Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut undang-undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
(PPK) untuk menduduki jabatan pemerintahan. Namun sebelum menjadi seorang PNS,
seseorang yang lolos seleksi pengadaan PNS terlebih dahulu diangkat menjadi Calon PNS
(CPNS) dan wajib menjalani masa percobaan. Masa percobaan dilaksanakan melalui proses
pelatihan dasar (Latsar) CPNS yang terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Peserta latsar CPNS Tahun 2019 ditugaskan  untuk merancang aktualisasi nilai-nilai
dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisma, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) dan mengaktualisasikan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya pelatihan
tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional dan berkarakter serta dapat
menjalankan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan
perekat dan pemersatu bangsa. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen ASN.
Pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III yang
penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I,II dan
III. Dalam penyelenggaraan pelatihan dasar peserta diharapkan mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yang nantinya akan diaktualisasikan
dalam kegiatan-kegiatan yang mengacu pada isu aktual pada unit kerjanya sehingga menjadi
proses habituasi. Habituasi diartikan sebagai sebuah proses pembiasaan dengan sesuatu
penyesuaian supaya menjadi terbiasa (terlatih) melakukan sesuatu yang bersifat instrinsik
pada lingkungan kerja. Proses habituasi dan aktualisasi ini nantinya akan bermanfaat bagi
diri sendiri, unit kerja maupun masyarakat sehingga dapat menghasilkan sosok PNS yang
mampu menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik yang baik.
Sebagai PNS yang bertugas di dunia pendidikan, guru memiliki peran penting yakni
mempersiapkan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan untuk menyongsong
pembangunan bangsa. Namun, seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
sehari-hari di sekolah tak lepas dari berbagai isu permasalahan. Selain itu juga terdapat
beberapa kasus dimana guru belum optimal dalam menyampaikan materi pelajaran yang
diampunya. Penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik dan kurang bervariatif
sehingga menyebabkan minat belajar dan motivasi belajar peserta didik menjadi rendah.
Dengan rendahnya minat peserta didik maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik tidak
akan serius dalam memahami materi dan berdampak pada pemahaman konsep
matematikanya menjadi rendah. Begitu juga dengan yang dihadapi penulis selama mengajar
mata pelajaran matematika dikelas XI MIPA SMA Negeri 1 Botomuzoi.
Selama lebih kurang dua bulan mengajar, penulis menemukan bahwa peserta didik
khususnya di kelas XI MIPA belum menguasai konsep dasar matematika yang harusnya
sudah mereka kuasai di jenjang pendidikan SD dan juga SMP. Ketidakpahaman peserta
didik akan konsep dasar tersebut menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami
konsep matematika yang lebih kompleks. Rendahnya pemahaman peserta didik akan konsep
matematika ini diakibatkan oleh kurang menariknya pembelajaran matematika. Siswa sudah
terlebih dahulu menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, peserta didik
yang kurang termotivasi untuk belajar matematika, dan model pembelajaran yang kurang
menarik dan masih berpusat kepada guru sehingga kurangnya partisipasi ataupun keaktifan
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Permasalahan-permasalahan tersebut jika terus
berlanjut akan berpengaruh kepada hasil belajar matematika peserta didik, sehingga perlu
dilakukannya usaha untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan tersebut.
Setelah mengidentifikasi masing-masing isu, dinilai dari sudut urgensi dan
mendasar, maka penulis memilih isu tentang kurang menariknya pembelajaran matematika.
Oleh sebab itu, dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, penulis
mempersembahkan Laporan Rancangan Aktualisasi ini sebagai hasil dari pelatihan dasar
yang diterima penulis dan akan di terapkan pada saat aktualisasi dengan judul “Rancangan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di SMA Negeri 1
Botomuzoi Kabupaten Nias”.

2
1.2 Visi, Misi, Nilai dan Tupoksi Organisasi
1.2.1 Profil SMA Negeri 1 Botomuzoi
1 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BOTOMUZOI
2 NPSN : 10258336
3 Jenjang Pendidikan : SMA
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Desa Hili’waele
RT / RW : 0 / 0
Kode Pos : 22800
Desa/Kelurahan : Hili’waele I
Kecamatan : Botomuzoi
Kabupaten/Kota : Nias
Provinsi : Sumatera Utara
Negara : Indonesia
6 Nama Kepala Sekolah : Sama’aro Laoli, S.Pd
NIP : 197104142001121002
Pangkat/Golongan : Pembina/ IVa
Pendidikan : Sarjana

1.2.2 VISI
Mewujudkan generasi, berilmu pengetahuan, kreatif, berkualitas dan
bertanggungjawab yang dilandasi iman dan taqwa.

1.2.3 MISI
1. Meningkatkan dan mengefektifkan kegiatan belajar mengajar
2. Meningkatkan SDM guru dengan pelatihan-pelatihan MGMP
3. Menegakkan disiplin pada setiap warga sekolah
4. Memberikan les tambahan/bimbingan belajar secara efektif di luar jam belajar
untuk semua mata pelajaran yang diUN-kan
5. Membantu dan mendorong siswa untuk lebih mengenal diri dan potensi yang
dimilikinya sehingga dapat berkembang secara maksimal

3
6. Mendorong dan memotivasi siswa agar unggul dan berprestasi dalam belajar
dan mengikuti setiap perlombaan yang dilaksanakan dinas pendidikan maupun
lembaga pendidikan lainnya.
7. Mengikuti kegiatan-kegiatan lomba mata pelajaran baik ditingkat kecamatan,
kabupaten maupun provinsi.
8. Mengikuti kegiatan lomba olimpiade sains.
9. Merayakan hari-hari besar keagamaan.
10. Memotivasi siswa untuk berprestasi, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.

1.2.4 Nilai Organisasi


Kementerian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) telah merumuskan 18
nilai dasar pendidikan karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik
sebagai upaya dalam membangun karakter bangsa. Berikut ini 18 pendidikan
karakter menurut KEMENDIKNAS :

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.

4
9. Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan : Disebut juga dengan Nasionalisme adalah cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku yang menunjukkan rasa
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Komunikatif : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
14. Cinta damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
15. Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

5
1.2.5 Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi SMA Negeri 1 Botomuzoi dapat dilihat pada
struktur berikut ini:

1.2.6 Tugas, Pokok, dan Fungsi


Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dan UU Guru
dan Dosen No 14 tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008,
dijelaskan bahwa tugas guru yaitu:

1. Membuat perangkat pengajaran


a. Analisis mata pelajaran
b. Program tahunan/semester
c. Program rencana pembelajaran
d. Program mingguan guru
e. Program perbaikan, pengayaan dan remedial

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

6
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,ulangan umum
dan ujian akhir
4. Melaksanakan program perbaikan, pengayaan dan remedial
5. Melaksanakan analisis ulangan harian
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya
8. Membuat alat bantu mengajar/ alat peraga
9. Mengikuti kegiatan pengembangan permasyarakatan kurikulum
10. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
11. Menumbuh kembangsan sikap menghargai seni
12. Melaksanakan tugas tertentu disekolah (PKS, wali kelas dll)
13. Mengadakan pengembangan program pengajaran menjadi tanggungjawabnya
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur kebersihan ruangan kelas dan ruang praktikum
16. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya

1.3 Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guru di SMA Negeri 1 Botomuzoi ditemukan
beberapa permasalahan yang menjadi penghambat kinerja. Adapun permasalahan yang
terjadi adalah kurang menariknya pembelajaran matematika, hal ini disebabkan proses
belajar mengajar yang masih berpusat kepada guru tanpa adanya upaya untuk meningkatkan
partisipasi aktif ataupun aktifitas belajar peserta didik. Rendahnya keaktifan peserta didik
dapat berdampak pada kurangnya kemampuan mereka dalam mengkontruksi sendiri materi
matematika yang akan mereka pelajari. Peserta didik tidak akan terbiasa menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematika sehingga akan sulit mengerjakan soal-soal
matematika. Hal tersebut selanjutnya akan berakibat pada rendahnya hasil belajar
matematika. Tidak adanya kegiatan atau upaya untuk mengatur dan mengelola
pembelajaran agar tercipta proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan.
Adapun isu permasalahan sebagai berikut:
1. Terbatasnya media pembelajaran.
2. Kurang menariknya pembelajaran matematika di kelas XI MIPA.

7
3. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep dasar matematika peserta didik di kelas XI
MIPA
Dari isu/masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya penyelesaian masalah yang
bisa dilakukan melalui kegiatan – kegiatan yang kreatif yang memiliki nilai – nilai profesi
ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
ditambah lagi Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of Government dan tidak
melanggar peraturan perundang – undangan yang telah ditetapkan.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.1 Manfaat
Dalam penyusunannya, Laporan Rancangan Kegiatan Aktualisasi ini memiliki
beberapa manfaat pada penulis, rekan guru, sekolah dan masyarakat, yaitu:
1. Penulis
a. Terselesaikannya tugas akhir Pelatihan Dasar CPNS golongan III
b. Terinternalisasinyadan teraktualisasinya nilai – nilai dasar ASN
2. Rekan Guru
a. Terjadinya peningkatan kinerja guru melalui internalisasi dan aktualisasi nilai
dasar ASN
3. Sekolah
a. Tercapainya visi dan misi sekolah
b. Terjadinya peningkatan rasa kepercayaan masyarakat kepada sekolah
4. Masyarakat
a. Terciptanya layanan pendidikan yang berkualitas
b. Terjalinnya kerjasama yang baik antara masyarakat dan sekolah

1.4.2 Tujuan
Adapun Laporan Rancangan Kegiatan Aktualisasi ini memiliki beberapa tujuan
yang hendak dicapai, yaitu:
1. Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar profesi ASN dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat
2. Meningkatkan pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran

8
3. Mengembangkan kompetensi guru dalam menyelesaikan sebuah masalah di
lingkungan organisasi dengan metode yang inovatif dan terbaru.

9
10

BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Berdasarkan permasalahan yang muncul dilapangan khususnya di SMA
Negeri 1 Botomuzoi, maka teridentifikasilah masalah diantaranya sebagai
berikut :
1. Terbatasnya media pembelajaran.
2. Kurang menariknya pembelajaran matematika di kelas XI MIPA
3. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep dasar matematika peserta
didik di kelas XI MIPA

Tabel.2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS


No Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1 Terbatasnya media Pelayanan Publik Peserta didik tidak terbiasa
pembelajaran. belajar dengan alat peraga
matematika, dan belum
tersedianya media elektronik
di sekolah
2 Kurang menariknya Pelayanan Publik, Proses belajar mengajar yang
pembelajaran Manajemen ASN kurang bervariasi dan
matematika di kelas XI cenderung monoton.
MIPA
3 Rendahnya kemampuan Pelayanan Publik Peserta didik terbiasa
pemahaman konsep menghapal rumus tanpa
dasar matematika di memahami konsepnya
kelas XI MIPA dengan benar.
Sumber: Data Olahan
Selanjutnya terhadap isu yang telah diidentifikasi diatas, penulis akan
menguji isu tersebut dengan menggunakan alat bantu penilaian kriteria isu,
aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayakan.
Tabel.2.2 Penilaian Kriteria Isu
N Isu Kriteria Isu Keterangan
o A K P K
1 Terbatasnya media pembelajaran √ √ √ √ Memenuhi
matematika
2 Kurang menariknya pembelajaran √ √ √ √ Memenuhi
matematika di kelas XI MIPA
3 Rendahnya kemampuan √ √ √ √ Memenuhi
pemahaman konsep dasar
matematika di kelas XI MIPA
Sumber: Data Olahan
Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, 3
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktual
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Kekhalayakan
Isu yang menyangkut orang banyak.
c. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
d. Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.

2.2 Analisis Isu


Analisis ini dilakukan menggunakan teknik analisis USG dengan
skala likert. Teknis analisis isu menggunakan metode USG merupakan salah
satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya adalah dengan menentukan tingkat Urgency (urgensi), Seriousness
(keseriusan), dan Growth (perkembangan isu apabila tidak segera

11
diselesaikan) dengan menentukan skala 1 (satu) – 5 (lima). Isu yang memiliki
skor tertinggi adalah Core Issue (Isu Prioritas).
1. Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Analisis isu dengan teknik USG ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2. Analisis Isu menggunakan teknik USG dengan skala likert
No Isu Aktual U S G Jumlah Rangking

1 Terbatasnya media 3 3 4 10 IV
pembelajaran matematika
2 Kurang menariknya 4 5 5 14 I
pembelajaran matematika di
kelas XI MIPA
3 Rendahnya kemampuan 4 4 4 12 II
pemahaman konsep dasar
matematika di kelas XI MIPA

Tingkatan analisis isu melalui USG sebagai berikut:


Nilai Keterangan
5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak
4 Urgent/Serius/Mendesak
3 Sedang Urgent/Serius/Mendesak
2 Rendah Urgent/Serius/Mendesak
1 Sangat Rendah Urgent/Serius/Mendesak
Sumber: Data Olahan

12
2.3 Penetapan Isu Terpilih dan Analisis Dampaknya
Berdasarkan hasil analisis dengan teknik analisis USG maka isu yang
ditetapkan untuk diangkat adalah kurang menariknya pembelajaran
matematika di kelas XI MIPA.
Setelah mengidentifikasi isu-isu yang terjadi di SMA Negeri 1
Botomuzoi dan memilih satu isu yang akan dijadikan bahan aktualisasi di
sekolah, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dampak dari
isu terpilih tersebut. Dampak dari isu kurang menariknya pembelajaran
matematika di kelas XI MIPA sebagai berikut:
 Peserta didik menjadi acuh tak acuh dalam mempelajari matematika
 Tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai karena peserta didik tidak
menerima pembelajaran dengan maksimal.
 Peserta didik menjadi kurang bersemangat dalam belajar matematika
 Hasil belajar tidak akan sesuai dengan target KKM.
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan
Dari analisa yang telah dilakukan terhadap semua isu yang diangkat,
maka Dari penjelasan analisis penetapan isu diatas maka ditetapkan gagasan
kegiatan yang kemudian dijelaskan pada rancangan aktualisasi pada Bab III.
Adapun gagasan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isu adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Sumber Kegiatan

No Isu-isu Gagasan Kegiatan Sumber


Kegiatan
1. Kurang 1. Menyusun RPP dengan model Inisiatif
menariknya pembelajaran “make a match” sendiri
pembelajaran
matematika di 2. Pembelajaran dengan membuat Inisiatif
kelas XI MIPA jari trigonometri sendiri

3. Menyanyikan lagu trigonometri Inisiatif

13
sendiri

4. Melakukan cerdas cermat Inisiatif


trigonometri sendiri

Inisiatif
5. Melakukan evaluasi dengan sendiri
mengerjakan Lembar Kegiatan
Peserta Didik

2.5 Role Model


BIODATA
Nama : Togi Tamba, S.Pd
Tempat/ Tanggal Lahir : Simpang Muara, 06 - 08 - 1959
Jabatan : Guru SD
NIP : 19590806 198603 1 009
Pangkat/golongan : Pembina Tk. I /IVb
Alamat : Jalur II Jambak
Kecamatan : Luhak Nan Duo
Kabupaten : Pasaman Barat
Provinsi : Sumatera Barat
Beliau menjadi sosok role model bagi penulis karena beliau adalah guru
sekaligus orangtua yang memberikan inspirasi kepada penulis. Beliau
membimbing penulis untuk memahami konsep dan sistematis dalam mengerjakan
permasalahan matematika dasar. Beliau orang yang memiliki kedisiplinan yang
tinggi, kreatif, sangat ramah kepada siswa/i nya, dan sering memberikan
motivasi kepada penulis. Beliau juga orang yang memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi dan mau mempelajari sesuatu hal yang baru.

14
15

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 NILAI –NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


Nilai – nilai dasar yang terkandung didalam PNS/ASN yang Profesional
yaitu terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi serta ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
Whole Of Government. Sebagai Aparatur Sipil Negara terkait dengan fungsinya
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik yang berintegritas serta
pemersatu bangsa dan negara. Untuk penjelasan dari nilai – nilai tersebut sebagai
berikut :
1.

1.1.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain :
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adapun 9 nilai – nilai dasar yang harus diperhatikan dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, yaitu:
1. Kepemimpinan; 4. Tanggung jawab; 7. Keseimbangan;
2. Transparansi; 5. Keadilan; 8. Kejelasan;
3. Integritas; 6. Kepercayaan; 9. Konsistensi.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan Publik, Bangsa dan Negara. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa:

1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa


dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika Publik adalah refleksi atas standar atau norma yang menentukan baik
buruk, benar salah, tindakan, keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagai mana tercantum dalam undang-


undang ASN, yaitu sebagai berikut:

1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideology Negara Pancasila


2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara KesatuanRepublik
Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

16
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil.Komitmen mutu mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu adalah:

1. Efektif; 3. Kreatif; 5. Mutu.


2. Efisien; 4. Inovatif;

3.1.5 Anti Korupsi


Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara dan
masyarakat.Tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
gratifikasi.Subjek korupsi adalah setiap individu, penyeenggara Negara (ASN).
Korupsi dapat terjadi karena objek yang mendukung seperti : janji, kesempatan,
kemudahan, dan kekayaan Negara.

17
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah:

1. Jujur; 4. Disiplin; 7. Sederhana;


2. Peduli; 5. Tanggung jawab; 8. Berani;
3. Mandiri; 6. Kerja keras; 9. Adil

3.2 Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam


Pemerintahan dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan
sebuah Negara berada dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh
setiap ASN dalam mendukung perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin
berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran Hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.

Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia berdasarkan Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik;

2. Pelayan publik;

3. Perekat dan pemersatu bangsa.

Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh


tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

3.2.1 Whole Of Gaverment

1) Pengertian Whole Of Goverment

18
Whole of goverment adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang mentarukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, menejemen program dan
pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah yaitu sebagai berikut :
a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan
integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai
penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor lain,
atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak beriringan,
malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh. Masing-masing
sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari lainnya.
c) Adanya Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorongadanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
sebuah upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor
guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi
sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan yang lebih
mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan.

2) Praktek Wog
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :
a) Penguatan koordinasi antar lembaga

19
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.Dengan jumlah lembaga yang
rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

b) Membentuk lembaga koordinasi khusus


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
menkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG.
Lembaga koordinasi ini biasannya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya,
c) Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di uar strukur formal, yang sidatnya tidak permanen. Pembentukan
gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat
dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkunga formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d) Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.
3) Tantangan dalam Praktek WoG
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan Wog ditataran praktek
antara lain sebagai berkut :
a) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapastias ini bisa menjadi kendala serius ketia pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi
penggabungan SDMdengan kualifikasi yang berbeda.
b) Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan
kelembagaan.

20
c) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisaisi serta meramu SDM yang
tersedia guna mencaoau tujuan yang diharapkan.

c.2.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah penegelolaaan ASN untuk manghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politk, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharpkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU NO.5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegwai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pewagai ASN secara menetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional.

Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat


tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu
tertentu dalam melaksanakan tugas pemerintahan.

2. Hak dan Kewajiban ASN


Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :

PNS berhak memperoleh :

21
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Pengembangan kompetensi;
5. Perlindungan; dan
Sedangkan PPPK berhak memperoleh :

1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas


2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:

1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum

Kewajiban ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang; 
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; 
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggungjawab; 
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; 

22
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c.2.3 Pelayanan Publik


Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat, baik itu merupakan layanan civil maupun layanan
publik.Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu
hak.Ia melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok
(organisasi), dan dilakukan secara universal. 

Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa
saja yang berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang
tugasnya menyelenggarakan pelayanan.”Tugas pemerintah adalah untuk melayani
dan mengatur masyarakat. Tugas pelayan lebih menekankan kepada
mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat
waktu proses pelaksanaan urusan publik

c.3 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai
dengan nilai – nilai dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government yang akan diaktualisasikan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di SMA Negeri 1
Botomuzoi. Adapun rancangan aktualisasi yang akan di implementasikan adalah
sebagai berikut:

Adapun kegiatannya sebagai berikut:


1. Menyusun RPP dengan model pembelajaran “make a match”
2. Pembelajaran dengan membuat jari trigonometri
3. Menyanyikan lagu trigonometri

23
4. Melakukan cerdas cermat trigonometri
5. Melakukan evaluasi dengan mengerjakan Lembar Kegiatan Peserta Didik

24
RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Botomuzoi, Kabupaten Nias


Identifikasi isu :
1. Terbatasnya media pembelajaran matematika
2. Kurang menariknya pembelajaran matematika di kelas XI MIPA
3. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep dasar matematika di kelas XI MIPA
Isu Yang Diangkat :
Kurang menariknya pembelajaran matematika di kelas XI MIPA

Gagasan Pemecahan Isu :


Mengoptimalkan model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran untuk materi
Trigonometri di kelas XI MIPA

Tabel 3.1 Rancangan aktualisasi


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Menyusun 1. Meminta ijin  Adanya RPP.  Saya mencari, Dengan Dengan


kepada kepala  Adanya soal mengumpulkan, dilaksanakannya dilaksanakannya
RPP dengan
sekolah dan wali dan kartu dan memilih kegiatan make a kegiatan make a
model kelas XI MIPA jawaban. match, maka misi match, maka
sumber-sumber
2. Mempersiapkan  Peserta didik no.5 “membantu dan nilai organisasi
pembelajaran atau referensi
RPP melakukan mendorong siswa kreatif, kerja
“make a pembelajaran secara akurat, keras,
3. Mempersiapkan untuk lebih
“make a efisien, dan valid komunikatif,
match” bahan yang akan mengenal diri dan
match” untuk digunakan tanggung jawab
digunakan potensi yang akan dapat
dalam kegiatan
4. Menyiapkan kartu dimilikinya sehingga

25
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

yang berisi soal (Komitmen dapat berkembang diperkuat.


dan kartu jawaban. Mutu) secara maksimal”
5. Menjelaskan  Saya akan dapat terwujud.
kepada peserta mempersiapkan
didik permainan alat dan bahan
make a match. yang diperlukan
6. Membagikan kartu
tanpa memungut
kepada separuh
biaya dari siswa
peserta didik yang
(Anti korupsi)
akan mendapatkan
soal dan separuh  Saya akan
peserta didik akan membuat kartu
mendapatkan kartu berisikan soal dan
berisi jawaban. jawaban secara
7. Mengarahkan kreatif dalam
kepada peserta merancangnya
didik untuk (Komitmen
memikirkan Mutu)
jawaban dari soal  Saya akan
yang diberikan dan membimbing
mencari jawaban siswa dengan adil
yang ada pada
dan tidak
peserta didik
membeda-bedakan
lainnya.
latar belakang
8. Peserta didik

26
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

mencari siswa
pasangannya dan (Nasionalisme)
diarahkan untuk  Saya akan penuh
duduk berdekatan. tanggung jawab
9. Mengulangi memberikan
kegiatan dengan arahan kepada
memberikan kartu
peserta didik yang
soal kepada peserta
masih mengalami
didik yang
kesulitan dalam
mendapatkan kartu
jawaban menyelesaikan
sebelumnya. soal
(Akuntabilitas)
2 Pembelajaran 1. Mempersiapkan  Jari  Saya akan Dengan Dengan
alat dan bahan trigonometri mempersiapkan
dengan terlaksananya terlaksananya
yang diperlukan  Terlaksananya alat dan bahan
membuat jari 2. Membuat jari pembelajaran kegiatan kegiatan
yang diperlukan
trigonometri trigonometri yang membuat pembelajaran pembelajaran
tanpa memungut
3. Membagi bahan peserta didik
tertarik untuk biaya dari siswa menggunakan jari menggunakan
kepada peserta
mempelajari (Anti korupsi)
didik trigonometri, maka jari trigonometri,
materi  Saya akan melihat
4. Menjelaskan cara misi sekolah nomor maka nilai
trigonometri. contoh dan
membuat dan
memakai membuat jari 10 “memotivasi organisasi
trigonometri trigonometri yang siswa untuk kreatif, kerja

27
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
5. Peserta didik kreatif berprestasi, kreatif, keras,
membuat jari (Komitmen inovatif dan komunikatif,
trigonometri Mutu)
6. Peserta didik bertanggungjawab”, tanggung jawab,
 Dalam
diminta untuk pelaksanaan dan visi sekolah rasa ingin tahu
mencari nilai dari pembelajaran saya
“mewujudkan akan dapat
trigonometri akan
menggunakan jari mengarahkan generasi, berilmu diperkuat.
trigonometri peserta didik
pengetahuan, kreatif,
7. Membimbing anak tanpa membeda-
yang kesulitan bedakan latar berkualitas dan
menjelaskan cara belakang mereka
bertanggungjawab
(Nasionalisme)
penggunaan jari
 Saya akan yang dilandasi iman
trigonometri
memberikan dan taqwa” akan
arahan kepada
peserta didik yang dapat terwujud.
mengalami
kendala dan
menjadi fasilitator
yang baik selama
proses
pembelajaran
sehingga
pembelajaran
menjadi Efektif
(Komitmen

28
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Mutu)
 Saya akan
mengoptimalkan
proses belajar
mengajar dengan
penuh
tanggungjawab
(Akuntabilitas)
3 Menyanyikan 1. Menyediakan alat Terlaksananya  Saya akan Dengan Dengan
(speaker, laptop) kegiatan mengarahkan terlaksananya terlaksananya
lagu
dalam pembelajaran peserta didik untuk kegiatan kegiatan
trigonometri pembelajaran. menyanyikan lagu bernyanyi dengan pembelajaran menyanyikan
2. Membagi siswa trigonometri Santun (Etika menggunakan jari lagu
dalam kelompok diharapkan Publik) trigonometri, maka trigonometri
peserta didik  Saya akan misi sekolah nomor maka, nilai
yang heterogen.
dapat memberikan 10 “memotivasi organisasi
3. Menjelaskan
meningkatkan perlakuan yang siswa untuk kreatif, kerja
makna dan tujuan ketertarikan siswa berprestasi, kreatif, keras,
adil kepada setiap
lagu trigonometri dalam belajar siswa tanpa inovatif dan komunikatif,
4. Menyanyikan lagu matematika. membeda- bertanggungjawab” tanggung jawab,
trigonometri bedakan latar akan terwujud. rasa ingin tahu
bersama-sama belakang Peserta dan menghargai
5. Peserta didik didik prestasi akan
latihan dalam (Nasionalisme) dapat diperkuat.
kelompok masing-  Saya akan
masing. mengoptimalkan
6. Setiap kelompok proses belajar

29
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
menyanyikan lagu mengajar dengan
di depan kelas, penuh
dan peserta didik tanggungjawab
diminta untuk (Akuntabilitas)
menentukan
kelompok lain
yang terbaik
dalam
menyanyikannya.

4 Melakukan 1. Membuat soal  Terlaksananya  Saya akan Dengan Dengan


sesuai dengan kegiatan cerdas memberikan nilai dilaksanakannya dilaksanakannya
cerdas cermat
kompetensi dasar cermat dengan jujur dan kegiatan cerdas kegiatan cerdas
trigonometri 2. Mengumumkan  Terpilihnya adil sesuai dengan cermat trigonometri cermat ini, maka
kepada siswa 3orang peserta jawaban peserta ini maka misi SMA nilai organisasi
adanya pemilihan didik terbaik didik (Anti N 1 Botomuzoi kerja keras,
3 orang terbaik yang Korupsi) nomor 1 tanggung jawab
dalam perlombaan memahami “Meningkatkan dan dan menghargai
cerdas cermat materi.  Saya akan mengefektifkan prestasi akan
trigonometri dan  Guru mengarahkan kegiatan belajar dapat diperkuat.
bagi pemenang mendapatkan siswa jika masih mengajar”, dan visi
akan diberi reward bakat-bakat ada kesalahan sekolah
(Hadiah). peserta didik di dengan santun Mewujudkan
3. Membuat daftar bidang dan tidak dengan generasi, berilmu
nilai dan matematika nada suara yang pengetahuan, kreatif,
menuliskan nama- tinggi (Etika berkualitas dan

30
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
nama peserta didik  Siswa Publik) bertanggungjawab”
4. Menjelaskan tata termotivasi akan dapat terwujud
cara cerdas cermat karena adanya
reward bagi  Dengan penuh
5. Melaksanakan
pemenang tanggungjawab
cerdas cermat saya akan
6. Guru memberikan cerdas cermat.
membimbing
nilai kepada siswa yang masih
peserta didik menghadapi
berdasarkan kesulitan
jawaban yang (Akuntabilitas)
diberikan.
7. Guru memilih 3
 Saya tidak akan
orang terbaik dan memungut biaya
memberikan dari peserta didik
reward. dalam penyediaan
reward (Anti
korupsi)
5 Melakukan 1. Mencari bahan  Adanya LKPD  Saya akan mencari Dengan Dengan
yang terkait  Guru bahan soal kreatif dilaksanakannya dilaksanakannya
evaluasi
dengan soal mendapatkan dari sumber yang kegiatan make a kegiatan
dengan terigonometri hasil LKPD terkait (Komitmen match, maka misi evaluasi, maka
2. Menyiapkan soal- Mutu) no.5 “membantu dan nilai organisasi
mengerjakan
soal untuk LKPD  Saya akan mendorong siswa kerja keras,
Lembar memberikan nilai tanggung jawab
3. Membuat daftar untuk lebih
dengan jujur dan dan menghargai
Kegiatan nilai dan mengenal diri dan
adil sesuai dengan prestasi akan

31
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Peserta Didik menuliskan nama- kemampuan potensi yang dapat diperkuat.
nama peserta peserta didik (Anti dimilikinya sehingga
didik. Korupsi) dapat berkembang
4. Peserta didik secara maksimal”
mengerjakan  Dengan penuh akan dapat terwujud.
LKPD tanggungjawab
5. Guru memeriksa saya akan
membimbing
hasil LKPD
siswa yang masih
6. Guru memberikan menghadapi
nilai kepada kesulitan
peserta didik (Akuntabilitas)
berdasarkan
jawaban yang telah
dituliskan.  Saya tidak akan
memungut biaya
dari peserta didik
(Anti korupsi)

32
BAB IV
PENUTUP

Kurang menariknya pembelajaran matematika di kelas XI MIPA karena kurangnya kreativitas


guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jika hal tersebut tidak segera ditangani maka hasil
belajar siswa tidak akan optimal. Diperlukan variasi dalam mengajar baik dengan menggunakan model
mengajar yang berpusat kepada siswa ataupun membuat pembelajaran dalam bentuk permainan yang
dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi NegaraLembaga Administrasi
Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Kader PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Kader
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Kader PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Presiden Republik Indonesia, 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen PNS

Presiden Republik Indonesia, 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru

Presiden Republik Indonesia, 2014. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara

Presiden Republik Indonesia, 2017. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang guru dan Dosen.

Presiden Republik Indonesia, 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai