Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN JURNAL

MOOC PPPK (Massive Open Online Course)

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

Oleh :

NI PUTU EKA PRAMITHA DEWI, S.Pd.B

NIPPPK 199202082022212016

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 3 BANGLI

TAHUN 2023 1
IDENTITAS GURU

1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 BANGLI


2. Nama Guru : NI PUTU EKA PRAMITHA DEWI, S.Pd.B
3. NIPPPK : 199202082022212016

4. NUPTK : 2540770674230012
5. Nomor Sertifikat Pendidik : 0010482075020595
6. Pangkat/Golongan : IX
7. Alamat Sekolah :
a. Nama Jalan : Jl. Dr.Ir. Soekarno
b. Kelurahan/Desa : Tamanbali
c. Kecamatan : Bangli
d. Kabupaten : Bangli
e. Provinsi : Bali
f. Nomor Telepon : (0366) 91590
g. Nomor Fax : -
h. Alamat Website : http://smpn3bangli.sch.id
i. Alamat Email : smp3bangli@gmail.com
8. Mengajar Mata Pelajaran : Guru Prakarya dan Kewirausahaan (SMP)
9. SK Pengangkatan :
a. Sebagai PPPK : 01-03-2022
b. Pejabat yang mengangkat : Bupati Bangli
c. Nomor SK : 871.1/590.223/BKPSDM
d. Tanggal SK : 01-03-2022
e. Pejabat yang mengangkat : Bupati Bangli
10. Alamat Rumah
a. Nama Jalan :-
b. Kelurahan/Desa : Serongga
c. Kecamatan : Gianyar
d. Kabupaten : Gianyar
e. Provinsi : Bali
f. Nomor Telepon : 085792181848
g. Alamat email : nispdb82@guru.smp.belajar.id

2
RANGKUMAN

MATERI KEBIJAKAN
1. Kepala LAN RI Bapak DR. Adi Suryanto, M.Si memberikan motivasi kepada ASN agar
menjadi ASN yang kompeten dan unggul dalam menghadapi era revolusi industry 4.0
mewujudkan Indonesia emas 2045.
2. Bapak Dr. Muhammad Taufik, DEA, memberikan apresiasi sebuah kebanggaan
menjadi ASN karena dapat melayani bangsa dan negara dengan core values
berAKHLAK yang mampu berdaya saing dan berinovasi terhadap tantangan dunia
(SMART ASN).
3. Ibu Erna Irawati, S.Sos, M.Pol.,Adm menjelaskan tentang manajemen penyelenggaraan
PPPK melalui orientasi MOOC, ASN dituntut untuk mempelajari materi sikap perilaku
bela negara , core value ASN dan kedudukan ASN.

AGENDA 1 :

Pada agenda 1 yaitu kepentingan nasional merupakan bagaimana mencapai tujuan


nasional. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang atau golongan. Kepentingan bangsa dan Negara harus
ditempatkan di atas kepentingan lainnya. Agar kepentingan bangsa dan Negara dapat selalu
ditempatkan di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, melalui:

1. Memantapkan wawasan kebangsaan. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan telah


diperoleh para peserta Pelatihan di bangku pendidikan formal mulai dari pendidikan
dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Namun, wawasan perlu untuk dimantapkan
sebagai bekal dalam mengawali pengabdian kepada Negara dan bangsa.
2. Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara. Kesadaran bela Negara perlu
ditumbuhkembangkan sebagai hak dan sekaligus kewajiban setiap warga Negara.
Sebagai warga Negara terpilih, CPNS diharapkan mampu mengaktualisasikan niali
dasar bela Negara dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengimplementaskani Sistem Administrasi NKRI. System Adminitrasi NKRI
merupakan salah satu satu system nasional guna mencapai kepentingan dan tujuan
nasional. CPNS sebagai calon pengawak sistem tersebut diharapkan mampu
mengimplementasikan wawasan kebangsaan yang mantap dan mengaktualisasikan
3
kesadaran bela Negara dalam kerangka Sistem Adminitrasi NKRI.
Berbagai masalah kebangsaan saat ini mengingatkan kita akan pentingnya pemantapan
wawasan kebangsaan dan penumbuhkembangan kesadaran bela Negara. sehingga amanat UUD
1945 untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional dapat diwujudkan. Peran, tugas dan fungsi
ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari penyelenggara pemerintahan yang secara
langsung bertanggungjawab untuk menjamin terselenggaranya roda pemerintahan, memiliki
tanggungjawab untuk ikut serta secara langsung mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

Ketiga Modul Bela Negara, pada dasarnya menjadi satu kesatuan yang utuh, karena
Modul1, Modul 2 dan Modul 3 saling terkait satu dengan yang lainnya. Di dalam Modul 1 yang
membahas tentang Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara, modul ini akan
membuka pandangan para peserta Pelatihan Dasar CPNS terkait dengan Bela Negara untuk
memahami bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil yang berjajar
dari Sabang sampai Merauke, dan nilai-nilai untuk memahami arti Bela Negara.

Modul 2 dikenalkan dengan berbagai isu kontemporer dan cara untuk melakukan
analisis isu strategis kontemporer yang terjadi di zaman sekarang dan paling hit dan hot yang
terjadi secara riil di lingkungan masyarakat Indonesia saat ini (Zaman Now). Dengan telah
memahami wawasan kebangsaan dan nilai- nilai bela negara diharapkan dalam menghadapi
perubahan lingkungan pada zaman sekarang sudah dapat memilah dan memilih perubahan
lingkungan yang seperi apa yang cocok dan sesuai dengan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri
Sipil, sebagaimana di amanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN). Selanjutnya untuk mempelajari dan mempraktekkan kedua
modul 1 dan 2, maka disusunlah Modul 3 tentang Kesiapsiagaan Bela Negara. Didalam modul
3 ini dikenalkan bagaimana cara mendisiplinkan diri sendiri dengan baris berbaris, tata upacara
dan protokol, kegiatan-kegiatan ini sebagai sarana untuk mendisiplinkan diri termasuk dalam
menghadapi perubahan lingkungan.

Selain itu dalam modul 3 ini juga dikenalkan kesiapsiagaan dan kesehatan jasmani dan
mental, ini dikenalkan untuk menghadapi hal-hal yang terjadi maka diperlukan jasmani dan
mental yang kuat dalam menangkal hal-hal yang buruk yang sangat cepat mengalir ke
Indonesia. Beberapa latihan ketangkasan lainnya juga diperkenalkan baik dalam berlatih
kepemimpinan, kerjasama, dan berlatih mengasah ide pemikiran dan prakarsa dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran di alam terbuka dan lebih ditekankan pada aspek
fisik. Sedangkan untuk dapat melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh para peserta Latsar
CPNS dalam berlatih dikenalkan pula dengan latihan intilijen awal untuk menyaring informasi
yang benar dan layak diteruskan atau dilaporkan kepada pimpinan dan rekan kerja dan dapat
4
memilih mana informasi yang cukup disimpan saja, dan dibekali pula dengan ilmu dan latihan
membuat telaahan staf atau badan pengumpul keterangan atau yang disebut Bapulket melalui
alat 5W + 1 H, sebagai implementasi dari kewaspadaan dini, maka lengkaplah Bela Negara
untuk peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

AGENDA 2 :

Pada agenda 2 yaitu definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU


Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang
diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan. Pelayanan publik yang prima sudah tidak
bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena
dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Dalam Pasal 10 UU ASN,
pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.

Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah
sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya
laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Setiap
ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain ciri tersebut
ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. Perilaku etika profesional secara
operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi
sebagai pelayan publik. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku
BerAkhlak. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari
pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan
berbangsa tersebut.

Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Loyal, sehingga
peserta memiliki dedikasi yang tinggi dan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara pada saat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai PNS. Materi-materi Pokok yang
disajikan meliputi : 1) Konsep Loyal; 2) Panduan Perilaku Loyal; dan 3) Loyal Dalam Konteks
5
Organisasi Pemerintah. Materi-materi pokok tersebut masih bersifat general sehingga dapat
dikembangkan dan diperinci lebih lanjut pembahasannya pada saat pelaksanaan pembelajaran
dengan panduan dari Pengampu Materi. Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap
penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan
diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan
eksternal.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah
telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding
(Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN
dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal.

Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi
yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda
diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut.
Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat
juga terwujud di Indonesia.

AGENDA 3 :

Pada agenda 3 yaitu dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari
informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Literasi digital sering kita anggap
sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada
pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama.

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif
sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture,
dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi
digital. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus 6
dijalankan.yaitu:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi
digital dilakukan secepat-cepatnya
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu
pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan produsennya, dan cara-
cara di mana ia mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait
dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas. Padahal literasi digital adalah
sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya,
keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari.

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola,


memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi
komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. Hasil survei Indeks Literasi Digital
Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia
masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan
survei harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko
Widodo.

Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan
Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait
percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan
kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
7
1. kecakapan digital,
2. budaya digital,
3. etika digital
4. dan keamanan digital.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media.
digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang
bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu,
literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto,
2020; Kurnia & Astuti, 2017), Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang
bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital
dengan penuh tanggung jawab.

Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan
dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
menc on to hk an menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan
tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan
digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan. menggunakan perangkat keras dan
piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi
dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: 8
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK
meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian
kerja; dan perlindungan. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan.

KETERKAITAN ANTARA AGENDA 1, 2 DAN 3:

Peran, tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari penyelenggara
pemerintahan yang secara langsung bertanggungjawab untuk menjamin terselenggaranya roda
pemerintahan, memiliki tanggungjawab untuk ikut serta secara langsung mewujudkan cita-cita
dan tujuan nasional. Dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik ideologi,
politik, ekonomi dan sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, peran ASN sangat
dominan. Setiap dinamika ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan, akan bersinggungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan peran,
tugas dan fungsi ASN.

Sebagai dasar pengembangan kompetensi latSAR CPNS mengacu kepada undang


undang ASN nomor 5 tahun 2014 pada pasal 10 tentang fungsi ASN terdapat tiga fungsi yaitu
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik dan ASN sebagai
Perekat dan pemersatu bangsa. Kompetensi yang dibangun dalam lat SAR CPNS adalah
Menunjukkan sikap perilaku bela negara kemudian mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS
dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasi kan kedudukan dan peran PNS dalam
kerangka NKRI dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas. Kompetensi yang dibangun ini untuk mencapai tujuan dari latsar CPNS
yaitu PNS profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat.

Sehingga materi yang diberi pada agenda satu dua dan tiga adalah untuk pembentukan
karakter CPNS sebagai calon pemimpin bangsa, sedangkan agenda empat merupakan ajang
untuk menunjukkan kemampuan sebagai calon PNS yang akan dapat mengaktualisasikan nilai
nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugasnya sehingga akan dapat menjadi suatu karakter atau
pembiasaan. Sebagai PNS profesional ditunjukkan dengan diberikannya penguatan kompetensi
melalui pengembangan kompetensi teknis bidang tugas yang berisi tentang substansi teknis
administrasi dan kompetensi Teknis Substantif yang Akan diberikan oleh Instansi atau unit
kerja yang menjadikan satu kesatuan dalam. pembelajaran lat SAR CPNS.

Pada agenda satu yang terdapat didalam modul yaitu sikap perilaku bela negara
membekali peserta dengan Pemahaman Wawasan kebangsaan melalui Pemaknaan terhadap
9
nilai nilai bela negara sehingga peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap
perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat Jasmani dan mental
menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam. menjalankan tugas jabatan sebagai PNS
profesional pelayan masyarakat. Diharapkan dapat menerapkan sebagai proses pembentukan
sikap perilaku bela negara sebagai PNS profesional, Nilai nilai ini akan di internalisasi kan Dan
menjadi pondasi dalam menjalankan semua tugas yang diberikan baik saat di proses
pembelajaran maupun dalam pelaksanaan tugas sebagai PNS, jadi nilai nilai tersebut akan there
Patri dan diterapkan dalam sikap perilaku bela negara.

Pada agenda dua yang terdapat didalam modul yaitu nilai nilai dasar PNS, membekali
peserta dengan nilai nilai dasar yang dibutuhkan dalam. menjalankan tugas jabatan PNS secara
profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi lima kemampuan yaitu akuntabilitas,
Mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk
peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya dan tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi Di lingkungan Instansi. Kemampuan tersebut diperoleh melalui
pembelajaran mata pelatihan aneka. Setelah mempelajari mata pelatihan tersebut peserta.
mempunyai kemampuan dalam memaknai dan mengi internalisasi kan nilai nilai dasar PNS di
dalam setiap tugas pekerjaan nya. Jadi tugas pekerjaan menjadi sangat penting untuk dapat
dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS atau aneka.

Agenda tiga yang terdapat didalam modul yaitu kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
yang membekali peserta pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS untuk menjalankan
fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik pelayanan publik serta perekat dan Pemersatu
bangsa, sehingga Mampu mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan
menggunakan perspektif WoG untuk mendukung pelaksanaan tugas jabatannya. Kemampuan
tersebut diperoleh melalui pembelajaran atau pelatihan Menejemen ASN, pelayanan publik dan
whole of government. Diharapkan setelah mempelajari mata pelajaran tersebut peserta mampu
berfikir kritis terhadap konsep dan praktik penyelenggaraan pemerintahan, Agenda tiga menjadi
kendaraan dalam melaksanakan agenda satu dan dua, pelaksanaan tugas dalam penyelenggaraan
pemerintahan sangat jelas terlihat di mana ada tiga perspektif yang mendukung tugas pekerjaan.
Bagaimana seorang PNS harus memahami Manajemen ASN, seorang PNS harus bisa
menyelenggarakan pelayanan publik dengan baik dan seorang pns harus bisa melakukan tugas
dengan. perspektif WoG yaitu berkoordinasi, kolaborasi, terintegrasi, dalam menjalankan
tugasnya. Dengan demikian akan selaras dengan fungsi ASN pada undang2 ASN pasal 10
dimana seorang PNS dengan menjalankan manajemen ASN yaitu sbg pelaksana kebijakan
publik, seorang PNS dengan menjalankan pelayanan publik dengan baik setelah menjalankan
fungsi sbg pelayan publik. Dan dengan menjalankan WoG telah menjalankan fungsi sbg perekat
dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas di agenda 3, akan melatih diri secara kritis
menemukan isu sebagai bagian paling awal dalam rancangan aktualisasi hingga nantinya akan
ditemukan kegiatan kreatif yang dijalankan dan diaktualisasikan serta di habituasikan dalam
tugas pekerjaan melalui aktualisasi nilai-nilai dasar PNS.

10

Anda mungkin juga menyukai