Disusun Oleh:
Dodo Juanda, S.P : 1970072422021211001
Dede Sulaeman,S.TP :198003202021211001
Heru Erwanto, S.P :1973060620212110
Sri Astuti, S.Pd :198011042021212001
Siti Nurlatifah,S.pd :198202242021212003
Sri Santi Herliani, S.pd.SD :198009012021212001
Siti Yeni Nuryani, S.Pd :197102192021212001
Sumarni, S.Pd. SD :196801152021212001
Susgiyanti, S.Pd.I :197007302021212003
BEKERJASAMA DENGAN
PUSDIKAJEN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
AKTUALISASI
“Meningkatkan minat konsumsi sayuran pada siswa usia SD”
Gelombang : 3
Angkatan : XVII
Kelompok : 4
Menyetujui
COACH
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegaw
ai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instans
i pemerintah. Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan peme
rintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-u
ndangan. Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syar
at tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaia
n untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Dalam rangka penguatan budaya kerja, Core values yang harus diterapkan oleh se
luruh ASN di instansi pemerintah adalah BerAKHLAK dan Employer Branding ASN ad
alah Bangga Melayani Bangsa. Core values ASN BerAKHLAK sebagaimana dimaksud
adalah Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, Loyal, adaptif, dan kolab
oratif.
Ditinjau dari sudut kesehatan dan gizi siswa usia SD termasuk golongan
masyarakat rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita
kelainan gizi.Pada usia ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif
cepat.Adapun permasalahan yang dihadapi oleh go;ongan siswa SD ini sebagian besar
adalah rendahnya minat konsumsi bahan makanan yang bergizi seperti Sayur sayuran.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah siswa mampu
memahami manfaat sayuran bagi tubuh serta mampu mengkonsumsi beberapa jenis
sayuran.
BAB II
NPSN 20207617
Jenjang Pendidikan SD
Tatanan nilai dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah panduan perilaku ba
gi para ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini, nilai-nilai
dasar ASN masih bervariasi di setiap instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. P
ada 27 Juli 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan nilai-nilai dasar (core value
s) dan employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akroni
m “ASN BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Bangga Melayani
Bangsa”.
2.4.1 Berorientasi Pelayanan
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan publik,
yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan
public.
Prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat, pemeri
ntah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengeval
uasi hasilnya.
b. Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara un
tuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus d
iberi akses yang sebesar- besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengad
uan apabila mereka merasa tidak puas.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaran
ya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuh
kan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelaya
nan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Birokrasi wajib mendengarkan a
spirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai klien.
d. Tidak diskriminatif
2.4.2 Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk di
pahami. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat da
ri moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab k
epada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin d
an berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung ja
wab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
2.4.3 Kompeten
2.4.4 Harmonis
Perilaku yang harmonis tergambar dengan sikap saling menghargai dan peduli d
engan sesamanya. Terciptanya harmonisasi dalam lingkup organisasi dapat membangun
lingkungan kerja yang kondusif, yang pada akhirnya berefek kepada keberhasilan penca
paian tujuan, tugas dan fungsi organisasi.
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat ker
ja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karya
wan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, da
n kinerja secara keseluruhan. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berda
mpak bagi berbagai bentuk organisasi.
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan te
ntang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuang
an dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan geraka
n separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancama
n bagi persatuan bangsa. Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pa
sal 11 tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
A. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian se
suai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
B. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Mempererat persa
tuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dal
am pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :
A. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, ber
arti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tug
asanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram dilin
gkungan kerjanya dan di masyarakatnya. Sikap netral dan adil juga harus diperlihatk
an oleh PNS dalam event politik lima tahunan yaitu pemilu dan pilkada. Dalam pemi
lu, seorang PNS yang aktif dalam partai politik, atau mencalonkan diri sebagai angg
ota legislative (DPR, DPRD dan DPD), atau mencalonkan diri sebagai kepala daerah,
maka dia harus mundur atau berhenti sementara dari statusnya sebagai PNS. Tuntut
an mundur diperlukan agar yang bersangkutan tidak menyalahgunakan wewenang y
ang dimilikinya untuk kepentingan dirinya dan partai politiknya. Kalau PNS sudah t
erlibat dalam kepentingan dan tarikan politik praktis, maka dia sudah tidak bisa netra
l dan obyektif dalam melaksanakn tugas tugasnya. Situasi ini akan menimbulkan keti
dakpercayaan masyarakat terhadap PNS dan kelembagaan/institusi yang dipimpinny
a.
B. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, denga
n tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok t
ersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai, penyusunan pr
ogram tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya. PNS juga harus memilik
i sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil karena tidak be
rpihak dalam memberikan layanan.
C. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuh
kan pertolongan.
D. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus menja
di tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari problem solver
(pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble maker). Oleh sebab itu ,
setiap ucapan dan tindakannya senantiasa menjadi ikutan dan teladan warganya. Dia
tidak boleh melakukan tindakan, ucapan, perilaku yang bertentangan dengan norma
norma sosial dan susila, bertentangan dengan agama dan nilai local yang berkemban
g di masyarakat.
2.4.5 Loyal
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi p
engelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pem
erintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Em
ployer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimas
ukkan menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan denga
n baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” ya
ng artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat di
maknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kep
ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang
bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak fak
tor yang mempengaruhinya.Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negar
a, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai:
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu m
aupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptif adalah karak
teristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segal
a perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Kolaboratif adalah sikap dalam membangun kerjasama yang sinergis, oleh beb
erapa pihak untuk dapat mencapai tujuan bersama. Kolaborasi juga sering dikatakan
meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbe
da dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lai
n dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative governance
menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat per
setujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. Faktor yang mempengaruhi keberhasil
an dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian keku
asaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kol
aborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Penentuan isu ini berkaitan dengan peran ASN dalam NKRI yaitu pada pel
ayanan publik Penanganan sampah domestik di wilayah kerja SD negeri Cingcin
masih belum optimal. Berdasarkan hasil observasi lapangan kegiatan Kesehatan li
ngkungan , beberapa desa di wilayah SD Negeri Cingcin sampah domestic masya
rakat dikumpulkann dirumah masing-masing , Sebagian masyarakat ada yang me
mbakar sampah tersebut dan ada pula yang membawanya ke pasar. Setelah ditelu
suri dan menanyakan kepada warga sekitar ternyata tidak ada pengangkutan samp
ah rutin yang dilakukan oleh pihak terkait.
Tabel 2.3
Dampak dari Isu sampah domestik apabila tidak terselesaikan
Penentuan isu ini berkaitkan dengan peran ASN dalam NKRI yaitu pada pelay
an publik dan pelaksana kebijakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 13
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di SD Negeri Cingcin, set
iap puskemas wajib melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan dengan salah satu
kegiatannya adalah konsultasi kesehatan lingkungan/klinik sanitasi.
Tabel 2.4
Dampak dari Isu konseling apabila tidak terselesaikan
Tabel 2.5
Dampak dari Isu pelaksanaan Inspeksi sanitasi rumah sehat
Berdasarkan identifikasi Isu yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis
isu dengan menggunakan penetapan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur dengan mengg
unakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgency menilai seberapa mendes
ak suatu isu untuk dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness menilai seberapa s
erius suatu isu untuk dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth me
nilai seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak di tangani. Penila
ian dengan menggunakan skor dari 1-5 tergantung penilaian dari ketiga unsur tadi.
Tabel 2.4
Penentuan Prioritas Isu / Masalah
Tabel 2.5
Keterangan Analisis USG
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa isu yang terpilih untuk dilakukan p
enyelesaian yaitu Belum Optimalnya Kegiatan Konseling/Klinik Sanitasi di SMPN 1 Ciparay
Isu tersebut dipilih agar berjalannya kegiatan kesehatan lingkungan dalam gedung agar terca
painya capaian program kesehatan lingkungan serta upaya untuk meningkatkan derajat keseh
atan masyarakat.
RANCANGAN AKTUALISASI
Gagasan :
Pemecahan
Isu
3.2 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (Berakhlak)