Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS di SDN 5
Pucanglaban dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan aktualisasi ini ditulis untuk
memenuhi persyaratan kelulusan Diklat Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan
I tahun 2021.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penulisan rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih
tersebut penulis tujukan kepada:
1. Bapak Dr. H. Japar.M.Pd sebagai kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang
telah menyelenggarakan dan menerima kami sebagai peserta Latsar.
2. Bapak S. Hadi Purnomo,S.Ag sebagai mentor yang telah memberikan saran guna
memperbaiki tulisan ini agar menjadi lebih baik;
3. Bapak H. Machzudi,SAG,M.Si sebagai penguji rancangan aktualisasi penulis
4. Bapak Bambang Sugeng,S.P.,M.Si sebagai pembimbing (coach) yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan arahan
kepada penulis selama penyelesaian rancangan aktualisasi ini;
5. Para Widyaiswara dan Pendamping panitia yang dengan sabar memberikan
pengetahuan selama kegiatan Diklat Pelatihan Dasar telah membagi ilmunya;
6. Rekan-rekan seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan I tahun
2021
7. Keluarga yang tak henti-hentinya berdoa dan memberi semangat demi kelancaran
dan keberkahan profesi penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat
C. Ruang Lingkup
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi
B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik Satker
C. Analisis Isu
D. Argumentasi terhadap Core Issue
E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS
F. Matrix Rancangan
G. Jadual Kegiatan
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABLE
Tabel 2.1 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL
Tabel 2.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
Table 2.3 Rancangan aktualisasi
Table 2.4 Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Profil SDN 5 Pucanglaban
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASN merupakan aparatur negara yang memiliki tugas sebagai
pelaksana kebijakan-kebijakan pemerintah, sebagai pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan pekerjaannya, ASN dituntut
memiliki kompetensi dan berkarakter sehingga mampu bersikap dan bertindak
professional dalam melayani masyarakat di lingkungan kerja sesuai dengan
profesi masing-masing. Kualitas kinerja dituntut harus baik sehingga dapat
mencapai sasaran yang disudah ditetapkan oleh institusinya. Untuk mewujudkan
ASN yang profesional, diperlukan pola baru dalam Pelatihan Dasar (Latsar) yang
sesuai dengan perkembangan zaman.
Perlunya dibangun ASN yang memiliki integritas, loyalitas, profesional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme yang sesuai dengan UU no.5 tahun 2014 tentang ASN. Sedangkan
pada pasal 10 fungsi ASN yaitu 1) Pelaksana kebijakan publik 2) Pelayan publik
3) Perekat dan pemersatu bangsa. Salah satu fungsi ASN yang sangat sering
kita temui yaitu sebagai Pelayan Publik. Fungsi ini juga dilaksanakan oleh Guru.
Selain itu nilai dasar yang perlu diterapkan bagi ASN adalah ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi)
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam
pembukaan Undang – undang Dasar tahun 1945 adalah mencerdaskan bangsa.
Dalam undang – undang nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
menyatakan bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Sebagai salah satu dari ASN, PNS guru memiliki banyak tantangan
dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik, mengajar, dan membimbing
peserta didiknya. Diantara tantangan yang sering terjadi di sekolah adalah minat
belajar yang masih rendah dan perangkat pembelajaran yang masih
konvensional sehingga menjadikan hasil belajar siswa yang masih rendah.
Penyajian pembelajaran siswa yang inovatif sangat penting bagi
pencapaian prestasi belajar siswa. Dalam hal ini tentu menjadi tugas dan
kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan minat
belajar siswanya serta mencari cara meningkatkan semangat belajar dan cara
menumbuhkan semangat belajar siswa yang menurun. Selain itu penerapan
media pembelajaran dan metode juga sangat berpengaruh dalam peningkatan
minat belajar siswa.
Dalam era pandemik ini sangatlah dibutuhkan pembelajaran yang
inovatif, salah satunya menggunakan metode pengajaran Video based learning,
yaitu penyampaian pengetahuan atau ketrampilan dengan menggunakan video.
Video untuk belajar harus memiliki sedikitnya dua elemen yaitu visual dan audio.
Elemen visual berguna untuk menyediakan sumber utama informasi yang mudah
dipahami dan dilaraskan dengan elemen audio yang digunakan untuk
menguraikan informasi.
Pada saat ini melihat semangat siswa di SDN 5 Pucanglaban untuk
belajar sangat rendah. Hal itu ditandai dengan tidak disiplinnya siswa dalam
pengumpulan tugas, kurang sadarnya bahwa pembelajaran merupakan hal
penting, kurangnya daya dukung orang tua dan perangkat pembelajaran yang
konvensinal sehingga menjadi rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam
pelajaran matematika, Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan
berdampak buruk terhadap
Masa depan mereka dan tujuan pendidikan nasional tidak akan
tercapai. Hal ini lah yang memotivasi saya untuk melakukan upaya
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah SDN 5 Pucanglaban melalui kegiatan
laporan aktualisasi kegiatan latasar golongan III angkatan I tahun 2021. Kegiatan
aktualisasi yang dilaksanakan peserta Latsar diharapkan dapat menguatkan
nilai-nilai ASN dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa
Isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek;
WOG, layanan publik dan manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat berasal
dari Tupoksi , SKP, inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach , serta
penugasan atasan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, penulis akan membuat rancangan
aktualisasi nilai dasar ASN yaitu “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V dengan metode video based leraning di SDN 5 Pucanglaban
Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung” Perancangan aktualisasi ini
ditujukan sebagai salah satu sarana bagi penulis selaku Calon Pegawai Negeri
Sipil dalam mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang disebut
ANEKA
A. Deskripsi Organisasi
Gambar Profil SDN 5 Pucanglaban
3. Profil Organisasi
Nama Sekolah : SDN 5 PUCANGLABAN
NPSN : 20515228
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Dsn Panggungpucung, Desa Pucanglaban,
Kec. Pucanglaban, Kab. Tulungagung
Kode Pos : 66284
Kelurahan : Pucanglaban
Kecamatan : Pucanglaban
Kabupaten/Kota : Tulungagung
Provinsi : Jawa Timur
SISWA
C. Analisis Isu
Isu-isu tersebut dianalisis menggunakan metode AKPL untuk
mengetahui isu yang paling dominan.Analisis tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :
No Isu A K P L Total
Kriteria penetapan:
Aktual
1: pernah benar-benar terjadi
2: benar-benar sering terjadi
3: benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Khalayak
1: tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1: masalah sederhana
2: masalah kurang kompleks
3: masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4: masalah kompleks
5: masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1: masuk akal.
2: realistis.
3: cukup masuk akal dan realistis.
4: masuk akal dan realistis.
5: masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Dari lima isu di atas, dikerucutkan menjadi tiga isu. Dengan menggunakan metode
Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth (G).
Tabel 2.4 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
No Isu U S G Total Rangking
Kurangnya kediplinan siswa terkait
1 4 5 4 13 2
dengan tugas pembelajaran
Kurangnya daya dukung orang tua
2 terhadap perkembangan belajar 3 4 4 11 3
siswa
Rendahnya hasil belajar siswa
3. 5 5 4 14 1
dalam pelajaran matematika
Kriteria penetapan:
Urgency
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4. : penting
5. : sangat penting
Seriousness
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : akibat yang ditimbulkan serius
5. : akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4. : berkembang
5 : sangat berkembang
1) Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan reponsibilitas
atau tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda.
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai,
sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/ instansi.
c. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai – nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun tidak di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada
tercapai tujuan akhir.
2) Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
Negara. Nilai – nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai – nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai Negara sekuler
yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong
nilai – nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat berpolitik. Nilai –
nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai – nilai ketuhanan
yang positif, yang digali dari nilai – nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan. Dengan
berpegang teguh pada nilai – nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif,
dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan
kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmurah masyarakat.
3) Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak – hak individu, mencakup cara – cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal – hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilaukan sesuai nilai – nilai yang dianut.
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain dalam
institusi yang adil (LAN, 2018). Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah periaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik (LAN, 2018). I Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi – dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2018).
Kode etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal – hal
prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulis (LAN, 2018). Kode etik
profesi yang dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan – ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.
Berdasarkan undang – undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut :
4) Komitmen Mutu
LAN RI (2018) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat member kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2018) menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai – nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisien dan berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
5) Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (Sembilan) indikator dari nilai – nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu menderita dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasikannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seorang menjadi
tidak bergantung terkaku banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak – pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memperdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Negara dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar –
besarnya. Ia mencurahkan daya piker dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik – baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih – lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
bergelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak – banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolelir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran
walaupun semua kolega dan teman – teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal – hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Melakukan konsultasi
1 dan diskusi dengan
mentor terkait
rancangan aktualisasi
Menyusun rancangan
2 pelaksanaan
pembelajaran
Mengumpulkan bahan
3 dan peralatan untuk
membuat video
4 Membuat video
pembelajaran
Melaksanakan
5 kegiatan pembelajaran
menggunakan video
based learning
6 Melakukan evaluasi
pembelajaran
BAB III
PENUTUP