Anda di halaman 1dari 108

PENYUSUNAN DRAFT MODUL PENGANTAR KEBIJAKAN

PENDIDIKAN UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN BELAJAR


MENGAJAR (KBM) PRODI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN di Program Studi


Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


GOLONGAN III

Disusun oleh:
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Angkatan : 31
Nomor Presensi : 06
Mentor : Joko Pamungkas, S.Pd., M.Pd.
Coach : Drs. Suprapto, M.M.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020

i
\

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan berkah sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan judul,”Penyusunan Draft
Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan untuk Mendukung Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) Prodi Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan”.
Laporan Aktualisasi ini merupakan rangkaian untuk menyelesaikan tugas dalam
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 31 di Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A. sebagai Plt. Rektor Universitas
Negeri Yogyakarta;
2. Ibu Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum sebagai kepala Pusdiklat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
3. Bapak Drs. Suprapto, M.M. selaku coach yang memberikan bimbingan,
saran, dan kritik selama pelaksanaan Aktualisasi.
4. Bapak Joko Pamungkas, S.Pd., M.Pd. sebagai Mentor dan Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan
selama pelaksanaan Aktualisasi.
5. Bapak Drs. Dedi Karyana, M.Ed. sebagai penguji yang telah memberikan
saran dan arahan konstruktif untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
Aktualisasi.
6. Ibu/bapak Narasumber/Widyaswara yang telah memberikan wawasan dan
pengetahuan mengenai nilai-nilai ASN sebagai modal dan pengembagan
diri.
7. Bapak M. Toha dan Gunarda sebagai satuan tugas di angkatan 31 yang
telah memberikan arahan dan bimbingan untuk kelancaran Latsar.
8. Seluruh teman-teman Latsar Angkatan 31 untuk segala dukungan selama
masa Pelaksanaan Aktualisasi.

iii
iv
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan Aktualisasi ........................................................................................... 5

BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI


A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaikan ................................................. 6
B. Pelaksanaan Aktualisasi ................................................................................. 9
C. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................... 22
D. Kendala dan Strategi Mengatasi ..................................................................... 22

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ......................................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26


LAMPIRAN ......................................................................................................... 27

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ......................................................9


Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 22
Tabel 3. Kendala dan Strategi Mengatasinya ................................................ 22

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai fungsi krusial dalam
menjalankan amanat Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) dalam
mencerdasakan dan menyejahterakan bangsa. ASN berperan sebagai
pelaksana kebijakan dan pelayan publik, dan berperan menjaga serta
mempererat persatuan Bangsa Indonesia. Hal tersebut selaras dengan
Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
menyatakan bahwa Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN)
merupakan profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan
warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat tertentu hingga
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sementara itu,
Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) merupakan warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah.
PNS adalah bagian ASN yang mempunyai fungsi khusus dalam
pelayanan dan pengelolaan negara. Secara spesifik PNS bertugas 1)
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3)
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan republik Indonesia
(Undang-Undang No. 5 tahun 2014). Selain itu, PNS berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan
dan pelayanan publik yang profesional dan bebas dari intervensi politik.
Tuntutan ASN yang mana adalah seorang pagawai negeri memilki
konsekuensi pada profesionalitas kerja. Hal itu tercermin dari Peraturan

1
Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil menjelaskan tentang kebutuhan PNS yang dilakukan melalui
tahapan: 1) perencanaan; 2) pengumuman lowongan; 3) pelamaran; 4)
seleksi; 5) pengumuman hasil seleksi; 6) pengangkatan calon PNS dan
masa percobaan calon PNS; dan 7) pengangkatan menjadi PNS. Undang-
undang tersebut mendorong PNS untuk mampu bekerja professional. Hal
tersebut terlihat dari tuntutan ASN untuk bekerja dengan memiliki
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, dan karakter kepribadian yang unggul.
Profesionalitas kerja tersebut membuat seorang calon PNS (CPNS)
harus menempuh berbagai pelatihan agar menjadi seorang PNS.
Sebagaimana ditegaskan pada UU No 5 tahun 2014 menyatakan bahwa
calon PNS harus melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang selama masa percobaan berlangsung. Hal tersebut merupakan
cara agar PNS mampu menjadi pelayan publik yang mampu memberikan
pelayanan yang prima (Excellent service).
Berdasarkan Mandat tersebut, maka setiap CPNS harus lolos
mengikuti Pelatihan dasar (Latsar) sebagai serangkain tahap menuju PNS
yang profesional. Hal ini dijelaskan secara lebih rinci pada Peraturan
Lembaga Adminrstrasi Negara (Perlan) Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS menyebutkan bahwa PNS
memiliki peranan menentukan pengelolaan sejumlah keputusan strategis
mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan
dalam berbagai sektor pembangunan. Oleh karena itu, peranan tersebut
memerlukan sosok PNS yang professional. Muara dari hal tersebut adalah
pelayanan publik yang prima. Hal tersebut Sejalan dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN yang mendorong ASN untuk
memilik sifat professional.

2
Proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi yang dilakukan melalui
daring oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai dengan struktur
kurikulum yang terbagi dalam dua bagian yaitu:
1. Kurikulum pembentukan karakter PNS yang terdiri dari:
a. Agenda 1 Sikap Perilaku bela negara yang terdiri dari tiga mata
pelatihan yaitu: 1) wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara;
2) analisis isu kontemporer; dan 3) kesiapsiagaan bela negara.
Agenda ini bertujuan untuk memberikan pemahaman serta
wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela
negara.
b. Agenda 2 Nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari lima mata pelatihan
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan
Anti korupsi (ANEKA). Agenda ini bertujuan untuk menanamkan
nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan
ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi
kemampuan berakuntabilitas, mengedepankan kepentingan
nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk
peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi
serta mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya;
c. Agenda 3 Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang terdiri dari
tiga mata pelatihan yang mencakup manajemen ASN, pelayanan
publik dan whole of government. Tujuan agenda ini adalah ASN
memiliki pengetahuan tentang kedudukan dan peran dalam
menjalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat dan permersatu bangsa; dan
d. Agenda 4 Habituasi yang memfasilitasi calon ASN dapat melakukan
aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperolehnya melalui berbagai mata pelatihan yang telah dipelajari.
Agenda ini mencakup konsepsi aktualisasi, penjelasan aktualisasi,
rancangan dan pembimbingan aktualisasi, evaluasi rancangan

3
aktualisasi, aktualisasi di tempat kerja, persiapan evaluasi
aktualisasi, dan evaluasi aktualisasi.
2. Kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas yang terdiri dari
dua agenda yaitu:
A. Agenda penguatan kompetensi teknis administratif yang
memfasilitasi calon ASN untuk mempelajari mata pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
bersifat umum/administratif dalam mendukung pelaksanaan tugas
sebagai ASN; dan
B. Agenda penguatan kompetensi teknis substantif yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
spesifik (substantif dan/atau bidang) yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan tugas.
Berbagai perundangan di atas menegaskan bahwa fungsi utama
ASN adalahsebagai pelayan publik. Oleh karena itu kepuasan masyrakat
adalah hal yang vital. Pelayanan prima (excellent service) adalah salah
satu cara menuju hal tersebut. oleh karena itu, ASN harus mempunyai
pola pikir porfesional dan bebas dari kepentingan politik.
Profesionalitas kerja CPNS tidak terlepas dari tugas fungsi jabatan
sesuai unit kerja. Penulis adalah CPNS Dosen di Unit Kerja Universitas
Negeri Yogyakarta sebagai dosen di Program Studi (Prodi) Kebijakan
Pendidikan (KP) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Oleh karena itu, fokus
pengabdian penulis adalah terkait Tri Dharma Universitas. Sebagaimana
fungsi tri dharma perguruan tinggi yaitu pengajaran dan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 Ayat 9).
Sebagai usaha untuk memberikan pelayanan prima pada masyarakata
pada konteks ini adalah mahasiswa, maka Laporan Aktualiasi ini akan
mengeksplorasi secara lebih spesifik terkait permasalah menyangkut Tri
Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan tugas dan fungsinya pada unit
kerja.
Salah satu rangkaian penting dalam proses Latsar adalah Laporan
aktualisasi (LA). Hal itu karena PNS perlu wadah dan sarana

4
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN. LA menjadi sarana bagi ASN
untuk tidak hanya tahu, tetapi juga paham dan mengamalkan nilai-nilai
dasar ASN. Pada konteks ini, penulis mengangkat isu terkait
Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan untuk
Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Prodi Kebijakan
Pendidikan. Topik ini dipilih sebagai isu yang akan diangkat oleh penulis
sebagai sarana Laporan Aktualisasi karena urgensi kebutuhan pada ranah
prodi KP. Sebagaimana Literatur ilmiah yang tersedia yang secara spesifik
terkait kebijakan pendidikan masih sangat minimal jika dibandingkan
dengan literatur kebijakan publik secara umum. Oleh karena itu, Draft
Modul ini berusaha memberikan rujukan tambahan untuk prodi sebagai
usaha peningkatan layanan prima kepada mahasiswa.
B. Tujuan Aktualisasi
Pelaksanaan Aktulalisasi adalah sarana bagi CPNS untuk
menginternalisasikan nilai ANEKA yang telah dipelajari dari Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III. Proses Habituasi selama 30 hari sebagai
rangkai aktualisasi adalah sebuah proses untuk menginteranlisasikan,
mengamalakan, dan berujung pada menjadikan Nilai-nilai dasar tersebut
sebagai sebuah kebiasaan kerja sebagai seorang PNS yang professional.
Selain itu, LA juga bermanfaat bagi unit kerja masing-masing untuk
mewujudkan pelayanan yang prima. Penulis melaksakan Aktualisasi untuk
merespon isu masih kurangnya referensi teoritik terkait mata kuliah
Pengantar Kebijakan Pendidikan pada Prodi Kebijakan Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh karena itu,
aktualisasi yang dilaksanakan adalah Penyusunan Draft Modul Pengantar
Kebijakan Pendidikan untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Prodi Kebijakan Pendidikan.

5
BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaikan


Berdasarkan rumusan dalam pendahuluan, secara garis besar
aktualisasi ini berfungsi untuk merespon isu terkait masih kurangnya
referensi spesifik yang memadai mengenai kebijakan pendidikan sebagai
sebuah ilmu. Kebijakan Pendidikan masih ditreatment sebagai salah satu
sektor kecil saja dalam payung besar ilmu kebijakan publik. Padahal
pengelolaan dalam sektor pendidikan adalah hal yang penting mengingat
fungsinya sebagai social mobilization (Picolli, 2015). Kondisi manusia
sebagai animal educabili yang selalu membutuhkan pendidikan (Tilaar
dan Nugroho, 2008) menguatkan pendidikan adalah aspek penting yang
mempunyai karakteristik berbeda dalam aplikasi kebijakan publik. Kajian-
kajian tersebut menegaskan bahwa penguatan referensi melalui
penyusunan Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan adalah hal urgent
yang perlu segera direalisasikan, khususnya di lingkup Prodi Kebijakan
Pendidikan.
Berdasarkan posisi penting penyusunan referensi terkait Kebijakan
Pendidikan tersebut, selanjutnya penulis melakukan analisis dampak
apabila isu/gagasan mengenai penyusunan Draft Modul Pengantar
Kebijakan Pendidikan tidak dapat diselesaikan sebagai berikut:

1. Mahasiswa
a. Belum adanya Pedoman dasar pembelajaran untuk Mata Kuliah
Pengantar Kebijakan pendidikan
Salah satu mata kuliah di Prodi Kebijakan Pendidikan adalah
Pengantar Kebijakan Pendidikan. Mata kuliah ini secara garis besar
bertujuan untuk memberika bekal pengetahuan kepada mahasiswa
agar mampu memahami konsep dan ruang lingkup dari kebijakan
pendidikan berlandaskan prinsip serta teori kebijakan publik. Mata
kuliah ini mendiskusikan sejarah kebijakan publik, konsep dan ruang
lingkup kebijakan publik, bentuk dan hirarki kebijakan, pendidikan
sebagai bagian dari kebijakan publik, karakteristik kebijakan

6
pendidikan, aktor-aktor kebijakan dalam pendidikan, kritik terhadap
kebijakan pendidikan pada berbagai era kepemimpinan. Jika draft
Modul ini tidak diselesaikan maka mahasiswa tidak mempunyai
pedoman teori dasar dalam pembelajaran.

b. Masih kurangnya referensi secara spesifik terkait Kebijakan


Pendidikan
Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan ini
membahas secara spesifik pendidikan dalam konteks kebijakan
publik. Kebijakan publik adalah payung besarnya, sementara
pendidikan adalah ruang spesifik yang akan dielaborasi. Oleh karena
itu, modul ini memberikan bahan belajar (learning materials) bagi
mahasiswa untuk mempelajari Mata Kuliah Pengantar Kebijakan
Pendidikan.
Literatur ilmiah yang tersedia yang secara spesifik terkait
kebijakan pendidikan masih sangat minimal jika dibandingkan
dengan literatur kebijakan publik secara umum. Kebijakan
pendidikan masih diposisikan sebagai contoh kecil dalam wadah
kebijakan publik yang luas. Oleh karena itu, jika draft modul ini tidak
diselesaikan maka berdampak pada masih kurangnya referensi
relevan terkait kebijakan pendidikan untuk mahasiswa.

2. Dosen
Masih kurangnya Kajian literatur prodi untuk menyamakan
persepsi bersama mengenai arah mata kuliah Pengantar kebijakan
Pendidikan. Mata kuliah ini belum memiliki pedoman dasar teoritik
dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, jika Draft modul ini
tidak diselesaikan maka memperbesar kemungkinan multi tafsir dosen
dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga mempermudah dosen
menyamakan perspepsi terkait kebiajkan pendidikan yang dibangun
sesuai capaian belajar mata kuliah berdasar Rencana Pembelajaran
Semester.

7
3. Unit kerja
a. Kurangnya kajian literatur yang spesifik terkait Kebijakan
Pendidikan
Penguatan kajian literatur dalam bentuk buku atau modul
penting untuk menguatkan eksistensi keilmuan Prodi Kebijakan
Pendidikan. Saat ini, kajian spesifik masih kurang karena masih
merujuk pada teori besarnya yaitu kebijakan publik. Oleh karena itu,
jika Draft Modul ini tidak diselesaikan maka belum terjadi penguatan
pada kajian literatur prodi.
b. Kurangnya landasan akademik Prodi Kebijakan Pendidikan
Landasan akademik prodi masih terus dikembangkan. Hal
tersebut perlu penguatan teoritik yang relevan. Modul ini dapat
dijadikan sebagai salah satu tinjauan teori yang relevan dalam
pengembagan landasan akademik Prodi. Oleh karena itu, jika Draft
modul ini tidak diselesaikan maka pengembangan landasan
akademik prodi menjadi terhambat.

8
B. Pelaksanaan Aktualisasi
Unit kerja : Universitas Negeri Yogyakarta

Isu yang diangkat : Masih kurangnya referensi teoritik terkait


kebijakan pendidikan untuk mendukung
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Gagasan : Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan


pemecahan isu Pendidikan untuk Mendukung Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Menelaah Output Hasil Agenda II Kegiatan menelaah Aktualisasi nilai Jika Nilai-nilai dasar
literatur terkait  Catatan literatur Akuntabillitas: literatur terkait ANEKA PNS yaitu ANEKA
Kebijakan dan data  Tanggung jawab Kebijakan khususnya tidak diterapkan dalam
pendidikan pendukung Nasionalisme: pendidikan dengan pada indikator kegiatan pertama,
terkait kebijakan  Amanah mengaktuliasasikan Tanggung maka:
(16 Sept. 20 – pendidikan nilai ANEKA akan jawab amanah,
 Menghargai 1) Kedalaman materi
23 Sept. 2020) berkontribusi pada menghargai dan keluasan
pendapat
Bukti: capaian visi pendapat, kerangka berpikir
a) Mengumpukan dan Etika publik:
 Dokumentasi organisasi yaitu cermat, hormat, secara teoritik tidak
mempelajari literatur foto  Cermat Pada tahun 2025 efisien, akan dapat terbangun
terkait kebijakan  Notulensi diskusi  Hormat menjadi Program orientasi mutu, dengan baik. Hal itu
pendidikan; dan Studi yang unggul jujur akan karena tidak ada nilai
b) Melakukan konsultasi dalam menghasilkan menguatkan kecermatan dan
dengan Kaprodi, Kolega, Komitmen mutu: sarjana Kebijakan nilai organisasi efisien dalam

9
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
dan mentor.  Efisien Pendidikan yang kami yaitu nilai melaksanakan
 Orientasi Mutu mampu Ketaqwaan, kegiatan tersebut;
Anti korupsi menginterpretasikan Kemandirian,
Proses: dan Kecendekiaan, 2) Penyusunan modul
1. Penulis mencari sumber Jujur
mengembangkan Kepemimpinan tidak akan berjalan
yang valid baik dalam kebijakan (ing ngarsa dengan proporsional
bentuk buku atau jurnal Agenda III pendidikan di sung tulada), sesuai dengan kaidah
terkait kebijakan Manajemen ASN daerah berbasis Profesionalism sitasi yang benar
pendidikan. Hal ini
 Tata cara fondasi-fondasi e (pemecahan karena tidak dilandasi
mencerminkan nilai pendidikan, masalah nilai kejujuran;
pengutipan
cermat. dilandasi nilai-nilai berbasis
referensi sesuai
2. Penulis mencatat semua ketaqwaan, keahlian), dan 3) Proses konsultasi
kode etik
sumber yang dijadikan kemandirian, dan komitmen tidak akan berjalan
sebagai referensi. Hal ini Whole of
government kecendekiaan. terhadap dengan baik karena
mencerminkan nilai persoalan buruknya koordinasi
jujur.  Koornidasi
Hal tersebut sejalan lembaga. yang disebabkan
3. Penulis membuat dengan mentor
dengan kurangnya
ringkasan dari sumber pelaksanaan misi pengaplikasian nilai
yang telah digunakan yaitu tanggung jawab,
secara efisien. menyelenggarakan hormat, dan disiplin.
4. Penulis menghubungi layanan pendidikan
Ketua prodi melalui akademik di bidang
pesan text dengan kebijakan
bahasa yang baik dan pendidikan yang
sopan untuk berbasis fondasi
berkonsultasi terkait fondasi pendidikan.
pembuatan draft modul.
Hal ini mencerminkan
nilai hormat.
5. Penulis mempersiapkan
ringkasan materi hasil
review sebagai bentuk
persiapan konsultasi
dengan ketua Program

10
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
Studi. Hal ini merupakan
bentuk nilai Tanggung
jawab.
6. Penulis melakukan
kegiatan konsultasi
dengan Kaprodi tepat
waktu sesuai dengan
jadwal yang disepakati.
Hal ini mencerminkan
nilai disiplin.
7. Penulis melakukan
kegiatan konsultasi
dengan kolega untuk
menguatkan Draft
modul. Hal ini
mencerminkan nilai
menghargai pendapat.
8. Penulis merangkum
hasil kosultasi dengan
kaprodi dan kolega
sebagai refleksi awal.
Hal ini mencerminkan
nilai orientasi mutu
9. Penulis berkonsultasi
dengan mentor untuk
melaporkan progres
awal penyusunan draft
modul. Hal ini
mencerminkan nilai
amanah.

11
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Mensinergikan Ouput Hasil Agenda II Kegiatan menelaah Aktualisasi nilai Jika Nilai-nilai dasar
kebutuhan Penetapan Akuntabillitas: literatur terkait ANEKA PNS yaitu ANEKA
capaian tingkat  kejelasan target Kebijakan khususnya tidak diterapkan dalam
pembelajaran kompetensi Nasionalisme: pendidikan dengan pada indikator kegiatan kedua, maka:
dengan konten dalam membuat  Menghargai mengaktuliasasikan Kejelasan
1) Proses menelaah
draft modul draft modul pendapat, nilai ANEKA akan target,
Rencana
berkontribusi pada menghargai
 Musyawarah Pembelajaran
(24 Sept. 20 – capaian visi pendapat.
mufakat Semester (RPS) dan
27 Sept. 20) 1. Menelaah Rencana Bukti: Etika publik: organisasi yaitu Musyawarah
standar kompetensi
Pembelajaran Semester  Catatan diskusi Pada tahun 2025 mufakat,
 Cermat berdasar standar KKNI
(RPS) Mata Kuliah bersama Tim menjadi Program Cermat,
Komitmen mutu: dan SN-DIKTI tidak
Pengantar Kebijakan Teaching Studi yang unggul orientasi mutu,
 Orientasi Mutu akan berjalan dengan
pendidikan;  Dokumentasi dalam menghasilkan Tanggung
baik karena kurangnya
2. Menelaah standar foto Anti korupsi sarjana Kebijakan jawab, akan
pengaplikasian sikap
kompetensi berdasar Tanggung jawab Pendidikan yang menguatkan
cermat, kejelasan
standar KKNI dan SN- mampu nilai organisasi
target, dan Orientasi
DIKTI; dan menginterpretasikan kami yaitu nilai
mutu dalam proses
3. Konsultasi dengan tim Agenda III dan Ketaqwaan,
perumusan
teaching dan mentor Pelayanan publik mengembangkan Kemandirian,
pembuatan standar
 Membuat standar kebijakan Kecendekiaan,
kompetensi. Sikap
kompetensi yang pendidikan di Kepemimpinan
cermat dibutuhkan
sesuai untuk daerah berbasis (ing ngarsa
Proses untuk mengkaji RPS
pelayanan prima fondasi-fondasi sung tulada),
1. Penulis membaca dan mata kuliah Pengantar
Whole of pendidikan, Profesionalism
mencermati RPS Kebijakan Pendidikan
government dilandasi nilai-nilai e (pemecahan
terbaru mata kuliah secara tepat dan
ketaqwaan, masalah
Pengantar Kebijakan  Adanya objektif, sehingga jika
kemandirian, dan berbasis
Pendidikan agar koordinasi nilai tersebut tidak ada
kecendekiaan. keahlian), dan
mampu membuat modul dengan Tim maka tidak akan
komitmen
sesuai dengan Teaching dan mampu merumuskan
Hal tersebut sejalan terhadap
kebutuhan. Hal ini Mentor isi modul yang sesuai
dengan persoalan
mencerminkan nilai dengan kebutuhan.
pelaksanaan misi lembaga.
cermat; Sikap kejelasan target
yaitu
2. Penulis membaca dan dan dibutuhkan untuk
menyelenggarakan
menetapkan secara

12
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
memahami stadar KKNI layanan pendidikan tepat capaian
dan SN-DIKTI untuk akademik di bidang kompetensi yang
menentukan standar kebijakan sesuai dalam mata
kompetensi pembuatan pendidikan yang kuliah berdasar KKNI-
modul. Hal ini berbasis fondasi- DIKTI. Jika nilai-nilai
mencermikan nilai fondasi pendidikan. ini diabaikan maka
kejelasan target; tidak akan tersusun
3. Penulis menetapkan proporsi yang tepat
standar kompetensi antara komptensi yang
modul berdasarkan dibutuhkan dengan
komparasi dengan draft modul;
antara RPS dan
2) Proses konsultasi
Standar KKNI serta
dengan Tim Teaching
SN-DIKTI. Hal ini
dan Mentor tidak akan
mencerminkan nilai
berjalan dengan baik
orientasi mutu;
karena buruknya
4. Penulis mempersiapkan
koordinasi yang
rekap hasil review
disebabkan kurangnya
standar kompentensi
pengalikasian nilai
sebelum bertemu
tanggung jawab,
dengan tim teaching.
musyawarah
Hal ini mencerminkan
mufakat, dan
nilai Tanggung jawab;
menghargai pendapat
5. Penulis melakukan
sehingga tidak akan
diskusi dengan tim
terjadi penjaringan
teaching terkait hasil
pendapat dan saran
review standar
secara lancar.
kompetensi. Hal ini
mencerminkan nilai
Musyawarah mufakat; Tanggung jawab di
6. Penulis mencatat hasil dibutuhkan untuk
diskusi bersama tim menyusun progres
teaching sebagai bahan dengan baik. Jika nilai
revisi. Hal ini ini tidak dijalankan

13
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
mencerminkan nilai dengan baik maka
menghargai pendapat. pihak lain tidak akan
bisa memantau
perkembangan dan
memeberikan
masukan secara tepat.

Musyawarah mufakat,
dan menghargai
pendapat dibutuhkan
untuk melakukan
diskusi secara efektif
dengan Tim Teaching.
Jika nilai-nilai ini tidak
ada maka proses
diskusi tidak akan
menghasilkan input
baru untuk melengkapi
penyusunan draft
modul.
3 Membuat Ouput Hasil Agenda II Kegiatan menelaah Aktualisasi nilai Jika Nilai-nilai dasar
Sistematika Sistematika Akuntabillitas: literatur terkait ANEKA PNS yaitu ANEKA tidak
Penyajian Modul penyajian modul  Tanggung jawab Kebijakan khususnya diterapkan dalam
Nasionalisme: pendidikan dengan pada indikator kegiatan Ketiga, maka:
(28 Sept. 20 –  Amanah mengaktuliasasikan Tanggung 1) Proses tahapan
Bukti:
1 Okt. 20) nilai ANEKA akan jawab, perumusan sistematika
 Dokumentasi Etika publik: berkontribusi pada Amanah,
1. Merumuskan penyajian draft modul
sistematika penyajian
foto  Cermat capaian visi cermat,
 Catatan revisi tidak dapat berjalan
modul Komitmen mutu: organisasi yaitu Transparan, baik saat nilai orientasi
2. Mengkonsultasikan  Transparan Pada tahun 2025 Displin mutu dan kecermatan
dengan Tim Teaching Anti korupsi menjadi Program menguatkan tidak diterapkan.
dan mentor  Displin Studi yang unggul nilai, organisasi Orientasi mutu dan
dalam menghasilkan kami yaitu nilai kecermatan dibutuhkan
sarjana Kebijakan Ketaqwaan, untuk mensinkronkan

14
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Merevisi sistematika Agenda III Pendidikan yang Kemandirian, antara rangkaian bab
Pelayanan publik mampu Kecendekiaan, yang ditulis dengan
 Usaha menginterpretasikan Kepemimpinan standar kompetensi
Proses:
penyusunan dan (ing ngarsa yang telah ditetapkan
1. Penulis menulis outline bersama Dosen Tim
modul yang mengembangkan sung tulada),
bab dan sub bab Teaching. Jika aplikasi
berorientasi kebijakan Profesionalism
berdasar topik sesuai pendidikan di e (pemecahan dari nilai-nilai tersebut
mutu.
dengan runtutan RPS daerah berbasis masalah diabaikan maka proses
terbaru. Hal ini Whole of fondasi-fondasi berbasis penyusunan sitematika
mencerminkan nilai government pendidikan, keahlian), dan tidak akan sesuai
Orientasi Mutu;  Koordinasi dilandasi nilai-nilai komitmen kebutuhan referensi
2. Penulis melakukan dengan mentor ketaqwaan, terhadap untuk mata kuliah
pengecekan ulang dan Tim kemandirian, dan persoalan Pengantar Kebijakan
tentang keruntutan topik Teaching kecendekiaan. lembaga. Pendidikan.
dengan RPS. Hal ini
mencerminkan nilai 2) Proses konsultasi
Hal tersebut sejalan1) dengan Tim Teaching
cermat;
dengan dan mentor tidak akan
3. Penulis melakukan pelaksanaan misi
brainstorming dengan berjalan dengan lancar
yaitu
Tim Teaching untuk saat nilai transparan,
menyelenggarakan
memperoleh outline sopan, tanggung
layanan pendidikan
modul yang relevan. Hal jawab, dan disiplin
akademik di bidang
ini mencerminkan nilai tidak aplikasikan. Nilai-
kebijakan
Transparan; nilai tersebut diperlukan
pendidikan yang
4. Penulis menghubungi berbasis fondasi- untuk memperlancar
mentor melalui pesan koordinasi dan
fondasi pendidikan.
text untuk membuat brainstorming dengan
janji bertemu dengan
mentor dan Tim
bahasa yang baik dan
Teaching. Jika Nilai-
sopan. Hal ini
memcerminkan nilai nilai tersebut diabaikan
sopan; maka proses konsultasi
5. Penulis menyiapkan tersebut tidak akan
progres draft modul berjalan dengan baik

15
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
terbaru sebelum karena tidak terjalin
bertemu dengan komunikasi yang efektif.
mentor. Hal adalah ini
cerminan nilai 3) Proses revisi
tanggung jawab; sistematika penyajian
6. Menulis melakukan draft modul tidak akan
konsultasi dengan berjalan dengan baik
mentor sesuai dengan saat nilai amanah tidak
wkatu yang telah diterapkan. Nilai
ditentukan. Hal ini tersebut diperlukan
mencerminkan nilai
untuk melakukan
displin;
perbaikan pada
7. Penulis merevisi sesuai
dengan catatan dari sistematika modul
mentor dan Tim berdasar masukan dan
Teaching. Hal ini saran baik dari Mentor
mencerminkan nilai maupun Dosen Tim
Amanah. Teaching. Jika nilai
Amanah tidak
diterapkan maka tidak
terjadi proses perbaikan
dalam penyusunan
draft modul yang akan
berkibat tidak
maksimalnya hasil
keseluruhan Draft
Modul tersebut.

4 Menyusun Ouput Hasil Agenda II Kegiatan menelaah Aktualisasi nilai Jika nilai-nilai dasar
Materi Draft Draff Modul BAB Akuntabillitas: literatur terkait ANEKA PNS yaitu ANEKA tidak
Modul Tahap 1 sampai BAB 3 Konsisten, Kebijakan khususnya diterapkan dalam ke
Pertama kejelasan target pendidikan dengan pada indikator kegiatan Keempat,
(2 Okt. 20 – Nasionalisme: mengaktuliasasikan Konsisten, maka:
11 Okt. 20) Kerja keras nilai ANEKA akan kejelasan

16
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
Etika publik: berkontribusi pada target, Kerja 1) Proses Penulisan
Integritas capaian visi keras, Materi Draft Modul
Penulisan Materi Draft Bukti: Komitmen mutu: organisasi yaitu Integritas, dengan rincian BAB 1-3
Modul dengan rincian  Hard Print draft Orientasi mutu Pada tahun 2025 Orientasi mutu, tidak akan terlaksana
BAB 1-3 sebagai berikut: modul Tahap Anti korupsi menjadi Program Tanggung dengan baik tanpa
1. Pendahuluan pertama Tanggung Jawab Studi yang unggul Jawab menerapkan nilai
2. Perkembangan Ilmu  Dokumentasi dalam menghasilkan Menguatkan
foto kejelasan target, kerja
Kebijakan Agenda III sarjana Kebijakan nilai, organisasi
 Catatan revisi keras dan konsisten,
3. Kebijakan Publik dan WOG Pendidikan yang kami yaitu nilai
dan orientasi mutu.
Ruang Lingkupnya Adanya koordinasi mampu Ketaqwaan,
dengan Tim menginterpretasikan Kemandirian, Nilai-nilai tersebut
Proses: Teaching, Kaprodi, dan Kecendekiaan, dibutuhkan untuk
1. Penulis mereview Mentor. mengembangkan Kepemimpinan menulis draft modul
kembali bahan literatur Pelayanan Publik kebijakan (ing ngarsa sesuai dengan capaian
yang telah didapat. Hal Adanya usaha pendidikan di sung tulada), kompetesi yang
ini untuk memastikan untuk melakukan daerah berbasis Profesionalism ditetapkan. Tanpa nilai
bahwa theoritical pemenuhan fondasi-fondasi e (pemecahan oriantasi Mutu draft
framework yang akan kebutuhan pendidikan, masalah modul akan rawan
dibangun sudah sesuai. mahasiswa terkait dilandasi nilai-nilai berbasis dengan isu plagiasi
Hal ini mencerminkan literature. ketaqwaan, keahlian), dan karena tidak
tentang kejelasan kemandirian, dan komitmen mengindahkan kaidah-
target; kecendekiaan. terhadap kaidah penulisan
2. Penulis mulai persoalan akademik.
menyusun draft dari Hal tersebut sejalan lembaga.
BAB 1 sampai BAB 4. dengan 2) Proses konsultasi
Hal ini mencerminkan pelaksanaan misi dengan Kaprodi dan
nilai kerja keras dan yaitu mentor tidak akan
konsisten; menyelenggarakan berjalan dengan lancar
3. Penulis melakukan layanan pendidikan tanpa nilai tanggung
konsultasi dengan Tim akademik di bidang
jawab dan integritas.
Teaching terkait progres kebijakan
penyusunan. Hal ini pendidikan yang Nilai-nilai tersebut
mencerminkan nilai berbasis fondasi diperlukan untuk
Orientasi mutu; memperlancar

17
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Penulis menyampaikan fondasi pendidikan. koordinasi dan
progres penyusunan brainstorming dengan
draft kepada Kaprodi Selain itu juga
mentor dan Kaprodi.
dan Mentor. Hal ini termasuk pada misi
Jika Nilai-nilai tersebut
mencerminkan nilai Membangun kultur
akademik yang diabaikan maka proses
Tanggung Jawab; dan konsultasi tersebut
5. Penulis merevisi draft berkarakter untuk
menghasilkan tidak akan berjalan
modul berdasal hasil
lulusan yang dengan baik karena
dari diskusi bersama
profesional dan tidak terjalin komunikasi
Tim Teaching dan
Kaprodi. Hal ini berkomitmen yang efektif. Selain itu,
mencerminkan nilai terhadap nilai-nilai tanpa integritas yang
integritas. ketaqwaan, teguh maka masukan
kemandirian, dan tersebut tidak akan
kecendekiaan. diimplementasikan
untuk memperbaiki
kualitas penulisan dan
subtansi draft modul.

5 Menyusun Ouput Hasil Agenda II Kegiatan menelaah Aktualisasi nilai Jika nilai-nilai dasar
materi draft  Draft Modul Akuntabillitas: literatur terkait ANEKA PNS yaitu ANEKA tidak
modul Tahap BAB 4 – BAB  Kejelasan target Kebijakan khususnya diterapkan dalam ke
Kedua VI, dan Daftar  konsisten pendidikan dengan pada indikator kegiatan Keempat,
Pustaka Nasionalisme: mengaktuliasasikan Konsisten, maka:
(12 Okt. 20 – nilai ANEKA akan kejelasan
 Kerja keras
20 Okt 20) berkontribusi pada target, Kerja 1) Proses Penulisan
Bukti: Etika publik: capaian visi keras,
 Hard Print draft Materi Draft Modul
Penulisan Materi Draft  Integritas organisasi yaitu Integritas,
modul Tahap dengan rincian BAB 4-
Modul dengan rincian Komitmen mutu: Pada tahun 2025 Orientasi mutu, 6, Daftar Pustaka dan
BAB 4-6 dan Daftar pertama  Orientasi mutu menjadi Program Tanggung
 Dokumentasi finalisasi Cover buku
Pustaka sebagai berikut: Anti korupsi Studi yang unggul Jawab
foto tidak akan terlaksana
1.Pendidikan Sebagai  Tanggung dalam menghasilkan Menguatkan
Kebijakan Publik  Catatan revisi sarjana Kebijakan nilai, organisasi dengan baik tanpa
Jawab menerapkan nilai
2.Analisis kebijakan Pendidikan yang kami yaitu nilai

18
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
Pendidikan Agenda III mampu Ketaqwaan, kejelasan target, kerja
3.Praktik Kebijakan WOG menginterpretasikan Kemandirian, keras dan konsisten,
Pendidikan dari Masa  Adanya dan Kecendekiaan, dan Orientasi Mutu.
Ke Masa koordinasi mengembangkan Kepemimpinan Nilai-nilai tersebut
4.Daftar Pusataka dengan Tim kebijakan (ing ngarsa dibutuhkan untuk
Teaching, pendidikan di sung tulada), menulis draft modul
Kaprodi, Mentor. daerah berbasis Profesionalism sesuai dengan capaian
Proses:
Pelayanan Publik fondasi-fondasi e (pemecahan
1. Penulis mereview kompetesi yang
 Adanya usaha pendidikan, masalah
kembali bahan literature ditetapkan. Tanpa nilai
untuk dilandasi nilai-nilai berbasis
yang telah didapat. Hal oriantasi Mutu draft
melakukan ketaqwaan, keahlian), dan
ini untuk memastikan modul akan rawan
pemenuhan kemandirian, dan komitmen
bahwa theoritical dengan isu plagiasi
kebutuhan kecendekiaan. terhadap
framework dibangun karena mengabaikan
mahasiswa persoalan
sudah sesuai. Hal ini kaidah-kaidah
terkait literatur. Hal tersebut sejalan lembaga.
mencerminkan tentang penulisan akademik.
dengan
kejelasan target;
pelaksanaan misi
2. Penulis mulai 2) Proses konsultasi
yaitu
menyusun draft dari dengan Kaprodi dan
menyelenggarakan
BAB 4 sampai Daftar mentor tidak akan
layanan pendidikan
Pustaka. Hal ini berjalan dengan lancar
akademik di bidang
mencerminkan nilai tanpa nilai tanggung
kebijakan
kerja keras dan
pendidikan yang jawab dan integritas.
konsisten;
berbasis fondasi Nilai-nilai tersebut
3. Penulis melakukan
fondasi pendidikan. diperlukan untuk
konsultasi dengan Tim
Teaching terkait progres memperlancar
Selain itu juga
penyusunan. Hal ini termasuk pada misi koordinasi dan
mencerminkan nilai Membangun kultur brainstorming dengan
Orientasi mutu; akademik yang mentor dan Kaprodi.
4. Penulis menyampaikan berkarakter untuk Jika Nilai-nilai tersebut
progres penyusunan menghasilkan diabaikan maka proses
draft kepada Kaprodi lulusan yang konsultasi tersebut
dan Mentor. Hal ini profesional dan tidak akan berjalan

19
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
mencerminkan nilai berkomitmen dengan baik karena
Tanggung Jawab; dan terhadap nilai-nilai tidak terjalin komunikasi
5. Penulis merevisi draft ketaqwaan, yang efektif. Selain itu,
modul berdasar hasil kemandirian, dan tanpa integritas yang
dari diskusi bersama kecendekiaan. teguh maka masukan
Tim Teaching dan tersebut tidak akan
Kaprodi. Hal ini diimplementasikan
mencerminkan nilai
untuk memperbaiki
integritas.
kualitas penulisan dan
finalisasi Draft modul.

6 Melakukan uji Output Agenda II Kegiatan menelaah Aktualisasi nilai Jika nilai-nilai dasar
keterbacaan Catatan hasil uji Akuntabillitas: literatur terkait ANEKA PNS yaitu ANEKA tidak
draft modul keterbacaan  Transparan Kebijakan khususnya diterapkan dalam ke
draft modul Nasionalisme: pendidikan dengan pada indikator kegiatan Keempat,
(21 Okt. 20 – mengaktuliasasikan Konsisten,
27 Okt. 20)  Amanah maka:
nilai ANEKA akan kejelasan
Bukti: Etika publik: berkontribusi pada target, Kerja 1) Proses finalisasi dan
Penilaian keterbacaan 1. Catatan hasil  Kecermatan, capaian visi keras, persiapan penilaian
oleh mentor, kolega dan
uji keterbacaan  Sopan, organisasi yaitu Integritas, keterbacaan oleh
2. dokumen foto  Kedisplinan
Kaprodi. Pada tahun 2025 Orientasi mutu, mentor, kolega dan
Komitmen mutu: menjadi Program Tanggung Kaprodi tidak akan
Proses:  Orientasi Mutu Studi yang unggul Jawab terlaksana dengan baik
1. Penulis mencermati Anti korupsi dalam menghasilkan Menguatkan tanpa menerapkan nilai
lembali draft modul baik sarjana Kebijakan nilai, organisasi
 Tanggung jawab Kecermatan, orientasi
secara tata tulis dan Pendidikan yang kami yaitu nilai
mutu, hormat, sopan,
substansi. Hal ini mampu Ketaqwaan,
mencerminkan nilai Agenda III menginterpretasikan Kemandirian, dan Tanggung jawab.
kecermatan dan WOG dan Kecendekiaan, Nilai-nilai tersebut
orientasi mutu;  Adanya mengembangkan Kepemimpinan diperlukan untuk
2. Penulis menghubungi koordinasi kebijakan (ing ngarsa menyiapkan draft final
mentor untuk memohon dengan mentor, pendidikan di sung tulada), agar sesuai dengan
penilian draft buku kolega, dan daerah berbasis Profesionalism rencana serta
dengan menggunakan fondasi-fondasi e (pemecahan memenuhi dari sisi

20
Keterkaitan Analisis Dampak Jika
Kontribusi Penguatan
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi Nilai Nilai-nilai Dasar PNS
Kegiatan Bukti Fisik Pelatihan Agenda
Organisasi Organisasi tidak Diterapkan*
I dan Agenda II
1 2 3 4 5 6 7 8
bahasa yang baik, mahasiswa pendidikan, masalah kualitas. Tanpa
hormat dan sopan; Pelayaan Publik dilandasi nilai-nilai berbasis implementasi dari nilai-
3. Penulis mempersiapkan  Menerapkan ketaqwaan, keahlian), dan nilai ini maka poin-poin
draft buku sebelum Prinsip kemandirian, dan komitmen yang meliputi subtansi,
diserhakan kepada pelayanan publik kecendekiaan. terhadap penyajian, dan
mentor. Hal ini prima yaitu sopan persoalan kelayakan bahasa tidak
mencermikan nilai dan transparan. Hal tersebut sejalan lembaga. akan dapat dicapai
Tanggung jawab; dengan
dengan maksimal
4. Penulis melakukan pelaksanaan misi
konsultasi dan yaitu 2) Proses terkakhir
menyerahkan draft menyelenggarakan dalam penyusunan
modul dengan datang layanan pendidikan Draft Modul ini adalah
sesuai kesepatakan. akademik di bidang memohon penialaian
Hal ini mencerminkan . kebijakan
keterbacaan Draft
kedisplinan dan pendidikan yang
Amanah; berbasis fondasi Modul oleh mentor,
5. Penulis melakukan fondasi pendidikan. kolega dan Kaprodi.
konsultasi pada Mentor, Tahapan ini tidak akan
Kaprodi, dan kolega Selain itu juga terlaksana dengan baik
untuk meminta termasuk pada misi tanpa adanya nilai
penilaian terkait draft Membangun kultur Amanah dan
modul. Hal ini adalah akademik yang transparan. Tanpa
cerminan dari nilai berkarakter untuk nilai-nilai ini maka draft
Transparan dan menghasilkan modul tidak akan
orientasi mutu. lulusan yang
mendapat feedback
profesional dan
dari berbagai pihak
berkomitmen
terhadap nilai-nilai sebagai langkah
ketaqwaan, perbaikan kualitas.
kemandirian, dan
kecendekiaan.

21
C. Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan


Bulan September Bulan Oktober
No Kegiatan Mingggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menelaah literatur terkait Kebijakan
pendidikan
(16 Sept. 20 – 23 Sept. 2020)
2. Mensinergikan kebutuhan capaian
pembelajaran dengan konten draft
modul
(24 Sept. 20 – 27 Sept. 20)
3. Membuat Sistematika Penyajian
Modul
(28 Sept. 20 – 1 Okt. 20)
4. Menyusun Materi Draft Modul
Tahap Pertama
(2 Okt. 20 – 11 Okt. 20)
5. Menyusun materi draft modul
Tahap Kedua
(12 Okt. 20 – 20 Okt 20)
6. Melakukan uji keterbacaan draft
modul
(21 Okt. 20 – 27 Okt. 20)

D. Kendala dan Strategi Mengatasi


Tabel 3. Kendala dan Strategi Mengatasinya
No Kendala Strategi Mengatasinya
1. Respon terhadap Pandemi Covid-19 Menyesuaikan jadwal WFO dengan dosen
membuat sistem kerja pada unit kerja atau Kaprodi agar dapat berdiskusi dan
menjadi shift. Kaprodi membuat jadwal meminta tanda tangan. Penulis memanfaatkan
keberangkatan ke prodi agar tidak terjadi juga rapat-rapat berkala prodi untuk meminta
kerumunan Work From Office (WFO). Hal masukan dan tanda tangan pada pihak-pihak
tersebut membuat diskusi dan konsultasi terkait.
dengan tim teaching, kolega, ketua Prodi,
atau mentor menjadi terhambat.
2 Tugas-tugas tambahan kampus yang Penulis memetakan secara terperinci jadwal
bersamaan dan periode habituasi membuat kosong yang tersedia untuk konsultasi dengan
pelaksanaan aktualisasi tidak dapat tim teaching, kolega, ketua Prodi, atau mentor.
dilakukan secara kontinyu untuk melakukan Selanjutnya menyesuaikan dengan agenda
diskusi dan konsultasi. Tugas-tugas dari tugas-tugas tersebut agar dapat berjalan
tambahan itu seperti menjadi tim prosiding secara bersamaan dengan baik. Selain itu,
untuk Seminar Internasional penulis memaksimalkan pertemuan-pertemuan
The 2nd International Conference on insidental dengan tim teaching, kolega, ketua
Meaningful Education (ICMEd) Prodi, atau mentor jika bertemu dalam
pelakanaan tugas tambahan tersebut.

22
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pelaksanaan Aktulalisasi adalah sarana bagi CPNS untuk menginternalisasikan
nilai ANEKA sebagai nilai dasar PNS dan person kedudukan PNS dalam NKRI
sesuai UU No 5 Tahun 2014 Tentang ASN guna mewujudkan PSN yang
professional. Oleh karena itu laporan aktualisasi ini berisi aktivitas selama proses
habituasi selama 30 hari dari periode 16 September hingga 27 Oktober 2020. Selain
itu, aktualisasi ini juga berfungsi untuk merespon isu-isu yang ada di Unit Kerja yaitu
pada Program Studi Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Yogyakarta.
Berdasarkan hal tersebut, aktualisasi ini mengangkat isu mengenai masih
kurangnya referensi teoritik kebijakan pendidikan untuk mendukung Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di lingkungan Prodi. Isu tersebut direspon dengan produk
aktualisasi yaitu Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan Untuk
Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Gagasan pemecahan isu ini dipilih
sebagai langkah yang solutif dan rearchable pada saat ini untuk mengatasi isu
tersebut. Gagasan ini akan memberikan pedoman teortik bagi mahasiswa dalam
pembelajaran pada Mata Kuliah Pengantar Kebijakan Pendidikan.
Gagasan pemecahan isu tersebut diaktualisasikan melalui 6 kegiatan utama yaitu:
1. Kegiatan 1 yaitu menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan telah terlaksana.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun theoritical framework dalam membuat
Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan. Terlaksananya kegiatan ini
dibuktikan dengan telah dibuat Catatan literatur dan data pendukung terkait teori
kebijakan pendidikan. 20 rujukan awal baik dari buku atau artikel jurnal dapat
terkumpul untuk membangun peta teoritik Draft Modul Pengantar Kebijakan
Pendidikan.
2. Kegiatan 2 yaitu mensinergikan kebutuhan capaian pembelajaran dengan konten
draft modul telah terlaksana. Kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan capaian
pembelajaran yang dibutuhkan dengan subtansi draft modul yang disusun.

23
Terlaksananya kegiatan ini dibuktikan dengan telah dirumuskan tingkat
kompetensi yang dibutuhkan dengan standar terbaru KKNI-DIKTI.
3. Kegiatan 3 yaitu membuat sistematika penyajian modul telah terlaksana. Kegiatan
ini bertujuan untuk menguraikan secara runtut pokok pembehasan yang ditulis
dalam draft modul berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata
Kuliah Pengantar Kebijakan Pendidikan. Terlaksanya kegiatan ini tercermin dari
telah dirumuskan 6 bab lengkap dengan uraian masing sub bagian yang ditulis
dalam draft. Pokok bahasan dan uraian tersebut didasarkan pada catatan literatut
yang telah terkumpul pada kegiatan pertama.
4. Kegiatan 4 yaitu menyusun materi draft modul tahap pertama telah terlaksana.
Kegiatan ini bertujuan untuk merealisasikan sistematika bab yang telah dibuat
dalam kegiatan sebelumnya dalam sebuah tulisan sesuai kaidah ilmiah.
Terlaksananya kegiatan ini ditandai dengan telah dituliskan bab 1 sampai bab 3
sesuai dengan rencana aktualisasi.
5. Kegiatan 5 yaitu menyusun materi draft modul tahap kedua telah terlaksana.
Kegiatan ini bertujuan untuk melanjutkan penulisan kegiatan sebelumnya untuk
merealisasikan sistematika bab yang telah dibuat. Terlaksananya kegiatan ini
ditandai dengan telah dituliskan bab 4 sampai bab 6 serta daftar pustaka sesuai
dengan rencana aktualisasi.
6. Kegiatan 6 yaitu melakukan uji keterbacaan draft modul telah terlaksana. Kegiatan
ini bertujuan untuk menyaring masuk dan berbagai pihak terkait kelayakan draft
modul yang telah disusun. Terlaksananya kegiatan ini dibuktikan dengan hasil
rata-rata sangat baik berdasarkan penilaian pada aspek Kelayakan Isi, Kelayakan
Penyajian, Penilaian Bahasa.
Berdasarkan 6 kegiatan tersebut maka Pelaksanaan Aktualisasi telah
dilaksanakan dengan lancar. Produk dari Pelaksanaan Aktualisasi ini adalah Draft
Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan. Sebagai bentuk integritas, penulis sepakat
dengan Mentor untuk membuat Pakta Integritas penyelesaian Draft Modul Pengantar
Kebijakan Pendidikan menjadi modul yang siap digunakan paling lambat pada
tanggal 31 Desember 2020.

24
B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan L aktualisasi, maka terdapat beberapa saran yang
penulis ajukan:
1. Dosen
Dosen ASN sebagai bagian dari pelayan publik pada konteks ini adalah
mahasiswa harus memberikan pelayanan yang prima. Hal tersebut harus
disesuaikan dengan tugas pokok fungsi posisinya yaitu sebagai pengajar dan
ilmuwan yang menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengajaran dan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 Ayat 9).
Oleh karena itu, untuk menunjang salah satu fungsi tri dharma yaitu pengajaran
yang berkualitas perlu adanya ketersediaan kajian literatur relevan dan sesuai
dengan RPS. Penyusunan Modul atau bahan ajar sesuai mata kuliah yang diampu
adalah salah satu cara untuk menyelaraskan rencana dan ketersediaan referensi.
Maka dari memperkaya modul draft oleh setiap dosen perlu dilakukan sebagai
langkah menjadi ASN professional.
2. Unit Kerja
Berdasarkan isu masalah yang penulis angkat, penguatan referensi-referensi
teoritik yang spesifik mengenai kebijakan pendidikan adalah salah satu isu yang
perlu mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, penyusunan modul dan bahan ajar
sesuai mata kuliah menjadi penting eksistensinya. Berdasarkan isu tersebut, prodi
sebagai satuan kerja yang memiliki otoritas dalam menyusun rencana kerja dapat
memasukan penguatan referensi sebagai salah satu programnya. Hal itu berfungsi
untuk menguatkan dan pengembangkan theoretical framework prodi Kebijakan
Pendidikan.
3. Lembaga Pusdiklat
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia telah merespon kebutuhan pelatihan daring
secara baik dengan menyiapkan materi via daring dan media daring yang stabil.
Ke depan untuk semakin memperlancar pelatihan dasar secara daring, fasilitas
pendukung pelaksanaan daring seperti stabilitas internet dapat ditingkatkan untuk
kenyamanan bersama.

25
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Lembaga Adminrstrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman


Penyelenggaraan Latsar CPNS
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Tilaar H.A.R. dan Nugroho, R. 2008. Kebijakan Pendidik : Pengantar untuk memahami
kebijakan pendidikan dan kebijakan pendidikan sbg kebijakan publik.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Piccoli, A.d.S., Kligerman, D.C., Cohen, S.C., Assumpção, R.F. (2016).Environmental
Education as a strategy of social mobilization to face water scarcity. Science &
Collective Health. ISSN 1678-4561.

26
Lampiran 1

Output dan Bukti Fisik Kegiatan

27
Kegiatan 1
Mengumpukan literatur terkait kebijakan pendidikan
(16 Sept. 20 – 23 Sept. 2020)

Output Kegiatan 1:
a. Pengumpulan Catatan Referensi

1. Beckett, K. S. (2013). Paulo Freire and the Concept of Education. Educational Philosophy
and Theory, vol. 45, No. 1, 49–62
2. Bourgon, J. (2007). Responsive, responsible and respected government: towards a New
Public Administration theory. International Review of Administrative Sciences, vol 73(1):7–
26.
3. Darmaningtyas dan Subkhan, E. (2012). Manipulasi Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta:
Resist Book.
4. Dunn, W.N. (2000). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
5. Fischer., F, Miller G.J., dan Sidney M. S. (2015). Handbook Analisis Kebijakan Pendidikan:
Teori, Politik, dan Metode. Bandung: Nusa Media.
6. Ikrom, A. Taufik, A. Hendri, A. F. Prayitno, H. Darmawan, R. Sudarno, R. Rohani, S.
(2015). Peta Jalan Pendidikan 12 Tahun Di Indonesia. Jaringan Pemantau Pendidikan
Indonesia (JPPI) dan Network for Education Watch Indonesia 2015.
7. Joyonegoro W. 1995. Lima puluh tahun perkembangan pendidikan Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
8. Krueger, A. B. & Maleckova, J. (2003). Education, Poverty and Terrorism: Is There a
Causal Connection? The Journal of Economic Perspectives, vol. 17, No. 4.
9. Nugroho, Riant. (2008). Public Policy: Dinamika Kebijakan Pendidikan, Analisis Kebijakan Publik,
Manajemen Kebijakan Publik, Etika Kebijakan Publik, Kimia Kebijakan Publik. Jakarta: PT
Gramedia.
10. Parsons, W. (2005). Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.
Jakarta: Kencana.
11. Subarsono, A.G. (2013). Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
12. Suharno. 2011. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: Ombak.
13. Syawie M. dan Sumarno, S. 2015. Kebijakan Berbasis Ilmu Pengetahuan. Jurnal Sosio
Informa, Vol. 1, No. 1, hal 79-90.
14. Tilaar H.A.R. 2002. Pendidikan dan Perubahan Sosial: Pengantar Pedagogik Transformatif
untuk Indonesia. Jakarta: Penerbit Grasindo.
15. Tilaar H.A.R. dan Nugroho, R. 2008. Kebijakan Pendidik : Pengantar untuk memahami
kebijakan pendidikan dan kebijakan pendidikan sbg kebijakan publik.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

28
16. Tilaar, H.A.R. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional Dalam
Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineke Cipta.
17. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
18. Wahyaningsih, S dan Tim penulis Mitra. (2014). Oase Pendidikan Di Indonesia: Kisah
Inspiratif Para Pendidik. Jakarta: Tanoto Foundation.
19. Weimer, D. L., & Vining, A. R. (1999). Policy analysis: Concepts and practice (Vol. null).
New York: Routledge.
20. Widodo, J. 2009. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.

29
b. Foto hasil konsultasi dengan Ibu Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. selaku Ketua Prodi
Kebijakan Pendidikan

30
Bukti Kegiatan

a. Konsultasi progres kegiatan dengan Bapak Joko Pamungkas, S.Pd., M.Pd. selaku Mentor
dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

b. Pengumpulan Buku dan Jurnal referensi

31
32
b. Catatan dari Kaprodi dan Mentor
1) Catatan dari kaprodi:
- Tambahkan referensi-referensi terupdate paling tidak 10 tahun terakhir.
- Konsultasikan dengan dosen dengan rumpun ilmu yang sama agar mendapat
input terkini dari perkembangan ilmu kebijakan. Pada konteks ini dosen satu
rumpun ilmu di Prodi Kebijakan Pendidikan adalah Pak Fajar Sidik, MPA. yang
memiliki background pendidikan Administrasi publik. Ilmu tersebut dengan
induk teori dari kebijakan pendidikan yaitu Kebijakan publik pada sektor
pendidikan.
- Buat form catatan untuk menulis hal tersebut.
2) Catatan dari Mentor:
- Lanjutkan dengan memita dan mempertimbangkan saran dari dosen kolega
dan kaprodi.
- Mulai pikirkan juga bagaimana bentuk cover dari buku agar menjadi sebuah
kemasan yang komplit.

33
Kegiatan 2
Mensinergikan Kebutuhan Capaian Pembelajaran dengan Konten Draft Modul
(24 Sept. 20 – 27 Sept. 20)

Output Kegiatan 2:
a. Penetapan Tingkat Kompetensi dalam Membuat Draft Modul

1. Tingkatan pembelajaran menggunakan Taksonomi Bloom

34
2. Aspek Pengetahuan
a. Mahasiswa mampu memahami konsep kebijakan pendidikan sebagai bagian dari
kebijakan publik. (C2)
b. Mahasiswa mampu membangun paradigma tentang Hakekat dan Kedudukan kebijakan
pendidikan dalam kehidupan bernegara. (C2)
c. Menerapkan teori-teori kebijakan Pendidikan untuk mengkaji kasus-kasus Pendidikan
(C3).
d. Mampu Mendeteksi Masalah Kebijakan Pendidikan baik dalam lingkup nasional dan
lingkup daerah. (C4)

Berdasar rician di atas, draft modul ini dirumuskan agar dapat menjadi pedoman Dosen dalam
melakukan pembelajaran pada tingkat:
1. Pemahaman (C2)
Mahasiswa mampu menjelaskan, mengategorikan, dan merinci, konsep-konsep tentang
kebijakan pendidikan secara umum. Hal ini sebagai tingkatan dasar untuk dapat
mengembangkan pengetahuan menuju tahap selanjutnya.
2. Aplikasi Konsep (C3)
Mahasiswa mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari untuk mengkaji atau melihat
sebuah kasus konkret dalam kebijakan pendidikan. Tahap ini adalah modal mahasiswa
untuk mampu kritis dengan keadaan. Pada tahap ini mahasiswa sudah memiliki konsep-
konsep yang bersifat das Sollen yang berfungi sebagai pembanding dari realita lapangan
(Das Sein)
3. Analisis (C4)
Mahasiswa mampu mendeteksi masalah-masalah kebijakan berdasarkan pemahaman
konsep. Tahap ini adalah bentuk proses berpikir dari mahasiswa untuk mampu menilai
sebuah kasus kebijakan berdasar konsep-konsep terkait kebijakan

35
Bukti Kegiatan

a. Diskusi dengan dosen senior dan Tim Teaching Mata Kuliah Pengantar Kebijakan
pendidikan
Diskusi tersebut dilaksanakan pada tanggal Senin, 28 September 2020. Diskusi
tersebut bertujuan untuk jajak pendapat mengenai capaian pembelajaran yang akan
dicapai melalui Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan. Hal ini perlu dilakukan
karena Dalam format Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan capaian
pembalajaran minimal. Diskusi ini membahas apakah Draft modul akan dibuat sama
persis dengan kebutuhan RPS atau ada perkembangan materi sebagai sarana
perkembangan ilmu.

b. Bukti Kegiatan: Catatan diskusi bersama Tim Teaching


Diskusi dilakukan bersama Pak Fajar Sidik, MPA. sebagai tim Teaching dalam Mata
kuliah Pengantar Kebijakan Pendidikan. Selain itu, diskusi juga melibat Bapak Dr.
Dwi Siswoyo, M.Hum. yaitu seorang dosen senior di Prodi Kebijakan Pendidikan.
Beliau juga memiliki fokus bidang kajian dengan penulis yaitu Filosofi Kurikulum
Pendidikan. Berdasarkan diskusi tersebut diperoleh beberapa saran untuk
menyepurnakan penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan yaitu:

36
1) Saran dari Pak Fajar:
Rencana Pembelajaran Semester Mata Kuliah Pengantar Kebijakan Pendidikan
masih pada tahap minimal. Hal itu dapat dideteksi dari capaian pembelajaran yang
dituliskan masih pada tahap Mahasiswa mampu memahami konsep kebijakan
pendidikan sebagai bagian dari kebijakan publik (RPS Matkul Pengantar
Kebijakan Pendidikan, 2020). Kompetensi tersebut masuk pada ranah C2 pada
taksonomi Bloom yaitu pemahaman. Kompetensi pada modul buku dapat
dikembangkan hingga pada aspek pengembangan di titik C4 yaitu Analisis.

2) Saran dari Pak Dwi:


Landasan filosifis dari kebijakan pendidikan perlu ditegaskan dengan jelas.
Landasan filosofis mulai ditinggalkan, sehingga modul hanya pada tataran praktis
indikator moral perlu benar-benar diaplikasika dalam pembelajaran dan
pembuatan modul.

37
Kegiatan 3
Membuat Sistematika Penyajian Modul
(28 September 2020 – 1 Oktober 2020)

Output Kegiatan 3:
Sistematika Penyajian Modul

Sistematika Penyajian Modul

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Deskripsi
C. Capaian Pembelajaran
BAB II Perkembangan Ilmu Kebijakan
A. Asal Usul Kebijakan
B. Kebijakan publik Era Pra Revolusi Industri
C. Kebijakan publik Erda Pasca Revolusi Industri
BAB III Kebijakan Publik dan Ruang Lingkupnya
A. Pengertian Kebijakan Publik
B. Ruang Lingkup kebijakan Publik
C. Arah Tujuan Kebijakan Publik
BAB IV Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik
A. Hakekat Pendidikan
B. Pendidikan sebagai Public Good
C. Kebijakan Pendidikan
BAB V Analisis kebijakan Pendidikan
A. Orientasi Analisis Kebijakan
B. Tahapan Analisis Kebijakan
C. Analisis Kebijakan Pendidikan
BAB VI Praktik Kebijakan Pendidikan dari Masa Ke Masa di
Indonesia
A. Kebijakan Pendidikan Era Orde lama
B. Kebijakan Pendidikan Era Orde Baru
C. Kebijakan Pendidikan Era Reformasi
D. Kebijakan Pendidikan Era Pasca Reformasi
Daftar Pusataka

38
Bukti Kegiatan

1. Bukti Kegiatan: Paraf dari Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. saat melakukan konsultasi
terkait sistematika penyajian modul

39
2. Bukti Kegiatan: Konsultasi dengan Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. Selaku Ketua Prodi
Kebijakan Pendidikan terkait progress dan perumusan Sistematika Penyajian draft
modul

3. Bukti Kegiatan: Konsultasi dengan Ibu Dr Shely Chatrin, M.Phill selaku Sekretaris
Prodi Kebijakan Pendidikan. Konsultasi dengan Bu Shely merupakan rekomendasi
dari Kaprodi yang menginfokan bahwa seyogyanya dapat berkonsultasi dengan Bu
Shely yang pernah menulis Modul Ajar Mata kuliah. Konsultasi ini untuk meminta
masukan dan terkait penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan.

4. Bukti Kegiatan: Catatan Saran dari Bu Shely


- Pertajam bagian modul setidaknya menjadi 2 hal, yaitu kajian teoritik dan
praktinya. Hal itu agar modul dapat dipahami oleh mahasiswa secara jelas.
- Sistematika modul sudah runtut, tinggal dipertajam dan diupdate lagi.

40
Kegiatan 4
Menyusun Materi Draft Modul Tahap Pratama (BAB 1-4)
(02 Oktober 2020 – 11 Oktober 2020)

Output Kegiatan 4:
Draft Modul BAB 1-4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan Pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik. Pendidikan menjadi
salah satu aspek yang penting dalam praktik kebijakan oleh pemerintah. Hal itu tidak lepas
dari fungsi pendidikan sebagai sarana menuju terampil, mandiri, dan sejahtera. Sebagaimana
kajian (Picolli, 2015) menyebutkan pendidikan sebagai,”driving force for social
mobilization”. Oleh karena itu, kebijakan yang dirilis oleh pemerintah untuk mengintervensi
aspek pendidikan menjadi sangat berdampak pada tercapainya tujuan pendidikan.
Secara sederhana tujuan pendidikan dapat merujuk pada amanat Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut
dikuatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
bahwa perlu adanya sistem pendidikan yang mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Berdasar ulasan secara materiil maupun formal, pendidikan adalah hal
vital untuk menuju tujuan nasional. Oleh karena itu, Kebijakan pendidikan harus menjadi hal
prioritas dalam horizon penyelenggaraan kebijakan publik.
Urgensi kebijakan pendidikan belum didukung dengan referensi yang memadai.
Literatur ilmiah yang tersedia yang secara spesifik terkait kebijakan pendidikan masih sangat
minimal jika dibandingkan dengan literatur kebijakan publik secara umum. Kebijakan
pendidikan masih diposisikan sebagai contoh kecil dalam wadah kebijakan publik yang luas.
Selain itu, tinjauan kebijakan pendidikan juga perlu selalu diperbaharui agar relevan dengan

41
perkembangan teori maupun praktik kebijakan khususnya di Indonesia. Kebutuhan tersebut
mengharuskan referensi kebijakan pendidikan perlu untuk selalu terbaharuikan dari masa ke
masa.
Referensi kebijakan publik juga perlu disesuaikan antara payung kebijaka publik
sebagai teori induknya dengan aspek-aspek pendidikan yang memiliki karakteristik khusus.
Sebagaimana prinsip dari ilmu kebijakan yang harus terus dinamis agar aplikatif untuk setiap
zaman. Kajian Blavoukos and Bourantonis (2014) menguatkan bahwa,“policy change has
various origins and therefore an eclectic analytical approach is needed”. Pernyataan tersebut
memberikan penegasan bahwa perkembangan zaman dan karakter pendidikan harus menjadi
diskusi penting agar referensi kebijakan pendidikan tetap relevan.
Posisi pendidikan menjadi vital baik untuk pengembangan manusia sebagai individu
dan sebagai anggota masyarakat. Pada konteks individu, pendidikan adalah sarana untuk
mengembangkan diri secara penuh. Sebagaimana kajian Proctor et al (2015) yang
menyatakan bahwa,”the fully functioning person is a term that describes the ideal condition in
which actualization of the self is congruent with an individual’s organismic experiences”.
Pendidikan memberikan kesempatan untuk setiap individu tidak hanya mandiri tetapi juga
mengoptimalkan segala minat dan bakat. Hal ini menjadi sebuah tahapan penting agar
individu tidak hanya mampu mengembangkan diri tetapi juga mampu menyelaraskan diri
dengan tatanan masyarakat. Kajian George F. Kneller (1967) menegaskan bahwa pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek dalam diri individu, sekaligus sebagai sarana
untuk menstranformasikan warisan budayanya. Penyataan tersebut mengafirmasi bahwa
internalisasi nilai-nilai dalam masyarakat adalah bagian dari proses pendidikan itu sendiri.
Argumen-argumen di atas menunjukan satu hal yang sangat jelas: Pendidikan adalah aspek
krusial yang harus ada agar transformasi peradaban manusia terus terjaga sekaligus
berkembang dengan baik.
Karakteristik pendidikan juga berbeda dengan aspek lain dalam skup kebijakan publik.
Sebagaimana diketahui bahwa ruang lingkup kebijakan publik meliputi hukum, sosial,
budaya, hukum, dan berbagai aspek lain. Aspek-aspek tersebut memiliki sifat dan fungsi
masing-masing. Seperti halnya aspek sosial yang berkaitan dengan hakekat manusia sebagai
mahluk yang mempunyai kecenderungan bermasyarakat. Selain itu kehidupan manusia selalu
berkaitan dengan sebuah aturan dalam masyaraka tersebut. Aspek Budaya berkaitan dengan

42
hasil cipta rasa, karya manusia, hingga pada kepercayaan dan norma (Siswoyo et al, 2013).
Pendidikan mempunyai fungsi untuk membimbing bakat dan minat peserta didik hingga
mampu bermasyarakat sesuai nilai yang ada. Kajian Tilaar dan Nugroho (2008) menyebutkan
manusia sebagai animal educabili, yaitu manusia lahir dengan potensi yang masih perlu
dibimbing dan dilatih agar dapat tumbuh maksimal. Pendidikan adalah aspek terdepan dalam
proses pebelajaran tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki posisi penting dalam
tatanan kehidupan manusia, sekaligus memiliki karakteristik khusus yang perlu dikelola
secara tepat.
Modul ini akan membahas secara spesifik pendidikan dalam konteks kebijakan publik.
Kebijak publik adalah payung besarnya, sementara pendidikan adalah ruang spesifik yang
akan dielaborasi. Tujuan khusus modul ini untuk memberikan bahan belajar (learning
materials) bagi mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah pengantar kebijakan pendidikan.
Eksistensi buku ini menjadi penting untuk memberikan pemahaman karena mahasiswa
mampu belajar secara mandiri ataupun bersama dosen. Tujuan umum modul ini untuk
menambah referensi terkini terkait kebijakan pendidikan. Hal itu menjadi penting karena
prisnsip dari ilmu dan fenomena pendidikan yang selalu berkembang. Sebagaimana prinsip
dari masalah publik yang dinamis.

43
BAB II
PERKEMBANGAN ILMU KEBIJAKAN

A. Asal Usul Kebijakan


Bab ini mengeksplorasi perkembangan kebijakan mulai dari munculnya istilah
kebijakan sampai disebut sebagai sebuah ilmu dengan basis kajian ilmiah. Oleh karena itu,
pada babak awal bab ini akan dimulai dari penjelasan mengenai asal usul dan pengertian
kebijakan. Pengertian setidaknya akan dapat dikaji dari 2 sudut pandang, yaitu secara
etimologi dan Terminologi. Etimologi merujuk pada pengertian terkait sebuah hal berdasar
asal usul kata. Hal ini lantaran Etimologi berasal dari kata Etymos yang berarti asal kata dan
logos yang bermakna ilmu. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa etimologi adalah
sebuah pemahaman-pemahaman yang didasarkan asal-usul kata. Sebagaiana kajian Sluiter
(2015) menyatakan bahwa,”…etymology for the more specialized purpose of thinking about
morphology and lexicon by organizing words into clusters with a family resemblance”. Hal
ini menegaskan bahwa etimologi adalah rujukan yang didasakan pada asal usul kata.
Sementara itu, sisi terminologi memandang sebuah hal atau entitas berdasarkan
gambaran secara umum yang lebih kompleks. Sudut pandang ini merujuk pada pemaknaan
berdasarkan pola-pola yang ditangkap dari aspek-aspek terkait. Kajian Geyer (1989)
mengafirmasi bahwa,”…to describe what is generally known as the development axis and its
constituent elements”. Pernyataan ini menandakan bahwa terminologi akan menjelaskan
sebuah hal atau entitas secara lebih komplit karena melibatkan berbagai variabel untuk
mendeskripsikannya. Berdasarkan ulasan awal di atas, bab ini akan mulai mengeksplorasi
kebijakan pendidikan berdasar asal usul kebijakan secara etimologi dan terminologi. Titik ini
sebagai langkah awal untuk menyamakan persepsi mengenai kebijakan, kebijakan publik dan
pendidikan.
Kebijakan secara etimologi muncul dari bahasa Yunani dan Latin. Hal ini merujuk pada
kata Polis yang artinya negara-kota dalam bahasa Yunani. Kebijakan juga berasal dari kata
Politea yang berarti negara dari bahasa latin. Pada akhirnya bahasa inggris mengadaptasikan
kata-kata tersebut sebagai embrio dari kata Policie (Dunn, 2000). Selanjutnya secara luas kata
policy menyebar sebagai istilah yang bermakna pengendalian
masalah. Policy bermakna sebagai langkah melakukan administrasi pemerintahan untuk
mengendalikan masalah publik.

44
Berdasar etimologi, policy dan politic memiliki induk kata yang sama yaitu Politea.
Politiea menjadi rujukan lahirnya istilah politic (politik). Fenomena ini tercermin dalam kosa
kata Negara Jerman dan Rusia yang menempatkan kata policy untuk mengartikan kebijakan
atau politik (Dunn, 2000). Fakta ini menjadi sebuah jawaban awal mengapa pada akhirnya
kebijakan publik dan politik tidak dapat dipisahkan. Etimologi menyediakan clue awal yaitu
karena dua hal tersebut tumbuh dari induk kata yang sama serta memiliki bidang kaji yang
beririsan secara erat.
Selanjutnya dari sisi terminologi, sudut pandang ini melihat arti kebijakan dari segi
yang lebih luas. Biasanya definisi ini diwakili oleh tokoh yang ahli dalam bidang tersebut. Hal
itu karena tokoh ahli dianggap kredibel atau terpercaya untuk merumuskan sebuah fenomena
atau kejadian. Kredibilitas tersebut tumbuh berdasarkan rekam jejaknya. Pada awal
kemunculannya, kebijakan diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan ketertiban masyarakat
melalui berbagai peraturan. Pemaknaan ini mulai muncul pada masa dinasti Babilonia yaitu
abad 18 SM (Dunn, 2000). Kajian kebijakan terus mengalami perberkembangan. Kajian
Laswell (1956) mengafirmasi dengan menyatakan bahwa ilmu kebijakan adalah sebuah kajian
ilmiah untuk menghasilkan solusi atas masalah publik yang menjadi prioritas.
Narasi kebijakan terus berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan dan zaman.
Kebijakan pada akhinya tidak dapat lepas dari istilah publik sebagai kata ganti untuk
masyarakat. Kebijakan publik dapat diartikan sebagai sebuah keputusan dari pihak yang
berwenang baik dalam format kerajaan ataupun demokrasi untuk dapat mengatasi masalah
dan menertibkan masyarakat. Bidang ini terus berkembang masa demi masa dimulai sejak
awal peradaban manusia, sebagaimana keputusan adalah sebuah proses natural dalam
berinteraksi manusia satu dan lainnya. hingga mencapai praktiknya yang lebih kompleks dan
empiris pada masa revolusi industry pada akhir abad 18 (Duncan MakRae, 1976). Kajian
Behn dan Vaupel (1976) mengartikan kebijakan sebagai usaha untuk memilah-milah masalah
seperti halnya membongkar sebuah mesin yang bermasalah agar dapat bekerja kembali.
Ulasan-ualsan tersebut menandakan bahwa Pengertian kebijakan secara terminologi terus
tumbuh sesuai dengan kompleksitas zaman. Tetapi definisi kebijakan selalu bermuara pada
satu hal: pemecahan masalah publik.

45
BAB III
KEBIJAKAN PUBLIK DAN RUANG LINGKUPNYA

Bab ini akan membahas gambaran umum dari kebijakan publik dan berserta ruang
lingkupnya. Poin ini adalah sebagai tahap selanjutnya dalam memahami ilmu kebijakan setelah
mengetahui konteks kelahirannya pada bab sebelumnya. Oleh karena itu, bab ini secara spesifik
akan mengeksplorasi definisi kebijakan publik, diskursus litetratur kebijakan yang berkembang,
aspek-aspek penyusun kebijakan publik, hingga pada tujuan serta manfaat dari kebijakan publik.
Poin-poin tersebut perlu dielaborasi secara lebih lanjut sebagai dasar untuk memahami teori dan
praktik dari kebijakan pendidikan.

A. Pengertian Kebijakan Publik


Diskursus terkait kebijakan publik terus berkembang dalam literature akademik. Tetapi
secara garis besar kebijakan publik merupakan sebuah keputusan dari pemerintah untuk
menyelesaikan masalah publik. Berbagai tokoh mempunyai pandangan yang saling
melengkapi terkait wajah utuh dari kebijakan publik. Kajian sus bab ini akan mengulas
definisi kebijakan publik dari berbagai tokoh seperti Harlold Laswell dan Abraham Kaplan
(1970), David Easton (1965), Thomas R Dye (1984), James Lester dan Robert Steward
(2000), hingga James Anderson (2011). Tokoh-tokoh tersebut memiliki argument dan titik
tekan tersendiri dalam memaknai kebijakan publik sesuai dengan perkembangan ilmu
kebijakan. Kajian-kajian tersebut akan memberikan gambaran kebijakan publik secara
komplit karena diulas dari berbagai sudut dan perspektif. Hal ini menjadi modal awal untuk
memahami kebijkan publik secara komprehensif.

B. Ruang Lingkup kebijakan Publik


Sub bab ini mengeksplorasi lebih lanjut mengenai komponen-komponen dalam
kebijakan publik. Hal ini meliputi parameter kebijakan publik berjalan dengan baik,
karaktetistik masalah publik sebagai bagian awal proses kebijakan, jenis-jenis kebijakan, pada
teori-teori perumusan kebijakan, hingga idetifikasi stakeholder yang terlibat dalam proses
kebijakan. Aspek-aspek ini perlu dieksplorasi sebagai usaha untuk memahami karakteristik
kebijakan publik.

46
C. Arah Tujuan Kebijakan Publik
Manfaat dan tujuan kebijakan perlu ditegaskan pada awal bab dalam buku ini sebagai
usaha menyamakan persepsi terkait urgensi dari kebijakan pendidikan. Tujuan kebijakan
publik secara garis besar adalah usha merumuskan metode atau cara paling efektif dan efisien
untuk menyelesaiakn masalah publik. Sementara manfaatnya kebijaka publik dapat diuraikan
baik dalam aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan, peningkatkan Profesionalisme Praktisi,
serta Berguna untuk tujuan politik.

47
Bukti Kegiatan

1. Bukti Kegiatan: Konsultasi Progres Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan pada Dosen-
Dosen Kebijakan Pendidikan pada saat rapat Jurusan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan
input yang lebih komprehensif dalam penyusunan Modul.

2. Bukti Kegiatan: Konsultasi dengan Bapak Joko Pamungkas, S.Pd., M.Pd. selaku Mentor
dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan terkait progress pernyusunan Draft Modul

48
Kegiatan 5
Menyusun materi draft modul Tahap Kedua (BAB IV – VI dan Dafttar Pustaka)
(12 Okt. 20 – 20 Okt 20)

Output Kegiatan 5:
1. Draft Cover Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan

Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan secara lengkap dapat diakses pada link
berikut:
https://drive.google.com/drive/folders/1lVoRiMTMzns9XJi4RAhK0gU1K0xSxnkX?usp=sharin
g

49
Output Kegiatan 5:
2. Draft Modul dari BAB IV – VI dan Daftar Pustaka

BAB IV
PENDIDIKAN SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK

A. Hakekat Pendidikan
Pendidikan adalah bagian dari kebijakan publik. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan
merupakan kebijakan publik itu sendiri. Bab ini akan mengekplorasi secara detail bagaimana
perjalanan pendidikan mejadi sebuah kebijakan publik. Bab ini perlu dipelajari agar
mahasiswa mampu membangun theoritical framework atau runtutan secara logis dan ilmiah
mengapa pendidikan menjadi bagian dari kebijakan publik. Oleh karena itu, bab ini akan
memperlajari terkait hakekat pendidikan, Pendidikan sebagai publik goods, dan perspektif
kebijakan pendidikan.
Hakekat Pendidikan membahas tentang urgensi dari pendidikan baik bagi inidividu atau
pun masyarakat. Sub bab ini akan menjelaskan berbagai pendapat tokoh tentang esensi
pendidikan. Secara garis besar hakikat Pendidikan adalah sarana mengembangkan minat dan
bakat agar mampu terampil, mandiri, sejahtera tetapi tetap bisa selaras dengan nilai dan
budaya dalam masyarakat. Secara lebih lanjut ditinjau dari berbagai tokoh pendidikan seperti
Paulo Freire Mewakili dari perspektif pendidikan kritis, Ki hadjar Dewantara mewakili dari
perspektif konsep pendidikan indigenous indonesia, dan beberapa tokoh lain seperti Ivan
Illich dengan Konsep Deschooling society, John Dewey dengan Konsep discovery learning
versi, dll. Perspektif dari berbagai tokoh tersebut dielaborasi untuk mengahsilkan pemahaman
yang komprehensif terkait hakekat pendidikan.

B. Pendidikan Sebagai Public Good


Pendidikan sebagai public good merujuk pada pengertian bahwa penyelenggaraan pendidikan
yang baik adalah kewajiban bagi pemerintah, serta hak bagi warga negara. Sebagaimana yang
tertuang dalam Pasal 31 UUD 45 bahwamasyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan
pendidikan dan pengajaran serta pendidikan merupakan kewajiban pemerintah untuk
melaksanakannya, utamanya peranan mendasar menyediakan kesempatan belajar. Barang

50
publik berarti eksistensinya disediakan oleh pemerintah untuk masyarakat tanpa terkecuali.
Bab ini akan membahas bagaimana kerangka berpikir pendidikan sebagai kebijakan publik.
Lalu apa bukti bahwa pendidikan adalah sebagai public goods. Oleh karena itu,
pembahasannya akan menyinggung terkait barang publik dan private, serta syarat menjadi

51
BAB V
ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

A. Orientasi Analisis Kebijakan


Revolusi industri pada tahun periode tahun 1750-1850 membawa perubahan paradigma
besar pada praktik kebijakan publik. Perumusan dan evaluasi kebijakan publik yang
terangkum dalam proses analisis kebijakan publik tidak lagi dikakukan secara subjektif dan
magis. Tetapi melalui proses empiris berdasar riset lapangan. Bab ini mengelaborasi hakekat
dari analisis kebijakan publik yang ditunjau dari berbagai pandangan tokoh. Secara garis
besar, analisis kebijakan publik adalah proses berlapis, linear, dan sistematis untuk menyaring
masalah, menentukan alternatif solusi, hingga mencapai rekomendasi kebijakan kepada
decision maker. Konsep-konsep tersebut akan dielaborasi melalui sudut pandang dari
berbagai tokoh seperti James Anderson (2011) yang menyatakan analisis kebijakan sebagai
purposive course of action to deal with a problem or matter concern. Sementara William
Dunn (2000) menyatakan bahwa analisis kebijakan adalah sebuah multiple research method.
Beberapa tokoh lain seperti Thomas R Dye (1984) dan Steven A. Paterson (2003) melengkapi
pandangan terkait esensi analisis kebijakan publik.
B. Tahapan Analisis Kebijakan
Konsekuensi analisis kebijakan publik sebagai proses berlapis dan sistematis untuk
mengahasilakan solusi adalah tahapan rigid dalam pelaksanaannya. Beberapa tokoh
merumuskan tahapan untuk melaksanakan analisis kebijakan. Secara garis besar, tahapan itu
berfungsi untuk menjaga subjektifitas dan menghasilkan alternatif kebijakan yang presisi
terhadap masalah publik. Sub bab ini akan menguraikan berbagai tahapan analisis kebijakan
publik dari berbagi tokoh. Salah satu tahapan yang menjadi rujukan pokok anaslis kebijakan
dirumuskan oleh Willian Dunn. Dunn (2000) merusukan tahapan kebijakan muladi dari
perumusan masalah, forecasting (prediksi), rekomendasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan.
Proses ilmiah analisis Dunn tidak hanya sampai pada titik tersebut, setiap tahapan analisis
masih diuraikan lagi melalui metode-metode spesifik untuk menghasilkan data yang akurat.
Proses berlapis tersebut menegasakan bahwa analisis kebijakan publik adalah sebuah proses
rigid dan sistematis. Proses perumusan tersebut akan dielaborasi lebih spesifik pada sub bab
ini agar pembaca memiliki gamabran yang utuh dan konkret mengenai proses analisis
kebijakan.

52
C. Analisis Kebijakan Pendidikan
Analisis kebijakan pendidikan adalah kelanjutan dari sub bab sebelumnya. Sub bab ini
akan membahas bagaimana jika proses analisis kebijakan yang rigid dan sistematis
dikombinasikan dengan masalah dan karakteristik pendidikan yang khas. Sebagaimana
menurut Proctor et al (2015) posisi pendidikan sebagai sarana untuk mengoptimalkan potensi
individu (the fully functioning person). Kajian Tilaar dan Nugroho (2008) mengafirmasi
bahwa manusia sebagai animal educabili perlu dibimbing dan dilatih agar dapat maksimal
dalam proses pendidikan. selain itu, kajian Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2016 terkait mutu pendidikan yang diukur berdasarkan tiga kompetensi dasar
yaitu membaca, matematika dan sains menempatkan Indonesia pada peringkat 69 dari 76
negara. Data tersebut menujukan sejumlah masalah dan karaktertistik dari sektor pendidikan.
Hal tersebut yang dikombinasikan dengan ilmu kebijakan untuk mengasilkan sebagai anailsis
kebijakan pendidikan yang tepat.

53
BAB VI
PRAKTIK KEBIJAKAN PENDIDIKAN DARI MASA KE MASA DI INDONESIA

Kebijakan pendidikan dipaska untuk terus berkembang menyesuaikan dengan masalah (public
affair) dan perkembangan zaman. Hal ini selaras dengan prinsip dari masalah publik yaitu
dinamis (Dunn, 2000). Artinya, dinamika masalah dan concern pendidikan yang berkembang
mengikuti zaman harus senantiasa dibarengi dengan solusi yang relevan. Fenomena tersebut
menjadikan kebijakan pendidikan dari masa ke masa akan selalu berkembang. Praktik tersebut
tercermin dari berbagai kebijakan pendidikan yang lahir dari dari masa kemerdekaan,
pemerintahan Orde lama, Orde Baru, Reformasi, hingga Pasca Reformasi. Sebagaimana berbagai
kebijakan pendidikan muncul seperti kebijakan sekolah inpres (intruksi presiden), fullday school,
hingga yang terbaru adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur zonasi. Bab ini
akan mengulas melalui tinjauan teortik dan empiris kebijakan-kebijakan pendidikan yang telah
terjadi dari masa ke masa di Indonesia. Hal ini tidak hanya berguna sebagai wawasan, tetapi juga
mmapu menjadi lesson learnt agar dapat memproduksi kebijakan yang tepat berdasar kajian
akademik.

54
DAFTAR PUSTAKA

Beckett, K. S. (2013). Paulo Freire and the Concept of Education. Educational Philosophy and
Theory, vol. 45, No. 1, 49–62
Bogardus, Emory S. 1995. The Development of Social Thouht. USA: Longmans, Green and Co.
Bourgon, J. (2007). Responsive, responsible and respected government: towards a New Public
Administration theory. International Review of Administrative Sciences, vol 73(1):7–26.
Carpi, A & Egger, A. E. 2011 “The Nature of Scientific Knowledge” Visionlearning. 3 (2).
Darmaningtyas dan Edi Subkhan. 2012. Manipulasi Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Resist
Book.
Fischer., F, Miller G.J., dan Sidney M. S. (2015). Handbook Analisis Kebijakan Pendidikan:
Teori, Politik, dan Metode. Bandung: Nusa Media.
H. A.R. Tilaar dan Riant Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidik : Pengantar untuk memahami
kebijakan pendidikan dan kebijakan pendidikan sbg kebijakan publik.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ikrom, A. Taufik, A. Hendri, A. F. Prayitno, H. Darmawan, R. Sudarno, R. Rohani, S. (2015).
Peta Jalan Pendidikan 12 Tahun Di Indonesia. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia
(JPPI) dan Network for Education Watch Indonesia 2015.
Krueger, A. B. & Maleckova, J. (2003). Education, Poverty and Terrorism: Is There a Causal
Connection? The Journal of Economic Perspectives, vol. 17, No. 4.
Laswell, H.D. (1970). The Emerging Conception of the Policy Science. Policy
Laswell, H.D. (1971). A Pre-View of Policy Science. Diakses melalui
http://www.policysciences.org/classics/preview.pdf
M. Syawie dan Setyo Sumarno. 2015. Kebijakan Berbasis Ilmu Pengetahuan. Jurnal Sosio
Informa, Vol. 1, No. 1, hal 79-90.
Mahfud dan Patsun (2019). Mengenal Filsafat Antara Metode Praktik dan Pemikiran Socrates,
Plato dan Aristoteles. Cendekia, Vol. 5(1).
Nugroho, Riant. (2008). Public Policy: Dinamika Kebijakan Pendidikan, Analisis Kebijakan
Publik, Manajemen Kebijakan Publik, Etika Kebijakan Publik, Kimia Kebijakan Publik.
Jakarta: PT Gramedia.
Parsons, W. (2001). Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta:
Kencana.
Sandbach, F. H. (2009). The Ethics of Aristotle. Translated by J. A. K. Thomson. Cambridge
University Press, Vol, 31 (119).
Subarsono, A.G. 2013. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suharno. 2011. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: Ombak.
Taufiqurakhman. (2014). Kebijakan Publik: Pendelegasian Tanggungjawab Negara Kepada
Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintahan. Jakarta Pusat: Universitas Moestopo
Beragama.

55
Tilaar H.A.R. 2002. Pendidikan dan Perubahan Sosial: Pengantar Pedagogik Transformatif
untuk Indonesia. Jakarta: Penerbit Grasindo.
Tilaar, H.A.R. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional Dalam
Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineke Cipta.
Umar, Mustofa. (2009). Mesopotamia Dan Mesir Kuno: Awal Peradaban Dunia. el-Harakah,
Vol. 11(3).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Wahyaningsih, S dan Tim penulis Mitra. (2014). Oase Pendidikan Di Indonesia: Kisah Inspiratif
Para Pendidik. Jakarta: Tanoto Foundation.
Wardiman Joyonegoro. 1995. Lima puluh tahun perkembangan pendidikan Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
Waters, T dan Waters, D. (2015). Politics as a Vocation by Max Weber, in "Weber's Rationalism
and Modern Society. Payap University
Wayne Parsons. (2005). Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta:
Kencana.
Weimer, D. L., & Vining, A. R. (1999). Policy analysis: Concepts and practice (Vol. null). New
York: Routledge.
Widodo, Joko. 2009. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.
William N. Dunn. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.

56
Bukti Kegiatan

1. Bukti Kegiatan: Konsultasi dan update progres dengan Ketua Prodi Kebijakan
Pendidikan yaitu Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. terkait Cover dan draft Modul pada
BAB V – BAB VI

2. Bukti Kegiatan: Konsultasi dengan Bapak Joko Pamungkas, S.Pd., M.Pd. Selaku
Mentor dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan terkait Progres Penulisan BAB I
sampai BAB IV

57
3. Bukti Kegiatan 3: Paraf Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. selaku Ketua Prodi Kebijakan
Pendidikan yaitu Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. terkait Cover dan draft Modul pada
BAB V – BAB VI

58
Kegiatan 6
Melakukan Uji Keterbacaan Draft Modul
(21 Oktober 2020 – 27 Oktober 2020)

Output Kegiatan 6:
1. Penilaian Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan oleh Ketua Prodi Kebijakan
Pendidikan yaitu Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si.

59
Output Kegiatan 6:
2. Penilaian Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan oleh Tim Teaching yaitu Bapak Fajar
Sidik, MPA

60
Output Kegiatan 6:
3. Penilaian Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan oleh Dosen Kolega yang
memiliki rumpun ilmu yang sama yaitu Riana Nurhayati, M, Pd.

61
Output Kegiatan 6:
4. Penilaian Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan oleh Mentor sekaligus Wakil
Dekan FIP UNY yaitu Bapak Joko Pamungkas, S.Pd., M.Pd.

62
Interpretasi Data

Berdasarkan Penilaian tersebut, rata-rata dari keseluruhan penilaian untuk Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan adalah
Sangat Baik

Total
No. Aspek Aspek Indikator Bu Ariefa Pak fajar Bu Riana Pak Joko
Rata-rata
Kesesuaian materi dengan
89 90 90 85 88,5
Kelayakan Standar Kompetensi
1.
Isi Keakuratan Materi 89 90 89 81 87,25
Kemutakhiran Materi 88 90 90 81 87,25
Kelayakan Teknik Penyajian 88 87 89 81 86,25
2.
Penyajian Kelengkapan Penyajian 89 90 90 81 87,5
Dialogis dan Interaktif 86 92 86 82 86,5
Kesesuaian dengan tingkat
86 92 87 83 87
perkembangan peserta didik
Penilaian
3. Keruntutan dan keterpaduan alur
Bahasa 89 95 90 82 89
pikir
Penggunaan Istilah, simbol, atau
86 87 88 81 85,5
ikon

Penilaian:
1. Kurang Sekali : ≤ 66
2. Kurang : 67-75
3. Cukup : 76-80
4. Baik : 81-85
5. Baik Sekali : 86-100

63
Bukti Kegiatan

1. Bukti Kegiatan: Konsultasi dan memohon penilaian dari Ketua Prodi Kebijakan
Pendidikan yaitu Dr. Ariefa Efianingrum, M.Si. terkait keseluruhan modul
berdasarkan indikator penilaian yang telah disediakan oleh penulis

2. Bukti Kegiatan: Konsultasi dan memohon penilaian dengan Pak Fajar Sidik, MPA
selaku Tim Teaching terkait penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan
Pendidikan.

64
3. Bukti Kegiatan: Konsultasi dan memohon penilaian dengan Ibu Riana Nurhayati, M, Pd.
selaku Dosen Kolega yang memiliki rumpun ilmu yang sama yaitu fokus pada bidang kajian
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) terkait penyusunan Draft Modul Pengantar
Kebijakan Pendidikan.

4. Bukti Kegiatan: Konsultasi Akhir via Google Meet dengan Bapak Joko Pamungkas,
S.Pd., M.Pd. Selaku Mentor dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

65
5. Bukti Fisik: Pakta Integritas untuk menyelesaikan Draft Modul

66
Lampiran 2

Form Pengendalian Aktualisasi Mentor

67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Lampiran 3

Form Pengendalian Aktualisasi Coach

85
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Isu : Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan Untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan 1 : Menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


 Tahapan Kegiatan 1. Mengumpukan dan mempelajari literatur terkait Teruskan sesuai pedoman LA
kebijakan pendidikan

 Proses:
1. Penulis mencari sumber yang valid baik dalam bentuk buku ataupun
jurnal terkait kebijakan pendidikan. Hal ini mencerminkan nilai cermat.
2. Penulis mencatat semua sumber yang dijadikan sebagai referensi. Hal
ini mencerminkan nilai jujur.
3. Penulis membuat ringkasan dari sumber yang telah digunakan secara
efisien.

 Tahap 2. Melakukan konsultasi dengan Atasan, Kolega, dan mentor.

 Proses:
1. Penulis menghubungi Ketua prodi melalui pesann text dengan bahasa
yang baik dan sopan untuk berkonsultasi terkait pembuatan draft modul.
Hal ini mencerminkan nilai hormat.
2. Penulis mempersiapkan ringkasan materi hasil review sebagai persiapan
konsultasi dengan ketua Program Studi. Hal ini merupakan bentuk nilai
Tanggung jawab.

3. Penulis melakukan kegiatan konsultasi dengan Kaprodi tepat waktu


sesuai dengan jadwal yang disepakati. Hal ini mencerminkan nilai
disiplin.

86
4. Penulis melakukan kegiatan konsultasi dengan kolega untuk
menguatkan draft modul. Hal ini mencerminkan nilai menghargai
pendapat.
5. Penulis meramkum hasil kosultasi dengan kaprodi dan kolega sebagai
refleksi awal. Hal ini mencerminkan nilai orientasi mutu.
6. Penulis berkonsultasi dengan mentor untuk melaporkan progres awal
pembuatan draft modul. Hal ini mencerminkan nilai amanah.

 Output kegiatan terhadap pemecaha isu;


Catatan literatur dan data pendukung terkait kebijakan pendidikan

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;

1. Agenda II
Akuntabillitas:
- Tanggung jawab
Nasionalisme:
- Amanah
- Menghargai pendapat
Etika publik:
- cermat, hormat
Komitmen mutu:
- efisien
- orientasi mutu
Anti korupsi
- Jujur

2. Agenda III
Manajemen ASN
- Tata cara pengutipan referensi sesuai kode etik
Whole of government
- Koornidasi dengan mentor

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi ;


Kegiatan menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan dengan
mengaktuliasasikan nilai ANEKA akan berkontribusi pada capaian visi

87
organisasi yaitu Pada tahun 2025 menjadi Program Studi yang unggul
dalam menghasilkan sarjana Kebijakan Pendidikan yang mampu
menginterpretasikan dan mengembangkan kebijakan pendidikan di daerah
berbasis fondasi-fondasi pendidikan, dilandasi nilai-nilai ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan misi yaitu menyelenggarakan
layanan pendidikan akademik di bidang kebijakan pendidikan yang berbasis
fondasi fondasi pendidikan.

 Penguatan Nilai Organisasi:


Aktualisasi nilai ANEKA khususnya pada indikator Tanggung jawab
amanah, menghargai pendapat, cermat, hormat, efisien, orientasi mutu,
jujur akan menguatkan nilai organisasi kami yaitu nilai Ketaqwaan,
Kemandirian, Kecendekiaan, Kepemimpinan (ing ngarsa sung tulada),
Profesionalisme (pemecahan masalah berbasis keahlian), dan komitmen
terhadap persoalan lembaga.

88
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Isu : Masih kurangnya referensi teoritik kebijakan pendidikan untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan 2 : Mensinergikan kebutuhan capaian pembelajaran dengan konten draft modul.

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahapan Kegiatan 1. Menelaah Rencana Pembelajaran Semester (RPS)


Mata Kuliah Pengantar Kebijakan pendidikan.

 Proses:
Penulis membaca dan mencermati RPS terbaru mata kuliah Pengantar
Kebijakan Pendidikan agar mampu membuat modul sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini mencerminkan nilai cermat;

 Tahap 2. Menelaah standar kompetensi berdasar standar KKNI dan SN-


DIKTI.

 Proses:
1. Penulis membaca dan memahami stadar KKNI dan SN-DIKTI untuk
menentukan standar kompetensi pembuatan modul. Hal ini mencermikan
nilai kejelasan target;
2. Penulis menetapkan standar kompetensi modul berdasarkan komparasi
dengan antara RPS dan Standar KKNI serta SN-DIKTI. Hal ini
mencerminkan nilai orientasi mutu;

 Tahap 3. Konsultasi dengan tim teaching dan mentor

89
 Proses:
1. Penulis mempersiapkan rekap hasil review standar kompentensi
sebelum bertemu dengan tim teaching. Hal ini mencerminkan nilai
Tanggung jawab;
2. Penulis melakukan diskusi dengan tim teaching terkait hasil review
standar kompetensi. Hal ini mencerminkan nilai Musyawarah mufakat;
3. Penulis mencatat hasil diskusi bersama tim teaching sebagai bahan
revisi. Hal ini mencerminkan nilai menghargai pendapat.

 Output kegiatan terhadap pemecaha isu;


Penetapan tingkat kompetensi dalam membuat draft modul.

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;

3. Agenda II
Akuntabillitas:
- kejelasan target
Nasionalisme:
- Menghargai pendapat,
- Musyawarah mufakat
Etika publik:
- cermat
Komitmen mutu:
- orientasi mutu
Anti korupsi
- Tanggung jawab

4. Agenda III
Pelayanan publik
- Membuat standar kompetensi yang sesuai untuk pelayanan prima

90
 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi ;
Kegiatan menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan dengan
mengaktuliasasikan nilai ANEKA akan berkontribusi pada capaian visi
organisasi yaitu Pada tahun 2025 menjadi Program Studi yang unggul
dalam menghasilkan sarjana Kebijakan Pendidikan yang mampu
menginterpretasikan dan mengembangkan kebijakan pendidikan di daerah
berbasis fondasi-fondasi pendidikan, dilandasi nilai-nilai ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan misi yaitu menyelenggarakan
layanan pendidikan akademik di bidang kebijakan pendidikan yang berbasis
fondasi fondasi pendidikan.

 Penguatan Nilai Organisasi:


Aktualisasi nilai ANEKA khususnya pada indikator Kejelasan target,
menghargai pendapat. Musyawarah mufakat, Cermat, orientasi mutu,
Tanggung jawab, akan menguatkan nilai organisasi kami yaitu nilai
Ketaqwaan, Kemandirian, Kecendekiaan, Kepemimpinan (ing ngarsa sung
tulada), Profesionalisme (pemecahan masalah berbasis keahlian), dan
komitmen terhadap persoalan lembaga

91
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Isu : Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan Untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan 3 : Membuat Sistematika Penyajian Modul

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahap 1. Merumuskan sistematika penyajian modul

 Proses:
1. Penulis menulis outline bab dan sub bab berdasar topik sesuai dengan
runtutan RPS terbaru. Hal ini mencerminkan nilai Orientasi Mutu;
2. Penulis melakukan pengecekan ulang tentang kerunutan topik dengan
RPS. Hal ini mencerminkan nilai cermat;

 Tahap 2. Mengkonsultasikan dengan Tim Teaching dan mentor

 Proses:
1. Penulis melakukan brainstorming dengan Tim Teaching untuk
memperoleh outline modul yang relevan. Hal ini mencerminkan nilai
Transparan;
2. Penulis menghubungi mentor melalui pesan text untuk membuat janji
bertemu dengan bahasa yang baik dan sopan. Hal ini memcerminkan
nilai sopan;
3. Penulis menyiapkan progres draft modul terbaru sebelum bertemu
dengan mentor. Hal adalah ini cerminan nilai tanggung jawab;
4. Menulis melakukan konsultasi dengan mentor sesuai dengan wkatu yang
telah ditentukan. Hal ini mencerminkan nilai displin;

92
 Tahap 3. Merevisi sistematika

 Proses: Penulis merevisi sesuai dengan catatan dari mentor dan Tim
Teaching. Hal ini mencerminkan nilai Amanah.

 Output kegiatan terhadap pemecaha isu;


Sistematika penyajian modul

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;

Agenda II
Akuntabillitas:
- Tanggung jawab
Nasionalisme:
- Amanah
Etika publik:
- cermat
Komitmen mutu:
- Transparan
Anti korupsi
- Displin
Agenda III
Whole of government
- Adanya koordinasi dengan Mentor
Pelayanan publik
- Usaha penyusunan modul yang berorientasi mutu.

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi ;


Kegiatan menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan dengan
mengaktuliasasikan nilai ANEKA akan berkontribusi pada capaian visi
organisasi yaitu Pada tahun 2025 menjadi Program Studi yang unggul
dalam menghasilkan sarjana Kebijakan Pendidikan yang mampu
menginterpretasikan dan mengembangkan kebijakan pendidikan di daerah
berbasis fondasi-fondasi pendidikan, dilandasi nilai-nilai ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan misi yaitu menyelenggarakan
layanan pendidikan akademik di bidang kebijakan pendidikan yang berbasis

93
fondasi fondasi pendidikan.
 Penguatan Nilai Organisasi:
Aktualisasi nilai ANEKA khususnya pada indikator Tanggung jawab,
Amanah, cermat, Transparan, Displin menguatkan nilai, organisasi kami
yaitu nilai Ketaqwaan, Kemandirian, Kecendekiaan, Kepemimpinan (ing
ngarsa sung tulada), Profesionalisme (pemecahan masalah berbasis
keahlian), dan komitmen terhadap persoalan lembaga.

94
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Isu : Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan Untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan 4 : Menyusun Materi Draft Modul Tahap Pratama

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahap 1. Penulisan Materi Draft Modul dengan rincian BAB 1-4

 Proses:
1. Penulis mereview kembali bahan literatur yang telah didapat. Hal ini
untuk memastikan bahwa theoritical framework yang akan dibangun
sudah sesuai. Hal ini mencerminkan tentang kejelasan target;
2. Penulis mulai menyusun draft dari BAB 1 sampai BAB 4. Hal ini
mencerminkan nilai kerja keras dan konsisten;
3. Penulis melakukan konsultasi dengan Tim Teaching terkait progres
penyusunan. Hal ini mencerminkan nilai Orientasi mutu;
4. Penulis menyampaikan progres penyusunan draft kepada Kaprodi dan
Mentor. Hal ini mencerminkan nilai Tanggung Jawab; dan
5. Penulis merevisi draft modul berdasal hasil dari diskusi bersama Tim
Teaching dan Kaprodi. Hal ini mencerminkan nilai integritas.

 Output kegiatan terhadap pemecaha isu;


Draff Modul BAB 1 sampai BAB 1-4
 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;

Agenda II
Akuntabillitas:
- Konsisten,
- Kejelasan target
Nasionalisme:

95
- Kerja keras
Etika publik:
- Integritas
Komitmen mutu:
- Orientasi mutu
Anti korupsi
- Tanggung Jawab
Agenda III
WOG
- Adanya koordinasi dengan Tim Teaching, Kaprodi, Mentor.
Pelayanan Publik
- Adanya usaha untuk melakukan pemenuhan kebutuhan mahasiswa
terkait literature.

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi ;


Kegiatan menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan dengan
mengaktuliasasikan nilai ANEKA akan berkontribusi pada capaian visi
organisasi yaitu Pada tahun 2025 menjadi Program Studi yang unggul
dalam menghasilkan sarjana Kebijakan Pendidikan yang mampu
menginterpretasikan dan mengembangkan kebijakan pendidikan di daerah
berbasis fondasi-fondasi pendidikan, dilandasi nilai-nilai ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan misi yaitu menyelenggarakan
layanan pendidikan akademik di bidang kebijakan pendidikan yang
berbasis fondasi fondasi pendidikan.
Selain itu juga termasuk pada misi Membangun kultur akademik yang
berkarakter untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan berkomitmen
terhadap nilai-nilai ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan.

 Penguatan Nilai Organisasi:


Aktualisasi nilai ANEKA khususnya pada indikator Konsisten, kejelasan
target, Kerja keras, Integritas, Orientasi mutu, Tanggung Jawab
Menguatkan nilai, organisasi kami yaitu nilai Ketaqwaan, Kemandirian,
Kecendekiaan, Kepemimpinan (ing ngarsa sung tulada), Profesionalisme
(pemecahan masalah berbasis keahlian), dan komitmen terhadap
persoalan lembaga.

96
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Isu : Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan Untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan 5 : Menyusun materi draft modul Tahap Kedua

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahap 1. Penulisan Materi Draft Modul dengan rincian BAB 5-7 dan Daftar
Pustaka

 Proses:
1. Penulis mereview kembali bahan literature yang telah didapat. Hal ini
untuk memastikan bahwa theoritical framework dibangun sudah sesuai.
Hal ini mencerminkan tentang kejelasan target;
2. Penulis mulai menyusun draft dari BAB 5 sampai Daftar Pustaka. Hal ini
mencerminkan nilai kerja keras dan konsisten;
3. Penulis melakukan konsultasi dengan Tim Teaching terkait progres
penyusunan. Hal ini mencerminkan nilai Orientasi mutu;
4. Penulis menyampaikan progress penyusunan draft kepada Kaprodi dan
Mentor. Hal ini mencerminkan nilai Tanggung Jawab; dan
5. Penulis merevisi draft modul berdasar hasil dari diskusi bersama Tim
Teaching dan Kaprodi. Hal ini mencerminkan nilai integritas.

 Output kegiatan terhadap pemecaha isu;


Draft Modul BAB 5 sampai Daftar Pustaka

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;

97
Agenda II
Akuntabillitas:
- Kejelasan target,
- Konsisten
Nasionalisme:
- Kerja keras
Etika publik:
- Integritas
Komitmen mutu:
- Orientasi mutu
Anti korupsi
- Tanggung Jawab

Agenda III
WOG
- Adanya koordinasi dengan Tim Teaching, Kaprodi, Mentor.
Pelayanan Publik
- Adanya usaha untuk melakukan pemenuhan kebutuhan mahasiswa
terkait literature

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi ;


Kegiatan menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan dengan
mengaktuliasasikan nilai ANEKA akan berkontribusi pada capaian visi
organisasi yaitu Pada tahun 2025 menjadi Program Studi yang unggul
dalam menghasilkan sarjana Kebijakan Pendidikan yang mampu
menginterpretasikan dan mengembangkan kebijakan pendidikan di daerah
berbasis fondasi-fondasi pendidikan, dilandasi nilai-nilai ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan misi yaitu menyelenggarakan
layanan pendidikan akademik di bidang kebijakan pendidikan yang
berbasis fondasi fondasi pendidikan.
Selain itu juga termasuk pada misi Membangun kultur akademik yang
berkarakter untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan berkomitmen
terhadap nilai-nilai ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan.

 Penguatan Nilai Organisasi:


Aktualisasi nilai ANEKA khususnya pada indikator Konsisten, kejelasan
target, Kerja keras, Integritas, Orientasi mutu, Tanggung Jawab

98
Menguatkan nilai, organisasi kami yaitu nilai Ketaqwaan, Kemandirian,
Kecendekiaan, Kepemimpinan (ing ngarsa sung tulada), Profesionalisme
(pemecahan masalah berbasis keahlian), dan komitmen terhadap
persoalan lembaga.

99
Nama : Amrih Setyo Raharjo, S.Pd., MPA
NIP : 199206162019031024
Unit Kerja : Universitas Negeri Yogyakarta
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Isu : Penyusunan Draft Modul Pengantar Kebijakan Pendidikan Untuk Mendukung Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan 6 : Melakukan Uji Keterbacaan Draft Modul

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahap 1. Penilaian keterbacaan oleh mentor, mahasiswa, dan kolega.

 Proses:
1. Penulis mencermati lembali draft modul baik secara tata tulis dan
substansi. Hal ini mencerminkan nilai kecermatan dan orientasi mutu;
2. Penulis menghubungi mentor untuk memohon evaluasi akhir draft buku
dengan menggunakan bahasa yang baik, hormat dan sopan;
3. Penulis Mempersiapkan draft buku sebelum diserhakan kepada mentor.
Hal ini mencermikan nilai Tanggung jawab;
4. Penulis melakukan konsultasi dan menyerahkan draft modul dengan
datang sesuai kesepatakan. Hal ini mencerminkan kedisplinan;
5. Penulis melakukan konsultasi pada kolega untuk meminta penilaian
terkait draft modul. Hal ini adalah cerminan dari nilai orientasi mutu;
6. Penulis melakukan diskusi dan memohon penilai terhadap draft modul
kepada mahasiswa sebagai calon pengguna. Hal ini adalah cerminan
dari nilai Amanah dan transparan.

100
 Output kegiatan terhadap pemecaha isu;
Catatan hasil uji keterbacaan draft modul

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;

Agenda II
Akuntabillitas:
- transparan
Nasionalisme:
- Amanah
Etika publik:
- Kecermatan,
- Sopan,
- Kedisplinan
Komitmen mutu:
- orientasi mutu
Anti korupsi
- Tanggung jawab
Agenda III
WOG
- Adanya koordinasi dengan mentor, kolega, dan mahasiswa
Pelayaan Publik
- Menerapkan Prinsip pelayanan publik prima yaitu sopan dan
transparan.

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi ;


Kegiatan menelaah literatur terkait Kebijakan pendidikan dengan
mengaktuliasasikan nilai ANEKA akan berkontribusi pada capaian visi
organisasi yaitu Pada tahun 2025 menjadi Program Studi yang unggul
dalam menghasilkan sarjana Kebijakan Pendidikan yang mampu
menginterpretasikan dan mengembangkan kebijakan pendidikan di daerah
berbasis fondasi-fondasi pendidikan, dilandasi nilai-nilai ketaqwaan,
kemandirian, dan kecendekiaan.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan misi yaitu menyelenggarakan
layanan pendidikan akademik di bidang kebijakan pendidikan yang
berbasis fondasi fondasi pendidikan.
Selain itu juga termasuk pada misi Membangun kultur akademik yang

101
berkarakter untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan
berkomitmen terhadap nilai-nilai ketaqwaan, kemandirian, dan
kecendekiaan.

 Penguatan Nilai Organisasi:


Aktualisasi nilai ANEKA khususnya pada indikator Konsisten, kejelasan
target, Kerja keras, Integritas, Orientasi mutu, Tanggung Jawab
Menguatkan nilai, organisasi kami yaitu nilai Ketaqwaan, Kemandirian,
Kecendekiaan, Kepemimpinan (ing ngarsa sung tulada), Profesionalisme
(pemecahan masalah berbasis keahlian), dan komitmen terhadap
persoalan lembaga.

102

Anda mungkin juga menyukai