Anda di halaman 1dari 41

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI–NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL,


KEDUDUKAN DAN PERANNYA
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa


Kelas V dengan Metode Video Based Learning di
SDN 5 Pucanglaban Kecamatan Pucanglaban
Kabupaten Tulungagung

Oleh:

APIP BRILIAN ARUM SAFII, S.Pd


NIP.19870422 202012 6 002

Peserta PeLatihan Dasar CPNS Gol. III


Angkatan I

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG


BEKERJASAMA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA RI
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN SURABAYA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS di SDN 5
Pucanglaban dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan aktualisasi ini ditulis untuk
memenuhi persyaratan kelulusan Diklat Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan
I tahun 2021.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penulisan rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih
tersebut penulis tujukan kepada:
1. Bapak Dr. H. Japar.M.Pd sebagai kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang
telah menyelenggarakan dan menerima kami sebagai peserta Latsar.
2. Bapak S. Hadi Purnomo,S.Ag sebagai mentor yang telah memberikan saran guna
memperbaiki tulisan ini agar menjadi lebih baik;
3. Bapak H. Machzudi,SAG,M.Si sebagai penguji rancangan aktualisasi penulis
4. Bapak Bambang Sugeng,S.P.,M.Si sebagai pembimbing (coach) yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan arahan
kepada penulis selama penyelesaian rancangan aktualisasi ini;
5. Para Widyaiswara dan Pendamping panitia yang dengan sabar memberikan
pengetahuan selama kegiatan Diklat Pelatihan Dasar telah membagi ilmunya;
6. Rekan-rekan seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan I tahun
2021
7. Keluarga yang tak henti-hentinya berdoa dan memberi semangat demi kelancaran
dan keberkahan profesi penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini.

Surabaya, 20 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat
C. Ruang Lingkup
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi
B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik Satker
C. Analisis Isu
D. Argumentasi terhadap Core Issue
E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS
F. Matrix Rancangan
G. Jadual Kegiatan
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABLE
Tabel 2.1 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL
Tabel 2.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
Table 2.3 Rancangan aktualisasi
Table 2.4 Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Profil SDN 5 Pucanglaban
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASN merupakan aparatur negara yang memiliki tugas sebagai
pelaksana kebijakan-kebijakan pemerintah, sebagai pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan pekerjaannya, ASN dituntut
memiliki kompetensi dan berkarakter sehingga mampu bersikap dan bertindak
professional dalam melayani masyarakat di lingkungan kerja sesuai dengan
profesi masing-masing. Kualitas kinerja dituntut harus baik sehingga dapat
mencapai sasaran yang disudah ditetapkan oleh institusinya. Untuk mewujudkan
ASN yang profesional, diperlukan pola baru dalam Pelatihan Dasar (Latsar) yang
sesuai dengan perkembangan zaman.
Perlunya dibangun ASN yang memiliki integritas, loyalitas, profesional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme yang sesuai dengan UU no.5 tahun 2014 tentang ASN. Sedangkan
pada pasal 10 fungsi ASN yaitu 1) Pelaksana kebijakan publik 2) Pelayan publik
3) Perekat dan pemersatu bangsa. Salah satu fungsi ASN yang sangat sering
kita temui yaitu sebagai Pelayan Publik. Fungsi ini juga dilaksanakan oleh Guru.
Selain itu nilai dasar yang perlu diterapkan bagi ASN adalah ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi)
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam
pembukaan Undang – undang Dasar tahun 1945 adalah mencerdaskan bangsa.
Dalam undang – undang nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
menyatakan bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Sebagai salah satu dari ASN, PNS guru memiliki banyak tantangan
dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik, mengajar, dan membimbing
peserta didiknya. Diantara tantangan yang sering terjadi di sekolah adalah minat
belajar yang masih rendah dan perangkat pembelajaran yang masih
konvensional sehingga menjadikan hasil belajar siswa yang masih rendah.
Penyajian pembelajaran siswa yang inovatif sangat penting bagi
pencapaian prestasi belajar siswa. Dalam hal ini tentu menjadi tugas dan
kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan minat
belajar siswanya serta mencari cara meningkatkan semangat belajar dan cara
menumbuhkan semangat belajar siswa yang menurun. Selain itu penerapan
media pembelajaran dan metode juga sangat berpengaruh dalam peningkatan
minat belajar siswa.
Dalam era pandemik ini sangatlah dibutuhkan pembelajaran yang
inovatif, salah satunya menggunakan metode pengajaran Video based learning,
yaitu penyampaian pengetahuan atau ketrampilan dengan menggunakan video.
Video untuk belajar harus memiliki sedikitnya dua elemen yaitu visual dan audio.
Elemen visual berguna untuk menyediakan sumber utama informasi yang mudah
dipahami dan dilaraskan dengan elemen audio yang digunakan untuk
menguraikan informasi.
Pada saat ini melihat semangat siswa di SDN 5 Pucanglaban untuk
belajar sangat rendah. Hal itu ditandai dengan tidak disiplinnya siswa dalam
pengumpulan tugas, kurang sadarnya bahwa pembelajaran merupakan hal
penting, kurangnya daya dukung orang tua dan perangkat pembelajaran yang
konvensinal sehingga menjadi rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam
pelajaran matematika, Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan
berdampak buruk terhadap
Masa depan mereka dan tujuan pendidikan nasional tidak akan
tercapai. Hal ini lah yang memotivasi saya untuk melakukan upaya
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah SDN 5 Pucanglaban melalui kegiatan
laporan aktualisasi kegiatan latasar golongan III angkatan I tahun 2021. Kegiatan
aktualisasi yang dilaksanakan peserta Latsar diharapkan dapat menguatkan
nilai-nilai ASN dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa
Isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek;
WOG, layanan publik dan manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat berasal
dari Tupoksi , SKP, inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach , serta
penugasan atasan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, penulis akan membuat rancangan
aktualisasi nilai dasar ASN yaitu “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V dengan metode video based leraning di SDN 5 Pucanglaban
Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung” Perancangan aktualisasi ini
ditujukan sebagai salah satu sarana bagi penulis selaku Calon Pegawai Negeri
Sipil dalam mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang disebut
ANEKA

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1. Tujuan
Tujuan dalam perancangan Aktualisai dan habituasi ini yaitu:
1. Untuk meningkatkan profesialime guru dalam pemelajaran
2. Untuk menumbuhkan kreatifitas siswa
3. Untuk menumbuhkan sifat keberanian siswa dalam bersaing
4. Meningkatakan mutu pendidikan SDN 5 Pucanglaban
2. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dalam perancangan Aktualisasi dan
Habituasi yaitu :
1. Bagi peserta didik
Membentuk siswa yang memiliki minat dalam belajar melalui metode
video based learning sehingga dapat terwujudnya tujuan pendidikan.
2. Bagi ASN atau guru
Dapat belajar bertanggung jawab dalam melaksakan tugasnya
sebagai abdi Negara pada khususnya, dan pelayanan publik pada
umumnya.
3. Bagi Instansi/sekolah
Memberikan konstribusi dalam mengembangkan kualitas seorang
guru dan proses pembentukan prestasi siswa melalui peningkatan
hasil belajar siswa melalui metode video based learning.
3. Ruang Lingkup Aktualisasi
Ruang lingkup yang dibahas dalam aktualisasi ini yaitu :
1. Melakukan identifikasi terhadap isu-isu yang ada di unit kerja
2. Melakukan konsultasi dengan atasan langsung yang bertindak
sebagai mentor
3. Membuat metode pembelajaran dengan menggunakan video
based learning
4. Diskusi kepada mentor dan sesama guru tentang metode video
based learning
5. Aktualisasi pembelajaran dengan metode video based learning
6. Melakukan evaluasi pembelajaran dan penilaian harian
7. Melakukan konsultasi atas hasil evaluasi kepada mentor dan guru
sekaligus tindak lanjutnya.
8. Menyusun laporan pelaksanaan aktualisasi

Kegiatan aktualisasi ini akan dilakukan dengan menerepkan nilai-


nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi) sesuai dengan tugas jabatan sebagai guru.
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama proses habituasi 30 hari
kerja mulai 22 April 2021 sampai dengan 2 Juni 2021. Lokasi
pelaksanaan aktualisasi yaitu berada di SDN 5 Pucanglaban. Pihak
yang terlibat dalam proses aktualisasi yaitu kepala sekolah, guru,
tenaga pendidikan dan siswa-siswi SDN 5 Pucanglaban.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
Gambar Profil SDN 5 Pucanglaban

3. Profil Organisasi
Nama Sekolah : SDN 5 PUCANGLABAN
NPSN : 20515228
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Dsn Panggungpucung, Desa Pucanglaban,
Kec. Pucanglaban, Kab. Tulungagung
Kode Pos : 66284
Kelurahan : Pucanglaban
Kecamatan : Pucanglaban
Kabupaten/Kota : Tulungagung
Provinsi : Jawa Timur

SDN 5 Pucanglaban berdiri pada tahun 1985. Secara geografis


posisi SDN 5 Pucanglaban sekitar 50 Km dari pusat kota Tulungagung
disebelah selatan kota Tulungagung.Meskipun berada di pinggiran kota
SDN 5 Pucanglaban berada pada jalur wisata. Bangunan SDN 5
Pucanglaban berada ditengah kawasan pemukiman penduduk dengan luas
lahan 800 m2.
SDN 5 Pucanglaban mempunyai 9 ruang yang terdiri atas 3
ruang kelas, 1 ruang guru , 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang
Komputer, dan 2 kamar mandi. Sekolah ini juga difasilitasi dengan
halaman.
Untuk menunjang keberhasilan operasional SDN 5 Pucanglaban
memiliki sumber daya manusia yang sudah berkualifikasi pendidikan S1.
Tenaga Operasional yang ada terdiri atas guru/pendidik berjumlah 8
orang,dan 1 kepala sekolah. Peserta Didik SDN 5 Pucanglaban pada
Tahun Pelajaran 2020/2021 berjumlah 26 peserta didik.
Struktur Organisasi SDN 5 Pucanglaban adalah sebagai berikut

KEPALA SEKOLAH KOMITE


S. HADI PURNOMO, S.Ag SEKOLAH

GURU KELAS I GURU KELAS IV


MUH.MU’ALIMIN,S.Pd BAYU DWI HANTORO, S.Pd

GURU KELAS II GURU KELAS V


PENI KUSUMASTUTI,
S.Pd APIP BRILIAN ARUM SAFII,
S.Pd

GURU KELAS III GURU KELAS VI


BETI DWI WAHYUNI SUTANTO MALIK, S.Pd

GURU AGAMA GURU OLAHRAGA


MUH. THOYIB, S.Pd.I RATNAWATI, S.Pd

SISWA

4. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi


 Visi
Mengembangkan potensi peserta didik menuju generasi yang cerdas,
terampil, bertaqwa, dan berakhlak mulia.
 Misi
1. Meningkatkan keprofesionalan tenaga pendidik
2. Peningkatan kedisiplinan kerja
3. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia.
4. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
5. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka
6. Proses pembelajaran yang mendidik dan berkompetensi.
Nilai-nilai organisasi yang dikembangkan di SDN 5 Pucanglaban adalah
sikap yaitu :
1. Memiliki integritas ( keselarasan antara pikiran, perkataan dan
perbuatan)
2. Kreatif dan inovatif (memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan hal baru yang berbeda dan yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya yaitu, gagasan metode atau alat )
3. Inisiatif (kemampuan sesorang untuk bertindak melebihi yang
dibutuhkan atau yang dituntut dari pekeejaan)
4. Pembelajaran (selalau berusaha untuk mengembangkankompetensi
dan profesionalisme)
5. Menjunjung tinggi meritrokasi (menjunjung tinggi keadilan dalam
pemberian penghargaan bagi karyawan yang kompeten)
6. Terlibat aktif (senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan)
7. Tanpa pamrih (bekerja dengan tulus ikhlas dan prnuh dedikasi..

B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik Satker


Berdasarkan pengalaman melaksanakan tugas sebagai guru kelas,
terdapat beberapa isu yang dapat diidentifikasi oleh penulis, diantaranya yaitu:
a) Perangkat pembelajaran yang dibuat guru masih konvensional.
Selama 3 bulan kebelakang perangkat pembelajaran masih saja
konvesional, hanya berdasarkan buku LKS dan pemberian tugas saja
memalui WA tidak adanya media yang gunakan dan penjelasannya pun
terkadang tidak diberikan, seharusnya sudah sesuai perkembangan
zaman.
b) Kurangnya kedisiplinan siswa terkait dengan tugas pembelajaran
sehingga para peserta didik akan semaunya saja untuk mengumpulkan
tugas yang diberikan, seharusnya peserta didik tepat waktu dalam
pengumpulan tugas
c) Kurang kesadaran siswa dalam menanggapi tugas
Dalam hal ini peserta didik tidak sadar akan pentingnya suatu tugas
belajar dari guru melalui grup WA, bahkan tidak ada feedback dari peserta
didik terkait tugas belajar yang disampaikan, seharusnya siswa aktif dan
memberi feedback dengan tugas yang yang disampaikan.
d) Kurangnya daya dukung orang tua terhadap perkembangan belajar siswa
Berdasarkan survei pendidik kepada peserta didik, orang tua mereka tidak
bias mendampingi padaa proses belajar melalui WA. Dikarenakan orang
tua bekerja di pagi hari, seharusnya ada keluarga yang mendampingi, jadi
tugasnya bias diselesaikan tepat waktu.
e) Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika
Mengacu pada issue diatas terjadilah issue selanjutnya yang menjadikan
rendahnya hasil belajar siswa,, terutama dalam mata pelajaran
matematika.
Seharusnya mereka sudah paham dengan penjelasan yang sudah diberi
atau dijelaskan pada buku.

C. Analisis Isu
Isu-isu tersebut dianalisis menggunakan metode AKPL untuk
mengetahui isu yang paling dominan.Analisis tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 2.3 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL

No Isu A K P L Total

Perangkat Pembelajaran guru masih


1 4 3 3 4 14
konvensional
Kurangnya kediplinan siswa terkait
2 5 4 4 5 18
dengan tugas pembelajaran
Kurang kesadaran siswa dalam
3 3 3 4 4 14
menanggapi tugas
Kurangnya daya dukung orang tua
4 4 4 4 4 16
terhadap perkembangan belajar siswa
Rendahnya hasil belajar siswa dalam
5 5 5 5 5 20
pelajaran matematika

Kriteria penetapan:
Aktual
1: pernah benar-benar terjadi
2: benar-benar sering terjadi
3: benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Khalayak
1: tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1: masalah sederhana
2: masalah kurang kompleks
3: masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4: masalah kompleks
5: masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1: masuk akal.
2: realistis.
3: cukup masuk akal dan realistis.
4: masuk akal dan realistis.
5: masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.

Dari lima isu di atas, dikerucutkan menjadi tiga isu. Dengan menggunakan metode
Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth (G).
Tabel 2.4 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
No Isu U S G Total Rangking
Kurangnya kediplinan siswa terkait
1 4 5 4 13 2
dengan tugas pembelajaran
Kurangnya daya dukung orang tua
2 terhadap perkembangan belajar 3 4 4 11 3
siswa
Rendahnya hasil belajar siswa
3. 5 5 4 14 1
dalam pelajaran matematika

Kriteria penetapan:
Urgency
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4. : penting
5. : sangat penting
Seriousness
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : akibat yang ditimbulkan serius
5. : akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4. : berkembang
5 : sangat berkembang

Berdasarkan pendekatan analisis teknik USG tersebut, maka kesimpulan


yang diperoleh mengarah pada isu: “Rendahnya hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika”

D. Argumen Terhadap Core Issue


Merujuk pada permasalahan di atas, maka penulis mengusulkan sebuah
gagasan pemecahan isu yakni:
“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V dengan Metode Video
Based Learning di SDN 5 Pucanglaban Kecamatan Pucanglaban Kabupaten
Tulungagung’
Untuk mewujudkan gagasan di atas, maka dibutuhkan beberapa rangkaian
kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja. Rangkaian
kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi terhadap isu-isu yang ada di unit kerja
2. Melakukan konsultasi dengan atasan langsung yang bertindak
sebagai mentor
3. Membuat metode pembelajaran dengan menggunakan video
based learning
4. Diskusi kepada mentor dan sesama guru tentang metode video
based leraning
5. Aktualisasi pembelajaran dengan metode video based learning
6. Melakukan evaluasi pembelajaran dan penilaian harian
7. Melakukan konsultasi atas hasil evaluasi kepada mentor dan guru
sekaligus tindak lanjutnya.
8. Menyusun laporan pelaksanaan aktualisasi

Mengacu pada issue diatas terjadilah issue selanjutnya yang menjadikan


rendahnya hasil belajar siswa,, terutama dalam mata pelajaran matematika.
Pemilihan isu tersebut dilakukan dengan analisis dampak jika hal tersebut tidak
ditangani maka akan berdampak pada hal-hal berikut ini:

1. Nilai anak rendah.


2. Semangat kompetisi anak rendah.
3. Anak – anak sulit melanjutkan ke sekolah selanjutnya
4. Kepercayaan publik dengan sekolah menurun.
Dari isu yang diambil, terdapat masalah yang ada dalam beberapa
permasalahan tersebut. Masalah tersebut yaitu akan terjadi keluhan dari
masyarakat bahwa proses belajar mengajar harus ditingkatkan. Resiko tersebut
akan muncul apabila masih terdapatnya perbedaan pemahaman dan persepsi
pendidik untuk memutuskan cara agar semangat anak semakin baik

E. Nilai – Nilai Dasar Profesi Pns


Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang professional adalah PNS yang
karakternya dibentuk oleh nilai – nilai dasar profesi PNS sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan
masyarakat. Nilai – nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas PNS,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Selanjutnya kelima
nilai dasar tersebut diakronimkan menjadi ANEKA.

1) Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan reponsibilitas
atau tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda.
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai,
sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau


institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai – nilai publik. Nilai
– nilai publik tersebut antara lain adalah :

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007) yaitu


a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan(peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2018), aspek


– aspek tersebut terdiri dari :

a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan

b. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan


c. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
d. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Sedangkan, akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Akuntabilitas vertical, merupakan pertanggungjawaban kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal, merupakan pertanggungjawaban pada
masyarakat luas. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik
yang akuntabelm maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program dan akuntabilitas kebijakan. (LAN RI, 2018)

Berdasarkan aspek – aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap


tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya.
Bofens (dalam LAN RI, 2018) menyatakan bahwa akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk eningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Selain itu, menurut LAN RI (2018) akuntabilitas memiliki tingkatan


hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut :
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder

Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor


publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut :

a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity dan legality)


b. Akuntabilitas proses (process accountability)
c. Akuntabilitas program (program accountability)
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai – nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,
yaitu
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/ instansi.

c. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai – nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun tidak di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

e. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.

f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.

h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

i. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada
tercapai tujuan akhir.

2) Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
Negara. Nilai – nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikan sepertin ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut dengan chauvinisme.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain (LAN RI, 2018). Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsan dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai – nilai Pancasila.

Ada lima indikator dari nilai – nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai Negara sekuler
yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong
nilai – nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat berpolitik. Nilai –
nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai – nilai ketuhanan
yang positif, yang digali dari nilai – nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan. Dengan
berpegang teguh pada nilai – nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif,
dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan
kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmurah masyarakat.

b. Sila kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dank e luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman Negara dalam memuliakan nilai – nilai kemanusiaan
dan hak asasi manua. Ini berarti Negara menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.

c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia


Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan – golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama, keberasaan
bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat gotong royong. Dengan
kegotong royongan itulah, Indonesia harus mempu melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan
suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari territorial Indonesia.
Tujuan Nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong
yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan
keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan
Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negative yang menjadi
ancaman yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi
secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya
khazanah budaya dan pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya.
Ke luar berarti memuliakan kemanusian universal, dengan menjunjung
tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.

d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama,
badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan
aspirasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua,
semangat permusyawaratan bisa menguatkan Negara persatuan, bukan
Negara untuk satu golongan atau perorangan, permusyawaratan dengan
landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, untu rakyat”. Ada tida prasyarat dalam pemerintahan
yang demokratis, yaitu : (1) kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat
yang diperintah; (2) kekuasaan itu harus dibatasi; dan (3) pemerintah
harus berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk dapat menjalankan
pemerintahan secara efektif dan efisien. Secara garis besar, terdapat dua
model demokrasi, yaitu : majoritarian democracy (demokrasi yang lebih
mengutamakan consensus atau musyawarah). Oleh karena itu, pilihan
demikrasi konsesus berupa demokrasi permusyawaratan merupakan
pilihan yang bisa membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

e. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dalam rangka mewujudkan keadilan social, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan
perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945. Peran
Negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a)
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan; (b)
pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan; (c)
proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber dan yang
diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang.

3) Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak – hak individu, mencakup cara – cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal – hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilaukan sesuai nilai – nilai yang dianut.

Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain dalam
institusi yang adil (LAN, 2018). Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah periaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik (LAN, 2018). I Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi – dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2018).

Kode etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal – hal
prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulis (LAN, 2018). Kode etik
profesi yang dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan – ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.

Berdasarkan undang – undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut :

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang – undagan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangan – undangan
mengenai disiplin pegawai ASN
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi dan netralitas, serta
dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2018). Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.

Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya


kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
bahkan tidak sering kali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai – nilai kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dan lain – lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode
etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi
pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan
dan amanah yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia
namun juga di akhirat.

4) Komitmen Mutu
LAN RI (2018) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat member kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2018) menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.

Ada empat indikator dari nilai – nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :

a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.

b. Efisien
Efisien dan berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.

c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.

d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa


mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan mahkan melampaui
harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan segara terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan
perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN,
2018) memperkenalkan lima pilar dalam manajeme mutu terpadu yaitu produk,
proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki
keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat
diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Target
utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan
kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang
tidak mengindahkan peraturan perundang – undangan.

5) Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Ada 9 (Sembilan) indikator dari nilai – nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :

a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu menderita dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasikannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seorang menjadi
tidak bergantung terkaku banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak – pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memperdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Negara dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar –
besarnya. Ia mencurahkan daya piker dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik – baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih – lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
bergelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak – banyaknya.

h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolelir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran
walaupun semua kolega dan teman – teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal – hal yang menyimpang.

i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan


spriritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di
muka bumi, dan selalu inget bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik
dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggung jawabkan secara publik.
F. Matrix Rancangan Aktualisasi
Table 2.3 Rancangan aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Keterkaitan Penguasaa Time
substansi dengan visi n Nilai Schedul
mata misi sekolah Organisasi e
pelatihan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melakukan 1. Menghubungi Tersetujuinya Tahapan ini Tahapan nin Dalam Kegiatan
konsultasi mentor rancangan sesuai dengan sesuai dengan tahapan ini ini
dan diskusi 2. Diskusi aktualisasi yang salah satu misi yaitu menunjukan dilaksana
dengan rancangan telah dibuat berupa muatan mengembangka adanya nilai kan pada
mentor terkait aktualisasi notulen ANEKA yaitu n peserta didik integritas tanggal
rancangan 3. Persetujuan untuk Nasionalisme menuju generasi dan terlibat 22-23
aktualisasi melaksanakan Denga yang cerdas, aktif. April
rancangan melaksanakan terampil, 2021
aktualisasi yang diskusi maka betaqwa dan
telah diajukan akan berakhlak mulia.
mendapatkan Dan sesuai
solusi, dengan Visi
menyampaikan sekolah nomor 1
dan yaitu meningkat
menghargai kan
pendapat, juga keprofesionalan
mengandung tenagan
Etika Publik, pendidik dan
penyampain juga nisi nonor 2
dengan baik, yaitu
komunikatif, peningkatan
jelas dan kediplinan kerja
sopan
Anti Korupsi
yaitu tepat
waktu sesuai
jadwal
2 Menyusun 1. Mengobservasi 1. Hasil lembar Pada tahapan Tahapan ini Nilai Kegiatan
rancangan kemampuan siswa observasi siswa ini memuat sesuai dengan organisasi ini
pelaksanaan 2. Penyusunan 2. Tersusunnya salah satu misi yaitu yang muncul dilaksana
pembelajaran rancangan rancangan muatan mengembangka yaitu terlibat kan pada
pembelajaran pembelajaran ANEKA yaitu: n peserta didik aktif, tanggal
dengan metode matematika Akuntabilitas menuju generasi menjunjung 24 April
video based dengan metode dimana yang cerdas, tinggi 2021
learning video based profesioalisme terampil, meritrokasi
3. Meminta saran learning dalam betaqwa dan
dan masukan dari pembuatan berakhlak mulia.
Mentor dan rekan rencana Dan sesuai
guru senior pelaksanaan dengan Visi
tentang rancangan pembelajaran sekolah nomor 1
pelaksanaan Adanya yaitu
pembelajaran komitmen mutu meningkatkan
yang efektif keprofesionalan
nya tenaga pendidik.
pembuatan
rencana
pembelajaran
Adanya WOG
yaitu kerja
sama antara
rekan guru
senior
3 Mengumpulk 1. Membeli kertas 1. Tersedianya Keterkaitam Tahapan nin Nilai nilai Kegiatan
an bahan dan karton kertas dan ATK, dengan nilai sesuai dengan yang ini
peralatan 2. Menyiapkan ATK kamera dan ANEKA adalah misi yaitu terkandung dilaksana
untuk 3. Meminjam naskah skenario nilai komitmen mengembangka yaitu, tanpa kan pada
membuat kamera mutu dalam hal n peserta didik pamrih tanggal
video 4. Membuat meningkatkan menuju generasi inisistif, 26 – 29
scenario video kualitas yang cerdas, kreatif dan april
pembelajaran terampil, inovatif 2021
serta nilai betaqwa dan
akuntabilitas berakhlak mulia.
dalam hal Dan sesuai
melaksanakan dengan Visi
kegiatan sekolah nomor 2
pembelajaran yaitu kediplinan
dengan kerja dan nomor
profesional 4 yaitu
menyediakan
sarana dan
prasana
pendidikan
4 Membuat 1. Melakukan take 1. Tercipta video Keterkaitan Tahapan nin Nilai- nilai Kegiatan
video video pembelajaran nilai ANEKA sesuai dengan yang ini
pembelajaran pembelajaran matematika dalam tahap ini misi yaitu terdapat dilaksana
matematika jarring – jarring adalah dalam mengembangka yaitutanpa kan pada
jaring – jaring kubus hal komitmen n peserta didik pamrih, tanggal 1
kubus dengan 2. Tercipta video mutu yang menuju generasi terlibaat aktif – 8 Mei
video based pembelajaran terbukti yang cerdas, kreatif dan 2021
learning matematika dengan terampil, inovatif
2. Melakukan take jarring – jarring mempersiapka betaqwa dan
video kubus n bahan ajar berakhlak mulia.
pembelajaran 3. Tersedianya dengan sebaik Dan sesuai
matematika jaring video yang akan baiknya serta dengan Visi
– jaring balok digunakan nilai anti sekolah nomor 1
dengan video dalam korupsi dalam yaitu meningkat
based learning pembelajaran melaksanakan kan
3. Menggabungkan tugas dengan keprosionalan
dan mengedit amanah tenagan
video yang telah pendidik dalam
direkam membuat media
pembelajan
yang kreatif
5 Melaksanaka 1. Mengkondisikan 1. Terkondisinya Keterkaitan Tahapan nin Kegiatan
n kegiatan siswa melalui WA list absensi nilai ANEKA sesuai dengan ini
pembelajaran sebelum siswa di grup dalam tahapan misi yaitu dilaksana
menggunaka pembelaran WA ini adalah nilai mengembangka kan pada
n video 2. Melakukan 2. Tersedianya akuntabilitas n peserta didik tanggal
based pembelajaran video saat karena guru menuju generasi 20 – 24
learning melalui WA pembelajaran melaksanakan yang cerdas, Mei 2021
3. Mengirimkan link tuhas terampil,
video untuk di mengajar betaqwa dan
pelajari dengan penuh berakhlak mulia.
4. Penugasan siswa tanggung Dan sesuai
membuat jarring – jawab serta dengan Visi
jarring kubus dan tampak pada sekolah nomor 1
balok nilai komitmen yautu
mutu yang meningkatkan
mana guru keprofesionalan
berusaha tenaga pendidik
memberikan dalam
pelayanan penyampaian
pembelajaran pembelajaran
secara dan misi nomer
maksimal 6 yaitu proses
pembelajaran
yang mendidik
dan
berkompetensi
6 Melakukan 1. Guru Terkumpulnya Keterkaitan Tahapan ini Nilai – nilai Kegiatan
evaluasi memberikan lembar evaluasi nilai ANEKA sesuai dengan yang ini
pembelajaran lembar evaluasi siswa dan hasil dalam tahapan misi yaitu terdapat dilaksana
siswa dengan karya siswa berupa ini adalah mengembangka yaitu kan pada
WA jarring – jarring terkait nilai n peserta didik memiliki tanggal
2. Guru kubus dan balok.ter etika publik menuju generasi integritas, 25 – 28
mengumpulkan selesainya evaluasi yang yang cerdas, tanpa Mei 2021
hasil karya siswa berhubungan terampil, pamrih
jaring - jarring dengan betaqwa dan dalam
kubus dan balok keterbukaan berakhlak mulia. mengoreksi
3. Mengoreksi dan informasi Dan sesuai evaluasi dan
mencatat hasil terkait hasil dengan Visi terlibat aktif.
belajar siswa. evaluasi. sekolah nomor 5
Selain itu yaitu
keterkaitan Penyelenggaraa
berikutnya n pendidikan
yaitu yang betbuka
berhubungan dan misi no 6
dengan nilai yaitu proses
anti korupsi pembelajaran
yaitu kejujuran mendidik dan
dan sikap berkompetensi
objektif guru
terhadap hasil
belajar siswa
G. Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Table 2.4 Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi

APRIL MEI JUNI


No Kegiatan 3
22 23 24 26 27 28 29 1 3 4 5 6 7 8 20 21 22 24 25 26 27 28 29 31 1 2 3 4 5
0

Melakukan konsultasi
1 dan diskusi dengan          
mentor terkait
rancangan aktualisasi
Menyusun rancangan
2 pelaksanaan  
pembelajaran
Mengumpulkan bahan
3 dan peralatan untuk
membuat video
4 Membuat video        
pembelajaran
Melaksanakan
5 kegiatan pembelajaran      
menggunakan video
based learning
6 Melakukan evaluasi
pembelajaran
BAB III
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini terdiri dari 6 kegiatan yang terdiri dari :


1. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan mentor terkait rancangan
aktualisasi
2. Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran
3. Mengumpulkan bahan dan peralatan untuk membuat video
4. Membuat video pembelajaran
5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan video based learning
6. Melakukan evaluasi pembelajaran

Aktualisasi ini akan dilaksanakan selama 30 hari kerja di SDN 5


Pucanglaban, Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten
Tulungagung
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang – Undangan
Pasal 1 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Pasal 3 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Pembukaan Undang – undang Dasar tahun 1945
Dalam undang – undang nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
Tim penyusun, Modul Akuntabilitas PNS, Surabaya: BDK Surabaya
Tim Penyusun, Sadar Anti Korupsi 2, Surabaya : BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Etika Publik, Surabaya : BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Komitmen Mutu, Surabaya : BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Nasionalisme, Surabaya : BDK Surabaya

Anda mungkin juga menyukai