PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) pada saat ini di atur dalam
peraturan perundang-undangan mengenai Aparatur Sipil Negara yaitu
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014. Dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah diamanatkan bahwa Instansi
Pemerintah diwajibkan untuk memberikan Pendidikan dan Pelatihan (diklat)
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun
untuk masa percobaan. Tujuan dari diklat terintegrasi ini adalah untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan warga negara Indonesia
yang memenuhi persyaratan tertentu yang diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap untuk menduduki jabatan pemerintahan oleh pejabat pembina
kepegawaian. Dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 juga
disebutkan bahwa ASN merupakan profesi yang berlandaskan pada prinsip
nilai-nilai dasar yaitu nilai kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas
moral, dan tanggung jawab pelayanan publik, kualifikasi akademik, jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan profesionalitas jabatan.
Untuk memudahkan dalam memahami nilai-nilai dasar tersebut maka
dikerucutkan menjadi 5 nilai dasar ASN yang disingkat ANEKA yaitu nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Nilai dasar ANEKA ini merupakan postur ideal pemahaman yang
wajib dimiliki dan diimplementasikan oleh semua ASN dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya di instansinya masing-masing.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dalam pola diklat pelatihan
dasar CPNS dilaksanakan dalam enam tahap yaitu tahap merancang
aktualisasi nilai dasar profesi ASN, tahap mempresentasikan rancangan
aktualisasi, mengaktualisasikan nilai dasar di tempat tugas atau instansi
1
tempat peserta diklat, melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar,
mempresentasikan laporan aktualisasi, dan menyusun rencana aksi
penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN. Melaluikegiatan
aktualisasi ini, diharapkan seluruh atau sebagian dari nilai dasar profesi ASN
dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh setiap
peserta prajabatan di tempat tugas atau intansi tempat dimana peserta bekerja.
Tempat tugas atau instansi yang dimaksud dalam hal ini ialah sekolah
sebagaimana jika peserta diklat merupakan tenaga pendidik atau guru.
Guru pada dasarnya merupakan salah satu komponen dalam proses
pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia. Sebagai komponen dalam bidang kependidikan, seorang guru harus
berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, dan dituntut untuk terus berinovasi mengkuti perkembangan
teknologi.
Salah satu sektor perkembangan teknologi yang berkembang dengan
pesat yaitu Komputer. Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah
masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada
sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan biasa,
salah satu contohnya adalah penerapan ujian nasionalMelalui teknik ujian
berbasis komputer.Ujian nasional berbasis komputer disebut juga Computer
Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan
menggunakan komputer sebagai media ujianya.
Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu kabupaten yang sudah
menerapkan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) pada sebagian
sekolah mulai dari sekolah dasar SD, SMP dan SMA. SMP Negeri 1
Kaledupa adalah salah satu sekolah yang merencanakan penerapan UNBK
(Ujian Nasional Berbasis Komputer) pada tahun ajaran 2019/2020, tentu hal
ini tidak akan mudah bagi siswa hal ini dikarenakan belum pernah adanya
pengenalan kepada siswa mengenai teknik ujian berbasis komputer, terlebih
lagimasih ada banyak siswa yang belum bisa mengoperasikan komputer
2
danpermasaalahan yang lain juga sekolah belum ada pengalaman tentang
pelaksanaan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) ini.
Berdasarkan permasalahan tersebut dalam rancangan aktualisasi ini,
peserta mengangkat judul “Optimalisasi Pemahaman Siswa Menghadapi
Ujian Nasional Melalui Pengenalan Teknik Ujian Berbasis Komputer Di
SMP Negeri 1 Kaledupa”. Rancangan aktualisasi tersebut akan dilaksanakan
di instansi tempat penyusun bertugas yakni di SMP Negeri 1 Kaledupa
sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti
Diklat Pelatihan dasar dalam kurun waktu 3 pekan.
B. Tujuan
3
C. Manfaat
D. Ruang Lingkup
4
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
E. Gambaran Umum
SMP Negeri 1 Kaledupa didirikan pada tahun 1964, sekolah ini
berstatus sekolah negeri dengan NPSN (Nomor pokok sekolah Nasional)
40402325. Akreditasi SMP Negeri 1 Kaledupa adalah Terakreditasi A, sebab
sudah memiliki fasilitas dan ruang belajar yang cukup memadai. Bangunan
sekolah milik sendiri dan kegiatan pembelajaran berlangsung pada pagi hari.
SMP Negeri 1 Kaledupa beralamat di Jalan Pasar Ambeua Raya Desa
Ambeua Raya Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi, Kode Pos 93792.
SMP Negeri 1 Kaledupa memiliki 9 ruang kelas untuk belajar. Jarak ke Pusat
Otonomi Daerah Menempuh Perjalanan Kapal laut selama 2 jam. Sekolah ini
memiliki 47 orang tenaga pendidik dan kependidikan dengan rincian 1 orang
kepala sekolah, 27 orang guru tetap, 15 orang guru tidak tetap (Kontrak
Pemerintah/honorer), 4 orang CPNS. Siswa yang menuntut ilmu di SMP
Negeri 1 Kaledupa ini seluruhnya berasal dari beberapa Desa dalam 1
Kecamatan yang berjumlah 229 orang siswa.
5
F. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi SMP Negeri 1 Kaledupa sebagai berikut:
Misi
1. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
2. Mengembangkan bidang pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat
bakat dan potensi peserta didik.
3. Meningkatkan potensi pendidik dan tenaga kependidikan.
6
4. Mewujudkan kerjasama yang harmonis dengan semua pihak dalam
pengembangan sekolah.
5. Mewujudkan sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan.
6. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melaluipengajaran agama.
H. Nilai-Nilai Organisasi
SMP Negeri 1 Kaledupa menerapkan 5 S dan 10 Budaya Malu kepada guru
dan siswa Yaitu :
1. Lima S (5S)
1) Senyum
2) Sapa
3) Salam
4) Sopan
5) Santun
2. Budaya Malu Guru
1) Malu datang terlambat
2) Malu tidak ikut upacara
3) Malu pulang lebih awal
4) Malu bekeja tidak terprogram
5) Malu terlalu sering izin
6) Malu pekerjaan terbengkalai
7) Malu bekerja tanpa bertanggung jawab
8) Malu tidak bertatakrama dan tidak bersopan santun
9) Malu berpakaian tidak rapi dan tidak sopan
10) Malu terima gaji tanpa kekerja
3. Budaya Malu Siswa
1) Malu datang terlambat disekolah dan pulang cepat
2) Malu tidak piket kelas
3) Malu tidak belajar
4) Malu membolos sekolah
5) Malu berbohong dan berdusta
7
6) Malu menyontek
7) Malu bekerja tanpa bertanggung jawab
8) Malu tidak bertatakrama dan tidak bersopan santun
9) Malu berpakaian tidak rapi
10) Malu tidak mengerjakan PR
8
jam tatap muka/ minggu. Sedangkan pelaksanaan pembimbingan oleh
guru BK atau TIK dengan membimbing paling sedikit 5(lima)
rombongan belajar per tahun.
c. Menilai Hasil Pembelajaran atau Pembimbingan.
Menilai merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
hasil pembelajaran atau pembimbingan. Kegiatan penilaian ini
digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
pada tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
d. Membimbing dan Melatih Peserta Didik.
Membimbing dan melatih peserta didik dapat dilakukan oleh pendidik
melaluikegiatan kokurikuler, dan/atau kegiatan ekstrakurikuler.
e. Melaksanakan Tugas Tambahan.
Tugas tambahan yang diemban oleh guru memiliki ekuivalensi
dengan beban mengajar. Artinya tugas tambahan dari guru
disetarakan dengan jam mengajar tatap muka/ minggu.
Tugas guru juga dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2)
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008
Tentang Guru, Yakni;
1. Merencanakan Pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
4. Membimbing dan melatih peserta didik/siswa
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
yang sesuai
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan.
9
Lebih lanjut lagi tugas guru secara terperinci dijelaskan dalam
Permendiknas No. 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka kreditnya, diantaranya;
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
2. Menyusun Silabus Pembelajaran
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya (khusus guru kelas)
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif
15. Melakukan presentasi ilmiah
2. Fungsi
Fungsi Guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam
tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi
lain yang terkandung dalam poin d dan e pasal 20 Undang-Undang No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, serta poin a, b, dan c Pasal 40
Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yakni;
10
1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika
3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis
4) Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan
5) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dan amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikatornya
yaitu sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi
11
c. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
d. Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atas perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada
tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh
setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
12
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
Ketuhanan yang Maha Esa menjadikan Indonesia bukan sebagai
Negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila
justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan
masyarakat dan berpolitik. Nilai nilai ketuhanan yang dikehendaki
pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari
nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan
menjunjung itnggi keadilan dan persaudaraan. Dengan berpegang
teguh pad anilai nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang
positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi
diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran
masyarakat.
b. Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman Negara dalam memuliakan nilia-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti Negara menjalankan
fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman
dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia
terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam
jiwa rakyat sebelumnya yang menjalani satu riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup dalam
suatu wilayah geopolitik nyata.
Selain kehendak hidup bersama, kebersamaan bangsa Indonesia yang
didukung oleh semangat gotong royong. Dengan kegotong royongan
13
itulah Indonesia harus mampu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan tumpah darah Indonesia bukan membela atau mendiamkan suatu
unsur masyarakat atau bagian tertentu dari territorial Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong
yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan
keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai
kebangsaan Indonesia tidak boleh dipandang sebagai hal negative dan
menjadi ancaman yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan
pengetahuan melaluiproses penyerbukan budaya ke luar berarti
memuliakan kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
d. Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunya dua fungsi. Fungsi pertama,
badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan aspirasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan Negara
persatuan, bukan Negara untuk satu golongan atau perorangan.
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat
kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa
kebaikan bagi semua pihak. Abraham Lincoln mendefinisikan
demokrasi sebagai “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat”. Ada tiga persyaratan dalam pemerintahan yang demokratis,
yaitu :
1) Kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah;
2) Kekuasaan itu harus dibatasi; dan
3) Pemerintah harus berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk dapat
menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien.
Secara garis besar. Terdapat dua model demokrasi, yaitu :
majoritarian democracy (demokrasi yang lebih mengutamakan suara
mayoritas) dan concensus democracy (demokrasi yang
14
mengutamakan consensus atau musyawarah). Oleh karena itu, pilihan
demokrasi consensus berupa demokrasi permusyawaratan merupakan
pilihan yang bisa membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia
e. Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga
merupakan perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan
UUD 1945.
Peran Negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial antara lain: (a)
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sesitem kemasyarakatan,
(b) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan;
(c) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya
yang diperlukan, dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas
pengambilan keputusan bagi semua orang.
3. Etika Publik
Etika merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.Adapun nilai-nilai indikatornya adalah
sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
15
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk mengahrgai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator
dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhnyainya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya, penaylahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi pelayanan public adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap indovidu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
16
profesionalisme layanan public yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.Adapun nilai -
nilai indikator nya adalah sebagai berikut :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi probadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian seseorang kepada sesame menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan terdoga untuk
17
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disipilin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesame manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggung jawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan public yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
18
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memicu untuk mencari harta sebanyak banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendiri dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendaoatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
19
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang ii unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1.K.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
1.K.2 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga
Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK
tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua
pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun
dapat berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan
suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari
20
pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan,
kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala
perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di
daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan ii satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN
ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi
daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi
dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerahdaerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan
bangsa.
2. Pelayan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara
Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain
yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Kegitan
tersebut dilaksanakan oleh pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang
yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan pelayanan publik harus berdasarkan standar
pelayanan sebagai tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur. Pelayanan publik diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun
21
2009 Tentang Pelayanan Publik, pengaturan ini dimaksudan untuk
memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan
penyelenggara dalam pelayanan publik. Selain itu, pengaturan mengenai
pelayanan publik bertujuan agar terwujudnya batasan dan hubungan yang
jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; agar
terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; agar
terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan agar terwujudnya perlindungan dan kepastian
hukum bagi masyarakat dalam penyelengaaran pelayanan publik.
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik
dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam
perundang-undangan. Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan
pelayanan publik diperlukan Pembina dan penanggung jawab. Pembina
tersebut terdiri atas pimpinan lembaga Negara, pimpinan kementerian,
pimpinan lembaga pemerintah non kementerian, pimpinan lembaga
komisi Negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya;
gubernur pada tingkat provinsi; bupati pada tingkat kabupaten; dan
walikota pada tingkat kota. Para Pembina tersebut mempunyai tugas
melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
tugas dari penanggung jawab. Sedangkan penanggung jawab adalah
pimpinan kesekretariatan lembaga atau pejabat yang ditunjuk Pembina.
Penanggung jawab mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan
kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan standar
pelayanan pada setiap satuan kerja; melakukan evaluasi penyelenggaraan
pelayanan publik; dan melaporkan kepada Pembina pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh satuan kerja unit pelayanan
publik.
22
3. Whole Of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan
Selandia Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG dalam
mengintegrasikan sektor-sektor ke dalam satu cara pandang dan
sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony Blair
pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi program
pemerintahan, dikenal dengan istilah „joined-up government‟ (Bissessar,
2009; Christensen & L\a egreid, 2006). Di Australia, WoG dimotori oleh
Australian Public Service (APS) dalam laporannya berjudul
Connecting Government: Whole of Government Responses to
Australia's Priority Challenges pada tahun 2015. Namun demikian
WoG bukanlah sesuatu yang baru di Australia. Fokus pendekatan pada
kebijakan. pembangunan dan pemberian layanan publik. Sementara di
Selandia Baru WoG juga dikembangkan melalui antara lain integrasi
akunting pemerintahan, pengadaan barang dan jasa, ICT, serta sektor-
sektor lainnya.
Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai
bagian dari respon terhadap ilusi paradigma New Public Management
(NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi dan cenderung
mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif integrasi sektor.
23
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
C. Analisis Isu
Isu dianalisa dengan matriks USG (urgency, Seriousness, Growth).
1) Urgency, mendesak untuk dibahas dikaitkan dengan waktu
2) Seriousness, seberapa serius dikaitkan dengan akibat yang muncul bila
penyebab isu tidak dipecahkan dan masalah yang akan timbul akan lebih
serius dari masalah pokok
3) Growth, seberapa akan berkembang dikaitkan dengan kemungkinan
masalah
24
Tabel 3.1 Analisis Isu
Skor USG
No Isu Total Ranking
Skor
U S G
Tidak adanya
pengalaman sekolah
1. dalam menerapkan 3 4 5 12 2
UNBK (Ujian Nasiona
lBerbasis Komputer)
Kurangnya sarana
dan prasarana yang
memadai untuk
2. menunjang 3 4 4 11 3
kebutuhan belajar
siswa dalam
menghadapi UNBK
Belum optimalnya
pemahaman siswa
menghadapi ujian
3. nasional melalui 4 5 5 14 1
pengenalan teknik
ujian berbasis
komputer
Berdasarkan hasil analsisis pada table tersebut, di ketahui bahwa isu dengan
skor tertinggi yaituKurangnya pemahaman siswa menhgadapi ujian nasional
melalui pengenalan teknik ujian berbasis komputer.
25
D. Rancangan Pelaksanaan Aktualisas
26
Tabel 3.2. Matriks Rancangan Aktualisasi
e. Mendapatkan e. Tersedianya
aplikasi yang dapat aplikasi yang
membantumengopti akan
malkan pemahaman digunakanyan
siswa menghadapi g dapat
ujian nasional membantu
melalui teknik ujian mengoptimalk
berbasis komputer an
pemahaman
siswa
menghadapi
ujian nasional
melalui teknik
ujian berbasis
komputer
3. Menginstal dan a. Melakukan instalasi a. Terlaksananya a. Menyampaikan fitur, Dengan Kegiatan menginstal
menerangkan aplikasi ke komputer instalasi fungsi serta cara menerangkan fungsi dan menerangkan cara
29
Keterkaitan substansi Kontribusi Kegiatan
Penguatan Nilai
.No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Terhadap Visi Misi
Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
cara yang akan dijadikan aplikasi penggunaan aplikasi fitur, dan cara penggunaan aplikasi ini
penggunaan tempat untuk kekomputer secara cermat, sopan penggunaan aplikasi memberikan penguatan
aplikasi praktek/simulasi yang akan dan bertanggung jawab yang dapat terhadap nilai
dijadikan (Etika Publik) mengoptimalkan organisasi budaya
tempat b. Dengan penuh pemahaman siswa malu siswa yang ke 7
praktek tanggung jawab menghadapi ujian dan8 yaitu “Malu
/simulasi menerangkan kepada nasional melalui bekerja tanpa
siswa fungsi fitur, dan teknik ujian berbasis bertanggung
b. Menguraikan fitur b. Terurainya cara penggunaan komputer jawab”dan “Malu tidak
dan fungsi dari fitur dan aplikasi yang di mewujudkan misi bertatakrama dan
aplikasi yang akan fungsi dari maksud secara jujur, sekolah yang ke 1 tidak bersopan
digunakan aplikasi yang transparan dan yaitu santun”
akan konsisten guna “Meningkatkan
digunakan tercapainya target prestasi akademik
yang di inginkan. dan non akademik.”
c. Menjelaskan cara c. Terlaksanya (Akuntabilitas)
penggunaan aplikasi penjelasan
tersebut penggunaan
aplikasi
tersebut
4. Melakukan a. Membuka aplikasi a. Terbukanya a. Membuat jadwal Dengan terciptanya Kegiatan melakukan
simulasi simulasi ujian aplikasi pelaksanaan praktek simulasi dalam simulasi ini
terhadap berbasis komputer simulasi ujian guna menerapkan aplikasi memberikan penguatan
aplikasi yang berbasis meminimalisir(koru Melalui teknik ujian terhadap nilai
digunakan komputer psi waktu) berbasis organisasi budaya
b. Mengimput b. Terimputnya keterlambatan masuk komputeryang dapat malusiswayang ke 3
30
Keterkaitan substansi Kontribusi Kegiatan
Penguatan Nilai
.No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Terhadap Visi Misi
Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
username username ruangan kelas meningkatkan dan7 yaitu“Malu tidak
danpassword dan dikarenakan lupa pemahaman siswa belajar” dan “Malu
aplikasi password jadwal pembimbingan. maka akan bekerja tanpa
aplikasi (Anti Korupsi) mendukung misi bertanggung jawab”
c. Simulasi menguji b. Menjelaskan fitur-fitur sekolah yang ke 2
coba fungsi-fungsi c. Terlaksanany aplikasi guna yaitu “
fitur aplikasi a simulasi uji meningkatkan Mengembangkan
coba fungsi- transparansi, bidang
fungsi fitur konsistensi serta pengetahuan dan
aplikasi tanggung jawab teknologi
d. Silmulasi pengisian dalam menilai hasil berdasarkan minat
jawaban dari soal- d. Terlaksanany dari soal-soal yang bakat dan potensi
soal yang a simulasi dijawab peserta didik”
ditampilkan aplikasi pengisian (akuntabilitas)
soal-soal c. Membuat inovasi
yang dengan memanfaatkan
ditampilkan printer untuk
aplikasi memeriksa hasil ujian
e. Melakukan simulasi secara lebih efisien
pemeriksaan hasil (Komitmen Mutu)
dari jawaban soal- e. Terlaksanany
soal yang disiapkan a simulasi
aplikasi ujian pemeriksaan
berbasis komputer jawaban dari
soal-soal
yang
31
Keterkaitan substansi Kontribusi Kegiatan
Penguatan Nilai
.No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Terhadap Visi Misi
Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
disiapkan
aplikasi ujian
berbasis
komputer
5. Melakukan a. Membuat bahan a. Tersedianya a. Adanya laporan Laporan evaluasi Kegiatan evaluasi ini
Evaluasi evaluasi dengan bahan evaluasi keatasan kegiatan akan memberikan penguatan
menggunakan evaluasi yang sebagai bentuk menunjukkan sejauh terhadap nilai
Microsoft Word menggunakan pertanggung jawaban manaefektifitas organisasi budaya Malu
dalam bentuk microsft word atas kegiatan yang kegiatan yang Guru yang ke 7
dokumen Kuisioner dalam bentuk dilaksanakan dilaksanakan, hal ini yaitu“Malu bekerja
dan praktek kuisioner dan (Akuntabilitas) berkontribusi pada tanpa bertanggung
praktek b. Mencari tau sejauh misi yang ke 1 yaitu jawab”
mana dampak dan “Meningkatkan
b. Membagikan b. Terlaksananya efektifnya kegiatan prestasi akademik
dokumen hasil pembagian berdasarkan hasil dan non akademik.”
evaluasi dari dokumen hasil ketercapaian output
pembelajaran yang evaluasi dari kegiatan (Komitmen
dilakukan kepada pembelajaran Mutu)
atasan (kepala yang
Sekolah) dilakukan
c. Mengkonsultasikan
kepada atasan hasil c. Terlaksananya
evaluasi dari konsultasi
kegiatan kepada atasan
pembelajaran terkait hasil
32
Keterkaitan substansi Kontribusi Kegiatan
Penguatan Nilai
.No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Terhadap Visi Misi
Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
evaluasi dari
pembelajaran
33
E. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kaledupa. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam
timeline kegiatan pada tabel berikut :
Bulan/Pekan
Keterangan
No. Kegiatan November
1 2 3 4
34
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Pelaksanaan Kegiatan
Rangkaian kegiatan aktualisasi mulai dilaksanakan tanggal 01-29
November 2019.
B. Hasil Kegiatan
Berdasarkan rancangan kegiatan aktualisasi yang telah disetujui,
maka adapun hasil kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan 1.
Tabel 4.1 Kegiatan 1
Menyiapkan
Konsep
Membahas
rencana
kegiatan yang
akan
dilaksanakan
35
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
Mencatat
hasil
konsultasi
dengan atasan
36
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
nilai-nilai dasar ASN yaitu etika Publik, akuntabilitas
dan Komitmen mutu maka ada kemungkinan kegiatan
ini tidak terlakasana dengan baik dan lancar bahkan
tidak menutup kemungkinan tidak terlaksana. Tanpa
adanya sikap sopan santun ketika menghadap atasan
kemungkinan kegiatan ini tidak mendapatkan
petunjuk bahkan persetujuan dari atasan. Dan dengan
menyiapkan konsep terlebih dahulu sebelum
menghadap ke atasan dapat membuat konsultasi lebih
jelas dan terarah.
37
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
2) Kegiatan 2.
Tabel 4.2 Kegiatan 2
Menyediaka
n aplikasi
Menganalisis
fitur dan
fungsi dari
aplikasi yang
akan
digunakan
Menyeleksi
aplikasi yang
digunakan
38
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
Menetapkan
aplikasi yang
akan
digunakan
Mendapatka
n aplikasi
39
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
Outpu/Hasil : a. Tersedianya aplikasi yang berpotensi untuk
mengoptimalkan pemahaman siswa menghadapi
ujian nasional melalui teknik ujian berbasis
komputer.
b. Terlaksananya analisis fitur dan fungsi dari
aplikasiyang akan digunakan
c. Terlaksnanya seleksi aplikasi yang akan
digunakan
d. Ditetapkanya aplikasi yang akan digunakanuntuk
mengoptimalkan pemahaman siswa menghadapi
ujian nasional melalui teknik ujian berbasis
komputer.
e. Tersedianya aplikasi yang akan digunakanyang
dapat membantu mengoptimalkan pemahaman
siswa menghadapi ujian nasional melalui teknik
ujian berbasis komputer
Keterkaitan : a. Lebih memproritaskan Software Buatan
Substansi Mata Developer Dalam Negeri (Nasionalisme)
Pelatihan b. Melakukan seleksi aplikasi yang akan digunakan
dengan berorientasi pada mutu, efektifitas dan
efisiensi (Komitmen Mutu)
Kontiribusi : mengoptimalkan pemahaman siswa menghadapi
Terhadap Visi dan ujian nasional melalui teknik ujian berbasis
Misi Organisasi komputer mewujudkan misi sekolah yang ke 2 yaitu
“Mengembangkan bidang pengetahuan dan
teknologi berdasarkan minat bakat dan potensi
peserta didik”.
Pengutan Nilai : nilai organisasi budaya malu siswa yang ke 3 yaitu
Organsasi “Malu tidak belajar”
Analisis Dampak : Dalam menetapkan aplikasi yang akan digunakan
perlu dilakukan dengan teliti dan memperhatikan
berbagai aspek, muali dari kelengkapan fitur,
kemudahan mengunakan, kelengkapan fitur, serta
lisensi aplikasi, agar terkumpul aplikasi-aplikasi
terbaik yang sesuai dengan kebutuhan.
Jika proses pengumpulan, analisis serta menyeleksi
aplikasi tidak terlaksana maka akan berdampak pada
tidak tersedianya aplikasi yang akan meningkatkan
pemahaman siswa tentang ujian nasional melalui
tehnik ujian berbasis komputer di SMP Negeri 1
Kaledupa
40
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
3) Kegiatan 3
Tabel 4.3 Kegiatan 3
Menguraika
n fitur dan
fungsi dari
aplikasi yang
akan
digunakan
Menjelaskan
cara
penggunaan
aplikasi
41
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
tinggi nilai-nilai etika publik yakni sopan dan santun
Tahapan Kegiatan : a. Melakukan instalasi aplikasi ke komputer yang
akan dijadikan tempat untuk praktek/simulasi
b. Menguraikan fitur dan fungsi dari aplikasi yang
akan digunakan
c. Menjelaskan cara penggunaan aplikasi tersebut
Outpu/Hasil : a. Terlaksananya instalasi aplikasi kekomputer
yang akan dijadikan tempat praktek /simulasi
b. Terurainya fitur dan fungsi dari aplikasi yang
akan digunakan
c. Terlaksanya penjelasan penggunaan aplikasi
tersebut
Keterkaitan : a. Menyampaikan fitur, fungsi serta cara
Substansi Mata penggunaan aplikasi secara cermat, sopan dan
Pelatihan bertanggung jawab (Etika Publik)
b. Dengan penuh tanggung jawab menerangkan
kepada siswa fungsi fitur, dan cara penggunaan
aplikasi yang di maksud secara jujur, transparan
dan konsisten guna tercapainya target yang di
inginkan. (Akuntabilitas)
Kontiribusi : Dengan menerangkan fungsi fitur, dan cara
Terhadap Visi dan penggunaan aplikasi yang dapat mengoptimalkan
Misi Organisasi pemahaman siswa menghadapi ujian nasional
melalui teknik ujian berbasis komputer mewujudkan
misi sekolah yang ke 1 yaitu “Meningkatkan
prestasi akademik dan non akademik.”
Pengutan Nilai : Kegiatan menginstal dan menerangkan cara
Organsasi penggunaan aplikasi ini memberikan penguatan
terhadap nilai organisasi budaya malu siswa yang
ke 7 dan8 yaitu “Malu bekerja tanpa bertanggung
jawab”dan “Malu tidak bertatakrama dan tidak
bersopan santun”
Analisis Dampak : Dalam melakukan kegiatan instalasi dan
menerangkan fitur dan cara penggunaan aplikasi
perlu dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
ANEKA yaitu Etika Publik dan Akuntabilitas. Jika
menyampaikan fitur dan cara penggunaan aplikasi
tidak secara sopan dan santun, maka akan
mendapakan respon yang kurang baik dari siswa.
Selain itu proses instalasi dan penyampaian fitur ini
harus di sampaikan secara jujur, konsisten dan
bertanggung jawab
42
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
4) Kegiatan 4
Tabel 4.4 Kegiatan 4
Mengimput
username
dan
password
aplikasi
Simulasi
menguji
coba fungsi-
fungsi fitur
aplikasi
43
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
Silmulasi
pengisian
jawaban dari
soal-soal
yang
ditampilkan
aplikasi
Melakukan
simulasi
pemeriksaan
hasil dari
jawaban
soal-soal
44
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
Substansi Mata meminimalisir(korupsi waktu) keterlambatan
Pelatihan masuk ruangan kelas dikarenakan lupa jadwal
pembimbingan. (Anti Korupsi)
b. Menjelaskan fitur-fitur aplikasi guna
meningkatkan transparansi, konsistensi serta
tanggung jawab dalam menilai hasil dari soal-
soal yang dijawab (akuntabilitas)
c. Membuat inovasi dengan memanfaatkan printer
untuk memeriksa hasil ujian secara lebih efisien
(Komitmen Mutu)
45
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
5) Kegiatan 5
Tabel 4.5 Kegiatan 5
Membagikan
dokumen
hasil
evaluasi dari
pembelajara
n yang
dilakukan
kepada
atasan
Mengkonsult
asikan
kepada
atasan hasil
evaluasi dari
kegiatan
pembelajara
n
46
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
inovasi agar kegiatan berjalan evektif dan evisien.
47
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
C. Capaian Kegiatan Habituasi
Memilih dan
2 menetapkan aplikasi 05-07 November 2019 100% Terealisasi
yang akan digunakan
Menginstal dan
3 menerangkan cara 08 November 2019 100% Terealisasi
penggunaan aplikasi
Melakukan simulasi
4 terhadap aplikasi 11-25 November 2019 100% Terealisasi
yang digunakan
48
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
49
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara RI, Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. LAN RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI, Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. LAN RI, Jakarta, 2017
50
Rancangan Aktualisasi Wirman, S.Pd