuran pada siswa usia SD.Selain itu, diharapkan
siswa mau mengkonsumsi sayuran sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembang
fisiknya secara optimal serta mengetahui jenis sayuran.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah siswa mampu
memahami manfaat sayuran bagi tubuh serta mampu mengkonsumsi beberapa jenis
sayuran.
BAB II

PROFIL ORGANISASI SD Negeri Cingcin

2.1 Gambaran Umum

Identitas Satuan Pendidikan


Nama SDN CINGCIN 03

NPSN 20207617

Alamat Jln.Terusan kopo KM 15

Kode Pos 40921

Desa / Kelurahan CINGCIN

Kecamatan / Kota (LN) Kec. Soreang


Kab. / Kota / Negara (LN) Kab. Bandung

Provinsi / Luar Negeri Jawa Barat

Status Sekolah Negeri

Waktu Penyelenggaraan 5 / Sehari Penuh hari

Jenjang Pendidikan SD

2.1.5 Profil SDN Cingcin

SD Negeri Cingcin beralamat di Jln.Terusan kopo KM 15 kecamatan


soreang, , Kab. Bandung, Jawa Barat, dengan kode pos 40921. Serta terletak di d
aerah dataran rendah dengan akses pelayanan menuju gedung pemda sekitar 15
menit dengan menggunakan kendaraan dan dengan ketinggian 800 – 1300 M d
iatas permukaan laut.
2.1 Visi, Misi SD Negeri Cingcin
Visi : “Terwujudnya Sekolah yang Religius, Unggul dalam Prestasi, Berbudaya
Lingkungan dan Berdaya Saing Tinggi”
Misi :
1. Menyelenggarakan Pendidikan yan terintegrasi Imtaq dan Iptek
2. Menumbuh kembangkan perilaku terpuji dan teladan
3. Mewujudkan layanan prima bidang akademik dan non akademik
4. Menyelenggarakan pengembangan SDM sesuai dengan standar nasional
pendidikan
5. Mengembangkan sumber daya manusia yang peduli pada peningkatan kualitas
lingkungan
6. Meningkatkan kerja sama antar warga sekolah dalam mewujudkan sekolah
berbudaya lingkungan
7. Menyelenggarakan penelusuran dan pembinaan SDM berdasarkan minat dan
bakat
8. Meningkatkan budaya kinerja dan berprestasi pada seluruh warga sekolah
9. menyelenggarakan tata kelola sekolah secara mandiri
10. Menyediakan sarana dan prasarna sesuai dengan SNP

2.2 Struktur Organisasi SD Negeri Cingcin


Gambar 2.2 Struktur organisasi

2.3 Nilai-Nilai Dasar Core Value ASN

Tatanan nilai dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah panduan perilaku ba
gi para ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini, nilai-nilai
dasar ASN masih bervariasi di setiap instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. P
ada 27 Juli 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan nilai-nilai dasar (core value
s) dan employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akroni
m “ASN BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Bangga Melayani
Bangsa”.
2.4.1 Berorientasi Pelayanan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan me


menuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Terdapat 3 poin dasar dalam berorientasi
pelayanan dalam nilai dasar BerAKHLAK, diantaranya :

a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat


Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi P
elayanan yang pertama ini diantaranya:

1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia


2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.


Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi P
elayanan yang kedua ini diantaranya:

1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur


2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerinta
h
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
4) Melakukan perbaikan tiada henti.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi P
elayanan yang ketiga ini diantaranya:

1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public

2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan at


au rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratura
n perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pel
ayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan publik,
yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan
public.
Prinsip pelayanan publik yang baik adalah:

a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat, pemeri
ntah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengeval
uasi hasilnya.

b. Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara un
tuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus d
iberi akses yang sebesar- besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengad
uan apabila mereka merasa tidak puas.

c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaran
ya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuh
kan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelaya
nan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Birokrasi wajib mendengarkan a
spirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai klien.

d. Tidak diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan


antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identita
s warga negara, seperti status sosial, pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin
atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya

2.4.2 Akuntabel

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk di
pahami. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat da
ri moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab k
epada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin d
an berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung ja
wab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

a. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel


1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam m
elakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berko
mitmen pula, terhindarnya dari aspek- aspek yang dapat menggagalkan kinerja ya
ng baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga denga
n adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solu
si.
2) Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok inte
rnal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan kor
upsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruh
an.
3) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung t
inggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebija
kan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat membe
rikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
4) Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan ke
wajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setia
p tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab
atas keputusan yang telah dibuat.
Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas instit
usi.
a) Responsibiltas Perseorangan
 Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindaka
n yang telah dilakukan
 Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
 Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b) Responsibilitas Institusi
 Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
 Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan kep
utusan
 Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan ko
mpetensinya
5) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipeliha
ra dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab it
u, ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kr
edibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yan
g akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak aka
n lahir dari hal- hal yang tidak dapat dipercaya.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan ad
anya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapas
itas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewe
nangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlu
kan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu,
adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mem
pertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan we
wenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tent
ang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus
utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja
baik individu maupun organisasi.
9) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebu
ah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapa
inya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kr
edibilitas anggota organisasi.

2.4.3 Kompeten

Kompeten berkaitan erat dengan profesionalisme. Profesionalisme ASN merupak


an aspek penting dalam upaya meningkatkan kualitas layanan publik sesuai dengan age
nda reformasi birokrasi. Untuk itu, pengelolaan ASN yang profesional harus didasarkan
pada kualitas, kompetensi, dan hasil penilaian kinerjanya, sehingga ASN dapat menduk
ung secara optimal kinerja organisasi sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilak
u kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dal
am pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 te
ntang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapa
t diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis ja
batan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit org
anisasi
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinter
aksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wa
wasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi
oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, f
ungsi dan Jabatan.

2.4.4 Harmonis

Perilaku yang harmonis tergambar dengan sikap saling menghargai dan peduli d
engan sesamanya. Terciptanya harmonisasi dalam lingkup organisasi dapat membangun
lingkungan kerja yang kondusif, yang pada akhirnya berefek kepada keberhasilan penca
paian tujuan, tugas dan fungsi organisasi.
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat ker
ja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karya
wan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, da
n kinerja secara keseluruhan. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berda
mpak bagi berbagai bentuk organisasi.
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan te
ntang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuang
an dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan geraka
n separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancama
n bagi persatuan bangsa. Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pa
sal 11 tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
A. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian se
suai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
B. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Mempererat persa
tuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dal
am pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :
A. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, ber
arti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tug
asanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram dilin
gkungan kerjanya dan di masyarakatnya. Sikap netral dan adil juga harus diperlihatk
an oleh PNS dalam event politik lima tahunan yaitu pemilu dan pilkada. Dalam pemi
lu, seorang PNS yang aktif dalam partai politik, atau mencalonkan diri sebagai angg
ota legislative (DPR, DPRD dan DPD), atau mencalonkan diri sebagai kepala daerah,
maka dia harus mundur atau berhenti sementara dari statusnya sebagai PNS. Tuntut
an mundur diperlukan agar yang bersangkutan tidak menyalahgunakan wewenang y
ang dimilikinya untuk kepentingan dirinya dan partai politiknya. Kalau PNS sudah t
erlibat dalam kepentingan dan tarikan politik praktis, maka dia sudah tidak bisa netra
l dan obyektif dalam melaksanakn tugas tugasnya. Situasi ini akan menimbulkan keti
dakpercayaan masyarakat terhadap PNS dan kelembagaan/institusi yang dipimpinny
a.
B. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, denga
n tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok t
ersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai, penyusunan pr
ogram tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya. PNS juga harus memilik
i sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil karena tidak be
rpihak dalam memberikan layanan.
C. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuh
kan pertolongan.
D. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus menja
di tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari problem solver
(pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble maker). Oleh sebab itu ,
setiap ucapan dan tindakannya senantiasa menjadi ikutan dan teladan warganya. Dia
tidak boleh melakukan tindakan, ucapan, perilaku yang bertentangan dengan norma
norma sosial dan susila, bertentangan dengan agama dan nilai local yang berkemban
g di masyarakat.

2.4.5 Loyal
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi p
engelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pem
erintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Em
ployer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimas
ukkan menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan denga
n baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal.

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” ya
ng artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat di
maknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kep
ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang
bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak fak
tor yang mempengaruhinya.Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:

a. Taat pada Peraturan


b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang di
maknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa d
an negara, dengan panduan perilaku:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indon


esia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan peri
laku loyal tersebut di atas yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb” diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau hu
bungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti penga
bdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyaki
nan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan d
alam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalis
me, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu
yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan key
akinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta
tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat
sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemer
dekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyara
kat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun t
enaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan da
n semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:

a. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki


b. Meningkatkan Kesejahteraan
c. Memenuhi Kebutuhan Rohani
d. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
e. Melakukan Evaluasi secara Berkala

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negar
a, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai:

a. Pelaksana kebijakan publik, dengan senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip pentin


g dalam pelaksanaan kebijakan publik sebagai berikut: ASN harus mengutamakan k
epentingan publik dan masyarakat luas dalam mengimplementasikan kebijakan publi
k; ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik,
serta; ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya.
b. Pelayan publik, dengan prinsip ASN harus senantiasa berorientasi kepada kepenting
an publik dan memiliki kapasitas untuk pemberikan pelayanan kepada publik sebaga
i bagian dari unit kerja publik untuk memenuhi kepentingan masyarakat umum atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
c. Perekat dan pemersatu bangsa, dengan prinsip ASN harus mampu bersikap netral da
n adil. Sebab dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, ASN ak
an mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja
dan masyarakatnya sehingga dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan n
egara; ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasikan keberadaan k
elompok tersebut, serta; ASN juga harus mampu menjadi figur dan teladan di lingku
ngan masyarakatnya.
Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perw
ujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagia
n dari Organisasi Pemerintah.

Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah


dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terha
dap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya m
elalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan,
sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalisme
nya kepada bangsa dan negara.
2.3.6 Adaptif

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu m
aupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptif adalah karak
teristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segal
a perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.

Pentingnya sikap adaptif diaktualisasikan untuk :

A. Perubahan Lingkungan Strategis


Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompl
eks dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek administra
si actor, proses-proses kebijakan actor dan penyelenggaraan pemerintahan ke depan.
Dalam kondisi di mana perubahan adalah sesuatu yang konstan, dengan nilai sosial e
konomi masyarakat yang terus bergerak, disertai dengan literasi actor yang juga men
ingkat, maka cara actor actor dalam menyelenggarakan fungsinya juga memerlukan
kemampuan adaptasi yang memadai.
B. Kompetisi di Sektor Publik
Perubahan dalam konteks pembangunan ekonomi antar negara mendorong ad
anya pergeseran peta kekuatan ekonomi, dimana daya saing menjadi salah satu ukur
an kinerja sebuah negara dalam kompetisi global.
Dengan situasi kompetisi, maka pelaku usaha dipaksa untuk menghasilkan kinerja d
an produktivitas terbaik, agar mampu bertahan hidup dari konsekuensi perubahan za
man.
C. Komitmen Mutu
Pelayanan actor yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN di
sektornya masing-masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan be
rbagai tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat. Kurang berkuali
tasnya layanan selalu muncul dalam berbagai bentuk narasi, seperti :
(1) terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan penyelenggaraan peme
rintahan yang tidak efisien;
(2) banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai, sebagai cermin
an ketidak-efektifan roda pemerintahan;
(3) kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan sebatas me
njalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak adanya kreativitas untuk
melahirkan inovasi;
4) masih adanya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu layana ap
aratur, sebagai cerminan penyelenggaraan layanan yang kurang bermutu.
D. Perkembangan Teknologi
Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu perkembangan teknologi seperti art
ificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang lainny
a.
Pada masa di mana teknologi sudah menjadi tulang punggung seluruh business
process di actor bisnis maupun pemerintahan, maka penggunaan metode konvension
al dalam bekerja sudah seyogyanya ditinggalkan. Peralihan ini tidak saja bertumpu p
ada pembangunan infrastruktur teknologi, tetapi juga memastikan SDM, budaya kerj
a, mentalitas, dan yang tidak kalah penting yaitu tingkat aksesibilitas yang memastik
an keadilan bagi warga negara untuk mendapatkan hak pelayanan. Organisasi.
Masyarakat harus beradaptasi terhadap penggunaan internet ini, bukan hanya d
alam hal penggunaannya saja, tetapi juga harus diiringi dengan peningkatan kesadar
an mengenai pentingnya melindungi diri dan organisasi dari kejahatan saiber. Adapt
asi tidak berhenti di kemampuan menggunakan, tetapi juga antisipasi dari konsekuen
si yang mungkin timbul dari pelaksanaan cara-cara baru dalam bekerja dengan tekno
logi.
E. Tantangan Praktek Administrasi Publik
Praktek administrasi actor sebagai pengejawantahan fungsi pelayanan actor oleh neg
ara dan pemerintah selalu berhadapan dengan tantangan yang terus berubah dari wak
tu ke waktu. Tantangan ini menjadi actor yang memaksa pemerintah untuk melakuka
n adaptasi dalam menjalankan fungsinya.
F. Diskusi
(1) Mendiskusikan perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap peny
elenggaraan pemerintahan dan pelayanan public secara menyeluruh.
(2) Mendengarkan pendapat dan pemahaman peserta mengenai pentingnya karaktek
adaptif dalam merespon perubahan lingkungan strategis tersebut.
(3.) Membahas bagaimana perubahan lingkungan strategis terjadi dalam konteks In
donesia, dan bagaimana ASN dapat beradaptasi dengan perubahan dimaksud.
2.3.7 Kolaboratif

Kolaboratif adalah sikap dalam membangun kerjasama yang sinergis, oleh beb
erapa pihak untuk dapat mencapai tujuan bersama. Kolaborasi juga sering dikatakan
meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbe
da dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lai
n dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative governance
menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat per
setujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. Faktor yang mempengaruhi keberhasil
an dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian keku
asaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kol
aborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.

Wujud perilaku kolaboratif ditunjukkan oleh perilaku :

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui da
lam menjalin kolaborasi yaitu:

1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi


2. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait p
ermasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5. Menetapkan outcome antara.
Kolaborasi dari berbagai aspek konseptual Collaborative terdiri dari, collaborativ
e governance, dan Pendekatan Whole of Government (WoG)

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Sanitarian

Berdasarkan Permenkes No 13 Tahun 2015 Tentang Pelayanan Penyelengggaraan K


esehatan Lingkungan di SMPN 1 Ciparay, Tupoksi tenaga sanitarian meliputi :
a. Konseling
b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
c. Intervensi Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan PermenPANRB No 71 Tahun 2021 Uraian kegiatan tugas Jabatan fu


ngsional Tenaga Sanitasi Lingkungan, meliputi :

1. Melakukan pengumpulan data kualitas media lingkungan;


2. Melakukan penyiapan bahan, peralatan, dan uji laboratorium media lingkungan denga
n pengukuran di lapangan;
3. Melakukan pengambilan dan pengiriman sampel media lingkungan untuk rujukan uji
laboratorium;
4. Melakukan tabulasi hasil pemeriksaan di lapangan dan tabulasi hasil pengiriman samp
el rujukan media lingkungan;
5. Melakukan penyiapan bahan materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kualitas med
ia lingkungan;
6. Melakukan peningkatan kualitas media lingkungan dengan berbagai metode atau tekn
ologi.
7. Melakukan identifikasi faktor risiko limbah, sampah, zat kimia berbahaya, pestisida, d
an radiasi
8. Melakukan pengumpulan data pengelolaan limbah, sampah, zat kimia berbahaya, pest
isida, dan radiasi;
9. Melakukan penyiapan bahan, peralatan, dan uji laboratorium pengelolaan limbah, sam
pah, zat kimia berbahaya, pestisida, dan radiasi;
10. Melakukan pengambilan dan pengiriman sampel limbah untuk rujukan uji laboratoriu
m;
11. Melakukan tabulasi hasil pemeriksaan laboratorium lapangan dan tabulasi hasil pengir
iman sampel rujukan limbah; dan
12. Melakukan identifikasi faktor risiko lingkungan vektor dan binatang pembawa penyak
it

2.5 Identifikasi Isu dan Analisa Masalah

2.5.1 Identifikasi Isu


Meningkatkan minat konsumsi sayuran pada siswa usia SD
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat beberapa isu permasalahan, antara lain :
1. Ada sebagian anak yang kurang menyukai makan sayur sayuran
2. Faktor resiko kurang konsumsi sayur pada anak usia SD
3. Kurangnya pemanfaatan limbah plastik di Sekolah
4. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan pertanian

2.5.2 Deskripsi Isu


Adapun deskripsi isu dari empat isu diatas sebagai berikut :
- Lingkungan keluarga (Orangtua jarang memasak sayuran)
- Perlunya kreatifitas orangtua dalam mengolah sayuran
- Masyarakat ( Faktor extern dilingkungan sekitar tempat tinggalnya, seperti teman
sebayanya yang sama sama tidak suka mengkonsumsi sayuran)
- Pendapatan orangtua

Dampak kurangnya mengkonsumsi sayuran:

- Mudah mengalami gangguan pencernaan

- Pendarahan tidak normal

- Meningkatkan resiko kanker dan anemia

Solusi agar siswa dapat mengkonsumsi sayuran dengan cara :

- Melibatkan anak dalam memilih jenis sayuran

- Memperkenalkan sayur dengan cara menyenangkan

- Bentuk kebiasaan makan sayur

Penentuan isu ini berkaitan dengan peran ASN dalam NKRI yaitu pada pel
ayanan publik Penanganan sampah domestik di wilayah kerja SD negeri Cingcin
masih belum optimal. Berdasarkan hasil observasi lapangan kegiatan Kesehatan li
ngkungan , beberapa desa di wilayah SD Negeri Cingcin sampah domestic masya
rakat dikumpulkann dirumah masing-masing , Sebagian masyarakat ada yang me
mbakar sampah tersebut dan ada pula yang membawanya ke pasar. Setelah ditelu
suri dan menanyakan kepada warga sekitar ternyata tidak ada pengangkutan samp
ah rutin yang dilakukan oleh pihak terkait.

Tabel 2.3
Dampak dari Isu sampah domestik apabila tidak terselesaikan

Dampak Isu Pihak Yang Terkena Dampak


Fakor resiko penyebab penyakit berbasis Masyarakat
lingkungan Lintas sektor
Pencemaran Udara Masyarakat

a. Belum optimalnya kegiatan konseling / klinik sanitasi di SD Negeri Cingcin

Penentuan isu ini berkaitkan dengan peran ASN dalam NKRI yaitu pada pelay
an publik dan pelaksana kebijakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 13
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di SD Negeri Cingcin, set
iap puskemas wajib melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan dengan salah satu
kegiatannya adalah konsultasi kesehatan lingkungan/klinik sanitasi.

Tabel 2.4
Dampak dari Isu konseling apabila tidak terselesaikan

Dampak Isu Pihak Yang Terkena Dampak


Meningkatkan kawasan tidak sehat Masyarakat
karena faktor risiko penyakit berba
sis lingkungan yang tidak diindak l
anjuti
Meningkatkan angka kejadian penu Masyarakat
laran penyakit berbasis lingkungan
Meningkatkan resiko penularan pe Masyaraka
nyakit berbasis lingkungan Lintas Sektor
Mengakibatkan peningkatan kasus Petugas SMPN 1 Ciparay
penyakit berbasis lingkungan

b. Belum optimalnya pelaksanaan Inspeksi sanitasi rumah sehat di wilayah SMPN 1


Ciparay

Inspeksi Kesehatan Lingkungan rumah sehat adalah kegiatan pemeriksaan dan


pengamatan rumah secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengaw
asan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan ku
alitas lingkungan yang sehat. Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan berdasark
an hasil Konseling terhadap Pasien dan/atau kecenderungan berkembang atau meluas
nya penyakit dan/atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan. Dikarenak
an belum optimalnya klinik sanitasi tersebut menghambat kenaikan capaian yang kura
ng signifikan, karena belum ada data mendasar .

Tabel 2.5
Dampak dari Isu pelaksanaan Inspeksi sanitasi rumah sehat

Dampak Isu Pihak Yang Terkena Dampak


Fakor resiko penularan penyakit mening Masyarakat
kat Lintas sektor

2.6 Penapisan/ Penetapan Isu masalah

Berdasarkan identifikasi Isu yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis
isu dengan menggunakan penetapan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur dengan mengg
unakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgency menilai seberapa mendes
ak suatu isu untuk dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness menilai seberapa s
erius suatu isu untuk dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth me
nilai seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak di tangani. Penila
ian dengan menggunakan skor dari 1-5 tergantung penilaian dari ketiga unsur tadi.

Tabel 2.4
Penentuan Prioritas Isu / Masalah

No Isu / Masalah Skore Prioritas


U S G Total Masalah
Belum optimalnya penan
1 ganan sampah domestik d 4 3 4 11 II
i wilayah kerja SMPN 1
Ciparay

Belum optimalnya kegiat


2 an konseling / klinik sanit 4 4 5 13 1
asi di SMPN 1 Ciparay

Belum optimalnya pelaks


anaan Inspeksi sanitasi ru
3 3 3 3 9 III
mah sehat di wilayah SM
PN 1 Ciparay

Tabel 2.5
Keterangan Analisis USG

Urgency Seriousness Growth

Paling Mendesak =5 Fatal =5 Sangat Cepat =5

Sangat Mendesak =4 Sangat Gawat =4 Cepat =4

Mendesak =3 Gawat =3 Agak Cepat =3

Biasa =2 Biasa =2 Biasa =2

Tidak Mendesak =1 Tidak Gawat =1 Lambat/Tetap =1

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa isu yang terpilih untuk dilakukan p
enyelesaian yaitu Belum Optimalnya Kegiatan Konseling/Klinik Sanitasi di SMPN 1 Ciparay
Isu tersebut dipilih agar berjalannya kegiatan kesehatan lingkungan dalam gedung agar terca
painya capaian program kesehatan lingkungan serta upaya untuk meningkatkan derajat keseh
atan masyarakat.

2.7 Analisis Akar Masalah Menggunakan Metode Fishbone


Fishbone diagram adalah salah satu metode untuk menganalisa penyebab dari sebuah
masalah atau kondisi . Untuk menemukan akar permasalaha dari isu ‘’Meningkatkan minat
konsumsi sayuran pada siswa usia SD

’’ digunakan metode analisis fishbone.


BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Unit Kerja : SD Negeri Cingcin

Identifikasi : 1. Belum optimalnya peran orangtua terhadap manfaat sayuran bagi


Isu pertumbuhan anak
2. Belum optimalnya kegiatan konseling / sosialisasi di SD Negeri
Cingcin
3. Belum optimalnya pelaksanaan green school di lingkungan Sekolah
Isu yang : Belum optimalnya peran orangtua terhadap manfaat sayuran bagi
diangkat pertumbuhan anak

Gagasan :
Pemecahan
Isu
3.2 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (Berakhlak)

Keterkaitan Subst Keterkaitan Ter


Penguatan Nilai Organ
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil ansi Mata Pelatih hadap Visi-Misi
isasi
an Organisasi
a. Berorientasi pel
ayanan Konsultasi terkait
Melakukan perbai hal-hal untuk me Memberikan pelayanan
kan Akuntabel wujudkan misi da kegiatan berupa
a. Mempersiapkan Melaksanakan tuga ri SDN Cingcin yai sosialisasi ke sekolah da
bahan dan data untuk Mencatat hasil
Konsultasi kegiatan d s dengan jujur, ber tu memberikan p sar secara merata dan b
1 konsul konsultasi deng
engan mentor tanggung jawab, di elayanan kegiatan erkualitas kepada siswa
b. Mencatat saran dan an mentor
masukan dari mentor siplin dan berintegr sosialisasi dasar y tata nilai tersebut masu
itas ang merata dan b k dalam berorientasi pel
b. Kompeten erkualitas kepada ayanan
Menyiapkan bahan siswa
diskusi
a. Koordinasi dengan
Kepala SDN Cingcin, terkait hal-hal unt
Mentor, Pemegang P a. KAK dan SOP a. Kompeten uk mewujudkan
rogram serta Petugas b. Jadwal dan al Meningkatkan kom misi dari SDN Menyusun Kerangka acu
Menyusun kerangka
Pelayanan ur kegiatan pel petensi diri dengan Cingcin yaitu me an , sop dan jadwal
acuan kegiatan, SOP,
b. Menyusun KAK da ayanan cara belajar dan m mberikan pelayan kegiatan sosialisasi go
2 dan jadwal pelayanan
n SOP dengan cermat sosialisasi elaksanakan tugas an kegiatan green , yang berdasarka
kegiatan sosialisasi go
dan teliti berdasarkan kegiatan go terbaik sosialisasi dasar y n tatanan nilai kompete
green di sekolah
hasil kesepakatan de green di b. Adaptif ang merata dan b n dan adaptif
ngan kepala SDN sekolah Terus berinovatif erkualitas kepada
Cingcin dan petugas l siswa
ayanan
a. Siswa
mengenal dan
mengetahui
cara menanam Membuat alur pelayana
sayuran. n kegiatan sosialisasi go
a. Koordinasi dengan b. Siswa Siswa sekolah green di sekolah , denga
Membuat alur kegia kepala SDN Cingcin mengetahui a. Akuntabel dasar mengenal n nilai nilai yang terkand
3
tan dan petugas pelayana cara Cermat dan disiplin manfaat sayuran ung salah satunya adala
n pemanfaatan bagi tubuh h siswa dapat
barang memahami manfaat
bekas/sampah jenis sayuran .
menjadi lebih
berharga
C.
a. Terlaksanany
a
kegiatan
Sosialisasi kegiata Siswa sekolah
sosialisasi kepa a. Akuntabel
npemanfaatan a. Melakukan koordin dasar
da Bertanggung jawa Sosialisasi Kegiatan go
pekarangan Sekolah asi dengan kepaa mamemanfaatka
4 lintas program b, disiplin, green yang dilandasi Ak
SDN Cingcin dengan SDN Cingcin untuk n limbah plastik
dan b. Adaptif untabilitas dan adaptif
penanaman sayuran melakukan sosialisasi sebagai media
petugas Terus berinovasi
semusim tanam
penyuluh
pertanian
lapangan

Anda mungkin juga menyukai