Anda di halaman 1dari 49

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL, KEDUDUKAN DAN

PERANNYA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN PERILAKU SANTUN SISWA

DENGAN METODE MODELLING THE WAY

DI MIN 1 KOTA MALANG

Oleh:

CICI MARINI
NIP. 199307092019032022

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol. III


Angkatan XVIII

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN SURABAYA

TAHUN 2019

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

Nama : CICI MARINI

NIP. : 199307092019032022

Unit Kerja/Magang : Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang

Telah diuji dan diseminarkan

Pada Hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2019

Coach, Mentor,

Hj. Heni Mardiningsih,SE,MM Drs. Suyanto, M.Pd


NIP.197111152009012002 NIP.196701091998031001

Penguji

Dr. Nuruddin, S.Pd.I., M.Si.


NIP. 198007202006041003

Mengetahui
Kepala Balai Diklat Surabaya

Dr. H. Muchammad Toha, M.Si


NIP. 196910282002121002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat rahmat Allah swt, penulis dapat menyelesaikan tugas
Rancangan Aktualisasi yang merupakan panduan dalam melaksanakan program
habituasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XVIII Kementerian Agama
Provinsi Jawa Timur. Rancangan aktualisasi ini di buat sebagai acuan dalam
melaksanakan program habituasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan III
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan memberikan informasi tentang sejauh
mana penyelesaian isu di MIN 1 Kota Malang.

Tugas Rancangan Aktualisasi ini dapat selesai atas bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Nuruddin M.Si selaku Penguji dari Litbang Jakarta


2. Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang telah memfasilitasi terlaksananya
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XVIII Kementerian Agama Provinsi
Jawa Timur 2019.
3. Drs. Suyanto, M.Pd. selaku Kepala MIN 1 Kota Malang sekaligus mentor yang
telah memberi bimbingan.
4. Hj. Heni Mardiningsih, S.E,M.M, selaku coach yang telah memberikan banyak
masukan dalam penyempurnaan aktualisasi ini.
5. Seluruh panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XVIII Kementerian
Agama Provinsi Jawa Timur yang telah banyak memberikan motivasi.
6. Rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XVIII Kementerian
Agama Provinsi Jawa Timur atas kerjasama dan kekompakannya.
7. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini.

Dalam rancangan Aktualisasi ini tentu masih ada kekurangannya, oleh sebab
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis. Akhirnya penulis
berharap rancangan aktualisasai ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 3 Oktober 2019

Cici Marini, S.Pd.I

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 01


B. Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 05
C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 06

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi ................................................................................... 08


1. Profil Organisasi .................................................................................... 09
2. Visi, Misi, Struktur Organisasi ................................................................ 09
B. Deskripsi Isu ............................................................................................... 11
C. Analisis Isu ................................................................................................. 12
D. Argumentasi terhadap Core Issue .............................................................. 15
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS ...................................................................... 16
F. Matrix Rancangan ...................................................................................... 27
G. Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 38
H. Kendala dan Antisipasi ............................................................................... 39

BAB III SIMPULAN ................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 41

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK....................................... 12

Tabel 2.2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK ..................................... 13

Tabel 2.3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG ...................................... 14

Tabel 2.4 Matrix ............................................................................................... 25

Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan .............................................................................. 36

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Profil Sekolah ................................................................................. 08

Gambar 2 Struktur Organisasi Madrasah ........................................................ 10

Gambar 3 Tingkatan Akuntabilitas ................................................................... 16

Gambar 4 Faktor-faktor Pendorong WoG ........................................................ 25

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah Negara yang memiliki bermacam-macam
keanekaragaman, dari segi kebudayaan hingga macam-macam profesi. Salah
satunya yaitu profesi menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang hingga
saat ini tetap menjadi idaman penduduk Indonesia. Fenomena ini dapat dilihat
ketika dibukanya lowongan kerja untuk menjadi CPNS maka berbondong –
bondong pendaftar memasukkan lamarannya. Untuk mengisi satu formasi saja,
jumlah pendaftar bisa puluhan kali lipat.
Dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, menyatakan
bahwa PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat Pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempercepat persatuan
dan kesatuan NKRI. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Salah satu fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai
pelayan publik. Fungsi-fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) ini harus dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik. Fungsi tersebut meliputi banyak hal dalam berbagai ruang lingkup
kehidupan, seperti pelayanan administrasi negara, bidang pendidikan, sosial,
kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap ruang lingkup pelayanan tersebut
memiliki unit pelaksana terpadu, mulai dari unit terkecil hingga unit terbesar
dalam lingkup nasional.
PNS harus mampu menjadi pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjamin hal ini, maka sesuai dengan
yang tertulis pada Undang-Undang (UU) No.5 Tahun 2014 setiap ASN wajib
menjalani masa percobaan selama satu tahun dan mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang diadakn oleh pemerintah setelah lolos seleksi yang terdiri dari

1
tiga tahap, yakni: seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar dan seleksi
kompetensi bidang.
Sesuai dengan Peraturan kepala LAN Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan III, maka setiap calon
PNS wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar agar mampu
mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta mampu menganalisis
dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak mampu diaktualisasikan. Hal ini
dilakukan semata-mata agar setiap PNS mampu bekerja secara profesional dan
kompeten pada bidang dan jabatannya masing-masing.
Adapun Dasar hukum dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar
PNS golongan III Kementrian Agama disadur dari: UU No.28 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (Lembaran Negara republic Indonesia tahun 1999 nomor 75,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3851), UU No. 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Peraturan pemerintah Nomor 11 tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Menteri Agama Nomor 59
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai pendidikan dan pelatihan
Keagamaan, Peraturan Menteri Agama RI No. 75 Tahun 2015 tentang Pedoman
Diklat PNS Kemetrian Agama, perLAN 12 Tahun 2018 tentang Latsar CPNS,
perLAN 3 Tahun 2019 tentang Biaya Latsar CPNS, DIPA Balai Diklat
Keagamaan Surabaya Tahun 2019.
Seperti yang tertulis pada Panduan Pelatihan Dasar Calon PNS
Angkatan II tahun 2019, Diklat Latsar 2019 dilakukan agar para calon PNS
memiliki empat indikasi kompetensi, yakni: a) menunjukkan sikap perilaku bela
negara, b) mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
dan jabatannya, c) Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam
kerangka NKRI, d) Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang tugas. Oleh karena itu, diklat Latsar 2019 dilakukan dalam
tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap pembelajaran/penyampaian materi,
evaluasi akademik, dan rancangan aktualisasi. Tahap kedua yaitu Aktualisasi/
Habituasi. Tahap ketiga yaitu Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi.

2
Sebagai pembuktian bahwa setiap calon PNS mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA, para CPNS diharapkan membuat
laporan aktualisasi sebagai tugas akhir. Laporan aktualisasi bertujuan agar para
CPNS tidak hanya mampu menyerap nilai dasar ANEKA secara teoretis namun
juga dilakukan dalam praktik kerja sehari-hari. Rancangan aktualisasi ini berisi
sebuah isu terkini beserta rencana kegiatan yang akan dilakukan guna
mengatasi isu tersebut di satuan kerja masing-masing CPNS.
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS merupakan suatu kewajiban yang harus
diikuti oleh seluruh CPNS. Sesuai ketentuan dalam PERLAN No. 12 tahun 2018
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan
III dijelaskan pada Bab I poin c bahwa kompetensi yang dibangun dalam
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III adalah kompetensi PNS sebagai
pelayan masyarakat yang profesional yang diindikasikan dengan kemampuan
melayani. Di sisi lain, dalam UU No. 5 tahun 2014 pada pasal 65, bahwa calon
PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan salah satunya
lulus pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan yang selanjutnya berganti
menjadi Pelatihan Dasar (Latsar). Terkait dengan itu, dalam pelaksanaan Latsar,
selain merancang aktualisasi peserta juga mengimplementasikan rancangan
tersebut di tempat tugas masing-masing. Tentunya, implementasi merupakan
tindakan langsung dari rancangan yang telah diseminarkan sebelumnya.
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
sistem on/off ini adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasi lima nilai
dasar, yaitu :
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya.
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan
tugas jabatannya.
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya.
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya.
3
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peserta Pelatihan Dasar
(Latsar) CPNS Golongan III Angkatan VII Kementerian Agama Provinsi Jawa
Timur Tahun 2019 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai dasar ANEKA.
Rancangan aktualisasi tersebut akan dilaksanakan di instansi tempat penyusun
bertugas yakni di MIN 1 Kota Malang sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah
didapatkan selama mengikuti Pelatihan dasar dalam kurun waktu 3 pekan.
Ada banyak Aparatus Sipil Negara (ASN) yang bekerja disetiap Instansi
Pemerintahan, ada yang melaksanakan tugasnya dengan jabatan fungsional
ada juga yang melaksanakan tugasnya sebagai jabatan struktural, salah
satunya yaitu dibawah naungan Kemendikbud dan Dinas Pendidikan
Provinsi/Kab/Kota yang pada hal ini contohnya yaitu Guru.Sebagai Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang bergerak dalam bidang pendidikan khususnya dalam profesi
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar, tentunya
mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk meningkatkan kualitas dan mutu
pendidikan nasional. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaituuntuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3).
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efisien
diperlukan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah
pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga
membentuk insan yang berkarakter, manusia yang cerdas baik secara
intelektual, emosional maupun spiritual. Dalam rancangan Aktualisasi ini, penulis
mengambil salah satu core issue di Madarasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang
yang berkaitan dengan perilaku santun, yang merupakan salah satu bagian dari
visi madrasah yang berbunyi “Terwujudnya madrasah yang beriman, berakhlak
mulia, dan berprestasi”, sebagai guru Aqidah Akhlak, penulis berusaha
mengangkat tema santun / akhlak mulia yang dinilai paling urgent oleh penulis.

4
Indikator karakter sopan santun menurut Wahyudi dan I Made Arsana,
diantaranya yaitu:
1) Menghormati orang yang lebih tua
2) Menerima segala sesuatu dengan menggunakan tangan kanan
3) Tidak berkata-kata kotor, kasar dan sombong
4) Tidak meludah disembarang tempat
5) Memberi salam setiap berjumpa dengan guru
6) Menghargai pendapat orang lain.
Poin-poin tersebut menunjukkan tentang indicator perilaku santun,
namun pada kenyataannya di poin yang ke-5, siswa terkadang hanya
memberi salam pada guru yang hanya ia kenal atau pada gurunya saja,
padahal salah satu indicator dari sikap santun yang pertama yaitu
menghormati orang tua.
Untuk itu penulis mencoba mengangkat isu ini sebagai materi pada
rancangan aktualisasi. Dan berbunyi Peningkatan perilaku santun dengan
metode modeling the way di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang.
B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah mampu
mengaktualisasikan nilai-nlai dasar profesi PNS dalam kegiatan ini yang akan
dilaksanakan dimunit kerja MIN 1 Kota Malang yaitu:
1. Terjalinnya komunikasi yang baik antara mentor dengan penulis serta
diperolehnya persetujuan rancangan aktualisasi dari mentor.
2. Terwujudnya rancangan pelakasanaan pembelajaran yang inovatif yang
menggunakan metode modeling the way.
3. Tersedianya pedoman observasi perilaku santun siswa sebelum
mendapatkan kegiatan pembelajaran.
4. Melakukan observasi terhadap perilaku santun siswa dengan panduan
observasi.
5. Terwujudnya pembelajaran materi santun dengan metode modeling the
way.
6. Tercapainya peningkatan perilaku santun peserta didik setelah
diterapkannya metode modeling the way.
7. Tersusunnya laporan hasil kegiatan yang bersifat actual dan dapat
dipertanggung jawabkan.
5
Manfaat dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi instansi kerja, rancangan aktualisasi ini diharapkan mampu memberikan
gambaran terkait isu kontemporer yang terjadi di lingkup instansi serta mampu
memberikan alternatif solusi permasalahan tersebut.
2. Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat media pembelajaran.
3. Melatih kerja sama di antara peserta didik melalui kelompok.
4. Meningkatkan rasa saling menghargai antar peserta didik dengan guru.
5. Dapat terjun ke masyarakat dengan akhlakul karimah.
6. Sebagai generasi penerus bangsa yang bermanfaat bagi masyarakat,bangsa
dan agama.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam kegiatan aktualisasi ini dibatasi pada peningkatan
perilaku santun melalui metode modeling the way pada siswa kelas 3 A, B, dan C
di MIN 1 Kota Malang yang dikaitkankan dengan nilai-nilai dasar PNS yang
terangkum dalam ANEKA. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakuakan dalam
mengatasi core issue tersebut yakni:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor/ Kepala Madarasah
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode modeling the
way
3. Menyusun pedoman observasi dan rubric penilaian sikap
4. Mengobservasi perilaku santun siswa sebelum mendapatkan kegiatan
pembelajaran
5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan materi santun dengan metode
modeling the way.
6. Mengobservasi perilaku santun siswa untuk mengetahui peningkatan perilaku
santun peserta didik setelah diterapkannya metode modeling the way.
7. Membuat laporan hasil kegiatan yang bersifat actual dan dapat dipertanggung
jawabkan.

6
Dalam pelaksanaan aktualisasi ini, penulis akan menerapkan nilai-nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) berupa ANEKA yaitu: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi. Selain menerapkan
ANEKA, penulis juga akan menerapkan Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
yang terbatas pada tiga nilai dasar yaitu Pelayanan Publik, Manajemen ASN,
Whole of Government.

7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi

Gambar 1
Profil Sekolah

Nama Sekolah : MIN 1 Kota Malang


NPSN : 60720776
Jenjang
Pendidikan : MI
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Jl. Bandung 7C Malang
Kode Pos : 65113
Kecamatan : Kec. Klojen
Kabupaten/Kota : Kota Malang
Provinsi : Prop. Jawa Timur

8
1. Profil Sekolah
MIN Malang 1 adalah Sekolah Dasar yang bernafaskan Islam yang
berada di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia. Awalnya,
MIN Malang 1 merupakan Sekolah Latihan PGAN 6 Tahun , kemudian pada
tahun 1978 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1978 tentang Restrukturisasi Sekolah yang
berada di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia.
Dengan dikeluarkannya SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 1978; dan Nomor 17 tahun 1978 maka Sekolah Latihan III PGAN 6
Tahun tersebut ditetapkan sebagai Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang I,
Setahun kemudian, SK Menteri tersebut direalisasikan, tepatnya pada tanggal 8
September 1979.
Adapun tenaga Operasional yang ada terdiri atas guru dan tenaga
pendidik berjumlah 142 orang.
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Terwujudnya madrasah yang beriman, berakhlak mulia, dan berprestasi
b. Misi
Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, MIN 1 Kota Malang mempunyai
misi sebagai berikut.
1. Menciptakan suasana madrasah yang islami;
2. Menyelenggarakanpembelajaran yang inovatif dan berwawasan teknologi;
3. Menciptakan sumber daya manusia yang adaftif, kompetitif, dan
kooperatif dengan mengembangkan multi kecerdasan;
4. Menjadikan lingkungan madrasah sebagai sumber belajar;
5. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya masyarakat di
bidang pendidikan.

9
Gambar 2. Struktur Organisasi madrasah

10
B. Deskripsi Isu
Dalam merancang kegiatan diperlukan proses penentuan dan
identifikasi terhadap isu yang diambil. Adapun isu-isu yang diajukan adalah
sebagai berikut:

1. Kurangnya kemauan siswa dalam menyimak kisah kan’an pada materi


akhlak tercela, meskipun siswa kelas tiga memiliki semangat yang tinggi
ketika belajar, mereka merasa bosan ketika kisah disamapaikan dengan
metode story telling.
2. Kurangnya minat siswa pada pembiasaan pengucapan kalimat
thayyibah, meskipun dalam materi akidah akhlak pada setiap jenjang ada
pembahasan mengenai kalimat thayyibah, siswa masih sering lupa
mengucapkannya baik itu ketika memulai pekerjaan, ataupun mendapat
nilai bagus.
3. Kurangnya penerapan perilaku santun siswa, hal ini terlihat ketika siswa
bertemu dengan gurunya, yang di ajak bersalaman hanya guru yang di
kenal saja, selain itu merupakan hal yang biasa jika bertemu guru
bersalaman namun siswa belum sadar ketika pegawai di TU ataupun
Office Boy, mereka juga orang tua yang harus di sapa dan dihormati.
4. Kurangnya pemahaman siswa pada implementasi materi beriman
kepada malaikat-malaikat Allah, hal ini dapat dilihat ketika pembelajaran
di musholla atau luar ruang kelas yang mengharuskan mereka melepas
satu, terkadang diantara teman yang iseng menyembunyikan sepatu
teman yang lain, kemungkinan mereka tidak sadar bahwa ada yang
mengawasi setiap perbuatan mereka.
5. Kurangnya kesadaran siswa terhadap penerapan etika makan dan
minum, padahal di kantin sudah terdapat meja kursi untuk tempat makan
mereka, namun masih seringkali siswa makan jajan ataupun minum
sambil berdiri.

11
C. ANALISIS ISU
Analisis isu dialakukan untuk mendapatkan isu yang tertinggi.
Disamping itu analisis isu dilakukan agar mendapatkan isu actual sehingga
perlu menggunakan analisis AKPK (Aktual,Kekhalayakan, Problematiaka,
Kelayakan), sedangkan untuk menentukan kualitas isu dengan menggunakan
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK:
1) Aktual (A)
Isu yang diangkat benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2) Kekhalayakan (K)
Isu yang diambil menyangkut hajat hidup orang banyak.
3) Problematik (P)
Isu yang dipilih memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4) Kelayakan (K)
Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

12
Tabel 2.2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK
No Isu A K P K Jml Peringkat
1. Kurangnya kemauan siswa dalam menyimak 4 2 3 4 13 5
kisah kan’an pada materi akhlak tercela
2. Kurangnya minat siswa pada pembiasaan 4 4 3 4 15 3
pengucapan kalimat thayyibah,
3. Kurangnya penerapan perilaku santun siswa 5 4 4 4 17 1
4. Kurangnya pemahaman siswa pada 3 4 4 3 14 4
implementasi materi beriman kepada malaikat-
malaikat Allah,
5. Kurangnya kesadaran siswa terhadap 4 4 4 4 16 2
penerapan etika makan dan minum,

Dapat dilihat dari analisis isu dengan AKPK diperoleh 3 isu dengan
peringkat teratas seperti pada Tabel 2.1 di atas yang selanjutnya akan dilakukan
analisis lanjutan dengan menggunakan alat analisis USG untuk mengetahui
kualitas isu yang dipilih.
USG merupakan alat analisis isu yang berprinsip pada:
1. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness (S)
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth (G)
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

13
Tabel 2.3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG
No Isu U S G Jml Peringkat
1. Kurangnya penerapan perilaku santun siswa 5 5 5 15 1
2. Kurangnya kesadaran siswa terhadap penerapan 5 4 5 14 2
etika makan dan minum,
3. Kurangnya minat siswa pada pembiasaan 4 4 5 13 3
pengucapan kalimat thayyibah,

Berdasarkan hasil analisis dengan USG seperti pada Tabel 2.3 di atas
ditetapkan isu “belum maksimalnya penerapan perilaku santun siswa di MIN 1
Kota Malang terpilih sebagai isu yang terpilih untuk diselesaikan dan dicarikan
alternatif solusi pemecahan masalah.

Penggunaan gadget
yang berlebihan

Pengetahuan
agama yang kurang Pengaruh buruk
teman

Belum maksimalnya
penerapan perilaku santun
siswa

Kurangnya
pengawasan dalam
penggunaan internet Lingkungan
keluarga yang tidak
mendukung.
Meningkatnya
pengaruh negatif
dalam pergaulan

14
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih

Isu yang terpilih untuk diselesaikan adalah “Peningkatan Perilaku Santun


Dengan Metode Modelling The Way di MIN 1 Kota Malang.” Isu ini layak
diselesaikan dibandingkan dengan isu-isu yang lain dikarenakan apabila tidak
diselesaikan akan memberikan dampak-dampak lain berupa:
1. Jika perilaku santun tidak di maksimalkan maka tujuan pendidikan yang
merupakan usaha sadar untuk menanamkan akhlakul karimah tidak
maksimal.
2. Jika pembelajaran akhlak hanya sekedar berorientasi pada kognitif maka
siswa tidak terbiasa pada budaya santun dalam kegiatan sehari-harinya.
3. Pembelajaran yang hanya terpusat pada guru akan membuat siswa menjadi
kurang dapat mengembangkan idenya, kurang berani mengungkapkan
gagasannya sehingga anak menjadi pasif dan kurang kreatif. Karakter siswa
juga akan menjadi kurang berkembang.
4. Jika dalam upaya penanaman perilaku santun guru hanya menggunakan
metode yang kurang bervariasi yaitu ceramah saja maka siswa akan mudah
bosan dan tujuan pembelajaran menjadi kurang tercapai.
Berangkat dari alasan di atas maka sebagai seorang ASN (pelayan
publik) yang mewujudkan aktualisasinya dengan bersikap professional dan
harus memiliki rasa tanggng jawab untuk memberikan solusi. Selain itu sebagai
seorang pelayan public ASN harus sabar dalam mendidik siswa siswinya. Solusi
yang ditawarkan dalam aktualisasi ini sebelumnya telah dikonsultasikan pada
pimpinan, mentor maupun coach sehingga telah mendapatkan arahan dan
persetujuan sebagai wujud akuntabilitas. Nilai nasionalisme terwujud dengan
menghargai masukan dan saran yang diberikan oleh pimpinan, mentor maupun
coach terkait perencanaan aktualisasi sehingga diperoleh hasil musyawarah
yang mufakat sebagai wujud kecintaan pada satuan kerja.
Komitmen mutu harus memberikan sanksi dan merancang pembelajaran
yang kreatif dan inovatif yang dapat membangkitkan daya pikir dan kreativitas
siswa melalui kegiatan pembelajaran yang menarik dan kontekstual agar
masyarakat puas terhadap pelayanan yang kita berikan. Nilai anti korupsi
terwujud dengan berani menyampaikan kegiatan dan tanggung jawab
melaksanakan tugas yang telah di emban yakni sebagai syarat tugas latihan
15
dasar dengan menyelesaikan rancangan dan laporan anti korupsi dengan
terbuka dan transparan.
Aktualisasi nilai Whole of Government ditunjukkan dengan proses
konsultasi dengan guru mapel akidah akhlak agar dalam proses penerapan
metode pembelajaran memenuhi standar mutu.

E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS


a. Nilai Dasar PNS
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya
yang tepat, dan evaluasi kinerja. Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is arelationship);


b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented);
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting);
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountabilityis meaningless
without consequences);
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountabilityimproves performance).
Akuntabilitas public terdiri atas dua macam yaitu akuntabilitas vertikal
(vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Terdapat lima tingkatan
akuntabilitas sebagai berikut:
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
16
e. Akuntabilitas Stakeholder

Gambar 3
Tingkatan Akuntabilitas

Ada sembilan indikator nilai yang harus diterapkan PNS untuk


menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel yakni; 1) Kepemimpinan, 2)
Transparansi, 3) Integritas, 4) Tanggung jawab, 4) Keadilan, 5) Kepercayaan,
6) Keseimbangan, 7) Kejelasan dan 8) Konsistensi.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan dan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.

17
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bahkan
tidak sekadar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berfikir yang mementingkan kepentingan
publik. Nilai-nilai nasionalisme dirinci dengan jelas dalam butir-butir pancasila
berikut ini.
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
a. BangsaIndonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkansikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
18
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.

Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


a. Mampumenempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.

19
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.

20
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalm
Undang-Undang ASN yakni sebagai berikut;
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlia;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

21
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan suatu komitmen yang tercermin dalam setiap
tindakan yang dilakukan untuk menjaga kualitas kinerja yang berorientasi
pada kualitas hasil berupa produk/jasa yang diberi label baik atau buruk.
Indikator komitmen mutu antara lain:
a. Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja.
b. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
c. Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
d. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan
dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan sikap dan perilaku untuk tidak mendukung
adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian negara.
Dengan kata lain, antikorupsi merupakan sikap menentang terhadap adanya
korupsi. para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi,
dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut : 1) jujur, 2)
peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7)
sederhana, 8) berani, 9) adill

b. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Pelayanan Publik

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,


pelayanan publik merupakan semua kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Unsur-unsur yang harus terpenuhi
dalam pelayanan publik antara lain, penyelenggara yang akuntabel,
kepuasan konsumen dan konsumen atau penerima layanan. Pelayanan
pada masyarakat dimasa datang itu hendaknya: makin lama makin baik
(better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin diperbaharui
22
(newer), makin lama makin murah (cheaper), dan makin lama makin
sederhana (moresimple).

W. Edwards Derning telah mengembangkan apa yang disebut


“TotalQuality Management” (Manajemen Mutu Terpadu) telah berhasil
mengatasiberbagai permasalahan diperusahaan, sehingga dapat
meningkatkan mutu dan sekaligus menekan biaya serta mengatasi
permasalah lainnya. TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan
hal-hal berikut ini (Tjiptono, 1997).

a) Berfokus pada kepuasan pelanggan


Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan
harapannya. Oleh karena itu, maka tingkat kepuasan adalah perbedaan
antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian apabila
dikaitkan dengan pelanggan, maka pelanggan dapat merasakan hal-hal
sebagai berikut.
1) Kalau kinerjanya di bawah harapan, pelanggan akan merasa kecewa.
2) Kalau kinerjanya sesuai harapan, pelanggan akan merasa puas.
3) Kalau kinerjanya melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.

b) Obsesi terhadap mutu


Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal.
Dengan mutu yang ditentukan tersebut, organisasi harus berusaha
memenuhi atau melebihi yang telah di tentukan.
c) Pendekatan ilmiah
Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaanyang dirancang tersebut.
d) Komitmen jangka panjang
Agar penerapan TQM dapat berhasil, dibutuhkan budaya
organisasyang baru. Untuk itu perlu ada komitmen jangka panjang guna
mengadakan perubahan budaya.

23
e) Kerjasama tim
Untuk menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan
hubungan perlu terus menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur
dalam organisasi maupun dengan pihak luar (masyarakat).
f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses di dalam suatu
sistem/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki
secara terus menerusagar mutu yang dihasilkan meningkat.

2. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam
memasuki era reformasi dan globalisasi karena memerlukan aparatur
negara yang profesional untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai tantangan yang
dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut
semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri
yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan
profesionalitasnya.

Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi


tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur
sipilnegara menjadi semakin profesional, agar mampu
menyelenggarakanpelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan mendasar
dalam manajemen SDM, yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi
ASN dalam promosi dan pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan
pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar
pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi,
pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi
yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.

24
3. Whole of Government

Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan


maka WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku. WoG pada awalnya disebut sebagai
Joined Up Government atau Network Government dan paling akhir diberi
nama Whole of Government. WoG merupakan respon terhadap gejala-
gejala devolusi struktural, disagregasi, fragmentasi dan singlepurpose
organization sebagai akibat dari implementasi New Public Management
(NPM). Inti dari WoG menurut Haligan (2011) adalah koordinasi–kolaborasi
secara integratif serta manajemen berbagai tugas dan fungsi-fungsi di
dalam organisasi tanpa adanya kontrol hierarkis diantara sesama partisipan
yang ditujukan untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak dapat
dicapai apabila bekerja sendiri”

Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor pendorong


(drivers) internal maupun eksternal sebagaimana yang diilustrasikan pada
gambar berikut:

Gambar 4 Faktor-faktor Pendorong WoG

25
F. MATRIX RANCANGAN

Kontribusi Time
Output (Inisiatif, Kontribusi
Kegiatan (Inisiatif, Kegiatan
Tahapan (Inisiatif, Perintah Perintah Pemaknaan Nilai Pencapaian Schedule
No Perintah pimpinan, Pencapaian Visi
Pimpinan, Tupoksi) Pimpinan, ANEKA Penguatan Nilai-Nilai (Penjadwal
Tupoksi) dan Misi
Tupoksi) Organisasi an)
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melakukan konsultasi  Mengkonsultasikan issue  Tersusunnya  Akuntabilitas: Mewujudkan  Integritas: 7-9 oktober
. dengan mentor/ Kepala dan core issue yang akan issue dan core Keterbukaan koordinasi yang Secara terbuka 2019
Madarasah diaktualisasikan. issue Dalam baik untuk dan jujur
Penyampaian mencapai visi menyampaikan
 Meminta persetujuan Informasi madrasah gagasan
mentor mengenai core Bukti fisik mengenai isu “Terwujudnya
issue yang akan diangkat 1. Surat yang akan madrasah yang  Profesionalitas:
dalam kegiatan Persetujuan diaktualisasikan beriman, Melaksanaan
aktualisasi. dari mentor dalam berakhlak mulia Koordinasi
2. Foto berkonsultasi dan sesuai dengan
 Menyusun jadwal kegiatan 3. Print out kepada Kepala berprestasi” prosedur
aktualisasi jadwal Madrasah
kegiatan Kegiatan ini  Inovasi:
aktualisasi  Nasionalisme : berkontribusi Melaksanakan
Tidak kepada misi Konsultasi
memaksakan Menciptakan dengan metode
kehendak suasana lain jika
ketika madrasah yang pertemuan
mengkonsulta Islami. langsung tidak
sikan dengan memungkinkan
Kepala dapat
madrasah menggunakan
konsultasi via
 Etika Publik: telepon atau
Sopan dalam Whatshapp
Berkomunikasi
dan kerjasama

26
dengan  Tanggung jawab:
pimpinan Melaksanakan
hasil koordinasi
 Komitmen Mutu: dengan rasa
Menjadwalkan tanggung jawab
kegiatan dengan
memperhatikan
daya guna dan
hasil guna yang
akan dicapai.

 Anti Korupsi:
Siap bertanggung
jawab dalam
pelaksanaan
kegiatan
aktualisasi yang
akan
dilaksanakan.

Analisis Dampak (ANEKA)


Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
1. Jika tidak ada nilai akuntabiltas dalam meminta persetujuan dengan mentor maka tidak aka nada koordinasi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi,
2. Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka tidak akan tercapai musyawarah mufakat dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ,
3. Adapun nilai etika public jika tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka pimpinan kurang berkenan dengan ide inovasi dalam kegiatan aktualisasi yang kita
sampaikan ,
4. untuk nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan tersebut maka kegiatan akan dilakukan tidak sesuai dengan standar mutu dan tidak dapat memuaskan
masyarakat, dan nilai anti korupsi jika tidak ada dalam kegiatan aktualisasi tidak akan berjalan dengan baik karena tidak ada rasa tanggung jawab dalam
pelaksanaannya.
5. Jika nilai anti korupsi tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka kegiatan tidak akan terselesaikan dengan segera karena tidak tidak adanya sikap disiplin terhadap
waktu.
2 Menyusun Rencana  Mengkonsultasikan  Tersusunnya  Akuntabilitas : Menyusun  Integritas: 10-12
. Pelaksanaan dengan guru senior rancangan Dalam kegiatan ini rancangan dan Menyusun RPP
oktober
Pembelajaran dengan tentang kesesuaian kegiatan penulis kegiatan sesuai dengan
metode modeling the way materi perilaku santun pembelajaran menerapkan nilai pembelajaran silabus 2019
dengan metode dan media kecermatan dan dan RPP sesuai pembelajaran
modeling the way. pembelajaran. ketelitian dalam dengan tugas
(print out). pembuatan RPP. sebagai guru
untuk mencapai

27
salah satu misi  Profesionalitas:
 Menyusun rencana Bukti Fisik:  Nasionalisme: madrash Membuat RPP
pelaksanaan 1. RPP pembuatan RPP Menciptakan sesuai dengan
pembelajaran tentang 2. Naskah dilakukan agar sumber daya prosedur
materi santun melalui Drama tercipta kesiapan manusia yang
metode modeling the 3. Foto dan rasa tanggung adaftif,  Inovasi :
way jawab dalam kompetitif, dan Menyusun RPP
mengajar kooperatif Dengan
 Membuat media dengan Menerapkan
pembelajaran berupa  Etika Publik: mengembangka Metode
beberapa skenario yang Menyelesaikan RPP n multi modeling the
akan diperankan oleh tepat waktu kecerdasan way.
beberapa kelompok merupakan sikap
siswa. disiplin dan  Tanggung jawab:
amanah sebagai Menyusun RPP
seorang guru sesuai dengan
tupoksi
 Komitmen mutu
Membuat RPP  Keteladanan:
dengan sesuai Selalu
dengan KI dan mengedepankan
KD, yang sikap tanggung
Ditambahkan jawab dan santun,
Metode modeling sebagai wujud
the way di keteladanan bagi
dalamnya. siswa

 Anti Korupsi
Meminta kertas
sejumlah yang
dibutuhkan saja,
dan menggunakan
fasilitas sekolah
(printer) untuk
Kepentingan
Madrasah
Analisis Dampak (ANEKA)
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
1. Jika tidak ada nilai akuntabiltas dalam mengkonsultasikan metode dengan guru senior, maka tidak akan terjalin kesepakatan tentang kesesuaian metode dan materi.

28
2. Jika nilai nasionalisme tidak diterpakan dalam keggiatan ini, maka rencana pelaksanaan pembelajaran tidak akan terbentuk karena tidak ada rasa kesiap sagaan
dalam mengajar.
3. Jika nilai etika publik jika tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka pimpinan kurang berkenan dengan ide inovasi dalam kegiatan aktualisasi yang kita
sampaikan.
4. Adapun nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka tidak akan tercipta inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dikarenakan guru tidak mau
menambah ilmunya sehingga mengajar dengan metode yang konvensional.
5. Jika nilai anti korupsi tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka guru tidak akan berani melakukan perubahan atau inovasi yang membangun.

3 Menyusun pedoman  Menyusun pedoman  Terbentuknya  Akuntabilitas :  integritas: 10-12


observasi dan rubric observasi / rubrik pedoman Dalam kegiatan ini Menyusun rubric Menyusun RPP
oktober
penilaian sikap penilaian perilaku santun observasi penulis penilaian sikap sesuai dengan
siswa yang terdiri dari berupa print menerapkan nilai santun sesuai silabus 2019
beberapa indicator out kecermatan dan dengan tugas pembelajaran
perilaku santun. Bukti Fisik: ketelitian dalam sebagai guru
1. Print out pembuatan rubric untuk mencapai  Profesionalitas:
 Mengkonsultasikan rubric penilaian sikap salah visi Membuat RPP
format rubrik penilaian penilaian santun. sekolah yaitu: sesuai dengan
pada guru senior sikap santun Terwujudnya prosedur
2. Foto  Nasionalisme: madrasah yang
pembuatan rubric beriman,  Inovasi :
penialaian sikap berakhlak mulia, Menyusun RPP
santun dilakukan dan berprestasi Dengan
agar tercipta Yang Menerapkan
kesiapan dan rasa berhubungan Metode
tanggung jawab dengan misi: modeling the
dalam evaluasi menciptakan way.
pembelajaran. suasana
madrasah yang  Tanggung jawab:
 Etika Publik: islami Menyusun RPP
Menyelesaikan sesuai dengan
rubric penilaian tupoksi
tepat waktu
merupakan sikap  Keteladanan:
disiplin dan Selalu
amanah sebagai mengedepankan
seorang guru sikap tanggung
jawab dan santun,
sebagai wujud
keteladanan bagi

29
 Komitmen mutu siswa
Membuat RPP
dengan sesuai
dengan KI dan
KD, yang
Ditambahkan
Metode modeling
the way di
dalamnya.

 Anti Korupsi
Meminta kertas
sejumlah yang
dibutuhkan saja,
dan menggunakan
fasilitas sekolah
(printer) untuk
Kepentingan
Madrasah
Analisis Dampak (ANEKA)
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
1. Jika tidak ada nilai akuntabiltas dalam mengkonsultasikan format pedoman observasi dengan guru senior, maka tidak akan terjalin kesepakatan tentang kesesuaian
metode dan materi.
2. Jika nilai nasionalisme tidak diterpakan dalam keggiatan ini, maka format rubric penilaian sikap tidak akan terbentuk karena rasa tanggung jawab dalam
menyelesaikan format rubric penilaian tidak ada.
3. Jika nilai etika publik jika tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka guru senior kurang berkenan dengan rubrik penialian perilaku santun dalam kegiatan
aktualisasi yang kita sampaikan, karena penyampaian yang kurang santun.
4. Adapun nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka tidak akan tercipta inovasi-inovasi dalam rubric penilaian.
5. Jika nilai anti korupsi tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka guru tidak akan berani melakukan perubahan atau inovasi yang membangun.

4 Mengobservasi perilaku  Mengobservasi perilaku  Terbentuknya  Akuntabilitas: Mewujudkan  Integritas: 13-19


santun siswa sebelum santun siswa sebelum hasil observasi Diperlukan koordinasi yang Mengamati dan
oktober
mendapatkan kegiatan mendapatkan kegiatan perilaku santun Koordinasi baik untuk menilai perilaku
pembelajaran pembelajaran dengan siswa sebelum dengan wali kelas mencapai visi santun secara 2019
bantuan wali kelas pembelajaran agar observasi madrasah obyektif.
(print out) perilaku santun “Terwujudnya
 Menggabungkan hasil dapat akurat madrasah yang
observasi walas dengan beriman,

30
hasil observasi yang kita Bukti fisik:  Nasionalisme: berakhlak mulia  Profesionalitas:
laksanakan. 1. Print out Tidak dan mengobservasi
hasil nilai memaksakan berprestasi” sesuai dengan
perilaku kehendak saat rubric penilaian
santun berkoordinasi sikap.
2. Foto dengan wali kelas
 Inovasi:
 Etika Publik : Memperbaruhi
Sopan saat metode yang
komunikasi, digunakan pada
kerjasama penilaian perilaku
dengan wali kelas sasntun siswa

 Komitmen Mutu:  Tanggung jawab:


Mengkondisikan Melaksanakan
keefektifitasan hasil koordinasi
dalam mengamati dengan rasa
perilaku santun tanggung jawab
siswa.
 Anti Korupsi  Keteladanan:
Meminta kertas ketika berdiskusi
sejumlah yang dengan rekan
dibutuhkan saja, kerja lain, maka
dan mengedepankan
menggunakan sopan santun
fasilitas sekolah
(printer) untuk
Kepentingan
Madrasah
Analisis Dampak :
 Jika Akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan organisasi tidak akan terjadi keseimbangan antara hasil pengamatan wali kelas.
 Jika Nasionalisme tidak diterapkan dalam kegiatan koordinasi dengan guru mapel maka kemufakatan tidak terjadi
 Jika etika public tidak digunakan dalam kegiatan koordinasi dengan guru mapel maka tidak akan terjalin koordinasi dan kerjasama yang baik
 Jika komitmen mutu tidak diterapkan dalam koordinasi dengan guru mapel maka metode modeling the way pada rpp tidak terkondisikan ke efektifitasannya.

31
5 Melaksanakan kegiatan  Memberi apersepsi  Terwujudnya  Akuntabilitas : Membuat inovasi  Integritas: 17-24
pembelajaran dengan dan motivasi pada kelas yang Beratanggung alat atau bahan Menyampaikan oktober
metode modeling the way siswa yang kondusif jawab dalam media tujuan 2019
dan kerapian siswa pembelajaran pembelajaran
 Menyampaikan tujuan terlaksananya sesuai dengan sesuai dengan rpp.
pembelajaran pada pembelajaran  Nasionalisme: Misi Madrasah
siswa melalui Bertanggung Menyelenggara  Profesionalitas:
modulling the jawab dalam kan Bersikap adil saat
 Membagi siswa way way. mewujudkan pembelajaran membagi
menjadi 4 kelompok pembelajaran yang inovatif kelompok.
Bukti fisik: yang kondusif. dan
 Mengintruksikan pada 1. Foto kegiatan berwawasan  Inovasi :
siswa untuk membaca pembelajaran  Etika Publik: teknologi Mempunyai cara-
dan mempelajari 2. Jurnal Selalu mengucap cara yang baru
skenario drama yang pembelajaran salam saat taat dalam
telah terbagi punya 2 pak menunjukkan
peran.
 Komitmen Mutu :
 Memberikan waktu Membuat inovasi  Tanggung Jawab:
siswa untuk berlatih alat dan bahan Mentertibkan
peran yang sesuai media kondisi kelas
dengan skenario pembelajaran selama
drama yang telah pembelajaran
diperoleh. berlangsung.

 Dengan tehnik undian  Keteladanan:


siswa maju Ketika memberi
perkelompok sesuai instruksi pada
dengan nomor undian siswa tetap
yang diperoleh bersikap santun

 Melalui intruksi guru


siswa mengamati dan
memberikan
tanggapan serta
menulis
amanat/pesan yang
terkandung dalam

32
skenario drama yang
ditampilkan teman-
temannya di depan
kelas.

 Guru mengklarifikasi
dan memberikan
kesimpulan setelah
semua drama
ditampilkan oleh
siswa

Analisis Dampak :
 Jika akuntabilitas tidak ada dalam pembuatan media pembelajaran maka pembuatan media tidak akan cepat selesai karena tidak ada rasa tanggung jawab
dari pembuatanya.
 Jika rasa nasionalisme tidak ada dalam pembuatan media pembelajaran maka pembuatan media akan berlangsung lama dikarenakan tidak adanya kerjasama
yang bagus
 Jika rasa etika public tidaka adal dalam proses pembuatan media pembelajaran maka tidak akan berjalan dengan lancer dalam pembuatannya.
 Jika komitmen mutu tidak ada dalam pembuatan medianya maka tidak akan tercipta inovasi ataupun ide kreatif.
6 Mengobservasi perilaku  Melakukan observasi  Tersusunnya  Akuntabilitas: Mewujudkan  Integritas: 25-27
santun siswa setelah perilaku santun siswa hasil Bertanggung koordinasi yang Mengamati
oktober
mendapatkan kegiatan setelah mendapatkan observasi jawab saat baik untuk perilaku santun
pembelajaran. kegiatan perilaku melakukan mencapai visi siswa secara 2019
pembelajaran baik itu santun siswa observasi madrasah obyektif
didalam kelas setelah terhadap perilaku “Terwujudnya
maupun diluar kelas mendapatkan siswa madrasah yang
dengan bantuan wali kegiatan beriman,

33
kelas pembelajaran  Nasionalisme : berakhlak mulia  Profesionalitas:
Bekerja sama dan Memberikan
dengan wali kelas berprestasi” penilaian sesuai
 Mengkolaborasikan dalam dengan rubric
hasil observasi Bukti Fisik: mengobservasi penilaian.
perilaku dari wali Hasil penilaian siswa kelas 3A,B Kegiatan ini
kelas dengan hasil DAN C berkontribusi  Inovasi :
yang kita obervasi  Etika Publik: kepada misi mengamati
sendiri. Sopan santun saat Menciptakan perilaku santun
meminta bantuan suasana siswa dengan
wali kelas dalam madrasah yang berbagai macam
mengobservasi Islami. cara atau metode.
siswa kelas 3 A,B,
dan C
 Tanggung
 Komitmen Mutu: Jawab:
Melakukan Melakukan
observasi yang Observasi
sesuai dengan sesuai dengan
tujuan tupoksi
pembelajaran
 Keteladanan:
ketika meminta
bantuan walli
kelas, maka
mengedepankan
sopan santun
Analisis Dampak :
 Jika akuntabilitas dalam kegiatan pembelajaran tidak ada maka kegiatan tidaka akan terarah.
 Jika rasa nasionalisme tidak ada maka setiap kelompok akan berebut dalam maju kedepan kelas
 Jika rasa etika public tidaka ada dalam proses pembelajaran maka peserta didik tidak akan mendapatkan contoh konkret dari perilaku santun
 Jika komitmen mutu tidak ada dalam pelaksanaan pembelajaran maka tidak akan tercipta inovasi ataupun ide kreatif
 Jika nilai anti korupsi tidak ada dalam pelaksanaan kegiatan ini, maka guru harus tepat waktu dalam mengajar.

34
.  Akuntabilitas: Mewujudkan  Integritas:
Menilai koordinasi yang baik Bersikap
Perilaku untuk mencapai visi obyektif dalam
santun siswa madrasah melakukan
secara “Terwujudnya observasi
obyektif madrasah yang yang sesuai
beriman, berakhlak dengan
 Nasionalisme : mulia dan pengamatan
Berkoordinasi berprestasi” perilaku
dengan wali santun siswa
kelas dalam Kegiatan ini
menentukan berkontribusi kepada  Profesionalitas:
hasil observasi misi Menciptakan Memberi nilai
perilaku siswa suasana madrasah sikap sesuai
setelah yang Islami. dengan
kegiatan indicator
pembelajaran sifat santun

 Etika Publik:  Inovasi :


Sopan santun Melakukan
saat meminta Pengamatan
bantuan wali sikap siswa
kelas dalam pada
menentukan perbagai
hasil observasi kegiatan di
perilaku santun dalam
siswa kelas 3 C maupun di
luar kelas
 Komitmen
Mutu:  Tanggung
Melakukan Jawab:
observasi yang Melakukan
sesuai dengan Observasi
tujuan Sesuai
pembelajaran Dengan
Tupoksi

 Keteladanan:
Ketika

35
meminta
bantuan walli
kelas, maka
mengedepank
an sopan
santun

 Analisis Dampak:
Jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan observasi maka mengakibatkan adanya ketidak adilan dalam penilaian perilaku santun
Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan pada kegiatan observasi maka tidak ada kata mufakat dalam menentukan hasil observasi
Jika nilai etika public tidak diterapkan pada kegiatan observasi maka tidak akan terjadi kerjasama yang baik dengan wali kelas
Jika nilai komitmen mutu tidak dijalankan pada kegiatan observasi maka hasil observasi tidak akan akurat

36
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan semua kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja. Aktualisasi akan dilaksanakan mulai tanggal 07
Oktober 2019 hingga 05 November 2019. Berikut ini merupakan gambaran dari pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 2.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4


6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4
1. Melakukan konsultasi
dengan mentor/ Kepala
Madarasah
2. Menyusun Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran dengan
metode modeling the way
3. Menyusun pedoman
observasi dan rubric
penilaian sikap
4. Mengobservasi perilaku
santun siswa sebelum
mendapatkan kegiatan
pembelajaran
5. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
metode modeling the way
6. Mengobservasi perilaku
santun siswa setelah
mendapatkan kegiatan
pembelajaran.
7. Membuat laporan
aktualisasi

37
H. Kendala dan antisipasi
Pelaksanaan rancangan aktualisasi ini dimungkinkan terdapat kendala-
kendala yang akan dihadapi pada proses pelaksanaanya. Adapun kendala –
kendala yang mungkin dihadapi pada tiap tahapan kegiatan yakni:
1. Melakukan koordinasi dengan Mentor atau Kepala Madrasah
 Kendala : Pimpinan ada tugas di luar
 Antisipasi : Menghubungi pimpinan terlebih dahulu
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Modelling
The Way
 Kendala : Kesulitan referensi
 Antisipasi : Mencari referensi di internet
3. Melakukan koordinasi dengan guru mapel Aqidah Akhlak mengenai metode
pembelajaran metode Modelling the way
 Kendala : Guru Aqidah Akhlak sibuk dengan kegiatannya
 Antisipasi : Membuat janji/jadwal koordinasi
4. Membuat media pembelajaran alat atau bahan untuk untuk menunjang
metode Modelling The Way
 Kendala : Kesulitan referensi membuat alat atau bahan
 Antisipasi : Mencari referensi di internet
5. Membuat pedoman observasi perilaku santun siswa
 Kendala : Kesulitan referensi dalam butir penilaian sikap
 Antisipasi : Mencari referensi di internet
6. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
Modelling The Way
 Kendala : Kurang fokus peserta didik
 Antisipasi : Membuat model pembelajaran Modelling The Way lebih
menarik
7. Melakukan observasi sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
 Kendala : Jam tatap muka mapel Akidah Akhlak yang terbatas
 Antisipasi : Berkoordinasi dengan wali kelas dalam melakukan
observasi perilaku santun.

29
BAB III
SIMPULAN

Rancangan kegiatan aktualisasi ini mengambil isu Peningkatan perilaku


siswa melalui metode modelling the way di MIN 1 Kota Malang, Isu tersebut
berkaitan dengan masih banyaknya siswa yang kurang berperilaku santun dalam
kegiatan di sekolah, maka dari itu perlu dilakukan peningkatan perilaku santun
dengan rancangan kegiatan sebagai berikut :
1. Konsultasi dengan pimpinan
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Modelling The
Way
3. Melakukan koordinasi dengan guru mapel aqidah akhlak mengenai metode
pembelajaran Modelling The Way
4. Membuat media pembelajaran alat atau bahan untuk untuk menunjang metode
modeling the way
5. Melakukan observasi awal sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
6. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
modeling the way
7. Melakukan observasi sesudah melakukan kegiatan pembelajaran
Rancangan kegiatan tersebut akan dilakukan dengan menerapkan nilai –
nilai dasar profesi PNS yakni akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi. Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan diharapkan
dapat berkontribusi positif dalam mendukung visi dan misi MIN 1 Kota Malang
khususnya dalam hal peningkatan akhlakul karimah (sikap santun).

30
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Pelatihan Dasar Golongan III, Aktualisasi, Balai Diklat Keagamaan


Surabaya 2019
 Indonesia. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
 Lembaga Administrasi Negara. Modul Akuntabilitas.
 Lembaga Administrasi Negara. Modul Etika Publik.
 Lembaga Administrasi Negara. Modul Komitmen Mutu.
 Lembaga Administrasi Negara. Modul Nasionalisme.
 Lembaga Administrasi Negara. Modul Pelayanan Publik Latsar CPNS.
 Lembaga Administrasi Negara. Modul Sadar Anti Korupsi 2.
 Undang-Undang Nomor 20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
 Online, http://lan.go.id/id/berita-perwakilan/internalisasi-nilai-nilai-aneka-
dalam-mewujudkan-asn-yang-profesional diakses tanggal 29 september
2019.

31
32
33

Anda mungkin juga menyukai