Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang memiliki peranan penting dalam mengelola kondisi Indonesia saat ini.
Sejumlah kebijakan, keputusan-keputusan strategi, perencanaan pembangunan,
dan pelayanan terhadap masyarakat di tetapkan dan di lakukan oleh PNS di
berbagai bidang maupun sector pembangunan. ASN dituntut untuk memiliki
nilai dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi. Nilai dasar tersebut antara lain Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, yang
diakronimkan menjadi BerAKHLAK. Ketujuh nilai dasar tersebut berperan
penting dalam menuntun ASN menjadi pelayan masyarakat yang profesional
untuk membantu mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) disebutkan bahwa
ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu
bangsa.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III
sebagaimana diatur di dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III, diselenggarakan untuk membentuk PNS yang berkompetensi
profesional yang berkarakter yang dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin
PNS, nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional Sebagai pelayan masyarakat.

1
Pendidikan di sekolah dasar salah satunya adalah IPA. IPA sebagai
ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Karena itu,
eksistensi IPA bagi kebutuhan manusia perlu diberikan sejak dari tingkat sekolah
dasar. Untuk membekali siswa menuju kearah tersebut harus dikembangkan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama. Dengan demikian, setiap siswa dituntut mampu
menguasai IPA secara lebih cepat. Di era globalisasi ini, pembelajaran IPA di
sekolah dituntut untuk menjadi cepat dan tepat,
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dengan menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadinya proses transfer ilmu dan pengetahuan,
pengetahuan kemahiran atau tabiat, serta pembentukkan sikap (moral) dan
kepercayaan diri pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Salah satu
cara untuk membantu siswa aktif, berpikir kritis, dan memudahkan siswa untuk
memahami materi adalah dengan menggungakan media pembelajaran video
animasi.
Media video animasi dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan
lebih mudah meneriman materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media video
mampu memvisualisasikan materi dengan baik serta membantu guru dalam
menyampaikan informasi atau meteri secara dinamis.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, maka perlu dilaksanakan
upaya dan peningkatan hasil belajar siswa khususnya pelajaran Tematik.
Sehingga penulis mengangkat isu yang sedang terjadi sekarang ini yaitu “belum
maksimalnya pelaksanaan pembelajaran di UPT SD Negeri 4 Karang Raja”. Hal
tersebut bisa di buktikan dengan hasil penilaian ulangan tengah semester I pada
mata pelajaran IPA sebagai berikut:

2
Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPA kelas V
Nilai Frekuensi Presentase Keterangan

> 70 9 siswa 45% Tuntas

< 70 11 siswa 55 % Tidak tuntas

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data tersebut, dari 20 siswa terdapat 9 siswa yang tuntas


dengan presentase 45%, sementara 11 siswa (55 %) tidak tuntas. Hal ini tentu
perlu segera dicari solusinya. Sesuai dengan masalah tersebut, penulis mencoba
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menyajikan pembelajaran yang
lebih melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
lebih memahami materi yang disampaikan. Penulis akan mencoba
meningkatkan pemahaman siswa menggunakan media pembelajaran berbasis
IT yaitu video animasi pada pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan lebih bermakna. Akhirnya penulis memilih judul laporan aktualisasi
“Penggunaan Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 4 Karang
Raja”

B. Tujuan Laporan Aktualisasi


Tujuan laporan aktualisasi ini adalah:
1. Melaksanakan kegiatan aktulisasi Penggunaan Media Pembelajaran Video
Animasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA Kelas V SD Negeri 4 Karang Raja dengan menerapkan nilai ASN.

3
2. Mengetahui hasil dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi Penggunaan Media
Pembelajaran Video Animasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 4 Karang Raja

C. Manfaat
1. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang isu berdasarkan tupoksi yang
terjadi di SDN 4 Karang Raja
2. Meningkatkan pemhaman tentang cara menyelesaikan isu tupoksi guru
mengunakan nilai-nilai dasar ASN.

D. Ruang Lingkup Laporan Aktualisasi

Ruang lingkup dalam laporan aktualisasi ini dibatasi dengan :

1. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan judul Penggunaan Media


Pembelajaran Video Animasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 4 Karang Raja dan
menerapkan nilai-nilai ASN Ber-AKHLAK
2. Capaian hasil aktualisasi yang berjudul Penggunaan Media Pembelajaran
Video Animasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 4 Karang Raja yang tertuang dalam
matriks ketercapaian dengan output yang dapat dibuktikan dalam lampiran
3. Analisis kendala pada kegiatan yang memiliki masalah yang dianalisa
berdasarkan penyebab, dampak, dan solusi.
4. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 14 November 2022 – 23
Desember 2022 di SD Negeri 4 Karang Raja.

4
BAB II
LAPORAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi

1. Profil UPT SD NEGERI 4 KARANG RAJA


Sekolah Dasar Negeri 4 Karang Raja, kecamatan Merbau Mataram Ratu
Kabupaten Lampung Selatan. Adapun profil sekolah secara lengkap, yaitu:

Tabel 1. Data Profil UPT SDN 4 KARANG RAJA

a. Nama Sekolah : UPT SD Negeri 4 Karang Raja

b. Alamat
-Jalan : Jl. Cimanuk
-Desa / Kelurahan : Mekar Jaya
c. Kecamatan : Merbau Mataram
d. Kabupaten : Lampung Selatan
e. Provinsi : Lampung
f. Kode Pos : 35357
g. Telepon / HP : -
h. E – Mail : Sdn4karangraja@gmail.com

i. Status Sekolah : Negeri


j Akreditas / Tahun : B
Akreditas
k. NPSN : 10800246
l. NSS/NIS : 101120117069
m. KEPALA
SEKOLAH
n Nama Lengkap : Slamet Turyono, S.Pd
o NIP : 19700203 199903 1 003

5
2. Visi dan Misi UPT SD Negeri 4 Karang Raja
a. Visi:
Terwujudnya insan cerdas yang berkarakter, beriman, dan bertaqwa, serta
berwawasan lingkungan hidup.
b. Misi:

1. Memberikan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap


Tuhan Yang Maha Esa serta Pancasila dan UUD 1945
2. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga
dapat mengembangkan potensi secara maksimal
3. Melaksanakan pendidikan karakter melalui pembiasaan
4. Mendorong dan mengajak warga sekolah untuk mematuhi aturan
dan tata tertib sekolah

3. Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Guru


Berdasarkan PERMENDIKBUD No. 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah terdapat dalam Pasal 3:
1. Pelaksanaan beban kerja selama 37, 5 (tiga puluh lima koma lima) jam kerja
efektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 2 bagi Guru mencakup
kegiatan pokok:

a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan.


b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan.
d. Membimbing dan melatih peserta didik, dan
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan

6
kegiatan pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru.

2. Pemenuhan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b


dilaksanakan dalam kegiatan untrakulikuler, korikurikuler dan ektrakulikuler.
Adapun kegiatan untuk melaksanakan tupoksi guru berdasarkan
PERMENPAN RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya terdapat dalam RAB VII Pasal 13 ayat 2:
Rincian Kegiatan Guru Mata Pelajaran sebagai berikut :

a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.


b. Menyusun silabus pembelajaran.
c. Menyusun RPP
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
e. Menyusun alat ukur / soal sesuai mata pelajaran.
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran yang di ampunya.
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.
h. Melaksanakan pembelajaran / perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
i. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah dan nasional.
j. Membimbing guru pemula dalam program induksi.
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler proses
pembelajaran.
l. Melaksanakan pengembangan diri.
m. Melaksanakan publikasi ilmiah, dan

7
n. Membuat karya inovatif.

4. STRUKTUR ORGANISASI

Tabel 2: Struktur Organisasi UPT SD Negeri 4 Karang Raja

Kepala Sekolah
Slamet Turyono, S.Pd

Ketua Komite
Ace Idrus

Operator
Prasetiyo Nugroho, S.Pd
Jabatan

GURU KELAS I A GURU KELAS I B GURU KELAS II A


Mutiyah, S.Pd. Tri Hidayah, S.Pd Retno Sugesti, S.Pd

GURU KELAS III A GURU KELAS IV A GURU KELAS V A


Dasar Joko Santoso, S.Pd Prasetiyo Nugroho, S.Pd. Rizki Septianto, S.Pd.

GURU KELAS V B GURU PAI GURU KELAS VI A


Titin Fitri Rahayu, S.Pd. Jumaliyah Emah, S.Pd

8
B. Deskripsi Isu

Tugas pokok dan fungsi guru sesuai dengan Permendikbud No. 15 Tahun
2018 Pasal 3 terdapat 5 tugas pokok guru. Selanjutnya dari tugas pokok tersebut
diperoleh 3 tugas pokok yang mengalami masalah bagi penulis sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan

Berdasarkan pada 3 tugas pokok dan fungsi guru tersebut, maka perlu dilakukan
identifikasi isu untuk menetapkan mutu isu dengan menggunakan prinsip AKPL.
Hasil identifikasi penilaian mutu isu menggunakan prinsip AKPL sebagai
berikut.
Tabel 3. Identifikasi Mutu Isu Dengan berdasarkan kriteria AKPL

Analisis Ket
No. Tupoksi Isu
A K P L

1 Menyusun Kurangnya Memenuhi


rencana pemahaman dalam syarat
pelaksaaan menyusun rencana + + + +
pembelajaran pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)

2 Melaksanakan Belum Memenuhi


kegiatan maksimalnya syarat
pembelajaran pelaksanaan + + + +
kegiatan

9
pembelajaran

3 Menilai dan Belum optimalnya Memenuhi


mengevaluasi penilain evaluasi syarat
proses dan hasil pada proses dan + + + +
belajar pada hasil belajar
mata pelajaran
dikelasnya

C. Analisis Isu
Berdasarkan isu yang diperoleh dari tupoksi guru, selain identifikasi kriteria
isu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kualitas isu yang baik. Penentuan
kualitas isu yang baik diperoleh menggunakan analisis USG.
Indikator USG (kualitas isu) yaitu:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan di tindak lanjuti.
2. Seriousness
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang di
timbulkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan
rentang nilai 1 sampai 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut
sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.
Table 4. Identifikasi kualitas isu dengan mengunakan analisis USG:

No. Isu Kriteria Jumlah Ranking

U S G

1. Kurangnnya pemahaman dalam 5 5 5 12 III


menyusun rencana pelaksanaan

10
pembelajaran (RPP)

2. Belum maksimalnya 5 5 5 15 I
pelaksanaan kegiatan
pembelajaran

3. Belum optimalnya penilaian 4 4 4 14 II


evaluasi pada proses dan hasil
belajar

Berdasarkan hasil identifikasi isu dengan menggunakan analisa Urgency


Serious Growth (USG) dan skala likert, maka diperoleh isu prioritas (core
issue) yaitu belum optimalnya proses pembelajaran, karena masih
menggunakan media pembelajaran yang monton dan tidak menarik untuk
siswa. Berdasarkan isu prioritas tersebut, setelah diidentifikasi terdapat 3
penyebab munculnya isu prioritas antara lain:
1. Kurangnya pemahaman metode pembelajaran berbasis IT
2. Belum efektifnya metode pembelajaran
3. Belum dapat memilih metode pembelajaran yang efektif
Dari ketiga penyebab isu prioritas tersebut, selanjutnya dilakukan analisis
kembali dengan menggunakan anailisis USG.

Table 5 Identifikasi Penyebab Isu:

Belum maksimalnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran

No. Faktor penyebab Isu Kriteria Jumlah Ranking

U S G

1. Kurangnya pemahaman 5 5 5 15 I
metode pembelajaran
berbasis IT

11
2. Belum efektifnya metode 5 5 4 14 II
pembelajaran

3. Belum dapat memilih metode 4 4 4 12 III


pembelajaran yang efektif

D. Argumentasi Terhadap Isu Core Isu Terpilih


Sesuai dengan hasil analisis USG terhadap penyebab isu, maka diperoleh
penyebab isu prioritas yaitu belum diterapkannya media pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan untuk siswa pada pembelajaran tematik di kelas V
khusunya mata pelajaran IPA. Apabila isu ini tidak segera diatasi dapat
berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa tersebut. Kurangnya
pemahaman siswa dapat didukung dengan data penunjang berupa capaian nilai
ulangan tengah semester mata pelajaran IPA, sebesar 55 % belum tuntas. Artinya
proses pembelajaran belum optimal.
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan isu tersebut, diperlukan Upaya
peningkatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk siswa,
sehingga diharapkan siswa lebih memahami materi yang disampaikan dan hasil
belajar siswa dapat meningkat. Sesuai dengan identifikasi masalah yang muncul,
maka penulis menyusun gagasan pemecahan masalah dalam laporan aktualisasi
nilai dasar profesi ASN yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran
Video Animasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SDN 4 Karang Raja”

E. Landasan Teori

12
1. Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (BerAKHLAK)
a. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya
dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu
ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau
sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh
penerima layanan.
Asas penyelenggaraan pelayanan public seperti yang tercantum
dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu:
a. Kepentingan umum
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu
l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan

13
b. Akuntabel
Akuntabilitas dalam konteks ASN adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, Lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban
setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
dari Amanah yang dipercayakan kepadanya. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK adalah:
c. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
d. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
e. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
Hal-hal penting yang perlu dilakukan dalam membangun lingkungan
kerja yang akuntabel: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4)
tanggung jawab (rensponsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7)
keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9) konsistensi.
c. Kompeten
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan
dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang diamati,
diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk

14
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial
Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

15
Indonesia
d. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat
juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan
kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat, mudah
tumbuhnya perasaan kedaerahan yang amat sempit yang sewaktu-waktu
bisa mejadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa.
Membangun budaya harmonis tempat kerja adalah hal yang sangat
penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga akan berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan
suasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
Beberapa peran PNS dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan
budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah
sebagai berikut:
a) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil
b) PNS harus bias mengayomi kepentingan kelompok minoritas
c) PNS harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang
sikap netral dan adil
d) PNS harus memiliki sikap suka menolong
e) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya
e. Loyal
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam
melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi
PNS sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS yang memiliki

16
loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan ketentuan-ketentuan
kedisiplinan ini dengan baik.
Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi ASN
merupakan perwujudan dari implementasi nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah. Kemampuan
ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam mewujudkan nilai loyal
dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian dari anggota
masyarakat. Selain itu, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan,
instansi, dan negara serta menjaga rahasia jabatan dan negara juga
menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam mewujudkan nilai loyal.
f. Adaptif
Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup.
Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi
selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam
organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal,
seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku
bertanggung jawab, unsur kepemimpinan, dan lainnya.
g. Kolaboratif
Kolaborasi adalah suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat
memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan
solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka

17
terhadap apa yang dapat dilakukan. Collaborative governance merupakan
sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi yang saling
menguntungkan antar aktor governance.
Proses dalam menjalin kolaborasi yaitu trust building (membangun
kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi, face to face dialogue
(melakukan negosisasi yang baik dan bersungguh-sungguh), komitmen
terhadap proses, pemahaman bersama berkaitan dengan kejelasan misi,
definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
bersama, serta menetapkan outcome antara.
h. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kebijakan Manajemen ASN di
Indonesia menggunakan sistem merit yaitu sistem yang diterapkan
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil, wajar,
tanpa membedakan latar belakang: baik secara politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi
kecacatan.
i. SMART ASN
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta
profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan bersikap
responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. Lima
kompetensi yang harus dimiliki oleh SMART ASN 2024:
1. ASN Menguasai IT (Information Technology)
2. ASN Menguasai Bahasa Asing
3. ASN Memiliki Sifat dan Sikap Hospitality (Keramahan)
4. ASN Memiliki Kemampuan Networking
5. ASN Memiliki Jiwa Entepreneurship

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran

18
Media pembelajaran adalah sesuatu yang digunakan sebagai penyalur
atau penghubung materi yang telah direncanakan guru untuk
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran
diharapkan materi yang disampaikan menjadi efesien dan efektif.

Media video mampu memvisualisasika materi dengan baik serta


membantu guru dalam menyampaikan informasi atau materi secara
dinamis. Video animasi merupakan sautu gambar yang dimuat dalam
frame dikombinasi dengan audio dan dapat bergerak secara sekuensial
dan ditambah dengan audio yang sesuai dengan adanya media video
animasi pada proses pembelajaran akan membantu kelangsungan
pembelajaran menjadi lebih efektif

b. Kelebihan Media Pembelajaran Video Animasi


1) Dapat menarik perhatian peserta didik ketika belajar
2) Meningkatkan semangat siswa dalam proses belajar mengajar.
3) Guru dapat menghemat energi karena penjelasanya dituangkan pada
tayangan video
4) Peserta didik mudah memahami materi pelajaran yang sulit dipahami.
5) Dapat digunakan di Handphone dan Laptop

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai